• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode WASPAS Pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Tempat Wisata Kuliner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Metode WASPAS Pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Tempat Wisata Kuliner"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Elok Nur Hamdana, Copyright © 2023, MIB, Page 324

Penerapan Metode WASPAS Pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Tempat Wisata Kuliner

Elok Nur Hamdana*, Dina Risky Alin Saputri, Deasy Sandhya Elya Ikawati

Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang, Malang, Indonesia Email: 1elok@polinema.ac.id, 2dinarisky04@email.com, 3,deasysandhya@polinema.ac.id

Email Penulis Korespondensi: elok@polinema.ac.id

Abstrak−Wisata kuliner merupakan salah satu daya tarik wisata ketika mengunjungi suatu daerah dengan tujuan untuk menikmati makanan dengan cita rasa tertentu. Wisata kuliner di Kota Batu dan Kota Malang menawarkan berbagai macam produk kuliner, mulai dari makanan yang mengenyangkan hingga jajanan seperti hidangan khas maupun legendaris. Sehingga hal ini menimbulkan masalah tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan karena mereka merasa kebingungan untuk menentukan pilihan. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk permasalahan tersebut yaitu dengan membuat sistem pendukung keputusan yang dapat membantu masyarakat maupun wisatawan dalam menentukan tempat wisata kuliner dengan tepat sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini menggunakan metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) untuk proses perhitungan perangkingan tempat wisata kuliner mana yang cocok berdasarkan kebutuhan user atau pengguna. Berdasarkan penelitian ini, perhitungan sistem menggunakan metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) pada sistem pendukung keputusan tempat wisata kuliner dapat memberikan hasil rekomendasi yang tepat kepada user maupun pengguna dengan menggunakan perhitungan skala likert yang diperoleh dari hasil kuesioner mendapatkan nilai akhir sebesar 88,95%. Dari hasil pengujian menggunakan Spearman Correlation¸ didapat nilai korelasi sebesar 0,6 dan 0,8 yang menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara peringkat yang dihasilkan oleh sistem dengan peringkat hasil perhitungan orang yang suka berkuliner.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan; WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment); Tempat Wisata Kuliner

Abstract−Culinary tourism is one of the tourist attractions when visiting an area with the aim of enjoying food with a certain taste. Culinary tourism in Batu City and Malang City offers a variety of culinary products, ranging from filling food to snacks such as typical and legendary dishes. So this creates its own problems for the community and tourists because they feel confused about making choices. Therefore, there is a need for a solution to this problem, namely by creating a decision support system that can help the community and tourists in determining culinary tourism spots appropriately according to their needs. This study uses the WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) method to calculate which culinary tourism spots are suitable based on the needs of the user or users. Based on this research, the system calculation using the WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) method on a culinary tourism decision support system can provide the right recommendation for users and users by using a Likert scale calculation obtained from the questionnaire results getting a final score of 88.95 %. From the test results using Spearman Correlation, correlation values are obtained of 0.6 and 0.8 which indicate that there is a relationship between the ratings generated by the system and the calculated rankings of people who like to eat.

Keywords: Decision Support System; WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment); Culinary Tour Places

1. PENDAHULUAN

Teknologi saat ini berkembang dengan sangat cepat sehingga memudahkan siapa saja untuk mengakses informasi mengenai berbagai macam wisata kuliner melalui website, google maps maupun media sosial. Wisata kuliner merupakan salah satu daya tarik wisata ketika melakukan kunjungan ke suatu daerah dengan tujuan menikmati makanan dengan cita rasa yang khas [1]. Kemampuan dalam menyajikan hidangan khas disetiap tempat tentu memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Begitu juga terjadi pada setiap individu maupun kelompok tentu mempunyai pemikiran masing-masing mengenai apa yang akan dimakan dan kemana tujuannya [2].

