K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
R E P U B L I K I N D O N E S I A1
Disampaikan oleh:
Direktur Dana Perimbangan
DitJen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu
PENINGKATAN KUALITAS BELANJA KESEHATAN
DAERAH UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN
STANDAR KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KEUANGAN
PERKEMBANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
TKDD sejak tahun 2005 hingga tahun 2017 telah mengalami kenaikan sebesarRp634,5
triliun
atau sebesar582%
Kenaikan rata-rata tiap tahun yaitu sebesar
15,32%
131,55 220,07 258,79 281,23 303,05 322,43 392,98 470,41 528,63 592,55 647,04 770,17 744,36 766,20 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 TKDD 2005-2018TKDD, utamanya Dana Perimbangan masih merupakan
komponen terbesar dalam pendapatan APBD
KEMENTERIAN KEUANGAN
Terdapat perbaikan indicator, NAMUN:
Tingkat kematian ibu melahirkan dan stunting masih tinggi
Peningkatan penyakit tidak menular
Keterbatasan & ketidakmerataan distribusi Faskes & tenaga medis
Kesulitan mencapai Universal HealthCoverage (UHC) di tahun 2019
Belum optimalnya peran Pemda dalam peningkatan kuantitas dan
mutu layanan
INDIKATOR KESEHATAN INDONESIA dan TKDD UNTUK
KESEHATAN
NEW
DBH CHT untuk
mendukung
program JKN
KEMENTERIAN KEUANGAN
FUNGSI
TUJUAN
PERAN
Mengarahkan belanja daerah agar selaras dg prioritas nasional
Pemerataan layanan public (termasuk kesehatan) antar wilayah
Pengelolaan belanja secara lebih disiplin
• Sebagai “mesin” pembangunan
• Membantu penyediaan infrastruktur dan pelayanan dasar public (termasuk kesehatan)
• Berbasis usulan dari daerah (sesuai kebutuhan) dengan penilaian oleh Pusat
• Jenis DAK:
1. Reguler (pemenuhan SPM) 2. Penugasan (Prioritas Nasional)
3. Afirmasi (di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi)
Pengalokasian dan penyaluran berdasarkan Kinerja
Pelaksanaan (Penyerapan Dana & Capaian Output)
Kegiatan promotif dan preventif meliputi:
a. Kegiatan Puskesmas;
b. Upaya kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan dan Balai Kesehatan Masyarakat; c. Distribusi obat, vaksin dan bahan medis habis
pakai (BMHP) dan e-logistik di Instalasi Farmasi Kab/Kota
Jaminan persalinan (Jampersal) meliputi:
a. rujukan persalinan dari rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten;
b. sewa dan operasional rumah tunggu kelahiran (RTK); dan
c. pertolongan persalinan, keluarga berencana (KB) paskapersalinan dan perawatan bayi baru lahir
Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit
BOKB
1
2
3
Biaya operasional Balai Penyuluhan KB
BOK
Kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB
Mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana (tercapainya TFR TFR 2,31 pada akhir tahun 2018)
Menyediakan dukungan dana
pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten/kota ke setiap tempat Fasilitas Pelayanan KB
Biaya distribusi alat dan obat kontrasepsi 1 2 Kegiatan Kegiatan Cakupan Cakupan
• Untuk mendukung operasional puskesmas, khususnya kegiatan promotif preventif
• Mendekatkan petugas kesehatan kepada masyarakat dan memberdayakan masyarakat melalui mobilisasi kader kesehatan.
