• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Brand Image Dan Keputusan Membeli.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Brand Image Dan Keputusan Membeli."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk hidup yang memiliki anggota tubuh terlengkap dibandingkan dengan spesies mahkluk lain yang ada di muka bumi. Terdapat berbagai macam anggota tubuh manusia diantaranya, kaki, tangan, mata, telinga, dan sebagainya. Salah satu anggota tubuh yang memiliki peran penting pada fungsi tubuh manusia adalah kaki.

Kaki adalah salah satu organ tubuh manusia yang memiliki fungsi utama sebagai sistem gerak tubuh manusia. Tanpa kaki, manusia tidak bisa berjalan dan beraktivitas dengan leluasa. Salah satu fungsi kaki lainnya yaitu menopang berat tubuh manusia. Kaki memiliki otot seperti halnya bagian anggota tubuh lainnya. Aktivitas fisik yang sering dilakukan orang pada umumnya adalah berjalan kaki dan berdiri. Berjalan kaki dan berdiri adalah aktivitas fisik yang murah dan aman. Namun, aktivitas fisik yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan. Kelelahan pada otot akan membuat seluruh badan ikut lelah. Aktivitas fisik yang menimbulkan kelelahan otot yaitu berlari, berjalan kaki, dan berdiri terlalu lama.

(2)

yang menutupi kaki kemudian bertambah fungsinya untuk berlari, bergaya, keamanan, dan kenyamanan.

Setiap orang menyukai keindahan dan kenyamanan. Penggunaan sepatu adalah kebutuhan utama bagi setiap orang. Begitu pula setiap orang menginginkan penampilan terbaik di depan umum. Setiap orang juga ingin menjadi pusat perhatian. Salah satunya dengan menggunakan sepatu. Kendala yang dihadapi dalam mencari sepatu adalah yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Hal ini penting karena sepatu yang memenuhi syarat adalah sepatu yang mampu menyatu dengan kaki dan menopang seluruh berat badan dengan baik, serta berfungsi sebagai aksesoris.

Beberapa jenis sepatu menonjolkan fungsinya masing-masing. Diantaranya, sepatu olahraga yang dikhususkan untuk olahraga, running shoes, sepatu hak tinggi yang dikhususkan untuk bergaya, sepatu untuk pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi, dan jenis sepatu lainnya. Namun, pada zaman era modern sekarang sudah mulai bermunculan merek sepatu yang multifungsi, yaitu merek sepatu yang menawarkan kenyamanan, keamanan, danfashionable.

(3)

produk sepatu juga menjadi alternatif merek sepatu yang ada untuk melakukan pembelian. Ada yang menawarkan anti bau, kenyamanan dipakai, unik, model yang menarik, konvensional, berwarna-warni, dan sebagainya. Munculnya berbagai macam jenis sepatu merupakan salah satu penyebab mengapa perusahaan-perusahaan kemudian berlomba-lomba menciptakan macam sepatu yang dapat memenuhi kebutuhan untuk pengguna sepatu. Di Indonesia saat ini terdapat berbagai macam merek sepatu terkenal (seperti crocs, PUMA, HushPuppies, GOSH, Reebook, NIKE, Yongki Komaladi, Misyelle, Bata, Forever21, dan masih banyak merek lainnya). Diantara produsen itu saling bersaing untuk menonjolkan kekhasan ciri yang membedakan antara merek satu dengan yang lain.

Salah satu produk sepatu yang sangat dikenal luas oleh konsumen adalah crocs. Crocs adalah produk sepatu berlogo buaya yang sedang menggejala di Indonesia.Hal ini terlihat dari acara ‘crocsgives back’ yang pernah diadakan beberapa kali di pusat perbelanjaan di tiga kota berbeda, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Fenomena ini sudah menggejala hampir dua tahun belakangan ini. Dimana acara tersebut menawarkan diskon besar untuk pembelian sepatu crocs. Acara ‘crocs gives back’ selalu dihadiri ratusan pengunjung yang rela mengantri berjam-jam. Crocs sendiri dalam acara ‘gives back’ menargetkan 6000 penjualan sepatu setiap hari selama 3 hari acara berlangsung. (www.vivanews.com)

(4)

diperoleh oleh seluruh anak muda di seluruh dunia. Sepatu bertumit tinggi alias stiletto menjadi tren di awal 1950-an. Platform shoes dengan tumit setinggi 2-5 inci menjadi incaran pria dan wanita. Pada era 70-an merupakan awal bagi sepatu model bakiak yang menjadi popular. Tahun 1990, awal era ini diramaikan dengan jenis sepatu bersol rata, berwarna dan persegi. Sekitar 2006-2008, model wedges shoes (bertumit sebiji) yang cocok dengan banyak jenis outfit, warp dan strappy shoes menjadi incaran wanita. (www.ebayman84.co.cc)

