• Tidak ada hasil yang ditemukan

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR vi

ABSTRAK

ABSTRACT

Co-working space can be said as a new phenomena and still sounds odd in

Indonesian society. Their building function is a container for working and

creative process, where bring through optimal amenities condition is necessary.

In designing a co-working space, there is no uniformity theory or some kind of

specific format that required, so the interior and exterior design are very flexible

to follow the owner desire or the guest necessity. With technology evolution in the

present time, certainly, the working style revolution of urban society is already

happened, and this case has implications to furniture, room, and building design

for a workspace. Therefore, co-working space design intend to create a space that

can be use by urban society to work efficiently, do creativity process, both

socialize and relax at the same time.

Keywords: co-working space, amenities, creative, urban, space

ABSTRAK

Co-working space dapat dikatakan sebagai sebuah fenomena baru dan masih

asing dalam masyarakat Indonesia. Fungsi bangunannya sendiri merupakan

wadah sebagai tempat bekerja dan berproses kreatif, yang memungkinkan kondisi

kenyamanan optimal sangat dibutuhkan. Dalam perancangan sebuah co-working

space, tidak terdapat keseragaman teori atau format tertentu yang diwajibkan,

sehingga desain interior ataupun eksteriornya sangat fleksibel untuk mengikuti

keinginan pemilik ataupun kebutuhan pengunjungnya. Dengan perkembangan

teknologi masa kini, tentu saja sudah terjadi perubahan gaya bekerja masyarakat

urban, dan hal ini berimplikasi kepada desain furnitur, ruang, dan bangunan

yang akan dirancang untuk sebuah tempat bekerja. Maka dari itu, perancangan

co-working space ini bertujuan menciptakan tempat yang dapat digunakan para

masyarakat urban untuk bekerja secara efisien, berproses kreatif, bersosialisasi,

sekaligus bersantai dalam waktu bersamaan.

(4)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR vii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena atas berkat rahmat-Nya, Seminar Tugas Akhir yang berjudul “Co-working

Space di Kota Denpasar” ini sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dapat

terselesaikan dengan baik.

Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat.

1. Bapak dan Ibu Dosen pengampu mata kuliah Seminar Tugas Akhir tahun

2015.

2. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP. selaku Dosen Koordinator

mata kuliah Seminar Tugas Akhir tahun 2015.

3. Bapak Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA. selaku Dosen

Pembimbing 1.

4. Bapak Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT. selaku Dosen Pembimbing 2.

5. Ibu Putu Rini Mulyanti, SE. dan Bapak Heru Prasojo selaku orang tua

penulis yang telah memberi doa dan dukungan baik secara materi maupun

non-materi.

6. Andrian Indra Pranata selaku adik penulis yang telah menemani

melakukan observasi lapangan.

7. Sahabat-sahabat penulis (Nadya, Lahoya, Khika, Aldy, Sari, Fendy,

Sasmitha, Golden, Yosua, Diva, Farid, Hadyan, Deka, Ganis, Gitarus)

yang telah memberi dukungan dan doa untuk penulis.

8. Teman-teman arsitektur angkatan 2012 yang sudah berjuang dan bekerja

sama dengan baik dari awal perkuliahan hingga akhir.

9. Pihak co-working space Hubud (Ubud), Lineup Hub (Kuta), dan WAVE

(Kuta) yang telah memberikan penulis ijin untuk melaksanakan observasi

lapangan.

(5)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR viii

Penulis sangat menyadari bahwa Seminar Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna, sehingga memerlukan masukan dari berbagai pihak demi

penyempurnaan Seminar Tugas Akhir ini. Penulis juga memohon maaf apabila

selama penyusunan makalah ini terjadi hal-hal yang kurang berkenan baik

disengaja maupun yang tidak disengaja.

Semoga Seminar Tugas Akhir mengenai “Co-working Space di Kota

Denpasar” ini dapat bermanfaat bagi Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Udayana, khususnya bagi para dosen pengajar dan mahasiswa

sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Denpasar, 5 Februari 2016

(6)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR ix

1.4 Metode Perancangan ... 4

1.4.1 Pengumpulan Data ... 4

1.4.2 Pemahaman dan Spesifikasi Proyek... 5

1.4.3 Pemrograman ... 5

1.4.4 Konsep Perancangan ... 5

BAB II PEMAHAMAN TENTANG CO-WORKING SPACE ... 6

2.1 Tinjauan Teori ... 6

2.1.1 Sejarah Co-working ... 6

2.1.2 Pemahaman Co-working dan Co-working Space ... 7

2.1.3 Teori Co-working Space ... 9

2.1.4 Tipologi Co-working Space ... 9

2.2 Kajian terhadap Proyek Sejenis ... 12

2.2.1 Hubud, Ubud ... 12

2.2.2 Lineup Hub, Kuta ... 19

2.2.3 WAVE, Kuta ... 23

(7)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR x

2.3.1 Pengertian ... 27

3.1 Gambaran Umum Kota Denpasar ... 31

3.1.1 Kondisi Fisik Kota Denpasar ... 31

3.1.2 Kondisi Non-fisik Kota Denpasar ... 35

3.2 Potensi Lokasi ... 43

3.2.1 Strenghts (Kekuatan) ... 44

3.2.2 Opportunities (Peluang) ... 44

3.3 Permasalahan Lokasi ... 45

3.3.1 Weakness (Kelemahan) ... 45

3.3.2 Threats (Tantangan) ... 45

3.4 Pemecahan Masalah (Analisis SWOT) ... 45

3.4.1 Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)... 46

3.4.2 Strategi W-O (Weakness-Opportunities) ... 46

3.4.3 Strategi S-T (Strenghts-Threats) ... 46

3.4.4 Strategi W-T (Weakness-Threats) ... 46

3.5 Spesifikasi Proyek di Kota Denpasar ... 47

(8)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR xi

4.1.1 Pendekatan Penentuan Tema... 54

4.1.2 Penentuan Tema ... 55

4.1.3 Pemahaman Tema ... 55

4.1.4 Perwujudan Tema... 56

4.2 Program Fungsional ... 57

4.2.1 Identifikasi Fungsi ... 57

4.3 Program Performasi ... 74

4.3.1 Sifat Ruang ... 74

4.3.2 Tuntutan Ruang ... 77

4.4 Program Arsitektural ... 87

4.4.1 Studi Kapasitas ... 87

5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 113

(9)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR xii

5.1.7 Konsep Parkir ... 128

5.1.8 Konsep Utilitas Tapak ... 130

5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 134

5.2.1 Konsep Entrance Bangunan ... 134

5.2.2 Konsep Zoning Bangunan ... 136

5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ... 138

5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ... 139

5.2.5 Konsep Ruang Dalam ... 140

5.2.6 Konsep Struktur Bangunan ... 141

5.3 Konsep Utilitas Bangunan... 143

5.3.1 Konsep Penghawaan ... 143

5.3.2 Konsep Pencahayaan ... 144

5.3.3 Konsep Pemadam Kebakaran ... 145

5.3.4 Konsep Penangkal Petir ... 149

5.3.5 Konsep Keamanan Bangunan ... 151

5.3.6 Konsep Plumbing ... 153

DAFTAR PUSTAKA

(10)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Suasana di dalam Hubud, Ubud ... 12

