• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu alasan kenapa masih rendahnya jumlah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Salah satu alasan kenapa masih rendahnya jumlah"

Copied!
283
0
0

Teks penuh

(1)

PAKET INFORMASI TERSELEKSI

PERMINYAKAN

Seri: LPG

S

alah satu alasan kenapa masih rendahnya jumlah

dan mutu karya ilmiah Indonesia adalah karena

kesulitan mendapatkan literatur ilmiah sebagai

sumber informasi.Kesulitan mendapatkan literatur

terjadi karena masih banyak pengguna informasi yang

tidak tahu kemana harus mencari dan bagaimana

cara mendapatkan literatur yang mereka butuhkan.

Sebagai salah satu solusi dari permasalahan tersebut

adalah diadakan layanan informasi berupa Paket

Diseminasi Informasi Terseleksi (PDIT).

Paket Diseminasi Informasi Terseleksi (PDIT) adalah

salah satu layanan informasi ilmiah yang disediakan

bagi peminat sesuai dengan kebutuhan informasi

untuk semua bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) dalam berbagai topik yang dikemas dalam

bentuk kumpulan artikel dan menggunakan sumber

informasi dari berbagai jurnal ilmiah Indonesia.

Paket Diseminasi Informasi Terseleksi (PDIT) ini

bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat

akses informasi sesuai dengan kebutuhan informasi

para pengguna yang dapat digunakan untuk keperluan

pendidikan, penelitian, pelaksanaan pemerintahan,

bisnis, dan kepentingan masyarakat umum lainnya.

Sumber-sumber informasi yang tercakup dalam

Paket Diseminasi Informasi Terseleksi (PDIT) adalah

sumber-sumber informasi ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan karena berasal dari artikel

(full text) jurnal ilmiah Indonesia dilengkapi dengan

cantuman bibliografi beserta abstrak.

(2)

DAFTAR ISI

ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS

LPG KAPASITAS 3 KG

Tarmizi;Sri Mulyati Latifah;

Jurnal riset industri.Vol.6, No. 1, 2012: 61-74

Abstrak:

ANALISA PEMBUATAN TABUNG GAS

LPG 3 KG

Mustafa

Jurnal teknologi. Vol.3, No. 1, 2010: 61-69

Abstrak:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

PEMBELIAN/ PENGGUNAAN LPG

David C. Sundoro; Roos K. Andadari

Transformatif : jurnal ekonomi, bisnis dan

kewirausahaan. Vol. 1, No. 2, 2012: 217-232

Abstrak:

ANALISIS KEBIJAKAN KONVERSI

PENGGUNAAN MINYAK TANAH

KE LIQUID PETROLEUM GAS (LPG)

DENGAN PENDEKATAN SYSTEM

DIAGRAM

Ginanjar Yoni Wardoyo

Jurnal sosial-politika. Vol. 14, No.2, 2007: 129-143

Abstract :

This article observed the government “Policy of

Convercy Kerosene” into Liquid Petroleum Gas

(LPG). As in invention for energy development

and utilization and minimize for energy in RAPBN

(national economizing). In the other hand,

this policy create new budget for the support

infrastructure development such as a gas station.

While, there was economic and social impacts

for the poor society who have been depend

on kerosene for longtime. According to this

phenomena, the solutions are how the conversion

program planned comprehensively among all

aspects concerning to community welfare.

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN

DALAM PEMAKAIAN LPG 3 KG DI KOTA

DUMAI

Sirlyana; Tioma Hita

Unitek : universal teknologi. Vol. 2, No. 1, 2012:

23-32

Abstrak:

ANALISIS KESETARAAN NILAI

KALOR LPG DENGAN BIOGAS DARI

BIODIGESTER SKALA RUMAH TANGGA

Samnur; Andi MUhammad Irfan

Teknologi : jurnal teknik mesin. Vol. 14, No. 2,

2011: 103-110

Abstrak:

Pilih/klik judul

untuk melihat full text

i

(3)

DAFTAR ISI

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH

KE LPG 3 KG DENGAN MODEL FISHBEIN

Christine Natalia; Ermina Christantia

Jurnal metris. Vol. 13, No. 1, 2012: 9-16

Abstrak:

ANALISIS SUMBER KETIDAKPASTIAN

PENGUKURAN METODE UJI SNI

7369:2008 REGULATOR TEKANAN

RENDAH UNTUK TABUNG BAJA LPG

Bayu Utomo; Himma firdaus; Hari Tjahjono

Jurnal standardisasi : majalah ilmiah standardisasi.

Vol. 14, No. 2, 2012: 144-153

Abstrak:

EFFECT OF TIO AND NIO ADDITION

ON ELECTRICAL CHARACTERISTICS

OF FE2O3 THICK FILM IN AIR AND

LPG ATMOSPHERES / PENGARUH

PENAMBAHAN TIO DAN NIO

TERHADAP KARATERISTIK LISTRIK

FILM TEBAL FE2O3 DI ATMOSFER

UDARA DAN LPG

Soewanto Rahardjo

Jurnal keramik dan gelas Indonesia. Vol. 20, No. 2,

2011: 91-99

Abstrak:

FORMULASI TINGGI NYALA BAHAN

BAKAR LPG DI DAERAH STABILITAS

NYALA

Prasetyo, Totok

Gelagar : jurnal teknik. Vol. 14, No. 1, 2003: 73-79

Abstrak:

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi nyala dan

stabilitas nyala bahan bakar LPG yang keluar dari

tabung pembakaran pada tekanan dan temperatur

atmosfere diselidiki secara eksperimental. Tinggi

nyala pada penelitian ini diteliti berdasarkan

stabilitas internal (variasi campuran bahan

bakar-udara), serta pengaruh difusi thermal dan difusi

massa terhadap tinggi nyala tersebut. Percobaan

dilakukan dengan menggunakan peralatan

bunsen burner dengan 3 variasi diameter tabung

yaitu do 14, 16 dan 22,5 mm, dan kecepatan

keluar antara 0,81 hingga 2,1 m/det. Berdasarkan

percobaan dalam penelitian ini diperoleh

formula (persamaan) untuk memprediksi tinggi

nyala bahan bakar LPG dalam ekspresi L/do=13.

Lepangkat 0.4.YF pangkat 0.15.Fr pangkat 0.3.

(4)

DAFTAR ISI

IMPLEMENTASI ANALYTICAL

HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM

PENENTUAN KOORDINATOR

LAPANGAN PADA FCG UNTUK PROYEK

KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG 3

KG WILAYAH DISTRIBUSI KABUPATEN

SURAKARTA

Rindra Yusianto; Putut Satriya Baskara

Jurnal techno science. Vol. 2, No.2, 2008: 230-241

Abstrak:

Salah satu sumber kerumitan masalah

pengambilan keputusan adalah adanya beragam

kriteria pemilihan. Oleh karena itu, Analythical

Hierarchy Process (AHP) merupakan teknik untuk

membantu menyelesaikan masalah ini. Dalam

perkembangan AHP tidak saja digunakan untuk

menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan

banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas

sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan

bermacam-macam masalah. Seperti halnya dalam

penelilian ini yaitu dalam penentuan koordinator

lapangan pada Frontier Consulting Group (FCG)

untuk proyek konversi minyak tanah ke LPG 3

kg wilayah distribusi Kabupaten Surakarta. Pada

akhirnya hasil dari metode ini diharapkan dapat

membantu pihak perusahaan dalam meningkatkan

produktivitas koordinator lapangannya.

KAJIAN PENERAPAN PRODUK TABUNG

BAJA LPG 3 KG

Biatna Dulbert; Untari P;Wahyu W

Jurnal riset industri. Vol. 3, No. 1, 2009: 56-63

Abstrak:

KAJIAN PENERAPAN SNI 7368:2007

SYARAT MUTU KOMPOR GAS LPG DAN

SNI TERKAIT LAINNYA UNTUK BAHAN

BAKAR DIMETHYL ETHER (DME)

Sri Kadarwati

Jurnal standardisasi : majalah ilmiah standardisasi.

