BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM
TAKHASUS MI NU BUARAN
A. Analisis Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain secara khusus (baik metode, pemanfaatan berbagai sumber daya) untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. 1 Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama lebih sering menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Strategi ini efisien untuk digunakan, baik dari segi waktu maupun alat yang digunakan. Misal strategi pembelajaran yang berbentuk metode, untuk melaksanakan strategi pembelajaran ekspositori dapat digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, termasuk menyediakan dan menggunakan media pembelajaran. Hasil wanwancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran adalah sebagai berikut.
“Secara umum pembelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori, pembelajarannya dipusatkan pada guru, namun tidak jarang guru di
1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran; berorientasi Standar Proses Pendidikan,
setiap kelas menggunakan pembelajaran Kontektual, Karena pada dasarnya pembelajaran kontekstual ini mendasarkan sebuah kegiatan pembelajaran pada apa yang terjadi saat ini dan ramai diperbincangkan oleh masyarakat luas” ujar Kepala Madrasah.
Dalam kesempatan yang lain guru PAI menyampaikan,
“Walaupun strategi pembelajaran yang digunakan terkadang masih terpusat pada guru, namun metode, media dan pendekatan yang
digunakan berbeda, hal ini disesuaikan dengan materi yang diajarkan.”2
Untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran perlu diperlukan strategi yang tepat dalam penyampaiannya. Berdasarkan Dari hasil Wawancara dan Observasi diketahui bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah
Nahdhatul Ulama Buaran secara spesifik penggunaan strategi
pembelajaran yang diterapkan adalah penggunaan strategi ekspositori. Namun dalam mengimplementasikan strategi tersebut digunakan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang berbeda tergantung materi yang diajarkan.
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap
2
Hasil wawancara kepada Ibu Yulinda Karimah sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran tanggal 21 Maret 2016, pukul 12.30 - selesai
sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan
tersebut.3
Menurut peneliti untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai guru harus bisa menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan lingungan dan kondisi siswa. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama secara umum masih terkesan kurang. Penggunaan strategi pembelajaran ekspositori secara terus menerus akan membuat anak menjadi pasif. Maka akan lebih baik pembelajaran ekspositori tersebut dapat digunakan namun diimbangi dengan penggunaan metode yang dapat meaktifkan siswa dalam sebuah pembelajaran.
B. Analisis Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Program Takhasus Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran Pekalongan
1. Strategi Pembelajaran
Pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan mampu
mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas. Sungguhpun masyarakat berbeda-beda agama, ras, etnis, tradisi dan budaya, tetapi bagaimana melalui keragaman ini dapat dibangun suatu tatanan hidup yang rukun
3
damai dan tercipta kebersamaan hidup serta toleransi yang dinamis dalam
membangun bangsa Indonesia.4
Dari hasil wawancara dan Observasi peneliti, strategi pembelajaran di program takhasus memiliki perbedaan dengan program reguler, begitupula dalam bidang kurikulum terlebih pada Pendidikan Agama Islam, ada kurikulum tambahan yang dimasukkan yakni kurikulum kepesantrenan. Dimana materi yang ada didalamnya merupakan materi-materi Kepesantrenan yang di adopsi dari kitab-kitab Pengenalan dasar dari Pondok Pesantren Lirboyo. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran secara spesifik penggunaan strategi pembelajaran Konstektual.
“Di kurikulum kepesantrenan, Materi-materi kepesantren ini kita mengadopsi dari pesantren salaf, yakni pondok pesantren lirboyo, bukan menginduk ya mbak, jadi alurnya mereka (Pondok Pesantren Lirboyo) punya kitab, terus kita seleksi dan rangkum sendiri. Kita ambil kitab-kitab yang sifatnya masih dasar/pengenalan karna kita masih jalan baru 2 kelas, kelas 1 dan 2. Dan target kita mulai
memaknai pakai arab gundulnya baru nanti kelas 4 mbak”.5
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran secara spesifik penggunaan strategi pembelajaran yang diterapkan adalah sebagai berikut:
“Kalau untuk yang Takhasus kita lebih banyak ke pendekatan kontekstualnya, karna memang model pembelajarannya kan
4
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: Remaja Rosada Karya, 2002) hlm. 77.
5
Hasil Wawancara dengan Koordinator Bidang Program Takhasus sekaligus Guru PAI, Bapak Muhammad Anis Hilmy pada tanggal 21 Maret 2016 pukul 11.00- selesai.
menggunakan kurikulum kepesantrenan dan anak-anak kadang
memang lebih banyak di sangkutkan ke kehidupan sehari-hari kita”6
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul Ulama Program Takhasus menggunakan strategi Pembelajaran Kontekstual. Namun dalam mengimplementasikan strategi tersebut digunakan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang berbeda tergantung materi yang diajarkan.
