Pikiran
Rakyat
Komunikasi
Wakil Rakyat
Oleh DEDDY MULYANATahun lalu, sebagai konsultan, saya mendampingi salah satu lembaga survei multinasional dalam rapat dengar penda-pat dengan suatu komisi DPR. Kami tiba sebelum pukul 9.00 pagi, namun rapat dimulai terlambat 45 men it.
Dari 49 orang anggota komisi yang ter-eantum namanya dalam daftar hadir, hanya belasan orang yang muncul saat ra-pat. Salah seorang anggota terlambat datang satu jam lebih. Dari segelintir anggota DPR yang hadir itu, ada yang asyik mengobrol, ada yang tampak men-gantuk. Ada pula yang membaea majalah dan ada yang makan ka-eang. Ketua komisi tak henti-hel)tinya mengunyah makanan. Tiga orang saya lihat mengutak-atik HP kemudian menelefon.
Pukull0.15 muneullagi seorang anggota dewan. Anggota dewan lain sibuk membaca koran. Padahal saat itu bos lembaga survei multi-nasional sedang memberikan presentasi. Di balkon, para wartawan menyimak aeara dengan serius. Pukull0.20 seorang anggota mulai merokok, sementara yang lainnya mengobrol. Seorang anggota dewan yang sebelumnya sibuk membaea dan sempat ke luar ruangan ke-mudian menginterupsi agar pembieara menyingkat presentasinya.
Apa makna kehadiran dan tindakan para anggota DPR yang terhor-mat itu? Dari 49 orang anggota komisi itu, hanya belasan or.angyang hadir, dan hampir semuanya datang terlambat. Padahal mereka adalah pribumi, sedangkan kami tamu. Jelas, keterlambatan itu me-nunjukkan bahwa mereka meremehkan kami.
Lebih parah lagi, komunikasi mereka tanpa etika saat berdialog. Tidakkah mereka sadar, apa pun yang mereka lakukan saat itu ditafsirkan oleh orang yang hadir. Sungguh ironis. Mereka mengang-gap diri lembaga terhormat, tapi mereka tidak menghargai bukan sa-ja orang lain, tetapi juga diri sendiri. itulah faktanya.
Saya tidak keeil hati. Jangankan kita orang biasa, bahkan Kepala Negara pun sering tidak mereka hormati. Saat Presiden SBY menyampaikan pidato mengenai nota RAPBN2009 pada pertenga-han Agustus2008, tidak sedikit anggota DPR yang ber-SMS, bertele-fon ria, dan tertidur di kursi. Dalam pertemuan lain,. bahkan ada anggota DPR yang menggebrak meja atau bahkan berdiri di atasnya sambi I berteriak-teriak.
Kini, para anggota DPR itu telah menjalankan tugasnya hampir lima tahun. Adakah perilaku komunikasi mereka berubah? Tampaknya tidak, meskipun saya yakin sebagian di antara mereka punya Ike-. mampuan berkomunikasi secara santun, seperti Happy Bone Zulkar-nain dan Dedy Djamaluddin Malik. Apakah wakil rakyat yang baru nan-ti mampu belajar dari kesalahan komunikasi yang dilakukan generasi
wakil rakyat se~lumnya. Waktulah yang akan menjawabnya.
* **
Penulls, Dekan dan Guru Besar Fikom Unpad.
--Kliping
Humos
Unpoo
2009
---
--
~
---o
Senin
o
Salasa
o
Rab'u
.
Kamis
o
Jumat
o
Sabtu
o
Minggu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
;'1
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31