Vol. 1,2, No. 2, 2010: 134-141

Abstrak:

Dalam rangka mengurangi biaya subsidi minyak

tanah, pemerintah Indonesia meluncurkan

program konversi minyak tanah ke LPG. Sebagai

akibatnya, pemakaian LPG untuk keperluan

rumahtangga meningkat drastis, sehingga terjadi

kelangkaan LPG di pasaran. Berkaitan dengan hal

tersebut, pemerintah bermaksud menggunakan

DME sebagai alternatif pengganti LPG, mengingat

DME mempunyai sifat yang hampir sama

dengan LPG. Di samping itu DME adalah gas

yang dapat terbarukan, tidak beracun, ramah

lingkungan, dan harganya lebih murah daripada

LPG. Permasalahannya adalah apakah kompor

dan asesorisnya yang didesain untuk digunakan

dengan LPG, juga dapat dan cukup aman digunakan

dengan bahan bakar DME. Namun, sampai saat

ini belum ada standar uji untuk kompor dan

asesorisnya dengan bahan bakar DME. Makalah

ini akan membahas hasil kajian penerapan SNI

7368:2007 dan SNI terkait yaitu SNI 7369:2009,

SNI 06-7213-2006 dan amandemennya, serta

SNI1591 :2008 untuk kompor DME. Hasil kajian

menunjukkan secara umum SNI 7368:2007 dapat

digunakan sebagai standar uji kompor gas DME

dengan sedikit revisi pada perhitungan asupan

panas dan efisiensi. Sedangkan untuk SNI lainnya

perlu studi lebih lanjut mengingat sifat DME yang

resisten terhadap karet.

(5)

DAFTAR ISI

KESIAPAN MASYARAKAT SAMARINDA

DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

KONVERSI KEBUTUHAN ENERGI DARI

MINYAK TANAH KE LPG

Baihaqi Hazami

Lembusuana : media peneliti, sejarawan,

budayawan. Vol. 10. No. 106, 2010: 1-10

Abstrak:

PEMANFAATAN DIMETHYL ETHER

(DME) SEBAGAI SUBSITUSI BAHAN

BAKAR MINYAK DAN LPG

Mohamad Sidik Boedoyo

Jurnal teknologi lingkungan. Vol. 11, No. 2, 2010:

301-311

Abstrak:

PEMANFAATAN TUNGKU BERBAHAN

BAKAR LPG DAN MODIFIKASI RUANG

BAKAR UNTUK PEMBAKARAN

KERAMIK UKUR BERGLASIR

M. Dachyar Effendi

Enerlink : jurnal energi dan lingkungan. Vol. 6. No. 1,

2010: 1-6

Abstrak:

PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG

MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

AT89S2051 MELALUI HANDPHONE

SEBAGAI MEDIA INFORMASI

Asep Saepullah;Hadi Syahrial; Arisantoso

Computer science research and its development

journal. Vol. 4, No. 2, 2012: 154-165

Abstrak:

PENGARUH INHIBITOR TEHADAP

KECEPATAN RAMBAT API

PEMBAKARAN LPG

Luh Putu Ike Midiani

Jurnal Logic Vol. 11, No. 3, Nopember 2011: 148-153

Abstrak:

PENGARUH PEMANASAN AWAL

LIQUID POEROLLEUM GAS (LPG)

TERHADAP KARAKTERISTIK NYALA API

DISFUSI

I Made Kartika Dhiputra;harinaldi;NK. Caturwati

Jurnal teknik mesin. Vol. 10, No. 1, 2010: 46-53

Abstrak:

PENGGUNAAN LIQUIFIED PETROLEUM

GASES (LPG) UPAYA MENGURANGI

KECELAKAAN AKIBAT LPG

M. Hasan Syukur

Publikasi karya ilmiah. Vol. 1, No. 2, 2011: 10-27

Abstrak:

PENGUJIAN MESIN DISEL (GENSET)

DENGAN SISTEM BAHAN BAKAR

GANDA SOLAR-LPG

Bambang Yunianto

Rotasi : media komunikasi ilmu dan profesi bidang

teknik mesin. Vol. 10, No. 3,2008: 1-4

Abstrak:

(6)

DAFTAR ISI

PERENCANAAN DISTRIBUSI LPG

DENGAN PERIODIC VEHICLE ROUTING

PROBLEM GUNA MINIMASI BIAYA

TRANSPORTASI (STUDI KASUS PT.

GADING MAS INDAH MALANG)

Annisa Kesy Garside; Nyimas Mirnayanti Jayasari

Sutadisastra

Performa : media ilmiah teknik industri. Vol. 9,

No.1, 2010: 29-38

Abstrak:

PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI

KEBAKARAN PADA TERMINAL LPG

Endro Wahju Tjahjono; Mochammad Ismail

Majalah ilmiah pengkajian industri. Vol. 2, No. 1,

2008: 51-59

Abstract :

Domestic LPG market is increasing based on

the global critical condition of liquid fuel and

government regulation to subsided reduce. The

LPG is hydrocarbon forms that explosive substance

so that fire prevention be needed. For interests

prevent the danger of fire on LPG storage tank,

several fire extinguisher system very necessary.

Fire extinguisher system intends to be overcome

right away if fire accident and for minimize

financial loss. The result of the fire extinguisher

design system for LPG storage tank (3x200 MT)

be obtained minimum water requirement, water

tank area, pump and nozzle requirement.

PROGRAM ‘KONVERSI MINYAK TANAH

KE LPG’ SEBAGAI SUATU TEKNIK

PENGURANGAN EMISI

Endang Suarna

Jurnal rekayasa lingkungan. Vol. 6, No. 2, 2010:

215-221

Abstrak:

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI

DAN PENANGGULANGAN KEBOCORAN

GAS LPG BERBASIS SENSOR TGS2610

Rida Angga Kusuma

Telekontran : jurnal ilmiah online telekomunikasi,

kendali dan elektronika terapan. Vol. 1, No. 1,

2013: 51-58

Abstrak:

REKAYASA KONVERTER KIT

(PENGKONVERSI BBM KE BBG LPG)

PADA MOTOR KATINTING

Ismunandar;Barokah;Marinus S. Tappy

Matric : buletin Akademi Perikanan Bitung. Vol. 2.

No. 20, 2013: 21-30

Abstrak:

(7)

DAFTAR ISI

SIMULASI PROSEDUR KESELAMATAN

KETIKA TERJADI KEBOCORAN GAS

LPG DI DALAM GEDUNG BERBASIS

SERIOUS GAME

Eri Prasetyo Wibowo; Dani Mahardika; Beta Agus

Wardijono

Jurnal ilmiah ilmu komputer. Vol. 7, No. 2, 2011:

207-219

Abstrak:

SISTEM DETEKSI KEBOCORAN GAS

LPG MENGGUNAKAN SENSOR GAS

MQ-6 BERBASIS MICROCONTROLLER

AT89S51

Putu Putra Astawa; Gede Agus Sudiana

Jurnal manajemen dan teknologi informasi. Vol. 3,

No. 1,2012: 1-9

Abstrak:

(8)

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

61

ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG

(FAILURE ANALYSIS LPG GAS CYLINDER CAPACITY 3 KG)

1

Tarmizi , Sri Mulyati Latifah

1

Balai Besar Logam dan Mesin tarmizi@kemenperin.go.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari kebocoran tabung gas LPG kapasitas 3 kg yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding). Untuk itu dilakukan pengkajian kualitas dan performance di daerah lasan pada badan tabung secara metalurgi, dengan melakukan pengujian komposisi kimia dan pengujian mekanik yaitu: uji tarik, uji bending, uji kekerasan, dan metallografi.

Sifat mekanik dari tabung pada dasarnya dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur mikro. Dari hasil uji komposisi kimia, badan tabung mempunyai nilai CE < 0,40%, sehingga mempunyai kemampuan untuk dilas. Tetapi nilai sensitivitas retaknya (P ) mendekati nilai kritis (2,3%) sehingga nilai kekuatan tarik dan keuletannya cm pada sambungan las relatif turun yang menyebabkan adanya retakan dari hasil uji bending. Perbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan

fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion line dengan HAZ sebesar 0,56%

(1,21 HV). Perbedaan yang sangat besar inilah yang memicu terjadinya retak saat pengujian bending pada face

bend, dimana lokasi retakan ada di fusion line.

Kebocoran yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding) disebabkan oleh penipisan dinding tabung akibat proses joggling sehingga pada saat pengelasan arus yang digunakan akan terlalu besar dan akan menyebabkan terjadinya cacat burn through di daerah akar las, sehingga mengubah dimensi ketebalan dinding tabung yaitu dengan adanya cacat yang menyerupai takikan. Hal ini merupakan inisiasi terjadinya retak yang merambat menembus dinding tabung sehingga terjadi kebocoran.

