• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH

DALAM PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DENGAN

METODE TURNAMEN BELAJAR

(Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

A L F I NUGRAHANI

NIM: 11408237

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Alfi Nugrahani

NIM : 114 08 237

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agam Islam

Judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG

HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010)

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 20 September i Pembimbing

Dra. Djami’atui Islamiyah, M.Ag. NIP. 195708]£ 198802 2 001

(4)

Website : www stainsalatiga.ac.id E-mail: adrnirastrasi@,stain salatiga.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi Saudari : ALFI NUGRAHANI dengan Nomor Induk Mahasiswa :

114 08 237 yang berjudul : "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN

HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan

Kelas di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun

2010)".

telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 25 September 2010 M yang bertepatan dengan tanggal 16 Syawal 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga,

25 September 2010 M 16 Syawal 1431 H

Panitia Ujian,

/

. R ihmat Harivadi, M. Pd. IP. 19670112 199203 1 005

k

Muh Hafidz, M,Ag

NIP. 19720531 1199803 1 022 NIP. 19730801 200312 1 002

Pembimbing

Dra. D iam i’aturislam ivah, M.Ag, NIP. 19610210 198703 1 006

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah i n i :

Nama : Alfi Nugrahani

NIM ; 114 08 237

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agam Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 20 September 2010 Yang menyatakan,

Alfi Nugrahani

(6)

MOTTO

u /^ r i^ c jiiU r ,

"Sesungguhnya kemudahan itu datang sesudah kesulitan”

Keindahan yang sebenarnya adalah keindahan akhlak

Kecantikan yang sebenarnya adalah kecantikan etika

Dan kebaikan yang sebenarnya adalah kebaikan akal

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada: Allah dan Rasul-Nya, Suamiku yang tak lelah membimbingku, Kedua putriku yang menjadi penyemangat hidupku, Bapak, ibu dan mertuaku yang senantiasa mendoakanku, Saudara-saudaraku yang tak lelah mengingatkanku, Keluarga besar MI Karangduren, sumber inspirasiku Rekan-rekan seperjuangan di '08-C

(7)

ABSTRAK

Nugrahani, Alfi. 2010. Peningkatan Kemampuan Menyambung H uruf Hijaiyah Dalam Pelajaran Al-Qur ’an Hadis Dengan Metode Turnamen Belajar (Penelitian Tindakan Kelas di M I Karangduren Kecamatan Tengaran

Kab. Semarang Tahun 2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami'atul Islamiyah, M.Ag.

Kata kunci: Menyambung huruf hijaiyah dan metode turnamen belajar.

Kemampuan menyambung huruf hijaiyah peserta didik kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran pada awal semester satu tahun 2010/2011 relatif rendah. Hal ini tercermin dari nilai rata-rata kelas pada saat pretes jauh dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM. Berdasarkan masalah tersebut maka penelitian tindakkan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran melalui metode turnamen belajar terhadap kempuan menyambung huruf hijaiyah peserta didik kelas II pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadis.

Metode turnamen belajar merupakan teknik yang menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim. Guru memberikan pertanyaan kepada tim yang harus dijawab peserta didik secara perseorangan. Nilai darisetiap peserta didik dijumlahkan sesuai dengan tim yang telah dibentuk. Satu kali turnamen terdiri atas dua ronde/putaran. Melaui kompetisi diharapkan peserta didik berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang terbaik sehingga kemampuan menyambung huruf hijaiyah pada peserta didik dapat meningkat.

Untuk mengetahui efektifitas pembelaran Al-Qur'an Hadis melalui metode turnamen belajar, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Prosedur kegiatanya diawali dengan rancangan, tindakan, observasi, refleksi dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian ini dilakukan di kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran pada semester satu tahun pelajaran 2010/2011 dengan jum lah peserta didik 26 siswa. Pengumpulan data berupa lembar observasi dan hasil evaluasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis.

Efestifitas pembelajaran ini dari analisis data didapatkan bahwa hasil tiga siklus yaitu siklus I (65%), siklus II (81%), siklus III (92%).

Kesimpualn dari penelitian ini adalah metode turnamen belajar dapat meningkatkan kemampuan menyambung huruf hijaiyah pada siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode turnamen belajar dapat digunakan guru sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas.

(8)

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HI J A l Y AH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI

Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010)"

Shalawat beserta salam semoga tetap tecurahkan kepada uswah kita nabi Muhammad SAW, sang pencerah dunia, kepada sanak kerabat, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa istiqomah dijalannya.

Di dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini memang banyak terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis, namun pada akhirnya dengan bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan juga. Oleh karena itu dengan selesainya penyusunan skripsi ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Dra. Djami'atul Islamiyah, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberi pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

(9)

3. Umi Irtifaiyah Mahmud, S.Pd, selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Karangduren yang telah memberikan ijin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Muh. Mu’in, S.Pdl, Supadi, S.HI, Puji Syahri, S.Pdl,, Nursikhah, S.Ag, Khumasiatul Arifah, S.Pdl, Fitriyah, A.Ma, dan Ruqoyah, A.Ma, rekan guru yang tak lelah memberi motivasi.

5. H. Suwalim, SE, Sulfi, Salwa, KH. Mungin, Hj. Kurrotul Ain, H. Witono Sugi dan semua sanak famili yang senantiasa memberi semangat serta do’a restu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca semua. Amiin.

Salatiga, 20 September 2010 Penulis

viii

(10)

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... i

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

DEKLARASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesis Tindakan ... 5

E. Kegunaan Penelitian... 5

F. Penjelasan dan Definisi Operasional... 6

G. Metode Penelitian ... 9

H. Sistematika Penulisan ... 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penulisan Al-Qur'an 17

(11)

B. Menyambung Huruf Hijaiyah ... 19

C. Metode Turnamen Belajar ... 22

D. Pembelajaran Menulis dalam Mata Pelajaran Al-Qur'an H adis... 24

E. Materi Mata Pelajaran Al-Qur'an hadis kelas II Madrasah Ibtidaiyah semester 1... 29

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Situasi Umum MI K arangduren... 30

B. Deskripsi Pelaksanaan P en elitian ... 37

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 40

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 44

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ... 53

B. Analisis Data Per Siklus ... 55

C. Pembahasan ... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. S a ra n ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

Tabel 1 Cara Penulisan Huruf Hijaiyah Sambung... 19

Tabel 2 Keadaan Kepala Dan Guru MI Karangduren Tahun 2010/2011... 33

Tabel 3 Keadaan Peserta Didik MI Karangduren Tahun 2010/2011... 35

Tabel 4 Program Pengajaran Madrasah Ibtidaiyah... 36

Tabel 5 Hasil Nilai Tes Formatif (Pretest)... 53

Tabel 6 Presentasi Nilai Tes Formatif (Pretest)... 54

Tabel 7 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Menyambung Huruf Hijaiyah Siklus 1... 56

Tabel 8 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus 1... 58

Tabel 9 Hasil Kegiatan Belaj ar Mengajar Menyambung Huruf Hij aiyah Siklus II... 60

Tabel 10 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II... 62

Tabel 11 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Menyambung Huruf Hijaiyah Siklus III... 64

Tabel 12 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus III... 66

(13)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran yaitu Al-Qur'an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Keempat mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling

terkait, isi mengisi dan melengkapi, tetapi juga memiliki karakteristik sendiri. Masing-masing pelajaran memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda-beda. Tujuan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur'an di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar siswa mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur'an Hadis dalam kehidupan sehari- hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SW T.1

Al-Qur'an dan Hadis merupakan dua sumber hukum pokok bagi umat Islam. Al-Qur'an berfungsi sebagai hudaa lin naas, petunjuk bagi manusia, sedangkan hadis berperan penting untuk menegaskan dan merinci kandungan Al-Qur'an yang tersurat secara global. Begitu pentingnya Al-Qur'an dan Hadis bagi umat Islam, maka sudah sewajarnya bila pengajaran tentang Al-Qur'an dan Hadis harus dimulai sejak dini.