9.767 Puskesmas
4.830 Balai Kesehatan 19.727 Faskes
KEMENTERIAN KEUANGAN
5
Pendanaan Infrastruktur Kesehatan melalui Alokasi DTU dan Target Output DAK Fisik 2017
BALI dan NUSA TENGGARA
DAU Rp29,03 T DBH Rp2,28
Belanja Infra (25% DTU) Rp7,83 T DAK Fisik Rp5,45 T
JAWA
DAU Rp126,43 T DBH Rp33,59 T
Belanja Infra (25% DTU) Rp40,01 T DAK Fisik Rp11,86 T
SUMATERA
DAU Rp108,58 T DBH Rp22,51 T
Belanja Infra (25% DTU) Rp32,77 T DAK Fisik Rp15,99 T
MALUKU DAN PAPUA
DAU Rp44,46 T DBH Rp4,35 T
Belanja Infra (25% DTU) Rp12,20 T DAK Fisik Rp8,21 T
SULAWESI
DAU Rp54,15 T DBH Rp3,07 T
Belanja Infra (25% DTU) Rp14,30 T DAK Fisik Rp 9,99 T
KALIMANTAN
DAU Rp38,48 DBH Rp16,14
Belanja Infra (25% DTU) Rp13,66 T DAK Fisik Rp6,83 T
Irigasi dan
Pertanian
Target Output DAK Fisik:
1. Pembangunan Baru : 81 DI seluas 5.000 Ha
2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi : 5.394 DI seluas 755.200 Ha
3. 10.000 unit embung/irigasi air tanah/long storage
Jalan
Target Output DAK Fisik: Kemantapan Jalan:
Provinsi sebesar 71,75%
Kab/Kota sebesar60,76%
Air Minum
Target Output DAK Fisik:
1. Pembangunan 448 SPAM untuk akses air minum layak bagi716.352 rumah tangga.
2. Akses air minum layak bagi688.436 rumah tanggamelalui peningkatan SPAM BJP dan pemanfataan idle capacity
Target Output:
49.000 unit
senilai 1,462
Trilliun
Perumahan
Target Output DAK Fisik:
1. Terbangunnya84.500 SR untuk SPAL terpusat terpasang.
2. Terbangunnya 85.000 SR melalui pembangunan 1.700 unit SPAL Terpusat Skala Komunal Domestik baru.
3. Terbangunnya 1.026 unit IPAL USK
baru.
4. Tersedianya 348.000 unittangki septik individu di perkotaan.
5. Tersedianya116 unit truk tinjauntuk mengangkut lumpur tinja dari rumah ke IPLT.
6. Terbangunnya TPS 3R sebanyak 700 unit.
Sanitasi
Target Output:
1. Rehab Ruang Belajar:
• SD : 15.420 unit
• SMP : 8.720 unit
• SMA : 3.000 unit
2. Ruang Kelas Baru:
• SD : 170 unit
• SMP : 1.890 unit
• SMA : 1.530 unit
Pendidikan
Kesehatan
Target Output DAK Fisik:
1. Rumah Sakit :
453 unit
2. Puskesmas :
5.059 unit
3. KB dengan sasaran :
2.318.880
orang
6
EVALUASI Alokasi dan Penyaluran DAK Fisik Kesehatan 2017
Kendala Pelaksanaan DAK Fisik Bidang Kesehatan:
Kegiatan DAK Fisik belum sepenuhnya sinkron dengan belanja pusat Aplikasi e-planning dan sinkron DAK belum terintegrasi dengan
aplikasi perencanaan belanja Pemerintah Pusat (KRISNA) Proses pengadaan barang dan Jasa terlambat dilakukan Ketersediaan barang di e-catalogue terlambat
Kepatuhan dan komitmen penyedia barang dalam men-delivery pesanan melalui e-catalogue masih rendah
Perubahan spesifikasi teknis pekerjaan dalam Jukop
Rendahnya kedisiplinan dan kelengkapan informasi dari pemda dalam pemenuhan persyaratan penyaluran
Action Plan:
Pengintegrasian aplikasi e-DAK (pengganti aplikasi e-planning) dan aplikasi sinkron DAK Fisik dengan aplikasi KRISNA untuk memastikan sinkronisasi kegiatan antara DAK Fisik dengan Belanja Pemerintah Pusat
Revisi perpres 123/2016 untuk percepatan memulai proses pengadaan barang dan jasa, petunjuk operasional telah tersedia T-1
Perbaikan proses bisnis dan aplikasi Om-SPAN untuk penyaluran DAK untuk memastikan Pemda lebih disiplin dan memberikan informasi lengkap
Merekomendasikan agar K/L teknis dapat lebih berkoordinasi dengan LKPP dan penyedia barang (e-catalaogue) untuk dapat menjamin penyediaan barang melalui e-catalague