Wisata kuliner di Kota Batu dan Kota Malang menyediakan berbagai macam produk kuliner, mulai dari makanan yang mengenyangkan hingga jajanan seperti hidangan khas maupun legendaris [1], [3]. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan dari sekian banyak grub wisata kuliner di media sosial salah satunya berjumlah 29000 anggota didapat sebesar 75,8% dari 66 menyatakan bahwa responden merasa bingung untuk memilih tempat wisata kuliner yang ingin dikunjungi dari yang pernah berkunjung maupun belum pernah berkunjung ke tempat kuliner di Kota Batu dan Kota Malang. Sehingga hal ini menimbulkan masalah bagi masyarakat maupun wisatawan dalam memilih tempat wisata kuliner. Dengan adanya hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan penulis didapatkan beberapa faktor untuk memilih tempat wisata kuliner yaitu dalam segi harga, fasilitas, rating serta opsi layanan yang diterapkan.

Kota Batu dan Kota Malang juga memiliki beberapa hidangan lezat yang memberikan suasana yang luar biasa dan menarik perhatian pengunjung. Hal ini dapat menimbulkan rasa ingin tahu pengunjung tentang kuliner di Kota Batu dan Kota Malang. Walaupun saat ini banyak sekali website yang berisi informasi tentang kedua kota tersebut, namun tidak semua orang memiliki pemahaman yang baik tentang tempat kuliner karena kurangnya informasi spesifik [5]–[7]. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan langsung oleh penulis terhadap informasi dari berbagai website mengenai tempat wisata kuliner di Kota Batu dan Kota Malang. Terkait informasi pada kedua kota tersebut, penulis dapat mengetahui secara langsung bahwa belum terdapat informasi khusus yang mengelompokkan Kota Batu dan Kota Malang menjadi satu website tempat wisata kuliner yang menyediakan

(2)

Elok Nur Hamdana, Copyright © 2023, MIB, Page 325 informasi maupun menghasilkan rekomendasi sesuai dengan keinginan user atau pengguna. Terdapat sistem yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada, salah satunya adalah penggunaan sistem pendukung keputusan.

Sistem pendukung keputusan atau decision support system adalah pengetahuan tentang sistem cerdas yang bekerja untuk mendukung kegiatan proses pengambilan keputusan ketika memecahkan berbagai masalah dengan cepat dan akurat menggunakan alat bantu komputer [8], [9]. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam sistem pendukung keputusan adalah WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment), kombinasi metode dari Weighted Sum Model (WSM) dan Weighted Product Model (MPM). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tri Nusanti Sianturi dkk (2018) menggunakan metode WASPAS mampu memberikan hasil pemilihan pegawai bank terbaik dengan proses yang cukup baik [10]. Kemudian pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tuti Haryanti dkk (2019) dapat mengatasi permasalahan menggunakan metode WASPAS dengan memberikan hasil yang akurat, berdasarkan jumlah 89 sampel dilakukan perhitungan hanya 45% yang layak menerima bantuan dari pemerintah [11]. Lalu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kevin Arista Chandra dkk (2019) dianggap mampu memberikan hasil rekomendasi pemilihan laptop berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh pengguna dengan menggunakan metode WASPAS [12]. Dari ketiga penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) mampu memberikan hasil dengan proses yang cukup baik dari berbagai macam studi kasus. Oleh karena itu sistem yang dibangun pada penelitian ini menggunakan metode WASPAS dengan basis web.

Berdasarkan pada permasalahan yang ada dan juga uraian penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengambil sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) untuk menentukan tempat wisata kuliner di area Kota Batu dan Kota Malang. Dengan sistem ini diharapkan dapat mempermudah proses penentuan tempat kuliner yang sesuai dengan kriteria masyarakat setempat maupun para wisatawan, agar dapat memberikan informasi khusus dan rekomendasi hasil alternatif dengan mengajukan berbagai tempat kuliner mulai dari makanan berat sampai makanan ringan seperti makanan khas maupun legendaris di area Kota Batu dan Kota Malang.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Pada Gambar 1 menjelaskan bahwa tahapan penelitian dalam Penerapan Metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) Pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Tempat Wisata Kuliner Di Area Kota Batu dan Kota Malang dimulai dari studi literatur dari berbagai sumber yang mendukung penelitian, mengumpulkan data yang akan digunakan dalam skripsi, kemudian melakukan desain sistem, lalu implementasi metode yaitu WASPAS dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan dilanjutkan dengan pengujian sistem dan terakhir dilakukan penarikan kesimpulan dan saran.

