PENGARUH METODE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA ARAB PESERTA DIDIK KELAS VIII
MTSN 1 KOTA MAKASSAR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Prodi. Pendidikan Bahasa Arab
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh:
NINI SARDIYANTI NIM: 20200118037
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nini Sardiyanti
NIM : 20200118037
Tempat/Tgl. Lahir : Mawasangka, 16 Juli 2000 Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Alamat : Kost Fasya, Romangpolong, Kec. Somba opu, Kab. Gowa
Judul : Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Kelas VIII MTsN 1 Kota
Makassar
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, Februari 2023 Penulis,
Nini Sardiyanti NIM: 20200118037
iii
iv
iv
KATA PENGANTAR
محرلا الله مسث ميحرلا ن
Alhamdulillah puji syukur bagi Allah subhanahu wata’ala atas limpahan nikmat dan hidayahnya-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga dalam skripsi ini mampu diperoleh manfaat sebagai tambahan referensi bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan saran dan koreksi yang bersifat membangun. Demikian pula shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai rahmatan lil’âlamîn.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan partisipasi dari semua pihak, baik dalam bentuk dorongan moral maupun material, skripsi ini tidak akan terwujud seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Orang tua tercinta, Dalimuddin dan Sarni yang telah mendidik dan menyayangi penulis serta senantiasa mendo’akan dan memberikan dorongan semangat demi keberhasilan penyelesaian tugas akhir ini.
2. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor II Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum., Wakil Rektor III Prof. Dr. H.
Darussalam Syamsuddin, M.Ag. dan Wakil Rektor IV Dr. H. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag., yang selama ini memajukan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
3. Dr. H. A. Marjuni, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta para Wakil Dekan I Dr. M. Shabir Umar, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. H.
M. Rusdi T., M.Ag., Wakil Dekan III Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., beserta seluruh staf atas segala pelayanan yang diberikan kepada penulis.
v
4. Dr. Rappe, M.Pd.I. dan Ahmad Munawwir, Lc., M.Pd.I., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Arab yang senantiasa membimbing dan memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian kuliah.
5. Dr. Awaliah Musgamy, M.Ag. dan Drs. Mappasiara, M.Pd.I., selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan petunjuk, nasihat dan bimbingannya sejak awal sampai rampungnya skripsi ini.
6. Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd. Dan Dr. Sitti Aisyah Chalik, M.Pd., selaku Penguji I dan Penguji II yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya dalam mengarahkan penulis hingga selesainya skripsi ini.
7. Para dosen dan staf di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan dorongan dan arahan selama penulis belajar sampai penyelesaian studi.
8. Zulfikah Nur, S.pd.I., M.Pd.I., selaku Kepala Madrasah MTsN 1 Kota Makassar dan Syamsiar, S.Ag., selaku guru mata pelajaran bahasa Arab MTsN 1 Kota Makassar yang telah memberi izin dan kemudahan selama penulis melakukan penelitian.
9. Nur Aisyah, S.Pd., yang telah meminjamkan laptop kepada penulis dari awal pembuatan proposal skripsi sampai selesainya skripsi ini.
10. Nuzulfa, Maghfira Firdaus, S.Pd. dan Dwi Rahma Fitriani, S.Pd., yang telah membantu proses penelitian dan pengolahan data dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman mahasiswa angkatan 2018 Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, khususnya kelas PBA-A terima kasih atas dukungan, partisipasi dan solidaritasnya selama menempuh proses perkuliahan.
vi
Akhir kata kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis, semoga mendapat pahala dari Allah subhanahu wata’ala serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagaimana mestinya. Billahittaufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Gowa, Februari 2023 Penulis,
Nini Sardiyanti NIM: 20200118037
vii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI (MUNAQASYAH) ... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Hipotesis ... 3
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian... 4
E. Kajian Pustaka... 5
F. Tujuan dan kegunaan Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 10
A. Metode Tim Ahli (Jigsaw)... 10
B. Motivasi Belajar Bahasa Arab ... 15
C. Kerangka Pikir ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 20
B. Pendekatan Penelitian ... 20
C. Populasi dan Sampel ... 21
D. Metode Pengumpulan Data ... 23
E. Instrunmen Penelitian ... 24
viii
F. Validasi dan Reliabilitasi Instrumen ... 25
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 46
BAB V PENUTUP ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Implikasi Penelitian ... 53
KEPUSTAKAAN ... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...108
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi penelitian ... 21
Tabel 3.2 Sampel ... 21
Tabel 3.3 Kategori Hasil Motivasi Belajar ... 28
Tabel 4.1 Data Hasil Motivasi Belajar Kelas Kontrol (VIII-2) ... 32
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Hasil Motivasi Belajar Bahasa Arab Pre-Test dan Post-Test pada Kelas Kontrol (VIII-2) ... 33
Tabel 4.3 Distribusi Kategorisasi Hasil Motivasi Belajar Bahasa Arab Pre-Test pada Kelas Kontrol (VIII-2) ... 34
Tabel 4.4 Distribusi Kategorisasi Hasil Motivasi Belajar Bahasa Arab Post-Test pada Kelas Kontrol (VIII-2) ... 35
Tabel 4.5 Data Hasil Motivasi Belajar Kelas Eksperimen (VIII-4) ... 37
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Hasil Motivasi Belajar Bahasa Arab Pre-Test dan Post-Test pada Kelas Eksperimen (VIII-4) ... 38
Tabel 4.7 Distribusi Kategorisasi Hasil Motivasi Belajar Bahasa Arab Pre-Test pada Kelas Eksperimen (VIII-4) ... 39
Tabel 4.8 Distribusi Kategorisasi Hasil Motivasi Belajar Bahasa Arab Post-Test pada Kelas Eksperimen (VIII-4) ... 40
Tabel 4.9 Uji Normalitas Hasil Motivasi Belajar (Kelas Kontrol) ... 42
Tabel 4.10 Uji Normalitas Hasil Motivasi Belajar (Kelas Eksperimen) ... 43
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Hasil Pre-Test (Kelas Kontrol & Kelas Eksperimen) ... 43
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Hasil Post-Test (Kelas Kontrol & Kelas Eksperimen) ... 44
Tabel 4.13 Uji Hipotesis Hasil Motivasi Belajar Peserta Didik ... 45
x ABSTRAK Nama : Nini Sardiyanti
Nim : 20200118037
Judul : Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar
Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Kelas VIII MTSN 1 Kota Makassar.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu : 1.) Bagaimana motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar yang diajar tanpa menerapkan metode jigsaw? 2.) Bagaimana motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar yang diajar dengan menerapkan metode jigsaw? 3.) Adakah pengaruh metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar?
Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen yakni quasi eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII-4 yang terdiri dari 40 peserta didik dan kelas VIII-2 yang terdiri dari 40 peserta didik. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yakni tes dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu butir tes dan pedoman observasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Berdasarkan analisis uji hipotesis menggunakan Paired Sampel t Test yang dilakukan pada data hasil motivasi belajar peserta didik menunjukkan nilai yang diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000 dengan demikian Ho ditolak dan Hα diterima karena Sig (2-tailed) < α atau (0,000 < 0,05). Artinya terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik yang signifikan antara kelas yang tidak diajar menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang diajar menggunakan metode jigsaw mata pelajaran bahasa Arab peserta didik pada kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar.
Adapun implikasi penelitian yang ditemukan peneliti dalam penelitian ini yaitu : 1.)Metode Jigsaw dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam proses pembelajaran. 2.) Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan model pembelajaran ini dengan mengkaji lebih dalam lagi sehingga memperoleh hasil penelitian yang jauh lebih baik. 3.) Baik pendidik maupun tenaga pendidik kependidikan, peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama mengenai metode pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah khususnya di MTsN 1 Kota Makassar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya.
Melakukan kegiatan secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan dapat menurunkan semangat dalam belajar. Peserta didik yang bosan biasanya cenderung akan mengganggu proses belajar. Maka dari itu dibutuhkan keterampilan dalam belajar mengajar. Menggunakan metode pembelajaran adalah suatu hal penting dalam perilaku keterampilan mengajar.1 Metode diperlukan dalam pembelajaran untuk membuat siswa konsentrasi dan termotivasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara dinamis atau dalam kata lain selalu terjadi timbal balik antara peserta didik dan pendidik di setiap pembelajaran berlangsung.
Anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh guru. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan akan tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.2
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Keterampilan menggunakan metode dalam pembelajaran merupakan salah satu komponen dasar mengajar yang harus dikuasai guru. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara
1Buchari, Alma, dkk., Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2008), Hal. 42.
2M. Sobry Sutikno, Strategi Pembelajaran (Cet. I; Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2021), h. 46.
2
mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu.3 Dalam hal ini metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada pesertaa didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang efektif sangat membantu dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai.
Metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam penelitian ini yaitu metode Jigsaw. Jigsaw didesain untuk meningkatkn rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, peserta didik saling bergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.4 Sehingga tidak ada satupun peserta didik yang acuh dalam pembelajaran karena mempunyai tugasnya masing-masing.
Motivasi belajar peserta didik di MTsN 1 Kota Makassar khususnya kelas VIII pada pelajaran bahasa Arab sangat beragam. Tetapi masih banyak peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari peserta didik yang menyontek waktu ujian, asyik mengobrol ketika pelajaran berlangsung, mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah, pergi ke kantin ketika jam pelajaran, enggan ketika disuruh praktek di depan kelas meskipun sudah ditunjuk langsung oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi awal, salah satu faktor rendahnya motivasi belajar peserta didik di MTsN 1 Kota Makassar adalah metode yang digunakan kurang efektif sehingga hanya beberapa peserta didik saja yang memperhatikan
3Sri Anitah dan Yetti Supriyati, Strategi Pembelajaran di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 43.
4Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: Unesa-University press, 2005), h. 21.
penjelasan guru. Oleh sebab itu, peneliti memilih metode jigsaw dalam penelitian ini agar bukan hanya beberapa peserta didik melainkan seluruhnya terlibat dalam pembelajaran dan tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar yang diajar tanpa menerapkan metode jigsaw?
2. Bagaimana motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar yang diajar dengan menerapkan metode jigsaw?
3. Adakah pengaruh metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar?
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Isi dari hipotesis adalah jawaban yang bersifat teoritis karena belum adanya data empirik sebagai bukti.5
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut, yaitu: “Terdapat pengaruh penerapan metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar”.
5Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), (Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2012), h. 99.
