EFEKTIVITAS PUG DALAM
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP
Oleh :
Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Disampaikan Pada Acara Koordinasi dan Sinkronisasi
Pengarusutamaan Gender dalam Mendukung PSP Serpong, 11 s/d 13 Desember 2013
Latar belakang
1. Pembangunan pertanian diarahkan pada peningkatan produksi yang berkelanjutan. Salah satu langkah berfokus pada pengembangan lahan pertanian dan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia.
2. Perlu perencanaan yang Responsif Gender, terutama untuk :
Menjamin pelaksanaan program PSP yang lebih mantap, berkesinambungan, dan mencapai tingkat kemungkinan keberhasilan yang tinggi, dengan mempertimbangkan pengalaman, aspirasi, permasalahan dan kebutuhan perempuan dan laki-laki.
Memperkecil kesenjangan gender yang terjadi di berbagai
bidang pembangunan, termasuk kegiatan prasarana dan sarana untuk pertanian.
PROGRAM PSP RESPONSIF GENDER
PEMAHAMAN PUG BID PSP Solusi : TOR dan GBS
KEMAMPUAN
ANALISIS
GENDER
DETEKSI KESENJANGAN GENDER -Kebutuhan -Permasalahan -Potensi PROGRAM PSP DENGAN DATA TERPILAH PEMAHAMAN KONSEP GENDER 1 2 3 4 5 6PROGRAM
PSP
RESPONSIF
GENDER
+
=
HASIL LEBIH EFEKTIF DAN DAPAT DIMANFAATKAN
SEMUA KELOMPOK
SASARAN (LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN)
KERANGKA PEMIKIRAN
PROGRAM PRASARANA DAN SARANA PERTANIANPENDEKATAN
GENDER
Kelompok Sasaran (laki-laki & perempuan)
• Memperoleh
akses
yang sama
kepada
sumberdaya
pembangunan PSP ;
• Ber
partisipasi
yang
sama
dalam
proses
pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian,
termasuk proses pengambilan keputusan ;
• Memiliki
kontrol
yang sama
atas
sumber daya
pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian;
dan
• Memperoleh
manfaat
yang sama
dari
hasil
pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian.
1. menciptakan kesetaraan gender dan mengurangi ketidakadilan gender yang menyangkut perbaikan kualitas (kondisi) dan peranan (posisi) laki - laki dan perempuan pada setiap proses pengambilan keputusan dalam keluarga dan masyarakat, serta memperoleh peluang berpartisipasi dalam kegiatan prasarana dan sarana pertanian.
2. Mengoptimalkan sumber daya manusia (perempuan dan laki-laki) dalam pelaksanaan dan pengembangan kegiatan prasarana dan sarana pertanian.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta partisipasi perempuan baik disektor formal maupun informal
TUJUAN PELAKSANAAN PUG MENDUKUNG
PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN (PSP)
KEBIJAKAN DITJEN PSP
DALAM PELAKSANAAN PUG
1. Menerbitkan SK Dirjen PSP tentang Pembentukan POKJA Pelaksanaan PUG
2. Melaksanakan Kegiatan PUG melalui Alokasi Dana Pusat maupun Tugas Pembantuan pada kegiatan PSP TA. 2010 s/d TA. 2013
3. Menerbitkan Pedoman Teknis Pilot Project Pengembangan Optimasi Lahan Responsive Gender
4. Menerapkan Anggaran Responsif Gender pada Kegiatan PSP mulai TA. 2010 s/d TA. 2013, dengan pilot kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Responsive Gender
1. akses dan partisipasi pelaku kegiatan prasarana dan sarana pertanian terbuka baik untuk laki-laki maupun perempuan, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan
2. Melalui program pelatihan PUG terwujud peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka meningkatkan kemampuan ekonomi kelompok sesuai dengan peluang dan potensi yang ada di lokasi
3. Manfaat program PSP dapat dirasakan oleh penerima manfaat laki-laki maupun perempuan
4. Terwujudnya proses perencanaan responsif gender dalam mendukung kegiatan prasarana dan sarana pertanian di pusat dan daerah terutama dengan diterapkannya metode PRA untuk memunculkan data terpilah
9
Melakukan praktek Participatory Rural Appraisal (PRA) yang berspektif gender
Terwujudnya proses perencanaan responsif gender dalam mendukung kegiatan prasarana dan sarana pertanian di pusat dan daerah
Mendapatkan data dan informasi perkembangan
pelaksanaan kegiatan responsif gender di kabupaten
pelaksana.