Gambar 2.2.Peta Pulau Bali ... 13

Gambar 2.3 Peta lokasi Hubud, Ubud ... 13

Gambar 2.4 Hubud: Hub in Ubud ... 15

Gambar 2.5 Meja Host dekat pintu masuk ... 15

Gambar 2.6 Area Indoor Work Space ... 15

Gambar 2.7 Area Individual Work Space ... 15

Gambar 2.8 Fasilitas Printer, Scanner, Bookshare ... 15

Gambar 2.9 Pintu masuk Hubud ... 15

Gambar 2.10 Kitchen dan meja untuk bersantap ... 16

Gambar 2.11 Area work space di bawah langit-langit atap (lantai 3) ... 16

Gambar 2.12 Skype Room kapasitas untuk 1 orang ... 16

Gambar 2.13 Lantai kayu parket ... 16

Gambar 2.14 Meeting Room berkapasitas 4-6 orang ... 16

Gambar 2.15 Bambu sebagai material utama ... 16

Gambar 2.16 Café Living Food Lab yang terdapat pada Hubud ... 17

Gambar 2.17.Suasana Semi-Outdoor Work Space ... 17

Gambar 2.18 Taman rindang yang dapat digunakan sebagai tempat untuk yoga dan acara lainnya ... 17

Gambar 2.19 Semi-Outdoor Work Space memiliki view ke hamparan sawah ... 17

Gambar 2.20 Atap expose material kayu dan bambu ... 17

Gambar 2.21 Ruang janitor, panel listrik, dan shoe rack ... 17

Gambar 2.22 Blok plan pada Hubud, Ubud ... 18

Gambar 2.23 Suasana di dalam Lineup Hub, Seminyak ... 19

Gambar 2.24 Peta Pulau Bali ... 19

Gambar 2.25 Peta Lokasi Lineup Hub, Kuta ... 19

Gambar 2.26 Suasana Lantai 1 di Lineup Hub ... 21

Gambar 2.27 Meja Host ... 21

Gambar 2.28 Suasana Lantai 2 di Lineup Hub ... 21

(11)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR xiv

Gambar 2.30 Blok plan pada Lineup Hub, Kuta ... 22

Gambar 2.31 Wave Bali Co-working Space ... 23

Gambar 2.32 Peta Pulau Bali ... 23

Gambar 2.33 Peta lokasi WAVE Co-working Space ... 23

Gambar 2.34 Suasana meja Host ... 25

Gambar 2.35 Public Space Lt. 1... 25

Gambar 2.36 Blok plan pada WAVE, Kuta ... 26

Gambar 2.37 Struktur organisasi pengelola pada co-working space ... 29

Gambar 3.1 Peta Pulau Bali ... 32

Gambar 3.2 Peta Kota Denpasar ... 32

Gambar 3.3 Struktur organisasi pengelola pada co-working space di Kota Denpasar ... 49

Gambar 4.1 Hubungan Ruang Utama ... 94

Gambar 4.2 Hubungan Ruang Pendukung ... 95

Gambar 4.3 Hubungan Ruang Pengelola ... 96

Gambar 4.4 Hubungan Ruang Servis ... 97

Gambar 4.5 Organisasi dan Sirkulasi Ruang ... 98

Gambar 4.6 Posisi Alternatif Tapak Jika Dilihat dari Udara ... 100

Gambar 4.7 Posisi Tapak pada Peta Zonasi Kecamatan Denpasar Timur ... 101

Gambar 4.8 Suasana Jalan Tantular Barat ... 103

Gambar 4.9 Eksisting Tapak Terpilih di Jalan Tantular Barat... 104

Gambar 4.10 Batas-batas Tapak ... 106

Gambar 4.11 Batas Utara ... 106

Gambar 4.12 Batas Selatan ... 106

Gambar 4.13 Batas Timur ... 106

Gambar 4.14 Batas Barat ... 106

Gambar 4.15 Build Up Area (BUA) pada Tapak ... 108

Gambar 4.16 Aliran Drainase pada Tapak ... 109

Gambar 4.17 Arah Datangnya Sinar Matahari dan Angin ... 110

Gambar 4.18 Arah Datangnya Noise ... 111

Gambar 4.19 Posisi Tiang Listrik dan Telekomunikasi ... 112

(12)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR xv

Gambar 5.1 Konsep Entrance pada Tapak Alternatif 1 ... 115

Gambar 5.2 Konsep Entrance pada Tapak Alternatif 2 ... 115

Gambar 5.3 Konsep Tampilan Entrance Tapak ... 116

Gambar 5.4 Konsep Zoning Tapak Alternatif 1 ... 118

Gambar 5.5 Konsep Zoning Tapak Alternatif 2 ... 119

Gambar 5.6 Konsep Sirkulasi ... 121

Gambar 5.7 Bentuk Dasar Massa ... 122

Gambar 5.8 Konsep Bentuk Massa ... 123

Gambar 5.9 Konsep Pola dan Orientasi Massa ... 125

Gambar 5.10 Pohon sebagai Pengarah Jalan... 127

Gambar 5.11 Pohon sebagai Perindang Parkir ... 127

Gambar 5.12 Konsep Parkir Mobil 45 Derajat ... 129

Gambar 5.13 Konsep Pakrir Motor 90 Derajat ... 129

Gambar 5.14 Kondisi Jaringan Utilitas pada Tapak ... 130

Gambar 5.15 Sistem Air Bersih pada Tapak ... 131

Gambar 5.16 Sistem Air Hujan dan Air Buangan pada Tapak ... 132

Gambar 5.17 Sistem Kelistrikan pada Tapak ... 132

Gambar 5.18 Sistem Telekomunikasi pada Tapak ... 133

Gambar 5.19 Sistem Sampah pada Tapak... 133

Gambar 5.20 Konsep Entrance Bangunan ... 135

Gambar 5.21 Zoning Bangunan berdasarkan Organisasi dan Sirkulasi Ruang ... 136

Gambar 5.22 Konsep Zoning Bangunan ... 137

Gambar 5.23 Ketentuan Sirkulasi Vertikal Tangga ... 138

Gambar 5.24 Konsep Tampilan Bangunan ... 139

Gambar 5.25 Konsep Ruang Dalam... 140

Gambar 5.26 Konsep Upper Struktur ... 142

Gambar 5.27 Sistem Penghawaan Buatan dengan AC Split ... 143

Gambar 5.28 Lampu Meja Kerja ... 144

Gambar 5.29 Fire Barrier Duct Wrap ... 147

Gambar 5.30 Firestop Compound dan Lokasi Pengaplikasian ... 147

Gambar 5.31 Hydrant... 148

(13)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR xvi

Gambar 5.33 Water Extinguisher ... 148

Gambar 5.34 Detektor Panas... 148

Gambar 5.35 Detektor Asap ... 148

Gambar 5.36 Penangkal Petir Elektrostatis ... 150

Gambar 5.37 Sistem CCTV ... 152

(14)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR xvii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Letak Geografis Kota Denpasar Menurut Kecamatan ... 33