Prov. Kalimantan Timur; 94,80 Prov. Jawa Tengah; 575,30 Prov . DI Yo g yaka rta Prov . B al i Prov . K al ima n tan U tara Prov . K e p u laua n R iau Prov . K al ima n tan T imur Prov . Go ront al o Prov . S ul aw e si B arat Prov . R iau Prov . K e p u laua n Ban g ka Be litun g Prov . M al uku U tara Prov . K al ima n tan B arat Prov . Jam b i Prov . B ante n Prov . M al uku Prov . N us a Teng g ara Barat Prov . K al ima n tan S e latan Prov . P ap ua Barat Prov . S ul aw e si U tara Prov . K al ima n tan T e nga h Prov . S uma te ra Se la tan Prov . B e n g kul u Prov . S ul aw e si Te ngga ra Prov . S uma te ra Bara t Prov . L am pu ng Prov . P ap ua Prov . S ul aw e si Te nga h Prov . N us a Teng g ara Tim ur Prov . S uma te ra Utara Prov . A ce h Prov . Jaw a B arat Prov . S ul aw e si S e latan Prov . Jaw a T e nga h Prov . Jaw a T imur Pagu Penyaluran Prov. Kalimantan Utara; 13,50 Prov. Jawa Timur; 347,39 Prov . N us a Teng g ara Barat Prov . K e p u laua n Ban g ka Be litun g Prov . DI Yo g yaka rta Prov . K al ima n tan S e latan Prov . S ul aw e si B arat Prov . K al ima n tan U tara Prov . S ul aw e si Te ngga ra Prov . P ap ua Barat Prov . B al i Prov . L am pu ng Prov . B ante n Prov . M al uku U tara Prov . Jam b i Prov . Go ront al o Prov . R iau Prov . B e n g kul u Prov . S ul aw e si U tara Prov . S uma te ra Bara t Prov . S uma te ra Se la tan Prov . K al ima n tan T e nga h Prov . M al uku Prov . A ce h Prov . S uma te ra Utara Prov . S ul aw e si Te nga h Prov . K al ima n tan T imur Prov . N us a Teng g ara Tim ur Prov . S ul aw e si S e latan Prov . Jaw a T e nga h Prov . Jaw a B arat Prov . K al ima n tan B arat Prov . Jaw a T imur Prov . P ap ua Pagu Penyaluran
REGULE
R
PENUGASA
N
Prov. Kalimantan Utara; 40,80 Prov. Nusa Tenggara Timur; 371,89 Prov. Sum atera B ar at Prov. Be ngk ul u Prov. La mpu ng Prov. Ac eh Prov. Pa pu a B arat Prov. Sum atera Se latan Prov. Kal iman tan Ti mur Prov. R iau Prov. Sul aw esi Ten ga h Prov. Kep ulauan R iau Prov. Nus a Te ng gara Ba rat Prov. Sul aw esi U tar a Prov. Sum atera Ut ar a Prov. M aluku Ut ara Prov. Kal iman tan U tar a Prov. Kal iman tan B arat Prov. M aluku Prov. Nus a Te ng gara Ti mu r Prov. Pa pu a Pagu PenyaluranAFFIRMASI
7 7
DAK NONFISIK BIDANG KESEHATAN REALISASI 2016 - 2017
Tantangan
1.Pengembangan Alokasi berbasis
Kinerja
‒
penentuan indikator kinerja
‒
Penentuan metode pengukuran
‒
Penghitungan dampak terhadap
APBN
2.Peningkatan peran Daerah untuk
mendukung pelayanan kesehatan
‒
Reward and Punishment untuk
pemenuhan mandatory spending
kesehatan
‒
Peran Daerah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan
3.Peningkatan Kualitas Fasilitas
Kesehatan melalui program akreditasi
4.Penguatan kegiatan Jampersal
terutama penyesuaian kegiatan
mengingat terdapat variasi
permasalahan pelaksanaan antar
wilayah
Mengembangkan strategi komunikasi kepada daerah;
Mendorong peningkatan peran Kemenkes sebagai pengampu BOK untuk melakukan
pembinaan, monitoring, pengawasan, dan dukungan pelaksanaan di daerah;
Perubahan mekanisme penyaluran yang semula secara triwulanan menjadi semesteran;
Penyempurnaan peraturan utamanya terkait perencanaan dan pengelolaan BOK dalam APBD
sehingga lebih memberikan kepastian pemanfaatan sisa dana.;
Mendorong peningkatan koordinasi antar OPD di daerah, daerah dengan Pusat dan antar KL di
Pusat
Perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan BOK secara berkala dengan sinergi antar KL
KEMENTERIAN KEUANGAN
8
Stunting adalah
bentuk Kekurangan
Gizi Kronis
.
