• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental hampir sama persis seperti penelitian kuantitatis atau bisa dibilang sebagai penelitian paling murni kuantitatis. Menurut Krathwohl (dalam Sukmadinata, 2011, hlm. 57-58), metode ini bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent variables) dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel terikat (dependent variables).

Jenis metode eksperimental yang digunakan yaitu eksperimental semu (quasi experimental). Metode eksperimental semu (quasi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonequivalent control group design. Model ekperimen ini menggunakan kelompok A dan Kelompok B yang dipilih tidak secara acak atau random. Kelompok A disebut dengan kelas eksperimen dimana kelas ini diberikan perlakuan berupa model pembelajaran cooperatif tipe course review horey, sedangkan kelompok B disebut kelas kontrol yang diberi perlakuan seperti biasa. Desain penelitian nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai berikut:

nonequivalent control group design

O1 X O2

...

(2)

Keterangan:

O1 hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan

O2 hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan

O3 hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan

O4 hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan

X perlakuan khusus yang diberikan menggunakan Course review Horey (CRH)

Tahap awal peneliti menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu. Kelas V A dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas V B sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus yaitu menggunakan model pembelajaran Course Review Horey. Sedangkan pada kelas kontrol, guru kelas VB menggunakan model pembelajaran konvensional.

Selanjutnya, peneliti dan guru kelas memberikan pretest yang sama kepada kepada siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol. Peneliti melakukan pretest di kelas eksperimen yaitu kelas VA dan guru kelas VB melakukan pretest di kelas kontrol yaitu kelas VB. Pretest diadakan pada waktu yang bersamaan antar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diadakan pretes, peneliti dan guru kelas melakukan proses pembelajaran di kedua kelas tersebut. Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu materi tentang FPB dan KPK. Pada kelas eksperimen, peneliti menggunakan model pembelajaran Course review Horey. Sedangkan pada kelas kontol, guru kelas menggunakan model pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, di kelas kontrol jumlah pertemuan terserah pada guru kelas yang mengajar. Kemudian setelah diadakan proses pembelajaran, peneliti dan guru kelas memberikan posttest untuk mengetahui hasil belajar setelah dilakukan perlakuan pada pembelajaran di kelas.

(3)

Penelitian eksperimen ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Cipocok Jaya 1. Kelas V di SDN Cipocok Jaya 1 ada 3 kelas, yaitu kelas VA, kelas VB, dan kelas VC. peneliti menggunakan 2 kelas untuk penelitian eksperimen. Kelas yang digunakan yaitu kelas VA dan VB. Kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa di kelas VA sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 orang. Jumlah siswa di kelas VB sebagai kelas kontrol sebanyak 30 orang.

Kelas VA dan VB dipilih berdasarkan karakteristik yang sama yaitu pembelajaran yang mereka lakukan sama karena kurikulum yang digunakan sama, suasana belajar dan fasilitas belajar juga sama. Rata-rata nilai matematika dari kelas 5A dan 5B pun tidak jauh berbeda.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013, hlm. 117). Populasi dari penelitian ini yaitu semua siswa kelas V di SDN Cipocok Jaya 1. Jumlah semua siswa di kelas V sebagai populasi yaitu sebanyak 126 siswa. Kelas V terdiri dari kelas VA, VB, dan VC. Kelas VA terdiri dari 41 siswa. Kelas VB terdiri dari 42 siswa, dan kelas VC terdiri dari 43 siswa.

2. Sampel

Sugiyono (2013, hlm. 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling purpose. Sugiyono (2013, hlm. 124), sampling purpose adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas VA dan kelas VB. Kelas VA berjumlah 30 orang, jumlah siswa perempuan sebanyak 13 siswa dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 17 siswa. Kelas VB berjumlah 30, jumlah siswa perempuan sebanyak 16

(4)

dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 siswa. Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel yaitu karena beberapa siswa tidak berangkat dan fokus menjalani latihan lomba. Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 60 siswa. Persentase jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 48 %.

D. Instrumen Penelitian

Tingkat keberhasilan suatu penelitian dapat diukur dengan menggunakan instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit-kecil. Esterberg (2002) mendefinisikan wawancaran yang terjemahannya yaitu ”wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (hlm. 317).

“Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak” (Arikunto, 2012, hlm. 44).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara tidak terstruktur. Sugiyono (2013), “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Pertanyaan dalam wawancara ini terbuka, artinya responden bebas menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan yang mereka pikirkan.

Wawancara diberikan setelah proses pembelajaran dan posttest kepada siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen. Siswa yang diwawancarai sebanyak tiga siswa yaitu siswa yang memiliki kemampuan di atas

(5)

rata-rata, sedang, dan di bawah rata-rata. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran

Course Review Horey yang sudah dilakukan dalam pembelajaran FPB dan KPK.

2. Angket (Kuisioner)

Instrumen selanjutnya yang digunakan adalah angket atau kuisioner. Sugiyono (2013), “kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (hlm. 199). Sebelum menulis angket, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh peneliti. Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2013) mengemukakan bahwa “prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: 1) prinsip penulisan, 2) pengukuran, dan 3) penampilan fisik” (hlm. 200).

Bentuk angket yang digunakan yaitu bersifat terbuka, artinya responden memilih jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti. Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa pertanyaan-pertanyaan berjumlah 10 pertanyaan mengenai model pembelajaran Course Review Horey. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan angket hanya ada dua, yaitu Ya atau Tidak.

Angket digunakan untuk mengetahui respon dari responden terhadap sesuatu. Begitu juga dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperkuat bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran

Course Review Horey yang sudah dilakukan dalam pembelajaran FPB dan KPK.

3. Observasi

Selain wawancara dan angket, instrumen dalam penelitian ini juga menggunakan observasi. Sugiyono (2013), mengemukakan bahwa:

Observasi memiliki ciri yang berbeda dengan teknik pengumpulan data yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau wawancara dan

(6)

kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan . Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. (hlm. 310).

Arikunto (2012), “pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis” (hlm. 45).

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara terstruktur. Sugiyono (2013), “observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, temtang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya”. (hlm. 205). Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas eksperimen. Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi aktivitas-aktivitas siswa sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Course Review Horey, apakah aktivitas siswa di kelas sesuai dengan langkah-langkah Course Review Horey atau tidak. Observasi ini juga digunakan untuk memperkuat respon siswa terhadap model pembelajaran Course Review Horey pada materi FPB dan KPK.

4. Tes

Selain menggunakan non tes, teknik pengumpulan data juga menggunakan tes. Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes bisa dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes yang dilakukan sebelum pembelajaran yaitu pretest. Sedangkan tes yang dilakukan setelah pembelajaran disebut dengan posttest. Berikut adalah penjelasan dari test : a. Pengertian

Djaali & Muljono (2007), “secara umum, tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Menurut

(7)

Sudijono, tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian” (hlm. 6).

Dilihat dari cara penyusunannya, tes dalam penelitian ini merupakan tes buatan guru. Tes dibuat oleh peneliti yang juga menjadi guru pada saat melakukan pembelajaran. Tes ini berbentuk tes objektif berupa soal uraian.

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar ini digunakan untuk melihat pengaruh pembelajaran Course Review Horey serta perbedaan pengaruh model pembelajaran Course Review Horey dan model pembelajaran konvensional. Tes untuk melihat hasil belajar diberikan setelah akhir pembelajaran pada pertemuan kedua.

b. Langkah pengujian instrumen tes terdiri dari: 1) Validitas

Arikunto (2012) “Validitas” merupakan sebuah kata benda, sedangkan “valid” merupakan kata sifat. Sebuah data atau informasi dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. Jika data yang dihasilkan valid oleh instrumen benar dan valid, sesuai kenyataan, maka instrumen yang digunakan juga valid. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. (hlm. 72-73).

Arikunto (2012), “Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran hasil tes dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson” (hlm. 85). Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:

a) Korelasi product moment dengan simpangan Rumusnya:

(8)

rxy =

√( )( )

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y,

dua variabel yang dikorelasikan (x=X-X ) dan (y= Y- Y).

= jumlah perkalian x dan y = kuadrat dari x

= kuadrat dari y (Arikunto, 2012, hlm. 85)

b) Korelasi product moment dengan angka kasar rxy =

( )( ) √* ( ) +* ( ) +

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y,

dua variabel yang dikorelasikan (x=X-X ) dan (y= Y- Y).

