Penggunaan Metode HAZOP dalam Mengidentifikasi Potensi Bahaya pada Gardu Induk PT PLN (Persero) UPT Karawang
Pravitasari Sandrina1*, Dene Herwanto2
1,2Program Studi Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang Indonesia
*Koresponden email: pravitasarisandrina@gmail.com
Diterima: 27 Februari 2023 Disetujui: 6 Maret 2023
Abstract
Every job basically has its own risk of work accidents, especially if the worker's position requires great responsibility. Work accidents usually occur with the negligence of the workers themselves, the machines used, or even unexpected natural disasters. To avoid and prevent work accidents in the company, Occupational Health and Safety (OHS) is implemented. OHS is an effort that is used to prevent work accidents or to minimize the risk of work accidents. OHS is important to be implemented in all fields.
Companies around the world and in Indonesia in general have implemented OHS. One of the methods included in OHS is the HAZOP method. The HAZOP method is a method used to identify potential work hazards. The purpose of this study is to identify potential work hazards that occur at the PT PLN (Persero) UPT Karawang substation. From the research conducted, the results are 7 potential work hazards with 5 high risks, 1 medium risk, and 1 low risk. To avoid the dangers arising from these potential hazards, safety SOPs can be implemented, the use of PPE, and education workers.
Keywords: hazop, K3, hazard potential, risk work, PT PLN
Abstrak
Setiap pekerjaan pada dasarnya memiliki risiko kecelakaan kerja tersendiri, apalagi jika posisi pekerja membutuhkan tanggung jawab besar. Kecelakaan kerja dapat terjadi dikarenakan kelalaian pekerja itu sendiri, mesin yang digunakan, atau bahkan bencana alam yang tidak terduga sebelumnya. Untuk menghindari dan mencegah kecelakaan kerja di perusahaan, maka diimplementasikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). K3 adalah suatu usaha yang digunakan untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja atau untuk memperkecil peluang risiko kecelakaan kerja. K3 penting diterapkan oleh seluruh bidang. Perusahaan di dunia dan di Indonesia pada umumnya telah menerapkan K3. Salah satu metode yang termasuk dalam K3 adalah Metode HAZOP. Metode HAZOP terkenal sebagai metode yang digunakan untuk mengenali adanya potensi bahaya kerja. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengecek apakah ada potensi bahaya yang ada di Gardu Induk PT PLN (Persero) UPT Karawang. Dari penelitian yang dilakukan, hasilnya adalah terdapat 7 potensi bahaya kerja dengan 5 risiko tinggi, 1 risiko sedang, dan 1 risiko rendah. Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari potensi bahaya tersebut, dapat dilakukan penerapan SOP keselamatan, penggunaan APD, dan mengedukasi para pekerja.
Kata Kunci: hazop, K3, potensi bahaya, risiko kerja, PT PLN
1. Pendahuluan
Dalam setiap kegiatan manusia tentunya terdapat risiko yang dapat terjadi termasuk risiko terjadinya kecelakaan kerja pada saat sedang bekerja. Kecelakaan kerja berhubungan erat dengan bekerja di perusahaan, terutama jika bekerja pada posisi yang membutuhkan tanggung jawab yang besar. Maksud dari hubungan tersebut adalah kecelakaan terjadi disebabkan oleh ulah karyawan itu sendiri atau kesalahan mesin dan peralatan yang dipakai oleh karyawan saat bekerja. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, diimplementasikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). K3 menurut International Labour Organization (ILO) merupakan kegiatan untuk memelihara kondisi pekerja, mencegah gangguan kesehatan akibat pekerjaan, melindungi pekerja dari risiko pekerjaan, dan menempatkan lingkungan yang aman dan sesuai dengan setiap pekerja [1]. Garis besarnya adalah K3 merupakan sebuah sarana dalam mencegah kecelakaan, cacat, dan kematian dari bahaya kerja [2]. K3 sangat penting dalam semua bidang [3]. Fungsi dari K3 digunakan untuk mempelajari risiko keselamatan manusia di segala aspek [4].
Potensi bahaya adalah suatu hal yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau kerusakan pada alat atau lingkungan [5]. Dalam penerapannya sendiri, K3 adalah bidang ilmu yang sangat luas dan memiliki berbagai metode. Sumber potensi bahaya pun dapat diminimalisir dengan penerapan K3 yang
Hazard and Operability. Metode HAZOP merupakan metode penganalisa dan pendeteksi bahaya yang biasa dipakai dalam bidang industri [7]. Teknik HAZOP mempunyai sistem yang komprehensif, terstruktur dan sistematis sehingga menghasilkan kajian yang dinilai komprehensif pula [8].
PT PLN (Persero) UPT Karawang terletak di Jl. Raya Kosambi Klari No.1, RT.2/RW.7, Pancawati, Karawang, Jawa Barat. PT PLN (Persero) UPT Karawang merupakan salah satu perusahaan BUMN, yaitu perusahaan milik pemerintah yang bergerak di bidang energi listrik. Perusahaan ini bertugas mengurus tenaga listrik untuk masyarakat dan kepentingan umum khususnya di daerah Karawang. Perusahaan ini mengelola, baik untuk operasi dan pemeliharaan, sarana instalasi Gardu Induk bertegangan sangat tinggi dengan transmisi sejumlah 500 KV, 150 KV, 70 KV dan 20 KV. Dalam kegiatan operasinya, tentunya PT PLN memiliki banyak risiko kerja. Apalagi risiko yang dihadapi merupakan risiko dengan tanggung jawab tinggi. Penerapan Metode HAZOP bertujuan untuk mengidentifikasi sumber potensi bahaya yang ada dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dari penulisan penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mencegah kecelakaan kerja dengan cara mengetahui sumber potensi bahaya pada lokasi penelitian.
Terdapat penelitian terdahulu yang sudah menggunakan Metode HAZOP. Penelitian di PT Pertamina menggunakan Metode HAZOP selama proses pengaliran BBM untuk melihat adanya risiko dan levelnya, mengetahui deviasi dan consequences yang ada [9]. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil identifikasi risiko dengan total 47 risiko, rinciannya adalah 53,20% pada risiko rendah, 38,30% pada risiko sedang, 4,25% pada risiko tinggi dan 4,25% pada risiko ekstrem. Metode HAZOP juga digunakan pada CV Mitra Kreasi Utama untuk mengetahui tingkat risiko kecelakaan kerja [10]. Didapatkan hasil bahwa terdapat 8 potensi bahaya dengan kategori tingkat bahaya tinggi hingga rendah. Pada PT Swadaya Graha dilakukan Metode HAZOP untuk mengetahui jenis kecelakaan kerja yang dominan pada perusahaan [11]. Risiko mata terkena geram menjadi jenis kecelakaan yang paling dominan. Terakhir, pada PT Cladtek juga menggunakan Metode HAZOP untuk mengetahui rata-rata jenis tingkatan potensi bahaya yang terjadi [12].
Hasilnya ditemukan bahwa bahaya risiko sedang adalah rata-rata tingkatan bahaya yang terjadi. Maka dari itu, Metode HAZOP dinilai merupakan metode yang sesuai untuk mengidentifikasi sumber potensi bahaya di PT PLN (Persero) UPT Karawang.
2. Metode Penelitian
Data penelitian ini diambil pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2023 di PT PLN (Persero) UPT Karawang dengan memperhatikan stasiun kerja di Gardu Induk PLN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Metode HAZOP (Hazard and Operability Study). Terdapat dua (2) metode dalam pengumpulan data untuk menyelesaikan penelitian yang menggunakan Metode HAZOP ini, yaitu sebagai berikut;
a. Observasi langsung dengan mengamati menggunakan pancaindra di Kawasan Gardu Induk PT PLN (Persero) UPT Karawang. Observasi dilakukan dengan pengamatan yang detail.
b. Wawancara yang dilakukan dengan mewawancarai pekerja yang ada di PT PLN (Persero) UPT Karawang, khususnya yang bekerja di Kawasan Gardu Induk PLN.
