TUGAS AKHIR
PUSAT PELAYANAN DAN PERAWATAN
ORANG LANJUT USIA DI SURABAYA
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
Diajukan oleh: DIAN PRASETYO
0551310119
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
TUGAS AKHIR
PUSAT PELAYANAN DAN PERAWATAN
ORANG LANJUT USIA DI SURABAYA
Dipersiapkan dan disusun oleh :
DIAN PRASETYO
NPM : 0551310119
Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 15 OKTOBER 2010
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)
Tanggal :
Dr. Ir. Edi Mulyadi, SU NIP. 19551231 198503 1 00 2 Pembimbing Utama
Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih. MT NIP. 030 223 070
Pembimbing Pendamping
Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. NIP. 19621019 199403 1 00 1
Penguji
Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT. NPTY. 3 6706 94 0034 1
Ir. Erwin Djuni Winarto, MT NPTY. 3 6506 99 0166 1
PUSAT PELAYANAN dan PERAWATAN ORANG LANJUT USIA di
SURABAYA
Dian Prasetyo 0551310119
ABSTRAKSI
Pusat Pelayanan Lanjut usia di Surabaya merupakan sebuah tempat yang mewadahai kegiatan pelayanan dan perawatan di khususkan bagi lansia untuk memenuhi dan memuaskan semua kebutuhan lansia yang tidak dapat diberikan oleh keluarganya sesuai dengan kebutuhan dan pelayanan bagi lansia.
Pusat Pelayanan Lanjut Usia ini terletak di kawasan Surabaya Barat tepatnya di jalan Kedung Sumur Kelurhan Sememi Kecamatan Benowo, lokasi yang dianggap strategis ini masih berada pada daerah pedesaan dengan tingkat kepadatan rendah, sehingga tingkat polusi udara pun juga masih rendah. Diharapkan lokasi ini dapat memberikan kenyamanan bagi lansia yang tinggal di pusat pelayanan dan perawatan ini dan mampu menampung serta mewadahi berbagai kegiatan lansia, sehingga para lansia tetap dapat bersosialisasi dan mengembangkan hobi mereka.
Gagasan ide awal dari rancangan Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut usia ini berdasarkan pada perkembangan tingkat ekonomi masyarakat kota Surabaya yang cenderung semakin hari semakin meningkat tingkat kebutuhan ekonominya, sehingga keberadaan lansia semakin terabaikan dan kewajiban sebagai anak untuk merawat orang tua yang lanjut usia menjadi terabaikan. Konsep dari Pusat Pelayanan dan perawatan orang Lanjut usia ini yaitu ”comfortable Residence”, dimana konsep ini berdasarkan pertimbangan dari kenyamanan bertempat tinggal yang nyaman, kenyamanan bertempat tinggal meliputi kenyamanan termal, visual, akustik dan social dengan pertimbangan dari sifat, kebiasaan, dan kebutuhan para lansia serta memberikan kenyamanan lansia di dalamnya. Dimana sifat dan kebiasaan dari lansia yang cenderung takut akan kesepian dan lebih suka berkumpul, serta ingin tempat tinggal yang memberikan kenyamanan dan ketentraman selama mereka mengisi hari tua mereka. Maka dibangun Pusat Pelayanan dan perawatan orang Lanjut Usia ini yang menyediakan fasilitas sesuai dengan kebutuhan lansia.
Metode pembahasan yang disampaikan berupa pengumpulan data yang mendukung diperlukannya sebuah pusat pelayanan dan perawan lanjut usia di Surabaya, yang kemudian dianalisa disertai contoh studi kasus dan literatur sejenis, sehingga pencapaian akhir dapat memberi gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan dirancang.
KA TA PENGA NTA R
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT untuk segala berkat, rakhmat dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Tugas Akhir Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tugas akhir ini di maksudkan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai lingkup proyek yang dikerjakan, baik keluasan maupun kedalamannya. Adapun judul laporannya, yaitu :
“Pusat Pelayanan dan Perawatan Orang Lanjut Usia di Surabaya” yang didasari oleh pentingnya perawatan bagi orang lanjut usia yang berumur 60 tahun keatas guna memberikan pelayanan di bidang kesehatan lansia, dengan suasana kebersamaan antar penghuni panti jompo.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan telah memberikan dorongan serta pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.
Menyadari penulisan proposal ini masih banyak kekurangan, penulis membuka diri untuk kritik serta saran yang membangun dari pembaca guna adanya perbaikan yang berarti, Dan semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya mahasiswa teknik arsitektur.
S
urabaya, 3 November 2010HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Pusat Pelayanan dan Perawatan Orang Lanjut Usia di Surabaya” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.
Bersama ini penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Edy Mulyadi, SU. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.
2. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.
3. Ir. Sri Suryani Y W, MT. selaku Ketua Lab Studio Tugas Akhir
4. Ir. Sri Suryani Y W, MT. Selaku Dosen Pembimbing Utama, terima kasih banyak atas bimbingannya.
5. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT Selaku Dosen Pembimbing Pendamping, terima kasih banyak atas bimbingannya.
6. Erwin Djuni Winarto, ST, MT, Selaku Dosen Wali, terima kasih banyak atas bimbingannya dan dampingannya sebagai dosen wali.
7. Ir.Muchlisiniyati Safeyah, MT, Erwin Djuni Winarto, ST, MT, dan Ir. Niniek Anggriani. MTP Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas Semua kritik dan sarannya.
8. Kedua Orang Tuaku, Bpk Muslich dan Ibu Ida, yang selalu mendukung aku dengan kesabaran, terimah kasih atas semuanya, kasihmu yang tidak akan aku lupakan. 9. Keluarga Besar, Mbah Supiani, keluarga Budhe Sus, 2 adikku yang reseq Didin n
10. Terima Kasih banyak kepada Pasukan tempur yang di balik layar, Triyanto okta. ST (Pak tra) makasih banyak buat suport n bantuanya bikin maket yg cuman 1 hari langsung jadi ho7...maksa :P makasih juga mau nemanin survey di panti jompo sejahtera...(tragis yoo keadaan panti ne) Dicky Sudarmawan. ST (Big dicky) selaku penasehat terbaik dan pemberi saran yang berarti banget..makasih banyak udah di ajarin presentasi yang baik dan benar...tanpa bantuan mu aku ga bakalan bisa lancar...ho7, Bagus Sugiono. ST (Aba Kaja) makasih banyak buat support n bantuannya di temanin survey...dan Dyah Kurniah SE.(Ojob e tra)..makasi banyak uda bantuin ngerjain maket dan.ho7, tanpa kalian semua aku bukan apa2...thx rek... 11. Terima Kasih banyak kepada Team 5+ HB : Dani Darusman (Si kacamata) teman
seperjuangan di TA yang banyak membantu saya selama di markas rahasia TA...makasih banyak buat 3D nya sumbangan ide Konsep yang cemerlang, Dheniar Hervan Sakti (Si Endut Bos Besar 5+ HB) makasi banyak uda mau jadi Notulen Sidang Lisan TA...n sumbangan bantuannya buat gambar The Master Struktur n rendernya....Mishabul Anam (Nganam si narsis) makasih banyak buat bantuan sumbangan potongannya...n ajarannya..Sketchupnya....ho7...Tri Wahyu Laksono (Jeneng keren e sony....walaupun maksa..ho7) makasih buat bantuannya..mau aq suruh ngambil maket di tra...tanpa bantuanmu...wah bisa2 aqu ke manukan ngambil tuh maket.. :p.. makasih banyak uda di ajaren render n photopshopnya,,,Ardiansyah (Si Embah) makasih banyak uda bantuin gambar..yg berterbangan dimana-mana dan pemberi semangat di kalah susah...ha7...Ayo kapan bagi2 ilmu neh rek...? :P
12. Terima Kasih banyak kepada Team Bala Bantuan Hamdi Syarial. (Ham2) makasi uda minjemin Laptop buat Facebok’an di kala jenuh...ha7 n bantuan yang berarti banget dalam mengerjain TA, ...Lusy Larasati....(Cewek Penolang yg di utus dr langit)....makasih banyak lus...atas semua bantuannya...Taufiq Rahman.ST makasih banyak buat masukan sarannya yg sangat berarti...thx bngt mas...
13. Team Bayangan...Kartika Wulandari (Cewek Ga Jelas dr UNESA)makasih banyak uda di kasih tau tmpt Print yg murah meriah di UNESA...ha7 n thx buat supportnya... 14. Teman-teman ruangan “TA”. Makasih banyak...
16. Seluruh Warga besar FTSP Satu ...Seluruh warga besar ARSITEKTUR TETAP SEMANGAT REK...Jangan Putus asa menghadapi semua rintangan...!!!!
17. Spesial Thx...Makasih banyak kepada Panti Sejahtera yang di izinkan survey lokasi... semoga ke depannya keadanya lebih baik lagi...Amien,,,,!!!
18. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan...i
Abstraksi...ii
Kata Pengantar...iii
Halaman Persembahan...iv
Daftar Isi………...vii
Daftar Tabel...x
Daftar Gambar...xi
Daftar Diagram...xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1
1.2Maksud dan Tujuan ...3
1.3Batasan dan Asumsi ...4
1.4Metode Perancangan ...5
1.5Sistematika laporan ...8
BAB 2 TINJAUAN OBYEK RANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Judul Proyek ...10
2.1.2 Studi Literatur ...10
2.1.3 Studi Kasus ...16
2.1.4 Hasil Studi Kasus ...28
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Lingkup Pelayanan ...31
2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ...32
2.2.3 Perhitungan Luas Ruang ...35
2.2.4 Program Ruang ...44
BAB 3 TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN 3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi ...46
3.2 Penetapan Lokasi ...47
3.3.1 Eksisting Site ...51
3.3.2 Aksesibilitas ...52
3.3.3 Potensi Lingkungan ...54
3.3.4 Infrastruktur Kota ...57
3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat ...59
BAB 4 ANALISA RUANG 4.1 Analisa Ruang 4.1.1 Organisasi Ruang ...60
4.1.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi ...67
4.1.3 Diagram Abstrak ...69
4. 2 Analisa Site 4.2.1 Analisa Aksesibilitas ...70
4.2.2 Analisa Iklim ...71
4.2.3 Analisa Lingkungan Sekitar ...73
4.2.4 Analisa Zoning ...73
4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan 4.3.1 Analisa Bentuk ...74
4.3.2 Analisa Tampilan ...76
BAB V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Ruang Luar 5.1.1 Konsep Pola Tatanan ...80
5.2.1 Konsep Pola Sirkulasi ...81
5. 2. Konsep Bangunan 5.1.2 Konsep Bentuk ...82
5.2.2 Konsep Tampilan ...83
5.3.2 Konsep Struktur ...84
5.4.2. Konsep Mekanikal Elektrikal .………..………...85
5.3 Konsep Interior 5.1.3 Konsep Ruang Dalam ... 86
5.2.3 Konsep Suasana Ruang ...87
BAB VI. APLIKASI PERANCANGAN 6.1 Aplikasi Ruang Luar
6.1.1 Aplikasi Pola Tatanan ...91
6.1.2 Aplikasi Sirkulasi ...92
6.2 Aplikasi Bangunan 6.1.2 Aplikasi Bentuk ...93
6.2.2 Aplikasi Tampilan ...95
6.3.2 Aplikasi Struktur ...97
6.3 Aplikasi Interior 5.1.3 Aplikasi Ruang Dalam ...96
5.2.3 Aplikasi Suasana Ruang ...98
5.3.3 Aplikasi Susunan atau Pola Ruang ... 99
PENUTUP...100
DAFTAR PUSTAKA...101
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kursi pispot khusus lansia...13
Gambar 2.2 Tempat tidur khusus lansia yang mengalami inkontinensia...13
Gambar 2.3 Penggunaan ramp bagi pengguna kursi roda ...15
Gambar 2.4. Kamar mandi khusus lansia ...15
Gambar 2.5. Kamar mandi pengguna kursi roda...15
Gambar 2.6. Perletakan perabot……….16
Gambar 2.7. Perletakan saklar listrik………...16
Gambar 2.8. Tampak depan panti werdha Hargodedali...17
Gambar 2.9. Kantor Panti werdha Hargodedali...18
Gambar 2.10. Kamar lansia...18
Gambar 2.11. Kamar isolasi...19
Gambar 2.12. Kamar karyawan...19
Gambar 2.13. Ruang makan bersama...19
Gambar 2.14. Taman ...19
Gambar 2.15. Gubahan massa bangunan...20
Gambar 2.16. Tampilan fasade panti werdha Hagodedali...20
Gambar 2.17. Interior kamar tidur lansia...21
Gambar 2.18. Kamar tidur isolasi lansia...21
Gambar 2.19. Denah kamar karyawan...22
Gambar 2.20. Tampak depan panti werdha Sejahtera...22
Gambar 2.21. Ruang bersama panti werdha Sejahtera...23
Gambar 2.22. Kamar tidur lansia...24
Gambar 2.23. Dapur umum...24
Gambar 2.24. Poliknik dan Ruang obat...24
Gambar 2.25. Graha Werdha AUSSI...25
Gambar 2.26.. Kamar tidur VIP...26
Gambar 2.27. Kamar tidur VVIP...26
Gambar 2.28. Ruang makan bersama...26
Gambar 2.29. Tampak depan Balhousie...27
Gambar 2.31. family louge...28
Gambar 2.32. Kamar lansia...28
Gambar 2.33. Kamar isolasi lansia sakit...28
Gambar 2.34. Nurse call sytem...28
Gambar 2.35. Tinggi ramp bagi pengguna kuris roda...29
Gambar 2.36. WC khusus bagi pengguna kursi roda...29
Gambar 2.37. Perancangan ruang bagi lansia pengguna kursi roda...30
Gambar 2.38. Organisasi ruang panti jompo di Cumbernauld, Scotlandia...31
Gambar 3.1. Peta Surabaya ...48
Gambar 3.2. Peta Surabaya Barat...49
Gambar 3.3. Peta Lokasi site...50
Gambar 3.4. Lokasi site...50
Gambar 3.5. Kondisi tapak site...50
Gambar 3.6.Pemukiman penduduk...51
Gambar 3.7. Persawahan...51
Gambar 3.8. Rumah Sakit Dharma Bhakti...51
Gambar 3.9. Persawahan...51
Gambar 3.10. Akses Potensi Site...52
Gambar 3.11. Jalan Raya Sememi...53
Gambar 3.12. Jalan Raya Kedung Sumur...53
Gambar 3.13. Terminal Sememi...53
Gambar 3.14. Potensi lingkungan sekitar...54
Gambar 3.15. Rumah Sakit Dharma...55
Gambar 3.16. Panti Asuhan Usmah...55
Gambar 3.17. Kantor kecamatan Benowo...55
Gambar 3.18. Kantor Kelurahan Sememi...56
Gambar 3.19. Perumahan Graha Cirta...56
Gambar 3.20. Perumahan Yuka...57
Gambar 3.21. Drainase Air Limbah...57
Gambar 3.22. Jaringan Listrik...58
Gambar 4.1. Sirkulasi sekitar site………...70
Gambar 4.2. Entrance site...71
Gambar 4.3. Analisa iklim...71
Gambar 4.4. Analisa sinar matahari...72
Gambar 4.5. Analisa sikulasi udara...72
Gambar 4.6. Analisa lingkungan sekitar...73
Gambar 4.7 Analisa zoning ...74
Gambar 4.8. Proses transformasi bentuk bangunan dari tiap massa...75
Gambar 4.9 Sketsa tatanan massa...75
Gambar 4.10. Sketsa Tampilan Bangunan...76
Gambar 5.1. Kenyamanan Sosial...78
Gambar 5.2. Cross ventilation...78
Gambar 5.3. Atap tropis...78
Gambar 5.4. Kontrol kebisingan...79
Gambar 5.5. Jarak pandang manusia...79
Gambar 5.6. pegangan berupa handraling...80
Gambar 5.7.Pola Tatanan Massa Bangunan...81
Gambar 5.8. Alur sirkulasi ruang dalam pada hunian lansia...81
Gambar 5.9. Sketsa Sirkulasi ruang luar...82
Gambar 5.10. Konsep Bentuk...83
Gambar 5.11. Sketsa Tampilan Hunian Lansia ...84
Gambar 5.12. Sketsa Modul Bangunan...84
Gambar 5.13. Sketsa interior kamar tidur lansia...86
Gambar 5.14. Sketsa interior ruang bersama...87
Gambar 5.15. Pola Ruang dalam K.M Lansia type VIP...88
Gambar 6.1. Pergola ...89
Gambar 6.2. Penggunaan Ramp...90
Gambar 6.3.Vegetasi ...90
Gambar 6.4.Pergola Sebagai Penghubung Antar Bangunan...91
Gambar 6.5. Pola Taatanan massa...92
Gambar 6.7. Bentukan Site...93
Gambar 6.8. Sketsa tranformasi bentuk Hunian Lansia...94
Gambar 6.9. Sketsa tranformasi bentuk Ruang Bersama...94
Gambar 6.10. Sketsa tranformasi bentuk Kantor Pengelola dan poliklinik...95
Gambar 6.11. Aplikasi Hunian Lansia...95
Gambar 6.12. Aplikasi Tampilan bangunan...96
Gambar 6.13. Kamar Lansia kelas VIP...98
Gambar 6.14. Kamar Lansia kelas Standart...98
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Hubungan ruang ………...60
Diagram 4.2. Organisasi ruang secara makro...61
Diagram 4.3. Analisa hubungan ruang pengelola...62
Diagram 4.4. Analisa hubungan ruang lansia...62
Diagram 4.5. Analisa hubungan ruang lansia...63
Diagram 4.6. Analisa hubungan ruang bersama...63
Diagram 4.7. Organisasi ruang pengelola secara mikro...64
Diagram 4.8. Organisasi ruang poliknik secara mikro...64
Diagram 4.9. Organisasi ruang bersama dan ruang Serba guna...65
Diagram 4.10.Organisasi ruang hunian lansia secara mikro...66
Diagram 4.11. Hubungan ruang dan sirkulasi...67
Diagram 4.12. Organisasi sirkulasi hubungan antar ruang...68
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Secara alamiah setiap manusia akan menjadi tua atau mengalami proses penuaan. proses ini tidak dapat di hindari, apapun usaha yang dilakukan. menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia usia lanjut manusia Indonesia adalah berumur 60 tahun keatas atau lebih dan merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para masyarakat, dan pemerintah. Jumlah usia lanjut terus meningkat baik di Indonesia maupun di dunia dan membawa serta berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya.