Gambar 1. Tahapan Penelitian 2.2 Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data ini yaitu melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1) Studi Pustaka

Mempelajari beberapa literatur seperti jurnal dan artikel yang terdapat dari internet dengan topik bersangkutan maupun sumber lain yang diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem.

2) Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti yaitu data yang didapat dari hasil observasi.

Data observasi didapat dari mesin pencarian google seperti Google Maps, Grab, Gojek dan beberapa website sesuai dengan rincian dari tempat kuliner di Kota Batu dan Kota Malang [6], [13].

Mulai Studi Literatur Pengumpulan

Data

Desain Sistem Implementasi

Pengujian Sistem

Kesimpulan

dan Saran Selesai

(3)

Elok Nur Hamdana, Copyright © 2023, MIB, Page 326 3) Kuesioner

Melakukan penyebaran kuesioner secara individu melalui Google Form dengan persyaratan tertentu. Target dalam penyebaran adalah grup wisata kuliner, masyarakat luar malang maupun masyarakat asli malang. Hasil dari pengumpulan data kuesioner ini akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan data dan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan pada pembuatan sistem.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penerapan WASPAS

Penerapan yang dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) terdapat data yang diolah antara lain harga, fasilitas, rating, dan opsi layanan. Data tersebut dijadikan sebagai kriteria dalam perhitungan metode untuk menentukan hasil nilai akhir tertinggi. WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) merupakan metode yang memungkinkan untuk meminimalkan kesalahan estimasi atau mengoptimalkan dalam perkiraan untuk memilih nilai tertinggi dan terendah. Metode ini merupakan kombinasi unik dari metode MCDM, yaitu Weighted Sum Model (WSM) dan Weighted Product Model (WPM) [14]–[16]. Berikut merupakan langkah-langkah penyelesaian perhitungan sebagai berikut : 1) Menentukan Kriteria, Bobot, dan Alternatif

Penentuan kriteria sendiri didapat dari hasil penyebaran kuesioner dengan target sasaran grup wisata kuliner, masyarakat luar maupun masyarakat asli malang. Lalu terkait dengan penentuan bobot akan dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui nilai dari bobot kriteria dengan target sasaran sama seperti pada saat penentuan kriteria. Nilai dari bobot kriteria pada pengolahan data penulis menggunakan nilai sementara dengan melihat tingkat kepentingan berdasarkan data dari hasil penyebaran kuesioner sebagai contoh perhitungan dari metode yang digunakan[17].

Tabel 1. Data Kriteria Dan Bobot

Kriteria Keterangan Bobot Atribut Kriteria

C1 Harga 35% Cost

C2 Fasilitas 30% Benefit

C3 Rating 20% Benefit

C4 Opsi Layanan 15% Benefit

Berikut merupakan contoh nama tempat wisata kuliner yang digunakan oleh penulis didapatkan dari hasil pengumpulan data observasi :

Tabel 2. Kode Alternatif Dan Nama Alternatif Kode Alternatif Nama Alternatif

A1 Bakso President

A2 Depot Bug Matira

A3 Toko Oen

A4 Warung Tahu Lontong Lonceng

A5 Bakpao Boldy

Berikut merupakan contoh sample data yang digunakan : Tabel 3. Data Nilai Alternatif

