• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA BREAK EVEN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA BREAK EVEN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

93

ANALISA BREAK EVEN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

I Dewa Made Sutedja Universitas Teknologi Indonesia Email : dewasutedja@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of doing business and research is to maximize value and maintain the company so that it must pay attention to and carry out business functions properly, one of which is in planning and making decisions regarding production / operations and finance, principal return analysis or often called break even points and this is also the goal. study or research, the profit in this company which is the main problem is determining the amount of production and sales so as not to profit and loss, determining the number of sales with the desired profit, determining the number of units and sales if there is a change in taxation, fixed costs change, variable costs change and the selling price changes, after analyzing the results are obtained; now the company can get a profit of Rp. 800,000, -with an amount produced in 1,000 units, and sales of Rp. 2,400,000, - the number of principal returned as much as 333 units or sold with sales of Rp. 800,000, -, as well as the planning profit of Rp. 1,000,000, - then the company must produce as much as 1,167 units or sales of Rp. 2,800,000, - of course there will be changes in the event that occur at fixed costs, variable costs and sales.

Key words: break even as a profit planning tool. ABSTRAK

Tujuan melakukan bisnis dan penelitian adalah memaximalkan nilai dan mempertahankan perusahaan untuk itu harus memperhatikan dan menjalan fungsi bisnis secara baik salah satunya adalah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan berkaitan produksi/operasi dan keuangan, analisis pulang pokok atau sering disebut break even poin dan ini juga menjadi tujuan kajian atau penelitian, laba diperusahaan ini yang menjadi pokok masalah ada pada menentukan jumlah produksi dan penjualan agar tidak untung danrugi, menentukan jumlah penjualan dengan laba yang diinginkan, menentukan jumlah unit dan penjualan bila terjadi perubahan pada pengenaan pajak, biaya tetap berubah,biaya variable berubah dan harga jual berubah, setelah dianalisis didapat hasil ; saatini perusahaan setiap minggu bisa mendapatkan laba sebesar Rp. 800.000,-dengan jumlah yang diprodukdi 1.000 unit, dan penjualan sebesar Rp. 2.400.000,- jumlah pulang pokoknya sebanyak sebanyak 333 unit atau terjual dengan penjualan sebesar Rp. 800.000,- , demikian pula pada perencanaan laba sebesar Rp. 1.000.000,- maka perusahaan harus memprodukdi sebanyak 1.167 unit atau pejualan sebanyak Rp. 2.800.000,- tentu akan terjadi berubahan pua bialamana terjadi pada biaya tetap, biaya variable dan penjualan.

(2)

94 PENDAHULUAN

Setiap perusahaan akan selalu dihadapkan dengan berbagai alternative pilihan demi dapat meningkatkan value added dan kehidupan yang berkesinambungan, untuk itu maka fungsi-fungsi perusahaan diantaranya fungsi operasional, pemasaran, keuangan, personalia dan fungsi akuntansi saling berinteraksi dan bersinergi,dan fungsi-fungsi manajemen seperti pelanning, organizing,actuating dan controlling juga harus terintergrasi dalam perusahaan serta harus dapat di implementasikan dengan baik dan benar. Integrasi fungsi-fungsi yang baik dapat menghasilkan produk yang berkuaitas sesuai dengan keinginan pasar dan siap utuk dipasarkansehingga dapat menghasilkan profit, demikian pula integrasi fungsi-fungsi manajemen yang dimulai dari perencanaan yang matang dengan mengkaji berbagai aspek dan diornasising dan dijalankan dengan sumberdaya yang memadai serta pengawasan yang baik akan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.Dalam menjalankan fungsi perusahaan akan diikuti dengan pelaksanaan fungsi manajemen maka akan saling melengkapi.

