• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

20

KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Kemasan

Menurut Klimchuk dan Krasorvec (2007, p33), desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengindentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Kemasan sebagai media informasi. Kemasan selain berfungsi sebagai pembungkus yang melindungi suatu produk juga berfungsi sebagai media informasi, di mana di dalamnya tercantum segala sesuatu tentang produk yang dapat memberikan informasi kepada konsumen. Salah satu contoh informasi pada kemasan adalah tanggal kadaluwarsa sebuah produk. Sebelum membeli suatu produk biasanya konsumen akan memeriksa tanggal kadaluwarsa produk tersebut yang tertera pada kemasan. Contoh lain informasi pada produk sabun mandi, tentu sebelum membeli, konsumen khususnya wanita, akan melihat kandungan apa saja yang ada dalam produk sabun mandi tersebut. Jika informasi yang dicantumkan pada kemasan lengkap, maka konsumen dapat dengan mudah memilih sabun mandi mana yang akan ia beli sesuai dengan kebutuhannya. Informasi yang lengkap juga dapat menjadi jaminan terpercaya dari suatu produk kepada konsumen.

Penyelesaian masalah visualisasi adalah inti dari desain kemasan. Masalah visualisasi itu dapat berupa pengenalan produk baru atau peningkatan penampilan produk yang sudah ada. Dibutuhkan cara penyelesaian untuk masalah desain tersebut hingga menjadi solusi yang inovatif, salah satunya dengan proses kreativitas mulai dari menentukan konsep dan sketsa hingga desain tiga dimensi, analisis desain, dan penyelesaian masalah teknis. Tujuannya bukan untuk menciptakan penampilan desain yang menarik secara visual karena desain kemasan yang hanya indah dipandang tidak bisa menggaet pasar dengan sukses. Pencapaian tujuan strategis dan target pemasaran secara kreatif melalui solusi desain yang tepat adalah fungsi utama desain kemasan.

Desain kemasan juga berfungsi sebagai alat identifikasi dalam pemasaran. Dengan banyaknya pilihan dari konsumen maka muncullah kompetisi produk. Desain kemasan berfungsi untuk mengkomunikasikan perbedaan produk secara visual. Sebab tanpa desain kemasan yang berbeda aasas

(2)

untuk semua merek produk, termasuk susu, minuman, maupun makanan kaleng akan tampak sama.

Label pada kemasan Sirup Astina ini belum berhasil dalam mengidentifikasikan produknya. Beberapa pendapat responden yang mengisi kuisioner menyatakan bahwa desain kemasan kurang menarik dan kurang terlihat kesegaran dari sirup. Informasi yang tertera pada kemasan sudah cukup lengkap. Desain visual kemasan Sirup Astina belum digarap dengan konsep yang matang sehingga solusi desain yang dipakai sekedarnya saja. Prinsip Desain Packaging

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007, p79-80) prinsip desain mengenai tata letak desain kemasan yang efektif terdiri atas:

1. Keseimbangan

Keseimbangan adalah konvergensi elemen-elemen atau bagian-bagian untuk menciptakan suatu desain yang membuat penampilan

“keseluruhan”. Keseimbangan visual bisa diciptakan secara simetris maupun asimetris.

2. Kontras

Kontras diciptakan ketika elemen-elemen ditempatkan sedemikian rupa sehingga menekankan perbedaan. Kontras bisa berupa bobot, ukuran, skala, warna, nilai, atau dinamika positif dan negatif suatu ruang. 3. Intensitas

Intensitas adalah keseimbangan antar elemen yang berseberangan. Suatu tata letak yang menggunakan prinsip intensitas dapat menstimulasi ketertarikan visual dengan memberikan penekanan lebih pada salah satu elemen.

4. Positif dan Negatif

Positif dan negatif mengacu pada hubungan yang berlawanan antar elemen-elemen desain dalam suatu komposisi. Objek atau elemen

menunjukkan bagian positif dan ruangan atau lingkungan di mana elemen berada menjadi bagian negatif.

5. Nilai

Nilai diciptakan oleh terang atau gelapnya warna. Menerapkan prinsip nilai merupakan cara yang berguna untuk mengontrol perhatian pembeli atau pengamat melalui kontras terang dan gelap.

6. Bobot

Bobot mengacu pada ukuran, bentuk, dan warna visual dalam kaitannya dengan elemen-elemen lain.