Secara fisik balita stunting memiliki tinggi badan di bawah standar pertumbuhan anak normal seusianya pada populasi rujukan WHO*
DUKUNGAN TKDD DALAM PENANGANAN STUNTING
KEMENTERIAN KEUANGAN
Pemanfaatan DAK Untuk Penurunan Stunting
•Pembangunan MCK Komunal •Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Pemukiman
DAK
Sanitasi
•Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum •Terminal Air, PerpipaanDAK Air
Minum
•Alat Kesehatan •Farmasi •Pelayanan Dasar •Keluarga BerencanaDAK
Kesehatan
• DAK Air Bersih dan Sanitasi dibangun di daerah dengan tingkat prevalensi stunting yang tinggi
• DAK Kesehatan untuk pembelian alat pengukuran antropometrik
a. Penyuluhan keluarga berencana
b. Distribusi alat kontrasepsi
c.
Gerakan KB
Pertemuan dengan orang tua/wali murid, kunjungan ke rumah anak, pengadaan alat-alat Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK), pertemuan guru di kegiatan Gugus PAUD, kegiatan peningkatan kapasitas pendidik, dan kunjungan petugas kesehatan, serta penyediaan makanan sehat
a. BOK Puskesmas : BOK Puskesmas untuk pelayanan kesehatan: antenatal/ANC, ibu nifas, neonatus, bayi, anak balita dan pra-sekolah, usia reproduksi, dan dukungan pelayanan imunisasi serta pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan promosi kesehatan b. Jampersal c. Akreditasi Puskesmas d. Akreditasi Labkesda
BOK
BOKB
BOP
PAUD
Dukungan pelayanan akte kelahiran
Pelayanan Adminduk
Penggunaan
alokasi DAK Fisik,
dan DAK
Nonfisik,
pada
masing-masing daerah
diintegrasikan
pada lokasi
desa/kelurahan
yang
terdapat/ditem
ukan adanya
stunting
KEMENTERIAN KEUANGAN
DID dialokasikan dalam APBN dengan tujuan untuk memberikan penghargaan (reward) kepada provinsi, kabupaten, dan kota yang
mempunyai kinerja baik dalam kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah, pelayanan dasar publik di bidang pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur, pelayanan pemerintahan umum, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
DID bertujuan untuk mendorong daerah agar:
a.
meningkatkan kualitas kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah;
b.
meningkatkan kualitas pelayanan dasar publik di bidang
pendidikan,
kesehatan
, dan infrastruktur;
c.
meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan umum; dan
d.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
KELOMPOK/KATEGORI VARIABEL DATA
KRITERIA UTAMA
Opini BPK atas LKPD Opini BPK atas LKPD Tahun 2016 WTP Penetapan Perda APBD Perda APBD Tahun 2017
e-Government e-Procurement
KATEGORI KINERJA Kategori I:
Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Realisasi PDRD/PDRB Non Migas Realisasi Belanja Modal/Realisasi Belanja Realisasi Belanja/Pagu Belanja
Realisasi Pendapatan Non Earmarked/Realisasi Pendapatan Realisasi SILPA/Total Belanja
Kategori II: Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan Rata-Rata Lama Sekolah APM SMP
Harapan Lama Sekolah
Kategori III: Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan Persentase Baduta Stunting
Persentase Balita sudah diimunisasi
Persentase Persalinan dengan Tenaga Kesehatan
Kategori IV: Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur Persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak
Persentase jalan kondisi mantap
Penggunaan
alokasi DID
pada
masing-masing
daerah
diintegrasi
kan pada
lokasi desa/
kelurahan
yang
terdapat/
ditemukan
adanya
stunting serta
alokasi DAK
Fisik, DAK
Nonfisik dan
Dana Desa
Indikator yg
relevan dg
intervensi
KEMENTERIAN KEUANGAN
Dana Desa untuk Penurunan Stunting
•
Kegiatan layanan/sosialisasi yang
mendukung program penurunan stunting
Bidang
Pemberdayaan
Masyarakat
•
Pembangunan Sarana dan Prasarana yang
mendukung penurunan stunting (MCK
Umum, Posyandu)
Bidang
Pembangunan
Dana Desa Yang Mendukung Penurunan Stunting
}
Harus
Masuk
APBDes
Penggunaan alokasi Dana Desa: Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Bidang Pembangunan menjadi kegiatan utama
pada lokasi desa/ kelurahan yang terdapat/ ditemukan adanya stunting
Kebijakan cash for work dapat juga diimplementasikan untuk
kegiatan non fisik, seperti upah/honor bagi pemeliharaan dan
penyelenggaraan PAUD, Posyandu, dll yang dilakukan oleh masy
KEMENTERIAN KEUANGAN
Belanja wajib Pendidikan 20%
Belanja wajib Kesehatan 10%
Alokasi Dana Desa 10%
400
Daerah telah memenuhi 20% belanja pendidikan.142
Daerah belummemenuhi400
Daerah telah memiliki proporsi ADD sebesar 10%34
Daerah belummencapai proporsi ADD sebesar 10%362
Daerah telah memenuhi 10% belanja kesehatan180
Daerah belummemenuhi 10%12
240
Daerah telah memenuhi belanja infrastruktur sebesar 25%302
Daerah belummencapai 25%Belanja Infrastruktur 25%
Berdasarkan data per 22 September sebanyak 539 Berdasarkan data per 22 September sebanyak 463
BELUM 10% SUDAH 10%
400 34
44%
56%
data per 1 Oktober 2017
Belum semua daerah memenuhi kewajiban penyediaan anggaran pendidikan,
kesehatan dan infrastruktur sesuai amanat Undang-Undang
Dapat dilakukan penundaan dan/atau pemotongan dalam hal daerah
tidak memenuhi anggaran yang bersifat mandatori (diatur lebih lanjut
KEMENTERIAN KEUANGAN
13
POKOK-POKOK PENGATURAN PENGGUNAAN DBH CHT 2018
(Melalui Revisi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 28/PMK.07/2016 tentang Penggunaan,
Pemantauan, dan Evaluasi DBH CHT)
Target Des 2017 diundangkan
1. Kegiatan promotif/preventif maupun kuratif/rehabilitatif
2. Penyediaan/peningkatan/pemeliharaan sarpras fasilitas
pelayanan kesehatan (dengan prioritas pada faskes
tingkat pertama);
3. Pelatihan tenaga medis maupun non medis; dan
4. Pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk
yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dan/atau bagi
pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja
Kegiatan Bidang Kesehatan pd
Program Pembinaan Lingkungan Sosial
(Mendukung JKN via Supply Side)
1. Mendanai program yang diatur dalam UU
39/2007 tentang Cukai yaitu: peningkatan
kualitas bahan baku; pembinaan industri;
pembinaan lingkungan sosial; sosialisasi
ketentuan di bidang cukai; dan/atau
pemberantasan barang kena cukai illegal
2. Mendetailkan dan memperluas penggunaan
kegiatan pembinaan lingkungan social (untuk
meminimalkan SilPA DBH CHT) hingga termasuk
mencakup pembangunan infrastruktur jalan,
jembatan, irigasi, pasar, sanitasi, air bersih dll
memastikan kepatuhan penyampaian laporan;
memastikan kesesuaian penganggaran dengan pagu alokasi;
mengukur penyerapan; dan
mengukur pencapaian output
Monitoring
Menkeu dan Gubernur secara bersama-sama melakukan monitoring dan evaluasi
Penggunaan DBH CHT telah sesuai dengan program/kegiatan yg diatur dalam PMK;
Penggunaan DBH CHT telah sesuai porsi alokasi
yg diatur dalam PMK;
Besaran nilai Sisa DBH CHT setiap daerah.