4
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Devinisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas pemahaman antara peneliti dan pembaca dalam penelitian ini, maka peneliti akan memperjelas variable dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi variable pada penelitian ini adalah:
a. Metode Jigsaw (Variabel X)
Metode jigsaw adalah pembelajaran dengan menentukan tim/kelompok ahli yang akan mendapatkan submateri yang berbeda dari tema yang sama.
Masing-masing peserta didik dari tim ahli akan mendiskusikan subtema yang diberikan. Setelah itu kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya masing- masing, kemudian menyampaikan dan mengajarkan materi yang telah mereka pelajari kepada anggota kelompok asalnya yang lain sehingga setiap anggota memahami materi pelajaran secara keseluruhan. Pada akhir pembelajaran peserta didik dan guru akan sama-sama menyimpulkan materi dari tema yang telah ditentukan. Metode pembelajaran ini melibatkan seluruh peserta didik secara aktif dengan tugasnya masing-masing sehingga dapat menimbulkan suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan.6
b. Motivasi Belajar (Variabel Y)
Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.7
6Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter (Cet II;
Bogor; Ghalia Indonesia, 2015), h. 87.
7Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta.PT, 2004), h. 3.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTsN 1 Kota Makassar karena di sekolah ini terdapat pembelajaran bahasa Arab dan peneliti ingin menerapkan metode jigsaw dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
E. Kajian Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah membaca beberapa karya tulis ilmiyah yang relevan dengan penelitian ini. berdasarkan hasil bacaan peneliti mengambil empat sampel penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Adapun beberapa penelitiannya sebagai berikut:
1. Penelitian (skripsi) oleh Noor Mu’minin Yunus yang berjudul “Ektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP 1 Tanete Riaja Kabupaten Barru” pada tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata hasil belajar Pendidikan Agama Islam sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah 69.72. Sedangkan skor rata-rata setiap siklus setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah 85.07. Adapun analisis inferensial menunjukkan nilai thitung
5.87 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% dan 1% berturut-turut 2,04 dan 2,76. Dengan demikian nilai thitung jauh lebih besar dari pada ttabel artinya penerapan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 1 Tanete Riaja Kabupaten Barru. Adapun letak perbedaannya, peneliti sebelumnya menggunakan hasil belajar sebagai variable X sedangkan peneliti sekarang
6
menggunakan motivasi belajar sebagai variable X. Sementara persamaan dari penelitian ini adalah Metode Jigsaw sebagai variable Y.8
2. Penelitian (skripsi) oleh Ummi Radhiah yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Aktivitas Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Di MTs Negeri kabupaten Pinrang” pada tahun 2015. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis aktivitas dinilai berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik di MTs Negeri Kabupaten Pinrang. Adapun letak perbedaannya, peneliti sebelumnya menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis aktivitas sebagai variabel X sedangkan peneliti sekarang menggunakan variabel X yaitu metode jigsaw. Sementara itu persamaan penelitian ini adalah motivasi belajar sebagai variabel Y.9
3. Penelitian (skripsi) oleh Harniati yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Pengembangan Aktivitas Belajar di SMA Negeri 11 Makassar” pada tahun 2014. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil ini diharapkan akan bermanfaat sebagai informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan akivitas belajar siswa di SMA Negeri 11 Makassar. Adapun letak perbedaannya, peneliti sebelumnya menggunakan pengembangan aktivitas belajar sebagai variabel Y sedangkan penelitian ini adalah motivasi belajar.
8 Noor Mu’minin Yunus, “EfektivitasPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP 1 Tanete Riaja Kabupaten Barru”
Skripsi (Gowa: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2014), h. Xii.
9Ummi Radhiah, “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran berbasis Aktivitas Terhadap Peningkatan motivasi Belajar Peserta Didik Di MTs Negeri Kabupaten Pinrang” Skripsi (Gowa:
Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar, 2015), h. Xi.
Sementara itu persamaan penelitian ini menggunakan metode jigsaw sebagai variabel X.10
4. Penelitian (skripsi) oleh Sri Wahyuni yang berjudul “Pengaruh Strategi Group to Group Exchange Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI MA Madani Pao-pao Kabupaten Gowa” pada tahun 2014.
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil analisis uji hipotesis memggunakan uji-t diperoleh nilai thit = -6,68 dan nilai ttab = 1,71 dengan dk 22. Dimana nilai thit < ttab sehingga H0 ditolak, H1 diterima, sehingga terdapat pengaruh strategi group to group exchange terhadap motivasi belajar siswa kelas XI MA Madani Kabupaten Gowa dan diperoleh nilai thit
= -10,08 dan nilai ttab = 1,71 dengan dk 22, dan nilai thit < ttab sehingga H0
ditolak, H1 diterima, sehingga terdapat pengaruh strategi group to group exchange terhadap hasil belajar siswa kelas XI MA Madani Kabupaten Gowa. Persamaan penelitian sekarang dan sebelumnya yaitu peneliti sekarang menggunakan motivasi belajar yang merupakan salah satu variable Y yang digunakan peneliti sebelumnya. Adapun letak perbedaannya yaitu peneliti sebelumnya menggunakan strategi group to group exchange sebagai variable X sedangkan peneliti sekarang menggunakan metode jigsaw sebagai variable X.11
5. Penelitian (jurnal) oleh Ani Mardliyah yang berjudul “Metode Jigsaw Solusi Alternatif terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa” pada tahun 2015. Hasil penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata
10Harniati, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Pengembangan Aktivitas Belajar di SMA Negeri 11 Makassar” Skripsi (Gowa: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2014), h. xi.