Sedangkan alur penelitian yang dipakai untuk menyusun laporan penelitian ini menggunakan alur sebagai berikut;
1. Identifikasi Masalah
Pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengetahui masalah yang akan diangkat pada topik penelitian. Identifikasi masalah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya tingkatan risiko kecelakaan kerja pada Gardu Inti PT PLN (Persero) UPT Karawang.
2. Menentukan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui masalah yang akan diangkat, selanjutnya adalah membuat perumusan masalah dan menentukan tujuan penelitian. Karena rumusan masalah penelitian ini adalah belum diketahuinya tingkatan risiko kecelakaan kerja, maka tujuan penelitian ini untuk menilai dan mengidentifikasi potensi bahaya dan tingkatan risiko pada Gardu Inti PT PLN (Persero) UPT Karawang.
3. Studi Pendahuluan
Dalam melakukan studi pendahuluan digunakan dua cara, yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan dengan membaca literatur lain yang berupa jurnal atau buku. Sedangkan studi lapangan dilakukan dengan mempelajari langsung kondisi yang ada di tempat penelitian.
4. Pengumpulan data
Setelah mengetahui tentang kondisi tentang lapangan dan mengetahui solusinya. Berikutnya adalah mulai mengumpulkan data yang dapat diambil pada lokasi penelitian. Data nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel.
5. Pengolahan Data
Data diolah menggunakan Metode HAZOP. Pertama-tama peneliti harus mengetahui Likelihood (L) dan Consequences (C) untuk dapat dikalikan yang nantinya akan diperoleh Score (S). Setelah diketahui S, maka dapat diklasifikasi tingkatan risiko pada tiap potensi bahaya.
6. Analisis dan Pembahasan
Analisis dan pembahasan dilakukan agar para pembaca mengetahui dan dapat membaca hasil dari pengolahan data.
7. Kesimpulan
Kesimpulan diambil agar hasil dari penelitian dapat diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
8. Saran, Koreksian, dan Rekomendasi Penelitian Selanjutnya
Setelah kesimpulan telah didapat, berikutnya adalah memberi saran agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik dari penelitian sebelumnya.
Alur penelitian yang digunakan untuk menulis laporan ini dapat dilihat dalam bentuk flowchart (diagram alir) pada Gambar 1.
Gambar 1. Flowchart penelitian Sumber: Penulis, 2023
Metode HAZOP (Hazard and Operability Study) adalah metode yang biasa digunakan dalam K3 untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat muncul pada suatu stasiun kerja atau pada lingkungan tertentu. Secara sistematis, Metode HAZOP dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengidentifikasi setiap kemungkinan potensi bahaya yang muncul pada setiap stasiun kerja setelah itu mencari tahu faktor penyebab dari munculnya potensi bahaya tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya menggunakan HAZOP Worksheet dan Risk Assesment dapat dilihat sebagai berikut [13]:
1. Mengetahui alur kerja yang terdapat pada lokasi penelitian.
2. Mengidentifikasi potensi bahaya yang ditemukan pada lokasi penelitian.
3. Melengkapi elemen yang diperlukan pada HASOP Worksheet dengan urutan sebagai berikut:
a. Mengklasifikasi potensi bahaya yang sudah ditemukan.
b. Menjelaskan penyimpangan yang memungkinkan terjadi selama proses pekerjaan berlangsung.
c. Mendeskripsikan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.
d. Mengetahui dan menjelaskan akibat dari penyimpangan yang terjadi.
MULAI
STUDI LAPANGAN STUDI PENDAHULUAN
MENILAI LIKELIHOOD (L) STUDI PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA MENENTUKAN RUMUSAN DAN TUJUAN
IDENTIFIKASI MASALAH
PENGOLAHAN DATA
WAWANCARA OBSERVASI
MENILAI CONSEQUENCES (C)
PENELITIAN SELANJUTNYA ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MENGHITUNG SCORE (S)
KESIMPULAN
MEMBERI SARAN DAN KOREKSIAN
SELESAI
e. Menentukan tindakan sementara untuk menanggulangi penyimpangan yang terjadi.
f. Menilai risiko yang timbul dengan mengetahui kriteria Likelihood (L) (seperti pada Tabel 1) dan kriteria Consequences (C) (seperti pada Tabel 2). Kriteria Likelihood adalah peluang terjadinya risiko kecelakaan kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan kriteria Consequences adalah seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh sumber bahaya dan mempengaruhi kondisi pekerja serta perusahaan terkait.
g. Merancang solusi perbaikan untuk risiko dengan tingkat ekstrem.
Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan kriteria Likelihood dan Consequences.
Tabel 1. Tabel Likelihood (L)
Level Kriteria Deskripsi
Kualitatif Semi Kualitatif
1 Jarang Dapat diperkirakan terjadi dalam beberapa jangka waktu.
Terjadi kurang dari 1x dalam 10 tahun.
2 Kemungkinan Kecil Belum terjadi, tetapi dapat muncul atau terjadi
pada suatu waktu. Terjadi 1x per 10 tahun.
3 Mungkin Memungkinkan untuk muncul dalam beberapa kali.
Terjadi 1x per 5 tahun sampai 1x per tahun.
4 Kemungkinan Besar Kemungkinan besar dapat muncul dalam keadaan waktu tertentu.
Terjadi lebih dari 1x per tahun hingga 1x per
tahun.
5 Hampir Pasti Sering terjadi, diperkirakan muncul dalam keadaan yang konsisten.
Terjadi lebih dari 1x per bulan.
Sumber: Penulis, 2023
Kriteria Likelihood (L) adalah data kuantitatif perusahaan dimana merekam seberapa sering terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh sumber potensi bahaya dengan jangka waktu tertentu.
Tabel 2. Tabel Consequences (C)
Level Uraian Deskripsi
Keparahan Cedera Hari Kerja
1 Tidak Signifikan Tidak menimbulkan kerugian. Tidak menghilangkan kehilangan hari kerja.
2 Kecil Menimbulkan kerugian kecil, tidak berdampak banyak.
Kehilangan hari kerja sekitar 1 hari.
3 Sedang Ada kemungkinkan dapat dibawa ke rumah
sakit. Kerugian lumayan parah.
Kehilangan hari kerja kurang dari 3 hari.
4 Berat Memunculkan cedera parah, kerugian
lumayan besar.
Kehilangan hari kerja lebih dari 3 hari.
5 Bencana Menimbulkan korban jiwa dan banyak
kerugian. Tidak dapat bekerja lagi.
Sumber: Penulis, 2023
Kriteria Consequences (C) adalah data kualitatif perusahaan yang isinya untuk mengetahui akibat dari kecelakaan kerja yang terjadi dan mengetahui keparahan cedera yang diterima serta berapa banyak kehilangan hari kerja.
Setelah mengidentifikasi sumber potensi bahaya menggunakan HAZOP Worksheet, berikutnya adalah mengalikan Likelihood (L) dengan Consequences (C). Lalu digunakan penilaian dengan tabel risk matrix untuk mengetahui klasifikasi potensi bahaya tersebut [14]. Risk matrix dapat dilihat pada gambar yang telah dicantumkan di bawah ini:
Gambar 2. Risk Matrix Sumber: [15]
3. Hasil dan Pembahasan
Setelah mengetahui langkah yang digunakan dalam menggunakan Metode HAZOP, berikutnya adalah mengolah data yang sudah didapatkan dari lokasi penelitian. Data Tabel 3 adalah data yang berasal dari pengamatan langsung dan wawancara pekerja pada Kawasan Gardu Induk PT PLN (Persero) UPT Karawang:
Tabel 3. Potensi Bahaya pada Kawasan Gardu Induk PT PLN (Persero) UPT Karawang
No. Jenis Bahaya Potensi Bahaya Risiko Sumber
Bahaya L* C* S* Risk Level
1. Bahaya Letupan
Gardu induk PLN dapat mengeluarkan gas
beracun seperti hidrogen dan gas
metana.
Infeksi saluran pernapasan
Gardu induk
PLN 2 4 8 Risiko
Tinggi
2. Radiasi Elektromagnetik
Gangguan kesehatan jangka panjang akibat
terpapar radiasi elektromagnetik.
Dapat menyebabkan kanker, tumor, dan penyakit
lain.