Kisah crocs sendiri diawali pada bulan Juli, 2002 di Boulder, Colorado, Amerika. Ketika itu tiga orang penggagas crocs yaitu, George Boedecker, Scott Seamans dan Duke Hanson memutuskan untuk memasarkan sepatu yang berbeda dari biasanya. Sepatu yang pada awalnya dibuat untuk olahraga memancing ternyata digemari oleh banyak orang termasuk orang yang menyukai kegiatan olahraga. Sepatu tersebut kemudian dikembangkan dan diproduksi olehFoam Creations, Inc.(www.crocs.co.id)

(5)

Crocs sebagai produsen sepatu, saat ini berusaha mempertahankan pangsa pasarnya dengan melakukan program-program yang berkaitan dengan kepuasan konsumen. Selain inovasi dan diferensiasi yang tak pernah berhenti, pemahaman terhadap karakteristik konsumen berdasarkan profil, perilaku, dan preferensi juga perlu dilakukan. Melalui informasi tersebut, nantinya dapat dilakukan segmentasi pelanggan dan perumusan program tersebut. Sehingga akhirnya dapat diimplementasikan suatu program yang dapat mempertahankan kepuasan pelanggan dan menciptakan loyalitas. Selain itu, berbagai promosi juga dilakukan oleh crocs. Crocs tidak melakukan promosi melalui media massa seperti layaknya produsen sepatu lainnya. Namun, crocs melakukan promosi dengan social media network seperti Facebook, Friendster, forum-forum, blog sampai bekerjasama dengan detik.com. Crocs menggunakan cara ini untuk meningkatkan penjualannya. Crocs menggunakan promosi dengan cara WOM (Word of Mouth) atau lebih dikenal dengan iklan dari mulut ke mulut.

(6)

kalangan remaja dibandingkan untuk kalangan umur lainnya. Hal ini dapat dilihat dari situs resmi sepatu crocs.

Kalangan muda seperti pelajar dan mahasiswa termasuk dalam karakteristik remaja akhir. Seiring perkembangan biologis, psikologis, sosial ekonomi, remaja memasuki tahap dimana sudah lebih bijaksana dan sudah lebih mampu membuat keputusan sendiri (Steinberg, 1996 dalam Steinberg, 2002). Hal ini meningkatkan kemandirian remaja termasuk juga posisinya sebagai konsumen. Remaja memiliki pilihan mandiri mengenai apa yang dilakukan dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa yang ingin ia beli. Namun, di pihak lain, remaja sebagai konsumen memiliki karakteristik mudah terpengaruh, mudah terbujuk iklan, tidak berpikir hemat, dan kurang realistis.

(7)

Selain itu, diusianya, remaja akhir mulai memperhatikan penampilannya dan mulai mendengarkan pendapat orang lain tentang dirinya. Mahasiswa termasuk dalam kategori remaja akhir 19-22 tahun (Steinberg, 2002). Tidak terkecuali mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran. Pada umumnya mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran termasuk mahasiswa yang memperhatikan penampilan. Hal ini dapat dilihat dari pakaian dan aksesoris yang digunakan oleh mahasiswa sehari-hari di kampus. Jadi, dapat dikatakan mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran adalah mahasiswa yang fashionable.

(8)

Data tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Daftar Jumlah Orang dan Nama Merek Sepatu Nama Merek Sepatu Jumlah

crocs 100 orang

CONVERSE ALL STAR 10 orang YONGKI KOMALADI 10 orang

adidas 4 orang

Misyelle 22

Bata 12

NIKE 7

Marie claire 9

Tidak bermerek 50

Total 224 orang

Sebagai konsumen, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dihadapkan pada sejumlah pilihan merek sepatu yang beredar di pasaran. Diantara tersedianya pilihan-pilihan merek sepatu lain, ternyata crocs menjadi merek sepatu yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

(9)

Tabel 1.2 Persentase Alasan Menggunakan Sepatu crocs

No Alasan Persentase

1. Pemberian orang lain (keluarga, kerabat dekat)

5,7 %

2. Modelnya simpel, sederhana, dan warnanya bagus

9,02 %

3. Mudah dibersihkan 19,67%

4. Tahan air dan awet 20,49%

5. Ringan dan nyaman digunakan 45,08%

Total 100%

Selain itu juga terdapat 124 orang mahasiswa yang tidak menggunakan crocs. Beberapa alasan mereka tidak memilih sepatu crocs adalah tidak tertarik dengan modelnya, mahal, terlalu banyak yang pakai, tidak menyukai sepatu dengan bahan karet, terlalu simpel, dan ada juga yang menyatakan suka dengan sepatu crocs tapi harganya tidak sesuai untuk sebuah sepatu karet. Alasan-alasan yang telah diungkapkan tersebut merupakan brand imagesepatu crocs yang sangat kuat melekat dalam ingatan mereka.