Keadaan di Surabaya juga menunjukan hal yang sama yaitu adanya kenaikan jumlah usia lanjut, pembangunan di kota Surabaya memberi dampak dengan adanya perbaikan lingkungan hidup dan derajad kesehatan. Keadaan ini selanjutnya menyebabkan bertambahnya umur harapan hidup dan menurunnya angka kematian yang kemudian memberi dampak pada bertambahnya jumlah usia lanjut. Berikut ini jumlah penduduk lanjut usia di Surabaya Barat.
Tabel.1.1 Petumbuhan Jumlah Penduduk Lanjut Usia di Kacamatan Benowo
No Kacamatan Benowo Jumlah Lansia
1 Kelurahan Sememi 1021
2 Kelurahan Klakah Rejo 383
3 Kelurahan Kandangan 542
4 Kelurahan Tambak Oso Wilangun 192
5 Kelurahan Romokalisari 92
Laki - laki = 1.153 Perempuan = 1.080
TOTAL = 2.233 Jiwa
Dari tabel di atas Surabaya Barat tepatnya di Kecamtan Benowo terbagi menjadi 5 kelurahan diantaranya kelurahan Sememi, Kelurahan Klakah Rejo, Kelurahan Kandangan, Kelurahan Tambak Oso Wilangun, dan Kelurahan Romokalisari menurut data dari BPS pada tahun 2008 jumlah lansia di lingkup wilayah di kecamatan Benowo jumlah lansia 2.233 jiwa penduduk lansianya, jumlah lansia laki-laki berjumlah 1.153 dan jumlah lansia perempuan
sebanyak 1.080 jiwa.
Berdasarkan dari hasil studi kasus pada kawasan Surabaya barat terdapat 2
panti jompo yaitu panti jompo Sejahtera dan panti jompo Senja Usia yang di kelola
oleh pihak swasta. Berikut ini merupakan jumlah penghuni panti jompo di kawasan Surabaya Barat.
Tabel.1.2. Panti jompo di kawasan Surabaya Barat
No Nama Panti Jompo Jumlah Penghuni
1 Panti jompo Sejahtera 75 Lansia
2 Panti jompo Senja Usia 40 lansia
Total penghuni panti jompo di Surabaya Barat
115 orang lansia
(Sumber: Dinas Sosial JATIM 2008)
Dari penjelasan tabel di atas, di Surabaya Barat terdapat 2 panti jompo
panti jompo Sejahtera dan panti jompo Senja Usia. Panti Sejahtera berpenghuni 75 orang lansia sedangkan jumlah penghuni panti jompo Senja Usia sebanyak 40 orang lansia, jadi total penghuni pada kedua panti jompo di kawasan Surabaya Barat tersebut berpenghuni sebanyak 115 orang lansia,
Menurut penjelasan di atas peningkatan jumlah usia lanjut berpotensi menimbulkan beberapa permasalahan pokok seperti meningkatnya beban keluarga, masyarakat, dan pemerintah, khususnya berhubungan dengan kebutuhan pelayanan khusus bagi lansia, penyedian pelayanan sosial dan bantuan sosial ekonomi demi kesejahteraan sosial untuk lansia.
dari Pusat pelayanan dan Perawatan orang lanjut usia ini menggunakan asumsi 100
orang lansia.
Sedangkan menurut peraturan daerah (Perda) tentang kesejahteraan lanjut usia (lansia) dan di dukung atas dasar hukum adalah Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pada Bab I menjelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh ) tahun keatas. dan peraturan pemerintah No 43 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.
Hal-hal tersebut diatas melatarbelakangi keinginan untuk merencanakan pembangunan “Pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia di Surabaya” dan Surabaya Barat merupakan suatu tempat pilihan yang tepat untuk proyek ini, selain jumlah penduduk lanjut usianya terbanyak, dan salah satu pilihan yang tepat bagi lansia yang ingin tinggal sementara. wilayah di Surabaya barat merupakan daerah pinggiran, tetapi masih dekat dengan pusat kota.
I.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Maksud dan tujuan dari perancangan proyek pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia di surabaya ini adalah:
Maksud:
* Merencanakan dan merancang suatu fasilitas pelayanan dan perawatan secara nyaman dan menyenangkan bagi lansia sehingga mereka merasa betah tinggal di Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut Usia ini.
Tujuan:
* Membantu Pemerintah dalam memberikan kesempatan para lansia untuk tetap menjalani kehidupan sosialnya, serta mampu menumbuhkan kemampuan untuk mandiri pada lansia.
* Membantu Pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan dan perawatan bagi lansia.
I.3. Batasan dan Asumsi
Adapun batasan dan asumsi dari proyek Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut Usia di Surabaya meliputi :
o Batasan
Penghuni pusat pelayanan dan perawatan ini adalah masyarakat lansia yang berusia 60 tahun ke atas, sesuai dengan Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pada Bab I menjelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh ) tahun keatas.
Penghuni pusat pelayanan dan perawatan ini adalah penghuni sementara, yang sengaja di titipkan oleh keluarganya, guna mendapatkan perawatan kesehatan dan tempat penampungan sementara.
o Asumsi
Lokasi yang dipilih merupakan rencana penggunaan lahan yang berdasarkan pada RDTRK dan RTRW kota Surabaya, di mana lokasi site yang dipilih dan di peruntukkan untuk fasilitas sosial.
digunakan untuk proyek ini adalah dari yayasan dan dianggap telah tersedia dan proses pelaksanaanya melalui tender.
Proyek ini dibangun sekaligus secara menyeluruh, tidak secara bertahap dan tidak direncanakan untuk berkembang secara fisik. Karena itu ruang yang ada harus dapat dimanfaatkan secara optimal dan seefisien mungkin, dengan fasilitas yang memadai dan secara rutin dilakukan pemeliharaan bangunannya.
Kondisi lahan yang akan digunakan untuk proyek ini diasumsikan sebagai lahan yang siap bangun / lahan kosong.
I.5. Metode Perancangan
Penyusunan laporan perencanaan dan perancangan “Pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia di Surabaya” ini dilakukan dengan beberapa macam pendekatan dengan pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh data yang akurat terhadap kebutuhan akan besaran manfaat dan keberadaannya untuk mewujudkan proyek ini maka perlu dilakukan beberapa Langkah – langkah seperti :
1. Menentukan Judul Tugas Akhir
Penentuan judul yang sesuai dengan usulan yang di ajukan, dimana meliputi nama proyek serta lokasi yang akan di tempati.
2. Mengumpulkan Data - Wawancara
lengkap dan konkrit tentang aktifitas kegiatan sehari-hari dan Fasilitas yang dimiliki panti tersebut.
- Studi Banding
Dengan mendatangi beberapa panti yang ada di Surabaya, lalu melakukan perbandingan terhadap Segi arsitektural yang di rancang untuk memperoleh gambaran secara obyektif tentang arah perencanaan desain dengan melakukan pengamatan langsung.
- Studi Literatur
Merupakan studi pengenalan dan pengumpulan data tentang panti werdha, dalam proses penyusunan laporan, baik dari buku majalah,data statistik dan beberapa data yang dapat mendukung proyek ini diantaranya data dari Internet.