Al-Qur'an dan Hadis dinarasikan dalam bahasa Arab yang memiliki kaidah dan tata aturan sendiri dalam penulisannya. Bahasa Arab dituliskan dalam bentuk huruf hijaiyah, yang kaidah penulisannya berbeda dengan

1 Ahmad Lutfi, M .Si, Pembelajaran Al-Qur'an Hadis, Jakarta, Dirjen Pendidikan Islam, Depag RI, him. 60.

(14)

penulisan latin. Penulisan huruf hijaiyah lebih rumit jika dibandingkan dengan penulisan huruf latin. Pengenalan huruf hijaiyah dimulai sejak kelas I Madrasah Ibtidaiyah, sedangkan penulisa secara bersambung mulai dikenalkan di kelas II Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini sesuai dengan KD/Kompetensi Dasar mata pelajaran Al-Qur'an Hadis Kelas II Madrasah Ibitidaiyah semester I, yaitu: menulis huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar.2

Rasululullah bersabda:

a' j j )

j jsii

c >

Artinya : “Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya (H.R. Bukhori).

Dari hadis tersebut menyadarkan saya selaku pengajar akan pentingnya mengajarkan Al-Qur'an bagi peserta didik. Maka sudah seharusnya bila guru harus berusaha agar siswa tertarik untuk belajar mengenai penulisan Al-Qur’an. Prof. Dr. Singgi Gunarso menukil pendapat Piaget yang mengatakan bahwa tugas guru bukan memberikan pengetahuan melainkan mencarikan, menunjukkan atau memberikan alat-alat atau cara-cara yang menimbulkan minat serta merangsang anak untuk memecahkan atau mengatasi persoalan- persoalan.4 Minat yang tinggi akan mempermudah ketuntasan suatu kompetensi.

Kompetensi baca tulis bagi peserta didik bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dapat dipisahkan. Pengetahuan yang dipelajari dan dibaca

2 Ibid, him. 20.

3 Syafrudin Abd. Muin, Bulughul Maram, Jakarta, Pustaka As-Sunnah Teij. Al. Majtar Ar Rabbih Fi Tawabil Amalis Shaalihah, him. 565.

(15)

3

berupa tulisan. Tanpa mengetahui tentang kaidah penulisan, mustahil peserta

didik dapat membaca. Verba volant, scripta manent yang artinya apa yang diucapkan akan berlalu dan apa yang tertulis akan abadi.5

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap penulisan huruf hijaiyah sangat rendah. Hal ini terbukti dengan rendahnya nilai

akademik yang diperoleh siswa pada Kompetensi Dasar (KD) menulis huruf hijaiyah secara bersambung. Rata-rata kelas masih jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata rata kelas untuk Kompentensi Dasar tersebut 58,5, sedangkan Kriteria Kentutasan Minimal yang ditetapkan adalah 6,40.

Berdasarkan pengamatan peneliti, belum tuntasnya Kompetensi Dasar

menulis huruf hijaiyah secara bersambung disebabkan karena para siswa belum

paham tentang perubahan bentuk huruf hijaiyah ketika di awal, tengah dan akhir. Selain itu, para siswa belum paham tentang cara penulisan huruf hijaiyah dengan benar. Penulisan huruf hijaiyah yang benar dari sebelah kanan ke sebelah kiri, tetapi banyak yang menuliskan berbalik yaitu dari sebelah kiri ke

sebelah kanan. Dalam penyampaian materi selama ini guru terkesan monoton sehingga kurang menarik siswa, metode yang digunakan kurang bervariasi, yakni hanya ceramah dan tanya jawab.

Lebih dari 2400 tahun silam, Konfucius menyatakan tentang pembelajaran aktif. “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham.”6 Tiga pernyataan tersebut membicarakan bobot penting belajar aktif. Belajar aktif merupakan langkah

5 R. Masri Sareb Putra, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini, Jakarta, PT. Indeks, 2007, him. 17.

(16)

cepat, menyenangkan, mendukung dan menarik hati sehingga peserta didik mampu melakukan sesuatu untuk memecahkan masalah.

Peneliti berasumsi, bila pembelajaran penulisan huruf hijaiyah dilakukan secara menarik, maka akan timbul perasaan senang dari siswa. Dari perasaan

senang inilah akan timbul keaktifan belajar yang akan menghasilkan pemahaman, ketrampilan, dan kemampuan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN

HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren, Kecamatan Tengaran, Tahun 2010)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai b e rik u t:

1. Bagaimana kemampuan menyambung huruf hijaiyah sebelum metode turnamen belajar dilaksanakan?

2. Bagaimana kemampuan menyambung huruf hijaiyah setelah metode turnamen belajar dilaksanakan?

(17)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan siswa menyambung huruf hijaiyah sebelum

diterapkannya metode turnamen belajar.

2. Untuk mengetahui kemampuan siswa menyambung huruf hijaiyah setelah diterapkannya metode turnamen belajar.

3. Untuk megnetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran menyambung huruf hijaiyah setelah diterapkannya metode turnamen belajar.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan tujuan di atas, peneliti beramsumsi bahwa kemampuan menyambung huruf hijaiyah dalam pelajaran Al-Qur'an Hadis dapat meningkat dengan penerapan metode turnamen belajar apada siswa kelas II MI Karangduren.

E. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pembinaan dan pengembangan dunia pendidikan dan juga bermanfaat bagi:

a. Siswa

(18)

b. Guru

Sebagai koreksi diri atas kekurangan dan kelemahan yang dimiliki guru

sehingga pada akhimay guru dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat dan bermanfaat bagi siswa.

c. Sekolah

Peningkatan mutu sekolah yang berasal dari meningkatnya prestasi siswa dan keprofesionalan guru dalam mengajar.

F. Penjelasan dan Definisi Operasional

1. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap maksud dari judul, berikut peneliti akan menjelaskan beberapa istilah dalam judul di atas, sebagai berikut:

a. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak.7 Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas

o selanjutnya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami peningkatan artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju dan sebagainya, tergantung kata sifat yang menyertainya.

7 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Cet K e-3, 2006, him. 1280.

(19)

7

b. Kemampuan menyambung huruf hijaiyah

Maksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan

tuntutan kurikulum.