Kata kunci : tabung gas, proses joggling, kebocoran

ABSTRACT

This research was conducted to determine the cause of leakage of LPG gas cylinder with 3 kg capacity of which occurred in the weld area (circumferensial welding). For that, the assessment of quality and performance was conducted in the area of the weld on the tube body by metallurgy, the chemical composition testing, and mechanical testing, namely : tensile test, bending test, hardness, the macro-structure and micro-structure. Which affect the mechanical properties of these cylinder is the chemical composition and microstructure, chemical composition of the test results have CE values < 0,40%, so it has the ability to weld. But the sensitivity of crack (PCM) approaches a critical value (2.3%) so that the value of tensile strength and ductile on the welded joints are relatively down induced cracks from bending test results. Differences in changes in the average hardness value is very large ie with the increase among weld metal fusion line amounting to 11.60% (25.11 HV) and a decline between the fusion line with HAZ 0.56% (1.21 HV). A very big difference is what triggered the crack during bending tests on the location of the bend face cracks in the fusion line.

Leaks that occur in the weld area (circumferensial welding) is caused by thinning of the walls of the cylinder due joggling process so that when the welding current used will be too large which will cause burn-through defects in the weld root, thus changing the dimensions of the cylinder wall thickness in the presence of defects that resembles a notch. Which is the initiation of cracks that propagate through the cylinder wall resulting in leakage.

Keywords : gas cylinder, joggling process, leakage

Negara Indonesia mempunyai cadangan

PENDAHULUAN

bahan bakar minyak tanah yang relatif sedikit dibandingkan bahan bakar gas yang Pemerintah Indonesia telah

melimpah ruah. Seiring dengan kenaikan melakukan program konversi bahan bakar

harga minyak dunia, pemerintah Indonesia minyak tanah ke bahan bakar LPG dimulai

dengan program konversi bahan sejak tahun 2007. Hal ini dikarenakan

(9)

62

bakar tersebut dipercepat, yang welding) secara metalurgi, dengan pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh melakukan pengujian mekanik yaitu: uji tarik Pertamina. Hal ini berdampak pada (tensile testing), uji bending (bend testing), kebutuhan pengadaan tabung gas LPG 3 kg uji kekerasan (hardness testing), struktur yang meningkat dengan drastis yang tidak makro (macro-structure) dan struktur mikro diimbangi dengan pengadaan (supply) (micro-structure).

tabung gas LPG 3 kg yang sesuai dengan Analisa kegagalan adalah langkah standar. Sementara itu kontrol kualitas pada yang dilakukan untuk mengetahui tabung gas LPG 3 kg secara umum kurang penyebab terjadinya kegagalan pada suatu diperhatikan sehinggga banyak kejadian komponen (logam) atau kontruksi. Analisa produk tabung gas LPG 3 kg mengalami kegagalan dilakukan dengan tujuan untuk : kerusakan (failure) seperti bocor (leak) dan

- Mengetahui penyebab kegagalan.

meledak (burst).

- Mencegah kegagalan yang sama

Dengan semakin berkembangnya

supaya tidak terjadi dimasa datang.

pola kehidupan masyarakat dewasa ini,

- Dapat menjelaskan mekanisme

maka masyarakat konsumen menuntut

kegagalan dan memberikan

adanya penyediaan tabung gas LPG yang

rekomendasi untuk menyelesaikan

lebih aman dan terjaminnya perlindungan

permasalahan.

konsumen. Karena yang menjadi

- S e b a g a i d a s a r u n t u k

permasalahan yaitu kualitas dan kinerja

tabung gas LPG 3 kg yang kurang

menyempurnakan desain proses

memenuhi standar dan keselamatan bagi

dari suatu komponen.

konsumen. Terutama disebabkan dengan Faktor-faktor penyebab kegagalan adalah: beredarnya tabung gas LPG ilegal yang

1. Pemilihan material yang salah;

tidak memenuhi Standar Nasional

2. Kesalahan dalam desain;

Indonesia (SNI 1452:2007) ICS 23.020.30

3. Kesalahan proses fabrikasi;

Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang

4. Kesalahan operasional;

berakibat pada keselamatan kosumen.

5. Kesalahan dalam maintenance,

Penelitian ini dilakukan pada tabung

6. Kesalahan dalam kontrol

gas LPG 3 kg berupa kajian kualitas tabung

kualitas;

dari segi bahan baku material dan kinerja

7. Lingkungan dan penggunaaan.

tabung gas LPG 3 kg. Dengan melakukan pengujian tabung gas LPG 3 kg yang sudah

Mekanika Retakan (Fracture Mechanics)

digunakan namun tabung mengalami

kebocoran di daerah lasan. Dari data di Mekanika retakan adalah suatu lapangan kebocoran terjadapat pada m e t o d e u n t u k m e n g a n a l i s a daerah lasan (circumferential welding) yaitu patahan/retakan secara matematik yang sambungan lasan antara badan tabung dapat menentukan besarnya beban yang bagian atas (top tube) dengan tabung mengakibatkan patah. Tegangan lokal di bagian bawah (bottom tube). Kebocoran dekat sebuah retakan atau takikan t e r s e b u t a k i b a t a d a n y a c a c a t bergantung dari tegangan yang bekerja (σ) (diskontinuitas) yang merupakan salah satu dan akar panjang retakan .Hubungan dari proses manufaktur yaitu proses antara tegangan yang bekerja dengan akar pengelasan. Cacat yang terjadi secara panjang retakan disebut faktor intensitas kasat mata di bagian luar badan tabung gas tegangan, K, factor intensitas tegangan I

LPG 3 kg terlihat adanya korosi pada daerah dalam kondisi kritis disebut K Tahap kritis IC.

lasan, sedangkan pada bagian dalam badan biasanya ditentukan oleh tegangan yang tabung gas LPG 3 kg tampak adanya diperlukan untuk pertumbuhan retak mikro diskontinuitas las berupa sambungan las sehingga terjadi perpatahan.

yang tidak sempurna.

Untuk itu dilakukan pengkajian karakteristik di daerah lasan (circumferential

(10)

63

Konsentrasi Tegangan dilas jika logam tersebut setelah dilas menghasilkan suatu ikatan logam yang Umumnya kegagalan bermula akibat kontinyu disebut dengan mampu las adanya konsentrasi tegangan, seperti (weldability). Dimana baik sifat maupun adanya takikan (notch) atau retakan (crack). letaknya dapat memenuhi persyaratan yang Efek takikan akan menyebabkan ketidak telah ditentukan.

kontinyuan secara geometris yang Kepekaan baja terhadap retak lasan berakibat pada tegangan tak merata dapat diperkirakan secara kasar dengan disekitar diskontinuitas tersebut. Pada menggunakan nilai kesataran karbon (Carbon Equivalent). Jika nilai Carbon beberapa daerah disekitar takikan tegangan

Equivalen (CE) ≤ 0,45% maka baja

akan lebih tinggi dari pada tegangan

rata-d i k a t a k a n m a m p u rata-d i l a s t a n p a rata yang jauh letaknya dari takikan

menggunakan tindakan pencegahan (diskontinuitas). Takikan akan menaikkan

khusus, seperti pemansan awal, tegangan (stress raiser) secara lokal diujung

pemanasan akhir atau menggunakan takikan. Parameter yang meningkatkan

elektroda hydrogen rendah. Rumus nilai tegangan lokal disebut faktor konsentrasi

C a r b o n E q u i v a l e n b e r d a s a r k a n

tegangan (stress concentration factor, K ). t

International Institute of Welding (IIW) dan

Besar faktor konsentrasi tegangan sangat

standar ASME-IX 2007 QW-403.26 bahwa dipengaruhi oleh bentuk takikan. Semakin nilai CE adalah sebagai berikut :

tajam takikan maka akan besar nilai konsentrasi tegangannya, seperti terlihat pada Gambar 1 dibawah ini. Efek takikan

mempunyai dampak yang penting terhadap

Untuk nilai sensitivitas retak atau perubahan pada proses patahan. Efek

derajat keretakan material (Critical Material p o k o k k e h a d i r a n t a k i k a n b u k a n Parameter, P ) dimana nilai sensitivitas cm

menimbulkan konsentrsasi tegangan saja

retak untuk pipa baja (pipe steel) Pcm ≤ akan tetapi menghasilkan keadaan 0,15%. Rumus nilai sensitivitas retak [7, ]

tegangan triaksial pada takikan (notch).

(P ) berdasarkan persamaan di bawah ini cm

adalah :

Proses Pembuatan Tabung Gas LPG 3 kg

Tabung baja LPG adalah tabung bertekanan yang dibuat dari plat baja karbon canai panas, digunakan untuk menyimpan gas LPG (liquefied petroleum

gas) dengan kapasitas pengisian 3 kg (7,3

liter) dan memiliki tekanan rancang bangun

2

minimum 18,6 kg/cm .