Strategi sifatnya masih konseptual, dan untuk
mengimplementasikannya perlu digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu. Dengan kata lain strategi merupakan a plan of operation
achieving something sedangkan metode merupakan a way in achieving something. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Diantaranya, metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, simulasi, laboratorium,
pengalaman lapangan, brainstorming, debat dan lain sebagainya.7
Menurut Peneliti penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan peserta didiknya. Begitupula pada program takhasus hendaknya penerapan strategi ini harus dikondisikan dengan keadaan peserta didik dikelas, baik kelas satu dan dua. Penerapan strategi ini akan menjadi lebih baik apabila bisa diterapkan hingga ke kelas atas nantinya.
6Hasil Wawancara dengan Guru PAI, Ibu Fathirotul Hikmah pada tanggal 21 Maret 2016 pukul 12.30- selesai.
7
Kokom Komalasari, Pembelajaran Konstektual (Konsep dan Aplikasi), (Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm. 56.
2. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang, oleh Gladne Robertson dan Hellmut Lang sebagaimana dikutip Madjid dimaknai selain sebagai kerangka umum untuk praktek
professional guru.8 Dari hasil Wawancara dan Observasi yang peneliti
lakukan diperoleh hasil yakni pendekatan yang dilakukan di Program Takhasus Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama ini menggunakan
Pendekatan Konservatif atau lebih dikenal dengan Student Centered
Approach.
“Sebenarnya alasan kami memilih menggunakan Student Centered
Approach karena kami yakin dengan penerapan strategi dan
pendekatan yang demikian akan lebih dapat memudahkan anak dalam menerima pelajaran. Selain itu saya juga dapat menganalisa siswa
mana yang paham dan yang mana yang belum mbak”9
Hasil wawancara tersebut kemudian Peneliti buktikan dengan melakukan Observasi di kelas pada saat pelajaran Pendidikan Agama Islam pada hari sabtu tanggal 23 Maret pukul 09.00-10.00 WIB.
Didalam Pembelajaran Konstektual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata. Siswa menginternalisasi konsep penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Pembelajaran kontekstual menuntut guru
8
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran ( Bandung: PT Remaja Rosada Karya, 2013), hlm. 20.
9
Hasil Wawancara dengan Ibu Fathirotul Khikmah, Guru PAI Kelas 1 pada tanggal 21 Maret 2016 pukul 12.30- selesai.
mendesain lingkungan belajar yang merupakan beberapa bentuk
pengalaman mencapai hasil yang diinginkan.10
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pemebelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, terdapat dua jenis pendekatan pemebelajaran yaitu: 1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Student Centered
approach). 2) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered approach).11
Pemilihan pendekatan pembelajaran ini menurut peneliti sudah baik. Karena pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa bisa membantu siswa lebih pasif dan memudahkan dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Baik itu pelajaran yang didapatkan dari guru, maupun dari siswa lainnya.
3. Teknik Pembelajaran PAI
Pembelajaran yang bermakna bagi murid yakni pembelajran yang dapat dipahami dengan baik, untuk itu pembelajaran perlu ditentukan prosedur yang baik. Untuk mengajarkan materi PAI Kepesantrenan, Bu Fathirotul Khikmah menentukan prosedur pembelajarannya terlebih dahulu. Yang pertama beliau lakukan adalah membuat perencanaan
10Op. cit., hlm. 6. 11
pembelajaran, mulai dari membuat rincian minggu efektif, program tahunan, program semester, menyusun silabus, membuat RPP, serta merancang format penilaian yang akan digunakan untuk mengukur
ketercapaian kompetensi dari hasil belajar siswa.12
Adapun kegiatan pembelajaran setiap harinya diawali dengan apel pagi di dalam kelas pada pukul 07.00 WIB, dilanjutkan dengan Tadarus Quran Juz 30 dan doa sehari-hari, dilanjutkan dengan Sholat Dhuha berjamaah dipimpin oleh Bapak/Ibu Guru Wali Kelas Masing-masing, kemudian Pembelajaran Materi sampai jam 09.30. kemudian pada pukul 09.45 masuk kembali pembelajaran sampai jam 12.00 istirahat sekaligus Makan siang dan sholat Dhuhur berjamaah. Masuk kembali Pembelajaran Satu Jam Kemudian dilanjutkan dengan TPQ Integrasi sampai jam
14.00WIB.13
Menurut peneliti bentuk pembelajaran sehari-hari tersebut sudah baik. Namun akan menjadi lebih baik jika anak-anak di madrasah takhasus tidak hanya menggunakan konsep semi full day school tapi menggunakan asrama/pemondokan. Karena menurut peneliti dengan menggunakan konsep mondok keefektifan waktu yang digunakan akan menjadi berarti dan anak akan dapat menerapkan langsung metode pembiasan sehari-hari. 4. Metode Pembelajaran
Metode digunakan untuk mengimplementasikan dan merealisasikan rencana ynag sudah disusun agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai
12 Wawancara dengan Ibu Fathirotul Khikmah pada tanggal 21 Maret 2016. 13
secara optimal. Metode yang digunakan dalam merealisasikan strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini di Program Takhasus adalah Metode seperti Ceramah, Hafalan, Diskusi, Tanya Jawab, Audio Visual, dan Praktek.
