• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN VARIETAS PADI TOLERAN KEKERINGAN DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DATARAN RENDAH KABUPATEN REMBANG

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto PENDAHULUAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya balai penelitian banyak menghasilkan varietas padi dengan berbagai spesifik deskripsinya. Beberapa contoh yang tergolong fenomenal adalah padi varietas IR-64 dikelurkan oleh Badan Litbang Pertanian pada tahun 1984 yang sampai sekarang masih ditanam petani. Beberapa varietas padi pengembangannya tidak sebaik IR-64 yang merupakan varietas spesifik lokasi seperti tahan suatu penyakit atau lokal spesifik. Namun demikian, evaluasi eksternal maupun internal menunjukkan bahwa kecepatan dan tingkat pemanfaatan inovasi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian cenderung melambat bahkan menurun.

Program Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah kini lebih mengintensifkan tanaman padi gogo di daerah potensial, yang umumnya pada lahan kering atau tadah hujan. Program ini untuk memacu peningkatan produksi padi di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Rembang merupakan salah satu daerah lahan sawah tadah hujan yang cukup luas, varietas padi yang berkembang selama ini adalah IR-64 dan Ciherang. Varietas padi yang toleran terhadap kekeringan Situ Patenggang dan Situ Bagendit belum berkembang di Rembang, padahal kedua varietas ini pernah dikenalkan pada tahun 2005. Program PRIMA TANI yang dimulai tahun 2007 di Kabupaten rembang mengangkat kembali padi varietas Situ Patenggang dan Situ Bagendit. Melalui program PRIMA TANI ini diharapkan kedua varietas tersebut dapat diterima dengan cepat tidak hanya diperlihatkan dengan banyaknya petani yang menanam juga luas tanam bertambah. Harapan ke depan salah satu varietas padi toleran kekeringan ini dapat diterima oleh petani Rembang yang memang secara agroklimat Rembang merupakan wilayah dengan bulan basah kurang dari 6 bulan.

(2)

METODOLOGI

Sebelum diintroduksikan teknologi varietas padi untuk Kabupaten Rembang, tim BPTP melakukan Survey Pendasaran terhadap 30 responden yang terdiri dari petani sekitar untuk mengetahui pola tanam dan kendala budidaya padi sawah intensif. Oleh pakarnya, untuk wilayah Rembang disarankan mengintroduksikan varietas padi toleran kekeringan. Pada MT I 2007/2008 diintroduksikan dua varietas padi gogo yaitu Situ Bagendit dan Situ Patenggang serta dua varietas padi lahan sawah yaitu Mekongga dan Cibogo. Pada MT II 2007/2008 dintroduksikan padi gogo Situ Bagendit dan Situ Patenggang serta empat varietas padi lahan sawah yaitu Mekongga, Cibogo, Conde dan Cigeulis. Sedangkan pada tahun 2009 dilakukan pembenihan padi varietas Situ Bagendit di dua penangkar benih Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Benih yang ditangkarkan cadangan untuk pemenuhan benih bagi desa PRIMA TANI dan desa sekitar. Selain perbenihan, tim BPTP juga memberikan benih Situ Bagendit SS kepada 17 desa se Kecamatan Kaliori untuk model percontohan. Masing-masing desa mendapatkan 5 kg benih untuk luasan sekitar 1000 m2. Kegiatan perbenihan diperuntukan bagi petani se Kecamatan Kaliori sebagai pengembangan varietas Situ Bagendit. Data yang diambil adalah produksi ubinan pada setiap varietas yang dibandingkan dengan varietas Ciherang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Meteseh mempunyai luas wilayah 219.189 ha. Topografi wilayah Desa Meteseh merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian tempat 17 m dpl. Tanah Desa Meteseh mempunyai tekstur lempung berpasir. Kedalaman solum tanah di wilayah Desa Meteseh pada umumnya kurang dari 50 cm. Sumber air yang digunakan dalam usaha pertanian hanya mengandalkan curah hujan. Desa Meteseh memiliki beberapa sumber air yang pemanfaatannya belum optimal, umumnya hanya digunakan sebatas untuk keperluan rumah tangga. Untuk mengatasi kesulitan air dalam memenuhi keperluan rumah tangga baik di pemukiman penduduk maupun di sawah, masyarakat mengusahakan pembuatan sumur bor. Di Desa Meteseh rata-rata jumlah curah hujan selama 15 tahun terakhir, tercatat hanya terdapat 5 bulan basah (>100 mm), yaitu Nopember - Pebruari. Dengan kondisi curah hujan tersebut, praktis mulai April hujan sudah mulai jarang dan Juni sampai Oktober bisa dikatakan tidak turun hujan.