Menyambung berarti menghubungkan sesuatu yang putus atau patah.9 Menambung huruf hijaiyah berarti menghubungkan abdjad Arab

yang tidak dirangkai sesuai dengan kaidah penulisan Al-Qur'an. c. Al-Qur'an Hadis

Al-Qur'an Hadis yang dimaksud adalah salah satu mata pelajaran PAI yang salah satu ruang lingkupnya menekankan pada pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Mata pelajaran Al-Qur'an Hadis mulai diajarkan pada tingkat dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.

d. Metode

Metode ialah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran.

e. Turnamen belajar

Salah satu pembelajaran aktif yang menggabungkan kelompok belajar dan kompetensi tim .10

2. Definisi operasional

Langkah penggunaan metode turnamen belajar:

9 Ibid, him. 1021.

(20)

a. Persiapan

1) Bagi siswa dalam tim yang terdiri dari 2-8 anggota.11

2) Beri nama tim sesuai tema pelajaran karena pembelajaran di kelas II Madrasah Ibtidaiyah disampaikan secara tematik.

b. Pelaksanaan

1) Memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. Materi tersebut tentang pembahan bentuk huruf hijaiyah,

2) Membuat pertanyaan yang menguji pemahaman dan ingatan akan materi pelajaran. Format yang digunakan adalah pilihan ganda, benar/salah dan mengisi titik-titik.12

3) Membagikan pertanyaan pada siswa yang hams dijawab siswa secara perseorangan (Ronde Pertama)

4) Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawaban dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.13

5) Beri kesempatan pada siswa yang belum bisa menjawab dengan benar untuk membetulkan jawabannya lagi, dengan catatan jawaban tersebut tidak menambah nilai bagi tim.

(21)

9

6) Perintahkan semua siswa untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam

turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari “ronde kedua”, perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.14

7) Jumlahkan skor tim dari ronde pertama dan terakhir. Umumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang.

c. Penutup

1) Beri motivasi pada seluruh siswa.

2) Berikan bimbingan belajar bagi siswa yang belum menguasai materi

dengan baik.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian ini dilakukan di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto,

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan teijadi dalam sebuah kelas secara bersama.15 Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan Suhaijono

menguraikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru bekeija sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang bertindak sebagai peneliti) di sekolah atau tempat ia mengajar dengan

14 Opcit, Him. 182.

(22)

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pada praktis pembelajaran.16 Adapun metode penlitian yang menjadi pijakan penelitian tindakan kelas yang telah penulis laksanakan yaitu sebagai berikut:

1. Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirancang dengan tujuan tertentu. Adapun penelitian ini dirancang untuk: “Meningkatkan kemampuan menyambung huruf hijaiyah siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Karangduren pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadis dengan metode turnamen belajar.”

2. Subjek Penelitian a. Guru

Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran.

b. Siswa

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 26 siswa.

3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian

Dalam PTK terdiri dari empat tahapan, meliputi:

a. Planning (perencanaan)

b. Action (tindakan)

c. Observation (pengamatan), dan

(23)

11

d. Reflection (refleksi).

Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatna pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan, kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas.

Penjelasan dari masing-masing tahap adalah sebagai b erik u t:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Gambar 1.1 Siklus Kegiatan Pemecahan Masalah

(24)

a. Rancangan/perencanaan (planning)

Rencana tindakan merupakan langkah awal dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dengan tujuan untuk pemecahan masalah yang ditetapkan. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan

masalah, tujuan dan membuat rencanat tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Sebelum tindakan dilakukan, terdapat beberapa langkah operasional yang perlu dipersiapkan agar keseluruhan tindakan dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Memberikan informasi pada guru mengenai cara melakukan tindakan

untuk melatih guru, melatih tindakan sesuai dengan rencana.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik, dan metode pembelajaran yang ditetapkan.

c. Pengamatan (observation)

Observasi atau pengamatan merupakan bagian penting dalam kesatuan siklus dalam penelitian tindakan. Sasaran dalam pelaksanaan observasi diarahkan untuk menemukan hal-hal sebagai berikut:

(25)

13

2) Seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda- tanda akan tercapainya tujuan tindakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil, tentu pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana.

3) Apakah teijadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif

meskipun tidak direncanakan. Hal ini perlu diikuti dengan upaya untuk mengintensifkannya.

4) Apakah teijadi dampak sampingan yang negatif sehingga merugikan

atau cenderung mengganggu lainnya. Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau

meniadakan tindakan tersebut sama sekali. d. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dipahami sebagai kegiatan analisis sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan evaluasi terhadap informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi diarahkan tidak saja pada diri guru, melainkan seluruh konteks pembelajaran yang dilakukannya, termasuk siswa dan lingkungan

4. Instrumen Penelitian

a. Lembar observasi yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

(26)

c. Dokumentasi, berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku absen, daftar nilai siswa, daftar kelas dan rekaman (catatan) proses pembelajaran.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

a. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan menyambung huruf hijaiyah sebelum dan sesudah tindakan yang dilaksanakan.

b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

6. Analisa Data

Hasil tes awal (pre tes) dan sesudah tindakan dianalisis dan dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap deskripsi, yaitu suatu tahap dimana peneliti mendeskripsikan atau memaparkan data-data yang diperoleh.

b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data yang telah dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.

(27)

tersebut. Tahap interpretasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap analisis penelitian.

d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil interpretasi.

H. Sistematika Penulisan

Isi dan sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas juga dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagian Awal, pada bagian ini memuat antara judul skripsi, abstrak, surat penyataan peneliti, nota pembimbing, pengesahan, motto persembahan, kata pengantar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi Skripsi, yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan terdiri lima bab dengan uraian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi istilah operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan

Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori- teori yang mendasari penelitian yang akan dilakukan penulis. Dimana pembahasan ini meliputi penulisan Al Qur’an, menyambung huruf hijaiyah, metode turnamen belajar, pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadis dan materi pelajaran Al Qur’an Hadis kelas II Madrasah

Ibtidaiyah Semester I.

(28)

Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan dan dibahas tentang lokasi penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi kondisi awal untuk mengetahui kemampuan menyambung huruf hijaiyah sebelum metode turnamen belajar diterapkan, analisa data per siklus untuk mengetahui kemampuan menyambung huruf hijaiyah setelah metode turnamen belajar diterapkan dan pembahasan untuk mengetahui implementasi metode turnamen belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Bab V Penutup. Dalam bab terakhir ini akan menguraikan tentang penutup yang meliputi simpulan dari keseluruhan pembahasan dalam skripsi, saran-saran penulis kaitannya dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

(29)

BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Penulisan Al-Qur’an

H uruf hijaiyah adalah abjad Arab yang digunakan dalam penulisan Al- Qur’an dan Hadits. Penulisan Al-Qur’an sendiri telah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW. Penulisan Al-Qur’an dilakukan secara berhati-hati, sehingga sampai sekarang Al-Qur’an tetap berada pada orisinilitasnya. Hal ini sesuai dengan penuturan Zaid bin Tsabit : “setelah saya menulis wahyu yang telah didiktekan Nabi Muhammad SAW kepada saya, segera beliau meminta untuk dibacakannya, lalu saya membacanya, kemudian beliau membagikan hasil catatan itu kepada orang banyak untuk disalin dan dihafal.17

Bentuk huruf hijaiyah telah mengalami banyak perubahan. Pada zaman Rasul, bentuk huruf hijaiyah tanpa titik dan baris. Namun demikian hal ini tidak mempengaruhi pembacaa A I-Q ur'an, karena para sahabat dan para tabiin adalah orang-orang yang fasih dalam bahasa Arab. Oleh sebab itu mereka dapat membacanya dengan baik dan tepat. Akan tetapi setelah ajaran agama Islam tersiar dan banyak bangsa yang bukan bangsa Arab memeluk agama Islam, sulitlah bagi mereka membaca Al-Qur'an tanpa titik dan baris itu

Apabila keadaan demikian dibiarkan, dikhawatirkan bahwa hal ini akan menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pembacaan Al-Qur'an.