Tabel 3.2 Desa/Kelurahan di Setiap Kecamatan di Kota Denpasar, 2013 ... 33

Tabel 3.3 Luas Wilayah Kota Denpasar dan Ketinggiannya dari Permukaan Laut, 2013 ... 34

Tabel 3.4 Statistik Iklim Kota Denpasar, 2013 ... 35

Tabel 3.5 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin di Kota Denpasar, 2013 ... 37

Tabel 3.6 Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Denpasar, 2013 ... 37

Tabel 3.7 Penduduk Menurut Kewarganegaraan di Kota Denpasar, 2013 ... 37

Tabel 3.8 Jumlah Pelanggaran Peraturan Daerah di Kota Denpasar, 2013 ... 38

Tabel 3.9 Daftar Harga Sewa Co-working Space di Kota Denpasar ... 50

Tabel 4.1 Alur Kegiatan Civitas Pengguna Tetap ... 60

Tabel 4.2 Alur Kegiatan Civitas Pengguna Tidak Tetap ... 64

Tabel 4.3 Identifikasi Kebutuhan Ruang pada Co-working Space di Kota Denpasar ... 65

Tabel 4.4 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang pada Co-working Space di Kota Denpasar ... 72

Tabel 4.5 Sifat Ruang pada Co-working Space di Kota Denpasar ... 75

Tabel 4.6 Tuntutan Ruang pada Co-working Space di Kota Denpasar... 77

Tabel 4.7 Analisa Jumlah Pengelola pada Co-working Space di Kota Denpasar ... 89

Tabel 4.8 Studi Besaran Ruang pada Co-working Space di Kota Denpasar ... 90

Tabel 4.9 Total Luas Keseluruhan pada Co-working Space di Kota Denpasar ... 93

Tabel 4.10 Penentuan Bobot Parameter Penentuan Lokasi Tapak ... 100

(15)
(16)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini, yang akan dibahas adalah mengenai latar

belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan.

1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan sesuatu, tentu saja setiap orang menginginkan suasana

nyaman dan kemudahan setiap saat. Misalnya dalam bekerja atau mengerjakan

tugas, suasana tempat kerja atau kantor yang tidak nyaman tentu saja

mempengaruhi kinerja seseorang karena hal tersebut mampu mengurangi niat

seseorang untuk bekerja sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan pekerjaan

atau tugas mereka secara maksimal. Dengan perkembangan teknologi komunikasi

yang sangat pesat dan perangkat keras menjadi lebih mudah untuk dibawa

kemana-mana, kenyataan bagi pekerja kantoran untuk bekerja diluar kantor

menjadi semakin berkembang (Marmot dan Eley, 2000:18).

Masyarakat Indonesia sendiri menggunakan tempat-tempat seperti rumah,

gedung, ruko, dan Co-working Space sebagai tempat kerja mereka. Istilah

Co-working Space memang masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia,

(17)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 2

para freelancer yang dulunya lebih dikenal dengan istilah SOHO (Small Office

Home Office). Perkembangan Co-working Space ini cukup pesat, dikarenakan

bertambahnya jumlah startup, freelancer, dan orang-orang yang bekerja hanya

menggunakan telepon genggam dan laptop sehingga mereka membutuhkan

tempat yang menyediakan fasilitas untuk bekerja tanpa mengeluarkan biaya yang

besar. Atau bagi kalangan pekerja yang selalu berpindah-pindah tempat kerja

sesuai proyek yang mereka kerjakan, tentu saja bekerja di Co-working Space ini

akan lebih efisien dan dapat menghemat biaya.

Dalam proses bekerja atau mengerjakan tugas, biasanya seseorang akan

menemui berbagai masalah baik teknis ataupun non-teknis. Misalnya, para

mahasiswa ataupun freelancer merasa bosan dan tidak nyaman dengan suasana

kamar ataupun ruang kerjanya. Permasalahan lainnya yaitu mereka tidak memiliki

printer untuk mencetak laporan ataupun tugas mereka, sehingga harus mencari

tempat bekerja lain dan tempat penyewaan printer di luar rumah. Atau mereka

tidak memiliki persediaan kopi ataupun minuman dan makanan lainnya di rumah,

sehingga harus mencari mini market ataupun café untuk berbelanja makanan dan

minuman yang dikonsumsi selama bekerja. Dan buruknya lagi, dari sekian banyak

tempat yang dibutuhkan tersebut, tidak banyak tempat yang membuka layanannya

hingga 24 jam/7 hari di area Kota Denpasar.

Banyak orang yang duduk dan membuka laptopnya di beberapa café atau

restoran untuk mengerjakan pekerjaannya sambil menyantap kopi atau makanan

lainnya. Akan tetapi, beberapa tempat tersebut tidak buka selama 24 jam/7 hari,

bahkan ada yang melarang penggunaan laptop di tempat mereka agar pengunjung

tidak berlama-lama duduk dan menjadikan pengunjung lainnya menunggu untuk

bersantap disana. Di beberapa restoran cepat saji juga tidak sedikit dijumpai

pengunjung yang membawa laptop untuk mengerjakan tugas dikarenakan tempat

tersebut memberikan layanan Wi-Fi gratis dan dibuka bebas selama 24 jam/7 hari.

Dari berbagai permasalahan inilah, tercipta gagasan untuk mendesain

sebuah tempat di Kota Denpasar dengan fasilitas yang memadai untuk

pengunjungnya mengerjakan tugas dengan nyaman, santai, dan fleksibel.

Co-working Space ini merupakan sebuah wadah yang lebih praktis dan kompak untuk

(18)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 3 kopi, makanan dan minuman lainnya, Wi-Fi berkecepatan tinggi, serta meja dan

kursi untuk bekerja lebih kondusif sekaligus bersantai. Tempat ini juga akan

dilengkapi dengan mesin printer, scanner, fax, loker penyimpanan barang, serta

coffee brewer dan café sebagai fasilitas tambahan untuk pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan hasil dari uraian latar belakang yang

menimbulkan permasalahan, dan akan dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana mewujudkan desain Co-working Space yang mencakup dan

mewadahi fungsinya sebagai tempat bekerja dan bersantai di Kota

Denpasar?

1.2.2 Bagaimana perencanaan fasilitas Co-working Space sehingga mampu

menjadi obyek yang diminati dan menarik di Kota Denpasar?

1.2.3 Bagaimana alur sistem kepengurusan, aktivitas dan civitas yang nantinya

berpengaruh kepada penentuan kapasitas yang ditampung dalam

Co-working Space di Kota Denpasar?

1.3 Tujuan

Tujuan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang muncul setelah

menguraikan latar belakang dari perancangan Co-working Space di Kota

Denpasar, yaitu sebagai berikut.

1.3.1 Mewujudkan Co-working Space yang mencakup dan mewadahi fungsinya

sebagai tempat bekerja dan bersantai di Kota Denpasar.