= jumlah perkalian x dan y = kuadrat dari x

= kuadrat dari y

Tabel 3.1

Kriteria tingkat validitas 0,800 – 1,00 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,00 – 0,200 Sangat rendah (Arikunto, 2012, hlm. 86) 2) Reliabilitas

(9)

Arikunto (2012) Kata reabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliabel” merupakan kata sifat atau kata keadaan. Tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. (hlm. 74).

Rumusnya:

=

( )

= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

Tabel 3.2

Kriteria tingkat reabilitas 0,800 – 1,00 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,00 – 0,200 Sangat rendah (Arikunto, 2012, hlm. 107) 3) Tingkat Kesukaran

Arikunto (2012), Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak

merangsang siswa untuk mempertinggu usaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. (hlm. 222).

(10)

P = Keterangan:

P = indeks kesukaran

= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul = jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto, 2012, hlm. 223)

Tabel 3.3

Kriteria indeks kesukaran 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2012, hlm. 225) 4) Daya Pembeda

“Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antar siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2012, hlm. 226).

Rumusnya: D = - = - Keterangan: D = daya pembeda

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

(11)

proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat P sebagai indeks kesukaran)

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2012, hlm. 228)

Tabel 3.4 Kriteria daya pembeda 0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (satistisfactory)

0,41 – 0,70 Baik(good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto, 2012, hlm. 232)

E. Prosedur Penelitian

1. Langkah-Langkah Penelitian

Peneliti harus memperhatikan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian menurut Pamungkas (2014) :

a. Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah

Langkah paling awal dalam melakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di dalam pembelajaran FPB dan KPK di kelas. Setelah masalah dalam materi FPB dan KPK teridentifikasi, kemudian peneliti merumuskan masalah. Rumusan masalah ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai berbagai masalah FPB dan KPK. Rumusan masalah juga memberi petunjuk untuk mengumpulkan data sebagai jawaban dari rumusan masalah.

(12)

Setelah masalah dirumuskan, langkah selanjutnya yaitu menyusun kerangka pemikiran. Sebelumnya peneliti harus menguasai teori-teori sebagai dasar dalam menyusun kerangka pemikiran. Penyusunan kerangka pemikiran juga haruslah menggunakan pemikiran yang logis untuk meyakinkan sesama peneliti. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berisi gejala-gejala yang terjadi selama proses pembelajaran FPB dan KPK di kelas berlangsung sebelum menggunakan model pembelajaran Course Review Horey.

c. Merumuskan hipotesis

Selanjutnya peneliti merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari masalah-masalah penelitian. Hipotesis ini didasarkan pada pemikiran peneliti dalam memecahkan masalah.

d. Menguji Hipotesis secara empirik

Hipotesis tidak dapat diterima dengan mudah tanpa adanya pengujian. Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian diuji secara empiris. Pengujian ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung di lapangan yang diteliti oleh peneliti. Jika hipotesis sudah diuji, ada dua kemungkinan, yaitu hipotesis itu diterima atau ditolak. e. Melakukan pembahasan

Setelah data-data dari lapangan didapatkan, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Data yang diolah dilakukan pembahasan. Pembahasan dilakukan berdasarkan sumber dari dasar teori. Pengolahan data ini pertama kali yang dilakukan yaitu menguji validitas dan reliabilitas. Analisis data juga sangat diperlukan dalam penelitian. Peneliti harus memilih sumber mana yang digunakan dalam analisis data.

f. Menarik kesimpulan

Setelah dilakukan penganalisisan data, maka akan dapat ditarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan pemecahan dari permasalahan yang terjadi di kelas dalam materi FPB dan KPK. Oleh

(13)

karena itu, di dalam kesimpulan bukan menciptakan suatu masalah baru melainkan pemecahan dari masalah yang diteliti. (Mugi Pamungkas. http://edukasi.kompasiana.com/2014/03/17/langkah-langkah-penelitian-639317.html)

2. Hipotesis secara statistik

Variabel dalam sebuah penelitian ada dua macam, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Sugiyono (2013), “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (hlm. 61). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model pembelajaran Course Review Horey (CRH). Sedangkan Variabel terikat pada penelitian ini yaitu hasil belajar. Hubungan variabel bebas-terikat di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Course Review Horey Hasil Belajar

(variabel bebas) (variabel terikat)

