• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN PELAJAR DAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI PADA PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN PELAJAR DAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI PADA PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN PELAJAR DAN MAHASISWA TERHADAP

LAYANAN SIRKULASI PADA PUSAT PERPUSTAKAAN DAN

PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Vivit Wardah Rufaidah

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122 Telp. (0251) 8321746, Faks. (0251) 8326561, 8328592

E-mail: pustaka@litbang.deptan.go.id; vivit_wardah@yahoo.com Diajukan: 14 Januari 2011; Diterima: 17 Februari 2011

ABSTRAK

Pelayanan merupakan unsur utama dalam mencapai keberhasilan suatu perpustakaan. Pelayanan yang baik akan berujung pada kepuasan pengguna yang merupakan barometer keberhasilan suatu perpustakaan. Pengkajian ini dilaksanakan dengan metode survei untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap layanan perpus-takaan. Pengkajian dilaksanakan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) pada 1 Juli-31 Desember 2010 dengan responden pengguna yang datang langsung ke perpustakaan (accidental sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif serta dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan nilai persentase. Pengkajian menggunakan 14 pertanyaan yang mewakili dimensi pelayanan publik yang diharapkan pengguna, khususnya pada layanan sirkulasi di PUSTAKA. Layanan sirkulasi di PUSTAKA pada dasarnya telah dilaksanakan dengan baik dan telah memenuhi 10 dimensi pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No. 63/KEP/ M/PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Hal ini tercermin dari penilaian responden yang baik terhadap indikator layanan perpustakaan, yang meliputi kesederhanaan, kejelasan dan kepastian prosedur pelayanan, ketepatan waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab petugas perpustakaan, kelengkapan sarana prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan petugas, dan kenyamanan lingkungan.

ABSTRACT

Analysis of Student Satisfaction on Library Service in Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination

Library Service is a key element in achieving the success of library. A good service in the library will lead to user satisfaction and is a barometer of the success of a library. An assessment of the library service was conducted to study user satisfaction. The assessment was carried out at the Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) on 1 July – 31 December 2010 using suvey method. The respondents were users who came to ICALTD (accidental sampling). The instrument used was

question-naire which consisted of 14 questions that represent the expected public service dimensions, particularly in the library. Collected data were tabulated and analyzed descriptively then inferences were made based on a percentage scale. The results indicated that the library service at ICALTD has performed well and met the 10 dimensions as stated on State Ministerial Decree for the Empowerment of State Apparatus Republic of Indonesia No. 63/KEP/M/PAN/7/2003 dated 10 July 2003. This reflected on good perception on library service indicators, namely simplicity, clarity and certainty of service procedures, timeliness, accuracy, security, librarian responsibility, completeness of facilities, ease of access, disciplinary of librarians, and comfortable environment

Keywords: Library services, public services, user analysis, user satisfaction

PENDAHULUAN

Perpustakaan merupakan suatu institusi penyedia layanan informasi yang sebagian besar bertujuan tidak untuk mencari keuntungan atau nirlaba. Pada banyak praktik di Indonesia, karena institusi bersifat nirlaba, maka kualitas layanan kepada pengguna tidak menjadi prioritas. Sementara itu perubahan paradigma manajemen jasa sangat cepat. Pengguna merupakan faktor utama eksistensi dan operasionalnya suatu institusi, terlebih lagi institusi penyedia jasa. Oleh karena itu layanan yang berorientasi kepada pengguna (user-oriented services) dalam rangka memenuhi kepuasan pengguna merupakan suatu ke-harusan untuk diterapkan di perpustakaan.

Layanan merupakan unsur utama dalam pencapaian keberhasilan suatu organisasi seperti perpustakaan. Layanan merupakan salah satu kegiatan perpustakaan yang berhubungan langsung dengan pengguna melalui kegiatan penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Layanan merupakan hal terpenting dalam suatu perpustakaan

(2)

karena setiap pemberian jasa kepada pengguna di-lakukan melalui layanan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Undang-undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 pasal 14 mengemukakan berbagai hal tentang layanan perpustakaan, yaitu: (1) layanan per-pustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi pada kepentingan pemustaka; (2) setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan; (3) setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; (4) la-yanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka; (5) layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai de-ngan standar nasional perpustakaan untuk mengop-timalkan pelayanan kepada pemustaka; (6) layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antarperpustakaan; dan (7) layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat 6 dilaksanakan melalui jejaring telematika.