Hasil wawancara terhadap 30 responden petani di lokasi PRIMA TANI Desa Meteseh, Kecamatan Kaliroi dan 10 responden petani di sekitar Desa Meteseh pada umumnya petani berusaha mengoptimalkan ketersediaan air untuk pertanaman padi dengan jalan melakukan

(3)

pola tanam padi - padi. Penanaman padi dilakukan dengan cara gogo rancah pada musim tanam pertama, pada musim tanam kedua penanaman padi dilakukan dengan cepat setelah panen, dengan cara mempercepat pengolahan lahan dan persemaian dini. Selain itu, lahan sawah juga dimanfaatkan untuk budidaya tanaman tanaman melon, cabai, kacang hijau, kacang panjang, dan gambas/oyong. Secara keseluruhan setidaknya terdapat empat macam pola tanam yang diterapkan oleh petani di Desa Meteseh yaitu, 1) padi – padi, 2) padi – padi – melon, 3) melon – padi dan 4) melon kacang panjang. Kalender musim, pola tanam, dan kalender kegiatan petani sebagai berikut.

Pola Tanam Bulan 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PT I PT II PT III PT IV

Petani biasanya mengairi sawahnya pada MT II sekitar lima sampai sepuluh kali pengairan. Oleh sebab itu implikasi kebijakan di lahan sawah irigasi tadah hujan yaitu di lokasi PRIMA TANI adalah pengembangan varietas padi yang toleran kekeringan serta di wilayah Kabupaten Rembang umumnya.

Penanaman padi pada MT II 2008/2009 dengan varietas Situ Bagendit dan jajar legowo di Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang

padi padi

padi padi melon

melon Kc panjang

padi melon

(4)

Penanaman padi pada MT I 2007/2008 dengan varietas Situ Bagendit di Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten

Rembang.

Penanaman padi pada MT I 2007/2008 dengan varietas Situ Patenggang di Desa Meteseh,

Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang.

Kegiatan PRIMA TANI untuk lahan sawah semi intensif Kabupaten Rembang pada musim tanam I 2007/2008 diintroduksikan dua varietas padi gogo yang telah dilepas Balai Besar Penelitian Padi yaitu Situ Patenggang dan Situ Bagendit. Sedangkan untuk varietas padi sawah yang diperkenalkan adalah Mekongga dan Cibogo. Lahan yang digunakan sekitar 4,24 ha. Sedangkan pada MT II varietas yang diintroduksikan adalah Situ Patenggang, Situ Bagendit, Mekongga, Cibogo, Conde dan Cigeulis dengan luasan seluruhnya adalah 4,24 ha. Dari hasil MT I ada pengurangan luas tanam untuk varietas Mekongga.

Introduksi varietas padi gogo Situ Patenggang dan Situ Bagendit melalui kegiatan PRIMA TANI di Meteseh, Kaliori, Kabupaten Rembang awalnya belum banyak direspon petani. Menurut Totok Agung (2007) dalam orasi ilmiahnya menganggap bahwa padi gogo produktivitasnya rendah yaitu sekitar 2.7 ton/ha. Selama ini beras padi gogo selain produksinya rendah juga dianggap tidak enak baik itu rasa maupun teksturnya.

Balai Besar Penelitian Padi semenjak tahun 1999 sampai 2003 telah mengeluarkan varoetas padi gogo yaitu Cirata (1999), Towuti (1999), Limboto (1999), Danau Agung (2001), Batutegi ( 2001), Situ Patenggang (2003) dan Situ Bagendit (2003). Sedangkan perguruan tinggi di Jawa Tengah, khususnya Universitas Jenderal Sudirman telah memilih tetua yang akan digunakan untuk perakitan padi gogo berkualitas tinggi menetapkan kultivar Pandan Wangi, Rojolele, Mentik Wangi, Poso dan Danau Tempe akan digunakan sebagai tetua persilangan. Mentik Wangi dipilih sebagai tetua aromatik karena kultivar ini telah beradaptasi di daerah Banyumas. Daya hasil tinggi, toleran kekeringan, ketahanan terhadap penyakit blas telah menjadi alasan pemilihan Poso sebagai tetua persilangan. Danau Tempe dipilih sebagai tetua dengan alasan kultivar ini beraya hasil tinggi dan toleran

(5)

kekeringan (Totok, et all. 2003). Pembentukan populasi dasar untuk seleksi pedigree telah dilakukan pada tahun 2000.