Perusahaan sebelum memproduksi atau menghasilkan produk, baik barang maupun jasa perusahaan biasanya terlebih dahulu merencanakan berapa jumlah produksi minimal, menentukan laba yang diingikan. Penentuan besarnya laba yang ingin diperoleh merupakan perioritas utama bagi sebagian besar perusahaan dan agar besarnya laba mudah ditentukan maka terlebih dahulu ditentukan titik impas atau pulang pokok yang juga sering disebut break even point. Analisis ini merupakan salah satu alat analisis dalam manajemen keuangan dan manajemen operasional dan analisis ini diperlukan tidak saja bagi perusahaan yang baru tapi juga yang berkeinginan untuk mengembangan produk. maka harus direncanakan dulu berbagai factor yang terkait dengan hasilnya yaitu menentukan biaya, menentukan harga dan menentukan jumlah yang produksi/terjual.Dalam hal ini penulis menyampaikan dan membahasnya dengan kajian teoritis dan hal yang perlu diangkat permasalahannya adalah berapa jumlah titik inpast, berapa jumlah yang harus terjual bilamana perusahaan menginginkan laba. Adapun tujuan dari pada kajian ini adalahingin diketahui jumlah inpast dan jumlah tertentu dengan keinginan laba perusahaan, kegunaannya selain menjalankan tridharma perguruan tinggi, juga untuk mengingatkan dan menambah pengetahuan.

(3)

95 KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Break Even

Break Even atau sering disebut titik impas atau perusahaan dalam keadaan tidak mendapatkan keuantungan dan juga tidak mendapatkan kerugian (pak pok ), menurut Harahap (2007: 358) dikatakan bereak even adalah berearti suatu keadaan dimana suatu perusahaan tidak megalami laba dan juga tidak mengalami rugi, artinya segala penerimaan dapat ditutupi dengan seluruh pengeluaran, demikian pula menurut Syafruddin Alwi (1993: 265) break even dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimna perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hal ini bisa terjadi bila perusahaan didalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variable untuk menutupi hasil penjualan.Juda sperti yang disampaikan oleh Munawir (1979:181) break even dapat diartikan suatu keadaan dimana didalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan=total biaya).Demikian pula menurut Herjanto (2007:151)Break Even adalah suatu analisis yang bertujuanuntuk menemukan titik dalam kurve biaya pendapatanyang menunjukan biaya sama debngan pendapatan, selanjutnya dikatakan dalam melakukan analisis ini diperlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variable dan pendapatan,Biaya tetap (fixed cost)adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan besar yang tetatp tidak tergantung dari volume penjualan,biaya variable( variable cost)merupakan biaya yang besarya bervariasi sesuai dengan vulome pruduksi, sedangkan pendapatan merupakan elemen lain dalam analisis pulang pokok yang besarnya bertambah sesuai dengan pertambahan volume penjualan.

(4)

96 2. Karakteristik Biaya dalam break even.

Apapun kegiatan atau aktivitas termasuk didalam perusahaan, maka untuk dapat berjalannya secara baik dan lancar maka sangat perlu ditopang dengan biaya dan dengan adanya pembiayaan ini dapat dipergunakan dalam perhitungan harga poko dan harga jual didalam perusahaan. Oleh karena biaya hal yang penting terlebih dalam analisis break even, maka biaya dapat dibagi menjadi :

a. Perilaku biaya

Seperti yang disampaikan oleh Bustani dan Nurlela (2013:23) dikatakan bahwa prilaku biaya dapat diartikan sebagai perubahan dari suatu aktivitas bisnis, apapun biaya dilakukan dan dikeluarkan oleh perusahaan dapat terjadi perubahan yang siqnifikan atau dapat diartikan biaya akan selalu berubah disesuaikan dengan aktivitasnya, perubahaan inilah yang dimaksud dengan prilaku biaya. Prilaku biaya menurut Abas Kartadinata (1981:79) dapat dibagi menjadi :

b. Biaya tetap (Fixed Cost)

biaya tetap yaitu biaya yang telahdikeluarkan oleh perusahaan dalam keadaan beroperasi atau tidak beroperasi, dengan kata lain biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah unit yang diproduksikan. Ada beberapa contoh yang termasuk biaya tetap sperti penghapusan pabrik peralatan, rentals, biaya bunga atas utang,gaji pimpinan dan staf, biaya umum.

c. Biaya variable

Biaya variable yakni biaya yang jumlahnya meningkat bersamaan dengan naiknya jumlah unit yang diproduksi lebih lanjut dikatakan biaya variable dapat dibagi lagi :

a. Biaya variable proporsional, yakni biaya variable yang naiknya sebanding dengan volume produksi

b. Biaya variable yang progresif proporsionil, yakni biaya variable yang meingkat lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan vulome produksi contoh upah lembur biasanya lebih tinggi daripada upah pada jam kerja biasa.

c. Biaya variable yang defresif proporsional, yakni biaya yang meningkat lebih lambat jika dibandingkan dengan vulome produksi contoh biaya pesanan bahan baku.