17 Prof. Dr. Umar Shihab, M A., KontekstualitasAl-Qur'an, Jakarta, Penamadani, 2004, him. 180

(30)

Maka Abu Aswad Ad-Duwali mengambil inisiatif untuk memberi tanda- tanda dalam Al-Quran dengan tinta yang berlainan warnanya dengan tulisan Al- Qur'an. Tanda-tanda itu adalah titik diatas untuk fat-hah, titik di bawah untuk

kasrah, titik di sebelah kiri atas untuk dhammah, dan dua titik untuk tanwin, hal

ini terjadi pada masa Muawiyah.

Kemudian di masa khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M). Nashir bin Ashim dan Yahya bin Ya’mar menambahkan tanda-tanda untuk huruf-huruf yang bertitik dengan tinta yang sama dengan tulisan Al-Qur'an. Itu adalah untuk membedakan antara maksud dari titik Abui Aswad ad Duali dengan titik yang baru ini. Titik Abui Aswad adalah untuk tanda baca dan titik Nashir bin Ashim adalah titik huruf. Cara penulisan seperti ini tetap berlaku pada masa bani Umayyah, dan pada permulaan Abbasiyah, bahkan tetap dipakai pula di Spanyol sampai pertengahan abad ke 4 H. Bahwa kemudian ternyata cara pemberian tanda seperti ini menimbulkan kesulitan bagi para pembaca Al- Qur'an, karena terlalu banyak titik, sedang titik itu lama-kelamaan hampir menjadi serupa warnanya.

Maka Al-Khalil mengambil inisiatif, untuk membuat tanda-tanda yang baru, yaitu huruf waw kecil (* ) di atas untuk tanda dhammah, huruf alif kecil ( i ) untuk tanda fatha, huruf yaa kecil ( j ) untuk tanda kasrah, kepala huruf syin ( * ) untuk tanda syiddah, kepala ha ( ') untuk sukun dan kepala 'ain ( * ) untuk

hamzah. Kemudian tanda-tanda ini dipermudah, dipotong dan ditambah

(31)

19

Adapun Al-Qur'an yang telah dibukukan yang sampai pada kita sekarang ini khususnya yang ada di Indonesia ditulis berdasarkan bahasa Quraisy.18

B. M enyambung H uruf Hijaiyah

H uruf hijaiyah dapat dituliskan secara terpisah ataupun bersambung. Menyambung huruf hijaiyah berarti merangkai abjad Arab sesuai dengan kaidah

penulisan Al-Qur’an. Huruf-huruf hijaiyah akan sedikit berubah ketika pada posisi di awal, tengah atau akhir.

Berikut adalah penulisan huruf hijaiyah ketika berada di posisi awal, tengah dan akhir kata :

Tabel 1

Cara Menulis Huruf Hijaiyah Sambung

H uruf Sambung H uruf

Akhir

(32)
(33)

21 disambung dengan huruf sesudahnya. Keenam huruf tersebut adalah alif ( ') , dai ( j ), zal ( j ), ra ( j ), zai ( j )dan wau ( j ).19 20 21

Huruf alif ( ') hanya dapat disambung jika ia terletak di akhir kata.

C ontoh: akhir tengah awal

t -v r. OjUil)

1 * 0 \

Juuil

Huruf alif di posisi awal dan tengah tidak dapat disambung dengan huruf sesudahnya. Sedangkan huruf dai, zal, ra, zai dan wau hanya dapat disambung dengan huruf sebelumnya. Contoh :

Akhir tengah awal

.1

19 Ibid Muhammad Zainal Abidin

20 M. Zaid Su’udi, S. Ag., Ayo Belajar Membaca dan Menulis Al-Qur’an, Yogyakarta, 2007, Pustaka Insan Madani, him. 48

(34)

Ketika berada di awal, tengah dan akhir, huruf-huruf hijaiyah ini sama tidak ada perubahan. Khusus untuk huruf ta, ketika berada di akhir kata tidak selalu berupa ta panjang (o ), Kadang-kadang huruf ta yang terletak di akhir berbentuk ta marbutah atau ta yang bentuknya melingkar ( ® atau '<*).

Adakalanya ta marbuthah bersambung dengan huruf sebelumnya.

Contoh : Bentuknya bulat, namun sedikit diangkat (*->).

Tapi adakalanya pula ta marbutah ditulis secara terpisah. Contoh:

i j jjc_Lui bentuknya bulat ( s j.22

Penulisan huruf hijaiyah berbeda dengan penulisan huruf latin. Cara menuliskan huruf Al-Qur’an dimulai dari sebelah kanan, diteruskan ke sebelah kiri.23

Huruf hijaiyah juga tidak mengenal huruf besar pada awal kalimat seperti yang kita kenal dalam Bahasa Indonesia.

C. Metode Turnamen Belajar

Teknik ini merupakan versi sederhana dari “Turnamen permainan tim”, yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim dan biasa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan ketrampilan.24

22 Ibid., him. 42

23 H. Syamsul Bahri, Cepat Pintar Membaca Menulis Mengerti Al-Qur 'an, Jakarta, Cet. Ke-IV, 1993, PT. Dian Intan Nusantara, him. 12

(35)

23

Dengan keija sama kelompok diharapkan peserta didik bisa menjadi tutor sebaya bagi temannya. Kompetisi tim akan memacu peserta didik untuk selalu menang atau berlomba mendapatkan nilai yang terbaik.

Langkah penggunaan metode Turnamen Belajar: 1. Persiapan

a. Bagi siswa dalam tim yang terdiri atas 2-8 anggota.

b. Beri nama tim sesuai tema pelajaran karena pembelajaran di kelas II MI disampaikan secara tematik.

2. Pelaksanaan

a. Memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. Materi tersebut tentang perubahan bentuk huruf hijaiyah.

b. Membuat pertanyaan yang menguji pemahaman dan ingatan akan materi pelajaran. Format yang digunakan adalah pilihan ganda, benar/salah dan mengisi titik-titik.

c. Membagikan pertanyaan pada siswa yang hams dijawab siswa secara perseorangan (Ronde Pertama)

(36)

e. Beri kesempatan pada siswa yang belum bisa menjawab dengan benar untuk membetulkan jawabannya lagi, dengan catatan jawaban tersebut tidak menambah nilai bagi tim.

f. Perintahkan semua siswa untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari “ronde kedua” perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.

g. Jumlahkan skor tim dari ronde pertama dan terakhir. Umumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang.

3. Penutup

a. Beri motivasi pada seluruh siswa.

b. Berikan bimbingan belajar bagi siswa yang belum menguasai materi dengan baik.

D. Pembelajaran Menulis dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

1. Tujuan Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits

Salah satu nama lain .41-Qur’an adalah Al Kitab yang berarti “yang tertulis”. Rekaman Al-Qur'an dan Hadits dalam bentuk tulisan memiliki manfaat yang sangat besar bagi umat Islam. Proses penyampaian Al-Qur’an Hadits dalam bentuk tulisan meminimalkan kesalah tafsiran, ataupun cara baca terhadap keduanya. 25

(37)

25

Tulisan menjadi alat bantu komunikasi yang efektif bagi manusia yang terpisah ruang dan waktu. Melalui tulisan pula rekam jejak perkembangan manusia dapat diketahui.

Mahir dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits menjadi nilai lebih bagi orang yang menguasainya. Penulisan wahyu pada masa Rasulullah didorong karena banyaknya penghafal Al-Qur’an/hafidz yang gugur di medan perang. Jika wahyu tidak didokumentasikan dikhawatirkan generasi

selanjutnya tidak bisa mempelajari Al-Qur’an.

Pada masa sekarang ini, pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits telah dimulai pada sekolah tingkat dasar, yakni Madrasah Ibtidaiyah / MI. Hal ini bertujuan agar umat Islam sejak dini mampu menulis Al-Qur’an secara baik dan tepat.

Dengan menulis anak dapat membaca kembali huruf-huruf yang ditulisnya, sehingga anak akan mudah untuk mempelajarinya.

Pembelajaran menulis Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran menulis, yakni:

a. Aspek pengetahuan / knowing

Dalam hal ini peserta didik dibekali pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan tata cara penulisn Al-Qur’an dan Hadits.26 Penulisan Al-Qur’an dan Hadits dilengkapi dengan tanda baca dan teknik menyambung.

(38)

Pengetahuan-pengetahuan dasar semacam inilah yang paling pokok diberikan kepada peserta didik. Selain pengetahuan tata cara

penulisan, peserta didik juga dibekali dengan pentingnya menguasai Al- Qur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan.

b. Aspek pelaksanaan / doing

Pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam menuliskan ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam ju z ’amma maupun hadits-hadits pilihan yang menjadi materi pelajaran.27

Pembelajaran diawali dengan menuliskan huruf hijaiyah dan tanda bacanya, dilanjutkan cara menyambung huruf hijaiyah dan tanda bacanya. Setelah proses ini dikuasai peserta didik dilanjutkan dengan menulis surat-surat pendek dan hadits.

Apabila peserta didik telah mamopu dan trampil menulis ayat- ayat dan surat-surat tertentu atau hadits-hadits yang telah diajarkan dengan baik, tepat dan rapi maka tujuan aspek doing telah tercapai. c. Aspek pembiasaan / being

Setelah peserta didik memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam penulisan Al-Qur’an dan Hadits, tahap selanjutnya pesertta didik diharapkan tidak sekedar tahu tetapi dapat menyatu dengan kepribadiannya. Proses peleburan pengetahuan dan ketrampilan ke dalam kepribadiannya disebut dengan proses internalisasi yang menjadi tujuan dari aspek pembiasaan/being. Hal ini dilakukan agar apa yang

(39)

27

telah diketahui dan dikuasai peserta didik dalam menulis Al Qur'an dan hadis dapat diejawantahkan dalam perilaku yang menyatu dalam kepribadiannya dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Pembiasaan bertujuan agar ketrampilan menulis Al Qur'an dan Hadis tetap terjaga dan tidak lupa. Teknik yang dapat digunakan diantaranya perlombaan dan penugasan.28

2. Rumusan indikator pembelajaran menulis Al Qur'an dan Hadis

Merumuskan indikator dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Demikian pula dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur'an dan hadis perlu dirumuskan indikatornya.

Indikator yang dirumuskan menjadi acuan dalam melihat keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian.

Indikator pembelajaran menulis Al-Qur'an dan hadis adalah diupayakan agar peserta didik mampu :

a. Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dengan tanda bacanya.

Dalam hal ini peserta didik diajarkan teknik menulis semua huruf hijaiyah yang baik dan tepat mulai huruf alif ( t ) sampai dengan huruf (

Lf ). Misalnya, dengan memberitahukan bahwa menulis huruf hijaiyah dari tepi kanan: menulis huruf alif ( ' ) dari atas kebawah, begitu seterusnya sampai lengkap huruf hijaiyah diajarkan cara menulisnya. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menulis pada tahap ini diupayakan agar peserta didik mampu :

28

(40)

1) Menulis huruf-huruf hijaiyah dengan baik, tepat dan rapih.

2) Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat dan rapih.29

b. Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dan tanda bacanya. Setelah peserta didik mampu menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya, proses selanjutnya adalah

peserta didik diajarkan cara-cara menulis huruf hijaiyah secara bersambung lengkap denga tandabacanya.

Guru mengenalkan dan mengajarkan kepada peserta didik huruf- huruf hijaiyah yang disambung dan tidak dapat disambung guru mengajarkan cara menulis huruf-huruf hijaiyah yang disambung ketika berada di awal, di tengah atau di akhir suatu lafadh atau kata.

Indikator ketercapaian pada tahap ini diusahakan peserta didik m am p u :

1) Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat dan rapih.

2) Menulis kalimat pendek teks arab dengan tanda bacanya dengan baik, tepat dan rapih.30

c. Menulis surat-surat ju z 'amma dan hadis-hadis pilihan sesuai tanda beanya.

(41)

29

Pada rumusan indikator ini diharapkan peserta didik terampil menulis surat-surat juz 'amma dan hadis-hadis pilihan yang menjadi materi pelajaran dengan baik, tepat dan rapih.

E. Materi Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadis Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Semester 01.

Mata pelajaran Al Qur’an dan Hadis adalah bagian dari mata pelajaran agama di Madrasah Ibtidaiyah. Pemerintah menetapkan standar isi yang berisi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mencapai tujuan masing-masing pelajaran. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis kelas II Madrasah Ibtidaiyah Semester 01 adalah sebagai berikut:

1. Standar kompetensi (SK)

a. Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung b. Memahami kaidah ilmu tajwid

c. Menghafal surat-surat pendek 2. Kompetensi dasar (KD)

1.1. Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar

1.2. Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan benar 2.1. Menerapkan tanda baca wagaf dan wasal

3.1. Melafalkan surat Al Kausar secara benar dan fasih

3.2. Menghafalkan Melafalkan surat Al Kausar secara benar dan fasih."1

(42)

A. Gambaran Situasi Umum MI Karangduren

1. Sejarah singkat MI Karangduren

Madrasah Wajib Belajar (MWB) adalah awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Karangduren. Bertempat di mushola Wedilelo. Madrasah Wajib Belajar yang selanjutnya disebut dengan Madrasah Diniyah ini selalu dipenuhi santri yang ingin belajar agama. Melihat antusias masyarakat yang tinggi terhadap madrasah maka pada tahun 1961 para tokoh masyarakat, ulama dusun Wedilelo berinisiatif mendirikan madrasah yang lebih formal/Madrasah Ibtidaiyah.

Para tokoh tersebut adalah : Bp. Asruri/Tokoh agama, Bp. Hasyim / Tokoh Masyarakat, Bp. Nur Salim / Guru, Bp. Masjuri / Tokoh Masyarakat

Tahun 1961 Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mulai menerima siswa baru. Karena belum mempunyai gedung sendiri maka proses belajar mengajar dilaksanakan di mushola dan di rumah bapak Nur Salim.Tahun 1965, atas swadaya masyarakat berdirilah gedung baru yang sederhana, yang masih berupa papan dan lantai masih tanah.