Memperoleh gambaran keinginan/ usulan petani yang sesuai dengan lokasi dan kebutuhan petani dalam menunjang kesejahteraan dan pendapatan petani
Perbandingan Hasil Analisis Teknik Pra Dengan Pelaksanaan CPCL Di Lapangan NO PRA NO CPCL 1. 2. 3. 4.
HASIL PERENCANAAN DARI BAWAH KE ATAS.
KEGIATAN YANG DIUSULKAN MERUPAKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT/ PETANI.
SUDAH ADA KESIAPAN
MASYARAKAT/ PETANI SEBELUM KEGIATAN DILAKSANAKAN.
PERAN PEREMPUAN DILIBATKAN MULAI DARI PERENCANAAN,
PELAKSANAAN, MONITORING DAN EVALUASI 1. 2. 3. 4. KECENDRUNGAN HASIL
PERENCANAAN DARI ATAS KE BAWAH.
KECENDRUNGAN KEGIATAN KEINGINAN DARI PIMPINAN/ TITIPAN DARI PIHAK TERTENTU
HARUS MELAKUKAN. SOSIALISASI TENTANG KESIAPAN
MASYARAKAT/ PETANI
SANGAT SEDIKIT ATAU BAHKAN PEREMPUAN DIABAIKAN DALAM PENENTUAN CPCL .
NO PRA NO CPCL 5.
6.
7.
PELUANG PARTISIPASI PETANI LEBIH NYATA.
HASIL PRA MERUPAKAN ANALISA POTENSI DAN KEBUTUHAN DILOKASI
TERSEBUT, SEHINGGA DAPAT DIGUNAKAN OLEH SUB
SEKTOR/PIHAK LAIN DALAM MENGALOKASIKAN KEGIATAN KEGIATAN DILAPANGAN
NANTINYA AKAN
BERKELANJUTAN KARENA PETANI MERASA DILIBATKAN SERTA MEMPUNYAI RASA
MEMILIKI TERHADAP KEGIATAN KARENA MEREKA IKUT
MELAKSANAKAN
5.
6.
7.
PARTISIPASI PETANI TERKESAN PAKSAAN.
KELUARAN DIPERUNTUKAN KEGIATAN PSP SAJA
KEGIATAN CENDRUNG HANYA SELAMA ADA PROYEK DAN KELOMPOK TANI SERING KELOMPOK TANI YANG BARU DIBENTUK
13
1. Kegiatan PUG TA. 2011 terintegrasi dengan kegiatan TP PIP dan Konservasi DAS Hulu TA. 2011
2. Lokasi di 15 Propinsi tersebar di 25 Kabupaten
3. Kegiatan PUG pada Kegiatan PIP dan Konservasi DAS Hulu, ditujukan agar :
Pelaku kegiatan PIP maupun konservasi DAS Hulu (laki-laki maupun perempuan) mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan serta penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
UJICOBA PENGINTEGRASI PUG DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN
16
1. Kegiatan PIP yang responsive gender dan evaluasi kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatip (PIP) yang responsive gender di 3 Provinsi : 1). Jawa Timur pada Kabupaten Pasuruan, 2). Jawa Tengah pada Kabupaten Sragen, dan 3). Jawa Barat pada Kabupaten Indramayu.
