• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

46

2) Pair 2 ( Pre & Post Test Kelas Eksperimen): nilai Sig (2-tailed) = 0,000.

Dengan demikian, Ho ditolak dan Hα diterima karena Sig (2-tailed) < α atau (0,000 < 0,05). Artinya terdapat pengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan metode jigsaw.

Dari kedua hasil uji t di atas, terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang signifikan antara kelas yang di ajar dengan menggunakan metode Jigsaw dan kelas yang tidak diajar menggunakan metode jigsaw pada mata pelajaran bahasa Arab pada Kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar.

pembelajaran, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pada kelas kontrol, peneliti memberikan pre-test sejumlah 20 nomor item soal dalam bentuk pilihan ganda kemudian diberikan materi tanpa menggunakan metode jigsaw.

Setelah itu, tes akhir yaitu post-test dengan jumlah soal sebanyak 20 nomor dalam bentuk pilihan ganda. Pada kelas Eksperimen, peneliti memberikan pre-test sejumlah 20 nomor item soal dalam bentuk pilihan ganda. Kemudian diberikan materi dengan menggunakan metode jigsaw . setelah itu, tes akhir yaitu post-test dengan jumlah item soal sebanyak 20 nomor.

1. Deskripsi Hasil Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-2 (Kelas Kontrol)

Hasil analisis data menunjukkan skor maksimum untuk kelas kontrol yaitu kelas yang diajar tanpa menerapkan metode jigsaw pada tahap pre-test adalah skor minimum yaitu 20 dan skor maksimum 65 dengan nilai rata-rata 45,13 dan standar deviasi 12,06. Sedangkan skor maksimum kelas kontrol pada tahap post-test 75 dan skor minimum yaitu 25 dengan nilai rata-rata 46,55 sehingga diperoleh standar deviasi 12,36 dengan jumlah sampel 40. Berdasarkan kategorisasi hasil motivasi belajar pada kelas kontrol, maka diperoleh bahwa presentase skor motivasi belajar pre-test yang diajar tanpa menggunakan metode jigsaw sebesar 7,5% peserta didik yang berada pada kategori sangat rendah, 30% berada pada kategori rendah. Hasil motivasi belajar peserta didik yang berada pada kategori sedang sebanyak 55%, kategori tinggi 7,5% dan sangat tinggi sebanyak 0% yang artinya tidak ada hasil motivasi peserta didik pada kategori ini. Berdasarkan tabel kategorisasi, menunjukkan bahwa skor tertinggi berada pada presentasi 55%

dengan kategori sedang. Presentasi skor hasil motivasi belajar post-test yang diajar tanpa menerapkan metode jigsaw sebesar 0% berada pada kategori sangat rendah, kategori rendah sebesar 32,5%, kategori sedang sebesar 57,5%, kategori

48

tinggi sebanyak 10%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 0%. Artinya tidak ada hasil motivasi peserta didik pada kategori sangat rendah dan sangat tinggi. Di samping itu, sesuai dengan presentase, maka kategori tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 57,5%. Berdasarkan diagram sebelumnya, hasil motivasi belajar kelas kontrol pada pre-test dengan frekuensi 3 berada pada kategori sangat rendah. Frekuensi 12 berada pada kategori rendah, frekuensi 22 berada pada kategori sedang, frekuensi 3 berada pada kategori tinggi dan 0 frekuensi pada kategori sangat tinggi. Sedangkan pada post-test dengan frekuensi 0 berada pada kategori sangat rendah, frekuensi 13 berada pada kategori rendah, frekuensi 23 berada pada kategori sedang, frekuensi 4 berada pada kategori tinggi, dan frekuensi 0 berada pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII-2 yang diajar tanpa menggunakan metode jigsaw termasuk dalam kategori “sedang”.

2. Deskripsi Hasil Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-4 (Kelas Eksperimen)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa skor maksimum yang diperoleh dari kelas eksperimen yaitu yang diajar menggunakan jigsaw nilai pre-test adalah 65 dan skor minimum yaitu 20 dengan nilai rata-rata 43,38 dan standar deviasi 12,93. Sedangkan skor maksimum kelas eksperimen pada post-test yaitu 100 dan skor nilai minimum yaitu 45 dengan nilai rata-rata 68,75 sehingga diperoleh standar deviasi 13,94. Berdasarkan kategorisasi hasil motivasi belajar, maka diperoleh bahwa presentase skor hasil motivasi belajar pre-test yang diajar tanpa menggunakan metode jigsaw sebesar 4% peserta didik yang berada pada kategori sangat rendah, 15% berada pada kategori rendah. Hasil motivasi peserta didik yang berada pada kategori sedang sebanyak 47,5%, kategori tinggi sebanyak 5%