11Sri Wahyuni, “Pengaruh Strategi Group to Group Exchange Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI MA Madani Pao-pao kabupaten Gowa” Skripsi (Gowa:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2014), h. xii.
8
pelajaran al-Qur’an Hadits materi Q.S. al-Lahab dan al-Nashr kelas VII-D di MTsN 02 Semarang. Penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya sama-sama menggunakan metode jigsaw sebagai variable X dan motivasi belajar sebagai variable Y. Perbedaannya yaitu peneliti sebelumnya menggunakan dua variable Y yaitu motivasi dan prestasi belajar sedangkan peneliti sekarang hanya menggunakan motivasi belajar sebagai variable Y.12 F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mendeskripsikan motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar diajar tanpa menerapkan metode jigsaw.
b. Untuk mendeskripsikan motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar diajar dengan menerapkan metode jigsaw.
c. Untuk menganalisis pengaruh metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
12Ani Mardliyah, “Metode Jigsaw Solusi Alternatif terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa”, ISNU: Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama.
https://scholar.google.co.id/scholar_url?url=https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/arti cle/viewFile/793/761&hl=id&sa=X&ei=VgQY8fJFMmmywT_2pCQAQ&scisig=AAGBfm2a8N9 -rYQkBjGB_2dKuLY-5GXDRw&oi=scholarr (20 Agustus 2022)
a. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di bidang Bahasa Arab.
b. Manfaat Praktis
Manfaat yang akan didapatkan secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang metode pembelajaran.
2) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan yang positif bagi sekolah dalam penerapan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran Bahasa Arab.
3) Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat peserta didik dan mengikuti arus perkembangan zaman.
4) Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat memacu motivasi mereka agar lebih aktif dalam pembelajaran.
5) Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai dasar penelitian selanjutnya agar lebih baik dan bisa menutupi kekurangan dari peneliti saat ini.
10 BAB II
TINJAUAN TEORETIS A. Metode Tim Ahli (Jigsaw)
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.1 Secara etimologi, metode berasal dari dari bahasa Yunani yaitu metodhos yang berasal dari kata “meta” yang berarti melalui dan “hodos” berarti jalan, sehingga metode berarti jalan yang harus dilalui atau cara melakukan sesuatu atau prosedur.2
Menurut Sanjaya, metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik- baik yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.3
Dengan demikian metode belajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan belajar mengajar. Metode mengajar merupakan suatu kemampuan dasar dan seorang guru yang paling penting dalam meraih sukses di
1Hamzah b. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2011), h. 7.
2Sunhaji, Strategi Pembelajaran: Konsep dasar, Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar mengajar (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), h. 38.
3Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses pendidikan (Cet. III;
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), h. 147.
sekolah. Guru yang tidak menguasai metode mengajar jangan diharap dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.
2. Pengertian Tim Ahli (Jigsaw)
Secara bahasa, arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pengajaran dengan metode jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu peserta didik melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan peserta didik lain untuk mencapai tujuan bersama.4
Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong peserta didik aktif dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal.5 Dalam penerapannya peserta didik dibentuk dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri dari tim ahli sesuai dengan pertanyaan yang disiapkan oleh guru maksimal 5 pertanyaan sesuai dengan jumlah tim ahli.6
Jigsaw merupakan tipe pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain.7
4Mels Silberman, Active Learning, terj. Sarjuli, et. Al. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), h. 217.
5Zulfiani, dkk. , Strategi Pembelajaran sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), H. 143.
6Hamzah b. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2011), h. 98.
7Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter (Cet II;
Bogor; Ghalia Indonesia, 2015), h. 87.
12
3. Tujuan Metode Jigsaw
Tujuan pembelajaran metode Jigsaw untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang sesuatu materi pokok kepada teman-teman sekelasnya.8
4. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah metode pembelajaran tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.
b. Tiap orang dalam kelompok diberi subtopik yang berbeda.
c. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan subtopik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
d. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua subtopik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
e. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.
f. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.
g. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
h. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.
i. Peserta didik mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.9
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, peneliti kemudian mengembangkan menjadi langkah-langkah berikut:
8Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM (Semarang: Rasail Media Group, 2008), h. 83.
9Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan berkarakter (Cet.
II; Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 88-89.
a. Pendahuluan
1) Salam dan berdoa 2) Presensi
3) Apersepsi 4) Motivasi
5) Menyampaikan Tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti
1) Menyampaikan Model pembelajaran yang digunakan.
2) Menyampaikan materi pembelajaran tentang حياًىنا 3) Pelaksanaan metode pembelajaran jigsaw:
a) Peserta didik dibentuk kelompok yang beranggotakan 10 orang.
b) Guru menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
c) Setiap orang dalam kelompok ahli diberi subtopik yang berbeda.
d) Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua subtopik yang telah dibagikan.
e) Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.
f) Presentasi oleh masing-masing kelompok ahli.
g) Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi atau presentasi.
h) Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing- masing.
i) Setiap anggota tim ahli menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya
j) Setiap anggota tim ahli saling bertukar menjelaskan materi kepada kelompok asal.
k) Guru meminta peserta didik dari masing-masing kelompok asal untuk menyimpulkan materi.
14
c. Penutup
Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran dan bertanya, guru dan peserta didik mengadakan refleksi pelajaran, kemudian pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw a. Kelebihan metode Jigsaw
1) Meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
2) Peserta didik tidak hanya mempelajari yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknyaa yang lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah.
3) Menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan belajar.
4) Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
b. Kekurangan Metode Jigsaw
1) Jika guru tidak mengingatkan agar peserta didik selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.
2) Jika anggota kelompoknyaa kurang akan menimbulkan masalah.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.
B. Motivasi Belajar Bahasa Arab 1. Pengertian motivasi belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.10
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.11 Dalam kegiatan belajar, kata motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.12
2. Macam-macam motivasi
Salah satu fungsi pengajaran adalah memberikan motivasi kepada peserta didik agar mereka bisa melaksanakan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin secara efektif dan produktif. Adapun mengenai motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
10Nashar, Peranan Kemampuan awal motivasi dan dalam kegiatan Pembelajaran (Jakarta: Delia Press, 2004), h. 9.
11Heri Gunawan, Kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 104.
12Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta.PT, 2004), h. 3.
16
a. Motivasi instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik. Motivasi instrinsik datang dari diri anak sendiri, motivasi ini sering disebut juga motivasi murni.
Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Motivasi instrinsik yang ada pada diri anak yang berguna bagi dirinya seperti dalam kegiatan belajar.13
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti dalam bentuk pujian, hadiah, persaingan, medali, dan hukuman. 14
3. Indikator Motivasi Belajar
Beberapa indikator motivasi yang diterapkan dalam belajar yaitu:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya situasi belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baaik.15
4. Fungsi Motivasi
Adapun fungsi motivasi yaitu:
13Udin S. Winataputra, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Universitas terbuka Jakarta, 1994), h. 104.
14Udin S. Winataputra, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta, 1994), h. 104.
15H.B. uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), h. 23.
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuaatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagaai pengarah artinya mengarahkan perbuatan ketercapaiannya tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, ia sebagai mesin baagi mobil, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya pekerjaan.16
5. Pembelajaran Bahasa Arab
Terminologi bahasa sebagaimana yang dipaparkan Ibn Jinni adalah bunyi bahasa yang dikemukakan oleh suatu bangsa untuk mengekspresikan tujuannya.
Pengertian ini dapat dipahami bahwa bahasa itu sesungguhnya terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu unsur natural, unsur fungsi sosial dalam mengekspresikan transfer ide, serta unsur yang digunakan oleh setiap masyarakat sebagai pemilik bahasa tersebut. Di sisi lain, bahasa juga memiliki keistimewaan yang populer di kalangan manusia dan bangsa apa pun untuk mengekspresikan kebutuhan mereka.
Selanjutnya bahasa Arab adalah salah satu bahasa internasional yang selalu berkembang, dan sampai kepada kita saat ini melalui proses transformasi.17
Program pengajaran bahasa Arab adalah seperangkat planning pengajaran bahasa yang berisi rangkaian aktivitas kegiatan pembelajaran bahasa termasuk yang tersusun secara sistimatis untuk pencapaian tujuan, secara operasional, program pengajaran bahasa Arab dilakukan dengan pentahapan waktu jam pelajaran catur wulan dan tahunan.18
Bahasa Arab memiliki fungsi dan peranan yang sangat urgen dan memiliki nilai serta yang bernilai tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat penganut
16M. fathurrohman & Sulistiyorini, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 151.
17Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif (Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 2.
18Salma Intan, Bahasa Arab Tinjauan Linguistik dan Metodologis (Cet. I; Makassar:
Alaudddin University Pers, 2011), h. 160.
18
nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallassam. Hal ini dapat disimak dalam berbagai ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala yang termaktup dalam Al-Qur’an dan beberapa hadist nabi. Dengan demikian Bahasa Arablah yang cocok dan terpilih untuk mengkomunikasikan kalam ilahi dan hadist nabi.19
Ada dua fungsi pembelajaran bahasa Arab yaitu fungsi individual dan fungsi sosial. Fungsi individual terdiri dari fungsi humanistik, fungsi psikologis, dan fungsi imajinatif. Sedangkan fungsi sosial mencakup fungsi interaktif, fungsi persuasif, dan fungsi kultural.20
C. Kerangka Berfikir
Setiap jenis penelitian memerlukan kerangka pikir sebagai acuan dalam melakukan penelitian agar menghindari terjadinya perluasan pengertian yang akan mengakibatkan penelitian ini tidak terfokus. Dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas, terkadang ditemukan peserta didik yang motivasi belajarnya masih kurang terkhusus pada mata pelajaran bahasa Arab. Hal ini menjadi kendala saat pembelajaran berlangsung yakni kurangnya perhatian peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung.
Melalui metode jigsaw ini, peserta didik diharapkan dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan motivasi yang lebih besar dan memusatkan perhatian pada materi yang diberikan oleh pendidik. Adapun pendidik bertindak sebagai pembimbing, pengarah, dan fasilitator.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas maka diharapkan metode jigsaw ini efektif terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar. Adapun kerangka pikir yang akan memandu penulis dalam melaksanakan penelitian sebagai berikut
19Salma Intan, Bahasa Arab Tinjauan Linguistik dan Metodologis (Cet. I; Makassar:
Alauddin University Pers, 2011), h. 71.