(3)

7. Posisi

Posisi adalah penempatan elemen-elemen dalam kaitannya antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam format visual. Posisi menciptakan poin fokus yang selanjutnya mengarahkan mata pembeli atau pengamat. 8. Urutan (alignment)

Pengurutan adalah penyusunan elemen-elemen visual dalam

pengelompokkan logis yang nyaman bagi persepsi manusia dan secara visual mendukung alur informasi.

9. Hirarki

Hirarki diciptakan dengan pengorganisasian elemen-elemen visual dalam tahap-tahap atau tingkatan urutan kepentingan. Tingkat dominasi yang diberikan ke elemen dapat dikomunikasikan secara visual melalui ukuran, bobot, nilai, posisi, urutan, dan skala.

10. Tekstur

Suatu komposisi dua dimensi dapat mengkomunikasikan tekstur melalui pemakaian gaya desain. Tekstur bisa memberikan suatu kedalaman komposisi atau dapat mensimulasikan kualitas fisik seperti halus, kasar, atau berbutir.

Kemasan Sirup Astina yang ada saat ini sudah cukup baik karena telah memenuhi fungsi melindungi isi produk serta cukup informatif. Namun disayangkan, desain kemasan Sirup Astina masih belum menerapkan prinsip nilai dalam visual kemasannya sehingga kemasan kurang menonjol dibanding produk lain yang sejenis. Oleh karena itu pada desain kemasan yang baru diterapkan prinsip nilai ini dengan memilih warna-warna bright yang ceria agar produk Sirup Astina ini dapat mengontrol perhatian konsumen, pada saat dijajarkan dengan produk sejenis.

4.1.1 Teori Warna

Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain kemasan. Menurut Leatrice Eiseman (2000, p6-7) dalam buku “Pantone:Guide to Communication with Color”, warna adalah salah satu alat komunikasi non-verbal, di mana warna merupakan metode tercepat untuk menyampaikan pesan dan makna dari sebuah komunikasi. Efek psikologi dari warna itu sama kuatnya dengan bahasa verbal dalam memberikan sugesti ke dalam pikiran manusia. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemasan atau produk sebelum fitur visual lainnya.

Pemilihan warna harus disesuaikan dengan makna dan efek psikologinya, karena masing-masing warna memiliki makna dan psikologi yang memberikan kesan dan efek tertentu.

(4)

Warna dibagi dalam 3 kategori, yaitu terang, sedang, dan muda. Umumnya warna terang adalah warna-warna muda yang bila digunakan akan lebih dahulu menarik mata manusia untuk melihat dibanding warna-warna yang lebih gelap atau warna tua.

Warna-warna yang akan dipakai untuk kemasan Sirup Astina ini adalah sebagai berikut:

1. Merah

Dalam buku Desain Kemasan ( Klimchuk dan Krasovec, 2007, p108 ) dijelaskan bahwa dalam desain kemasan warna merah umumnya digunakan sebagai penarik perhatian. Warna merah dapat melambangkan kekayaan rasa buah strawberi, raspberi, apel, atau ceri. Dapat juga bersifat merangsang dan intens, dan membuat produk mendominasi kategori secara visual.

2. Oranye

Warna oranye adalah hasil dari suatu kombinasi warna yang ceria, mengundang, dan cukup menarik perhatian. Menurut buku Desain Kemasan ( Klimchuk dan Krasovec, 2007, p108 ) warna oranye dapat mengkomunikasikan merek yang kuat dan energik, juga dapat mengkomunikasikan rasa segar dan rasa buah-buahan.

3. Kuning

Warna kuning menstimulasi mata, meskipun demikian ketika digunakan dalam batas yang wajar, warna kuning menjadi warna yang paling menarik perhatian. Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007, p108) dalam kategori produk makanan, warna kuning sering dipakai untuk mengkomunikasikan rasa jeruk, kesehatan, dan kesan segar. Menurut Leatrice Eiseman dalam buku “Pantone:Guide to Communication with Color” (2000, p31), warna kuning mencerminkan sesuatu yang penuh semangat, ceria, dan eye catching.

4. Hijau

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007, p109) warna hijau mengkomunikasikan alami dan melambangkan warna yang membumi, damai, hidup, muda, segar, dan organik. Dalam pemakaian warna untuk penjelasan rasa pada desain kemasan, warna hijau melambangkan mint, asam, apel, dan jeruk nipis. Dalam lingkungan pemasaran yang kompetitif, warna hijau semakin banyak dipakai dalam desain kemasan untuk menandakan produk yang bermanfaat untuk kesehatan.

5. Ungu

Dalam buku Desain Kemasan ( Klimchuk dan Krasovec, 2007, p111 ) untuk kategori produk makanan, ungu mengindikasikan rasa buah beri, seperti anggur dan blueberry. Warna ungu melambangkan perasaan segar, eksotik, fun, dan berani.