dan sangat tinggi sebanyak 0% yang artinya tidak ada hasil motivasi peserta didik pada kategori ini. Berdasarkan table kategorisasi, menunjukkan bahwa skor tertinggi berada pada presentasi 47,5% dengan kategori sedang. Kemudian presentasi skor hasil motivasi belajar post-test yang diajar dengan menerapkan metode jigsaw sebesar 0% berada pada kategori sangat rendah, kategori rendah sebesar 0%, kategori sedang sebesar 32,5%, kategori tinggi sebanyak 57,5%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 10%. Artinya tidak ada hasil motivasi peserta didik pada kategori sangat rendah dan rendah. Disamping itu, sesuai dengan presentase, maka kategori tertinggi berada pada kategori “tinggi” yaitu sebesar 57,5%. Sehingga peneliti menyajikan hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dalam bentuk diagram batang untuk melihat hasil motivasi belajar peserta didik. Hasil motivasi belajar di kelas eksperimen pada pre-test dengan frekuensi 4 berada pada kategori sangat rendah. Frekuensi 15 berada pada kategori rendah, frekuensi 19 berada pada kategori sedang, frekuensi 2 berada pada kategori tinggi dan frekuensi 0 pada kategori sangat tinggi. Sedangkan pada post-test dengan frekuensi 0 berada pada kategori sangat rendah, frekuensi 0 berada pada kategori rendah, frekuensi 13 berada pada kategori sedang, frekuensi 23 berada pada kategori tinggi, dan frekuensi 4 berada pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII-4 yang diajar dengan menggunakan metode jigsaw termasuk dalam kategori “tinggi”.

3. Pengaruh Penerapan Metode Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar

50

Bagian ini dibahas khusus untuk menjawab rumusan masalah ketiga yaitu tidaknya pengaruh penerapan metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar. Hasil analisa pada uji normalisasi kelas kontrol setelah menggunakan SPSS maka output nilai sign untuk pre-test diperoleh nilai sebesar 0,11 dan post-test diperoleh sebesar 0,14.

Berarti, nilai sign lebih besardari nilai α (0,05) artinya, data berdistribusi normal.

Pada kelas eksperimen, terdapat nilai sign untuk pre-test diperoleh nilai sebesar 0,19 dan post-test diperoleh sebesar 0,13. berarti, nilai sign lebih besar dari nilai α (0,05) artinya, data berdistribusi normal. Pada hasil analisis homogenitas pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen , menunjukkan bahwa nilai signifikan pada hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Arab adalah 0.15 yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, nilai signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga memiliki makna bahwa varians dari kedua data yang dibandingkan adalah homogen. Pada hasil analisis uji homogenitas post-test kelas kontrol dan eksperimen, menunjukkan bahwa nilai signifikan pada hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Arab adalah 0,56 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga nilai signifikan lebih besar dari 0,05 memiliki makna bahwa varians dari kedua data yang dibandingkan adalah homogen.

Pedoman pengambilan keputusan dalam uji Paired Sample t Test yaitu, Ho di terima dan Hα ditolak apabila Sig (2-tailed) > α atau Sig (2-tailed) > 0,05), Ho ditolak dan Hα diterima apabila Sig (2-tailed) < α atau Sig (2-tailed) < 0,05).

Setelah diketahui gambaran dari masing-masing variable di atas, kemudian dilakukan perhitungan melalui analisis uji hipotesis menggunakan Paired Sampel t Test yang dilakukan pada data hasil motivasi belajar peserta didik menunjukkan nilai yang diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000 dengan demikian Ho ditolak dan Hα diterima karena Sig (2-tailed) < α atau (0,000 < 0,05). Artinya terdapat

perbedaan motivasi belajar peserta didik yang signifikan antara kelas yang tidak diajar menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang diajar menggunakan metode jigsaw mata pelajaran bahasa Arab peserta didik pada kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar.

52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil motivasi belajar bahasa Arab peserta didik di kelas VIII MTsN 1 Kota Makassar yang diajar tanpa menggunakan metode jigsaw diperoleh skor minimum pre-test pada kelas kontrol adalah 20, sedangkan skor maksimum adalah 65. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 45,13 dengan standar deviasi 12,06. Sedangkan skor minimum yang diperoleh post-test yang diajar tanpa menggunakan metode jigsaw pada kelas kontrol adalah 25, dengan skor maksimum 75. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 46,55 dengan standar deviasi 12,36. Jadi, nilai rata-rata hasil motivasi belajar meningkat dari hasil pre-test yaitu 45,13 kemudian hasil post-test menjadi 46,55.

2. Hasil motivasi belajar bahasa Arab pada kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar yang diajar menggunakan metode jigsaw skor minimum pre-test pada kelas eksperimen adalah 20, sedangkan skor maksimum adalah 65.

Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 43,38 dengan standar deviasi 12,93.

Sedangkan skor minimum yang diperoleh post-test yang diajar menggunakan metode jigsaw kelas eksperimen adalah 45, sedangkan skor maksimum adalah 100. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 68,75 dengan standar deviasi 13,95. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar pada kelas kontrol.