Layanan merupakan ujung tombak dan sekaligus gambaran kualitas suatu perpustakaan. Kinerja suatu perpustakaan tercermin pada tingkat dan kualitas layanan yang diberikan (Kusmayadi dan Andriaty 2006). Wujud pelayanan yang didambakan masyarakat, menurut Iriyanti (2005) adalah: (1) adanya kemudahan untuk mendapatkan pelayanan; (2) memperoleh pela-yanan secara wajar, (3) perlakuan pelapela-yanan yang sama; (4) pelayanan secara jujur dan terus terang; dan (5) pelayanan yang bermutu.

Layanan yang baik di perpustakaan akan berujung pada kepuasan pengguna yang merupakan baromater keberhasilan suatu perpustakaan. Berdasarkan Inter-national Organization for Standardization atau ISO 11620-1998, kepuasan pengguna menempati urutan pertama dari 29 indikator untuk mengukur kinerja perpustakaan (Purnomowati 2000). Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Kepuasan pengguna informasi merupakan tingkat kesepadanan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dan kenyataan yang diterima (Sutardji dan Maulidyah 2006). Dwijati (2006) mengemukakan, suatu perpustakaan dapat di-katakan baik jika memiliki beberapa kriteria, antara lain: (1) koleksi yang relevan; (2) tenaga yang berkualitas dan profesional; (3) sistem pelayanan yang cepat dan tepat; serta (4) sarana dan prasarana yang memadai.

Selan-jutnya, perpustakaan dikatakan berhasil jika perpus-takaan tersebut dimanfaatkan secara optimal oleh penggunanya.

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Per-tanian (PUSTAKA) merupakan salah satu penyeleng-gara pelayanan publik untuk lembaga pemerintah dan masyarakat. Pada perpustakaan khusus seperti PUS-TAKA, layanan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna di lembaga induknya, menyimpan dan menemukan kembali informasi serta menyebar-kannya secara cepat dan tepat kepada staf dan mem-bantu pimpinan dalam memperoleh bahan untuk peng-ambilan keputusan.

Indikator penting yang menentukan kepuasan pengguna perpustakaan adalah kepuasan pengguna akan pelayanan perpustakaan. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No. 63/KEP/M/PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pela-yanan Publik untuk lembaga-lembaga pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan masyarakat menetapkan 10 dimensi pelayanan yang dapat memenuhi keinginan masyarakat, antara lain:

1. Kesederhanaan; pelayanan dilaksanakan dengan prosedur sederhana, mudah, cepat, lancar, mudah dipahami dan dilaksanakan.

2. Kejelasan dan kepastian, baik mengenai prosedur/ tata cara, persyaratan maupun rincian biaya. 3. Ketepatan waktu dalam penyelesaian pelayanan. 4. Akurasi, yaitu produk pelayanan publik diterima

dengan benar, tepat, dan sah.

5. Keamanan; proses hasil pelayanan umum dapat mem-berikan keamanan, kenyamanan, dan kepastian hukum. 6. Tanggung jawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana prasarana; tersedianya sarana prasarana kerja, peralatan kerja, dan pendukung lain-nya yang memadai, termasuk penyediaan sarana tek-nologi telekomunikasi dan informatika (telematika). 8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana

pelayanan memadai, mudah dijangkau masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, sopan dan ramah; pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

(3)

10.Kenyamanan; lingkungan harus teratur, tersedia ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, indah, sehat, serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan, seperti tempat parkir, toilet, dan tempat ibadah.

Pelaksanaan pelayanan yang sesungguhnya dapat diukur dengan menetapkan standar pelayanan dalam kurun waktu tertentu, hasil, dan tingkat kepuasan secara umum. Pengkajian mutu layanan perpustakaan yang pernah dilakukan di PUSTAKA didasarkan pada ke-puasan pengguna akan lingkungan fisik maupun sosial layanan perpustakaan, yang meliputi kelengkapan koleksi dan kondisi perpustakaan. Pengkajian pelayanan publik sesuai dengan Keputusan Menpan No. 63/KEP/ M/PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003 belum pernah di-laksanakan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat pengguna perpustakaan mengenai kualitas layanan perpustakaan PUSTAKA dalam memenuhi kepuasan pengguna.

