• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

GUIDANCE AND COUNSELING MANAGEMENT IN DEVELOPING STUDENT DISCIPLINE

Oleh:

Nurma Dani1), Jahada2)

1)2)Universitas Halu Oleo Email: [email protected] Kata Kunci:

Manajemen Bimbingan dan Konseling,

Kedisiplinan Siswa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manajemen Bimbingan Konseling dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 1 Kambowa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yaitu kepala sekolah, 1 orang guru BK dan 4 orang siswa. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Hubberman yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan/ verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen layanan bimbingan dan konseling dalam membina kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Kambowa dimana terdiri dari 1) kegiatan perencanaan, 2) kegiatan pengorganisasian, 3) kegiatan pelaksanaan, 4) kegiatan supervisi dan 5) kegiatan evaluasi.

Keywords:

Management of Guidance and Counseling, Student Discipline

ABSTRACT

This study aims to determine the Management of Guidance and Counseling in Fostering Student Discipline at SMA Negeri 1 Kambowa. This research uses a descriptive qualitative approach. Informants in this study amounted to 6 people, namely the principal, one school counselor, and four students. Data were collected by observation, interview, and document study methods. The data analysis technique uses data analysis techniques from Miles and Huberman, namely 1) data reduction, 2) data presentation, and 3) conclusion drawing/verification. The results showed that the management of guidance and counseling services in fostering student discipline in SMA Negeri 1 Kambowa consists of 1) planning, 2) activities, 3) organizing activities, 4) implementation activities, 5) supervision activities, and 6) evaluation activities.

(2)

Pendahuluan

Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal. Di lingkungan sekolah terdapat tata tertib sekolah, yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang tertib. Khususnya untuk menciptakan kedisiplinan dan kenyamanan siswa. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk membimbing, mendidik, mengarahkan dan membentuk pribadi seseorang berperilaku yang baik. Sekolah adalah tempat berkumpulnya para siswa yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, maka sekolah membentuk suau cara untuk mengatur dan membatasi bagi siswa untuk berperilaku yang mengarah pada pendisiplinan terhadap norma-norma yang berlaku di sekolah.

Pelanggaran tata tertib sekolah sering sekali dilakukan oleh sebagian siswa, pelanggaran seperti membolos, datang ke sekolah tidak tepat waktu, tawuran sampai melakukan kekerasan. Kondisi yang cukup memrihatinkan ini perlu dicegah secara serius, artinya untuk meningkatkan disiplin ini tidak cukup dengan peraturan yang diberlakukan di sekolah. Rendahnya tingkat kedisiplinan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: dari faktor internal, siswa kurang memiliki pemahaman akan pentingnya disiplin di lingkungan sekolah, siswa ingin tampil sesuai model yang ditiru, tingkat intelegensi siswa yang rendah membuat kurang peduli terhadap tata tertib sekolah serta kurang adanya peran serta orang tua dalam menghadapi kedisiplinan anak-anaknya (Widosari, 2014). Disamping itu, adanya anak-anak popular yang tidak mematuhi tata tertib dan keberadaannya menjadikan siswa lain terpengaruh (Asim, 2016).

Disiplin sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan- peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak menerima sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang telah ditetapkan sekolah. Jika mengacu pada konsep disiplin, maka ada dua pengertian pokok tentang disiplin.

Pertama, proses atau pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensi. Ini adalah jenis disiplin yang sering disebut disiplin positif atau disiplin konstruktif; dan yang kedua, penggunaan hukuman atau ancaman hukuman untuk membuat siswa-siswi mematuhi perintah dan mengikuti peraturan dan hukuman yang sudah ditetapkan sekolah. Jenis disiplin ini telah diberi macam-macam nama seperti disiplin negatif, disiplin otoriter dan disiplin menghukum atau menguasai melalui rasa takut.

Kedisiplinan adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Kegiatan yang perlu dibudayakan di sekolah berkaitan dengan nilai dasar antara lain, tepat waktu masuk sekolah, memakai atribut sekolah, bertopi, menggunakan ikat pinggang dan memakai sepatu warna hitam, bagi anak laki-laki diwajibkan baju harus dimasukkan, bagi anak perempuan harus memakai rok panjang, tidak boleh dipakai dipanggul serta baju putih harus dimasukkan (Ariananda, Hasan dan Rakhman, 2016).

Pentingnya kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa, maka sekolah harus dapat menumbuhkan kesadaran bagi siswa untuk disiplin dengan baik. Adapun beberapa tata tertib di SMA Negeri 1 Kambowa adalah setiap 15 menit sebelum bel berbunyi siswa harus sudah ada di sekolah, setiap hari senin seluruh siswa wajib mengikuti upacara bendera lengkap dengan atribut sekolah, siswa wajib menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa yang akan keluar dari lingkungan sekolah pada jam sekolah harus seizin pihak sekolah, siswa tidak diperkenankan membuat tanda tangan palsu orang tua/ wali, siswa dilarang berkelahi baik perorangan atau kelompok, peserta didik tidak diperbolehkan untuk berpacaran sesama siswa di sekolah siswa dilarang membawa atau merokok di sekolah, dan siswa wajib memelihara atau menjaga nama baik sekolah.

Survey awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kambowa menunjukkan kegiatan bimbingan dan konseling memiliki beberapa kendala, salah satu kendala yang di alami yaitu, jumlah siswa yang tidak sebanding dengan jumlah guru BK yang ada di sekolah. Siswa yang berjumlah 239 orang sedangkan jumlah Guru BK hanya 1 orang, sebagaimana yang diketahui bahwa setiap Guru BK maksimal menangani siswa sejumlah 150 orang, dengan jumlah itu maka Guru BK mengalami kesulitan dalam menangani siswa yang ada di sekolah. Pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program pelayanan bimbingan dan konseling, meneliti hal- hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk membentuk kematangan siswa satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat

(3)

merumuskan dengan baik tata laksana bimbingan dan konseling dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan. Manajemen bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara matang agar tujuan dari sebuah lembaga pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Manajemen Bimbingan dan Konseling memerlukan subjek yang mengatur pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada di sekolah. Adapun sumber-sumber organisasi sekolah yang perlu didayagunakan antara lain: kemampuan pengelolaannya, dana yang terbatas, bahan atau materi serta alat penunjang yang terbatas pula, waktu tatap muka secara formal dan komunikasi yang sangat jarang dengan siswa dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada. Orientasi manajemen perlu disertai dengan prinsip-prinsip dalam penyusunan program dan pengambilan keputusan dalam keseluruhan prosesnya. Kemudian, akhir dari penanganan perlu disertai dengan penanggung jawaban dan pelaporannya. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling perlu disadari bahwa berbeda dengan guru bidang studi lain yang sudah terjadwal secara rinci dan jelas, sedangkan pada konselor kegiatan dapat dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Sehingga konselor dituntun mampu mengalokasikan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kelas dan diluar kelas dan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Manajemen yang baik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengefektifkan dan mengefisienkan penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

Sebagaimana dikemukakan oleh Nurihsan (2016: 61) bahwa suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilaksanakan secara jelas, sistematis dan terarah. Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan dengan manajemen yang baik diharapkan akan mengoptimalkan peranan bimbingan dan konseling di sekolah dan pada gilirannya akan mengoptimalkan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana mestinya.

Berbagai fenomena yang ditemukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Kambowa seperti: anggapan yang keliru tentang bimbingan dan konseling (BK hanya untuk siswa yang bermasalah, Guru BK sebagai polisi sekolah, kurangnya motivasi siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara mandiri, dan pemberian tugas rangkap oleh pihak sekolah kepada guru bimbingan dan konseling, dapat saja terjadi karena tidak optimalnya manajemen terhadap kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK di SMA Negeri 1 Kambowa bahwa masih cukup banyak kasus pelanggaran yang dilakukan oleh siswa-siswi di sekolah tersebut dan dikategorikan cukup tinggi. Di antaranya kasus seperti membawa HP bergambar dan bervidio porno, membolos sekolah, merokok, tidak menggunakan seragam sebagaimana mestinya, tidak masuk tanpa izin, berpacaran sesama siswa dan berkelahi. Hal ini dikarenakan alokasi waktu manajemen layanan bimbingan dan konseling dalam membina kedisiplinan tata tertib sekolah yang belum terlaksana dengan baik. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen bimbingan konseling dalam membina kedisiplinan tata tertib sekolah siswa di SMA Negeri 1 Kambowa.

Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin, “Disciplina” yang menunjukkan pada kegiatan belajar mengajar. Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “Discipline”

yang berarti tertib, taat atau mengendalikan tinggkah laku, penguasaan diri, latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral, hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki, kumpulan atau sistem-sistem peraturan- peraturan bagi tingkah laku, MacMillan (Tu’u, 2008).

Kedisiplinan sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proes dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban.

Nilai tersebut telah menjadi bagian perlaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses pembinaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman Soeng (Tu’u 2008: 31). Sedangkan pengertian kedisiplinan menurut Widosari (2014: 57) adalah tata tertib atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan, sehingga kedisiplinan dapat diartikan sebagai sifat bertanggung jawab seseorang

(4)

terhadap suatu peraturan-peraturan. Kedisiplinan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa.

Kedisiplinan menjadi persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata terti kehidupan berdisiplin di sekolah yang akan mengantar siswa sukses dalam belajar.

Fungsi Kedisiplinan

Tu’u (2008: 38-43) menjelaskan bahwa fungsi kedisiplinan sebagai berikut:

1. Menata Kehidupan Bersama

Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Selain sebagai suatu individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan tersebut, diperlukan norma, nilai, peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Membangun Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari-hari. Sifat, tingkah laku dan pola hidup tersebut sangat unik sehingga membedakan dirinya dengan orang lain.

3. Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang.

4. Pemaksaan

Kedisiplinan dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Dengan pendampingan guru-guru, pemaksaan, pembiasaan dan latihan kedisiplinan itu penting bagi siswa.

5. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya.

6. Menciptakan lingkungan kondusif

Berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar.

Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib dan teratur.

Macam-macam Kedisiplinan

Menurut Asmani (2011: 94-95) mengemukakan bahwa macam-macam kedisiplinan yaitu:

1. Kedisiplinan waktu

Kedisiplinan waktu menjadikan sorotan utama bagi seorang guru dan siswa. Waktu masuk sekolah biasanya menjadi parameter utama kedisiplinan guru dan siswa.

2. Kedisiplinan menegakkan peraturan

Adapun tata tertib sekolah yang harus dipatuhi oleh siswa adalah sebagai berikut:

a. Siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sekolah;

b. Siswa wajib memelihara dan menjaga ketertiban serta menjunjung nama baik sekolah;

c. Selama jam sekolah berlangsung, siswa dilarang meninggalkan sekolah tanpa izin;

d. Siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran yang harus dengan menunjukkan ketentuan yang sah;

e. Siswa dilarang membawa segala sesuatu yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar.

3. Kedisiplinan sikap

Sikap seseorang merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir yang dibentuk dan dipelajari. Sikap dibentuk atau dipelajari terhadap objek tertentu, karena sikap itu dibentuk atau dipelajari maka sikap dapat mengalami perubahan.

(5)

Pengertian Manajemen

Usman (2014: 5) mengemukakan managere diterjemahkan dalam Bahasa Inggris, dalam bentuk kata kerja to manage, kata benda management dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Manajemen menurut Kamus Bahasa Indosesia (2008) adalah proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah di tentukan dan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Menurut Terry dan Rue (Ticoalu, 2014: 1) manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang- orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud–maksud yang nyata. Sedangkan menurut pendapat Griffin (Maisah, 2013: 1) bahwa manajemen adalah seperangkat aktifitas yang meliputi:

perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengawasan yang dilaksanakan langsung oleh suatu sumber daya organisasi.

Manajemen bimbingan dan konseling menurut Sugiyo (2012: 42) adalah kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.

Manajemen bimbingan dan konseling bertuan untuk mengembangkan diri konseli (siswa) secara efektif dan efisien. Setiap organisassi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sugiyo (2012: 27) menyatakan bahwa jika tujuan manajemen dilakukan secara sistematis maka akan mencapai hasil yang produktif, berkualitas dan efesien.

Prinsip-prinsip Menejemen dalam BK

Sugiyo (2012: 28) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip manajemen meliputi beberapa prinsip, sebagai berikut:

1. Efesiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal yang minimal dapat memberikan hasil yang optimal.

2. Efektifitas adalah apabila terdapat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan.

3. Pengelolaan adalah dalam aktivitas manajemen seorang manajer harus mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun non manusia.

4. Mengutamakan tugas pengelolaan artinya seorang manajer harus mengutamakan tugas manajerialnya dibandingkan tugas yang lain.

5. Kerjasama adalah seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak.

Pada layanan bimbingan dan konseling di sekolah, fungsi-fungsi manajemen ini tergambar dalam tahapan-tahapan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program bimbingan dan konseling.

1. Planning (Perencanaan)

Handoko (2011: 92) menyatakan bahwa perencanaan (planning) adalah pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini. Sedangkan Usman (2014: 65) mengemukakan perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan perencanaan hakikatnya adalah kegiatan berpikir (mind) untuk menetapkan tujuan.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian menurut Siagian (2008: 95) adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang- orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

(6)

3. Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan kegiatan yang paling utama dalam kegiatan manajemen, pelaksanaan menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang lain dalam suatu organisasi.

Artinya pelaksanaan merupakan upaya dalam mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan dengan berbagai pengarahan. Menurut Siagian dalam Sugiyo (2012: 106) pergerakan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif, efesien dan ekonomis.

4. Controlling (Pengawasan)

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan, bagaimanapun rumit dan luasnya organisasi. Pengawasan dimaksudkan untuk memastikan agar anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi serta memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi. Sedangkan Herujito (2016: 242) berpendapat bahwa pengawasan (controlling) adalah mengamati dan mengalokasikan dengan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Metode Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kambowa yang beralamat di jalan Pendidikan No 5 Desa Bubu, Kecamatan kambowa, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 hingga Januari 2021. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan frekuensi pertemuan satu kali dalam seminggu. Lamanya satu pertemuan 1 x 45 menit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan jenis penelitian kualitatif ini dikarenakan peneliti berusaha meneliti tentang kahidupan seseorang, cerita, perilaku dan juga fungsi organisasi, gerakan sosial atau hubungan timbal balik dan juga dalam penelitian ini tidak menggunakan prosedur statistik atau kuantitatif.

Informan dalam penelitian ini adalah seseorang atau beberapa orang yang dapat memberikan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian. Yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu Kepala Sekolah, Guru Pembimbing (Guru BK), dan 4 orang siswa. Alasan peneliti memilih para informan penelitian karena para informan dianggap lebih kompeten dan lebih dipercaya dalam memberikan informasi karena adanya hubungan kedekatan dengan subjek yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Observasi. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian terutama pelaksanaan kegiatan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Kambowa.

2. Interview/ Wawancara. Wawancara adalah alat /re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara tidak terstruktur. Adapun narasumber untuk melakukan wawancara adalah kepala sekolah SMA Negeri 1 Kambowa, Guru BK SMA Negeri 1 Kambowa, serta 4 orang siswa SMA Negeri 1 Kambowa.

3. Studi Dokumen. Dalam penelitian ini studi dokumen digunakan untuk pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, hasil karya maupun elektronik di SMA Negeri 1 Kambowa.

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Langkah- langkah analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2016: 337) meliputi 3 tahap yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), menarik kesimpulan (verification).

(7)

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perencanaan

Pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan- kegiatan tersebut diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance program). Secara umum program bimbingan merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Rancangan atau rencana kegiatan tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi dan terkoordinasi. Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, harus melibatkan berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti orang tua dan masyarakat, karena manfaat layanan bimbingan dan konseling dapat dirasakan oleh berbagai pihak.