Alternatif C1 C2 C3 C4

Bakso President 20.000 4 4,1 2 Depot Bug Matira 30.000 1 4,1 2

Toko Oen 25.000 5 3,9 3

Warung Tahu Lontong Lonceng 10.000 1 4,4 2 Bakpao Boldy 13.000 1 4,4 3

2) Menentukan normalisasi matriks dalam pengambilan keputusan dengan mengambil setiap nilai dari kriteria menggunakan rumus :

𝑋 = [

𝑥11 𝑥12 𝑥21

… 𝑥𝑚1

𝑥22

… 𝑥𝑚2

… 𝑥1𝑛

… 𝑥2𝑛

… 𝑥𝑚3

]

Keterangan :

𝑚 = banyaknya alternatif 𝑛 = jumlah kriteria evaluasi

(4)

Elok Nur Hamdana, Copyright © 2023, MIB, Page 327 𝑥 = kinerja alternatif sehubungan dengan kriteria j

Maka didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Data Normalisasi Matriks Keputusan Alternatif C1 C2 C3 C4

A1 20.000 4 4,1 2 A2 30.000 1 4,1 2 A3 25.000 5 3,9 3 A4 10.000 1 4,4 2 A5 13.000 1 4,4 3 Menjadi sebagai berikut :

𝑋 = [

20000 4 30000 25000 10000 13000

1 5 1 1

4.1 2 4.1 3.9 4.4 4.4

2 3 2 3

]

3) Melakukan nilai normalisasi Nilai Xij pada setiap kriteria berdasarkan atribut kriteria cost dan benefit yang sudah ditentukan pada tabel 1 menggunakan rumus (2) dan (3) sesuai dengan atribut.

Jika Kriteria Benefit 𝑋𝑖𝑗= 𝑀𝑎𝑥𝑋𝑖𝑗

𝑖 𝑋𝑖𝑗 (1)

Jika Kriteria Cost 𝑋𝑖𝑗= 𝑀𝑖𝑛𝑋𝑖 𝑋𝑖𝑗

𝑖𝑗 (2)

4) Maka didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Normalisasi Alternatif C1 C2 C3 C4

A1 20.000 0,5 0,8 0,932 A2 30.000 0,333 0,2 0,932 A3 25.000 0,4 1 0,886

A4 10.000 1 0,2 1

A5 13.000 0,769 0,2 1

Setelah melakukan normalisasi nilai Xij, langkah yang harus diperhatikan adalah melakukan normalisasi bobot kriteria.

Tabel 6. Normalisasi Bobot Kriteria Alternatif Keterangan Bobot C3

C1 Harga 35% 0,35

C2 Fasilitas 30% 0,3

C3 Rating 20% 0,2

C4 Opsi Layanan 15% 0,15 Total 35% 1

5) Melakukan perhitungan nilai alternatif (Qi) dari normalisasi pada setiap kriteria dan bobot WASPAS dengan menggunakan rumus (4)

𝑄𝑖= 0,5 ∑𝑛𝑗=1𝑋𝑖𝑗𝑊 + 0,5 ∏𝑛𝑗=1(𝑥𝑖𝑗)𝑤𝑗 (3)

Keterangan : 0,5 = ketetapan 𝑄𝑗 = nilai dari Q ke i

𝑋𝑖𝑗𝑊 = Perkalian nilai Xij dengan bobot w Maka didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil Perhitungan Nilai Alternatif (Qi) Alternatif Hasil Qi Rangking

A1 0,691 2

(5)

Elok Nur Hamdana, Copyright © 2023, MIB, Page 328 Alternatif Hasil Qi Rangking

A2 0,4261 5

A3 0,7376 1

A4 0,6452 3

A5 0,6208 4

Pada Tabel 7 Dari hasil perhitungan yang diperoleh pada studi kasus penentuan tempat wisata kuliner.

Tempat yang terbaik untuk wisata kuliner adalah A3 dengan nilai 0,7376 yaitu Toko Oen.