METODE

Pengkajian dilaksanakan dengan metode survei. Res-ponden adalah pengguna yang datang langsung ke perpustakaan PUSTAKA (accidental sampling) pada tanggal 1 Juli-31 Desember 2010 dengan jumlah 33 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan nilai persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Berdasarkan data karakteristik responden, diketahui bahwa dari 33 responden, 75,76% adalah perempuan dan 24,24% adalah laki-laki. Usia responden mayoritas berkisar antara 13-17 tahun (42,42%), diikuti yang berumur 18-25 tahun (30,30%) dan di atas 40 tahun (18,18%). Mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SLTA (39,39%), diikuti sarjana strata 1 (27,27%) dan S2 ke atas (21,21%) (Tabel 1).

Mutu Pelayanan Publik

Dalam kajian ini terdapat 14 pertanyaan yang mewakili dimensi pelayanan publik yang diharapkan pengguna,

khususnya di perpustakaan. Berdasarkan penilaian yang diberikan responden, untuk pemahaman tentang kemudahan prosedur pelayanan perpustakaan, 51,52% pengguna menyatakan bahwa prosedur pelayanan di PUSTAKA mudah dipahami, 36,36% menyatakan sangat mudah, dan hanya 12,12% yang menyatakan kurang mudah (Tabel 2). Prosedur pelayanan di PUSTAKA dirasakan responden mudah dengan adanya buku tamu

on-line yang mudah diakses. Untuk memperbaiki prosedur pelayanan yang dirasa kurang mudah oleh responden, perlu disusun petunjuk tertulis untuk pengguna dan pendampingan pengguna oleh petugas perpustakaan untuk memahami prosedur tersebut.

Dalam melayani pengguna perpustakaan, ada keten-tuan/prasyarat dalam melakukan pelayanan. Responden menyatakan bahwa kesamaan prasyarat pelayanan de-ngan jenis pelayanan sudah sesuai (54,55%), dan sisa-nya sangat sesuai (36,36%) atau kurang sesuai (9,09%). Persyaratan pelayanan yang ditetapkan PUSTAKA sudah sesuai menurut responden sehingga untuk per-syaratan layanan dan jenis layanan perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

Lebih dari separuh responden (54,55%) menyatakan bahwa petugas layanan memberikan kepastian yang jelas mengenai layanan yang diberikan dan 33,33% menya-takan kepastian memberikan layanan perpustakaan sangat jelas. Walaupun demikian, 12,12% responden menyatakan petugas kurang jelas memberikan kepastian layanan. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan Tabel 1. Karakteristik responden pengguna di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Juli - Desember 2010. Karakteristik responden Jumlah Persentase

responden Usia (tahun) 13-17 1 4 42,42 18-25 1 0 30,30 25-40 3 9,09 > 40 6 18,18 Jenis kelamin Laki-laki 8 24,24 Perempuan 2 5 75,76 Tingkat pendidikan SLTP 1 3,03 SLTA 1 3 39,39 Diploma 3 9,09 S1 9 27,27 S2 ke atas 7 21,21

(4)

Tabel 2. Pendapat responden mengenai pelayanan perpustakaan di PUSTAKA, Juli - Desember 2010.