(10)

diperoleh konsumen terhadap suatu merek, yang meliputi karakteristik produk, pelayanan, tempat penjualan, harga, promosi (Stanton, 1987).

Sepatu crocs membentuk brand imagemelalui produk, pelayanan, tempat penjualan, harga, promosi. Melalui produk sepatu, Foam Creation, Inc membuat sepatu yang inovatif yaitu nyaman, trendi, mudah dibersihkan. Produk yang berbeda dari sepatu lainnya ini membuat sepatu crocs diminati banyak orang. Pelayanan dan tempat penjualan juga dibuat sesuai dengan standar dan kualitas yang baik sehingga menarik perhatian konsumen. Harga yang dikeluarkan pun oleh sepatu crocs kompetitif dengan sepatu merek yang sekelas dengan sepatu crocs. Selain itu, promosi yang berbeda (yaitu dari mulut ke mulut) semakin membuat sepatu crocs sebagai sepatu yang unik daripada sepatu merek lain. Kelima hal ini tidak lain adalah upaya dari Foam Creation, Inc untuk menaikkan brand image sepatu crocs sehingga semakin tinggi pula penjualan sepatu crocs.

Dari pernyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa sebagian besar merupakan brand image yang dibentuk oleh konsumen dari sepatu merek crocs. Persepsi itu terbentuk dari pengalaman dan informasi yang didapat oleh mahasiswa. Dimana, persepsi yang terbentuk terhadap sepatu crocs mempengaruhi sikap individu dalam keputusan membeli.

(11)

dengan yang lainnya maka dari alasan dan produk yang mereka pilih pun berbeda-beda. Pada dasarnya konsumen memilih produk atau jasa adalah untuk memenuhi kebutuhan dirinya (A.B. Sutanto, 2004).

Dalam proses pengambilan keputusannya konsumen akan mencoba mengenali kebutuhannya, mencari informasi yang dibutuhkannya, mengevaluasi alernatif-alternatif yang ada dan keputusan membeli (Kotler, 2000). Tahapan tersebut tidak berlaku untuk semua produk terutama atas pembelian dengan keterlibatan rendah. Tahapan keputusan membeli ini digunakan untuk menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan tinggi. Keputusan membeli dengan keterlibatan tinggi biasanya berlaku pada produk dengan nilai jual yang tinggi. Dan crocs adalah salah satu produk sepatu yang melewati tahapan keputusan membeli dengan keterlibatan tinggi.

(12)

sepatu yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, sementara sepatu merek lainnya tidak menunjukkan hal yang demikian.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diasumsikan bahwabrand image bisa menjadi salah satu faktor dalam keputusan membeli. Hal-hal tersebut yang kemudian melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai brand image sepatu merek crocs dan hubungannya dengan keputusan membeli sepatu merek crocs pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa di antara tersedianya berbagai pilihan merek sepatu yang beredar di pasaran, crocs menjadi sepatu yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Padahal sebagian besar sepatu merek lain juga menawarkan hal yang sama dengan sepatu merek crocs bahkan ada yang memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan sepatu merek crocs (seperti, kenyamanan, model yang lebih beragam, harga yang lebih murah, dan sebagainya).

(13)

sepatu crocs tidak sesuai dengan modelnya yang terlalu sederhana. Disisi lain, menurut mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang menggunakan sepatu merek crocs terdapat beberapa alasan kenapa mereka memilih sepatu crocs yaitu banyak teman yang memakai, nyaman, dan model yang sederhana.

Hal ini menunjukkan bahwa yang paling diingat oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran baik pengguna dan bukan pengguna sepatu crocs adalah model sepatu crocs yang sederhana dan banyak digunakan orang. Dapat diasumsikan bahwa brand image juga berhubungan dengan keputusan pembelian.

Brand image menjadi faktor yang diperhitungkan karena pada saat ini keputusan pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek daripada hal-hal lain. Tanpabrand imageyang kuat dan positif sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka (konsumen, pelanggan) untuk membayar dengan harga yang tinggi (A.B Susanto, 2004).

Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui, ”Apakah terdapat hubungan antarabrand image sepatu merek crocs dan keputusan membeli sepatu merek crocspada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran?”