Bahan baku yang digunakan untuk badan tabung gas LPG 3 kg sesuai dengan

Gambar 1. Pengaruh takikan dan SNI 07-3018-2006, “Baja lembaran pelat

distribusi tegangan dan gulungan canai panas untuk tabung gas (Bj TG)” atau JIS G 3116 SG 30 (SG 295).

Metalurgi Las

Suatu logam dengan proses las dan untuk pemakaian tertentu dikatakan dapat

(11)

64

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ... ( Tarmizi )

Proses yang berhubungan dengan

tabung antara tabung atas dan

pembuatan tabung gas LPG 3 kg yaitu

t a b u n g b a w a h d e n g a n

dengan teknik pembentukan logam prinsip

menggunakan proses SAW, dengan

dasarnya yaitu melakukan perubahan

sambungan berbentuk las tumpang.

bentuk dengan cara memberikan gaya luar

Proses pengelasan dilakukan dua

sehingga terjadi deformasi plastis pada

putaran dalam waktu 4 menit.

benda kerja. Proses pembuatan tabung gas

2. Checking secara visual dan dimensi.

LPG berdasarkan temperatur termasuk

3. Repair adalah perbaikan jika ada

proses cold working.

yang rusak atau cacat.

Proses yang berhubugan dengan pembuatan tabung LPG

3 kg

yaitu:

Pengujian Tabung LPG 3 kg Shearing, Blanking, Notching, Pierching,

Bending, Deep Drawing, Edge Trimming, Pengujian tabung baja LPG 3kg

Welding, Jogling, Turning, Treading and dilakukan setelah produk finishing setiap

marking. 500 buah tabung diambil 1 buah tabung

untuk mendapatkan pengujian berupa:

1. Uji ketahanan pecah dengan

Tabung Bagian Atas (top tube)

menggunakan tekanan air

Bahan tabung baja LPG 3 kg sesuai

minimum 110 kg/cm2, pecahnya

dengan spesifikasi standar JIS G 3116-2000

tabung tidak boleh pada

kelas (SG 295), “steel sheets, plates, and

sambungan las atau pada

strip for gas cylinders” yaitu baja lembaran

daerah pengaruh panas (HAZ).

khusus untuk tabung gas. Grade dan simbol

2. Uji tarik pengelasan sesuai

yang digunakan adalah SG 295 ketebalan

dengan SNI 07-0408-1989.

yang diizinkan adalah 1,6 mm sampai

3. U j i b e n g k o k / l e n g k u n g

dengan 6,0 mm. Ketebalan rata-rata bahan

badan tabung adalah 2,2 mm. Dengan

pengelasan sesuai dengan SNI

Dimensi baja lembaran tersebut adalah 380

07-0410-1989.

x 760 x 2,2 mm. Uji X-ray pada pengelasan sesuai dengan SNI 05-3563-1994 “Bejana tekan”, I-A, Bab BL “Persyaratan bejana tekan yang

Tabung Bagian Bawah (bottom tube) difabrikasi dengan pengelasan”, BL-51B.

Bahan badan tabung baja LPG 3kg sesuai dengan spesifikasi standar JIS G

3116-2000 kelas (SG 295) “steel sheets,

METODA PENELITIAN

plates, and strip for gas cylinder “, yaitu baja

lembaran khusus untuk tabung gas. Dengan Dalam penelitian ini dilakukan dimensi baja lembaran tersebut adalah 380 serangkaian pemeriksaan dan pengujian x 760 x 2,2 mm. Proses produksi untuk seperti yang ditampilkan pada Gambar 2, tabung bagian bawah (bottom tube) yang dimulai dengan melakukan dilakukan setelah proses shearing dan pengamatan visual pada tabung gas LPG 3

blanking sama dengan pada tabung bagian kg yang mengalami kebocoran kemudian

atas. dilanjutkan dengan pengambilan sampel uji komposisi kimia, uji mekanik (uji tarik dan uji lengkung sambungan lasan) dan uji

Bottom and Top Tube Assymbling metalografi. Kemudian dilakukan

pengamatan metalografi dengan mikroskop Proses penggabungan yang dilakukan

optik dan pengujian tarik dan lengkung antara tabung bagian bawah dan bagian

pada material tabung yang mengalami atas (bottom and top tube assymbling)

kebocoran. Pengambilan dan pembuatan dilakukan dengan proses sebagai berikut:

sampel uji mekanik sesuai dengan standar

1. Circumferential welding yaitu

ASME Section IX.

(12)

Stud i Lite ra tur UJ I KO M PO SO SISI KIM IA P EN GU JIA N L A BO RA TO R IUM Ta b un g Ga s B oco r - T AB UN G LP G 3 kG U JI

ME TALO GR AFI M EKAN IKU JI

D ata & P em baha sa n

An alisa Pros es

K esim p ula n & Sara n P e m e ri ksaa n

V isu a l

65

bahan badan tabung gas LPG 3

kg dan pada sambungan lasan

badan tabung bagian atas

dengan tabung bagian bawah.

3) Uji bending dilakukan pada

sambungan lasan antara badan

tabung bagian atas dengan

tabung baian bawah.

4) Pengujian kekerasan dilakukan

pada badan tabung gas dan pada

sambungan las bagian atas

tabung dengan bagian bawah

tabung (top tube and bottom

tube) terutama di daerah weld

metal, HAZ dan base metal.

5) Pengujian struktur makro untuk

mengetahui daerah sambungan

las secara makro.

6) Pengujian struktur mikro untuk

Gambar 2. Diagram alir penelitian

mengetahui fasa-fasa yang

Dari diagram skema proses tersebut

terbentuk dari suatu material di

dapat dijelaskan langkah-langkah penelitian

daerah weld metal, HAZ dan

yang dilakukan adalah:

base metal.

1. Persiapan tabung gas LPG 3 kg yang

PENGAMATAN VISUAL

bocor yang didapat dari agen

penjualan LPG.

Tabung gas LPG 3 kg atau disebut

2. Studi literaur dilakukan untuk

tabung bertekanan yang terbuat dari plat

mendapatkan gambaran yang

baja karbon canai panas berfungsi untuk

menyeluruh proses pembuatan

menyimpan gas LPG (liquefied petroleum

tabung gas LPG 3 kg yaitu proses

gas) dengan kapasitas pengisian 3 kg (7,3

forming dan welding dengan

liter) dan memiliki tekanan rancang bangun

membandingkan hasil produk

minimum 18,6 kg/cm . Sebelum penelitian, 2

dengan standar yang telah

dilakukan pengamatan pada tabung gas

ditetapkan.

LPG 3 kg yang bocor. Tabung yang diteliti

3. Identifikasi masalah dilakukan

dan diuji adalah tabung yang sudah

dengan:

dipergunakan dan mengalami kebocoran,

- Mengidentifikasi secara visual.

seperti terlihat pada Gambar 3.

- P r e p a r a s i s a m p e l u n t u k

pengujian.

4. Pengujian laboratorium dilakukan

untuk mengidentifikasi kerusakan

yang terjadi dan penyebab

kerusakan tersebut. Pengujian yang

dilakukan adalah:

1) Pengujian spectrometer untuk

m e n g e t a h u i k a n d u n g a n

komposisi kimia material tabung.

2) Uji tarik dilakukan pada material

Gambar 3. Foto tabung LPG 3 kg yang bocor,

arah panah menunjukkan lokasi kebocoran.

(13)

66

Gambar 5. Lokasi terjadinya kebocoran

Produksi tabung gas LPG 3 kg Sebelum pengujian struktur makro berdasarkan SNI 1452 2007 dengan dilakukan pengamatan secara visual spesifikasi tabung terdapat pada bagian terhadap tabung yang bocor. Dari pegangan tangan tabung. Untuk tabung pengamatan terhadap tabung secara yang bocor diproduksi bulan 03 tahun 2009 visual. Pada bagian luarnya secara visual dengan masa umur pakai sampai bulan 03 adanya kerusakan berupa kebocoran di tahun 2014. Kedua tabung tersebut derah lasan, sedangkan pada bagian dalam mempunyai masa uji ulang pada tahun I, II, tabung adanya cacat lasan akibat proses III dan IV, seperti terlihat pada Gambar 4. las (welding) tidak sempurna sepanjang 1/5 bagian keliling tabung, seperti terlihat pada Spesifikasi tabung gas LPG 3 kg yaitu:

Gambar 6.