Indikator pelayanan publik Kriteria Jumlah responden Persentase

Kemudahan prosedur pelayanan Tidak mudah 0 0,00

di unit perpustakaan Kurang mudah 4 12,12

Mudah 1 7 51,52

Sangat mudah 1 2 36,36

Kesamaan persyaratan pelayanan Tidak sesuai 0 0,00

dengan jenis pelayanan Kurang sesuai 3 9,09

Sesuai 1 8 54,55

Sangat sesuai 1 2 36,36

Kejelasan dan kepastian Tidak jelas 0 0,00

petugas yang melayani Kurang jelas 4 12,12

Jelas 1 8 54,55

Sangat jelas 1 1 33,33

Kedisiplinan petugas dalam Tidak disiplin 0 0,00

memberikan pelayanan Kurang disiplin 4 12,12

Disiplin 2 0 60,61

Sangat disiplin 9 27,27

Tanggung jawab petugas dalam Tidak bertanggung jawab 0 0,00

memberikan pelayanan Kurang bertanggung jawab 3 9,09

Bertanggung jawab 2 0 60,61

Sangat bertanggung jawab 1 0 30,30

Kemampuan petugas dalam Tidak mampu 0 0,00

memberikan pelayanan Kurang mampu 3 9,09

Mampu 1 9 57,58

Sangat mampu 1 1 33,33

Kecepatan pelayanan di perpustakaan Tidak cepat 0 0,00

Kurang cepat 6 18,18

Cepat 1 7 52,52

Sangat cepat 1 0 30,30

Keadilan untuk mendapatkan Tidak adil 0 0,00

pelayanan di perpustakaan Kurang adil 3 9,09

Adil 1 9 57,58

Sangat adil 1 1 33,33

Kesopanan dan keramahan petugas Tidak sopan dan ramah 0 0,00

dalam memberikan pelayanan Kurang sopan dan ramah 0 0,00

Sopan dan ramah 2 3 69,70

Sangat sopan dan ramah 1 0 30,30

Kewajaran biaya untuk mendapatkan Tidak wajar 0 0,00

pelayanan Kurang wajar 4 12,12

Wajar 1 8 54,55

Sangat wajar 1 1 33,33

Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan Selalu tidak sesuai 0 0,00

dengan biaya yang telah ditetapkan Kadang-kadang sesuai 7 21,21

Sesuai 1 5 45,46

Selalu sesuai 1 1 33,33

Ketepatan pelaksanaan jadwal Selalu tidak tepat 0 0,00

waktu pelayanan Kurang tepat 6 18,18

Tepat 1 7 52,52

Selalu tepat 1 0 30,30

Kenyamanan di lingkungan unit Tidak nyaman 0 0,00

pelayanan Kurang nyaman 2 6,06

Nyaman 2 2 66,67

Sangat nyaman 9 27,27

Keamanan pelayanan di unit Tidak aman 1 3,03

perpustakaan Kurang aman 3 9,09

Aman 1 8 54,55

(5)

sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelayanan terhadap pengguna.

Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan sudah seharusnya dimiliki oleh petugas perpustakaan. Res-ponden menyatakan, petugas layanan disiplin dalam melakukan tugasnya (60,61%), sedangkan 27,27% me-nyatakan petugas sangat disiplin dan hanya 12,12% yang menyatakan petugas kurang disiplin. Secara umum, responden menilai kedisiplinan petugas dalam membe-rikan pelayanan sangat baik. Walaupun demikian, untuk meningkatkan kedisiplinan petugas, pemberian motivasi kepada petugas layanan perlu sering dilakukan.

Petugas perpustakaan sudah selayaknya bertang-gung jawab atas terselenggaranya layanan, melayani pengguna dengan baik, dan menyelesaikan permintaan pengguna. Hasil pengkajian menunjukkan, 60,61% res-ponden menyatakan petugas bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan, 30,30% menyatakan petugas sangat bertanggung jawab dan 9,09% menyatakan petugas kurang bertanggung jawab. Tanggung jawab petugas perpustakaan dalam memberikan pelayanan sampai terpenuhinya kebutuhan pengguna sudah baik. Untuk lebih meningkatkan kemampuan petugas pelayanan akan tugas dan tanggung jawabnya, perlu dilakukan pembinaan dan pemahaman kembali mengenai uraian tugas setiap petugas perpustakaan.