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(14)

Psikologi Universitas Padjadjaran. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat hubungan antara brand image sepatu crocs dengan pengambilan keputusan membeli sepatu crocs pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian adalah :

• Menerapkan teori-teori psikologi sebagai suatu ilmu khususnya di bidang

Psikologi Industri dan Organisasi area Psikologi konsumen

• Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis dengan

sampel yang lebih besar

• Memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang psikologi, terutama

dalam bidang psikologi konsumen, tentang hubungan antara brand image suatu merek sepatu tertentu dan keputusan membeli sepatu

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah :

• Bagi pihak lain yang membutuhkan (calon konsumen dan lembaga

konsumen), yaitu dapat menjadi bahan pengetahuan mengenai aspek-aspek yang dapat dipertimbangkan dalam memilih suatu produk sepatu.

• Sebagai masukan bagi Foam Creation, Inc bahwa brand image yang

(15)

1.5 Kerangka Pemikiran

Konsumen memilih suatu produk maupun jasa didasari oleh suatu tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Konsumen akan mencari produsen yang produknya memenuhi atau sesuai dengan kebutuhannya. Semakin tinggi komitmen produsen untuk menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen, maka produk itu akan besar kemungkinannya dipilih oleh konsumen. Komitmen produsen ini dapat dinyatakan dalam produk yang berkualitas, pelayanan yang baik, kemudahan akses untuk mendapatkan produk, harga yang bersaing, dan produk yang disosialisasikan dengan baik terhadap konsumen. Dalam proses pengambilan keputusannya konsumen akan mencoba mengenali kebutuhannya, mencari informasi yang ada, dan keputusan pembelian (Kotler, 2000). Namun tahapan tersebut tidak berlaku untuk semua produk terutama atas pembelian dengan keterlibatan rendah (proses pembelian tanpa banyak melakukan evaluasi dan mengevaluasi produk selama konsumsi). Tahapan keputusan membeli ini digunakan untuk menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan tinggi (pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan, dan berisiko).

(16)

Di Indonesia terdapat beberapa produsen sepatu. Produsen-produsen tersebut berlomba-lomba untuk memberikan produk yang berkualitas, pelayanan yang memuaskan, tempat penjualan yang mudah dijangkau, harga yang sesuai, iklan, dan promosi yang mengena pada konsumen. Pemenuhan dari kelima karakteristik tersebut akan membangun brand image yang positif pada konsumen itu (Stanton, 1987).

Terdapat berbagai macam alasan mengapa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran menggunakan sepatu merek crocs dan tidak menggunakan sepatu merek lain. Sebagian besar dari alasan-alasan tersebut merupakan brand image yang dibentuk oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Sebagian besar brand image yang terbentuk adalah positif, baik dari mahasiswa yang memakai sepatu crocs maupun yang tidak memakai sepatu crocs.

Brand image crocs yang positif dari kelima karakteristik yaitu produk yang berkualitas, pelayanan yang memuaskan, tempat penjualan yang mudah dijangkau, harga yang sesuai, iklan dan promosi yang mengena pada konsumen. Schiffman & Kanuk (1997:170) mengemukakan bahwa brand image yang positif berhubungan dengan loyalitas konsumen, kepercayaan konsumen, kepercayaan konsumen mengenai nilai positif merek, dan kesediaan konsumen untuk mencari merek tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan konsumen, ketika kebutuhan konsumen terpenuhi maka konsumen akan lebih besar memilih produk crocs.

(17)
(18)

(ketika tahapan sebelumnya terpenuhi oleh konsumen). Apabila kualitas produk dan pelayanan yang lebih menyentuh pada pengenalan kebutuhan konsumen meningkat maka brand image crocs akan semakin positif. Ketika semua kebutuhan terpenuhi maka konsumen akan menentukan pilihannya dengan keputusan membeli (Kotler, 2000). Sebagai tambahan terdapat faktor lain yang mempengaruhi keputusan membeli diantaranya adalah faktor keluarga, status sosial, kebudayaan, konsep diri, dan gaya hidup. Namun, faktor-faktor ini tidak termasuk dalam variabel yang hendak diukur.

Berikut adalah bagan 1.1 kerangka pemikiran

Brand image crocs :

• Image pada karakteristik produk

• Image pada karakteristik pelayanan

• Image pada karakteristik tempat penjualan • Image pada karakteristik

harga

• Image pada karakteristik promosi

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan membeli individu

Pengambilan keputusan membeli sepatu crocs

Keputusan membeli Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

(19)

Keterangan gambar :

Variabel yang dukur Variabel yang tidak diukur

1.6 Hipotesis penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini adalah,”Terdapat hubungan antara brand image sepatu merek crocs dan keputusan membeli sepatu merek crocs pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.”