Tahun 1972 MI ini mendapatkan bantuan rehab dari pemerintah untuk membangun gedung. Bantuan ini kemudian dipergunakan untuk menambah lokal baru di atas tanah wakaf dari bapak H. Subhan Bajuri. Sejak tahun 1972 inilah Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mempunyai dua

(43)

31

lokal yakni di sebelah selatan jalan dan sebelah utara jalan. Sekitar tahun 1990-an, mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bantuan ini dipergunakan untuk merehab gedung yang berada di sebelah utara jalan.

Pembenahan bukan hanya dilakukan secara fisik tetapi juga non fisik. Dalam perkembangan selanjutnya, Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mampu mensejajarkan diri dengan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tengaran. Menjadi regu tergiat putra-putri SD Ml sekecamatan (2007), mewakili kecamatan dalam jambore kabupaten (2009), peringkat UASBN ke delapan SD/MI sekecamatan (2008/2009) merupakan sebagian kecil dari prestasi yang telah diraih Madrasah Ibtidaiyah Karangduren.

Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah Karangduren tak lepas dari peran serta komite yang selalu mendukung kinerja sekolah. Bp. Subhan Bajuri, Aim. Bp. Muzakkir, Bp. Muh. Haris (Yaspinamat) dan Bp. K.H. fatchul Mu'in adalah tokoh yang senantiasa memberikan dukungan bagi perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Karangduren. Tahun 2009 adalah tahun bersejarah bagi Madrasah Ibtidaiyah Karangduren karena pada tahun tersebut Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mendapat nilai akreditasi "A" dan berhasil membeli tanah untuk menambah lokal baru.

(44)

2. Letak geografis MI Karangduren

Madrasah Ibtidaiyah Karangduren terletak di Desa Karangduren. Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun batas-batasnya sebagai berikut:

a. Bagian timur dengan batas area rumah Bapak H. Mundiri b. Bagian selatan dengan batas area rumah milik Bapak Chumaidi c. Bagian barat dengan batas milik Ibu Nurul

d. Bagian utara dengan batas area kebun salak milik Bapak Ichwan 3. Identitas MI Karangduren

a. Nomor Statistik : 112332202018

b. Alamat : Dsn. Wedilelo, Ds. Karangduren, Kec. Tengaran, Kab Semarang

c. Status : Terakreditasi A d. Tanggal SK Akreditasi : 11 November 2009

e. Yayasan Penyelenggara: Yayasan Pendidikan Amanat Umat (YASP1NAMAT)

4. Keadaan gedung MI Karangduren

Gedung MI Karangduren Tengaran sudah layak dan mencukupi sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Karangduren Tengaran telah memiliki gedung yang meliputi;

a. 6 lokal kelas untuk kelas I - VI dengan ukuran 8 x 8 m2

(45)

c. Halaman sekolah khusus guru di sebelah selatan gandeng dengan mushola

5. Keadaan guru M I Karangduren

Jumlah guru yang mengajar di MI Karangduren Tengaran seluruhnya ada 9 orang. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler.

Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Karangduren Tengaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Keadaan Kepala dan Guru MI Karangduren Tengaran Tahun Ajaran 2010/2011

3. Alfi Nugrahani Kab Smg,

22-07-1980

(46)

4. Khumasiatul Arifah Kab. Smg, 06-09-1983

P S 1 / 09 Guru

5. Muhammad Muin Kab. Smg,

13-04-1983

L S 1 / 09 Guru

6. Supadi, S.H.I. Kab. Smg,

07-03-1982

L S 1 / 07 Guru

7. Fitriyah Kab. Byll

28-05-1978

P D I I / 01 Guru

8. Puji Sahri, S.Pd.I. Kab. Smg, 30-10-1979

L S 1 / 0 5 Guru

9. Roqoyyah Kab. Smg,

04-10-1947

P SPG / 07 Guru

6. Keadaan Peserta Didik MI KarangdurenTengaran

Jumlah peserta didik MI Karangduren Tengaran dan kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya beijumlah 151 peserta didik

(47)

35

Tabel 3

Data Keadaan Peserta Didik MI Karangduren Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas

Jumlah Siswa

Jumlah LP

L P

I. 17 10 27

II. 10 16 26

III. 14 11 25

IV. 16 14 30

V. 19 9 28

VI. 6 9 15

Jumlah 82 69 151

7. Visi dan Misi MI Karangduren a. Visi

Visi Madrasah adalah berakhlak mulia, terdidik berdasarkan IPTEK dan IMTAQ.

b. Misi Madrasah:

1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam 2) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai

dengan perkembangan zaman

(48)

8. Kurikulum MI Karangduren Tengaran

Kurikulum atau mata pelajaran yang diajarkan di MI Karangduren Tengaran adalah sebagai berikut:

a. Kurikulum yang memuat jenis-jenis mata pelajaran serta penjatahan waktu masing-masing mata pelajaran

(49)

37

10 Muatan Lokal

a. BTA

b. Bahasa Inggris

c. Bahasa Jawa

b. Ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam

pelajaran, adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan di MI Karangduren Tengaran antara lain adalah kepramukaan, rebana, madding, kaligrafi, qiroah dan olah raga. Yang semua termuat dalam pengembangan diri.

B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MI Karangduren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.

2. Waktu Penelitian

Waktu peelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan hari senin tanggal

(50)

3. Subyek Penelitian

Peserta didik kelas II MI Karangduren yang beijumlah 26 anak, 11 anak laki-laki dan 15 anak perempuan.

4. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran Al-Qur'an Hadis. Sesuai dengan Kompetensi Dasar pada saat penelitian ini

dilaksanakan, maka pokok bahasan yang digunakan adalah menyambung huruf hijaiy ah

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran, masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.

b. Tugas Formatif

Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman peserta didik tentang cara menyambung huruf hijaiyah.

c. Lembar observasi untuk mengamati keaktifan peserta didik. 6. Kriteria Penilaian

(51)

a. Kategori benar semua, b. Kategori benar sebagian c. Kategori salah semua

Prosentase dan jum lah kategori 1 dan 2 menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena pertimbangan bahwa kemampuan menyambung huruf hijaiyah yang baik dan benar

merupakan pekeijaan yang sulit dicapai kesempurnaannya.

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan klasikal.

Pengolahan hasil penilaian pada akhir satpel (tes formatif) mempergunakan "pendekatan ukuran mutlak" yaitu persentase yang mutlak di kuasai/dikeijakan masing-masing peserta didik. Hasil pengolahan ini kita tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:

a. Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soal- soal tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik tersebut diangap telah berhasil telah menguasai bahan pelajaran dalam satpel tersebut. Dan apabila demikian halnya, maka peserta didik tadi berarti "siap" untuk menerima "satuan bahasan" berikutnya.

b. Apabila hasil yang dicapai seorang peserta didik kurang dari 75% (persentase memuaskannya kurang dari 75%) maka peserta didik tersebut boleh terus mengikuti berikutnya tetapi "dengan syarat" bahwa ia harus tetap berusaha untuk mempelajari kembali satuan pembelajaran yang kurang mememuaskan tersebut dalam hal ini, peserta didik yang

(52)

demikian harus mendapat bantuan khusus dan guru, terutama pada bagian-bagian bahan yang berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta didik tadi (tentunya dengan memperhitungkan waktu yang

tersedia)

Dari penafsiran di atas terhadap hasil penilaian fom atif kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa "penilaian form atif' sangat penting dalam

usaha untuk memperbaharui atau menyempurnakan proses belajar mengajar. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

„ E siswa yang tuntas belajar ____

P = ----7------ x 100%

E siswa

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran Al-Qur'an Hadis guru

merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan selama proses belajar mengajar.

