• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kesehatan Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Kesehatan Masyarakat"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI PELAYANAN POSYANDU LANSIA DI DESA EGON KECAMATAN

WAGETE KABUPATEN SIKKA PROPINSI NTT Yuliana*) M. Nadjib Bustan**)Basri*)

*) Jurusan Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar **) Jurusan Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar ***) Jurusan Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Abstrak

Lanjut Usia (Lansia) adalah satu kelompok rawan dalam keluarga, pembinaan Lansia sangat memerlukan perhatian khusus sesuai dengan keberadaannya. Untuk mengatasi kesehatan Lansia perlu upaya pembinaan kelompok lansia melalui Pos pelayanan terpadu untuk lanjut usia yang berada disuatu wilayah tertentu.

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan kader,dan akses ke posyandu dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia di desa Egon kecamatan Waigete kabupaten Sikka Propinsi NTT.

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study. Populasi yang diteliti adalah lansia yang berumur 45-90 tahun di desa Egon kecamatan Waigete kabupaten Sikka. Dengan jumlah responden sebanyak 116 responden. Pengambilan sampel dilakukan denan cara random sampling, pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan diperoleh nilai p > (0,428), dukungan keluarga diperoleh nilai p < (0,030), dukungan kader diperoleh nilai p < (0,000) dan akses ke Posyandu diperoleh nilai p > (0,158).

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa masih sangat rendahnya dukungan keluarga dan dukungan kader sehingga tingkat kepatuhan lansia juga tergolong rendah. Disarankan kepada keluarga lansia dan kader agar selalu memberikan motivasi, dan dukungan kepada lansia untuk patuh dan aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia.

PENDAHULUAN

Kesehatan yang layak merupakan hak setiap manusia individu maupun kelompok, sebagaimana yang diungkapkan oleh World Health Organization (WHO) bahwa memperoleh derajat kesehatan yang optimal adalah hak yang fundamental bagi setiap manusia, tanpa membedakan ras, agama, keyakinan politik dan ekonomi.

(2)

Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 secara eksplisit menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh kesehatan.

Berdasarkan Undang – Undang tersebut jelas bahwa hidup secara sehat dan memperoleh kesehatan merupakan hak setiap warga negara dan hal ini menjadi kewajiban sebagai negara untuk merealisasikannya, termasuk pelayanan pada lanjut usia (Lansia). Struktur pendududk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut Usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia merupakan dampak keberhasilan pembangunan, terutama dibidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

Menurut United Nations 2012, (dalam Zulkarnain Nasution 2013) dunia mengalami penuaan dengan cepat. Diperkirakan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun keatas dua kali lipat, yaitu dari 11% ditahun 2006 menjadi 22% pada tahun 2050. Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, pada saat itu akan ada lebih banyak orang tua dari pada anak – anak (usia 0 – 14 tahun). Negara – negara berkembang akan mengalami tingkat penuaan yang jauh lebih cepat dari negara – negara maju. Pada tahun 2005 sekitar 60% lansia di dunia tinggal di negara berkembang. Dalam lima decade mendatang kondisi ini akan meningkat menjadi lebih dari 80%. Penuaan penduduk di dunia, negara maju, dan negara berkembang sebenarnya merupakan indikator meningkatnya kesehatan global.

Permasalahan lanjut usia menjadi perhatian baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Untuk mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, perlu upaya pembinaan kelompok Lansia melalui puskesmas dengan didirikan Posyandu Lansia (Kemenkes 2010 dalam Rizkinuary Hidayah , 2014).

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia Tenggara. (Kemenkes 2012 dalam Rizkinuary Hidayah , 2014).

Berdasarkan data yang di peroleh dari sensus penduduk Badan pusat statistik (BPS) tahun 2012 menunjukan jumlah lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan yaitu dari 18,96 juta jiwa dan sekarang pada tahun 2013 meningkat menjadi 20,05 juta jiwa atau 7,56% dari keseluruhan penduduk Indonesia. (Kemenkes RI 2013 dalam Rizkinuary Hidayah , 2014).

Berdasarkan profil Nusa Tenggara Timur bagian biro pemerintahan Sekda Propinsi NTT tahun 2013 jumlah penduduk 5.343.902 jiwa. Menurut data BPS tahun 2013 jumlah penduduk Lansai NTT sebanyak 397.587 (7,44%) adalah perbandingan antara jumlah penduduk produktif (15–59 tahun). Data yang di peroleh dari profil Dinas Kesehatan

(3)

Kabupaten Sikka, jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 317.101 jiwa dengan jumlah Pra Usila dan Usila 60 tahun ke atas berjumlah 164.321 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan secara aktif serta aktif dalam mengikuti kegiatan pelayanan Posyandu Lansia sebanyak 34.885 orang Pra Usila dan Usila (21,23%).