- Studi Standarisasi
Mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan untuk melengkapi data masukan dalam proses perencanaan dan perancangan. Adapun yang dibahas adalah, mengenai standarisasi ruang dan bentuk dalam konteks Arsitektural. Yang diambil dari :
1. Ernest Neuferts Standart. Jilid 1 dan 2, Versi Bahasa Indonesia. Sedangkan refferensi yang diambil sebagai dasar – dasar dalam perancangan arsitektur yaitu :
1. Dimensi Manusia dan Ruang Interior (Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID; penerbit : Erlangga)
- Studi Lokasi
Dengan melakukan studi Lokasi pada site yang telah dipilih guna mengenali karakter site yang menyangkut batasan, kendala dan potensi yang ada
Gambar 1.1. Skema Metode Tahapan Rancangan
Dalam kegiatan merancang ”Pusat pelayanan dan perawatan orang lanjut usia di Surabaya” langkah-langkah pada skema metode tahapan rancangan di atas dapat di jelaskan sebagai berikut :
a. Menginteprestasi judul rancangan ”Pusat pelayanann dan perawatan lanjut usia di Surabaya” yang mempunyai fungsi sebagai tempat peristirahatan lanjut usia yang nyaman dan juga sebagai tempat perawatan bagi lanjut usia.
b. Mengolah data-data tentang Pusat pelayanann dan perawatan lanjut usia di Surabaya yaitu study literatur, Browsing di internet serta langsung kelokasi obyek (survey) dan juga wawancara.
c. Mengkompilasi data-data yang telah terkumpul.
d. Mengidentifikasi masalah dengan penelahan kondisi fisik bangunan sosial, dengan memperhatikan segi kenyamanan bagi pemakainya. Serta mengidentifikasi kondisi keadaan lingkungan sekitarnya yang juga akan mempunyai pengaruh dalam proyek ini.
e. Memperhatikan arahan dan kebijaksanaan pemerintah baik yang bersifat telah ada maupun yang direncanakan sebagai bahan masukan terhadap rancangan.
f. Analisa karakteristik bangunan sejenis yang dikaitkan dengan tujuan prencanaan untuk memperoleh gambaran pada setiap permasalahan yang ada, dan pada langkah berikutnya dapat disimpulkan pemecahan persoalan yang dihadapi.
g. Dengan mempelajari literatur dan studi tipologi bangunan sejenis yang telah ada. Sehingga muncul konsep rancangan, yang berisi ide oleh tapak dan bentuk bangunan. yang tentunya disesuaikan dengan kondisi alam sekitarnya.
1.6. Sistematika Laporan I.5.1. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan yang ada terdiri dari beberapa pembahasan yaitu pembahasan tentang latar belakang dari bangunan sosial yang didirikan, pembahasan tentang maksud dan tujuan dari “Pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia” dimana maksudnya melingkupi pembahsan yang bersifat arsitekturalnya dan tujuannya bersifat non arsitektural, ruang lingkup pelayanan proyek suatu bangunan sosial, dan sistimatika pembahasan yang tediri dari bab I yang berisi pendahuluan dan bab II yang berisi tentang tinjauan umum/ isi.
I.5.2. Bab II Tinjauan Objek Perancangan
I.5.3. Bab III Tinjauan Lokasi Perancangan
Tinjauan lokasi perancangan membahas secara rinci lokasi yang akan digunakan dalam merencanakan proyek tugas akhir. Pembahasan dimulai dari latar belakang penentuan lokasi, penentuan lokasi dan kondisi fisik lokasi.
I.5.4. Bab IV Analisa Perancangan
Analisa perancangan menjelaskan hal-hal pokok yang timbul setelah melakukan identifikasi segala pemasalahan dalam rancangan. Analisa perancangan merupakan sarana untuk mengungkapkan keinginan-keinginan atau ide-ide perancang, dan lebih menekankan pada teori dasar termasuk didalam tema rancangan yang di Inginkan oleh perancang.
I.5.4. Bab V Konsep Perancangan
Pada bab ini berisi mengenai konsep serta tema perancangan dari Pusat Pelayanan dan Perawatan Orang Lanjut Usia Di Surabaya yang mendasari terciptanya sebuah desain rancangan.
I.5.4. Bab VI Aplikasi Rrancangan
BAB II
TINJAUAN OBYEK RANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum
2.1.1. Pengertian Judul Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut Usia di Surabaya
Dari judul yang telah diajukan didalam pembuatan proyek tugas akhir ini yaitu “ Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut Usia di Surabaya” dapat didefinisikan sebagai berikut :
Pusat Pelayanan : Pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan , berbagai urusan , hal , membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yg diperlukan seseorang; meladeni
, perihal atau cara melayani. (kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Ananda Santoso) Perawatan : proses, cara, perbuatan merawat; pemeliharaan; penyelenggaraan;
pembelaan (orang sakit); (kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Ananda Santoso) Lanjut Usia ( Lansia ) : merupakan singkatan dari lanjut usia dimana istilah ini digunakan untuk manusia yang berusia 60 tahun keatas, persamaan dari kata dengan werdha, senior, tua, di tingkat akhir (kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Ananda Santos)
Di Surabaya : nama salah satu Ibukota di Indonesia yaitu tepatnya Ibu kota propinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta.
Jadi berdasarkan pengertian di atas, maka Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut Usia di Surabaya adalah suatu tempat pelayanan dan perawatan bagi orang tua yang berusia lanjut diatas 60 tahun keatas yang memerlukan perawatan maksimal dan pelayanan kesehatan yang memadai serta menampung segala bentuk aktifitas kegiatan di dalamnya yang di sesuaikan dengan kebutuhan lansia.
2.1.2. Studi Literatur
A. Pengertian Lanjut Usia
yang telah tua renta antara lain orang jompo, lanjut usia, usia tua, manula, dan sebagainya. Berikut ini adalah pengertian dari istilah yang di gunakan tersebut
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, edisi kedua : arti dari jompo adalah tua sekali, tua renta, uzur dan sudah lemah sekali fisiknya sehingga tidak mampu mencari nafkah sendiri.
Menurut undang-undang tentang lanjut usia adalah Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pada Bab I menjelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh ) tahun keatas.
Sedangkan pembagian usia lanjut yang di pakai oleh departemen kesehatan republik indonesia adalah sebgai berikut :
Menjelang usia lanjut : masa virilitas (45-54 tahun) yaitu masa persiapan usia lanjut, yang menampakan kemunduran fisik secara bertahap.
Usia lanjut dini : masa prasenium (55-65 tahun) yaitu masa awal dari persiapan menuju usia lanjut dengan menurunnaya kondisi tubuh.
Usia lanjut :masa senium (diatas 65 tahun sampai tutup usia) yaitu usia lanjut dengan resiko tinggi menderita berbagai penyakit berat atau cacat. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa masa lanjut usia di bedakan menjadi 2 fase yaitu fase prasenium dan fase senium, dengan ciri-cinya sebagai berikut.: Fase Prasenium :
Fungsi pada tubuh menurun, seperti berkurangnya daya penglihatan, daya ingatan ( mengalami kepikunan) elasitas kulit (kulit keriput), syaraf pada indra pencium dan perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dingin. Masalah pada kesehatan sering muncul, seperti sakit pinggang, sakit tulang,
sakit kepala, selera makan menurun.
Penurunan pada aktivitas paru-paru mengalami mengembang dan mengepisnya udara pernafasan yang masuk ke dalam paru-paru yang menyebabkan sesak nafas..
Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
Fase Senium
Lambat dalam merespon dan berfikir Mengalami osteoporosis
Pembesaran prospat pada lansia pria.
Menurunnya aliran darah dalam kulit menyebkan dalam proses penyembuhan luka kurang baik.
Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin.
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35o ini akibat metabolisme yang menurun.
Berdasarkan fase umur dan ciri-cirinya maka studi ruang berdasarkan konsep comfortable (kenyamanan), yaitu :
hunian. Serta terdapat banyak bukaan pada kamar, dimaksudkan agar kamar tidak gelap dan memaksimalkan penerangan alami yang masuk ke dalam kamar.
b. Lansia yang mengalami sesak nafas dan susah tidur (Dimensia), kamar terdapat banyak bukaan agar sirkulasi udara yang masuk cukup banyak dan kamar tidak menjadi lembab. Kamar menghadap ke view yang menarik dan berada pada area yang tidak berdekatan dengan jalan raya (utama), sehingga polusi udara masih rendah.
c. Lansia yang mengalami penyakit Diabetes Melitus (DM) dan Osteoporosis, pada kamar lansia hindari kolom-kolom menonjol atau sudut-sudut yang mengakibatkan lansia lansia cidera. Furnitur di desain khusus tanpa ada sudut-sudut yang tajam setiap ujungnya, serta tempat tidur yang tardiri dari beberapa layer agar panderita osteoporosis nyaman dan tidak merasa nyari saat tidur.
d. Lansia yang frekwensi BAK (Buang Air kecil) meningkat, sehingga tidak dapat menahan kencing (Inkontinensia). Kamar terletak terpisah dari kamar-kamar lansia lainnya. Diperlukan banyak bukaan pada kamar isolasi lansia yang mengalami inkontinensia, sehingga kamar lansia tidak manjadi lembab, bau dan pengap. Mengingat kondisi lansia yang intensitas buang air kecilnya semakin meningkat. Penataan kamar didesain minimalis, dengan tidak banyak perabot pada ruangan. Perabot didesain khusus bagi lansia yang mengalami inkontinensia.
Gambar 2.2 Tempat tidur khusus lansia yang mengalami inkontinensia, kasurnya dilapisi dengan sarung kasur dari perlak.
(Sumber : Internet) Gambar 2.1 Kursi pispot khusus lansia. pada
bagian bawahnya, di gunakan untuk tempat menampung kencing lansia.
B. Standart Pelayanan Bagi Lanjut Usia
Standart pelayanan terhadap lansia yang baik adalah dengan memperhatikan dengan memberi bantuan pertologan, perlindungan, bimbingan dan perawatan kesehatan lansia. Pemberian berbagai bantuan pertolongan tersebut di sesuaikan dengan kebutuhan lansia yang sesuai dengan standart yang ada.
Pelayanan sosial bagi lanjut usia tidak hanya terbatas kepada pemberian bantuan, jaminan, pelayanan panti, home care, maupun day care services, namun salah satu bentuk pelayanan bagi lanjut usia yang juga sangat penting adalah tersedianya aksesibilitas bagi lanjut usia. Aksesibilitas adalah tersedianya sarana dan prasarana umum yang dapat memudahkan mobilitas lanjut usia di tempat-tempat umum, seperti jalan untuk kursi roda, jalan bagi mereka yang bertongkat, pintu, tangga, lift khusus untuk bangunan bertingkat dan tempat penyeberangan bagi pejalan kaki.
Penyediaan aksesibilitas bagi golongan lansia dan penyandang cacat di atur dalam Undang - undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Permen PU No. 30/PRT/6/2006 tentang Aksesibilitas, PP No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, serta Perda-perda yang ada di daerah tentang penyediaan aksesibilitas. dengan di dukung peraturan-peraturan tersebut maka perlu memberikan prasana dan sarana yang sesuai dengan standart kebutuhan mereka.
Standart-standart pelayanan bagi lanjut usia dan penyandang cacat tersebut meliputi sebagai berikut :
Gambar 2.3 Penggunaan ramp bagi pengguna kursi roda (Sumber : New Metric Handbook & Internet)
2. Kamar mandi khusus lansia dengan menempatkan handraling pada setiap sisi ruang kamar mandi dan menempatkan tiang penyangga pada bak mandi sebagai pegangan lansia saat mandi. Pada pintu kamar mandi bisa di membuka keluar dengan menggunakan kunci khusus yang dapat di buka dari luar jika terjadi sesuatu.
.
Lebar pintu kamar mandi khusus lansia pada penggunaan kursi roda minimal jaraknya 88 cm dengan besar kamar mandi lebarnya minimal 1,65m2 dan panjang minimal 1,70m2
4. Penataan interior pada ruang berdasarkan aktifitas kegiatan yang biasa di lakukan lansia guna memberikan kemudahan ruang gerak lansia perlu di perhatikan.
5. Peletakan perabot dan pengontrol peralatan listrik, serti tombol dan stop kontak diletakan pada posisi yang muda di jangkau oleh penyandang cacat dan lansia yang tidak cacat.
Gambar 2.6. Perletakan Perabot (Sumber : New Metric Handbook, 2010)
Gambar 2.7. Perletakan Saklar Listrik (Sumber : New Metric Handbook, 2010)
6. Terdapat handralling sepanjang dinding kamar dan koridor bagi lansia, sebagai alat bantu untuk pegangan saat berjalan.
7. Pemilihan material pada finising lantai menggunakan lantai dengan permukaan lantai kasar serta penggunaan warna kamar yang tidak mencolok guna memberikan ketenangan pada saat beristirahat.
8. Tersedianya peralatan peringatan terdiri dari sistem peringatan yang berupa suara ( vocalalarms) dan sistem peringatan bergetar (vibrating alarms) dan berbagai petunjuk yang dapat membantu lansia pada saat terjadi situasi darurat.
2.1.3. Studi Kasus
memperoleh gambaran objek yang akan dirancang secara jelas. Pembahasan studi kasus meliputi :
Aspek kuantitas, yang meliputi : luas lahan, luas bangunan, jumlah massa bangunan, kapasitas pelayanan, fasilitas yang disediakan, dan sebagainya.
Aspek kualitas rancangan yang terdiri dari, tampilan bangunan, penyelesaian struktur bangunan, bentuk masa bangunan, olah ruang, dan sistem utilitasnya.
A. Objek kasus : Panti Werdha Hargo dedali
Gambar 2.8. Tampak Depan Panti werdha Hargodedali (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Profil bangunan
Lokasi : Jl. Mayar Kartika IX/22 Surabaya Luas bangunan : 1200 m2
Luas Lahan : 2000 m2
Diresmikan : 10 November, 1989
Panti jompo Hargodedali merupakan hunian bagi para lansia, berdiri pada 10 november 1989 ini letaknya di jl. Manyar Kartika Surabaya memiliki luas lahan mencapai 2000 m2 dan luas bangunan mencapai 1200 m2 di kelola oleh pihak swasta, panti jompo Hargodedali mampu menampung lansia khusus wanita, dan mampu menampung lansia dengan kapasitas penghuni maksimal mencapai 40 orang.
adalah lansia yang di titipkan oleh keluarganya untuk sementara waktu dan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
Fasilitas yang ada
Memiliki 1 buah aula berukuran 100 m2 berfungsi sebgai ruang berkumpul jika ada momen –momen acara tertentu dan sebgai tempat penerima tamu ataupun keluarga penguni panti yang ingin menjenguk.
Adanya kantor pengelola untuk keperluan kegiatan administrasi di dalamnya
Rumah hunian terdiri dari 2 massa bangunan pada sisi timur bagi lansia yang sakit di ruang isolasi ( lansia yang sedang sakit) dan di sisi barat yang belum, tiap bangunan terdapat 6 kamar dengan totoal 12 kamar dengan luas masing-masing sebesar 18 m2 setap 1 kamar terdiri dari 4 orang lansia.
Gambar 2.9. Kantor Panti Hargodedali (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Gambar 2.10. Kamar Lansia (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Terdapat 2 buah kamar karyawan yang menetap di panti
Dapur dan ruang makan yang berukuran 40m2 sebagai tempat berkumpul saat makan bersama sesama lansia.
Taman berada pada bagian tengah bangunan, berfungsi sebagai pemberian sirkulasi udara bagi kamar para lansia yang berada pada bagian sisi taman
Gambar 2.11. Kamar Isolasi (Sumber Dokumen pribadi:, 2010)
Gambar 2.12. Kamar Karyawan (Sumber Dokumen pribadi:, 2010)
Gambar 2.13. Ruang Makan Bersama (Sumber Dokumen pribadi:, 2010)
Gubahan Massa Bangunan
Massa bangunan pada panti hagodedali ini terdiri dari 5 massa bangunan.Dimana pada massa bangunan paling depan terdapat loby, ruang pengelola (kantor) ruang penerima tamu dan ruang serba guna terdapat pada zona publik.Sedangkan untuk fasilitas para penghuni panti berada pada bagian samping dan belakang. Bentuk bangunan dari panti hagodedali ini berbentuk geometri persegi panjang, letak taman berada di tengah-tengah bangunan lainnya yang mengelilinginya.jenis tatanan panti hagodedali ini merupakan jenis tatanan massa memusat dimana massa bangunan di sekitarnya menghadap ke arah taman.
5 KETERANGAN 5. Kamar Isolasi, dapur, r
kesehatan
uang 1.
2 1
Gambar 2.15. Gubahan massa bangunan (Sumber Dokumen pribadi:, 2010)
Tampilan Bangunan Panti Hagodedali
Tampilan bentuk bangunan panti Hagodedali ini merupakan bentuk bangunan bergaya arsitektur tradisonal jawa, hal ini terlihat dari bentuk atapnya yang bergaya tradisional, yaitu bentuk khasnya jawa berbentup atap joglo. di samping sisi kiri dan kanan bangunan pada panti Hagodedali ini menggunakan jendela yang berukuran kecil. Pada entrance terdapat selasar pada tampilan depan bangunan yang berfungsi sebagai penghalau sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan agar tidak berlebihan.
Interior Panti Hagodedali
Gambar 2.17. Interior kamar tidur lansia (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Pada interior kamar tidur lansia terdapat 4 unit tempat tidur dan 2 unit lemari. Pada sisi antara tempat tidur terdapat meja laci kecil dan sebuah kursi yang diletakan berada pada ujung kamar tidur. Kamar tidur lansia keseluruhannya berjumlah 12 kamar dan masing-masing kamar di tempati 4 penghuni, pada dinding kamar tidak terdapat handraling sebgai pegngan para lansia saat berjalan.
Interior kamar isolasi
Gambar 2.18. Kamar tidur isolasi lansia (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Interior Kamar Karyawan
Pada kamar karyawan yang menginap di panti terdapat ruang tamu dan kamar tidur, pada kamar tidur terdapat 2 buah tempat tidur dengan kamar mandi di dalam.