SubtansiKEMENTERIAN KEUANGAN
Pengaturan atas Penggunaan DBH CHT
(Program Pembinaan Lingkungan Sosial)
14
2. Bidang Ketenagakerjaan
1. pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat; 2. Penyediaan/peningkatan/pemeliharaan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan; 3. pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja bagi pencari kerja; 4. Pelatihan dan/atau fasilitasi sertifikasi bagi tenaga instruktur .
3. Bidang Ekonomi Masyarakat
1. penguatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan padat karya yang dapat mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah; 2. bantuan sarana produksi, bibit/benih perkebunan/ternak bagi masyarakat;
3. fasilitasi promosi bagi usaha mandiri masyarakat;
4. bantuan modal usaha bagi usaha mikro kecil dan menengah.
4. Bidang Infrastruktur
1. pembangunan/rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan/atau jembatan, pasar
dan sarpras pendukung pariwisata;
2. penyediaan/pemeliharaan saluran air limbah, sanitasi, dan air bersih;
3. Penyediaan/pemeliharaan saluran irigasi
4. Pembangunan embung dan sarana sumberdaya air
5. Bidang Lingkungan Hidup
1. penyediaan sarana dan prasarana pengolahan limbah industri hasil tembakau di
lingkungan industri hasil tembakau;
2. penerapan sistem manajemen lingkungan bagi masyarakat di lingkungan industri
hasil tembakau dan/atau penghasil bahan baku industri hasil tembakau;
3. Pelatihan dan atau sertifikasi bagi tenaga teknis di bidang lingkungan hidup.
Sisa
Porsi
Catatan:
Detail/Rincian Kegiatan
masing-masing bidang
mempertimbangkan
masukan pemerintah
daerah
Infrastruktur
pendukung
kesehatan
KEMENTERIAN KEUANGAN
Komitmen dari Pemerintah Pusat (Kementerian Teknis) untuk menyusun
petunjuk Teknis
ataupun petunjuk operasional yang terintegrasi untuk mendukung program prioritas di
bidang kesehatan (seperti penanganan stunting)
Komitmen Pemerintah Pusat untuk melakukan
pembinaan dan bimbingan teknis
secara
terkoordinasi, baik di tingkat pusat maupun di lapangan (koordinasi antara penyuluh,
bidan, tenaga pendamping desa, dll)
Desain mekanisme insentif yang langsung
terkoneksi dengan system alokasi transfer
(DAK Fisik dan Non Fisik)
berbasis performance yang relevan dengan program prioritas
di bidang kesehatan (seperti penanganan stunting)
Pengukuran performance dilakukan dengan menggunakan
indicator proses dan output
(agar langsung berada dalam control daerah/satker untuk pencapaiannya) yang
mudah diukur namun reliable
Mempertahankan DID untuk alat
pemberian insentif
atas capaian akhir (outcome)
Jangka pendek melakukan
piloting
(sebagian dari 100 daerah yang sudah terpilih)
untuk dijadikan sebagai model penerapan integrasi program
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA