PENDAHULUAN
Latar Belakang
Allah SWT menciptakan lelaki dan perempuan dalam bentuk yang terbaik dengan kedudukan yang paling mulia. Lelaki dan wanita mempunyai kebolehan yang sama, walaupun wanita melakukan perkara yang sama kerana mereka boleh, lelaki juga sama.
Fokus Penelitian
Orang tua merupakan wadah yang pertama dan utama dalam inisiasi pendidikan bagi anak, karena orang tua membentuk segala sesuatunya sebagai titik tolak pendidikan yang baik demi kesetaraan gender di kemudian hari. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Orang Tua Terhadap Kesetaraan Gender Dalam Pendidikan Anak Di Desa Penarukan Kecamatan Buleleng Singaraja Bali.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk mengetahui tentang kesetaraan gender dalam pendidikan di Desa Penarukan, Kecamatan Buleleng Singaraja, Bali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi nyata kepada pembaca tentang pentingnya kesetaraan gender dalam pendidikan anak.
Definisi Istilah
Dalam hal ini, guru perempuan dan laki-laki mempunyai peran yang sama dalam mengambil keputusan untuk bersekolah atau tidak. Keputusan sekolah menjamin manfaat yang adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki, atau tidak.
Sistematika Pembahasan
Misalnya dalam hal pelatihan guru, akses beasiswa untuk melanjutkan pendidikan diberikan kepada guru perempuan dan laki-laki secara adil dan setara atau tidak. Dalam hal ini apakah pejabat sekolah sebagai pengambil keputusan didominasi oleh gender tertentu atau tidak.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Sedangkan penelitian ini lebih fokus membahas persepsi orang tua terhadap kesetaraan dalam pendidikan anak. Sementara itu, penelitian ini membahas tentang persepsi orang tua terhadap kesetaraan dalam pendidikan anak.
Kajian Teori
2015 Penelitian tentang persamaan kedudukan antara lelaki dan perempuan di sisi Allah dalam Surat An-Nisa'. Selain ayat di atas, terdapat ayat-ayat al-Quran yang menyatakan persamaan antara lelaki dan perempuan.
Lokasi Penelitian
Subjek Penelitian
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan atau sumber pertama yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan informan, antara lain :. Responden yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang tua yang masing-masing terdiri dari 5 orang tua beragama Islam dan 5 orang tua beragama Hindu. Data sekunder merupakan data yang diperoleh sebagai penunjang data primer berupa observasi dan berbagai referensi, buku-buku yang berkaitan dengan kebutuhan yang dibutuhkan.8.
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa kesetaraan gender berarti laki-laki dan perempuan setara dalam hal kemampuannya. Dalam masyarakat Desa Penarukan masih bersifat patriarki dimana laki-laki mempunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan perempuan. Dalam kegiatan memasak, laki-laki dan perempuan harus saling membantu.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dikatakan bahwa kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan tidak harus berbeda. Menurut ibu ini, kesetaraan gender terdiri dari persamaan dan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama dan kesempatan yang sama.
Di Desa Penarukan misalnya, masih terdapat sistem patriarki antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa dalam Al-Qur’an kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sama, setara. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa kesetaraan gender berarti laki-laki dan perempuan adalah sama.
Analisis Data
Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan suatu konsep yang menunjukkan keabsahan dan kondisi data dalam suatu penelitian. 19 Pengujian keabsahan data dalam penelitian ditekankan pada pengujian keabsahan data. Pengolahan data merupakan tahapan yang tidak dapat dihindari dalam penelitian apapun, baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Pengolahan data dan analisis data berlangsung terus menerus sejak penelitian di lapangan sampai kembali dan setelah pengumpulan data.
Triangulasi merupakan teknik yang memadukan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.20. Langkah-langkah yang peneliti gunakan adalah untuk tujuan pengendalian atau sebagai pembanding data.21 Teknik triangulasi yang paling sering digunakan adalah pengendalian melalui sumber lain. Triangulasi sumber adalah teknik pengecekan baik keabsahan data yang diperoleh dari sumber tertentu, kemudian membandingkan data yang diperoleh melalui alat yang berbeda, melalui pernyataan yaitu membandingkan data hasil wawancara dengan Kepala Desa/Lurah (I Gede Aryana Yasa BSc), Kelian Adat Pakraman Desa Penarukan (Jro Dalang Paneca), ketua masyarakat Jarat (Syahbirin).
Metode triangulasi yaitu memeriksa tingkat kredibilitas temuan penelitian dari beberapa metode pengumpulan data dan memeriksa tingkat kredibilitas beberapa informan dengan menggunakan metode yang sama dengan cara memeriksa dan membandingkan hasil wawancara dengan kepala desa/kepala desa (I Gede Aryana Yasa Dipl. ), Kelian Adat Pakraman Desa Penarukan ( Jro Dalang Paneca), kepala lingkungan Jarat (Syahbirin) dan orang tua beserta hasil observasi dan isi dokumentasi.
Tahap-tahap Penelitian
Ratulangi, Desa Penarukan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Singaraja, Bali, karena tersedianya literatur yang dapat dijadikan landasan pemikiran teoritis dan juga tersedianya proposal dan sarana prasarana pendukung lainnya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus mengurus dan meminta surat izin penelitian kepada pihak kampus. Ratulangi, Desa Penarukan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Singaraja, Bali untuk mengetahui apakah diperbolehkan melakukan penelitian atau tidak.