§

Diproduksi untuk PERTAMINA

§

K o d e N a m a p e r u s a h a a n

pembuat tabung dan nomor seri

produksi LPG.

§

WC (water capacity) : 7,30 liter,

§

TW (tube weight)

: 5,00 kg,

2

§

TP (test pressure)

: 31 kg/ cm

§

Produksi

:03Tahun

2009

Gambar 6. Lokasi kebocoran pada bagian

dalam

Adapun lokasi pengambilan sampel untuk makro struktru seperti terlihat pada

Gambar 7. Pengamatan struktur makro

dilakukan pada daerah lasan yang bocor dengan pembesaran 7X.

Gambar 4. Spesifikasi tabung LPG yang bocor

Pada tabung yang bocor sebelumnya sudah digunakan untuk pengisian gas LPG 3 kg. Namun umur pakainya kurang dari setahun sudah mengalami kebocoran di daerah lasan yang menggunakan las cincin

Gambar 7. Lokasi pengambilan sampel

(welded circumferential joint) dengan sistem

metalografi tumpang (joggle offset) pada komponen

bagian bawah tabung (bottom tube).

Kebocoran tersebut yang secara visual Dari hasil uji makro struktur seperti dapat terilihat dengan jelas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8 ditunjukan pada Gambar 5 di bawah ini. menunjukkan terjadinya pelelehan logam las di daerah akar las (melt through) sehingga terbentuk takikan seperti yang ditandai lingkaran merah, hal ini bisa terjadi jika arus yang digunakan terlalu besar atau kecepatan pengelasan yang terlalu lambat, atau bisa saja arus dan kecepatan sudah sesuai dengan WPS (welding procedure

specification) karena parameter las yang

digunakan konstan dan tidak semua produk mengalami cacat. Dari hasil makro struktur

(14)

67

dapat dilihat bahwa terjadi penipisan tabung yang tidak cacat karena tidak ada dinding tabung akibat proses joggling takikan konsentrasi tegangan yang terjadi terutama didaerah kampuh las dimana hampir seragam/homogen kesemua arah terjadinya cacat tersebut terlihat perbedaan yang mengakibatkan adanya daerah ketebalan yang sangat mencolok antara elastis. Saat tabung diberi beban daerah ujung lasan dan daerah cacat. (digunakan) tabung tersebut mengalami Dengan terjadinya penipisan dinding tegangan triaksial, yaitu tegangan yang tersebut maka parameter las yang terjadi pada arah sumbu X, Y dan Z adalah digunakan walaupun sudah sesuai dengan tegangan tarik, dan pada sumbu Z adalah WPS mengakibatkan terjadinya cacat tegangan tekan (arah tebal tabung) sebagai karena dinding yang tipis tersebut menerima reaksi dari adanya tegangan tarik. Akibat parameter las lebih besar dari yang adanya tegangan tekan pada sumbu X seharusnya. menimbulkan penipisin dinding tabung sedangkan pada sumbu Y dan Z yang mengalami tegangan tarik yang akan menimbulkan perpanjangan pada material tabung tersebut.

Efek konsentrasi tegangan pada saat tabung digunakan (diberi beban) di daerah ujung takikan akan terjadi konsentrasi tegangan yang melebihi kekuatan luluhnya, sehingga didaerah

HNO 1:3 7X3 sekitar takikan akan lansung muncul daerah

Gambar 8. Struktur makro lokasi kebocoran plastis. Dan mengakibatkan timbulnya

tegangan tarik triaksial pada arah sumbu Dari hasil pengukuran ketebalan X, Y dan Z adalah tegangan tarik, hal ini menunjukkan terjadinya penipisan didaerah sangat berbahaya karena menimbulkan kampuh sistem tumpang (joggle offset) hasil tabung berperilaku getas (patah getas). pengukuran dapat dilihat pada Gambar 9. artinya tabung tersebut memiliki laju

regangan yang sangat tinggi (laju perambatan retak sangat tinggi) dan pengeresan regangan yang juga tinggi.

Berdasarkann analisa Mekanika Retakan (Fracture Mechanics) takikan akan menjadi retak awal dan dapat merambat hingga menembus dinding tabung dengan ketebalan dinding tabung

Gambar 9. Penipisan dinding tabung

2,2 mm. Dari hasil perhitungan panjang retak kritis, a = 10,7 mm, karena retak kritis c

K a r e n a a d a n y a c a c a t y a n g

melebihi tebal bejana yaitu 2,2 mm, retak menyerupai takikan akan menjadi

akan menembus dinding tabung berupa konsentrasi tegangan yang tidak

kebocoran baru kemudian pecah. Kondisi homogen/menaikkan tegangan secara

ini disebut “bocor sebelum pecah/rusak” lokal di ujung takikan yaitu adanya faktor

atau “leak before break”. konsentrasi tegangan. Faktor konsentrasi

tegangan sangat dipengaruhi oleh bentuk Kegagalan tabung akibat adanya takikan, jika takikan semakin tajam maka bocor jika dilihat dari perancangan design semakin besar nilai faktor konsentrasi tabung telah memenuhi kriteria “bocor tegangannya. Efek takikan akan sebelum pecah/rusak” atau “leak before menyebabkan ketidak kontinyuan secara break”, karena a >> t. Artinya jika ada c

geometris (any geometril discontinuities) retakan/takikan maka tabung tidak pada bahan/komponen. langsung pecah atau meledak, tetapi Efek konsentrasi tegangan pada retakan merambat menembus tebal

(15)

68

Tabel 1. Hasil uji komposisi kimia

dinding tabung dan tidak sempat pecah. Yang terjadi hanya kebocoran karena tabung dirancang bocor dahulu sebelum meledak.

Ta k i k a n y a n g t e r j a d i p a d a sambungan las mempengaruhi juga terhadap tebal minimum yang diizinkan berdasarkan standar SNI 1452-2007 untuk tabung gas LPG 3 kg. Ketebalan minimum terbesar dinding tabung yang diizinkan adalah 1,97 mm, dengan ketebalan tabung ≥ 1,97 mm maka tabung dalam keadan aman untuk dipegunakan. Tetapi dengan adanya takikan maka tebal dinding tabung akan berkurang, dari hasil analisa perhitungan, maka tebal yang paling m i n i m u m d i i z i n k a n m a s i h a m a n dipergunakan adalah 1,57 mm.

Dari data di lapangan didapatkan tebal dinding tabung yang bocor sebesar 2,2 mm, tapi akibat adanya takikan dengan

tebal/panjang retakan 0,9 mm, maka di Dari pengujian komposisi kimia daerah takikan tersebut tebal dinding yang ditunjukkan pada tabel 1 tabung menjadi 1,3 mm. Karena ketebalan memperlihatkan bahwa kedua bahan badan dinding tabung menjadi 1,3 mm sehingga tabung masuk dalam rentang persyaratan ketebalan tabung tersebut berada dalam material baja berdasarkan JIS G 3116 SG keadaan yang sangat kritis yaitu berada 295 dan dan SNI 07-3018-2006. Dan bahan pada ketebalan yang paling minimum sekali badan tabung tersebut ditinjau dari unsur yang diizinkan berdasarkan SNI yaitu 1,57 kandungan karbon termasuk dalam mm dan berdasarkan standar JIS G 3116 klasifikasi baja karbon rendah (low carbon SG 295:2000 ketabalan minimumnya 1,6 steel).

mm. Artinya adanya takikan/retak yang Untuk melihat kemampuan las merupakan awal dari kebocoran sehingga (weldability) bahan badan tabung gas LPG jadi penyebab tebal dinding tabung menjadi 3 kg mengacu pada nilai kesetaraan karbon berubah ketebalannya yang tidak sesuai (Carbon Equivalen) berdasarkan rumus dari lagi dengan standar SNI 1452. 2007 dan JIS International Institute of Welding (IIW) dan G3116 SG 295: 2000. standar ASME–IX 2007 QW-403.26. Dari hasil analisa perhitungan tebal Dimana nilai CE dari hasil pengujian yang diizinkan berdasarkan SNI dan JIS spectrometri pada tabung yang bocor yaitu jika t ≤ tminimum (1,3 ≤ 1,57) maka (0,348%). Tabung tersebut mempunyai

ketebalan dinding tabung sangat berbahaya kemampuan untuk dilasnya baik karena dan riskan terhadap kebocoran dan nilai CE < 0,40%.