1.3.2 Menciptakan fasilitas Co-working Space sebagai wadah yang mampu

menjadi obyek yang diminati dan menarik sehingga meningkatkan dan

mengembangkan fungsi dari tempat bekerja atau kantor di Kota Denpasar

pada umumnya.

1.3.3 Menentukan alur sistem kepengurusan, aktivitas dan civitas yang nantinya

berpengaruh kepada penentuan kapasitas yang ditampung dalam

(19)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 4

1.4 Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan adalah metode glass box atau kotak

kaca. Metode ini merupakan jenis metode perancangan berdasarkan pemikiran

secara rasional dan dapat diketahui bagaimana proses kreatifnya hingga

menghasilkan suatu rancangan. Dalam metode perancangan Co-working Space di

Kota Denpasar ini melalui beberapa tahap perancangan sesuai dengan metode

yang telah disebutkan diatas, dimana tahapannya adalah sebagai berikut.

1.4.1 Pengumpulan Data

A. Data Primer

Data ini merupakan data dan informasi yang dikumpulkan dengan

penelitian langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, penulis bertindak sebagai

pengumpul data (Soemanto, Wasty, 2009). Data primer diperoleh melalui.

1. Observasi

Merupakan tahap pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke

lapangan mengenai lokasi, aktivitas serta fasilitas yang tersedia. Berikut

merupakan beberapa tempat yang dijadikan objek studi banding.

(1) Hubud, Ubud

(2) Lineup Hub, Seminyak

(3) WAVE, Kuta

2. Wawancara

Merupakan tahap tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber yang

kompeten dan pihak-pihak yang memiliki relevansi dengan data yang

dibutuhkan untuk perancangan Co-working Space.

B. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh penulis secara

tidak langsung melalui media perantara (kepustakaan). Data sekunder diperoleh

melalui.

1. Studi Literatur

Segala data dan informasi yang berkaitan dengan perancangan Co-working

Space di Kota Denpasar yang didapat dari buku-buku literatur, majalah,

(20)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 5 2. Studi Instansional

Segala data terkait dengan peraturan yang diperlukan dalam perancangan,

yaitu peraturan daerah di Kota Denpasar yang diperoleh dari instansi

terkait.

1.4.2 Pemahaman dan Spesifikasi Proyek

Dengan dilakukannya pengumpulan data baik secara primer berupa data

observasi dan wawancara, ataupun secara sekunder berupa data terkait yang

didapat dari studi literatur dan studi instansional, maka dihasilkan pemahaman

terhadap proyek. Kemudian menghasilkan spesifikasi proyek baik secara umum

dan khusus menjadi dasar pokok perencanaan sebuah Co-working Space di Kota

Denpasar dan diharapkan tempat ini menjadi objek yang menarik dan diminati

oleh masyarakat Kota Denpasar.

1.4.3 Pemrograman

Setelah memahami dan menghasilkan spesifikasi proyek, tahapan

selanjutnya adalah pemrograman. Tahapan pemrograman terdiri dari program

kuantitatif dan kualitatif yang terkait dengan penentuan tema perancangan dari

Co-working Space di Kota Denpasar. Program tersebut terdiri dari program tapak,

program fungsional, program performansi, dan program arsitektural. Program

tapak meliputi kebutuhan luasan tapak, analisis pemilihan lokasi tapak, data

eksisting, analisis tapak, serta karakteristik tapak yang dipilih.

1.4.4 Konsep Perancangan

Hasil dari pemrograman yang dilakukan, yaitu program ruang dan program

tapak, menjadi dasar dalam penyusunan konsep perancangan tapak dan bangunan

pada Co-working Space di Kota Denpasar. Konsep perancangan tapak tersebut

meliputi konsep entrance, zoning, bentuk massa, pola dan komposisi massa,

sirkulasi, pola parkir, ruang luar, dan utilitas pada tapak. Konsep perancangan

bangunan meliputi konsep entrance, zoning, tampilan bangunan, ruang dalam,

(21)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 6

BAB II

PEMAHAMAN TENTANG

CO-WORKING SPACE

Di dalam bab pemahaman tentang Co-working Space ini, terdapat

beberapa pembahasan yang akan dijelaskan, yaitu tinjauan teori, kajian terhadap

proyek sejenis, dan spesifikasi umum proyek.

2.1 Tinjauan Teori

Pembahasan dalam tinjauan teori ini meliputi sejarah co-working,

pemahaman co-working dan Co-working Space, teori dan tipologi Co-working

Space.

2.1.1 Sejarah Co-working

(22)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 7 Space pertama yang benar-benar hanya digunakan sebagai tempat bekerja saja.

Sejak Neuberg membuka tempat ini, jumlah Co-working Space di berbagai

wilayah meningkat 2 (dua) kali lipat setiap tahunnya.

Konsep co-working ini sudah terlebih dahulu popular di Eropa, banyak

warganya yang menerapkan sistem kerja seperti ini. Begitu juga di Inggris, konsep

co-working ini sangat berkembang pesat, bahkan beberapa keberadaan

Co-working Space di negara ini telah didukung oleh pemerintah setempat. Tidak

heran jika Inggris disebut-sebut sebagai salah satu negara yang berniat

mengadopsi konsep Co-working Space (tekno.compas.com, Semangat Kolaborasi

di Tepi Margonda, 9 Oktober 2015, 11:00 WITA).

Sekarang, Co-working Space telah hadir di seluruh dunia. Di Amerika saja,

terdapat kurang lebih 700 (tujuh ratus) Co-working Space yang tersebar di

berbagai negara bagian. Pada tahun 2012, beberapa Co-working Space seperti

NextSpace, BLANKSACES, Link Coworking, WorkBar Boston, CoCo, dan 654

Croswell mendirikan organisasi The League of Extraordinary Coworking Spaces.

2.1.2 Pemahaman Co-working dan Co-working Space

A. Pengertian Co-working

Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, definisi kata co-working adalah

penggunaan kantor atau lingkungan kerja lainnya dengan orang-orang yang

bekerja sendiri atau bekerja untuk perusahaan yang berbeda, biasanya untuk

berbagi peralatan, ide, dan pengetahuan. Co-working merupakan sebuah gaya

bekerja yang membutuhkan lingkungan kerja bersama dan kegiatan mandiri yang

berbeda dengan lingkungan kerja di kantor pada umumnya, para co-worker

biasanya tidak bekerja dalam satu perusahaan atau organisasi yang sama. Gaya

bekerja seperti ini sering digunakan oleh para freelancer, kontraktor independen,

atau orang yang sering bepergian dan bekerja di tempat yang berpindah-pindah.

Co-working juga menjadi tempat bertemu sekumpulan orang yang bekerja secara

independen dan saling berbagi pengalaman, ilmu, serta informasi. Orang-orang

tersebut biasanya akan menjadi akrab dan saling menghargai, tidak sedikit juga

dari mereka mampu menciptakan hal-hal yang baru dari apa yang telah mereka

(23)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 8

Gaya bekerja secara co-working ini menawarkan solusi bagi mereka yang

biasanya bekerja secara terisolasi di dalam rumah dan dalam waktu yang sama

juga membuat mereka melupakan sejenak suasana rumah yang biasanya

membosankan dan mengganggu kinerja bekerja mereka. Mereka yang bekerja dan

aktif menggunakan teknologi digital sebagai alat kerjanya tentu saja lebih memilih

menggunakan sistem kerja yang lebih fleksibel seperti co-working ini.