Martono (2012), beberapa definisi mengenai hipotesis menurut beberapa ahli di antaranya adalah:

a. Menurut James E. Greighton, hipotesis merupakan sebuah dugaan tentatif atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati. b. Menurut Lungberg, hipotesis merupakan sebuah generalisasi yang

bersifat tentatif, sebuah generalisasi tentatif yang valid yang masih harus diuji. Dalam tahap yang paling dasar hipotesis dapat berupa firasat, prediksi, ide imajinatif yang menjadi dasar penyelidikan lebih lanjut.

c. Menurut John W. Best, hipotesis merupakan prediksi yang baik atau kesimpulan yang dirumuskan dan bersifat sementara. Hipotesis

(14)

diadopsi untuk menjelaskan fakta-fakta atau kondisi yang diamati dan untuk membimbing dalam penyelidikan lebih lanjut. (hlm. 63-64).

Sugiyono (2013), Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. (hlm. 96). Hipotesis dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang akan diuji, biasanya dalam bentuk kalimat positif. Sedangkan hipotesis nol merupakan hipotesis yang masih diragukan, biasanya berbentuk kalimat negatif.

Hipotesis dalam penelitian ini ada dua macam. Hipotesis yang pertama adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh model pembelajaran Cooperatif Tipe Course Review Horey terhadap hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK.

b. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh model pembelajaran Cooperatif Tipe Course Review Horey terhadap hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK.

Hipotesis statistiknya yaitu: H0 :

Ha :

Keterangan:

: rata-rata hasil belajar pretest siswa pada materi FPB dan KPK : rata-rata hasil belajar posttest siswa pada materi FPB dan KPK

(15)

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran Cooperatif Tipe Course Review Horey dan yang tidak menggunakan model pembelajaran Cooperatif Tipe Course Review Horey terhadap hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK.

b. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada perbedaan pengaruh model pembelajaran Cooperatif Tipe Course Review Horey dan yang tidak menggunakan model pembelajaran Cooperatif Tipe Course Review Horey terhadap hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK.

Hipotesis statistiknya yaitu: H0 :

Ha :

Keterangan:

: rata-rata hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK yang diberikan perlakuan model pembelajaran Course Review Horey. : rata-rata hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK yang

diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. F. Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini yaitu meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan dua rata-rata (uji t) dan uji perbedaan dua rata-rata posttest kelompok kelas eksperimen. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Uji Normalitas

Menurut Ratnasari (2014), “uji ini bertujuan untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak diambil dari populasi normal”. (hlm. 30). Kriteria untuk menentukan data yang diujikan berdistribusi normal yaitu jika nilai signifikannya data > 0,05. Rumus yang digunakan untuk mencari chi-kuadrat hitung ( hitung) :

(16)

∑ ( ) Keterangan:

: Chi- Kuadrat

f0 : Jumlah data hasil observasi

fe : Jumlah/frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian diperoleh dengan membandingkan x2hitung dengan x2tabel

yaitu:

Jika x2hitung x2tabel, artinya data berdistribusi normal

Jika x2hitung x2tabel, artinya data tidak berdistribusi normal

(Riduwan, 2008, hlm. 182)

Penelitian ini untuk melakukan uji normalaitas menggunakan

Software Statistical Product and Solution (SPSS) versi 20. Adapun langkah-langkah yang digunakan yaitu sebagai berikut :

a. Buka lembar kerja SPSS 20

b. Klik “variabel view”, kemudian isi kolom “nama” dengan “kelas” pada baris 1 dan “nilai” pada baris 2. Ganti desimal dengan nilai “0” semuanya.

c. Klik data view, kemudian isi data “kelas” dan “nilai” sesuai data yang telah didapat.

d. Pilih menu analyze - pilih descriptive statistic – pilih explore.

e. Masukkan nilai ke dependent list, dan kelas ke factor list. Kemudian klik plots, beri tanda ceklis pada histogram dan normality plots with test, serta ganti none dengan power estimation.

f. Klik continue dan klik OK

2. Uji Homogenitas Variansi

Menurut Ratnasari (2014), uji ini digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen atau tidak,

(17)

atau mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. (hlm. 30).

Menurut Martono (2012, hlm. 185), untuk keperluan pengujian, hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut :

Ho = hipotesis memiliki varians yang sama (seragam)

Ha = hipotesis memiliki varians yang tidak sama

Untuk ketentuan pengujian hipotesis tersebut adalah : Apabila p value (sig.) > 0,05, maka Ho diterima

Apabila p value (sig.) ≤ 0,05, maka Ho ditolak

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS 20. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas menggunakan SPSS 20 :

a. Buka lembar kerja SPSS 20

b. Klik “variabel view”, kemudian isi kolom “nama” dengan “kelas” pada baris 1 dan “nilai” pada baris 2. Ganti desimal dengan nilai “0” semuanya.

c. Klik data view, kemudian isi data “kelas” dan “nilai” sesuai data yang telah didapat.

d. Pilih menu analyze - pilih descriptive statistic – pilih explore.

e. Masukkan nilai ke dependent list, dan kelas ke factor list. Kemudian klik plots, beri tanda ceklis pada histogram dan normality plots with test, serta ganti none dengan power estimation.

f. Klik continue dan klik OK

g. Tabel uji homogenitas berada di bawah tabel uji normalitas 3. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Riduwan (dalam Martono, 2012), pengujian dengan menggunakan t Test ini tergolong dalam uji perbandingan (komparatif) yang bertujuan untuk membandingkan (membedakan) apakah rata-rata kedua kelompok yang diuji berbeda secara signifikan atau tidak. Fungsinya adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi) hasil penelitian yang

(18)

berupa perbandingan keadaan kelompok dari dua rata-rata sampel. (hlm. 179).

Menurut Martono (2012, hlm. 186), untuk keperluan pengujian, hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut :

Ho = hipotesis memiliki rata-rata yang sama (identik)

Ha = hipotesis memiliki rata-rata yang tidak sama

Untuk ketentuan pengujian hipotesis tersebut adalah : Apabila p value (sig.) > 0,05, maka Ho diterima

Apabila p value (sig.) ≤ 0,05, maka Ho ditolak

Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata penelitian ini menggunakan SPSS 20. Berikut ini adalah langkah-langkah menggunakannya :

a. Buka lembar kerja SPSS 20

b. Klik “variabel view”, kemudian isi kolom “nama” dengan “nilai” pada baris 1 dan “kelas” pada baris 2. Ganti desimal dengan nilai “0” semuanya.

c. Klik data view, kemudian isi data “nilai” dan “kelas” sesuai data yang telah didapat.

d. Pilih menu analyze - pilih compare means – pilih independent-samples t test.

e. Masukkan nilai ke test variable (s), dan kelas ke grouping variable. Kemudian klik define groups, isi group 1 dengan angka 1 dan group 2 dengan angka 2.

f. Klik continue dan klik OK 4. Uji N Gain

Uji N Gain ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari pretest sampe posttest. Uji N Gain ini dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. N Gain dihitung dengan menggunakan

Microsoft Exel. Rumus dari N Gain adalah sebagai berikut : N Gain = Nilai maksimal = 100

Gambar

Tabel 3.4  Kriteria daya pembeda  0,00 – 0,20  Jelek (poor)

Referensi

Dokumen terkait

kelumpuhan plexus brachialis setelah puhan plexus brachialis setelah meng menganalisa 4 analisa 4 infant dengan paralisis yang infant dengan paralisis yang identik pada identik

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ketahanan suatu varietas tanaman padi terhadap serangan wereng batang coklat Koloni Cirebon melalui uji embun madu..

- Berbaris di depan kelas untuk menanamkan kedisiplinan (barisan yang palih rapih masuk paling dulu). Barisan dipimpin oleh ketua murid, setiap siswa memiliki kesempatan untuk

Penguatan lembaga pendidikan domestik untuk mencetak keahlian kritikal/spesialis yang diperlukan (terkait prioritas pembangunan) yang mana  keahlian ini belum dapat disediakan

Melihat latar belakang diatas, mendorong penulis untuk membuat sebuah animasi yang berjudul “Kapten Blangkon” dengan menggunakan teknik Rendering Passes menggunakan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGAJUAN SURAT IZIN

ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar.. Kerjasama

Selain hal tersebut, terdapat ketentuan norma di luar hierarki yang sesungguhnya bersifat mengatur, contoh peraturan-peraturan lembaga negara utama, Peraturan