Setelah mendapat izin, peneliti mulai melakukan eksplorasi dan pengkajian lapangan untuk mengetahui latar belakang objek penelitian, lingkungan pendidikan, dan lingkungan sosial. Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah Kepala Desa/Lurah, Desa Adat Kelian, Ketua Lingkungan Hidup, Tokoh Agama, Orang Tua dan Masyarakat Desa Penarukan. Pada tahap ini peneliti diawali dengan kunjungan langsung ke lokasi penelitian, namun selain itu peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pada tahap akhir, peneliti mulai melakukan analisis data berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Analisis data dapat dilakukan dengan cara mereduksi data (data reduction), menyajikan data (data display), dan menarik serta memverifikasi kesimpulan (drawing activation/verification). Takutlah kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu dari satu pribadi (Adam), dan (Allah) menciptakan pendampingnya (Hawa) dari (Dirinya sendiri); dan dari keduanya Allah telah menghasilkan banyak laki-laki dan perempuan.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambar Objek Penelitian
Selama ini Empu Kuturan mengembangkan Kahyangan Tiga sebagai desa adat dan Tri Hita Karana sebagai basis desa adat. Desa adat di Bali mencapai puncak keemasannya sejak kedatangan Dang Hyang Dwijendra atau Ida Pedanda Sakti Wau Rawuh. Bali mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong dan Ida Pedanda Sakti Wau Rawuh. Desa adat berkembang pesat, kehidupan keagamaan sangat meriah, sehingga hingga saat ini kita dapat mewarisi corak desa adat kita.
Letaknya di sebelah selatan Desa Kerambitan (sebelum disebut Desa Penarukan), sekitar tahun 1700 M di Desa Penarukan ada beberapa masyarakat yang tinggal di Desa Penarukan. Setelah kedatangan Kepala Desa Penarukan Ki Pengompean yang merupakan Kepala Desa pertama Desa Penarukan, beberapa rombongan warga datang secara bergantian. Kecamatan atau Desa Penarukan terletak di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dan merupakan daerah ringan.
Jumlah penduduk yang tinggal di Desa Penarukan berjumlah 8.976 jiwa, dengan rincian berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut. Berdasarkan tingkat pendidikan penduduknya, penduduk Desa Penarukan rata-rata berpendidikan tamat SMA sederajat, karena dari jumlah total 2498 jiwa, 1300 jiwa merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan tamat SMA. Masyarakat Desa Penarukan mempunyai beberapa pekerjaan atau mata pencaharian untuk kelangsungan hidupnya, diantaranya adalah pegawai, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, Polisi, Swasta, Pengusaha/Pedagang, Petani, Tukang Kayu, Buruh, Pensiunan, Penyedia Jasa dan lain-lain.
Penyajian Data dan Analisis
Namun, jika yang bersangkutan belum cukup umur, baik laki-laki maupun perempuan, untuk mengemudikan kendaraan, tetap akan diantar ke sekolah. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa laki-laki memang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa dalam masyarakat Bali laki-laki masih menduduki jabatan terbanyak.
Dari segi pendidikan dan informasi serta partisipasi, laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam memilih pendidikan yang baik. Di Desa Penarukan, kesadaran atau pemahaman masyarakat terhadap kesetaraan gender masih tergolong rendah karena adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan kesetaraan gender adalah kesetaraan antara laki-laki dan perempuan yang mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama.21.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa kesetaraan adalah kesetaraan antara laki-laki dan perempuan yang mempunyai kebebasan dan kemampuan yang sama dalam melakukan sesuatu tanpa adanya diskriminasi. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa di Desa Penarukan tidak ada perbedaan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun emansipasi perempuan sudah sangat berbeda dengan dulu.
Pembahasan Temuan
PENUTUP
Kesimpulan
Persepsi orang tua terhadap pemerataan akses pendidikan pada anak di desa Penarukan kabupaten Buleleng Singaraja Bali. Persepsi orang tua terhadap kesetaraan partisipasi dalam pendidikan anak di desa Penarukan kabupaten Buleleng Singaraja Bali. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya dalam merencanakan, melaksanakan dan menyelesaikan disertasi yang berjudul “Persepsi Orang Tua Terhadap Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Anak di Desa Penarukan Kabupaten Buleleng Singaraja Bali” .
Dengan latar belakang tersebut maka fokus penelitian penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana persepsi orang tua terhadap pemerataan akses pendidikan bagi anak di Desa Penarukan Kecamatan Buleleng Singaraja Bali. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan persepsi orang tua terhadap pemerataan akses pendidikan pada anak di Desa Penarukan Kecamatan Buleleng Singaraja Bali. 2) Untuk mendeskripsikan persepsi orang tua terhadap kesetaraan partisipasi pendidikan pada anak di Desa Penarukan Kecamatan Buleleng Singaraja Bali. Sedangkan persepsi orang tua terhadap anak di Desa Penarukan, Kecamatan Buleleng Singaraja, Bali setara dalam hal partisipasi pendidikan adalah dalam kegiatan gotong royong dan keagamaan, laki-laki lebih banyak hadir dan terlibat langsung dalam kegiatan tersebut dibandingkan perempuan.
Sulitnya Masalah Bagaimana pendapat orang tua tentang kesetaraan gender dalam pendidikan anak di Desa Penarukan Kecamatan Buleleng Singaraja Bali. Bagaimana pandangan orang tua terhadap kesetaraan partisipasi anak dalam pendidikan di Desa Penarukan Kecamatan Buleleng Singaraja Bali. PENDAPAT ORANG TUA TERHADAP KESETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN ANAK DI DESA PENARUKAN KABUPATEN BULELENG SINGARAJA BALI”.
Saran-saran