B. Pengertian Co-working Space

Secara harfiah, Co-working Space merupakan sebuah ruang bersama yang

digunakan untuk melakukan pekerjaan dan bertujuan untuk memfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan para startup atau freelancer dalam mengerjakan

perkerjaannya. Co-workingspace ini tidak sekedar tempat secara fisik, melainkan

bagaimana membangun sebuah komunitas yang baik dari para co-worker. Akan

tetapi, tidak semua co-workingspace ini membangun komunitas.

Co-working Space ini memiliki keuntungan secara materi, yaitu para

pengunjung dapat menghemat pengeluaran untuk menyewa kantor yang pada

umumnya dibanderol cukup tinggi. Dan beberapa keuntungan secara non-materi,

seperti.

1. Lingkungan kerja yang lebih kondusif.

2. Pengunjung dapat berbagi wawasan dengan pengunjung lainnya.

3. Pengunjung dapat membangun komunitas dan membuka bisnis lain.

4. Masuk ke dalam radar media.

5. Mendapatkan semua kebutuhan yang diperlukan dalam menyelesaikan

pekerjaan di satu tempat.

Konsep desain Co-working Space memang sedikit berbeda dengan kantor

pada umumnya. Tempat ini tidak akan diisi oleh 1 (satu) perusahaan saja,

melainkan merupakan para pekerja individual atau kelompok-kelompok kecil

yang membutuhkan tempat sementara untuk bekerja tanpa harus mengeluarkan

biaya sewa kantor yang pada umumnya cukup mahal. Tempat ini akan

menyediakan meja dan kursi untuk para pekerja, mahasiswa/i atau siapa saja yang

ingin mengerjakan tugasnya sekaligus bersantai dengan menyantap kopi ataupun

(24)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 9 Desain meja dan kursi sengaja diciptakan menyerupai meja kerja pada

umumnya lengkap dengan lampu kerja dan stop kontak yang memadai. Sistem

pelayanan yang digunakan adalah penyewaan meja. Dengan menyewa 1 (satu)

meja di Co-working Space ini, pengunjung akan mendapatkan paket minuman dan

makanan ringan, layanan Wi-Fi berkecepatan tinggi, loker penyimpanan barang,

serta akses menggunakan mesin fax, printer, dan scanner yang telah disediakan.

Akan tetapi, Co-working Space juga akan menyediakan tempat khusus bagi

mereka yang hanya ingin bersantai dan menghabiskan waktu luang.

2.1.3 Teori Co-working Space

Tidak terdapat keseragaman teori atau format khusus dalam perancangan

Co-working Space. Terdapat berbagai macam jenis Co-working Space yang

menyediakan layanan yang berbeda-beda, ada yang murni sebagai tempat bekerja,

ada yang sekaligus bisa digunakan sebagai tempat tinggal atau bermalam, ada

juga yang memiliki fasilitas mentoring dengan dukungan dari korporasi besar.

Tujuan utamanya bukan sekadar menyewakan ruang perkantoran,

melainkan sebagai sebuah tempat komunitas yang sinergis tempat para

entrepreneur penggunanya bisa mengembangkan jejaring mereka dan

menghasilkan ide-ide baru (Uzzaman, 2015:160).

2.1.4 Tipologi Co-working Space

Dengan perkembangan Co-working Spaces yang cukup pesat di dunia,

bentuk yang berbeda dari cara berbisnis mulai bermunculan. Sehingga terdapat 5

(lima) kategori Co-working Spaces yang dapat dibangun untuk memfasilitasinya,

yaitu.

A. Midsize and Big Community Co-working Spaces

Pada kategori ini akan ditemukan classical Co-working Space yang pada

umumnya memberikan layanan dan tempat untuk 40 (empat puluh) co-workers

(2nd Global Coworking Survey, 2011). Kategori ini didefinisikan berdasarkan

jumlah atau kapasitas workspace, bukan dari sebuah perusahaan atau industri

khusus, sehingga memungkinkan untuk memperluas tempat, memperbanyak

kapasitas, dan merubah konsep desainnya. Pusat Co-working Spaces dari sebuah

(25)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 10

di Berlin atau Coworking-Networks HUB yang memiliki beberapa kantor cabang

yang tersebar di berbagai tempat.

B. Small Community Co-working Spaces

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana sebuah komunitas

kantor dapat dikatakan memiliki sebuah Co-working Space. Apakah dapat

dikatakan sebuah Co-working Space jika 3 (tiga) orang desainer grafis bekerja

bersama-sama dalam sebuah ruangan untuk menghemat biaya sewa kantor? Tidak

juga. Hal ini berarti bahwa sebuah collaborative workspace kecil dengan 10

(sepuluh) tempat bekerja dapat dikatakan sebagai Small Community Co-working

Space. Dan sering kali Co-working Space tipe ini memiliki suasana yang penuh

cinta dan kasih sayang serta atmosfer yang sangat tidak formal, contohnya dapat

dilihat pada Parisian Soleilles Cowork di Paris.

C. Corporate Powered Co-working Spaces

Meningkatnya jumlah perusahaan besar yang menemukan cara-cara

berbisnis yang baru, membuat Co-working Space ini menjadi sebuah tambahan

tempat yang dibutuhkan untuk mengorganisir cara bekerja, melakukan riset, dan

mencari inovasi baru yang dapat dimanfaatkan perusahaan besar untuk

meningkatkan kinerja dan pendapatan perusahaannya. Pada tipe ini, Co-working

Space tersebut akan memiliki akses terbatas, seperti hanya bisa digunakan oleh

para pekerja yang bekerja dibawah perusahaan tersebut. Akan tetapi, agar konsep

co-working ini lebih bisa tercapai, tidak tertutup kemungkinan Co-working Space

tipe ini akan membuka layanannya untuk para pekerja dan para freelancer yang

bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Contoh kategori ini dapat dilihat pada

Network Orange Coworking Space di Toronto, dimana tempat mereka bekerja

disponsori oleh ING Direct Bank. Contoh lainnya yaitu Hannover Coworking

Space Modul 57, yang disponsori oleh TUI Germany.

D. University Related Co-working Spaces

Co-working Space merupakan tempat yang ideal untuk mengaplikasikan

atau mencoba ilmu dan pengetahuan yang baru diperoleh. Tempat ini akan

menjadi jembatan antara teori dan praktek yang akan membantu para pelajar

untuk mengerti dan mendalami sebuah proyek. Contoh yang paling menonjol

(26)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 11 oleh mahasiswa dari Aalto University. Contoh lainnya adalah Reynolds School of

Journalism, yaitu sebuah sekolah tambahan pada University of Nevada, dimana

yang selanjutnya bekerja sama dengan Coworking Space Reno Collective. The

Eberhard Karls University di Tubingen sudah memiliki Co-working Space mereka

sendiri di dalam kampusnya.