Ibu fathirotul Khikmah Menjelaskan dalam Wawancara Pada tanggal 24 Maret 2016.
“Kalo di Kepesantrenan saya biasanya menggunakan Metode Ceramah mbak, soalnya kan melihat usia anak yang masih segitu jadi sepertinya belum mampu untuk diajak studi Kritis jadi yaa masih menggunakan Ceramah, Sorogan gitu mbak”
Dikesempatan yang lain Bapak Muhammad Anis Hilmy selaku Koordinator Program Takhasus Menambahkan,
“Biasanya juga menggunakan metode Hafalan juga mbak. Hafalan Nadhom. Tanya Jawab juga dipakai kok mbak. Paling 4 Metode itu sih kalo kepesantrenan”.
Bapak Khoirul Fatihin selaku Pengajar Mapel Pendidikan Agama Islam menuturkan.
“Kalau saya kadang selain Ceramah saya menggunakan Metode yang disisipi Audio Visual tapi kalo itu gak terus si mbak, saya juga sering ngasih tugas dan Resitasi buat anak-anak, biar anak-anak ittu bisa belajar dirumah. Selain itu biar anak juga gak jenuh saya kadang
sesekali menerapkan Metode diskusi kelompok gitu mbak”14
Metode dalam rangakaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.
14
Karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.15
C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pembelajaran Agama Islam pada Program Takhasus Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran Pekalongan
Ada beberapa Faktor yang dapat mempengaruhi strategi pembelajaran
yakni, Faktor raw input, Faktor Environment input, Faktor Instrumental
input. Adapun untuk faktor pendukung dan penghambat yang ada di program takhasus sebagai berikut.
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan segala sesuatu yang dapat
mendorong atau mempengaruhi dalam menjalankan Strategi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Program Takhasus Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran yakni sebagaimana pendapat dari bapak ibu guru kelas program takhasus adalah sebagai berikut.
a. Peran aktif Orang tua, dengan komunikasi yang terjalin secara
intensif kepada guru kelas di Takhasus banyak memberikan pendukung bagi strategi pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran. Tidak sedikit para orangtua yang peduli terhadap proses pembelajaran putra-putrinya. Sehingga guru menjadi lebih mudah memberikan hasil pembelajaran siswa-siswi
15
yang masih tertinggal agar orangtua di rumah dapat membimbing
dan mendampingi putra-putrinya secara lebih intensif.16 Didukung
dengan adanya Forum Silaturahmi Wali Murid Takhasus yang diadakan per tiga bulan sekali. Dengan agenda penyampaian informasi dan tindak lanjut oleh Kepala Madrasah, diskusi, dan penyampaian hasil belajar murid selama 3 bulan.
b. Peran aktifnya guru dengan kepala sekolah untuk melaksanakan
pembelajaran. Guru bisa sharing kepada kepala sekolah mengenai
segala kekurangan dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Karena kepala sekolah yang berhak menentukan keputusan dan wewenang untuk memeberikan kebijakan sekolah
2. Faktor Penghambat
Sedangkan untuk faktor yang menghambat terlaksananya strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Program Takhasus Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Buaran yaitu seperti:
a. Sarana dan Prasarana, dengan terpenuhinya sarana dan prasana
memungkinkan dapat mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi. Misalnya saja belum adanya pemondokan/asrama bagi siswa-siswi sehinga dalam pelaksanaannya belum dapat berjalan secara maksimal.
b. Disiplin waktu yang kurang, maksudnya Keterlambatan beberapa
siswa di kelas dalam hal menulis kadang membuat waktu menjadi
16 Hasil wawancara dengan Ibu Fathirotul Khikmah sebagai guru kelas 1 Program
tidak efektif bagi siswa yang lain. Hal tersebut membuat siswa yang sudah selesai menjadi memiliki waktu untuk bermain. Sehingga menjadi tidak fokus dalam belajar.
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi strategi pembelajaran. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. Selain itu ada juga faktor-faktor instrumental misalnya, sarana prasarana,
kurikulum, pedoman bahan ajar.17
17