rusak/pecah juga terhadap kemungkinan- Dari hasil pengujian komposisi kimia kemungkinan lainnya. dapat dihitung nilai sensitivitas retak lasan (P . Nilai sensitivitas retak (P ) pada cm cm

tabung yang bocor (0,242 %) nilainya lebih

Hasil Uji Komposisi Kimia tinggi yang akan memicu terjadi retak

Hasil pengujian komposisi kimia (crack) pada lasan. Sehingga tabung yang pada tabung gas LPG 3 kg dari hasil bocor akan lebih sensitif terhadap retak pengujian spektrometri yang kesesuaian lasan. Namun tabung tersebut berada dengan SNI 07-3018-2006 dan JIS G 3116 - pada nilai sensitivitas retak (Pcm) yang 2000 SG 295 adalah sebagai berikut :

Unsur Komposisi (%) JIS G 3116 C 0,193 0,20 max Si 0,0341 0,35 max Mn 0,893 1,00 max P 0,0145 0,040 max S 0.0038 0,040 max Cr 0,0219 ---Mo 0,0010 ---Ni 0,0123 ---Al 0,0306 ---Co 0,0078 ---Cu 0,0122 ---V 0,0017 ---W 0,0017 ---Ti - ---Nb - ---B - ---Fe 98,8 CE 0,348 0,40 max Pcm 0,242 0,23 max

(16)

69

Parameter Uji Rumus Hasil

Tebal Awal, T0(mm) T01 2,24 T02 2,26 T03 2,24 T0range 2,24 Lebar Awal, W0(mm) W01 6,01 W02 5,99 W03 6,01 W0range 6,00

Luas Penampang Awal, A0

(mm2) A0 13,44

Tebal Akhir, Ti(mm) Ti 1,84

Lebar Akhir, Wi (mm) Wi 4,53

Luas Penampang Akhir,Ai

(mm2) Ai 8,34

Susut Penampang Akhir, % (A0-Ai)/A0x100% 37,95

Panjang Ukur Awal, Lo(mm) L0 25

Panjang Ukur Akhir, Li(mm) Li 27,20

Regangan, (%) (Li-L0)/L0x100% 8,8

Beban Tarik Maksimum, Fmax

(kgf) Fmax 890.4

Kuat Tarik,su (kgf/mm2) su 66,25

Beban Luluh, (kgf) F 0,2% 792,8

Kuat Luluh, sy (kgf/mm2) s 0,2% 58,99

Parameter uji Material Uji

Tarik 1 Tarik 2 G3116JIS

Kuat Tarik,

kg/mm2 42,00 37,80 44,00

Sampel Uji Sifat tampak Root Bend 1 Bagus Root Bend 2 Bagus Face Bend 1 Retak, 22,5 mm Face Bend 2 Retak, 23,60 mm

mendekati nilai kritisnya maksimal yaitu Pengujian Kekerasan

0,23 % max, akibatnya mempengaruhi Pengujian kekerasan menggunakan terhadap sifat mekanik hasil lasan yaitu nilai Micro Hardness Vickers dengan beban 100 kekuatan tarik dan keuletan (ductility) akan gf dengan waktu penekanan 10 detik. semakin rendah/kecil. Pengujian ini dilakukan dari arah pusat

lasan (weld metal) ke arah kiri menuju base

Pengujian Tarik metal, distribusi penjejakan kekerasan pada

Hasil pengujian uji tarik material tabung yang bocor seperti terlihat pada tabung gas LPG 3 kg dapat dilihat pada Gambar 10.

Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini, dan

perbandingan kedua material tabung gas LPG 3 kg dengan standar JIS G 3116 SG 295- 2000.

Tabel 2. Hasil uji tarik material tabung

Gambar 10. Distribusi lokasi uji kekerasan Tabel 5. Grafik uji kekerasan

Berdasaran data grafik kekerasan

Gambar 10 dan Tabel 5 untuk tabung yang

Tabel 3. Hasil uji tarik lasan bocor perubahan yang terjadi antara nilai

kekerasan rata-rata material badan tabung terhadap nilai kekerasan rata-rata pada sambungan las cukup signifikan. Dengan

kenaikan kekerasan rata-rata pada daerah sambungan las sebesar 8,462% (18,31% HV) terhadap kekerasan rata-rata material

Pengujian Bending

badan tabung (210,65 HV). Kenaikan Hasil pengujian bending sesuai

kekerasan yang paling terbesar berada dengan ASME Section IX, seperti pada

antara fusion line dengan weld metal Tabel 4, dibawah ini.

sebesar 11.60% (25,11 HV).

Jika dilihat dari grafik di atas ada

Tabel 4. Hasil uji bending lasan

perbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion

(17)

70

line dengan HAZ sebesar 0,56% (1,21 HV). nilai kekuatan tarik yang dihasilkan lebih

Perbedaan yang sangat besar inilah yang rendah dan tidak masuk dalam persyaratan memicu terjadinya retak/crack saat standar ASME IX QW-153 bahwa kekuatan pengujian bending pada face bend yang tarik minimal yang diizinkan kurang dari 5% lokasi retakan ada di fusion line. Karena kekuatan tarik minimum bahannya. Hal ini perubahan nilai kekerasan yang cukup dikarenakan bahwa pengujian kekerasan tinggi akan menurunkan keuletan, mengabaikan aspek-sapek takikan ataupun sehinggga terjadi retakan di daerah aspek lainnya dan pengujiannya terlokalisir. tersebut. Dengan panjang retakan pada Sedangkan pengujian tarik dilakukan

face bend sebesar 22,50 mm dan 23,60 mm. terhadap seluruh penampang spesimen

sehingga jika ada takikan/efek konsentrasi Jika perubahan nilai kekerasan

rata-tegangan akan mempengaruhi nilai rata pada daerah weld metal, fusion line,

kekuatannya. Selain itu yang mepengaruhi

HAZ, recrystallized zone dan base metal

nilai kekuatan adalah kandungan relatif kecil akan meningkatkan keuletan

komposisis kimia. daerah sambungan lasan tabung tersebut

walaupun tidak signifikan pada daerah Hasil uji struktur makro pada tabung tertentu. Tetapi jika perubahan nilai yang bocor akibat adanya cacat yang kekerasan rata-rata pada daerah weld menyerupai takikan di daerah sambungan

metal, fusion line, HAZ, recrystallized zone las meningkatkan kecenderungan tabung

dan base metal tinggi dan terjadi perbedaan berperilaku getas (patah getas) dengan yang fluktuatif sangat tajam dengan daerah cara:

lainnya, maka keuletan (ductitity)

1. Menghasilkan konsentrasi

sambungan lasan tabung tersebut akan

tegangan setempat yang tinggi.

turun dengan terjadinya retakan (crack) saat

2. Menghasilkan tegangan tarik

di uji bending.

triaksial.

Hubungan antara nilai sensitivitas retak

(P ) dengan niali kekuatan tarik pada cm

3. Menghasilkan pengerasan

daerah sambungan lasan adalah jika nilai

regangan setempat dan retakan yang

sensitivitas retaknya tinggi maka kekuatan

tinggi.

sambungan las akan turun. Karena tabung

4. Menghasilkan laju regangan di

tersebut mempunyai nilai sensitivitas yang

daerah takikan yang tinggi.

mendekati nilai kritis, maka hasil dari

Cacat yang menyerupai takikan kekuatan tariknya relatif lebih rendah

merupakan cacat geometri akibat dari dibandingkan dengan kekuatan tarik

kesalahan fabrikasi yang tidak sesuai materialnya sendiri. Sehingga lokasi

dengan prosedur las yang mana terjadi patahan hasil uji tarik kedua tabung tersebut

penipisan dinding tabung sehingga terjadi di HAZ yang nilai kekuatannya relatif

parameter las yang digunakan akan rendah. Dari hasil uji bending karena nilai

menjadi lebih besar sehingga terjadinya sensitivitas retak (P ) tinggi, maka keuletan cm

cacat las pada akar las. Jenis cacatnya daerah sambungan lasan akan turun, yang

yang terjadi pada tabung bocor dapat diindikasikan dengan adanya retakan pada

diindikasikan dari jenis cacatnya yaitu sambungan lasan.

lelehan akar las (burn through) yang terjadi Nilai kekerasan badan tabung akibat logam dasar yang mencair tetapi (material) tidak jauh berbeda dan nilainya tidak terisi oleh logam pengisi.

relatif sama, namun nilai kekerasan setelah proses pengelasan mempunyai perbedaan

yang signifikan di daerah lasan. Analisa Mekanika Retakan Hubungan nilai kekerasan dengan

kekuatan tarik pada sambungan las tabung Dari data Tabung gas LPG 3 kg yang yang bocor adalah jika nilai kekerasannya bocor dapat dianalisa dengan tinggi maka kekuatannya akan naik. Tetapi menggunakan kriteria “bocor sebelum