E. Pop-Up Co-working Spaces

Pop-Up Co-working Spaces merupakan tempat yang berisikan oleh

komunitas aktif yang berkegiatan sementara. Tempat ini biasanya dibuat untuk uji

coba untuk sebuah Co-working Space permanen di masa yang akan datang atau

dibangun oleh sebuah perusahaan atau industri tertentu untuk menyelesaikan

sebuah proyek tertentu, seperti sebuah proyek yang melibatkan banyak kelompok

internal perusahaan dan partner kerja sama dari luar perusahaan. Contohnya yaitu

Coworking Space of the Swiss Federal Railways.

Bentuk lain dari Pop-Up Co-working Spaces ini adalah sebuah bangunan

yang diciptakan oleh pemiliknya untuk digunakan sementara. The City of Lucerne

memberikan penggunaan sementara pada bangunan kolam renang indoor mereka

untuk dijadikan sebagai private operator. Tempat ini menyediakan showrooms,

(27)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 12

2.2 Kajian terhadap Proyek Sejenis

Kajian terhadap proyek sejenis dilakukan pada 3 (tiga) proyek sejenis,

yaitu Co-working Space yang ada di Bali. Berikut penjabaran hasil dari observasi

lapangan yang dilakukan pada bulan Oktober 2015.

2.2.1 Hubud, Ubud

A. Gambaran Umum

Hubud adalah Co-working Space pertama di Ubud yang didirikan oleh 3

(tiga) ekspatriat bernama Peter Wall, John Alderson, dan Steve Munroe. Tempat

ini didesain dengan konsep tempat terbuka yang dikelilingi taman dan dilengkapi

dengan fasilitas seperti internet yang cepat, printer, scanner, mesin foto copy, dan

ruang seminar. Suasana di dalam Hubud dapat dilihat pada Gambar 2.1.

B. Lokasi

Hubud berlokasi di daerah pariwisata dimana banyak wisatawan dan

ekspatriat yang tinggal di daerah itu, yaitu di Jalan Monkey Forest 88X Ubud –

Gianyar, Bali – Indonesia 80571. Untuk lokasi lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.

(28)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 13 C. Tinjauan Non-arsitektural

Hubud memiliki operating hour selama 24 jam setiap harinya, sehingga

member bisa datang kapan saja untuk bekerja. Terdapat 3 (tiga) orang Host atau

Receptionist yang menjaga dan melayani para pengunjung dan member selama 6

(enam) jam kerja dalam 3 (tiga) shift kerja yang berbeda, yaitu first shift pukul

08.00 WITA s/d 14.00 WITA, middle shift pukul 10.00 WITA s/d 16.00 WITA,

dan late shift pukul 14.00 WITA s/d 20.00 WITA. Setelah pukul 20.00 WITA,

Hubud akan dijaga oleh security guard hingga first shift dan para Host datang

keesokan harinya.

Terdapat kurang lebih 300 (tiga ratus) orang tercatat sebagai member tetap

pada Co-working Space ini dengan persentase 95% merupakan warga asing. Bagi

yang ingin bekerja di Hubud, diwajibkan untuk mendaftar sebagai member

dengan biaya yang berbeda-beda, seperti Rp 500.000 untuk 25 jam kerja per bulan

atau Rp 2,5 juta untuk jam kerja tak terbatas selama satu bulan. Co-working

Space ini juga sering mengadakan acara gratis seperti meetup atau diskusi dengan

berkolaborasi dengan berbagai komunitas yang bisa diikuti oleh member.

D. Tinjauan Arsitektural

Hubud memiliki luasan total sebesar 500 m2 (Lihat Gambar 2.22).

Material bangunan utama yang digunakan untuk penyusun dinding dan atap

adalah bambu dan kayu untuk menghadirkan kesan alami pada bangunan (Lihat

Gambar 2.4, Gambar 2.9, Gambar 2.15, Gambar 2.21, Gambar 2.20). Lantai

Gambar 2.3 Peta lokasi Hubud, Ubud Sumber: https://maps.google.com/

Gambar 2.2 Peta Pulau Bali Sumber:

(29)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 14

pada Hubud menggunakan lantai kayu parket, baik di Indoor Work Space ataupun

di Semi-Outdoor Work Space untuk menserasikan dengan material utama (bambu)

dan menghadirkan kesan natural serta hangat (Lihat Gambar 2.13). Co-working

Space ini mampu menampung pengunjung maksimal hingga 100 orang (tidak

termasuk kapasitas conference room dan meeting room).

Terdapat berbagai fasilitas yang disediakan oleh Hubud yang dapat

dinikmati para member, yaitu.

1. Full Speed Wi-fi up to 50 mbps (Powered by BizNet and Speedy Instant).

2. Indoor and Semi-Outdoor Work Space (Lihat Gambar 2.5, Gambar 2.6,

Gambar 2.7, Gambar 2.11, Gambar 2.17, Gambar 2.18, Gambar 2.19).

3. Conference Room / Ruang Seminar (kapasitas 10-20 orang).

4. Meeting Room / Ruang Pertemuan (kapasitas 4-6 orang) (Lihat Gambar

2.14).

5. Skype Room (kapasitas 1 orang) (Lihat Gambar 2.12).

6. Fax, Fotocopy, Printer & Scanner (Lihat Gambar 2.8).

7. BitCoin machine.

8. Hubud Bookshare (Lihat Gambar 2.8).

9. Café Living Food Lab (Lihat Gambar 2.16).

10. Kitchen (Self Treat) (Lihat Gambar 2.10).

11. Locker.

12. Weekly Events / acara mingguan (Business Coach, Skill Sharing, Yoga,

(30)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 15

Gambar 2.5 Meja Host dekat pintu masuk Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.6 Area Indoor Work Space

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.8 Fasilitas printer, fotocopy, bookshare

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.7 Area Individual Work Space

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.4 Hubud: Hub in Ubud Sumber: Hasil Observasi Lapangan

2015

Gambar 2.9 Pintu masuk Hubud Sumber: Hasil Observasi Lapangan

(31)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 16

Gambar 2.10Kitchen dan meja untuk bersantap Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.11 Area work space di bawah langit-langit atap (lantai 3)

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.14Meeting Room berkapasitas 4-6 orang Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.15 Bambu sebagai material utama Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.12Skype Room

kapasitas untuk 1 orang Sumber: Hasil Observasi Lapangan

2015

Gambar 2.13 Lantai kayu parket Sumber: Hasil Observasi Lapangan

(32)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 17

Gambar 2.18 Taman rindang yang dapat digunakan sebagai tempat untuk yoga dan acara lainnya

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.17 Suasana Semi-Outdoor Work Space

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.16 Café Living Food Lab yang terdapat pada Hubud Sumber: Hasil Observasi Lapangan

2015

Gambar 2.21 Ruang janitor, panel listrik, dan shoe rack

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.20 Atap expose material kayu dan bambu Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.19Semi-Outdoor Work Space memiliki view ke hamparan sawah

(33)

S

Gambar 2.22 Blok plan pada Hubud, Ubud Sumber: Hasil Observasi Lapangan (Oktober 2015)

(34)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 19 2.2.2 Lineup Hub, Kuta

A. Gambaran Umum

Lineup Hub merupakan sebuah Co-working Space yang terletak di Sunset

Road Kuta dan dibuka sekitar bulan Mei tahun 2013. Mereka mempunyai 2 (dua)

lantai dengan berbagai fasilitas seperti wi-fi, ruang seminar, coffee brewer, dan

PlayStation 4 yang bisa dimainkan di waktu senggang. Suasana di dalam Lineup

Hub dapat dilihat pada Gambar 2.23, Gambar 2.26, Gambar 2.27, Gambar

2.28, dan Gambar 2.29.