Transformator 1 4 4 Risiko Rendah
3.
Bahaya Kebakaran
Besar
Arus pendek listrik Kebakaran
Banyaknya kabel, transformator,
dan peralatan listrik lain.
2 5 10 Risiko Tinggi
4.
Kemungkinan Kontak dengan
Arus Listrik
Pekerja yang tidak sengaja terkena kontak
dengan arus listrik.
Tersengat listrik, luka bakar kecil, dan luka bakar
besar.
Gardu induk
PLN 3 3 9 Risiko
Tinggi
5. Terjatuh dari Stagger
Pekerja berisiko terjatuh dari Stagger saat bekerja dari tempat
tinggi.
Cedera ringan dan cedera berat.
Jatuh dari
stagger. 3 2 6 Risiko Sedang
6. Tersengat Konduktor
Pekerja yang tidak sengaja terkena kontak dengan konduktor yang
bertegangan.
Tersengat listrik, luka bakar kecil, dan luka bakar
besar.
Konduktor 3 3 9 Risiko Tinggi
7. Material Terjatuh
Tertimpa material yang diletakkan di tempat
yang tinggi.
Cedera ringan dan cedera berat.
Material yang jatuh dari tempat tinggi.
4 2 8 Risiko Tinggi Sumber: Penulis, 2023
Dari Tabel 3 dapat diperoleh hasil yaitu terdapat 7 sumber potensi bahaya pada Kawasan Gardu Induk PT PLN (Persero) UPT Karawang. Risiko yang ada dapat terbagi menjadi risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah. Risiko tinggi berjumlah 5 dengan rincian yaitu, infeksi saluran pernapasan, tersengat
sedang berjumlah 1, yaitu dapat menyebabkan cedera ringan hingga berat. Risiko rendah berjumlah 1, yaitu dapat menyebabkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang di kemudian hari. Hasil dari Tabel 3 tersebut selanjutnya akan disajikan dalam bentuk diagram Pai agar pembaca dapat mudah memahami hasil analisis. Diagram pai dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Pengolahan Data Sumber: Penulis, 2023 4. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 7 potensi sumber bahaya yang ada di Kawasan Gardu Induk PT PLN (Persero) UPT Karawang. Rincian dari potensi sumber bahaya tersebut adalah 5 risiko tinggi, 1 risiko sedang, dan 1 risiko rendah. Solusi yang digunakan untuk menanggulangi potensi sumber bahaya tersebut dapat melalui sosialisasi kepada para pekerja untuk menghindari dan tahu cara menyelesaikan potensi bahaya kerja dan hal-hal seputar itu, menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada saat bekerja, dan mematuhi SOP (Standar Operasional Prosedur). Memberikan sertifikasi K3 kepada para pekerja atau mempekerjakan ahli K3 di Kawasan tersebut juga merupakan solusi apabila memungkinkan dilakukan oleh perusahaan.
5. Saran
Laporan penelitian ini tentunya masih banyak kekurangannya, kelemahan dari laporan penelitian ini menurut penulis adalah hanya memperhatikan atau mengidentifikasi satu titik lokasi saja pada perusahaan.
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pengamatan dan penelitian pada semua lokasi di perusahaan. Diharapkan pula penelitian selanjutnya dapat dilakukan lebih akurat dan lebih teliti dari penelitian ini.
6. Daftar Pustaka
[1] M. I. R. Dermawan and M. Sahri, “Analisis Manajemen Risiko Dengan Metode HIRADC Pada Industri Meubel UD Ulum Jaya,” J. Kesehat. Visikes, vol. 21, no. 1, pp. 52–63, 2022.
[2] I. Rahmanto and M. I. Hamdy, “Analisa Resiko Kecelakaan Kerja Karawang Menggunakan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT PJB Services PLTU Tembilahan,” J. Teknol. dan Manaj.
Ind. Terap., vol. 1, no. 2, pp. 53–60, 2022.