3.2 Implementasi Sistem

1) Dalam halaman user terdapat halaman home untuk melihat berbagai macam tempat wisata kuliner dan informasi mengenai tempat wisata kuliner dari masing-masing tempat hanya dengan melakukan aksi lihat selengkapnya dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Tampilan Halaman Home User

2) Dalam halaman user terdapat fitur pilih kuliner dimana terdapat beberapa form inputan seperti pilih jenis kategori makanan sebagai makanan berat atau makanan ringan, pilih nama kota sebagai Kota Batu atau Kota Malang, harga sebagai harga minimum – harga maksimum wajib diisi dan pilih fasilitas, pilih opsi layanan tidak wajib diisi yang nantinya semua hasil inputan akan dilakukan filtering diproses sebagai perhitungan menggunakan metode untuk menghasilkan beberapa rekomendasi tempat wisata kuliner sesuai dengan inputan dari user atau pengguna, berikut merupakan contoh hasil rekomendasi yang dihasilkan oleh user dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Tampilan Halaman User Pilih Kuliner

(6)

Elok Nur Hamdana, Copyright © 2023, MIB, Page 329 3.3 Hasil Penelitian

Hasil penelitian didapatkan dari proses pengujian Usability Testing dan Spearman Correlation. Usability testing merupakan sebuah proses tahapan pengujian yang ditunjukkan kepada user atau pengguna untuk mengetahui kelayakan sistem dalam menjalankan maupun menampilkan hasil output yang diharapkan. Pengujian dilakukan pada saat menyebarkan website ke user ataupun pengguna untuk mencoba sistem. Lalu memberikan kuesioner melalui Google Form dengan persyaratan tertentu untuk menilai sistem yang sudah dibuat kemudian hasil tanggapan responden dihitung dengan menggunakan skala likert[18], [19]. Spearman Correlation merupakan pengujian yang dilakukan dengan membandingkan hasil peringkat yang dibuat oleh sistem dengan peringkat berdasarkan perhitungan orang suka berkuliner[20]. Berdasarkan hasil dari pengujian Usability Testing yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner mendapatkan 48 tanggapan responden sebesar 64,5% didapat dari jumlah orang yang sering berkuliner di malang dan batu, kemudian memperoleh hasil setelah melalui beberapa perhitungan menggunakan skala likert ditunjukkan pada tabel 8 adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Tabel Hasil Perhitungan Skala Likert

Pertanyaan Hasil

Perhitungan

Kriteria Penelitian Fitur "Pilih Kuliner" pada website mudah dipahami dan digunakan

88,95% Sangat Setuju Sistem yang dibangun telah dapat membantu pengguna untuk memilih

rekomendasi Tempat Wisata Kuliner Di Kota Batu dan Kota Malang dengan tepat

Secara keseluruhan fitur pada sistem website mudah untuk dipahami dan

digunakan 96,25% Sangat Setuju

Kemudian hasil dari pengujian Spearman Correlation yang diperoleh dari penyebaran skenario ke 3 orang berdomilisi di malang yang suka berkuliner didapat hasil perhitungan menggunakan Spearman Correlation ditunjukkan pada tabel 9 adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Tabel Hasil Perhitungan Spearman Correlation

Korelasi Hasil Peehitungan Kriteria Penelitian

Sistem dengan orang kuliner 1 0,6 Kuat

Sistem dengan orang kuliner 2 0,8 Sangat Kuat Sistem dengan orang kuliner 3 0,8 Sangat Kuat

4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini, perhitungan sistem menggunakan metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assessment) pada Sistem Pendukung Keputusan Tempat Wisata Kuliner dapat memberikan hasil rekomendasi yang tepat terhadap user atau pengguna dengan menggunakan perhitungan skala likert mendapatkan nilai akhir sebesar 88,95%. Kemudian menggunakan perhitungan spearman correlation menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,6 dengan tingkat kekuatan korelasi “kuat” dan 0,8 dengan tingkat kekuatan korelasi “sangat kuat” yang artinya ada keterkaitan antara peringkat yang dihasilkan oleh sistem dengan peringkat hasil perhitungan orang yang suka berkuliner. Adapun saran yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian ini, yaitu : dapat menggunakan metode lain untuk dijadikan sebagai pembanding akurasi antara metode WASPAS (Weighted Aggregated Sum Product Assesment) dengan metode lainnya, dapat menambah lebih banyak data alternatif agar lebih luas, serta dapat dikembangkan dengan menggunakan framework lain dan juga di tambah fitur-fitur yang mendukung lainnya.