(5)

97 d. Biaya Total (Total Cost)

Biaya Total (Total Cost) adalah biaya yang jumlahnya yang merupakan penjumlahan biaya tetap ditambah dengan biaya variable TC = FC + VC

e. Total penghasilan (Total Revenue=TR)

Total penghasilan / Total Revenue adalah jumlah penghasilanyang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualan dan hasil penjualan didapat dari unit dikalikan dengan harga TR=P x Q

f. Biaya Contribusi Margin (contribution of cost)

Biaya Contribusi Margin / contribution of cost adalah bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

CM=Contribution Margin VC = Variabel Cost, S = Sales.

3. Alat Analisis Break Even

Untuk analisis break even atau titik pulang pokok, diasumsikan bahwa biaya variable naik sebanding dengan volume produksi, artinya baiaya ini sifatnya proporsional dan juga semua pendapatan sama dengan jumlah biaya (cost), maka ada dua pendekatan yang bisa dipergunakan

Secara matematis, secara mathematical approach dapat digunakan formulasi :

BEP (unit) = Unit VC Unit Price FC BEP (rupiah) = Sales VC 1 FC 

FC (fixed cost) biaya tetap selama periode tertentu

VC (variable cost) biaya yang berubah sesuai dengan aktivitas

Kedua formulasi diatas selain untuk menentukan titik impasnya juga sebagai dasar bilamana ada perubahan atau perencanaan laba dan pengenaan biaya lainnya (pajak) maka pada unsure FC + laba yang diinginkan + besarnya pajak yang dikenakannya.

Secara grafik dasar perhitungan untuk dapat membuat graphic dari mathematical, dalam grafik ada awalnya ada dua garis dari atas ke bawah (vertical)yang dapat mengimformasikan cost (biaya), garis dari horizontal mengimformasikan unit, selanjutnya ada garis membentang ditengah-tengah namanya garis FC (biaya tetap),

(6)

98

selanjutnya dua garis yang membentang anta VC dan TC (persilangan kedua garis itulah titik impasnya)

4. Kegunaan dari pada Break Even

Secara umum, analisis break even dapat memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan untuk dapat memberikan penjelasan hubungan antara volume produksi/penjualan, biaya dan tingkat keuntungan yang diperoleh pada level penjualan tertentu, adapun manfaat bagi pimpinan perusahaan adalah :

a. Dapat mengambil keputusan atas jumlah minimal yang dapat diproduksi. b. Jumlah penjualan yang harud terjual, bila menginginkan laba yang diharapkan c. Jumlah yang harus terjual bilamana terjadi pengenaan beban yang lain seperti

pajak

5. Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah awaldalam menjalankan suatu usaha dan juga langkan pertama dalam manajemen sebe;um mengambil keputusan, baik atau buruknya suatu keputusan juga sangat tergantung dari langkah awal perencanaan. Menurut Basu Swasta (2009:32) perencanaan adalah metode detail yang telah dirumuskan sebelumnya untuk melakukan atau berbuatsesuatu. Rencana sering dibuat dalam bentuk cerita dan membuat tujuan atau sasaran dan alat untuk mencapai tujuan tersebutatau rencana dapat dilihat dari 0 Rp Q FC VC TC

(7)

99 METODE PENELITIAN

Didalam metode penelitian, ada beberapa hal yang disampaikan berkaitan dengan pendekatan, pengumpulan data dan alat analisinya dan selanjutnya dapat disampaikan sebagai berikut,

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan dapat dilihat dari tempatnya, maka dalah hal ini dilalukan secara teoritis pada kajian pustaka yaitu mengangkat dan menjabarkan dari beberapa teori dan pustaka dan dikaitkan pada suatu kasus yang terjadi pada suatu peruhanaan sedangkan pendekatannya bersifat kuantitatif. 2. Subjek pada suatu studi kasus perusahaan pembuatan batako yang berlokasi di Kota

Denpasar, dan objek kajian dari manajemen operasional dan manajemen keuangan khususnya pada sub bagian analisis break even point.

