1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Batubara merupakan bahan galian strategis yang mempunyai peran besar
dalam pembangunan nasional terutama dengan kontribusinya terhadap pendapatan
negara. Informasi tentang kondisi sumberdaya dan cadangan batubara sangat
penting dalam merencanakan strategi kebijakan energi nasional. Saat ini
pemerintah sedang meningkatkan pemanfaatan batubara sebagai energi alternatif,
keperluan domestik sektor industri dan pembangkit tenaga listrik, maupun ekspor.
Pemerintah mempunyai kewenangan atas pengelolaan sumberdaya
batubara yang ada di Indonesia dan kewajiban memanfaatkan sumberdaya
batubara seoptimal mungkin sesuai dengan amanat Undang–Undang Dasar 1945,
Pasal 33.
Produksi batubara Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun,
namun peningkatan produksi batubara Indonesia ternyata tidak serta merta diikuti
dengan meningkatnya investasi baru di sektor ini. Sebagaimana diketahui,
investasi merupakan salah satu indikator pertumbuhan perekonomian nasional. Di
sisi lain, kita juga membutuhkan perkembangan industri batubara sehingga dapat
menarik tenaga kerja yang cukup banyak secara kontinyu. Sementara investasi
baru bidang pertambangan belum memungkinkan, sedangkan produksi batubara
Indonesia terus meningkat. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah dan
2
produksi batubara ini tidak lepas dari kebijakan yang dibuat pemerintah, antara
lain adalah program 10.000 MW untuk kelistrikan dan Kepmen. ESDM No. 1604
K/30/MEM/2010 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal
Penjualan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2010. Untuk
memenuhi jumlah ini maka perusahaan harus meningkatkan produksinya untuk
menyeimbangkan dengan penjualan ekspor mereka.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pemerintah sebagai pengelola atas sumberdaya mineral berhak dan
berkewajiban melakukan pengawasan terhadap kegiatan pertambangan dari tahap
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, operasi produksi sampai dengan paska
tambang. Dalam pengawasan tersebut diperlukan ketelitian, perhitungan dan
pengamatan yang menerus secara berkesinambungan agar tidak timbul kerugian
negara.
PKP2B merupakan kontrak antara perusahaan pertambangan dengan
pemerintah Indonesia, saat ini mencapai jumlah 76 perusahaan dengan berbagai
tingkatan tahap kegiatan. Dari semua perusahaan PKP2B tahap produksi kegiatan
penambangan dilakukan dengan sistim tambang terbuka.
Keberadaan industri pertambangan di Indonesia sampai saat ini masih
menjadi salah satu penghasil devisa besar. Penambangan di sektor batubara
memberikan sumbangan yang tidak sedikit. Salah satu propinsi penghasil batubara
terbesar adalah Kalimantan Timur.
Penelitian ini akan mengkaji tentang sebaran, peningkatan produksi dan
3
1. Bagaimana sebaran batubara di Kalimantan Timur?
2. Seberapa besar peningkatan produksi batubara dari tahun ke tahun di
Kalimantan Timur?
3. Sejauh mana hubungan tingkat produksi batubara dengan investasi?
Lingkup penelitian ini adalah perusahaan pertambangan batubara
pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di
Kalimantan Timur untuk tahap produksi pada periode tahun 2010, dengan
menggunakan data seri selama 10 tahun.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk menganalisa sebaran batubara di
Kalimantan Timur, serta hubungan antara tingkat produksi batubara dengan
investasi pada kegiatan pertambangan batubara perusahaan pemegang Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sejak 2001 hingga 2010.
Tujuannya adalah mendapatkan suatu gambaran hubungan antara tingkat
produksi penambangan batubara dengan investasi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian akan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
geologi dan pertambangan. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
masukan dalam penyusunan kebijakan mengenai pengendalian produksi batubara
yang saaat ini tengah disusun Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara serta