Pencapaian tahun 2014 ini menglami peningkatan bila di bandingkan dengan pencapaian pada tahun 2010 (18,35%) dan masih sangat jauh bila dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2012 yaitu 70%.

Berdasarkan Data yang diperoleh dari Profil kesehatan Puskesmas Waigete sesuai dengan data pemegang program Lansia bahwa jumlah lansia yang ada di wilayah Puskesmas Waigete pada tahun 2014 sebanyak 3.129 orang dengan perincian Lansia yang berumur (45 – 49 tahun) sebanyak 1.690 orang, Lansia yang berumur (60 – 69 tahun) sebanyak 909 orang dan lansia yang berumur lebih dari 70 tahun sebanyak 530 orang dengan status kesehatan yang berbeda – beda serta jenis penyakit yang diderita berbeda pula.

Wilayah Puskesmas Waigete pada tahun 2014 terdiri dari 9 desa dan memiliki 25 Posyandu. Semua Posyandu di wilayah Puskesmas Waigete tergolong aktif namun tingkat kehadiran Lansia Untuk mengikuti Posyandu Lansia masih sangat rendah. Salah satu Desa yang tingkat kehadiran Lansia dalam mengikuti Pelayanan Posyandu rendah yaitu Desa Egon yang memiliki 3 posyandu dengan jumlah keseluruhan lansia 230 orang yaitu terdiri dari Usila (45 – 49 tahun) 97 orang, (60 – 69 tahun) 76 dan lebih dari 70 tahun 67 orang. Ketiga Posyandu tersebut yaitu Posyandu Bao Bliran dengan jumlah Lansia yang brumur (45-59 tahun) 37 Lansia, (60-69 tahun) 23 Lansia, dan ( > 70 tahun) 16 lansia. Jumlah Lansia di Posyandu Garbis yang berumur (45-59 tahun) 27 Lansia, (60-69 tahun) 29 Lansia, dan ( > 70 tahun) 13 lansia. Sedangkan jumlah Lansia yang ada di posyandu Blidit yaitu jumlah Lansia yang brumur (45-59 tahun) 38 Lansia, (60-69 tahun) 36 Lansia, dan ( > 70 tahun) 11 lansia.

Jumlah kehadiran Lansia untuk tiga bulan terakhir tahun 2014 yaitu bulan oktober 10 Lansia, bulan November 8 Lansia, dan bulan desember 5 Lansia yang mengikuti pelayanan Posyandu Lansia dari 76 orang lansia yang ada di posyandu tersebut. Data tersebut merupakan data kehadiran Posyandu lansia Bao Bliran di wilayah Desa Egon yang tergolong sangat rendah dari 25 posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Waigete.

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh kader dan petugas kesehatan dalam posyandu Lansia yaitu : Penyuluhan, Konseling, Pengobatan, senam Lansia di Puskesmas, pemeriksaan Gula darah dan kunjungan rumah Lansia oleh kader di Puskesmas.

(4)

Penyakit yang sering di jumpai pada lansia yang ada di wilayah Puskesmas Waigete adalah, Hipertensi : 69 orang, tekanan darah rendah 62 orang, anemia 5 orang, rematik 58 orang dan penyakit lain sebanyak 201 orang.

Rendahnya persentase kunjungan lansia diwilayah kerja Puskesmas Waigete Kecamatan Waigete dikarenakan dalam melaksanakan kegiatan posyandu sering terdapat kendala yang sering dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antaralain pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah dengan posyandu yang jauh dan sulit dijangkau, dukungan keluarga, dan sikap kader posyandu yang kurang aktif dalam menjalankan kegiatan posyandu tersebut.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan Lansia dalam

mengikuti pelayanan posyandu lansia di Posyandu Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka.

2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia.

3. Untuk mengtahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia.

4. Untuk mengetahui hubungan dukungan kader dengan kepatuhan lansia dalam

mengikuti pelayanan Posyandu lansia.

5. Untuk mengetahui hubungan Akses pelayanan Lansia ke posyandu dengan

kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu Lansia .

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study dimana jenis penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel dependen dilihat pada saat bersamaan.

Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini diilaksanakan di Desa Egon yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Waigete dengan tingkat kunjungan Posyandu lansia sangat rendah dari 25 Posyandu yang ada di Wilayah Kecamatan Waigete.

(5)

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Juni – 29 Juni 2015. 3. Kerangka Penelitian

a. Kerangka Konsep

Varabel Independent Variabel Dependent

Keterangan :

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

: Variabel yang diteliti

b. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kepatuhan Lansia Mengikuti Pelayanan Posyandu Lansia

Yang dimaksud dengan kepatuhan lansia dalam penelitian ini adalah teratur tidaknya lansia yang mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka, dalam kurun waktu 3 bulan secara teratur.

Kriteria Objektif :

Patuh : bila lansia mengikuti pelayanan posyandu di Posyandu Lansia setiap bulan secara teratur dalam tiga bulan terakhir .

Tidak Patuh : bila tidak sesuai dengan kriteria patuh. 2. Pengetahuan

Yang di maksud dengan pengetahuan adalah kemampuan lansia untuk menjawab pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner yang mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka Propinsi NTT. Kriteria Objektif :

Cukup : jika total jawaban responden ≥ 50%

Pengetahuan Lansia Dukungan Keluarga Kepatuhan Lansia Dukungan Kader Akses ke Posyandu

(6)

Kurang : jika total jawaban responden < 50%

3. Dukungan keluarga

Yang dimaksud dengan dukungan keluarga dalam penelitian adalah dukungan atau support dari keluarga kepada lansia untuk senantiasa mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka berupa dukungan moral, biaya dan lain sebagainya.

Kriteria Objektif :

Mendukung : jika total jawaban responden ≥ 62,5%

Tidak mendukung : jika total jawaban responden < 62,5%

4. Dukungan Kader

Yang dimaksud dengan dukungan kader dalam penelitian ini adalah upaya dari kader dalam melayani lansia pada setiap posyandu lansia sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Kriteria Objektif :

Mendukung : jika total jawaban responden ≥ 62,5%

Tidak mendukung : jika total jawaban responden < 62,5% 5. Akses Pelayanan Lansia ke Posyandu.

Yang di maksud dengan Akses Pelayanan Lansia ke Posyandu adalah Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.

Kriteria Objektif :

Mendukung : jika total jawaban responden ≥50%

Tidak mendukung : jika total jawaban responden < 50%

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Egon wilayah kerja Puskesmas Waigete, Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka.Pengumpulan data dilakukan secara primer dimana peneliti bertemu dan melakukan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Adapun hasilnya sebagai berikut :

(7)

Tabel 12

Hubungan Pengetahuan Lansia Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka

Propinsi NTT Pengetahuan Lansia Kepatuhan Lansia Jumlah ρ Value Tidak Patuh Patuh

n % n % n % Kurang Cukup 45 73.8 16 26.2 61 100 0.428 44 80.0 11 20.0 55 100 Jumlah 89 23.3 27 76.7 116 100.0

Sumber : Data primer

Tabel 13

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka

Propinsi NTT Dukungan Keluarga Kepatuhan Lansia Jumlah ρ Value Tidak Patuh Patuh

n % n % n % Tidak mendukung Medukung 63 82.9 13 17.1 76 100 0.030 26 65.0 14 35.0 40 100 Jumlah 89 76.7 27 23.3 116 100.0

Sumber : Data primer

Tabel 14

Hubungan Dukungan Kader Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka

Propinsi NTT Dukungan Kader Kepatuhan Lansia Jumlah ρ Value Tidak Patuh Patuh

n % n % n % Tidak mendukung Medukung 86 91.5 8 8.5 94 100 0.000 3 13.6 19 86.4 22 100 Jumlah 89 76.7 27 23.3 116 100,0

(8)

Tabel 15

Hubungan Akses ke posyandu Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka

Propinsi NTT Akses ke posyandu Kepatuhan Lansia Jumlah ρ Value Tidak Patuh Patuh

n % n % n % Tidak mendukung Medukung 12 92.3 1 7.7 13 100 0.294 77 74.8 26 25.2 103 100 Jumlah 89 76.7 27 23.3 116 100.0

Sumber : Data primer 2015

Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka maka pembahasan sesuai variabel yang di teliti adalah sebagai berikut :

1. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Lansia

Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai

hitung sebesar 0,628 dengan nilai p > 0,05 . (0,428 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan Lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia.