3. Mengumpulan materi atau data, dengan membaca, mengambil intisasi dan berivronisasi pada subjeknya.

4. Analisis data, menggunakan analisis break even dengan rumus :

BEP Unit = Unit VC Unit Price FC BEP rupiah = Sales VC 1 FC 

Formulasi dasar alat analisis diatas akan berubal bila mana didalam perusahaan berkeinginan untuk mendapatkan laba atau akan dikenakan pajak, maka yang berubah pada penambahan pembilang yaitu FC + laba yang diingikan dan FC+ laba dikalikan besarnya pajak yang dikenakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebuah perusahaan batako CV Windusara, yang berdiri sejak tahun 2010 yang keberadaannya di desa Peguyangan Kangin Denpasar Utara, awal berdirinya perusahaan ini di motivasi perkembangan pembangunan terutama dibukanya perumahan umum semakin meningkat, tentu akan disertai dengan permintaan bahan bangunan juga semakin banyak, atas dasar itulah pemeilik Dewa Bagus Nugra berinisiatif untuk mendirikannya. Berkaitan dengan kajian tentang titik pulang pokok atau break even point, maka untuk tahun 2019 terdapat data dan hal ini pula yang memang berkaitan

(8)

100

dengan analisis atau pembahasan adalah sebagai berikut ; produksi bataku tertutup setiap bulannya sebanyak 1.000 biji dengan harga jualnya Rp.2.400,- dan biaya tetapnya dan biaya variabelnya setelah terkumpul dan dipisahkan maka didapat untuk biaya tetapnya sejumlah Rp. 400.000 dan biaya variabelnya sejumlah Rp. 1,200.000,-. Untuk tahun berikutnya yaitu tahun 2020 perusahaan berkeinginan menaikan tingkat keuntungan sebesar Rp.1.000.000,- tiap minggu, demikian pula sampai saat ini belum pernah membayar dan dikenakan pajak penghasilan dan atas kesadaran sebagai warga Negara ingin membaya rbanyak 5% sesuai ketentuan, demikian pula bila ada terjadi sesuatu hal yang diingikan yang lain seperti kenaikan biaya tetap 10 %, biaya variable 15% dan harga naik 20%, bagaimana pemecahannya dan atau hasil pembahasannya.

1. Laba yang diterima setiap minggu perusahaansebagai berikut :

Penjualan selama seminggu………1.000x Rp. 2.400,- Rp. 2.400.00,-

Biaya Fixed cost Rp. 400.000,-

Biaya Variabel cost Rp. 1.200.000,-

Total Cost Rp. 1.600.000,-

Laba Rp. 800.000,-

2. Break even dalam unit =

Unit VC Unit Price FC = 1.200 -2.400 400.000 = 1.200 400.000 = 333,3 unit

Break even dalam rupiah =

Sales VC 1 FC  = 5 , 0 1 400.000  = 0,5 400.000 = Rp.

800.000,-Pembuktian bahwa dengan jumlah produksi 333,3 unit dan penjualan Rp.800.000,- perusahaan tidak mendapatkan untung dan rugi :

Penjualan 333,3 x Rp. 2.400,- Rp. 800.000,- Biaya FC Rp. 400.000,-

(9)

101

Keuntungan/kerugian 0

3. Bila perusahaan ingin mendapatkan laba perminggu Rp.1.000.000,-

Jumlah unit yang dihasilkan = 400.000 + 1.000.000,-/ 1.200 = 1.166,6 unit Jumlah penjualan rupiah = 400.000 + 1.000.000/ 0,5 = Rp. 2.800.000,- Pembuktiannya

Penjualan = Rp. 2.800.000,- Biaya FC Rp. 400.000,-

Biaya VC = 1.166,6 xRp. 1.200.000,- Rp.1.399.999,- = Rp. 1.800.000,- Laba Rp. 1.000.000,-

4. Bila laba tetap Rp. 1.000.000,- tapi kena pajak 5%

Jumlah unit yang dihasilkan = 400.000 + 1.000.000 (1-0,05)/ 1.200 = 1.208,3 unit

Jumlah penjualan rupiah = 1.450.000,-/ 1.200 = Rp. 2.899.260,- Pembuktian Penjualan Rp. 2.899.260,- Biaya FC Rp. 400.000,- Pajak 50.000,- VC 1.208,3/1000 x 1.200.000 Rp.1.499.960 Rp. 1.899.960 Laba Rp. 1.000.000,-

