18
BAB III
METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, yang terletak di sebelah utara perbatasan Desa Watugede Kecamatan Singosari, sebelah selatan perbatasan dengan Kelurahan Bale Arjosari Kecamatan Blimbing, sebelah barat perbatasan dengan Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari, dan sebelah timur perbatasan dengan Desa Tirtomoyo Kecamatan Pakis. Dengan pertimbangan Desa Banjararum adalah Desa yang mempunyai Jumlah kelahiran bayi yang tergolong tinggi dibandingkan dengan desa lainnya yang berada di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dan Jumlah Pasangan Usia Subur (Pus) yang ada di Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang cukup tinggi.
1.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.2.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian Ini digolongkan sebagai penelitian Survei, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen). Menurut Sugiono (2012:7) penelitian ini mengunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis mengunakan statistic
19
yang dapat melihat hubungan antara variabel pada objek yang diteliti saling mempengaruhi.
3.2.2 Sumber Data
Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer, diperoleh langsung dari responden melalui penyebaran kuisioner kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono 2012:18). Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti ingin mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dengan menganalisis pengaruh tingkat pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, dan Usia kawin Pertama.
2. Data Sekunder, Diperoleh dari kantor desa Banjararum dan sumber data lain yang membantu penelitian.
1.3Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung terjun ke lokasi penelitian (Sugiono 2012:145). yakni di Desa Banjararum Kecamatan Singosari kabupaten Malang.
2. Kuisioner
Pengambilan data yang diperoleh dari peneliti dengan menyajikan beberapa pertayaan yang dituangkan secara tertulis dimana secara
20
responden diberi pertayaan yang diisi sesuai dengan daftar pertayaan Kuisioner (Sugiono 2012:201)..
1.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri objek atau subjek, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono,2012:80). Menurut Arikunto (2006:134) Apabila subyek populasi kurang dari 100 lebih baik diambil seluruhnya, sedangkan jika subyek lebih dari 100 maka diambil 10%-15% atau 20%-25% sesuai dengan:
a. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah dari setiap objek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung penelitian.
Populasi penelitian ini yaitu Pasangan usia subur (PUS) yang memiliki anak yang tinggal di Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Jumlah Pasangan Usia Subur yang memiliki anak di Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tahun 2015 yaitu sebesar 2.319 jiwa (PLKB Kecamatan Singosari,2015 dalam BPS), Sedangkan angka kelahiran tahun 2015 sebesar 302 jiwa. (Registrasi penduduk 2015 Dalam)
Metode pengambilan sampel penelitian ini Mengunakan metode pengambilan sampel dengan teknik Sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dan berdasarkan
21
karakteristik-karakteristik sesuai dengan tujuan penelitian. Pembagian kuisioner melalui Posyandu di Desa Banjararum yang tersebar di tiga dusun yaitu dusun tanjung, dusun karanglo dan dusun mondoroko. Posyandu yang terpilih untuk penelitian adalah posyandu perwakilan dari tiga dusun yang ada di Desa Banjararum. Di setiap perwakilan posyandu, di bagikan 15 Kuisioner kepada ibu- ibu yang memiliki anak yang massa reproduksinya dari 15 tahun hingga 49 tahun.
Menurut Slovin dalam Umar (2004:78) untuk menentukan Ukuran Sampel dari suatu populasi mengunakan Rumus Sebagai berikut:
Dimana :
( ) n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
= margin error yang diperkenankan
Penelitian ini mengunakan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di tolerin atau diinginkan sebesar 15%. Dari data tersebut maka jumlah sampel yang dapat diketahui melalui perhitungan berikut:
22 ( ) ( )
Dari perhitungan tersebut maka sampel yang didapat untuk penelitian ini yaitu sebanyak 43,61 Pasangan Usia Subur (PUS) sebagai Responden. Namun peneliti membulatkan jumlah sampel menjadi 45 pasangan usia subur (PUS). Jumlah tersebut dianggap cukup mewakili dalam penelitian dan dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah.
1.5 Denifisi Operasional Variabel
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap variabel-variabel maka diberikan batasan- batasan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari seorang istri (responden) di Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten yang mempunyai bayi yang lahir hidup. Yang ukurannya adalah (jiwa) 2. Pendapatan keluarga adalah pendapatan suami dengan pendapatan
istri (responden) menjadi satu dari kegiatan pokok dan pendapatan sampingan, adapun pengukurannya yaitu Rupiah (Rp) perbulan. 3. Tingkat Pendidikan adalah tingkat belajar menuntut ilmu secara
23
oleh istri dan suami dengan pencapaian keberhasilan yang telah ditempuh. Ukurannya adalah tahun lama mengikuti pendidikan. 4. Usia Perkawinan pertama adalah usia pertama kali responden (Istri)
menikah. Yang ukurannya adalah tahun. 1.6Alat Analisis Data
1.6.1 Statistik Analisis Deskriptif
Metode ini digunakan sebagai alat analisa untuk menguji dan menjelaskan ukuran terpusat dari suatu data yaitu mean (rata-rata) dan dispersi data yang berupa standart error, varian, range, median, nilai minimum, nilai maksimum (Santoso, 2004:21).