(5)

6. Putih

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007, p112) putih mengkomunikasikan kemurnian, kesegaran, kesucian, kebersihan, keefektifan, dan kebenaran. Putih dapat dikonotasikan salju atau dingin. Warna putih merefleksikan cahaya dan membuat warna di sekitarnya lebih menonjol.

7. Emas

Warna emas yang diambil dari warna logam mulia ini menyimbolkan kemewahan dan kekayaan bagi penggunanya, juga menunjukkan kekekalan dan kesetiaan (http://desaingratis.com/info/filosofi-warna/).

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007, p210), pemilihan warna dieksplorasi, dengan penekanan tertentu pada pemilihan palet warna yang tepat untuk komunikasi visual pesan produk. Pertimbangan warna dalam proses desain meliputi:

- Warna dalam kaitannya dengan kompetisi;

- Warna sebagai sarana untuk mengidentifikasi ragam lini produk dengan jelas;

- Warna untuk mengkomunikasikan kepribadian, fitur, atau tema khusus; - Warna untuk mengkomunikasikan rasa, aroma, atau bumbu.

Untuk kemasan Sirup Astina yang sekarang ini menggunakan dominan warna orange dan emas. Sedangkan untuk kemasan yang baru akan menggunakan warna-warna yang terang dan disesuaikan dengan masing-masing varian rasa, agar terlihat kesan yang segar dan masing-masing-masing-masing warna dapat mengindikasikan masing-masing varian.

4.1.2 Teori Tipografi

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007, p87), dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk.

Tipografi untuk desain kemasan haruslah:

 Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya;

 Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi;

 Dapat dimengerti oleh segala pengamat yang berbeda-beda latar belakangnya;

 Serta dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk.

(6)

Pada produk Sirup Astina menggunakan jenis huruf sans serif, karena font sans serif cenderung digunakan untuk hal-hal yang semi formal dan santai. Penggunaan font dan penerapan dalam label kemasan sudah baik dan mudah dibaca dari jauh.

4.1.3 Teori Logo

Pada dasarnya logo ada 2 macam yaitu logogram dan logotype. Logogram merupakan logo yang terdiri dari gambar atau ilustrasi atau pictogram, sedangkan logotype merupakan logo yang terdiri dari huruf maupun tulisan. Pada perancangan ulang kemasan Sirup Astina ini, logo yang akan digunakan adalah logotype.

Dalam logoresource.com dijelaskan bahwa logotype berasal dari kata logo dan type (Merriam-Webster Dictionary), merupakan sebuah huruf atau sebuah plat yang dicetakan dan yang memiliki makna, biasa dipergunakan sebagai nama surat kabar atau lambang.

Logotype merupakan bentuk ekspresi dan bentuk visual dari konsepsi perusahaan, produk, organisasi maupun institusi. Logotype juga merupakan lambang visual yang memiliki bentuk yang berasal dari filosofi organisasi yang bersangkutan.

Logo Astina yang lama hanya memperlihatkan tulisan “ASTINA” di atas bentuk geometris sebagai logotype. Logo tersebut terlihat kurang menarik sehingga kurang menampilkan cita rasa dari produk Sirup Astina ini. Untuk kemasan yang baru jenis huruf yang digunakan untuk logo adalah sans serif dengan mengubah sedikit tipe huruf yang sudah ada agar memenuhi kriteria desain kemasan dan menciptakan identitas merek yang unik, khas, dan eksklusif.

4.2 Strategi Kreatif

Berdasarkan data dan analisa yang telah dipaparkan di dalam bab 2, serta fakta-fakta bahwa Sirup Astina mempunyai keunggulan dengan bahan gula asli dan satu-satunya sirup buatan Temanggung, namun tidak diimbangi dengan desain kemasan yang menarik, maka disimpulkan untuk merancang ulang kemasan Sirup Astina produksi Putra Perkasa dengan strategi-strategi sebagai berikut:

4.2.1 Strategi Komunikasi 4.2.1.1 Fakta Kunci

- Sirup asli buatan Temanggung

- Sirup Astina adalah sirup home industry yang tidak menggunakan pemanis buatan dan memiliki delapan varian rasa.

(7)

- Sirup Astina adalah sirup home industry yang menggunakan bahan-bahan berkualitas namun harga tetap terjangkau.

- Sirup Astina belum memiliki sistem desain visual, tampak pada tidak adanya kesinambungan antara konsep desain dan visualisasi dalam kemasan Sirup Astina ini, baik dari sisi nama “Astina”, elemen grafis yang dipakai, warna, maupun tipografi.