Hasil penelitian menunjukan ada lansia yang mempunyai pengetahuan cukup tapi tidak patuh terhadap pelayanan posyandu lansia (80,0%) ini dikarenakan adanya sikap lansia yang negatif terhadap posyandu lansia dan kurangnya dukungan keluarga untuk mendorong lansia aktif dalam kegiatan posyandu .Sebaliknya ada lansia yang memiliki pengetahuan kurang namun memanfatkan posyandu (26,2%) yang menyatakan Patuh ini dikarenakan adanya kesadaran yang tinggi dari lansia tentang pentingnya memanfaatkan posyandu lansia .

Sebagian besar lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia adalah lansia dengan pengetahuan kurang (73,8%) ini di karenakan jumlah terbanyak lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia memiliki rentang pendidikan dari tidak sekolah sampai tamat SD (53,4%) dan juga ada kesibukan sebagian besar lansia yang berprofesi sebagai petani (30,2%) dan sebagai ibu rumah tangga (48,3%) lebih mementingkan kegiatannya dibanding pergi ke posyandu.

(9)

Peneliti menganalisis bahwa hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan lansia. Peneliti juga menemukan adanya ketidaksesuaian antara teori dengan hasil penelitian dimana pengetahuan lansia tergolong tinggi namun tingkat kepatuhan lansia masih sangat rendah.

2. Hubungan Antara Dukungan keluarga Dengan Kepatuhan Lansia.

Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai

X² hitung sebesar 4,699 dengan nilai p < 0,05 ( 0,30 < 0,05 ), maka Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan Lansia dalam mengikuti Pelayanan Posyandu Lansia

Penelitian ini menunjukan ada lansia yang mempunyai dukungan keluarga kategori mendukung tetapi tidak patuh terhadap pelayanan Posyandu Lansia (65,0%) .Sebaliknya ada lansia yang mempunyai dukungan keluarga kategori tidak mendukung tetapi patuh terhadap pelayanan Posyandu Lansia (17,1%).Sebagian besar lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia adalah lansia dengan dukungan keluarganya termasuk kategori tidak mendukung (82,9%).

Pola hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia menunjukan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga, maka semakin tinggi kepatuhan lansia mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga, maka semakin rendah pula kepatuhan mengikuti kegiatan posyandu lansia.

3. Hubungan Dukungan Kader Dengan Kepatuhan Lansia.

Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai

hitungsebesar 60,057 dengan nilai p < 0,005 (0,000 < 0,005), maka Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikansi antara dukungan kader kepatuhan lansia dalam mengikuti pelyanan posyandu lansia.

Hasil penelitian menunjukan ada lansia yang mempunyai dukungan kader kategori mendukung tetapi tidak patuh (13,6%) ini dikarenakan sikap lansia yang negatif terhadap posyandu lansia dan kadang lebih mementingkan kegiatan lain dari pada ke posyandu.Sebaliknya ada lansia yang mempunyai dukungan keluarga kategori tidak mendukung tetapi patuh terhadap pelayanan posyandu lansia (8,5%) ini dikarenakan sikap lansia yang peduli terhadap kesehatan dihari tuanya serta pengetahuan dan sikap lansia itu sendiri yang positif terhadap adanya posyandu lansia.

Sebagian besar lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia adalah lansia dengan dukungan kadernya termasuk kategori tidak mendukung (91,5%) ini di karenakan kurang adanya sikap positif lansia terhadap kader.

(10)

Penelitian menganalisis bahwa hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dukungan kader dengan kepatuhan lansia ke posyandu, yakni untuk meningkatkan citra diri kader maka harus diperhatikan dan meningkatkan kualitas diri yang dianggap masyarakat dapat memberi informasi terkini tentang kesehatan.

4. Hubungan antara Akses ke Posyandu Dengan Kepatuhan Lansia

Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai

hitungsebesar 1,991 dengan nilai p < 0,005 ( 0,158 < 0,005 ), maka Ho ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara Akses ke posyandu dengan kepatuhan Lansia dalam mengikuti Pelyanan Posyandu Lansia.

Penelitian ini menunjukan ada lansia yang mempunyai akses ke posyandu kategori mendukung tetapi tidak patuh sebesar (74,8%) ini dikarenakan adanya sikap lansia yang negatif terhadap posyandu lansia.Sebaliknya ada lansia yang mempunyai akses ke posyandu kategori tidak mendukung tetapi patuh terhadap pelayanan posyandu lansia (8,5%) ini dikarenakan sikap lansia yang peduli terhadap kesehatan dihari tuanya serta pengetahuan dan sikap lansia itu sendiri yang positif terhadap adanya posyandu lansia.

Penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green ( 1990) yang menyatakan jarak tempuh yang merupakan salah satu akses ke fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor pendukung untuk terjadinya perubahan kesehatan.

Peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian antara teori dengan hasil penelitian. Hasil penelitian menunujukan tidak terdapat hubungan antara Akses ke Posyandu dengan kepatuhan Lansia ke Posyandu.

Peneliti menganalisis bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa jarak tempuh atau akses yang mudah mendukung kepatuhan lansia untuk ke Posyandu. Namun sebaliknya bahwa adapun akses yang mudah belum tentu mendukung kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula oleh faktor- faktor lain yang menghambat kepatuhan Lansia ke Posyandu.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepatuhan Lansia dalam mengikuti pelayanan Posyandu Lansia di Desa Egon Kecamatan

(11)

2. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan lansia dimana nilai p = 0,428 > 0,05. Artinya bahwa adapun pengetahuan lansia yang cukup belum tentu mendukung kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula oleh faktor - faktor lain yang menghambat kepatuhan Lansia ke Posyandu.

3. Terdapat hubungan antara keberadaan dukungan keluarga dan kepatuhan lansia, dimana nilai p = 0,030 < 0,05. Artinya bahwa semakin besar dukungan keluarga maka semakin besar kepatuhan lansia demikian sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga maka semakin rendah kepatuhan lansia mengikuti Posyandu Lansia.

4. Terdapat hubungan antara keberadaan dukungan kader dan kepatuhan lansia dimana nilai

p = 0,000 < 0,05. Artinya bahwa semakin tinggi dukungan kader maka semakin tinggi kepatuhan lansia demikian sebaliknya semakin rendah dukungan kader maka semakin rendah kepatuhan lansia mengikuti Posyandu Lansia.

5. Tidak terdapat hubungan antara akses ke Posyandu dan kepatuhan Lansia mengikuti pelayanan Posyandu Lansia dengan nilai p = 0,294 > 0,05. Artinya bahwa adapun akses yang mudah belum tentu mendukung kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula oleh faktor- faktor lain yang menghambat kepatuhan Lansia ke Posyandu.

Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka

a) Dinas Kesehatan sebaiknya melakukan advokasi ke tingkat desa untuk upaya

kelengkapan sarana prasarana dan kebijakan tentang pembentukan posyandu lansia. b) Kebijakan dan anggaran penigkatan pemberi informasi dengan mengadakan pelatihan

komunikasi efektif dan konseling terhadap kader yang menangani Posyandu lansia. c) Kebijakan untuk pemberian reward bagi kader yang aktif dan program pencarian

posyandu lansia yang aktif

2. Bagi Pemegang Program Lansia dan Masyarakat

a) Melakukan peningkatan kemitraan dengan Kepala Desa, LSM, penggerak PKK, tokoh

masyarakat, tokoh agama dengan mengajak mereka bersama untuk memanfatkan posyandu lansia dan ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia.

b) Meningkatkan peran petugas kader dengan cara melakukan kunjungan rumah pada lansia yang mempunyai keterbatasan gerak, melakukan motivasi kepada anggota keluarga agar selalu mendukung lansia untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan posyandu lansia.

(12)

c) Membuat perencanaan program kegiatan lain seperti keterampilan produktif, arisan anggota posyandu lansia, sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup lansia yang lebih sehat dan sejahtera.

3. Bagi Keluaraga Lansia

a) Lansia merupakan tanggung jawab anggota keluaraga, dengan demikian dukungan keluarga terhadap kesehatan sangat penting. Salah satu cara bagi keluarga untuk mendukung lansia adalah dengan memberikan motivasi kepada lansia agar aktif mengikuti kegiatan di posyandu lansia.

b) Bentuk dukungan terhadap lansia seperti mengantarkan lansia ke posyandu, menemani

lansia dalam kegiatan di posyandu lansia, mengingatakan jadwal kegiatan di posyandu lansia, memberi nasihat apabila lansia tidak mau hadir di kegiatan posyandu lansia. 4. Bagi Peneliti

Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut adalah mengkaji lebih dalam tentang faktor – faktor lain yang berkaitan dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Jenis-jenis Posyandu Lansia. (http://jenis-jenis posyandu lansia.com) diakses tanggal 12 Februari2015