Gambar 2.19. Denah kamar karyawan (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Letak jendela diletakan di samping pintu masuk guna memberikan penghawaan alami yang masuk ke dalam ruang.
B. Objek kasus : Panti Werdha Sejahtera
Gambar 2.20. Tampak depan panti werdha Sejahtera (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Profil bangunan
Lokasi : Jl. Simpang Darmo Permai Selatan No 123 Luas bangunan : 640 m2
Luas Lahan : 860 m2 Diresmikan : Tahun 1986
di jl. Simpang Darmo Permai Selatan No 123 Surabaya Barat dengan luas lahan mencapai 860 m2 dan luas bangunan mencapai 640m2 yang di kelola oleh pihak swasta di bawah yayasan pelayanan kasih. Panti werdha Sejahtera mampu menampung lansia laki-laki, perempuan serta lansia yang cacat baik fisik maupun mental, daya tampung pada panti werdha sejahtera mampu menampung lansia dengan kapasitas penghuni maksimal mencapai 75 orang.
Penghuni pada Panti werdha Sejahtera ini adalah para lansia yang berumur sekitar 60 tahun keatas serta masih dalam kondisi yang sehat tanpa memiliki penyakit yang menular dan sebagian penguni Panti werdha Sejahtera pada umumnya adalah rata-rata penghuninya adalah lansia yang terlantar dan sebagian kecil adalah lansia yang di titipkan oleh keluarganya untuk sementara waktu dan dalam jangka waktu tertentu yang sesauai dengan kesepakatan bersama.
Fasilitas yang ada
Memiliki 1 buah ruang bersama yang berukuran 90m2 berfungsi sebagai ruang berkumpul bersama dan sebagai tempat kalau ada momen –momen acara tertentu, seperti momen beribadah bersama di ruang bersama ini.
Gambar 2.21. Ruang bersama panti werdha Sejahtera (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Gambar 2.22. Kamar tidur lansia (Sumber Dokumen pribadi:, 2010)
Terdapat dapur umum yang ada dalam Panti werdha Sejahtera ini, Dapur dan ruang makan yang ini berukuran 40m2 sebagai tempat berkumpul saat makan bersama sesama penghuni lansia
Gambar 2.23. Dapur umum (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Di sediakan fasilitas klinik kesehatan bagi lansia yang ingin memeriksakan kesehatannya dan di samping klinik kesehatan terdapat ruang obat..
C. Objek kasus : Graha Werdha AUSSI
Gambar 2.25. Graha Werdha AUSSI (Sumber : Internet, 2010)
Profil bangunan
Lokasi : Bukit Cinere Indah Bandung Luas Bangunan : 2000 m2
Luas Lahan : : 6000 m2
Graha Werdha AUSSI merupakan panti yang berbeda dengan panti jompo lainnya yang ada di Indonesia, dengan menawarkan sebuah tempat hunian khusus lansia yang berumur 60 tahun keatas dengan kemewahan layaknya seperti tinggal di hotel berbintang. Selain kemewahan, pelayanan dan pendekatan yang diberikan pada penghuninya memang sangat spesial. Dengan konsep ini, Graha Werdha ingin menjaring para lansia dari kalangan menengah keatas.
Fasilitas yang ada
Fasilitas Kamar tidur dengan pelayanan layaknya tinggal di sebuah hotel berbintang di Graha Werdha ini meliputi sebagai berikut
Kamar tidur terbagi menjadi tiga katagori yaitu :
Kamar tidur Standart terdiri dari 35 kamar dengan ukuran 15 m2 didalam kamar di lengkapi dengan kamar mandi dalam dan setiap kamardi huni oleh 2 orang lansia.
terdapat pada fasilitas yang ada di dalam ruangan, yaitu adanya fasiltas tambahan berupa perabot, sofa dan ruang keluarga.
Gambar 2.26. Kamar tidur VIP (Sumber : Internet, 2010)
Kamar tidur VVIP terdiri dari 7 kamar dengan ukuran 25 m2 Kamar tidur VVIP merupakan kamar yang paling mewah diantara Kamar tidur Standart dan kamar tidur VIP, dengan banyaknya ruang yang tersedia sesuai dengan kebutuhan lansia.
Gambar 2.27. Kamar tidur VVIP (Sumber : Internet, 2010)
Ruang makan bersama sebagai tempat untuk bersosialisasi antara penghuni Graha Werdha
2.1.3.4. Objek kasus : Balhousie The Grange Care Home
Gambar 2.29. Tampak depan Balhousie
(Sumber : Internet, 2010)
Balhousie The Grange Care Home merupakan panti jompo yang berada di luar negri. Panti jompo Balhousie terdiri dari 2 massa bangunan yang terdiri dari 2 lantai, layaknya tinggal di sebuah hotel dengan jenis pelayanan dan perawatan dengan suasana yang nyaman dengan pelayanan home sweet home sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para lansia yang tinggal di Balhousie.
Gambar 2.30. Halaman Balhousie
(Sumber : Internet, 2010)
Pada halaman belakang Balhousie terdapat taman dengan suasana lingkungan sekitar yang di penuhi dengan pepohonan dan semakin mendukung kenyamanan untuk tinggal di Balhousie.
Fasilitas yang ada
Gambar 2.31. family louge
(Sumber : Internet, 2010)
Gambar 2.32.Kamar lansia (Sumber : Internet, 2010)
Gambar 2.34. nurse call sytem
Gambar 2.33.Kamar isolasi lansia sakit
(Sumber : Internet, 2010) (Sumber : Internet, 2010)
2.1.4. Hasil Studi Kasus
Dari hasil study kasus diatas dapat disimpulkan, bahwa kebanyakan panti jompo masih belum memenuhi standarisasi khusus bagi lansia. Dimana kebutuhan aksesbilitas kebutuhan bagi lansia masih belum terpenuhi dan masih belum sesuai dengan standar kenyamanan, seperti adanya fasilitas bagi lansia yang mendukung segala akstifitas kegiatan lansia yang mendukung bagi kesejahteraan lansia, sehingga mereka merasa nyaman dan betah berada di panti jompo.selain itu perlu di dukung dengan suasana lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.
1 . Penggunaan ramp pada daerah yang terdapat perbedaan ketinggian mempermudah aksesibilitas bagi lansia yang menggunakan kursi roda.
2. Setiap ruang pada masing-masing kama lansia yang terdiri dari banyak massa seperti cottage dilengkapi dengan ruang penerima atau lobby dan kamar perawat yang bertugas memantau lansia.
r
Gambar 2.35. Tinggi ramp bagi pengguna kuris roda. (Sumber: New Metric Handbook & Internet)
3. Lebar pintu kamar mandi bagi lansia pengguna kursi roda minimal 88cm dengan besar kamar mandi lebar minimal 1,65m dan panjang minimal 1,70m.
Gambar 2.36. WC khusus bagi pengguna kursi roda. (Sumber: Neufert Architect Data)
4. Disetiap sisi ruang terdapat handrailling sebagai pegangan bagi lansia saat berjalan, terutama pada lorong atau koridor penghubung antar bangunan satu dengan bangunan lainnya.
Gambar 2.37. Perancangan ruang bagi lansia pengguna kursi roda. (Sumber: Neufert Architect Data)
6. Pemakaian perabot dipasang tetap ataupun pemilihan jenis perabot yang berat dan kokoh sehingga dapat digunakan sebagai pegangan atau tumpuan tangan ketika bergerak disekitar ruangan saat lansia berdiri ataupun berjalan.
7. Space ruang yang cukup luas dengan penataan interior berdasarkan aktivitas yang biasa dilakukan lansia, untuk mempermudah ruang gerak lansia.
8. Bagi lansia penderita diabet menghindari kolom menonjol pada ruangan yang dapat menyebabkan lansia luka, karena pada lansia yang mengalami diabet (Diabetes basah) jika terluka akan berakibat fatal.
9. Pada ruang tidur, tempat tidur khusus bagi lansia adalah tempat tidur yang terdiri dari beberapa layer. Dimana kondisi tulang lansia sangat rawan dan mudah mengalami cedera tulang, terutama penderita osteoporosis.
10. Penggunaan material lantai yang tidak licin dan pemilihan material untuk handrailling hindari meterial dari kayu, dapat menyebabkan tangan lansia terluka. Selain itu material dari kayu tidak tahan lama.
11. Penempatan ruang-ruang fasilitas dan penunjang bagi lansia diletakkan ditempat yang mudah dijangkau.
12. Terdapat fasilitas klinik dengan pelayanan tenaga profesional (Dokter dan perawat terlatih) bagi lansia yang sakit. Serta ruang terapi bagi lansia.
13. Ruang isolasi bagi lansia yang tidak dapat menahan buang air besar dan melakukan aktifitas sendiri serta bagi lansia yang sedang sakit interiornya didesain khusus, dengan ujuan agar lansia tetap merasa nyaman pada ruangan tersebut.