(18)

71

=

pecah” atau “leak before break”. Tabung Untuk mencari nilai K secara Ic

gas LPG 3 kg yang terbuat dari dari bahan spesifik pada tabung yang bocor baja karbon rendah (low carbon) tebal menggunakan rumus sebagai berikut :

1/2

dinding tabung 2,2 mm tegangan luluh 58,99 K = n (E. σ . ε )Ic y f

2

kg, tekanan saat dipakai 25,8 kg/cm . Retak Dimana : n = Koefesien pengerasan yang terdapat dalam bahan berbentuk semi regangan, E = Modulus Young, σ .= y

eliptik arah bidang utama retak, tegak lurus Kekuatan luluh, ε = Regangan sebenarnya f

pada tegangan melingkar. Retak yang saat patah. terdapat pada sambungan las yang berupa

takikan panjang retakannya 0,9 mm. Besar retak kritis yang menimbulkan kebocoran pada tabung gas dapat dihitung dengan ktiteria “leak before break”. Berdasarkan

2

data Tabel 2 bahawa A 13,44 mm dan A o f

2 2

8,34 mm , kekuatan tarik 66,25 kg/mm dan

2

kekuatan luluh 58,99 kg/mm dan modulus

2

elastisitas untuk baja 21000 kg/mm

Gambar 12. Geometri retak yang terjadi pada

Besar faktor intensitas tegangan ditentukan

posisi tabung sedang digunakan dengan rumus :

U n t u k m e n d a p a t n i l a i n menggunakan teknik literasi berdasarkan rumus:

Dimana : a = Kedalamam retak, σ = Tegangan nominal, Q = parameter bentuk

retak, dengan rasio a/2c, bisa dilihat dari Maka nilai n dapat ditentukan nilainya gambar hubungan antara Q dengan rasio

adalah 0,1

bentuk retak a/2c. K = n (E. σ . ε ) 1/2

Ic y f

1/2

K = 0,1 (21000 x 589.9 x 0,478)Ic

= 24, 31 Mpa

σ = 152, 45 MPa, berdasarkan persamaan

Dimana : P = Tekanan pada tabung, D = 2 K . Diameter dalam tabung, t = Tebal dinding I

tabung. Dimana σ/σ = 0,26 dan 2c = 3 maka Q = 1,6 o

maka besar panjang retak kritis (a ) yang c

menimbulakan kebocoran/perpatahan pada tabung adalah:

a =c

a = 10,7 mm.c

Jadi retak kritis (a ) 10,7 mm c

melebihi tebal tabung 2,2 mm, dengan

Gambar 11. Parameter bentuk retak Q untuk demikian retak akan menembus dinding

retak permukaan dan retak dalam eliptik. tabung berupa kebocoran baru kemudian

(19)

72

pecah. Kondisi ini disebut “bocor sebelum

t = 2,5 = 1,92 mm pecah/rusak” atau “leak before break”.

t min = 1,92 + 0,05 = 1,97 mm

Analisa Ketebalan Bahan yang Diizinkan

Berdasarkan SNI Ketebalan minimum dinding tabung

Ta k i k a n y a n g t e r j a d i p a d a

yang diizinkan adalah 1,97 mm, untuk bisa sambungan las mempengaruhi juga

dipergunakan, jika ketebalan tabung ≥ 1,97 terhadap tebal minimum yang diizinkan

mm maka tabung dalam keadan aman dan berdasarkan standar SNI 1452 2007 untuk

memenuhi standar SNI. Tetapi dengan tabung gas LPG 3 kg. Tebal dinding tabung

adanya takikan maka tebal dinding tabung kontruksi 2 bagian berdasarkan perhitungan

akan berkurang, dengan menggunakan rumus (AS 2469-1998) adalah sebagai

rumus persamaan di atas maka tebal yang berikut adalah:

paling minimum yang diizinkan dan masih aman dipergunakan akibat adanya takikan. Dimana untuk tabung gas LPG 3 kg berdasarkan JIS G 3116 SG 295 maka tegangan luluh minimal adalah 295 MPa, dengan diameter luar tabung 261,92 mm,

2

dengan tekanan uji 31 kg/cm . Diketahui Do = 261,92 mm, Ph = 3,1 MPa, f = 265,5 MPa, maka t dapat ditentukan :

t minimum = t + CA, Dimana : t adalah tebal minimum badan tabung (mm) diambil nilai terbesar hasil perhitungan, Di adalah

diameter dalam tabung (mm), Do adalah t = diameter luar tabung (mm), Rm adalah kuat

t = 1,52 mm tarik minimum (MPa), Ph adalah tekanan uji

(MPa), f adalah tegangan maksimal yang t minimum = 1,52 + 0,05 = 1,57 mm diperbolehkan, diambil 90% dari nilai yield

strength material tabung yang digunakan, Dari hasil perhitungan berdasarkan bila nilai f dari yielg strength lebih besar dari SNI ketebalan yang paling minimum untuk 60% nilai tensile strength (Rm), maka nilai f tabung yang masih diizinkan adalah 1,57 yang digunakan adalah 60% Rm, CA adalah mm. Dengan panjang takikan 0,9 mm

corrosion allowance sebesar 0,01 mm sehingga ketebalan menjadi 2,2 - 0,9 = 1.3

pertahun dengan perhitungan umur pakai 5 mm, berati tabung dalam keadaan kritis dan

tahun. tidak sesuai dengan standar SNI.

Dari data didapatkan bahan untuk tabung gas PLG 3 kg berdasarkan standar

KESIMPULAN DAN SARAN

JIS G 3116 SG 295 kekuatan tarik minimum

adalah 440 MPa, diameter dalam tabung Kesimpulan

adalah 260 mm. Berapa tebal minimum Dari hasil penelitian dan pengujian badan tabung yang terbesar diambil. terhadap tabung gas LPG 3 kg yang tidak Diketahui : Rm = kekuatan tarik minimum bocor maupun tabung yang bocor dapat 440 MPa, Do = diameter luar tabung 260 ditarik suatu kesimpulan yaitu :

mm, maka t minimum didapatkan :

(20)

73

1. Persyaratan spesikasi bahan badan JIS Handbook, “Ferrous Materials &

tabung secara umum memenuhi

Metallurgy I”, Japanese Standards

standard JIS G3116SG 295.

Association, (2000), 674-678

JIS Handbook, “Ferrous Materials &

2. Dari hasil uji komposisi kimia tabung

Metallurgy II”, Japanese Standards

yang bocor mempunyai nilai CE <

Association, (1979), pp 495-501.

0,40%, sehingga mempunyai

Suratman, Rochim, “Panduan Proses

kemampuan untuk dilas, tetapi nilai

Perlakuan Panas” ITB, Bandung,

sensitivitas retaknya (P ) mendekati

cm

(1994), pp 38-41.

nilai kritis (2,3%) sehingga nilai

Suratman, Rochim, “Panduan Proses

kekuatan tarik dan keuletannya pada

Perlakuan Panas” ITB, Bandung,

sambungan las menjadi turun.

(1994), pp 38-41.

3. Kegagalan terjadi akibat adanya ASM Metal Handbook, “Atlas of

penipisan dinding tabung didaerah

Microstructures of Industrial Alloys”,

kampuh las setelah proses joggling

Volume 7, 8 Edition, Materials Park,

th

sehingga parameter las yang

Ohio 44073, (1972), pp 18.

digunakan menjadi lebih besar yang SNI 05-3563-1994, “Bejana Tekan”,

mengakibatkan cacat burn through

Badan Standarisasi Nasional, pp

yang menyerupai takikan yang

149, 191.

merupakan inisiasi terjadinya retak SNI 07-3018-2006, “Baja Lembaran,

yang merambat menembus dinding

Pelat dan Gulungan Canai Panas

tabung sehingga terjadi kebocoran.

untuk Tabung Gas (Bj TG)”, ICS

4. Kebocoran tabung tersebut akibat

77.140.10, Badan Standarisasi

kesalahan fabrikasi dan bukan

Nasional, pp 2-3.

kesalahan dari rancangan (design) SNI 1452:2007, “Tabung Baja LPG”, ICS

karena tabung sudah dirancang

23.020.30, Badan Standarisasi

dalam kondisi “leak before break”.

Nasional.

ASM Handbook, Volume 6, “Welding

Brazing and Soldering”, (1993),

602-Saran

625, 1084.