B. Lokasi

Lineup Hub berlokasi di Sunset Permai 3, Jalan Sunset Road, Kuta –

Badung, Bali – Indonesia 80361 (Lihat Gambar 2.24 dan Gambar 2.25).

Gambar 2.23 Suasana di dalam Lineup Hub, Seminyak

Sumber: http://e27.co/wp-content/uploads/2015/04/lineup-hub-seminyak.jpg

Gambar 2.25 Peta Lokasi Lineup Hub, Kuta Sumber: https://maps.google.com/

Gambar 2.24 Peta Pulau Bali Sumber:

(35)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 20

C. Tinjauan Non-arsitektural

Lineup Hub beroperasi setiap hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 10 pagi

hingga 1 malam. Pengunjung Lineup Hub tidak selalu sama setiap harinya dan

pengunjung WNA (Warga Negara Asing) lebih mendominasi tempat ini. Dan

hingga saat ini (11 Oktober 2015), Lineup Hub mempunyai 30 (tiga puluh) orang

sebagai member tetapnya. Co-working Space ini hanya memperkerjakan 3 (tiga)

orang pegawai sebagai receptionist di seluruh shift kerja (pagi, sore, dan malam).

Lineup Hub memiliki rencana untuk membuka layanannya hingga 24 jam full,

tetapi mereka terkendala tidak terdapatnya pegawai yang berkeinginan untuk

bekerja pada shift tengah malam hingga subuh.

Kisaran harga untuk member di Lineup Hub juga berbeda-beda, mulai dari

Rp 1 juta per bulan untuk paket Basic (yakni hanya bisa mendapatkan akses 5 hari

kerja dalam sebulan, serta diskon jika ingin menambah jumlah hari), hingga Rp

2,9 juta untuk paket Full-Time (mendapat akses tak terbatas selama sebulan,

prioritas lebih menggunakan ruang seminar, menggunakan loker, dan lainnya).

Bisa juga menggunakan paket harian yakni sebesar Rp 250.000 untuk satu hari.

D. Tinjauan Arsitektural

Lineup Hub terbangun diatas lahan yang hanya seluas 75 m2 dengan luas

bangunan 150 m2 (2 lantai) (Lihat Gambar 2.30). Kolom bangunan terbuat dari

baja expose dan dinding menggunakan material bata expose. Lantai pada Lineup

Hub menggunakan lantai kayu parket dan menghadirkan kesan natural dan hangat.

Kapasitas pada Co-working Space ini terbatas hanya untuk 20 hingga 30 orang

(tidak termasuk kapasitas conference room). Terdapat berbagai fasilitas yang

disediakan oleh Co-working Space ini, yaitu.

1. Full Wi-fi & AC Room.

2. 20 (dua puluh) Personal Computer

3. Conference Room / Ruang Seminar (kapasitas 10-15 orang).

4. Coffee Brewer.

5. Fotocopy, Printer & Scanner.

6. Drink Cooler & Dispenser.

7. Locker.

(36)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 21

Gambar 2.26 Suasana Lantai 1 di Lineup Hub Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.27 Meja Host

Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

Gambar 2.29 Tempat untuk bersantai sambil bekerja Sumber: Hasil Observasi Lapangan 2015

(37)

S

2 Gambar 2.30 Blok plan pada Lineup Hub, Kuta

(38)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 23 2.2.3 WAVE, Kuta

A. Gambaran Umum

WAVE merupakan sebuah Co-working Space yang didirikan oleh Ryuta

Saito dan Noritaka Kobayashi pada Februari 2014. Mereka ingin memfasilitasi

inovator, startup, komunitas, atau individu; sebuah tempat bekerja dan

berkolaborasi. Co-working Space yang terletak di Kuta ini menyediakan wi-fi,

printer, scanner, mesin foto copy, serta air mineral gratis bagi para member.

WAVE juga bisa dijadikan tempat untuk mengadakan berbagai acara. Suasana di

dalam WAVE dapat dilihat pada Gambar 2.31 dan Gambar 2.34.

B. Lokasi

WAVE Bali Co-working Space terletak di Jalan Patih Jelantik Blok PM 1

No. 17 Istana Kuta Galeria, Kuta – Badung, Bali – Indonesia 80361 (Lihat

Gambar 2.32 dan Gambar 2.33).

Gambar 2.32 Peta Pulau Bali Sumber:

http://www.tourbalimurah.com/ten tang-bali.html

Gambar 2.33 Peta lokasi WAVE Co-working Space

Sumber: https://maps.google.com/

(39)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 24

C. Tinjauan Non-arsitektural

Di antara semua Co-working Space di Bali, WAVE termasuk yang paling

murah. Member bisa memilih paket mingguan yakni sebesar Rp 150.000, paket 2

mingguan Rp 300.000, dan paket bulanan sebesar Rp 500.000. Bagi Anda yang

hanya ingin mampir bekerja di WAVE sehari atau dua hari, Anda tetap bisa

menggunakan fasilitas di WAVE dengan harga yang bisa dinegosiasikan. WAVE

beroperasi mulai dari jam 10 pagi hingga 6 malam.

D. Tinjauan Arsitektural

WAVE hanya memiliki luasan sebesar 80 m2 (Lihat Gambar 2.36).

Terdapat area personal space dengan kursi dan meja seperti pada bar. Terdapat

juga public space dengan kursi dan meja yang dapat digunakan bersama (Lihat

Gambar 2.35). Dinding dicat berwarna putih memberikan kesan bersih dan

tenang. Lantai menggunakan lantai parket memberikan kesan hangat dan natural

yang cocok diterapkan pada tempat bekerja. Terdapat berbagai fasilitas yang

disediakan oleh Co-working Space ini, yaitu.

1. Full Wi-fi & AC Room.

2. Conference Room / Ruang Seminar (kapasitas 10-15 orang).

3. Coffee Brewer.

4. Fotocopy, Printer & Scanner.

5. Drink Cooler & Dispenser.

(40)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 25

Gambar 2.34 Suasana meja Host

Sumber: Hasil Observasi Lapangan

(41)

S

6 Gambar 2.36 Blok plan pada WAVE, Kuta

(42)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 27 2.3 Spesifikasi Umum Proyek

Di dalam spesifikasi umum ini akan dijelaskan tentang pengertian, fungsi

dan tujuan, klasifikasi, civitas dan aktifitas yang diwadahi, dan struktur organisasi

pengelola dari sebuah Co-working Space.

2.3.1 Pengertian

Co-working Space adalah sebuah ruang bersama yang digunakan untuk

melakukan pekerjaan dan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan

perkembangan para startup, freelancer, ataupun mahasiswa/i dalam mengerjakan

pekerjaannya.

2.3.2 Fungsi dan Tujuan

Co-working Space memiliki tujuan untuk mewadahi para startup,

freelancer, ataupun mahasiswa/i dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

dan maksimal. Untuk itu, Co-working Space memiliki fungsi sebagai berikut.

1. Penyedia tempat untuk bekerja, bersosialisasi, sekaligus bersantai.

2. Penyedia berbagai fasilitas penunjang untuk menyelesaikan pekerjaan.

2.3.3 Klasifikasi

Terdapat beberapa tipe atau kategori Co-working Space yang dapat

digunakan dalam perancangan Co-working Space, yaitu.

1. Midsize and Big Community Co-working Spaces.

2. Small Community Co-working Spaces.

3. Corporate Powered Co-working Spaces.

4. University Related Co-working Spaces.

5. Pop-Up Co-working Spaces.

2.3.4 Civitas dan Aktifitas yang Diwadahi

Secara umum, civitas dalam sebuah Co-working Space dapat dibedakan

menjadi 2 (dua), yaitu.

A. Pengguna Tetap

Yang dimaksud dengan pengguna tetap yaitu pengguna yang akan

beraktivitas dalam Co-working Space untuk jangka waktu lama. Pengguna tetap

tersebut adalah para pengelola Co-working Space itu sendiri, baik manajer

maupun karyawan yang bekerja di Co-working Space tersebut. Yang

(43)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 28

1. Pimpinan

Contoh: CEO (Chief Executive Officer) dan Co-founder.

Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok pimpinan ini dalam

Co-working Space adalah.

(1) Memimpin pengelolaan Co-working Space.

(2) Melakukan koordinasi / rapat.

(3) Mengembangkan Co-working Space.

2. Pengelola

Contoh: Manajer dan Koordinator.

Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok pengelola ini dalam

Co-working Space adalah.

(1) Mengelola segala fasilitas dan aktifitas dalam Co-working Space.

(2) Melakukan koordinasi / rapat.

(3) Membuat laporan kegiatan.

3. Administrasi

Contoh: Host dan IT Specialist.

Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok administrasi ini

dalam Co-working Space adalah.

(1) Melakukan pekerjaan administratif dan keuangan.

(2) Melakukan koordinasi / rapat.

(3) Memasarkan dan promosi.

4. Servis

Contoh: Cleaning service dan Security.

Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok servis ini dalam

Co-working Space adalah.

(1) Melakukan pekerjaan servis dan pemeliharaan Co-working Space.

(2) Melakukan koordinasi / rapat.

B. Pengguna Tidak Tetap

Yang dimaksud dengan pengguna tidak tetap adalah pengguna yang akan

beraktivitas dalam Co-working Space untuk waktu yang relatif singkat. Yang

(44)

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 29 1. Anggota / Member

Anggota atau yang biasa disebut dengan member merupakan mereka yang

telah terdaftar dan melakukan administrasi untuk mendapatkan berbagai

fasilitas yang telah disediakan oleh Co-working Space. Secara umum,

aktifitas yang dilakukan oleh member dalam Co-working Space adalah.

(1) Mengerjakan tugas / pekerjaan pribadi.

(2) Melakukan administrasi.

(3) Mengikuti kegiatan mingguan (weekly events).

(4) Melakukan rapat pertemuan / seminar.

2. Pengunjung

Pengunjung merupakan mereka yang hanya datang tanpa melakukan

administrasi pendaftaran. Secara umum, aktifitas yang dilakukan oleh

pengunjung dalam Co-working Space adalah.

(1) Mengerjakan tugas / pekerjaan pribadi.

(2) Menghadiri rapat pertemuan / seminar.

2.3.5 Struktur Organisasi Pengelola

Tidak ada peraturan baku dalam struktur organisasi pengelola sebuah

fungsi Co-working Space. Dari hasil tinjauan objek sejenis di lapangan, setiap

objek memiliki kemiripan dalam struktur organisasi pengelola yang digunakan.

Kesimpulan struktur organisasi pengelola sebuah Co-working Space dapat dilihat

pada Gambar 2.37.

IT SPESIALIST HOST VIDEOGRAPHER

CLEANING

SERVICE SECURITY

Gambar 2.37 Struktur organisasi pengelola pada co-working space

(45)

SEMINAR TUGAS AKHIR 2015

CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR 30

2.3.6 Fasilitas

Fasilitas yang disediakan dalam sebuah co-working space tergantung dari

kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh pihak pemilik sebuah Co-working Space.

Dari hasil tinjauan objek sejenis di lapangan, berikut merupakan beberapa fasilitas

yang dapat dinikmati dan digunakan oleh pengunjung atau member dalam sebuah

Co-working Space, yaitu.

1. Full Speed Wi-fi.

2. Indoor, Semi-Outdoor, and Outdoor Work Space.

3. Conference Room / Ruang Seminar

4. Meeting Room / Ruang Pertemuan

5. Skype Room

6. Fax, Fotocopy, Printer & Scanner.

7. Wrap Up Corner (tempat untuk penjilidan laporan).

8. Bookshare.

9. Café.

10. Kitchen (Self Treat).

11. Locker.

Gambar

Gambar 2.1 Suasana di dalam Hubud, Ubud
Gambar 2.2 Peta Pulau Bali
Gambar 2.5 Meja Host dekat pintu masuk
Gambar 2.10 Kitchen dan meja untuk bersantap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dengan melalui proses yang panjang seperti yang telah dikatakan, diharapkan perancangan Interior Library & Co-working Space di Surabaya ini dapat

Adapun peran desain interior dalam merancang pusat fotografi center yang berbasis co-working space dapat menjadi solusi untuk menjawab permasalahan mengenai tidak

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sosial media marketing pada media sosial instagram yang dilakukan oleh Co-working Space Meet Up Pekanbaru sudah

Koridor Co-working Space sebagai salah satu program yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya telah menyediakan ruang publik tentu memiliki visi dan misi yang di mana

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan konsep green building pada Co-Working Space dan Serviced Office dengan menggunakan perhitungan Sistem Sertifikasi

31 Journal of Architectural Design and Urbanism Vol 5, No 1, 2022 Design Study Co-Working Space Building Based on Bioclimatic Architectural Principles Ayuni, Soedjarwo

Saran Adapun saran yang ingin disampaikan terkait pelaksanaan Kerja Praktek dan tugas yang diberikan adalah Pengeditan Audio Podcast di Meet Up Co-Working & Space ini, penulis

TINJAUAN KEBUTUHAN CO-WORKING SPACE BAGI MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS UNDIP 3 Tempat bersantai 4 Stopkontak 5 Ruang diskusi/rapat 6 Ruang no smoking area 7 AC 8 Area lesehan 9