Penjelasan alat uji yang terdapat dalam analisis deskriptif adalah sebagai berikut:
1. rata-rata (mean) adalah nilai rata-rata dari suatu data; 2. median adalah nilai tengah dari bagian suatu data;
3. standar devisiasi menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel. 1.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui Faktor tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan usia perkawinan pertama yang dapat mempengaruhi fertilitas Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Maka digunakan Analisis regresi berganda dengan menggunakan Model persamaan sebagai berikut (Gujarati, 2000:91):
24 Keterangan:
Yi = Fertilitas
b0 = Fertilitas pada saat tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama,
dan pengaruh pendapatan keluarga sama dengan nol.
b1 = konfesien regresi tingkat pendidikan
b2 = konfesien regresi Usia perkawinan pertama
b3 = konfesien regresi pendapatan keluarga
X1 = Tingkat pendidikan
X2 = Usia perkawinan pertama
X3 = Tingkat pendapatan keluarga
e = Standart error/variabel pengganggu
1.6.3 Uji Statistik
Dari persamaan regresi berganda, maka dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebagai bukti apakah hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan kenyataan.
a. Uji F (Uji persamaan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui secara serempak variabel bebas yaitu pendapatan keluarga, Tingkat pendidikan, dan Usia perkawinan pertama berpengaruh nyata terhadap tingkat sosial
25
ekonomi terhadap fertilitas Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Rumus pengujian sebagai berikut ( Gujarati,2000:120):
( ) ( ) Keterangan:
Fhitung = Pengujian Secara serempak
R2 = Konfesien determinasi k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel
Perumusan Hipotesis
1. H0 : b1 = b 2 = b3 = 0 artinya secara bersama-sama variabel
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, dan usia perkawinan pertama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2. H0 : b1 ≠ b 2 ≠ b3 ≠ 0 Artinya secara bersama-sama variabel
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, dan usia perkawinan pertama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Dengan ketentuan kreteria:
1. Jika probabilitas Fhitung ≤ α (α = 0,05), maka H0 di tolak dan
Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (Y).
26
2. Jika probabilitas Fhitung ≥ α (α = 0,05), maka H0 di terima dan
Ha di tolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (Y).
b. Uji t (Uji persial)
Pengujian secara persial adalah menguji setiap koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat. Untuk pengujian koefisien regresi secara persial (individu) dilakukan dengan pengujian statistic t.
Maka rumus yang akan digunakan adalah sebagai berikut (Gujarati, 2000:120):
Keterangan:
T = t hitung (Pengujian secara fersial)
bi = koefisien regresi linier berganda
27 Rumusan hipotesa:
1. H0 : b1 = b 2 = b3 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata
antara masing-masing variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (Y)
2. H0 : b1 ≠ b 2 ≠ b3 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang nyata antara
masing-masing variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (Y).
Kreteria pengujian:
1. Jika probabilitas thitung ≤ α (α = 0,05), maka H0 di tolak dan
Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (Y).
2. Jika probabilitas thitung ≥ α (α = 0,05), maka H0 di terima dan
Ha di tolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (Y).
1.6.4 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang sempurna diantara beberapa variabel atas semua variabel yang dijelaskan dalam suatu model regresi.
Adanya kemungkinan terdapat multikolinieritas apabila nilai Fhitung dan R² signifikan, sedangkan sebagian atau seluruhnya koefisien regresi tidak signifikan. Pengujian dilakukan pada
28
variabel bebas. Secara parsial yakni dengan melakukan regresi antara variabel bebas dengan menjadikan salah satu variabel bebas sebagai variabel terikat. (Gujarati, 2000:438)
1). Jika R² hasil regresi variabel bebas > R² hasil regresi berganda berarti antara pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, usia kawin pertama, lama pemakaian alat kontrasepsi, jenis alat KB, curah jam kerja, banyaknya anggota keluarga, jumlah saudarakandung dari ibu dan keinginan ibu memiliki anak terjadi multikoleniaritas;
2). Jika R² hasil regresi variabel bebas < R² hasil regresi berganda berarti antara pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, usia kawin pertama, lama pemakaian alat kontrasepsi, jenis alat KB, curah jam kerja, banyaknya anggota keluarga, jumlah saudara kandung dari ibu dan keinginan ibu memiliki anak tidak terjadi multikoleniaritas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokadistisitas digunakan untuk mengetahui apakah kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama. Untuk menguji ada tidaknya heterokadisitas dalam model regresi digunakan uji Glester dengan langkah langkah sebagai berikut: (Gujarati, 2000:177).
1). Melakukan regresi variabel terikat Y terhadap variabel penjelas xi dan memperoleh residual;
29
2). Melakukan regresi dari nilai absolut residual terhadap nilai Xi yang mempunyai hubungan erat;
3). Menentukan ada tidaknya heterokadisitas dengan uji statistik, untuk menguji hipotesis.
Kriteria pengambilan keputusan:
- Apabila probabilitas thitung > α (0,05), maka dalam model tidak terjadi heterokadisitas;
- Apabila probabilitas thitung < α (0,05), maka dalam model terjadi heterokadisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah alat ekonometrika yang digunakan untuk menguji suatu model apabila kesalahan penganggu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu pada periode lainnya. Untuk mengetahui apakah model regresi mengandung autokorelasi digunakan uji d Durbin-Watson (Gujarati, 2000:215):
Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan uji Dubin-Watson dengan melihat nilai dL dan dU pada table Durbin-Watson. Pengujian terhadap adanya autokorelasi, dapat digunakan sebagai berikut:
30
1) Jika hipotesis Ho menyatakan tidak ada korelasi positif, maka apabila:
d < dL : menolak Ho d < dU : menerima Ho
dU ≤ d ≤ 4-dL : pengujian tidak meyakinkan
2) Jika hipotesis Ho menyatakan tidak ada korelasi negatif, maka apabila:
d > 4-dL : menolak Ho d > 4-dU : menerima Ho
4– dU ≤ d ≤ 4 dL : pengujian tidak menyakinkan
Pengujian dU adalah d Upper atau nilai d batas atas dan dL adalah dlower batas bawah yang diperoleh dari nilai tabel d Durbin-Watson.