20Zulhannan, Teknik Pembelajaran bahasa Arab Interaktif (Cet. I; jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 4.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Mata Pelajaran Bahasa Arab
Isi Materi
و بنتبيمىي حدعاىقلا خياىهلا
خيمسلإا خلمجلا(
)خيلعفلا خلمجلاو
Motivasi Belajar Pembelajaran Penemuan
(Metode Jigsaw)
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pembelajaran Konvensional
20 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis eksperimen yakni quasi eksperimen yaitu dengan mengambil dua kelas secara langsung dari populasi.
Salah satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas lain dijadikan sebagai kelas kontrol.1
Desain penelitian yang digunakan yaitu The Nonequivalent Control Group Design adalah kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan meskipun kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi.
Dua kelompok yang ada diberi pre-test, kemudian diberi perlakuan, dan terakhir diberi post-test. Pre-test diberikan kepada kedua kelompok untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-test yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan nilai kelompok kontrol.2
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih objek di MTsN 1 Kota Makassar.
Adapun alasan peneliti menjadikan MTsN 1 Kota Makassar sebagai lokasi penelitian adalah:
a. MTsN 1 Kota Makassar pernah menjadi tempat praktek peneliti saat semester tiga dan enam pada mata kuliah pengenalan lapangan persekolahan (PLP).
Sehingga sudah ada gambaran untuk melakukan penelitian di sana.
1Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2016), h.
116.
2Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuntitatif & Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2020), h. 02.
b. MTsN 1 Kota Makassar salah satu sekolah yang di dalamnya terdapat pembelajaran bahasa Arab yang harus dipelajari oleh peserta didik. Peneliti mengambil lokasi tersebut untuk memahami pengaruh metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.3
Pendekatan penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk menguji teori, menunjukkan hubungan antara dua variabel yang digunakan, memberikan penjelasan statik, dan menginterpretasikan hasil penelitian.4 Maka dari itu, untuk mengetahui berapa besar variabel independen (metode jigsaw) berpengaruh terhadap variabel dependen (motivasi belajar) yang diperoleh dari analisis data dan hasil disajikan dalam bentuk angka.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian tarik kesimpulannya.5 Populasi untuk penelitian ini yaitu semua peserta didik kelas VIII di MTsN 1 Kota makassar dengan jumlah 399
3Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2016), h.
11.
4Ahmad Tanzeh Suyitna, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif (Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat, 2006), h. 20.
5Purwanto, Metode penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2008), h. 88.
22
peserta didik terdiri atas 2 kelas Sains, 2 kelas Tahfidz, 1 kelas Bilingual, 1 kelas Skill, 4 kelas umum. Berikut adalah tabel peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar.
Tabel 3.1 Populasi penelitian
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VIII SAINS 1 16 24 40
2 VIII-SAINS 2 15 25 40
3 VIII-TAHFIDZ 1 21 18 39
4 VIII-TAHFIDZ 2 20 20 40
5 VIII-BILINGUAL 10 30 40
6 VIII-SKILL 15 25 40
7 VIII 22 18 40
8 VIII-2 20 20 40
9 VIII-3 20 20 40
10 VIII-4 20 20 40
Jumlah 179 220 399
2. Sampel
Sampel merupakan komponen jumlah serta karakteristik dari populasi telah ditentukan. Jika populasi tergolong banyak lalu peneliti tidak bisa menghimpun seluruh bagian populasi yang disebabkan oleh hal tertentu seperti dana yang kurang memadai, tenaga serta waktu yang tidak memungkinkan, sehingga peneliti bisa menetapkan sampel yang ditarik dari populasi. Maka sampel yang ditentukan dari populasi mesti representatif (mewakili).6
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah kelas VIII-4 yang terdiri dari 40 peserta didik dan kelas VIII-2 yang terdiri dari 40 peserta didik. Alasan
6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. XVII; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 118.
peneliti mengambil sampel tersebut adalah karena motivasi belajar peserta didik di kelas tersebut masih di bawah rata-rata terutama dalam pelajaran bahasa Arab.
Teknik pengambilan sampel tersebut dinamakan memilih sampel dengan teknik bertujuan atau yang popular disebut purposive sampling yaitu usaha memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.7
Tabel 3.2 Sampel
No. Sampel Jumlah Peserta Didik
1. VIII-2 40
2. VIII-4 40
Jumlah 80
D. Metode Pengumpulan Data
Adapun prosedur tahap-tahap pengumpulan data yang dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yaitu tahap pemulaan suatu kegiatan sebelum peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data.
Sebelum melakukan penelitian peneliti harus mempersiapkan beberapa perencanaan dalam melakukan penelitian dan dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa tahap diantaranya, yaitu:
a. Membuat proposal skripsi.
b. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak sekolah.
c. Membuat perangkat dan instrumen penelitian yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti berupa penyusunan angket.
7Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. 14; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 64.
24
d. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian kepada pihak-pihak terkait.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang lazim dipakai dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Peneliti mengantar surat izin penelitian dari kampus kepada pihak sekolah.
b. Peneliti berkomunikasi dengan pihak sekolah tentang proses penyebaran tes kepada peserta didik di kelas VIII-4 dan VIII-2 MTsN 1 Kota Makassar yang dilakukan secara langsung.
c. Peneliti memperkenalkan diri kepada peserta didik serta menjelaskan tujuan melakukan penelitian di kelas VIII-4 dan VIII-2 MTsN 1 Kota Makassar.
d. Peneliti mengolah hasil data tes dan observasi.
Penelitian melakukan analisis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik di kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar.
3. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah melakukan pengolahan data terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
4. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam bentuk finalisasi dengan menuangkan hasil pengolahan, analisis, dan kesimpulan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang disusun secara konsisten, sistematik, dan metodologis.
E. Instrumen Penelitian
Pengertian instrumen dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan bahwa instrumen adalah sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.8
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk membantu proses pengumpulan dan memperoleh data yang dibutuhkan, intrumen tersebut berupa:
1. Butir Tes
Butir tes untuk mengukur motivasi belajar peserta didik sebelum dan setelah diterapkan metode pembelajaran jigsaw. Tes yang digunakan peneliti adalah (pre-test) tes awal sebelum perlakuan dan (post-test) tes sesudah diberikan perlakuan.
Adapun tes yang diberikan kepada peserta didik yaitu soal yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa Arab sebanyak 20 butir. Setiap soal yang dijawab dengan benar akan diberi skor 5 dan soal yang dijawab salah akan diberikan skor 0.
2. Observasi
Melalui observasi, penelitian dapat memperoleh data dengan mempelajari dan memahami tingkah laku secara langsung.9 Observasi dilakukan langsung saat meneliti dan melakukan pegamatan mengenai data-data yang dapat diperoleh.
Pedoman observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indra.
F. Validasi dan Reliabilitasi Instrumen 1. Uji Validasi
Validitas merupakan takaran yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesahihan atau kevalidan instrument. Suatu instrumen yang valid mempunyai
8Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II;
Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 334.
9Fenti Hikmawati, Metodologi Penelitia, (Cet II; Depok: Rajawali Pers, 2018), h. 81.
26
validitas yang tinggi. Begitupun sebaliknya istrumen yang kurang valid berarti mempunyai nilai validitas rendah. Uji validitas bertujuan memastikan apakah item instrument (tes) secara tepat dapat mengukur setiap variable penelitian. Validitas yang digunakan untuk mengukur item instrument dalam penelitian ini dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total yang dikenal dengan korelasi person atau product momen.10 Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.
2. Uji Reliabilitasi
Uji reliabilitasi adalah suatu langkah pengukuran untuk mengetahui kekonsistenan sebuah instrument sehingga sesuai dengan tujuan yang diukur.
Suatu tes dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitasi dalam penelitian ini juga menggunakan program SPSS.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik untuk pengolahan data hasil penelitian yang meliputi analisis deskriptif yang dimaksudkan untuk menjawab masalah pertama dan kedua, analisis inferensial untuk menjawab masalah ketiga yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuk menuliskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Statistik jenis ini memberikan cara untuk mengurangi jumlah data kedalam bentuk yang dapat diolah dan
10Akhmad, “Uji Validitas dan Reliabilitas Angket”, Blog Akhmad.
https://www.marisscience.com/2019/05/uji-validitas-dan-reliabilitas-angket.html?m=1#top (2 September 2022)
menggambarkannya dengan tepat mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan- hubungan, dan sebagainya.11
Langkah-langkah dalam penyusunan data hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Membuat table distribusi frekuensi
1) Menghitung Rentang Nilai (R), yaitu data terbesar kurang data terkecil.
Keterangan:
R : Rentang Nilai Xt: Data Terbesar Xr : Data Terkecil12
2) Menghitung Jumlah Interval (K)
( ) Keterangan:
K : Kelas Interval
N : Banyaknya data atau jumlah sampel 3) Menghitung Panjang Kelas Interval (P)
Keterangan:
P : Panjang Kelas Interval R : Rentang Nilai
K : Kelas Interval13
11Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Pendidikan (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 107.
12Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika (Cet. III; Makassar: Andira Publisher, 2008), h. 163.
13Syarifuddin Siregar, Statistik Terapan untuk Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2005), h. 24.
28
b. Mean (Rata-rata)
∑
∑ Keterangan:
: Rata-rata : Frekuensi
: Titik tengah14
c. Presentase (%) Nilai Rata-rata
Keterangan:
: Angka Presentase
: Frekuensi yang dicari presentasiya : Banyaknya sampel responden15 d. Standar Deviasi
√∑ ( ) Keterangan:
: Standar Deviasi
: Frekuensi untuk setiap kelas ke i : Rata-rata
: Jumlah sampel16
14Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika (Cet. III; Makassar: Andira Publisher, 2008), h. 133.
15 Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Cet. VII; Bandung: Sinar Baru Algensido, 2004), h .130.
16Subana, Statistik Pendidikan (Cet.I; Bandung: Pustaka Setia,2000), h. 40.
e. Membuat tabel Kategori
Tabel 3.3 Kategori Hasil Motivasi Belajar
No. Nilai Kategori
1. 0 – 20 Sangat Rendah
2. 21 – 40 Rendah
3. 41 – 60 Sedang
4. 61 – 80 Tinggi
5. 81 – 100 Sangat Tinggi 2. Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.17
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga. Adapun analisis yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data diolah berdirtsibusi normal atau tidak sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis. Jika data distribusi normal digunakan statistik parametik dan jika tidak berdistribusi normal digunakan statistik non parametik dengan menggunakan chi kuadrat.
∑( )
Keterangan:
= Nilai Chi-kuadrat hitung = Frekuensi hasil pengamatan
17Sugiyono, Statistik untuk Penelitian (Cet 10; Bandung: CV. Alfabeta, 2006), h. 13.