Sebagai perpustakaan khusus, petugas layanan perpustakaan di PUSTAKA selain harus menguasai keberadaan koleksi, juga harus mampu menjadi subjek spesialis karena koleksi bahan pustaka sebagian besar berbasis pertanian. Dalam menilai kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan, 57,58% responden menyatakan petugas mampu memberikan pelayanan terbaik, 33,33% menyatakan sangat mampu, dan hanya 9,09% yang menyatakan kurang mampu memberikan pelayanan terbaik. Data tersebut menunjukkan bahwa petugas perpustakaan umumnya memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan pelayanan. Namun, peningkatan kemampuan petugas perpustakaan tetap perlu dilakukan antara lain melalui seminar dan pelatihan. Penyelesaian pelayanan secara tepat waktu sangat dibutuhkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Lebih dari separuh responden (52,52%) menyatakan pelayanan di perpustakaan cepat, 30,30% menyatakan pelayanan sangat cepat, dan 18,18% menyatakan pelayanan perpustakaan kurang cepat. Kecepatan pelayanan di perpustakaan berkaitan dengan kuantitas sumber daya manusia/petugas layanan yang tersedia. Namun, di PUSTAKA, petugas yang

ber-tanggung jawab di ruang koleksi belum memadai, hanya dua orang yang bertanggung jawab terhadap koleksi pustaka di lima lantai. Oleh karena itu, penambahan sumber daya manusia perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan kecepatan layanan.

Untuk indikator keadilan mendapat pelayanan di perpustakaan, 57,58% responden menyatakan pelayanan di perpustakaan adil, sangat adil (33,33%), dan hanya 9,09% yang menyatakan kurang adil. Ketidakadilan petugas dalam melayani pengguna perlu ditindaklanjuti dengan lebih mensosialisasikan peraturan-peraturan yang ada.

Kesopanan dan keramahan petugas dalam mem-berikan pelayanan merupakan salah satu faktor yang mendukung pelayanan prima. Sebanyak 69,70% res-ponden menyatakan petugas sopan dan ramah dan 30,30% menyatakan sangat sopan dan ramah. Sikap tersebut perlu terus dipertahankan dan lebih ditingkat-kan melalui pelatihan atau seminar mengenai pelayanan prima.

Responden menyatakan wajar dengan biaya yang ditetapkan PUSTAKA (54,55%), tetapi 12,12% di antaranya menyatakan kurang wajar, sedangkan yang menyatakan sangat wajar dengan biaya yang dibebankan kepada pengguna sebanyak 33,33%. Walaupun ada responden yang menyatakan kurang wajar, biaya pela-yanan sudah sesuai dengan peraturan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah lebih mensosialisasikan biaya pela-yanan kepada pengguna.

Sebanyak 33,33% responden menyatakan, biaya yang ditetapkan selalu sesuai dengan layanan yang mereka dapatkan, sedangkan yang menyatakan sesuai ada 45,46% dan yang menyatakan kadang-kadang se-suai hanya 21,21%. Dalam hal ini, sebenarnya PUSTAKA telah menetapkan biaya sesuai dengan standar dan per-aturan PNBP. Sebagai tindak lanjutnya, perlu dilakukan sosialiasi biaya kepada pengguna dan petugas perpus-takaan di bagian layanan.

Ketepatan pelaksanaan jadwal waktu pelayanan merupakan indikator layanan yang ditanyakan kepada pengguna perpustakaan. Dari 33 orang responden, 52,52% menyatakan jadwal waktu pelayanan dimulai tepat waktu, 30,30% menyatakan jadwal selalu tepat dan yang menyatakan jadwal pelayanan kadang-kadang tepat hanya 18,18%. Penyebab kekurangtepatan jadwal pelayanan kemungkinan karena pengguna datang ke perpustakaan pada saat istirahat sehingga petugas

(6)

perpustakaan tidak berada di tempat. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu lebih disosialisasikan jadwal waktu pelayanan ke pengguna.

Kenyamanan dan keamanan di perpustakaan meru-pakan unsur penting dalam memenuhi kepuasan peng-guna. Sebanyak 66,67% responden menyatakan pe-layanan perpustakaan nyaman, 27,27% menyatakan sangat nyaman dan hanya 6,06% yang menyatakan kurang nyaman. Kekurangnyamanan yang dirasakan pengguna mungkin disebabkan oleh fasilitas di ruang baca. Untuk meningkatkan kenyamanan layanan perpus-takaan, sarana dan fasilitas ruang baca perlu diperbarui untuk lebih memberikan kenyamanan kepada pengguna perpustakaan.