15.Perletakan bangunan diperhatikan, terutama arah sinar matahari. Untuk meminimalkan cahaya yang masuk ke ruang tidur lansia , namun pencahayaan ruang tetap merata.
Gambar 2.38. Organisasi ruang panti jompo di Cumbernauld, Scotlandia. Dimana setiap massa bangunan terdapat ruang atau kamar khusus bagi
perawat atau pengurus lansia. (Sumber: Neufert Architect Data) 16.
17. Hindari permukaan dinding yang kasar.
18. Kamar mandi terdapat handrailling bagi peganggan lansia saat mandi dan dipilih kran putar air yang mudak digunakan bagi lansia, terutama lansia yang memiliki penyakit rematik.
19. Diberi perbedaan warna yang jelas antara kran air panas dan air dingin.
20. Penghawaan buatan dapat digunakan pada ruang ruang-ruang penunjang, dengan suhu normal ruangan antara 30-35 derajat celcius.
21. Tinggi langit-langit bagi kamar lansia mencapai 3.20m sampai 3.50m, karena selain menggunakan penghawaan alami juga menggunakan penghawaan buatan (AC). 22. Pemilihan warna kamar bagi lansia dipiih warna-warna yang netral dan soft seperti
warna pastel, putih, kuning, cream, dan hijau tua. Dimana warna-warna tersebut dapat memberikan ketenangan bagi lansia
2.2. TINJAUAN KHUSUS PERANCANGAN 2.2.1. Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan proyek ini di utamakan untuk daerah kota surabaya, namun tidak menutup kemungkinan dari luar kota Surabaya, mengingat masalah serta hal – hal yang berkaitan dengan proyek ini.
2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang I. Pengelola
Pemakai /
Pengguna
Kegitan yang di lakukan Fasilitas yang
di butuhkan
Sifat
Kegiatan
Kelompok
Kegiatan
Pengelola 1. Bertanggung jawab
memimpin Pengolahan
Panti
R. Direktur /
Pimpinan
Admins Pengelola/ Semi
Publik
2. Memimpin Kordinasi
pelayanan panti
R. Rapat Admins Pengelola/ Semi
Publik
3. Menerima Tamu Donatur R. Tamu
Pimpinan
Admins Pengelola/ Semi
Publik
4. Istirahat, Merapikan diri KM/Toilet Pelayanan Semi Publik
5. Menyusun Skedul
Pimpinan
R. Sekertaris Admins Pengelola/ Semi
Publik
6. Menerima Tamu
Pimpinan
R. Tunggu Tamu Admins Pengelola/ Semi
Publik
7. Bertanggung Jawab Mengola Administrasi panti
R. Ka
Administrasi
Admins Pengelola/ Semi
Publik
8. Bertanggung Jawab
Mengola Keuangan Panti
R. ka Keuangan Admins Pengelola/ Semi
Publik
9. Mengikuti Kordinasi
dengan Pimpinan
R. Rapat Admins Pengelola/ Semi
Publik
10. Menyusun Laporan
administrasi pengelolahan
R. Staff
Administrasi
Admins Pengelola/ Semi
Publik
11. Menyusun Laporan
keungan pengolahan
R. Staff
Keuangan
Admins Pengelola/ Semi
Publik
12. Melayani pendaftran
panti
R. informasi dan
Pendaftran
Admins Pengelola/ Semi
Publik
13. Menerima Tamu
keluarga lansia
R. Tamu Admins Pengelola/ Semi
Publik
14. Menyimpan Arsip R. Arsip Admins Pengelola/ Semi
15. Bertemu sesama
pengunjung dan pengelola
Hall Pelayanan Pengelola/ Semi
Publik
16. Istirahat Makan dan
Minum
R. Makan /
Pantry
Pelayanan Servis / Semi
Publik
17. Membersihkan diri,
mandi, buang air besar /
kecil
Toilet Pelayanan Servis/ Semi
Publik
18. Ibadah R. Ibadah Pelayanan Servis/ Semi Publik
19. Melayani Kebutuhan
lansia sehari - hari
Unit hunian
lansia
Hunian Privat
20. Menyiapkan makanan
bagi lansia
Dapur Pelayanan Servis
21. Menyiapkan bahan
makanan
Gudang Bahan
Makanan
Pelayanan Servis
22. Menyimpan sayuran.
Ikan dll
Cool Storage/
kamar pendingin
Pelayanan Servis
23. Mencuci Perlengkapan
lansia
R. cuci Pelayanan Servis
24. Menyimpan pakaian
lansia
R. Penyimpanan Pelayanan Servis
25. Membersihkan Kamar /
Lingkungan sekitar panti
dan menyimpan peralatan
panti
Gudang - -
26. Menjaga keamanan
panti
Pos keamanan Publik
27. Parkir kendaraan Tempat Parkir Publik
28. Menyediakandan
mengatur kebutuhan listrik
panti
Genset Servis
II. Paramedis Pemakai /
Pengguna
Kegitan yang di
lakukan
Fasilitas yang di
butuhkan
Sifat
Kegiatan
Kelompok
Kegiatan
Paramedis 1. Bertanggung jawab
merawat kesehatan
lansia
2. Memeriksa kesehatan
badan lansia
R.Periksa/Dokter/klinik Pelayanan Semi publik
3. Memeriksa kesehatan
gigi lansia
R.Periksa Dokter Gigi Pelayanan Semi publik
4. Memeriksa kesehatan
jiwa/psikis
R.konsultasi/klinik pelayanan Semi publik
5. Memberi konsultasi
dan bimbingan lansia
R. Bersama Pelayanan Semi publik
6. Memberikan
perawatan intensif bagi
lansia yang sakit
R. Perawatan/
R. Rapat pelayanan Semi Publik
8. Istirahat Makan R. Makan/ Pantry Pelayanan Semi publik
9. Memberi pengobatan
pada lansia yang sakit
R. obat/ klinik Pelayanan Semi publik
10. Istirahat ,merapikan
diri
Toilet Servis Servis
11. Ibadah Ibadah pelayanan Semi Publik
12. Parkir kendaraan Tempat Parkir pelayanan Publik
13. Istirahat jaga R. Jaga Perawat pelayanan Semi Publik
III. Hunian Lansia Pemakai /
Pengguna
Kegitan yang di
lakukan
Fasilitas yang di
butuhkan
Sifat
Kegiatan
Kelompok
Kegiatan
Lansia 1. Istirahat, Tidur Kamar Tidur Hunian Privat
2. Ngobrol sesama lansia R.bersama Hunian Semi Publik
3. Mengikuti kegiatan
dengan hobi ( musik,
sulam, merangkai bunga
dan berkebun)
R. Hobi ( musik,
sulam. Merangkai
bunga, berkebun)
Hunian Semi Publik
4. Memeriksa Kesehatan R. Periksa Dokter Pelayanan Semi Publik
5. Makan R. Makan Pelayanan Semi Publik
7. Menerima Tamu
keluarga
R. Bersama / R tamu
pribadi
Pelayanan Semi Publik/
Privat
8. Membersikankan diri Toilet/KM Pelayanan Servis
9. Ibadah R. Ibadah Pelayanan Semi Publik
10. Mengikuti bimbingan
dan konseling
R. Bersama Pelayanan Semi Publik
11. Olah raga pagi (jalan
sehat,senam manula)