30
= Frekuensi harapan = Banyaknya kelas b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang homogen atau tidak terhadap perlakuan. Uji homogenitas dengan menggunakan rumus Fisher:
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang akan digunakan adalah uji t bepasangan, dengan rumus sebagai berikut:
√ ⁄
Keterangan:
X = rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sesudah)
SD X = standar deviasi dari X (selisish sampel sebelum dan sesudah) n = banyaknya sampel
selain dengan teknik analisis data di atas, uji normalitas, uji homogenitas, uji validitas, uji reliabilitas, dan uji t dilakukan dengan menggunakan program pengolah data melalui software SPSS (Statistical Packaged For Social Science).
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensisal. analisis deskriptif yang dimaksudkan untuk menjawab masalah pertama dan kedua yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum tentang pengaruh penggunaan metode jigsaw terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar.
Sedangkan analisis inferensial untuk menjawab masalah ketiga sekaligus menjawab hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Arab di kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar. Untuk mengambil data kedua variable tersebut digunakan tes. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variable dan statistic inferensial menggunakan uji asumsi klasik.
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1 Kota Makassar yang terletak di jl.
A.P. Pettarani No. 1A, Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, dimana dulunya adalah MTsN Model Makassar yang kemudian berganti menjadi MTsN 1 Kota Makassar. Jumlah peserta didik di sekolah tersebut khususnya kelas VIII sebanyak 399 orang. Kelas VIII-4 dan VIII-2 dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2022 sampai dengan 3 Desember 2022. Hasil penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah yang ditetapkan sebelumnya yang dapat menguatkan sebuah hipotesis atau jawaban sementara. Pada penelitian ini, peneliti telah menetapkan 3 rumusan masalah yang akan dijawab. Rumusan masalah 1 dan 2 akan dijawab
32
menggunakan statistik deskriptif dan rumusan masalah 3 akan dijawab menggunakan statistik inferensial. Berikut ini, hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN 1 Kota Makassar.
1. Deskripsi hasil motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar yang diajar tanpa menerapkan metode jigsaw.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VIII-2 di MTsN 1 Kota Makassar yang berjumlah 40 peserta didik yang diajar tanpa menggunakan metode pembelajaran jigsaw, maka peneliti mengumpulkan data hasil motivasi belajar peserta didik melalui tes pilihan ganda secara tertulis.
Berikut hasil pre-test dan post-test motivasi belajar peserta didik kelas VIII-2 sebagai kelas yang diajar tanpa menerapkan metode pembelajaran jigsaw.
Tabel 4.1
Data Hasil Motivasi Belajar Kelas Kontrol (VIII-2)
No. Nama Skor
Pre-Test Post-Test
1. A. Revan Arya Maulana Yusuf 50 55
2. Aini Ramadhany Marsyah 20 25
3. Alif Shofwan Darwis 50 50
4. Alifia Khaila Wahyuli 50 50
5. Almirah Ramadhani Astaufiq 50 50
6. Andi Akhdan Yasin Athaya 20 25
7. Andi Athifa Nailah Putri 45 45
8. Andi Gilbra Dwi Putra 30 30
9. Andi Muh. Malikul Muli Apatama 40 45
10. Andi Muhammad Altaaf Haidil 65 70
11. Andi Nadya Zafira Ramadhani A. Yusri 40 35
12. Diah Yurika Ihsan 60 55
13. Fathir Arrumy Fachri 40 40
14. Filzah Ariqah 20 30
15. Ijlal Riyadhul Jinan 65 75
16. Ivy Laila Hijri 35 35
17. Izzat Rosyadah 65 70
18. Kaisah Nany sahira 45 45
19. M. Arya Widana 45 45
20. M. As Shiddiq Ansar 60 60
21. Muh Abdi Dzil Ikram Arizona 55 55
22. Muh. Adrian Azzam 55 55
23. Muh. Asyraf Giffar Bunyamin Putra 60 65
24. Muh. Fajar Rani 55 55
25. Muh. Zulfachri Putra Sidiq 25 30
26. Muhammad Afif A. Karim 45 45
27. Muhammad Faiz 55 55
28. Muhammad farhan Ramadhan 50 50
29. Muhammad Kaysan Zhafir haris 45 50
30. Muvira Putri Makmur 45 45
31. Mysha Mahira Rauf 40 40
32. Naila Afifa Zahira 50 50
33. Najwa Khairunnisa 45 50
34. Nur Azizah Ramadhani Baharuddin 40 45
35. Putri fauziah 35 30
36. Rahmaniar Anugrah Patiwi R 35 30
37. Siti Alya Nurmakaila Raas 55 55
38. Siti Naura Fakhriyah Zalsabila 35 35
39. Wildan Zilalil Gifari 50 50
40. Zaskhiya Khaira Fayyaza 35 35
Untuk mengetahui deskripsi hasil motivasi belajar bahasa Arab peserta didik tersebut dapat dilihat dari table berikut:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Hasil Motivasi Belajar Bahasa Arab Pre-Test dan Post- Test pada Kelas Kontrol (VIII-2)
Statistik Deskriptif Pre-Test Post-Test
Jumlah Sampel 40 40
Skor Maksimum 65 75
Skor Minimum 20 25
Rata-rata 45,13 46,55
Standar Deviasi 12,06 12,36
Range 45 50
Berdasarkan table di atas dapat ditunjukkan skor maksimum untuk kelas kontrol yaitu yang diajar tanpa menerapkan metode pembelajaran jigsaw pada