2. Pilot Project Optimasi Lahan yang Responsive Gender pada 2 provinsi di 3 kabupaten yaitu 1). Jawa Barat (Kabupaten Bogor), dan 2) Jawa Tengah (Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara)
3. Evaluasi pengarusutamaan gender pada wilayah kegiatan PUAP di 6 Provinsi : 1). Sumatera Barat (2). Nusa Tenggara Barat 3). Sulawesi Selatan 4). Kalimantan Selatan 5). Jawa Tengah 6). Jawa Barat
Pelatihan PRA tenttang Pembangunan/ Rehab Jaringan Irigasi
Penggalian potensi dan masalah yang dipandu oleh fasilitator
Belajar di lapangan tentang rehabilitasi Jaringan Irigasi
21
Pilot Project Pengembangan Optimasi Lahan Responsive Gender melalui Optimasi Lahan Pekarangan dilaksanakan di 5 provinsi yaitu 1). Jawa Barat, 2). Banten, 3). Jawa Timur, 4). DIY, 5). Jawa Tengah
Pilot Project Pengembangan Optimasi Lahan
Responsive Gender
23
Pelaksanaan kegiatan optimasi lahan pekarangan TA. 2013 di Komplek Perumahan Bermis, Serpong, tangerang
24
Pelaksanaan kegiatan optimasi lahan pekarangan TA. 2013 di Komplek Perumahan Citayam, Bogor
25
Pelaksanaan kegiatan optimasi lahan pekarangan TA. 2013
PENYUSUNAN DATA TERPILAH
Pengertian Gender Statistik (Data Terpilah)
• data yang dipilah dalam kelompok laki-laki dan perempuan
Pentingnya Data Terpilah
• memberi gambaran tentang posisi, kondisi dan kebutuhan kelompok perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang pembangunan
• Pemetaan kebutuhan perempuan dan laki-laki penting dalam perumusan perencanaan
27
KATEGORI
Data Terpilah di Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian:
• Data Terpilah Pelaku Kegiatan PSP
• Memberikan gambaran karakteristik Sumber Daya
Manusia Ditjen PSP dengan berbasis gender.
Data Terpilah Petani Penerima Manfaat dan Pelaku
Kegiatan Onfarm
• Memberikan gambaran karakteristik pelaku onfarm
dan penerima manfaat kegiatan Ditjen PSP di daerah
(PIP Tahun 2011 – 2013)
28
PERENCANAAN PUG T.A 2014
TUJUAN
•Melibatkan petani laki-laki maupun
perempuan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan , monitoring dan evaluasi •Mengumpulkan data terpilah KEGIATAN •Penyusun Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan PSP Berbasis Gender •Sosialisasi dan Pengumpulan Data Terpilah •Penyusunan Perencanaan Partisipatif
•Pelatihan Teknik Analisis Gender
•Koordinasi dengan instansi terkait
• Menumbuhkan kesadaran petani melalui PUG dalam pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dalam bentuk optimasi lahan pertanian
• Melakukan pembinaan kepada petani ( laki-laki dan perempuan ) untuk meningkatkan tutupan vegetasi dengan tanaman produktif sekaligus meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kondisi sosial
ekonomi pertanian
UPAYA
• Mencegah terjadinya alih fungsi ke non pertanian dengan pemanfaatan lahan tidur untuk
pengembangan pertanian
• Meningkatkan partisipasi dan kesadaran petani (laki-laki dan perempuan)
• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, pendapatan serta kesejahteraan petani laki-laki dan perempuan
KESIMPULAN
Secara Umum kelompok mudah menyadari bahwa sebenarnya perempuan mempunyai peran yang penting dalam proses perlibatan mulai dari tahapan perencanaan maupun tahapan pelaksanaan. Meskipun secara budaya adanya kecenderungan dominasi laki-laki, tetapi kelompok punya pandangan bahwa adanya keterlibatan perempuan baik dalam tahapan persiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan akan meningkatkan kualitas pekerjaan yg lebih baik