5. Bila biaya tetap naik 10%

Jumlah produksi dalam unit = 400.000 x 10%/1.200 = 440.000/1200 = 366,9 unit

Jumlah penjualan rupiah = 440.000/0,5 = Rp. 880.000,- 6. Bila Biaya variavel naik 20% FC tetap

Jumlah produksi = 400.000/ 2400-1440 =400.000/ 960 = 416,6 unit

Jumlah penjualan = 400.000/ 1-1440/2400 = 400.000/0,4 = Rp. 1.000.000,- 7. Bila harga naik 10%

(10)

102

Jumlah penjualan = 400.000/ 1-1200/2600= 400.000/ 0,46 = Rp. 869.565,- Dengan menggunakan grafik maka dapat digambarkan

Dalam grafik terlihat ada garis vertical yang menjelaskan tentang biaya dan garis horizontal yang menjelaskan tentan unit, persilangan antara total cost dan revenuw maka didapat titik pulang pokok.

KESIMPULAN

Tujuan setiap usaha dalah memaximalkan nilai setiap tahun selau bertambah, slah satu cara yaitu menentukan jumlah yang dapat diproduksi, menentukan berbagai pengeluaran dan menentukan laba yang diinginkan melalui suatu alat yang namanya break even, dari hasil analisis maka didapat perusahaan agar dapat berproduksi setiap minggu minimal sebanyak 333 unit atau biji batako atau dengan mendapatkan penjualan sebanyakRp.800.000,- dan bila berkeinginan mendapatkan laba sebesarRp. 1.000.000,- perminggu maka harus berproduksi 1.166 unit/biji atau seharga penjualan Rp. 2.800.000,-demikian pula bila terjadi penggenaan pajak, perubahan biaya dan harga tentu akan terjadi pula perubahan terhadap jumlah yang diproduksi maupun penjualannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abas Kartadinata, 1981, Pembelanjaan Pengantar Manajemen Keuangan, penerbit Bina Aksara Jakarta

0 Rp Q FC VC TC 400 500 800 133

(11)

103

Beigal Jhon E, 1990, Production Control a Quantitatif Approach , Edition ,New Jersey USA

Buff Elwood, 1991, Modern Production Management, 4 th editin, toppan compony ltd Tokyo.

Frankling G,More 1989 Manajemen produksi dan operasi

Burhan Bungin, 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif,komonikasi,ekonomi dan kebijakan public serta ilmu-ilmusosial lainnya, Kencana Predana Media Grop Jakarta

………., 2011, Penelitian Kualitatif, komonikasi, ekonomi, kebijakan public dan ilmu social lainnya, edisi kedua, Kencana Pradana Media Grop, Jakarta.

Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Kencana Predana Mulia Grop, Jakarta Munawir S, 1979, Analisa Laporan Keuangan, Liberty Jakarta

Manullang, 2005, Pengantar Manajemen Keuangan, Penerbit Andi Yogyakarta

Syafaruddin Alwi, 1993, Alat-Alat Analisisdalam Pembelanjaan, PenerbitAndi Offse, Yogyakarta.

Irham Fahmi, 2012, Manajemen produksi dan Operasi, Penerbit Alfabet Bandung

Referensi

Dokumen terkait

' DIRINCI MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN BANTUL PADA AKHIR

Halaman view statistic berisi informasi jumlah pengguna aplikasi mobile Qme yang melakukan reservasi pada restoran. Informasi jumlah pengunjung ini dapat dilihat berdasarkan

Hasil pengujian dengan metode DPPH ( 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazyl ) menunjukan semua formula memiliki aktivitas antioksidan yang sangat aktif dan formula IV yang mengandung

Untuk menghasilkan tindakan yang cocok dan memuaskan untuk merespon suatu stimulus maka seseorang harus mengadakan percobaan dan latihan yang berulang-ulang, adapun

Dua ini, stimulus diskriminasi (serta diferensiasi respon) dan pembelajaran menghasilkan respon positif mentransfer. Dua yang tersisa, maju dan mundur asosiasi,

Ketika anda menyampaikan masalah pribadi yang anda hadapi kepada.. sahabat anda, bagaimana sikap

Cara yang paling tepat untuk meningkatkan hasil belajar bagi seseorang yang memunyai gaya belajar visual adalah dengan menggunakan alat bantu visual seperti grafik dan gambar

memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Meningkatnya partisipasi anggaran yang dimoderasi oleh kapasitas individu tidak mempengaruhi