Taman dan halaman
terbuka
Pelayanan Semi Publik
12. Berkebun Kebun Pelayanan Semi Publik
IV. Tamu Pemakai /
Pengguna
Kegitan yang di
lakukan
Fasilitas yang di
butuhkan
2.Menemui Direktur R. Tamu
Diretur/Pimpinan
Admin Semi Publik
3. Menunggu bertemu
pimpinan
R. tunggu tamu Admin Semi Publik
4. Mencari informasi
Pendaftaran
R. informasi Admin Semi Publik
5. Bertemu lansia R. Bersama/ R.
Tunggu Pribadi
Pelayanan Semi Publik
6. Membersikan diri KM/Toilet Pelayanan Semi Publik
7. Ibadah R. Ibadah Pelayanan Semi Publik
2.2.3. Perhitungan Luasan Ruang 1. Hunian lansia
No RUANG KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS
2 K.M / WC 1unit NAD 3 m² 1 unit x 3 m² 3 m²
2. Fasilitas Pengelola
No RUANG KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS
13 R. Tunggu 10 orang NAD 1.3 m² / orang 1.3 m² x 10 13 m²
3. Fasilitas Penunjang
No RUANG KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS
Selasar 457 m²
b. Fasilitas Hobi
No RUANG KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS
1 R. Kelas
c. Fasilitas Medis / PoliKlinik
No RUANG KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS
4 Gudang
No RUANG KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS
1 Mobil :
NAD 25 m² /mobil 21 parkir mobil x 25 m²
2 Motor :
1,68 m²/Spd motor
x 30% 0.504
No RUANG KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS
KETERANGAN :
NAD : Neufert Architect Data SB : Studi Banding
TSS : Time Saver Standart NMH : New Metric Handbook DMR : Dimensi Manusia dan Ruang Tabel luasan ruang yang dibutuhkan :
NO JENIS FASILITAS LUAS
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60 % terbangun (Maksimal)
Perhitungan 60 x 13.000 = 7800 m²
Luas total bangunan yang di bangun = 7800 m²
2.2.5 Program Ruang
Berdasarkan aktifitas dan kebutuhan ruang diatas maka dapat dibedakan kelompok-kelompok ruang menurut penggunanya yang ada di Pusat Pelayanan Lansia. Adapun kelompok-kelompok ruang tersebut terdiri dari :
PENGGUNA KEBUTUHAN RUANG KELOMPOK
MASSA
SIFAT
Lansia Hunian lansia R. isolasi
R. rawat inap lansia
Hunian Privat
Pengelola (Kepala Yayasan)
Kantor pengelola : R. kepala yayasan R. Rapat
Pengelola Semi Publik
Privat Pengelola
(Pimpinan, Sekertaris, Man. Kabag, dan Staff umum)
Kantor Pengelola : R. Pimpinan & Sekertaris
R. Man.Administrasi R. Man.Pemasaran R. Man.Ops.Medis R. Man.Ops. Non Medis R. Karyawan
R. Rapat
Pengelola Publik
Privat Karyawan R. karyawan
R. loker
Pengelola Semi Publik
Perawat R.perawat Klinik
K.M tidur Hunian Privat Dokter R. Dokter
Klinik
Penunjang Publik
R.baca R. Hobi Lansia
Jogging track
Penunjang Publik
R. serbaguna Klinik Kantin Penghuni panti &
Pengunjung
Masjid
Penunjang Publik
Dapur
Servis Servis
Penghuni,
BAB III
TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi memberi peran penting bagi keberadaan Pusat pelayanan dan perawatan orang lanjut usia di surabaya ini, karena lokasi akan menentukan keberhasilan efektifitas dari operasional bangunan tersebut, Pemilihan lokasi obyek perancangan dipilih berada di kawasan Surabaya Barat tepatnya di Jalan Kedung Sumur Kecamatan Benowo, Adapun pemilihan lokasi di dasarkan pada faktor – faktor aspek yang menjadi persyaratan lokasi suatu pendirian bangunan sosial, yaitu :
Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa lansia, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis
sempadan sungai dan jalur kereta api.
Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.
a. Pencemaran air, sesuai dengan PP RI no. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
b. Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH nomor 94/MENKLH/1992 tcntang Baku Mutu Kebisingan.
c. Pencemaran udara, sesuai dengan Kepmen Negara KLH Nomor 02/MENKLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
3.2. Penetapan Lokasi
Berdasarkan persyaratan dan latar belakang pemilihan lokasi maka lokasi di pakai adalah wilayah Surabaya Barat atau tepatnya berada pada jalan Sememi kecamatan Benowo. Lokasi ini tepat untuk Pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia di Surabaya karena :
Lokasi itu masih belum dipergunakan dengan maksimal, selain itu dengan adanya Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut usia ini diharapkan dapat semakin menghidupkan kawasan sekitar yang juga merupakan kawasan pemukiman, karena diharapkan nantinya masyarakat sekitar menikmati fasilitas pelayanan kesehatan dan perawatan yang di khususkan bagi lansia.
Tapak tepat berada pada garis sumbu simetris antara wilayah pemukiman, rekreasi dan konservasi.
Sesuai dengan RDTRK Surabaya Barat yang memiliki pertumbuhan pesat kearah pemukiman, rekreasi dan konservasi.
Gambar 3.1 Peta Surabaya (Sumber : Berkas tugas akhir, 2010)
Pada gambar diatas adalah peta lokasi pengembangan untuk wilayah Surabaya Barat. pada lingkaran yang berwarna ungu adalah lokasi project yang akan di bangun, pada lokasi itu terdapat angka 1, 4 dan 5, jika dilihat pada agenda, bahwa lokasi tersebut dalah kawasan untuk pemukiman. rekreasi dan konservasi sehingga tepatlah jika proyek tugas akhir ini diletakan pada lokasi tersebut karena sesuai dengan RDTRK.
Pemilihan lokasi di harapkan dapat menunjang suatu wilayah Surabaya Barat sebagai kawasan yang masih kurang perhatian masyarakat terutama untuk Pusat Pelayanan dan Perawatan Lansia yang ada di Surabaya Barat.
Pemilihan lokasi ini akan didasari oleh beberapa pertimbangan yang mempengaruhi sekaligus menunjang proyek yang akan dirancang ini. Pertimbangan pemilihan site dibagi ke dalam beberapa kriteria yaitu:
Keperuntukan Lahan
Gambar 3.2 Peta Surabaya Barat
Gambar 3.3.Peta Lokasi site
(Sumber : Peta Surabaya & perkembangannya , 2010)
Gambar 3.4.Lokasi site (Sumber : Berkas tugas akhir, 2010)
3.3. Kondisi Fisik Lokasi 3.3.1. Existing Site
Batas – Batas Site :
Sebelah Utara : Persawahan Sebelah barat : Persawahan
Sebelah Timur : Rumah Sakit Bhahti Dharma Husada Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk Desa Kedung
Gambar 3.8. Rumah Sakit Dharma Bhakti (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Gambar 3.9. Persawahan (Sumber Dokumen pribadi:, 2010)
Gambar 3.7. Persawahan (Sumber : Dokumen pribadi, 2010) Gambar 3.6.Pemukiman penduduk
Kondisi site
- Topografi : Kondisi topografi pada site memiliki lahan datar, mengingat terletak di Surabaya barat yang lebih memiliki keadaan tanah tidak berkontur. - Hidrografi : Dataran site tergolong dataran rendah, mengingat kota Surabaya
adalah bukan kota yang berada di daerah pegunungan.
- Kebisingan : Site relatif cukup tenang, mengingat letak site berada pada area sekitar pemukiman. Kebisingan terbesar datang dari arah jalan Raya Sememi karena merupakan jalan utama pencapaian site yang dilewati oleh kendaraan umum dan memiliki aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan area jalan masuk ke jalan Kedung Jaya.
- Kondisi lalu lintas : Dilewati oleh kendaraan umum serta angkot dan memiliki jalur lalu lintas yang tidak terlalu padat meskipun dari arah jalan Kedung Jaya yang merupakan jalan utama pencapaian site.
3.3.2 Aksesbilitas
Pada lokasi site memiliki aksesbilitas yang sangat baik karena ditunjang dari pencapaian site. Banyak sarana dan transportasi yang menunjang seperti :
Jalan Raya Sememi :
Gambar 3.11. Jalan Raya Sememi (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Jalan raya Sememi merupakan salah satu akses utama kota Surabaya Barat yang memiliki tingkat aktivitas sehari-hari yang sangat padat sebagai jalur transportasi kendaraan. Dengan memiliki lebar jalan raya ± sekitar 12 meter, sirkulasi pada arah jalan Raya Sememi ini memiliki sirkulasi dua arah.
Jalan Kedung :
Gambar 3.12. Jalan Raya Kedung Sumur (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Akses masuk menuju lokasi perencanaan site adalah melalui Jalan Raya Kedung Sumur yang menghubungkan jalur Kedung Jaya, tempat lokasi perencanaan site berada pada kawasan Surabaya Barat. Dengan memiliki lebar jalan raya ± sekitar 10 meter, sirkulasi pada arah jalan Kedung sumur ini memiliki sirkulasi dua arah.
Terminal Sememi :
Terminal Sememi merupakan terminal cabang alat transportasi darat di Surabaya yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai ke daerah-daerah tertentu di wilayah kota Surabaya. Di terminal sememi ini terdapat alat transportasi darat seperti angkot. yang dekat dengan lokasi perencanaan pada site.
3.3.3. Potensi Lingkungan
Gambar 3.14. Potensi lingkungan sekitar (Sumber : Berkas tugas akhir, 2010)
Rumah Sakit Dharma
Gambar 3.15. Rumah Sakit Dharma (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Rumah sakit Dharma merupakan salah satu rumah sakit yang berada di kawasan daerah Surabaya Barat, dengan memiliki tingkat pelayanan kesehatan bagi masyrakat sekitar Surabaya Barat.
Panti Asuhan Usmah
Gambar 3.16. Panti Asuhan Usmah (Sumber : Dokumen pribadi, 2010)
Terdapat Panti Asuhan Usmah yang di kelolah oleh pihak swasta di bawah oleh yayasan YPM. Penghuni panti asuhan usmah kebanyakan sebagian besar penghuninya adalah anak – anak yatim piatu yang sudah tidak memiliki keluarga lagi yang mengurus mereka.
kantor kecamatan Benowo
Gambar 3.16. kantor kecamatan Benowo