Perencanaan yang dilakukan adalah:

a. Menganalisis kemampuan siswa dengan memberikan pre tes sebelum tindakan dilakukan.

b. Mempersiapkan silabus, program tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), Buku Paket Al-Qur'an Hadis, LKS dan IQRO'

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP

(53)

e. Membuat lembar obsevasi untuk mengetahui kemampuan siswa f. Membentuk kelompok belajar

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian teijadi pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran Al-Qur'an Hadis, hari senin tanggal 19 Juli 2010. Disini peneliti bertindak sebagai guru kelas II, melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun melalui tiga tahapan kegiatan yaitu:

a. Kegiatan awal (5 menit) Kegiatan awal meliputi:

1) Menyanyikan lagu salam

2) Memulai pembelajaran dengan berdoa 3) Appersepsi

Tanya jaw ab secara lisan tentang materi yang akan diajarkan. Misalnya: Ada berapakah huruf hijaiyah itu? Ini huruf apa (guru menunjuk haruf hijaiyah yang tertulis di papan tulis, guru menulis huruf tersebut secara spontan),

a. Kegiatan inti (50 menit)

1) Guru menjelaskan materi tentang cara menyambung huruf hijaiyah. Waktu yang digunakan untuk menjelaskan materi 15 menit.

2) Tanya jawab secara lisan tentang materi. Waktu yang digunakan untuk tanya jaw ab selama 5 menit.

(54)

3) Guru membagi siswa menjadi 13 tim/kelompok belajar, 1 tim terdiri

atas 2 anggota.

4) Siswa memberi nama tim mereka dengan nama hewan yang disayangi, karena tema pelajaran pada saat itu adalah binatang.

Waktu yang dibutuhkan 5 menit.

5) Guru memberikan pertanyaan kepada tim yang hams dijawab secara individu. Format pertanyaan yang digunakan adalah benar/salah. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. (Ronde pertama)

6) Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan, guru dan siswa

mencocokkan hasil jawaban. Selanjutnya guru memerintahkan siswa untuk menyatukan skor mereka dengan tiap tim. Guru mengumumkan skor dari tiap tim. Waktu yang dibutuhkan 5 menit.

7) siswa yang bulum menjawab pertanyaan dengan betul membetulkan lagi, dengan catatan jawaban yang sudah dibetulkan tidak menambah skor bagi tim. Siswa yang sudah menjawab betul semua atau sebagian besar betul, diberi kesempatan lagi untuk belajar. Waktu yang dibutuhkan 5 menit.

8) Guru memberi pertanyaan lagi kepada siswa sebagai bagian dari "ronde kedua" Waktu yang dibutuhkan 5 menit.

(55)

43

10) Guru menjumlah skor tim dari ronde pertama dan kedua. Guru mengumumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang. Waktu yang dibutuhkan 5 menit,

c. Tahap akhir (5 menit)

1) Guru memberi motivasi kepada semua siswa

2) Guru memberikan tugas kepada siswa yang harus dikerjakan dirumah

3. Observasi/Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran Al-Qur'a Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah. Pada siklus 1 ini sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan banyak sekali siswa belum memahami materi karena pada saat guru menjelaskan materi, kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan. Tim dibentuk brdasarkan posisi duduk (teman sebangku). Pada saat ronde kedua, ternyata perasaan untuk memenangkan kompetensi muncul. Tugas yang seharusnya dikerjakan secara individu dikeijakan bersama-sama. Siswa yang belum mengusai materi nilaianya menjadi bagus karena menyontek dengan teman sebangkunya.

4. Refleksi

(56)

Minimal (KKM). Dapat diketahui metode turnamen belajar dengan ceramah bervariasi belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dirasa perlu melakukan pembenahan agar proses pembelajaran siklus II mendapat hasil sesuai dengan harapan.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan diantaranya:

a. Guru dirasa perlu membuat alat peraga agar siswa tertarik pada materi b. Pada saat menjelaskan materi guru harus lebih banyak melibatkan siswa

dengan banyak memberikan pertanyaan secara lisan

c. Tata ulang tempat duduk siswa dengan memperhatikan kemampuan siswa dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran

d. Guru perlu memberikan selingan berupa tepuk atau bernyanyi agar pembelajaran tidak terkesan monoton

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilakukan dengan empat tahapan dengan langkah perbaikan, yaitu meliputi; perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, refleksi.

1. Perencanaan

(57)

45

a. Mempersiapkan silabus, Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), buku paket Al-Qur'an Hadis LKS dan IQRO'

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP

c. Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kempuan siswa d. Mempersiapkan lembar obsevasi untuk mengetahui keaktifan siswa

selama proses belajar mengajar

e. Membuat alat peraga/kartu hum f hijaiyah 2. Pelaksanaan/tindakan

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 Juli 2010. Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung dalam tiga tahapan kegiatan yaitu:

a. Kegiatan awal

Kegiatan awal meliputi: 1) Salam pembukaan.

2) Memulai pembelajaran dengan berdo'a.

3) Appersepsi, tanya jawab secara lisan tentang materi yang lalu. Guru memperlihatkan kartu kata yang ditulis dengan huruf hijaiyah sambung, dengan bertanya betul atau tidak.

b. Kegiatan inti

(58)

2) Guru menjelaskan materi dengan mempergunakan kartu huruf hijaiyah. Disela-sela menjelaskan, guru menunjuk beberapa siswa untuk menyambung huruf hijaiyah di papan tulis. Guru membahas/memberikan appresiasi terhadap pekeijaan siswa. Waktu yang diperlukan 15 menit.

3) Guru memberikan pertanyaan tertulis kepada tim yang harus dijawab secara individu. Format pertanyaan yang digunakan adalah pilihan ganda. Waktu yang dibutuhkan 5 menit (ronde I).

4) Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan, guru dan siswa mencocokkan hasil jawaban. Selanjutnya guru memerintahkan siswa untuk menyatukan skor mereka sesuai dengan tim. Guru mengumumkan skor dari tiap tim. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 5) Siswa yang belum menjawab pertanyaan dengan betul membetulkan

lagi, dengan catatan jawaban yang sudah dibetulkan tidak menambah skor bagi tim. Siswa yang sudah menjawab betul semua atau sebagian besar betul, diberi kesempatan lagi untuk belajar. Waktu yang dibutuhkan 5 menit.

6) Sebelum memasuki ronde kedua guru mengajak siswa untuk melakukan tepuk semangat.

(59)

47

8) Guru dan siswa mencocokkan jawaban. Dengan dibimbing guru, siswa menghitung skor mereka dan menambahkannya ke skor tim di ronde pertama.

9) Guru menjumlah skor tim dari ronde pertama dan kedua. Guru mengumumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang. Waktu yang dibutuhkan 5 menit.

c. Kegiatan akhir

1) Pemantapan dengan menyimpulkan materi pembelajaran

2) Guru membagikan tugas tertulis yang harus dikeijakan siswa di rumah

3) Mengakhiri pembelajaran dengan berdo'a dan bernyanyi 3. Observasi/pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar pada proses pembelajaran Al-Qur'an Hadis. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa.