2. Pengorganisasian

Setelah penyusunan program selesai tahap selanjutnya adalah pengorganisasian, hal ini dimaksudkan untuk proses administrasi yang lebih baik. Di lingkungan SMA Negeri 1 Kambowa, pengorganisasian sudah berjalan cukup baik hal ini dilihat dari beberapa administrasi yang sudah tertata rapi. Pengorganisasian layanan bimbingan dan konseling merupakan kerjasama antara Guru BK dan pihak-pihak terkait, sehingga alur pelaksanaannya dapat membina siswa yang disiplin, berkarakter, cerdas dan berprestasi. Struktur atau pola organisasi bimbingan dan konseling merupakan tatanan yang menggambarkan kedudukan tiap pihak dalam layanan manajemen bimbingan dan koseling serta sifat hubungan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar semua pihak yang terkait dapat mengetahui tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

Dalam pengorganisasian layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Kambowa yang menjadi penangung jawab seluruh kegiatan adalah Kepala sekolah, termasuk juga program BK- nya. Kepala sekolah merupakan pemegang kebijaksanaan dalam pelaksanaaan bimbingan dan konseling, Guru BK sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling menyusun dan melaksanakan program layanan. Setelah menyusun perencanaan program layanan kemudian konsultasikan dengan kepala sekolah dan pihak-pihak terkait dalam proses layanan, kemudian dilakukan pengorganisasian dengan semua personel sekolah yang dilakukan pada awal tahun ajaran baru.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh guru BK yang bernotabene sebagai Sarjana Bimbingan dan Konseling dari Jurusan Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan waktu dan tempat yang di gunakan oleh guru BK bersifat insidental atau jika adanya jam kosong di kelas. Dari Sembilan jenis layanan BK, Guru BK di SMA Negeri 1 Kambowa hanya menggunakan empat jenis layanan saja yaitu, layanan informasi, layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individu. Hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar ditentukan berdasarkan dari besar atau kecil masalah yang ditimbulkan oleh siswa.

4. Supervisi

Supervisi internal dilakukan oleh komite sekolah dan kepala sekolah. Di mana komite sekolah terlibat jika diadakannya konferensi kasus atau rapat komite mengenai siswa yang bermasalah, sedangkan kepala sekolah melakukan supervise dengan cara memantau buku kasus guru BK setiap minggu sekali. Supervisi eksternal dilakukan oleh pengawas dari Dinas Pendidikan Kabupaten tetapi tidak melakukan pengawasan kepada Guru BK saja melainkan kepada semua guru yang ada di sekolah tersebut. Pengawas dari Dinas melakukan supervisi dua kali dalam satu semester yaitu pada awal dan akhir semester.

5. Evaluasi

Hasil penelitian mengenai evaluasi menemukan informasi bahwa evalusi sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik dapat dilihat dari jumlah siswa yang datang berkonsultasi kepada guru BK dan merasa puas setelah melakukan konsultasi dan peran aktif personil sekolah seperti guru mata pelajaran dan wali kelas jika ada siswa yang bermasalah dalam kelas atau pada saat jam pelajaran berlangsung maka guru tersebuat akan mendiskusikan dengan Guru BK agar mencari jalan keluar dari permasalahan yang di lalui atau sedang dialami oleh siswa.

(8)

Hasil penelitian menunjukkan manajemen bimbingan dan konseling dalam membina kedisipinan tata tertib sekolah siswa di SMA Negeri 1 Kambowa sudah berjalan dengan baik walaupun masih ada sebagian siswa yang melanggar dan dapat dilihat dari segi kehadiran datang ke sekolah hal tersebut dikarenakan kurangnya kerja sama antara Guru BK dan Guru lain dalam menindaklanjuti siswa yang kehadirannya rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat (Nabawi dan Monawati, 2017) yang mengatakan bahwa kedisiplinan ini juga dipengaruhi oleh faktor guru antara lain kurang adanya kesamaan langkah dalam menindak siswa dalam melakukan pelanggaran, juga disebabkan oleh guru merasa bahwa tanggung jawabnya sebatas pada bidang studi yang dipegang, sementara masalah ketertiban siswa dirasa bukan pekerjaannya.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa manajemen bimbingan dan konseling dalam membina kedisiplinan tata tertib sekolah siswa di SMA Negeri 1 Kambowa sudah berjalan sebagaimana mestinya. Manajemen bimbingan dan konseling ini terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, supervisi dan evaluasi. Manajemen bimbingan dan konseling dalam membina kedisipilinan tata tertib sekolah siswa sudah dapat dikatakan berhasil. Dilihat dari perubahan tingkah laku siswa, yang tadinya siswa sering melakukan pelanggaran akan tetapi setelah diberikannya layanan jumlah siswa yang melakukan pelanggaran sudah bisa dikatakan berkurang walaupun masih sebagain kecil masih ada siswa yang membangkang.