Keamanan pelayanan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam layanan perpustakaan. Sebanyak 54,55% dan 33,33% responden menyatakan bahwa lingkungan unit layanan aman dan selalu aman, sedangkan yang menyatakan kurang nyaman 9,09% dan hanya 3,03% yang menyatakan tidak aman. Keamanan di unit pelayanan perpustakaan di PUSTAKA dirasakan aman karena untuk masuk ke ruang perpustakaan, pengguna dapat menyimpan barang-barang bawaan di tempat penyimpanan yang telah disediakan dan ada staf keamanan yang ditempatkan di pintu masuk (lobi utama) ruang perpustakaan. Adapun untuk merespon respon-den yang menyatakan kurang aman, perlu disosiali-sasikan keamanan di unit pelayanan perpustakaan kepada para petugas keamanan dan petugas di layanan perpustakaan akan pentingnya keamanan bagi peng-guna.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Layanan sirkulasi pada Pusat Perpustakaan dan Penye-baran Teknologi Pertanian pada dasarnya telah dilak-sanakan dengan baik dan telah memenuhi 10 dimensi pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menpan No. 63/KEP/M/PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Hal ini tercermin dari penilaian pengguna yang baik terhadap indikator layanan perpustakaan, yang meliputi

kese-derhanaan, kejelasan dan kepastian prosedur pelayanan, ketepatan waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab petugas perpustakaan, kelengkapan sarana prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan petugas, dan kenyamanan lingkungan.

Saran

Layanan perpustakaan diharapkan dilakukan secara prima dan berorientasi pada kepentingan pengguna sehingga pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuh-kannya secara optimal. Untuk itu, pustakawan dituntut bersikap ramah, sopan, tekun, serta mampu memberi jawaban atas pertanyaan pengguna perpustakaan dan jika perlu memberikan jalan keluar, membimbing dan mengarahkan pengguna dalam memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia. Selain itu, pustakawan diharapkan terus meningkatkan kompetensi sehingga dapat memberi pelayanan yang berkualitas dalam rang-ka memenuhi kebutuhan informasi pengguna secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Dwijati, S. 2006. Upaya meningkatkan kualitas jasa layanan informasi di perpustakaan. Buletin Perpustakaan UNAIR 1(2): 58-63.

Iriyanti, E. 2005. Analisis Kualitas Pelayanan pada Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Keputusan Menpan No. 63/Kep./M.PAN/7/2003, tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Layanan Publik. Jakarta: Kantor Kementerian PAN.

Kusmayadi, E. dan E. Andriaty. 2006. Kajian on-line public access catalogue (OPAC) dalam pelayanan perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian 15(2): 51-58.

Purnomowati. 2000. mengukur kinerja perpustakaan. Baca 25(3&4): 61-67.

Sutardji dan Sri Ismi Maulidyah. 2006. Analisis beberapa faktor yang berpengaruh pada kepuasan pengguna perpustakaan: Studi kasus di perpustakaan Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Jurnal Perpustakaan Pertanian 15(2): 32-37.

Undang-undang Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Gambar

Tabel 2.  Pendapat responden mengenai pelayanan perpustakaan di PUSTAKA, Juli - Desember 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, tujuan dari penelitian ini adalah hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada penderita Penyakit Ginjal

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh positif yang signifikan intensitas pemanfaatan sumber

manfaat dari infak itu sendiri (2) pihak sekolah yaitu dari kepala sekolah dan guru bentuk dukungan itu seperti motivasi untuk giat berinfak dan juga menyampaikan kepada

Bahwa terdakwa BAGAS DWITYA PRADIPTA Bin YITNO ATMAJIE pada hari Rabu tanggal 01 Februari 2017 sekitar pukul 05.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain

Tujuan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini bagi kelompok mitra adalah : 1) mengetahui tentang teknik budidaya sayuran organik, 2) mengetahui pembuatan pupuk

Sepatu safety Kings merupakan sepatu khusus yang didesain untuk melindungi kaki dari banyak resiko bahaya yang dapat menimpa saat bekerja.. Sepatu safety dapat melindungi permukaan

Warna kuning biasanya akibat di dalam kulit terjadi akumulasi pigmen bilirubin yang larut lemak, tak terkonjugasi, nonpolar (bereaksi indirek) yang dibentuk dari