Pada siklus II ini, sesuai dengan hasil observasi/pengamatan diketemukan hal-hal sebagai berikut:

a. Pada saat salah seorang siswa maju ke depan kelas untuk mengeijakan, sebagian siswa tidak memperhatikan dan berbicara dengan temannya. b. Format pertanyaan pilihan ganda ternyata mengurangi ketrampilan siswa

(60)

c. Anggota tim yang tidak diacak ternyata menimbulkan "gap". Siswa cenderung tidak mau bermain dengan teman yang dianggap saingannya. 4. Refleksi

Hasil dari siklus II dalam pelajaran Al-Qur'an Hadis dengan menggunakan turnamen belajar menunjukkan kemajuan dibanding siklus I.

Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, walaupun masih ada siswa yang berbicara ketika temannya mengerjakan di depan kelas.

Maka masih perlu dilakukan perbaikan terhadap pembelajaran selanjutnya diantaranya dengan cara:

a. Guru memberikan poin tambahan pada tim yang maju dengan menjawab benar.

b. Poin tambahan juga diberikan pada tim yang bisa menjaga ketenangan kelas dan bisa membetulkan tim lain yang kalah.

c. Guru perlu meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan merancang instrumen soal yang sesuai.

d. Selain posisi duduk yang diacak guru juga perlu mengacak anggota tim agar tidak ada gap dalam pergaulan siswa.

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

(61)

49

1. Perencanaan/rencana yang direfisi

Pembelajaran pada siklus III ini diawali dengan merefisi tahap perencanaan siklus II yakni mengacak posisi duduk dan anggota masing-masing tim. Setiap tim masih berangotakan 2 orang anak dengan materi pelajaran menyambung huruf hijaiyah dengan benar dan rapih. Perencanaan lain yang dilakukan adalah:

a. Mempersiapkan silabus, Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), buku paket Al-Qur'an Hadis LKS dan IQRO'

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP

c. Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kempuan siswa d. Mempersiapkan lembar obsevasi untuk mengetahui keaktifan siswa

selama proses belajar mengajar

e. Membuat alat peraga/kartu huruf hijaiyah 2. Pelaksanaan/Tindakan

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Agustus 2010. Pelaksanaan tindakan III berlangsung dalam tiga tahapan kegiatan yaitu: a. Kegiatan awal (5 menit)

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan do'a bersama-sama.

2) Guru memberikan appersepsi kepada siswa tentang materi yang lalu. b. Kegiatan inti (50 menit)

(62)

itu siswa yang bisa menjaga ketenangan kelas juga diberi poin tersendiri, sebaliknya tim yang membuat gaduh akan dikurangi poinnya.

2) Guru menempelkan beberapa kartu huruf hijaiyah di papan tulis. Guru menawarkan tim mana yang mau maju untuk menyambung huruf-huruf tersebut. Waktu yang dibutuhkan 5 menit.

3) Guru membahas jawaban siswa, menganalisis kesulitan siswa, kemudian menjelaskan materi yang belum dikuasai dengan lebih detail lagi. Waktu yang dibutuhkan 10 menit.

4) Guru membagikan soal kepada tim yang harus dikeijakan secara individu. Format yang digunakan adalah isian singkat. Waktu yang dibutuhkan 10 menit.

5) Guru menyimpulkan dan menilai pekeijaan siswa. Sementara guru menilai, semua tim diberi tugas untuk menjawab pertanyaan yang harus dikeijakan secara individu. Format yang digunakan adalah pilihan ganda. Waktu yang dibutuhkan 10 menit.

6) Guru mengumumkan hasil penilaian skor setiap tim. (skor pertama) 7) Siswa mencocokan hasil jawaban pilihan ganda dan menambahkan

skor yang diperoleh dengan skor pertama.

(63)

51

c. Kegiatan akhir (5 menit)

1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.

2) Guru memberikan tanda bintang sebagai penghargaan terhadap tim yang memperoleh nilai tertinggi.

3) Guru membagikan tugas individu (PR).

4) Guru dan siswqa menutup pelajaran dengan do’a 3. Pengamatan/observasi

Seperti halnya pada siklus I dan II, pada siklus III juga dilakukan observasi/pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa

Pada siklus III, sesuai denga observasi/pengamatan diketemukan hal- hal sebagai berikut:

a. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur'an Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah sudah bagus.

b. Kelas terkendali pada saat salah seorang siswa maju ke depan siswa lain jauh lebih tenang dibandingka pada saat siklus II.

c. Hasil dari proses pembelajaran menunjukkan peningkatan. Ini dibuktikan dengan meningkatkan rata-rata kelas.

(64)

e. Semua siswa sudah dapat berbaur kembali. Gap/persaingan saat kompetisi tidak terbawa pada saat siswa bermain.

4. Refleksi

Hasil dari siklus III dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah dengan menggunakan metode turnamen belajar menunjukkan adanya kemajuan. Hasil dari pembelajaran siklus III adalah: a. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

b. Prestasi belajar siswa dapat meningkat, meskipun ada dua anak yang belum mencapai ketuntasan.

(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Penguasaan materi Al Qur’an Hadis pokok bahasan Al Qur'an Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran tahun 2010/2011 belum optimal. Hal ini dapat diketahui dari hasil pretes sebelum dilaksanakan tindakan kelas pembelajaran Al Qur'an Hadis.

Adapun hasil pretes dapat dilihat dari tabel data sebagai berikut: Tabel 5

Hasil Nilai Tes Formatif (Pretes)

No Nama Nilai

1. Lina Asrifa 70

2. Bagas Kumia Ardani 60

3. M. Syaifullah Yusuf 80

4. Atik Nuning 30

5. Chandra Saputra 30

6. Dewi Maria Ulfa 30

7. M. Akbar Maulana 60

8. M. Syarif Hidayat 50

9. Novi Wul andari 50

10. Ahmat Nuryanto 70

11. Anis Hikmah 60

12. Elia Indriyani 60

13. Fachrul Riyananda 50

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Kegiatan Pemecahan Masalah
Tabel 1Cara Menulis Huruf Hijaiyah Sambung
Tabel 2Keadaan Kepala dan Guru MI Karangduren Tengaran
Tabel 4Program Pengajaran Madrasah Ibtidaiyah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebiasaan belajar yang baik tidak dapat dibentuk dalam waktu satu hari atau satu malam, akan tetapi hanya dapat ditumbuhkan sedikit demi sedikit. Seorang siswa

Hasil analisa akhir limbah cair kelapa sawit setelah proses koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan koagulan PAC sudah menunjukkan hasil yang sesuai termasuk ke

Sedangkan analisis yang dilakukan secara kuantitatif menunjukan bahwa soal ulangan akhir semester gasal sebagian besar soal memiliki validitas sangat rendah yaitu sebanyak

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,

Dalam pelaksanaannya, Jaminan Sosial Tenaga Kerja mencakup empat program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan..

Untuk itu dalam penelitian ini bermaksud mengkaji kesesuaian penggunaan material konstruksi pada bangunan gedung bertingkat di Kota Kupang dan sekitarnya dengan standar green

OPETUS- JA KULTTUURIMINISTERIÖN JULKAISUJA 2017:26 YLIOPISTO-OPISKELIJOIDEN KANSAINVÄLINEN LIIKKUVUUS – LUONTEVA OSA TUTKINTOA.. Opiskelijan vanhempien koulutustaustoilla on

Pada penelitian ini kuesioner akan dibagikan kepada beberapa responden (UMKM) yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai penerapan