BKKBN. 2010. Bina Keluarga lansia ( BKL) Jakarta : Direktorat BKKBN

BKKBN, 2011. Kebijakan dan Strategi Operasional Program Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, htttp: // www. bkkbn. go.id /Webs/ upload /

infoprogram /PAPARAN. pptx, diakses .13 Februari2015

Cahyo Ismawati, Sandra, Atikah, 2010 Posyandu ( POS PELAYANAN TERPADU ) DAN DESA SIAGA. Nuha Medika

Data Jumlah, diakses,13Februari.2015.pukul,14.00 http://www.bps, Data Posyandu lansia Puskesmas waigete . 2014 . Maumere. Kab. Sikka

Erfandi, 2008. Pengelolaan Posyandu Usila. http : / www. puskesmas.com, diakses .13 Februari2015

Esse Puji Pawenrusi, SKM, M. Kes ,Dkk . 2015. Pedoman Penulisan Skripsi,Edisi 11 . Makassar : Tim

Fatama, Dwivina . 2010 Memahami Kesehatan Pada lansia. Jakarta : Buku kesehatan

Indah Kresnawati . 2013 . Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa Gonilan

(13)

Kecamatan Kartasura dalam http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 19892

diakses tanggal 15 Juli 2015

Khotimah, Siti Khusnul. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Walikukun Kabupaten Ngawi. Undergraduate thesis, Diponegoro University, dalam http://www. fkm. undip. ac.id diakses tanggal 12 Februari 2015

Kesrepro.(2008). Pertambahan Jumlah Lansia Pada Tahun 2015. Diakses pada tanggal 13 februari 2015 dari: http://www.kesrepro.info

Komisi Nasional Lanjut Usia (2010). Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta

MismarMasbiran,2010.Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Lanjut Usia (Lansia) Ke Posyandu Lansia Di Rw 03 Kurao Pagang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kec. Nanggalo Padang Tahun 2010. Penelitian,

Fakultas Keperawatan Universitas Diponegoro dalam

http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 17928 diakses tanggal 12 Februari2015

Mariam , Siti 2008 . Mengenal Usia lanjut dan perawatannya . Jakarta ; salemba Medikal Notoadmojo . 2012. Kesehatan Usia lanjut dengan Pendekatan ashan Keperawatan . jakarta :

Salemba medikal

Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cita. Profil Kesehatan Kabupaten Sikka . 2014 . Maumere Kab. Sikka

R . Siti Maryam 2010 . Posyandu Lansiai . Jakarta : Tim

Rizkinuary Hidayah , 2014).,2014,Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader Di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Penelitian, Fakultas Keperawatan Universitas Diponegoro dalam http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 16893 diakses tanggal 12 Februari2015

Wiratna, Sujarweni 2014 , Panduan Penelitian Keperawatan Dengan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Yeniar, Indriana . 2012 , Gerontologi dan Progeria .Yogyakarta : Pustaka pelajar

Zulkarnain Nasution, 2013. Pengaruh Pengetahuan, sikap, Dukungan Keluarga, Dukungan Kader terhadap Pemanfaatan posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serang, http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 12579 diakses tanggal 12 Februari2015.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia, pengertian tax haven secara resmi tertuang dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Di Pasal 18 ayat 3c dikatakan bahwa tax haven adalah

chain management yang berguna untuk meningkatkan kinerja supply chain secara keseluruhan terutama bagi perusahaan semen instant. Mengidentifikasi proses-proses kunci pada

Inventarisasi dari potensi keanekaragaman hayati pada ruang terbuka hijau Kampus Mendalo Universitas Jambi meliputi jalur hijau utama , hutan kampus, hutan sekunder dan beberapa

Ancangan panliten kang ditetapake sajrone panliten iki yoiku panliten tindakan kelas ( PTK). Asile panliten bisa diwedarake minangka wujud.. tanggung jawab ilmiah

Cokelat dihasilkan dari biji buah kakao (Theobroma cacao L.) prg telah mengalami serangkaian proses pengolahan sehingga bentuk dan runanya seperti yang terdapat di pasaran.

Bahan untuk dielak: : Tiada halangan khas bagi penyimpanan dengan produk lain.. BAHAGIAN 8: Kawalan pendedahan dan perlindungan diri

mengaitkannya (open ended question) serta menyusun rancangan tugas untuk mahasiswa (materi diskusi dan kuis)  Discovery Learning: mahasiswa mencari, mengumpulkan dan

Teori probabilitas yang digunakan pada penelitian tersebut menggunakan Markov Chain dengan tujuan untuk melakukan sebuah estimasi, sedangkan tujuan dari penelitian ini,