[3] A. Haslindah, A. Andrie, F. Nur Hidayat, and S. Aryani, “Penerapan Metode HAZOP Untuk Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Bagian Produksi Air Minum Dalam Kemasan Cup Pada PT. Tirta Sukses Perkasa (CLUB),” J. Ind. Eng. Manag., vol. 1, no. 01, pp. 20–24, 2020, doi:
10.47398/justme.v1i01.5.
[4] S. N. Syawal, K. Kusnadi, and S. Sutrisno, “Analisis Potensi Bahaya dengan Metode HIRADC untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja di Departemen Injection PT. Indonesia Thai summit plastech,” J. Serambi Eng., vol. 8, no. 1, pp. 4211–4217, 2023, doi: 10.32672/jse.v8i1.5038.
[5] A. Wijaya, T. W. S. Panjaitan, and H. C. Palit, “Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT,” Charoen Pokphand Indones. J. Titra, vol. 3, no. 1, pp. 29–34, 2015.
[6] M. D. D. Putra, D. Widada, and L. D. Fathimahhayati, “Analysis Of Occupational Health And Safety Using Hazop Method At Tejo Steel Workshop,” JIME (Journal Ind. Manuf. Eng., vol. 6, no. 2, pp.
2549–6336, 2022.
[7] I. N. Ridya Ayu Permatasari1, “Analisis Risiko Kecelakaan Kerja pada Pabrik 1 PT. Perhutani Pine Chemical Industry Menggunakan Metode HAZOP,” J. Trinistik, vol. 1, no. 1, pp. 09–15, 2022, doi:
10.36805/teknikindustri.v7i1.2215.
[8] M. A. Wagiman and F. Yuamita, “Analisis Tingkat Risiko Bahaya Kerja Menggunakan Metode Hazop (Hazard And Operability) Pada PT Madubaru PG/PS Madukismo.,” J. Teknol. dan Manaj.
Ind. Terap., vol. 1, no. 4, pp. 277–285, 2022, doi: 10.55826/tmit.v1iiv.34.
[9] N. A. Cantika, L. D. Fathimahhayati, and T. A. Pawitra, “Penilaian Risiko K3 pada Pengaliran BBM ke Tangki Timbun dengan Menggunakan Metode HAZOP dan FTA,” J. INTECH Tek. Ind. Univ.
Serang Raya, vol. 8, no. 1, pp. 67–74, 2022, doi: 10.30656/intech.v8i1.4640.
[10] D. A. Anggraini, “Analisis Resiko Kecelakaan Kerja CV.Mitra Kreasi Utama Dengan Menggunakan Metode HAZOP (Hazard and Operability Study),” J. Surya Tek., vol. 6, no. 1, pp.
13–20, 2020, doi: 10.37859/jst.v6i1.1859.
[11] H. C. Suroso and K. E. Yanuar, “Analisa Potensi Bahaya pada Perusahaan Fabrikasi Baja menggunakan Metode HAZOP (Hazard and Operability Study),” J. Adv. Inf. Ind. Technol., vol. 2, no. 1, pp. 13–21, 2020, doi: 10.52435/jaiit.v2i1.16.
[12] S. O. D. Ningsih and S. W. Hati, “Analisis Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Menggunakan Metode Hazard and Operability Study (Hazop) Pada Bagian Hydrotest Manual Di Pt. Cladtek Bi Metal Manufacturing,” J. Appl. Bus. Adm., vol. 3, no. 1, pp. 29–39, 2019, doi:
10.30871/jaba.v3i1.1288.
[13] M. Nur, “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Di PT. XYZ,” J. Tek. Ind. J. Has. Penelit. dan Karya Ilm. dalam Bid.
Tek. Ind., vol. 4, no. 2, p. 133, 2018, doi: 10.24014/jti.v4i2.6627.
[14] A. Haslindah, I. Idrus, Y. Pongsimpin, and R. Budicalista, “Lingkungan Kerjamenggunakan Metode Hazard and Operability ( Hazop ).,” Progr. Stud. Tek. Ind. Fak. Tek. Univ. Islam Makassar, vol. 14, pp. 33–36, 2019.
[15] D. P. Restuputri, “Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP),” J. Ilm. Tek. Ind., vol. 14, no. 1, 2015, doi: 10.31004/jutin.v2i2.480.