4.2.1.2 Keywords - Murni - Segar - Ceria - Keluarga

Murni ini mewakili bahan dasar dari Sirup Astina yaitu gula pasir murni dan tanpa bahan pengawet. Segar dan ceria dipilih sebagai keywordsuntuk menunjukkan keuntungan secara emosional kepada target audience. Sirup Astina ini ditujukan untuk keluarga pada khususnya.

4.2.1.3 Moods / Tone and Manner Segar,modern,colorful, dan ceria.

Moods yang akan ditampilkan adalah sesuatu yang segar, colorful, dan ceria, namun tetap modern.

4.2.1.4 Target Audience Geografi

Target audience dari Sirup Astina ini berlokasi di Temanggung dan sekitarnya.

Demografi

Target audience dari Sirup Astina ini adalah : Usia : Dewasa (30-40tahun) Gender : Wanita

Kelas Sosial : B (menengah) Pekerjaan : Ibu rumah tangga Psikografi

Target audience dari Sirup Astina ini adalah ibu-ibu yang sayang dengan keluarganya, ingin sesuatu yang segar untuk keluarga, dan suka yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.

(8)

4.2.1.5 Benefit

Rational Benefit

 Dengan kemasan yang baru Sirup Astina mampu bersaing dengan kompetitor.

 Kemasan yang baru dapat membantu konsumen untuk mengingat produk ini.

Emotional Benefit

 Dengan tampilan yang baru yang semakin baik yang

memberikan persepsi kepada konsumen bahwa Sirup Astina enak dan mendorong konsumen untuk membelinya.

4.2.1.6 Positioning

Sirup Astina ini memposisikan dirinya sebagai sirup Temanggung yang menyegarkan keceriaan keluarga.

4.2.1.7 Big Idea

Segarkan Keceriaan. 4.2.1.8 Key message

Sirup Astina Temanggung adalah sirup dengan bahan dasar gula murni yang menyegarkan keceriaan keluarga Anda.

4.2.1.9 Mood Visualisasi Warna

Digunakan kombinasi pola warna bright untuk mencerminkan nilai segar dan ceria. Seperti warna-warna berikut ini.

Gambar 5

(9)

Tipografi

Jenis huruf yang akan digunakan adalah sans serif. Logo

Menggunakan jenis huruf sans serif dengan mengubah sedikit tipe huruf yang sudah ada agar menjadi desain tipografi yang khas Sirup Astina.

4.3 Pemilihan Media

Perencanaan media (item) yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

1. Logo / product brand (sebagai simbol / tanda pengenal produk Sirup Astina bagi produsen, distributor, dan konsumen).

 Label pada botol kaca ukuran 620ml 2. Sirup Astina Rasa Framboise

3. Sirup Astina Rasa Nanas 4. Sirup Astina Rasa Leci 5. Sirup Astina Rasa Melon 6. Sirup Astina Rasa Rose 7. Sirup Astina Rasa Jeruk 8. Sirup Astina Rasa Anggur 9. Sirup Astina Rasa Buah Campur

 Kemasan Paket / Special Pack 10. Paket 3 in 1 Idul Fitri + label

11. Paket 3 in 1 Natal dan Tahun Baru + label

Item promotion 12. Gelas plastik 13. X-banner 14. Flag Chain 15. Stand Booth 16. Hanging mobile

Referensi

Dokumen terkait

Yang membedakan dengan penelitian saat ini adalah mempromosikan salah satu potensi wisata Blitar yang ada di Kelurahan Karangsari Kota Blitar agar dikenal sebagai Kampung

menayangkan tentang para pekerja keras yang hanya dipandang sebelah mata oleh pihak- pihak yang ingin mengambil dan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa melihat atau

sehingga elevasi penambahan endapan sedimen maksimal yang boleh terjadi di Bendung Sei Tibun sampai elevasi pintu pengambilan adalah -0,10 m; (2) Sedimen suspensi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CRH telah mencapai KKM,

Penelitian dilakukan dalam dua fase, terdiri dari penyesuaian simpangan struktur model dengan simpangan terukur pada kondisi sesungguhnya untuk mendapatkan konstanta kekakuan

Berdasarkan hasil kuesioner, indikator efisiensi dinilai baik dengan skor 77.04% yang menunjukkan bahwa responden menilai audit operasional yang dilakukan terhadap

Hasil yang dikeluarkan berupa pendukung keputusan dalam menentukan lokasi gudang baru milik Roti Kuro Subang berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan menggunakan

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,