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian non-eksperimental berupa kajian korelasional (correlational study). Kajian korelasional adalah kajian yang berusaha untuk menjelaskan derajat hubungan yang terdapat diantara dua variabel yang diukur (Christensen, 1997). Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa dengan menggunakan analisa korelasirank spearman untuk melihat adanya hubungan antara brand imagesepatu merek crocs dan keputusan membeli sepatu merek crocs.

1.7.2 Variabel Penelitian

(20)

• Definisi Konseptual

Persepsi menyeluruh yang terbentuk melalui informasi dan pengalaman yang diperoleh konsumen terhadap suatu merek, yang meliputi karakteristik produk, pelayanan, tempat penjualan, harga, dan promosi(Stanton, 1987). • Definisi Operasional

Persepsi responden yang terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman secara langsung maupun tidak langsung terhadap sepatu merek crocs yang dinyatakan melalui skor yang diperoleh responden dari hasil pengukuran terhadapbrand imagesepatu merek crocs, yang meliputi dimensi karakteristik produk, pelayanan, tempat penjualan, harga, dan promosi.

Variabel 2 : Keputusan Membeli • Definisi Konseptual

Suatu tahapan dimana konsumen akan membentuk suatu kecenderungan untuk memilih salah satu alternatif yang paling sesuai untuk memenuhi pemuasan kebutuhannya setelah melewati tahapan-tahapan sebelumnya, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi dan penilaian terhadap alternatif–alternatif yang ada(Kotler, 2000).

• Definisi operasional

(21)

Hal ini akan diukur dengan menggunakan kuesioner mengacu pada metode summated ratings dari Likert berdasarkan tahapan dalam mengambil keputusan membeli yang dikemukakan Kotler (2000), yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan keputusan membeli. 1.7.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Jatinangor yang menggunakan sepatu merek crocs. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini (responden penelitian) diperoleh dengan teknikpurposive sampling. Menurut Sudjana (1996) pengambilan sampel secara purposif dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau peneliti, yaitu pengambilan sampel data yang ada tanpa perhitungan apapun mengenai derajat kerepresentatifannya. Peneliti mengambil sampel dengan karakteristik sampel sebagai berikut :

• Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran aktif

(angkatan 2007-2010) • Menggunakan sepatu crocs

• Membeli sendiri sepatu yang digunakannya (walaupun uangnya

bukan dari diri sendiri tetapi membeli sepatu merek tersebut karena inisiatif sendiri)

1.7.4 Alat Ukur

(22)

brand image yang mengacu kepada konsep tentang brand image dari Stanton (1987). Bagian kedua adalah kuesioner dengan skala ordinal untuk mengukur tentang keputusan membeli, yang mengacu kepada konsep tentang keputusan membeli dari Kotler (2000).

1.7.5 Teknis Analisis data

Untuk menguji adanya hubungan antara kedua variabel yang digunakan adalah dengan analisis statistik rank Spearman dan uji signifikansi terhadap hubungan tersebut. Pengolahan data akan dilakukan dengan bantuan program Excel 2007 for windowsdan statistical packages for the social science (SPSS)ver.16.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.8.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung–Sumedang KM21, Jatinangor, Sumedang. 1.8.2 Waktu Penelitian

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Jumlah Orang dan Nama Merek Sepatu
Tabel 1.2 Persentase Alasan Menggunakan Sepatu crocs

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri

Adapun tujuan dari praktikum Produksi Ternak Unggas ini yaitu mempersiapkan kandang untuk tempat pemeliharaan anak ayam untuk ayam broiler yang sedang tumbuh

Konsep awal integrasi data dan informasi kebudayaan, yaitu dengan membangun satu data master referensi kebudayaan, langkah awal disusun untuk Cagar Budaya, langkah selanjutnya

[r]

Hasil analisis data dengan menggunakan uji chi square adalah =4,679 dan =5,544, artinya ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi remaja

Pada tombol navigator dilambangkan dengan kubus yang berada di paling kiri berfungsi bagi user untuk memilih dimensi yang diinginkan untuk tampil, dan juga dapat memilih measure yang

Data yang diperoleh dari hasil uji karakteristik fisik dan hasil pelepasan obat dianalisa menggunakan SPSS dengan taraf kepercayaan 95%, untuk melihat adakah perbedaan hasil

Pada adsorben HMS terdapat gugus –SH yang bersifat sebagai basa lunak, sehingga akan berinteraksi kuat dengan ion Cd(II) sesuai konsep HSAB dari Pearson [20]. Selain itu jari-