REFERENCES

[1] D. Prayogo dan I. B. Suryawan, “Dampak Fenomena Wisata Kuliner Terhadap Kunjungan Wisatawan di Kota Malang, Jawa Timur,” J. Destin. PARIWISATA, vol. 5, no. 2, hlm. 335, Nov 2018, doi: 10.24843/JDEPAR.2017.v05.i02.p24.

[2] H. Supriyono dan C. P. Sari, “Developing decision support systems using the weighted product method for house selection,” dipresentasikan pada HUMAN-DEDICATED SUSTAINABLE PRODUCT AND PROCESS DESIGN:

MATERIALS, RESOURCES, AND ENERGY: Proceedings of the 4th International Conference on Engineering, Technology, and Industrial Application (ICETIA) 2017, Surakarta, Indonesia, 2018, hlm. 020049. doi:

10.1063/1.5042905.

[3] J. D. Purwaningtyas, A. Widyarthara, dan D. B. Susanti, “PUSAT OLEH-OLEH DAN KULINER DI KOTA BATU TEMA: GREEN ARCHITECTURE,” vol. 4, hlm. 30, 2020.

[4] “Kota Malang,” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 30 November 2021. Diakses: 8 Desember 2021.

[Daring]. Tersedia pada: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kota_Malang&oldid=19485066

[5] E. Farida dan S. Setyowibowo, “SISTEM INFORMASI WISATA KULINER BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA PROMOSI KULINER DI KOTA MALANG,” vol. 9, no. 1, hlm. 10, 2018.

(7)

Elok Nur Hamdana, Copyright © 2023, MIB, Page 330 [6] E. S. Fitri, A. Safitri, A. J. P. Rumadhan, dan C. Nisa’, “‘Shining Batu’ : Sistem Informasi Wisata Dan Kuliner Kota

Batu,” J. Ilm. Inform., vol. 4, no. 2, hlm. 71–78, Des 2019, doi: 10.35316/jimi.v4i2.548.

[7] D. P. Rahayu, R. K. Dewi, dan M. A. Akbar, “Pengembangan Aplikasi Android Rekomendasi Tempat Pembelian Kuliner Khas Malang dengan GDSS dan LBS,” hlm. 6.

[8] A. Z. Atsari, D. P. Lestari, dan I. Sari, “APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HOTEL MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS,” J. Ilm. Teknol. Dan Rekayasa, vol. 25, no. 3, hlm.

174–186, 2020, doi: 10.35760/tr.2020.v25i3.2810.

[9] M. G. Resmi dan D. Irmayanti, “Metode Simple Additive Weighting Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Kuliner Di Kabupaten Purwakarta,” PIKSEL Penelit. Ilmu Komput. Sist. Embed. Log., vol. 7, no. 1, hlm. 23–

32, Mar 2019, doi: 10.33558/piksel.v7i1.1661.

[10] T. N. Sianturi, L. Siburian, R. G. Hutagaol, dan S. H. Sahir, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pegawai Bank Terbaik Menggunakan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment (WASPAS),” hlm. 7, 2018.

[11] T. Haryanti, L. Kurniawati, dan S. Riyadi, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN RUMAH TANGGA MISKIN PADA DESA CIBANGKONG DENGAN METODE WASPAS,” J. Ris. Inform., vol. 1, no. 4, hlm. 197–204, Sep 2019, doi: 10.34288/jri.v1i4.103.