1. Perlu pengawasan yang ketat pada ASTM, Volume 03.01, Metals,

saat proses forming sebab

“Mechanical Testing“, E 8M-04,

parameter las yang digunakan

Standard Test Methods for Tension

konstan dan otomatis sehingga

Testing of Metallic Materials [metric],

apabila terjadi perbedaan ketebalan

(2004), 1-3.

akan menyebabkan cacat las.

Khan, Ibrahim Md., “Welding Science

2. Perlu pengawasan yang ketat pada

and Technology”, New Age

saat pengujian hidrostatik test sebab

Internasional Publisher, New Delhi,

cacat tersebut sebenarnya sudah

(2007), pp 105-106, 108, 180-183,

dapat terdeteksi pada saat uji Dieter, G.E., “Mechanical Metallurgy”, SI

tersebut sehingga tidak akan

Metric Edition, McGraw-Hill Book

beredar di pasaran.

Company (UK), Limited, Toronto,

(1988), 60-65, 262-271,

353-361.

DAFTAR PUSTAKA

Kou, Sindo, “Welding Metallurgy”,

ASME IX, “Welding and Brazing

Second Edition, John Wiley & Son,

Qualifications”, ASME Boiler &

Inc., (2003), 170-172.

Pressure Vessel Code, New York,

(2007), 4-10,

(21)

74

Easterling, Kenneth, “Introduction to the SNI 07-3018-2006, “Baja Lembaran,

Physical Metallurgy of Welding”,

Pelat dan Gulungan Canai Panas

Butterworths & Co. Ltd., London,

untuk Tabung Gas (Bj TG)”, ICS

(1983), 104-105, 156-181.

77.140.10, Badan Standarisasi

A S M H a n d b o o k , V o l u m e 9 ,

Nasional, pp 2-3.

“ M e t a l l o g r a p h y a n d SNI 07-0408-1989, “Cara Uji Tarik

Microstructures”, Formerly Ninth

Logam”, Badan Standarisasi

Edition, Metals Handbook, USA,

Nasional.

(1985).

SNI 07-0410-1989, “Cara Uji Lengkung

ASM Metals Handbook Ninth Edition,

Tekan”, ICS 77.040.10, Dewan

Volume 11, “Failure Analysis and

Standarisasi Nasional.

Prevention”, Metals park, Ohio, Shimadzu Micro Hardness Tester,

1986. pp 49, 51.

“Vickers Hardness Number Table”,

Krauss, George., “Steels: Heat

Shimadzu, Corporation Kyoto

Treatment and Processing

Japan.

Principles”, ASM International, Kusharyanto, “Pengantar Analisa

Material Park, Ohio 440073,

Kegagalan Logam”. Jurusan

(1990), pp 130-133.

Teknik Metalurgi, UNJANI,

Suratman, Rochim, “Panduan Proses

Bandung, 2007.

Perlakuan Panas” ITB, Bandung, ASM, “Handbook of Residual Stress and

(1994), pp 38-41.

Deformation of Steel” ASM

ASM Metal Handbook, “Atlas of

International, Material Park, Ohio,

Microstructures of Industrial

2002 (#06700G), pp 1/1, 1/13,

th

1/15.

Alloys”, Volume 7, 8 Edition,

Materials Park, Ohio 44073,

(1972), pp 18.

SNI 05-3563-1994, “Bejana Tekan”,

Badan Standarisasi Nasional, pp

149, 191.

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

23

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DALAM PEMAKAIAN LPG 3 KG

DI KOTA DUMAI

Sirlyana

1*

, Tioma Hita

2

1*

Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Dumai, Staf Pengajar Teknik Industri Sekolah

Tinggi Teknologi Dumai

2

Mahasiswa Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Email : sirlyana@rocketmail.com

ABSTRACT

PT PERTAMINA ( PERSERO ) is one of the company that provide energy fuel

and LPG 3 kg is the one that public use to cook. With in goverment program

about conversion from petrol to LPG 3 kg , so public much know well and

friendly to use because LPG 3 kg much save and economicaly for more, efficient

and environment friendly than petrol, but the other side of that there are some

effect from LPG 3 kg usage, if we don’t carefully on usage of course. So PT

Pertamina has to be increase the quality of the product have to known what the

public ( consumer ) want.

This research doing to known that are the public ( consumer ) on Dumai statisfy

about LPG 3 kg usage. This research done with in on Dumai, to make cuesioner

with using servqual method wich there are 5 dimension such as tangibles, 4

variabel, reliability, 5 variabel, responsivennes, 3 variabel, assurance 3 variabel,

emphaty 4 variabel so we got 19 variabel off all.

Keyword: LPG, consumer, 3 kg.

PENDAHULUAN

Sejak tahun 1968, PT. Pertamina (Persero) telah berkomitmen untuk

melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan

baku dan bahan bakar industri, rumah tangga dan komersial dengan menggunakan

brand “LPG”. Dengan adanya program pemerintah tentang implementasi

Konversi Minyak Tanah ke LPG 3 kg, maka semakin dikenal dan

(63)

24

dekat dengan masyarakat karena telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah

lingkungan dibandingkan dengan minyak tanah dan energi lainnya.

PT Pertamina (Persero) SPBE Dumai harus dapat memberikan pelayanan

yang kepada konsumen yaitu masyarakat dan harus mengetahui apa yang

diinginkan oleh konsumen dan dapat diungkapan dengan suara konsumen agar

dapat mempertahankan konsumen. Dengan adanya LPG 3 kg yang pemakaianya

jauh lebih efektif dan lebih hemat dibandingkan dengan pemakaian minyak tanah,

tetapi disebalik itu dengan adanya pemakaian LPG banyak kita lihat masalah yang

timbul di Negara kita, seperti kita lihat adanya ledakan – ledakan LPG 3 kg di

rumah tangga konsumen (masyarakat) ledakan – ledakan terjadi diakibatkan

dengan kurangnya pengetahuan konsumen dalam pemakaian LPG 3 kg. Jadi

dengan demikian maka penulis ingin menganalisis kepuasan konsumen atau

(masyarakat ) dalam pemakaian LPG 3 kg PT Pertamina (Persero) SPBE Dumai

harus dapat memberikan pelayanan yang kepada konsumen yaitu masyarakat dan

harus mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan dapat diungkapan

dengan suara konsumen agar dapat mempertahankan kepuasan konsumen.

Jenis dan Sifat Elpiji

Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji

campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji

tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor :

25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.

Elpiji memiliki sifat utama antara lain :

1. Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar

2. Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat

3. Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.

4. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.

5. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah

yang rendah.

Gambar

Tabel 1. Hasil uji komposisi kimia dinding  tabung  dan  tidak  sempat  pecah.
Tabel  2  dan  Tabel  3  di  bawah  ini,  dan  perbandingan  kedua  material  tabung  gas  LPG 3 kg dengan standar JIS G 3116 SG  295- 2000.
Gambar 12. Geometri retak yang terjadi pada  Besar faktor intensitas tegangan ditentukan
Tabel  IV.1. Klasifikasi Responden Menurut Tingkat Pekerjaan   No.  Tingkat Pekerjaan  Jumlah Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran konstanta dielektrik pada semen dilakukan dengan menggunakan metode kapasitif pelat sejajar dan pengukuran resistivitas dilakukan dengan menggunakan metode

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Agama Islam Aplikasi Wawasan Budi Luhur Cisco Fundamental

dengan pembongkaran awalnya ditujukan mulai pada bulan Desember tahun bulan Desember tahun itu juga dan pembangunan stadion baru akan.. itu juga dan pembangunan stadion baru

Untuk menghasilkan oospora optimum maka dalam penelitian ini dihasil jumlah oospora optimum ketika zoospora ditumbuhkan pada media yang mengandung kuning telur plus yaitu

Dalam konteks penelitian, Freemasonry yang merupakan sekelompok kecil elit memiliki kewenangan dan kekuasaan yang dibagi dari pemerintah kolonial untuk mengekang

Kadar  lemak  tertinggi  yaitu  sebesar  1,32%  diperoleh  pada  rasio  tepung  maizena  dan  tepung  kacang  merah  10  g  :  15  g  dengan  jumlah  bubuk 

Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe pengunaan lahan tersebut (Hardjowigeno, 2007). Pada umumnya pelaksanaan

Faktor-faktor letak ketinggian pada batang (faktor B) terdapat perlakuan yang berpengaruh terhadap kandungan ekstraktid kayu kelapa (Cocos manifera .Linn) ditonjolkan