Saran

1. Kepada kepala sekolah agar lebih memerhatikan hukuman-hukuman yang diberikan kepada siswa agar siswa jera dalam berbuat yang tidak baik. Serta dalam pembuatan jadwal pelajaran, BK diberikan jam khusus untuk masuk ke dalam kelas untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.

2. Kepada wali kelas agar lebih aktif dalam membantu peran Guru BK dalam membina kedisiplinan siswa ini. Supaya terciptanya siswa/ siswi yang taat pada peraturan serta tercapainya prestasi siswa dan sekolah.

3. Kepada Guru BK agar lebih mengoptimalkan lagi dalam menangani masalah-masalah yang dilakukan siswa terutama masalah kedisiplinan ini. Supaya siswa bisa lebih tertib dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar. Guru BK diharuskan menggunakan 9 jenis layanan untuk mendukung keerhasilan dari program yang dibuat.

4. Bagi Siswa diharapkan agar bisa membantu peran Guru BK dan personil sekolah dalam mengawasi rekan sesama siswa yang melakukan pelangggaran dan saling memotivasi untuk melakukan layanan bimbingan konseling guna untuk menghindari hal-hal yang menyimpang di sekolah.

Daftar Pustaka

Ariananda, E. S., Hasan, S., & Rakhman, M. (2016). Pengaruh Kedisiplinan siswa di Sekolah terhadap Prestasi belajar siswa Teknik Pendingin. Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 1, Hal. 2, Hal. 233.

Asim, T. M. (2016). Pengaruh Bimbingan Manajemen Diri Dalam Meningkatkan Kedisipilanan Belajar Siswa. Journal of Educational Science and Technology (est), Vol. 2, No. 2, Hal. 105.

Asmani, J. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Handoko. T. H. (2011). Manajemen, Yogyakarta: BPFE.

(9)

Juntika Nurihsan, Achmad. (2016). Stategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama.

Kamus Bahasa Indonesia (2008). Jakarta Pusat Bahasa departemen Pendidikan Nasional.

Maisah. (2013). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Referensi (Gaung Persada Press Group).

Nabawi, M. Arief . Monawati. Awaluddin. (2017). Hubungan Antara Peneneman Nilai Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, Vol. 2, No. 1, Hal. 78- 89.

Sugiyono (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D.K & Desak P.E.N.K (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Terry G, dan Rue Leslie W. (2014). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Tu’u. Tulus, (2008). Peran Disiplin Pada Perilaku. Bandung: Grasindo.

Zuchdi, Darmiati. (2010). Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman. H. (2014) Manajemen, Teori, Praktik dan Reset Pendidikan. (Edisi 4). Jakarta: Bumi aksara.

Widosari, L. (2014). Upaya Meningkatkan Kedisiplinan melalui layanan Bimbingan Kelompok dan Teknik Behavior pada Siswa.Jurnal bimbingan konseling IKIP Veteran Smarang, Vol. 2, No.

1, Hal. 56-62.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Kepala bagian logistik bertanggung jawab kepada operational managera. Kepala bagian logistik bertugas untuk

The Effectiveness of Short Story Reading in Improving the 2000 - Word Level Vocabulary Mastery of Students at Prisma Profesional Institute. Short story is a short work

Berkaitan dengan minat belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Veteran Cirebon, dijumpai berdasarkan penelitian pendahuluan bahwa siswa yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah udang fermentasi berpengaruh nyata terhadap kadar lemak kasar dan kolesterol telur puyuh

Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan mempunyai peran penting pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan tugas dan fungsi dari organisasi SKPD Dinkes

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Kasus. Asep

memiliki indeks nilai penting paling tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya sebesar 44,49% (Tabel 11) dan jenis Kandelia Candel merupakan mangrove yang memiliki

Karya fotografi ini diharapkan dapat membuat masyarakat Kota Surabaya, terutama yang senang mempelajari tentang budaya, dapat diperkenalkan tentang Pasar Pabean