3. Penerapan metode jigsaw terhadap motivasi belajar bahasa Arab peserta didik pada kelas VIII di MTsN 1 Kota Makassar. Berdasarkan pada hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji hipotesis (Uji Paried Samples t Test) pengolahan data SPSS versi 22 diperoleh Sig = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hα diterima karena Sig (2-tailed)

< α atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian, kesimpulan akhir penelitian atau hipotesis yang diterima Hα yaitu terdapat pengaruh karena adanya perbedaan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Arab yang signifikan antara kelas yang diajar tanpa menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang diajar dengan menggunakan metode jigsaw.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan Kesimpulan di atas, maka implikasi yang ditemukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Metode Jigsaw dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan metode pembelajaran ini dengan mengkaji lebih dalam lagi sehingga memperoleh hasil penelitian yang jauh lebih baik.

3. Baik pendidik maupun tenaga pendidik kependidikan, peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama mengenai metode pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah khususnya di MTsN 1 Kota Makassar.

54

KEPUSTAKAAN

Akhmad. “Uji Validitas dan Reliabilitas Angket”, Blog Akhmad.

https://www.marisscience.com/2019/05/uji-validitas-dan-reliabilitas-angket.html?m=1#top (2 September 2022)

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. MENDESAIN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONSEKTUAL: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Cet. 2; Jakarta: Prenamedia Group, 2015.

Anitah, Sri dan Yetti Supriyati. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Buchari, Alma, dkk. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Fathurrohman, M. & Sulistiyorini. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Teras, 2012.

Gunawan, Heri. Kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bandung: Alfabeta, 2012.

Hamdayama, Jumanta. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.

Cet. II; Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.

Hanafy, Muh. Sain. Model Pembelajaran. Cet. I; Watampone: Syahadah, 2017.

Harniati. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Pengembangan Aktivitas Belajar di SMA Negeri 11 Makassar”.Skripsi.

Gowa: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2014.

Hikmawati, Fenti. Metodologi Penelitian. Cet II; Depok: Rajawali Pers, 2018.

Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif .Surabaya: Unesa-University press, 2005.

Intan, Salma. Bahasa Arab Tinjauan Linguistik dan Metodologis. Cet. I;

Makassar: Alaudddin University Pers, 2011.

Ismail, Fajri. Statistika untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Prenada Media Group, 2018.

John W. Best, Research in Education, Third edition; India: Prentice Hill of India, 1977, diterjemahkan oleh sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian pendidikan.

Mardliyah, Ani. “Metode Jigsaw Solusi Alternatif terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa”, ISNU: Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama.https://scholar.google.co.id/scholar_url?url=https://journal.iaink udus.ac.id/index.php/Edukasia/article/viewFile/793/761&hl=id&sa=X&

ei=V-gQY8fJFMmmywT_2pCQAQ&scisig=AAGBfm2a8N9rYQkBjGB_2d KuLY-5GXDRw&oi=scholarr (20 Agustus 2022)

Nashar. Peranan Kemampuan awal motivasi dan dalam kegiatan Pembelajaran.

Jakarta: Delia Press, 2004.

Parwati, Ni Nyoman Dkk. Belajar dan Pembelajaran. Cet. 1; Depok: Rajawali Pers, 2018.

Purwanto. Metode penelitian Kuantitatif . Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2008.

Radhiah,Ummi. “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran berbasis Aktivitas Terhadap Peningkatan motivasi Belajar Peserta Didik Di MTs Negeri Kabupaten Pinrang”.Skripsi. Gowa: Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar, 2015.

Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Cet. VI; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016.

Sadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2004.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses pendidikan.

Cet. III; Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007.

Silberman, Mels. Active Learning, terj. Sarjuli, et. Al., Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007.

SM, Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM. Semarang:

Rasail Media Group, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Cet 15; Bandung: CV. Alfabeta, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2016.

Sugiyono. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. XVII; Bandung: Alfabeta, 2013.

Sunhaji. Strategi Pembelajaran: Konsep dasar, Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar mengajar. Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009.

Sutikno, M. Sobry. Strategi Pembelajaran. Cet. I; Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2021.

Suyitna, Ahmad Tanzeh. Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat, 2006.

Uno, Hamzah b. dan Nurdin Muhammad. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Uno, H.B. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

56

Wahyuni, Sri. “Pengaruh Strategi Group to Group Exchange Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI MA Madani Pao-pao kabupaten Gowa”. Skripsi. Gowa: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2014.

Winataputra, Udin S. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas terbuka Jakarta, 1994.

Yunus, Noor Mu’minin. “EfektivitasPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP 1 Tanete Riaja Kabupaten Barru”.Skripsi.Gowa: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2014.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Zulhannan. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

57

LAMPIRAN

102

104

W. Dokumentasi Kelas Eksperimen (VIII-4)

Dokumen terkait