[12] K. A. Chandra dan S. Hansun, “SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN LAPTOP DENGAN METODE WASPAS,”

J. Ecotipe Electron. Control Telecommun. Inf. Power Eng., vol. 6, no. 2, hlm. 76–81, Okt 2019, doi:

10.33019/ecotipe.v6i2.1019.

[13] R. S. R. Rakasiwi, “Sistem Rekomendasi Wisata Kuliner Kota Malang Dengan Metode Collaborative Filtering Dan Location Based Filtering,” J. Repos., vol. 2, no. 12, hlm. 1679, Des 2020, doi: 10.22219/repositor.v2i12.609.

[14] M. Handayani dan N. Marpaung, “IMPLEMENTASI METODE WEIGHT AGGREGATED SUM PRODUCT ASSESMENT (WASPAS) DALAM PEMILIHAN KEPALA LABORATORIUM,” hlm. 6, 2018.

[15] R. Khalida, B. Bangun, M. Mesran, dan N. Oktari, “Penerapan Metode ROC dan Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS) dalam Penerimaan Asisten Perkebunan,” J. MEDIA Inform. BUDIDARMA, vol. 5, no. 3, hlm.

937, Jul 2021, doi: 10.30865/mib.v5i3.3092.

[16] F. N. Khasanah, “Rekomendasi Hasil Metode Weighted Product terhadap Pemilihan Tempat Kuliner di Sekitar Universitas Bhayangkara Bekasi,” Techno.Com, vol. 20, no. 3, hlm. 382–391, Agu 2021, doi: 10.33633/tc.v20i3.4921.

[17] S. Sunarti, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wisata Kuliner Di Wilayah Kota Depok Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW),” J. Eksplora Inform., vol. 9, no. 2, hlm. 105–110, Mar 2020, doi:

10.30864/eksplora.v9i2.323.

[18] D. Taluke, R. S. M. Lakat, dan A. Sembel, “ANALISIS PREFERENSI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI PESISIR PANTAI KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT,” J. Perenc. Wil. Dan Kota, vol. 6, no. 2, hlm. 10, 2019.

[19] T. Editorial, “Pengertian Skala Likert dan Contoh Cara Hitung Kuesionernya,” diedit.com, 12 April 2022.

https://www.diedit.com/skala-likert/ (diakses 13 Januari 2023).

[20] V. N. Wijayaningrum dan W. F. Mahmudy, “PENENTUAN PRIORITAS RUMAH TANGGA MISKIN MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO,” hlm. 10, 2016.

Referensi

Dokumen terkait

PERBEDAAN SKOR GERIATRIC DEPRESSION SCALE PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN KANKER KEPALA DAN.. LEHER YANG BELUM DAN SEDANG MENJALANI

Hari berganti, restoran milik pak dahlan pun buka seperti biasanya, dengan baju yang masih tetap lusuh abdul pun kembali berniat membeli makanan di restoran pak

Keterlibatan jalur otak dan imunitas mengarah pada produksi sitokin pro-inflamasi oleh sel mikroglia. Proses tersebut melibatkan dua aktivitas dengan waktu yang

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan nilai sikap Maja labo dahu yaitu dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan serta dengan mengarahkan

Tujuan melakukan bisnis dan penelitian adalah memaximalkan nilai dan mempertahankan perusahaan untuk itu harus memperhatikan dan menjalan fungsi bisnis secara baik salah

Minyak yang mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh seperti minyak goreng merupakan bahan yang mudah rusak oleh panas pada proses  penggorengan, karena pada

Hasil penelitian Doney dan Cannon (1997) mengungkapkan bahwa keahlian yang dimiliki oleh tenaga penjual akan berpengaruh positif dengan kepercayaan terhadap tenaga

Sesuai dari harga penjualan itu sendiri Tergantung dari investor itu sendiri (setiap saat) Keaktifan Penanam modal Tidak aktif tergantung dari bank Tidak aktif