Situ Patenggang yang merupakan padi gogo berdasarakan deskripsi mempunyai rata-rata hasil produksi 4.6 ton GKG per ha. Sedangkan potensi hasilnya 6 ton GKG / ha. Padi gogo Situ Bagendit berdasarakan dskripsinya rata-rata hasil produksi 4 ton GKG /ha bila ditanam di lahan kering, 5.5 ton GKG / ha bila ditanam di lahan sawah. Potensi hasil padi gogo Situ bagendit dapat mencapai 6 ton GKG / ha. Diharapkan kedua varietas padi gogo tersebut dapat dikembangkan di lahan sawah tadah hujan di wilayah Rembang khususnya pada daerah yang sangat kekurangan air.

Kegiatan tahun 2007 dan 2008 merupakan kegiatan yang tidak berpisah satu sama lain yaitu memperkenalkan VUB padi gogo yang toleran kekeringan. Pada bulan Maret tahun 2008 dilakukan panen yang ditanam pada bulan November 2007.

Tabel 1. Produksi ubinan varietas unggul baru penanaman MT I dan MT II 2007/2008

Varietas Produksi (t/ha) Produksi (t/ha)

GKG MT I GKG MT II Ciherang 5.3 1.3 Mekongga 6.0 3.9 Situ Bagendit 7.6 4.4 Situ Patenggang 3.4 2.2 Cibogo 5.9 5.3

Terlihat dari Tabel 1 varietas Situ bagendit yang merupakan varietas padi gogo mempunyai produkstivitas ubinan tidak kalah dengan varietas padi sawah. Bahkan pada MT II, Situ Bagendit mempunyai produkstivitas ubinan lebih tinggi dari Ciherang. Sehingga varietas Situ Bagendit dapat direkomendasikan untuk lahan–lahan sawah yang kekurangan air atau dapat ditanam pada MT II di lahan sawah irigasi yang air irigasi sedikit.

KESIMPULAN

Produktivitas padi gogo Situ Patenggang adalah selama tahun MT 1 2007/2008 dan MT II 2007/2008 adalah 3.4 ton/ha dan 2.2 ton/ha. Produktivitas padi gogo Situ Bagendit MT 1 2007/2008 dan MT II 2007/2008 7.6 ton/ha dan 4.4 ton/ha. Sedangkan Ciherang adalah 5.3 ton/ha dan 1.3 ton/ha. Dari produktivitas dan uji rasa Situ Bagendit diterima baik oleh petani Meteseh, Kaliori, Rembang dibandingkan Ciherang yang merupakan varietas padi sawah.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan mengenai bagaimana analisis hukum Islam praktek sewa jasa angkutan umum pick up yang keberadaannya tidak

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt

Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan jenis pendekatan kuantitatif, Pengujian kekuatan tarik menggunakan 2 posisi pengelasan Flat (1G) dan

Melalui pembelajaran matematika, secara implisit maupun eksplisit, dapat dibelajarkan kepada siswa berbagai karakter positif, seperti kemampuan berpikir kritis,

This research is about framing analysis in Jawa Pos and Kompas printed media reporting Partai Demokrat during the campaign’s period for general national election 2014.. Since

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cuevas, Aura et al ((2010) yang menemukan bahwa mencuci tangan sebelum dan setelah defekasi dan mencuci

Panel menyoroti pentingnya kepemimpinan nasional yang berlandaskan moral dan keteladanan dalam menjawab krisis kepercayaan masyarakat Indonesia; meningkatkan peran

Apabila transisi antar mode dalam sistem hibrid dimodelkan dengan rantai Markov yang memiliki dua state seperti pada Gambar 1, maka α menandai probabilitas transisi dari mode 1