• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU TAHUN 2013 - UNIB Scholar Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU TAHUN 2013 - UNIB Scholar Repository"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1. 2.

3

4

5.

6.

UjiAktifitas Antimikroba Sari Mentimun ( Cucumis Sativus I.

)

Pefiun-rbuhan Bakteri Escheria Coli

Efektifitas Penggunaan Media Power Point Terhadap Keberhasilan Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan

Kehaniilan pada Mahasiswa Semester IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu 2012

pemb:rian ASI Ekslusif Dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan

Hubungan Pengetah$an Dan Pengalaman Kerja Dengan Pengisian Partograf Oleh Bidan Dalam Asuhan Persalinau Normal di Kota Bengkulu Tahun 20 l3

Hubu'gan Motivasi Dengan prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebiclanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir Mahasiswa Semester III lurusan Kebidanan Poitekkes Provinsi Bengkulu Tahun 2013

Faktr:,r-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Parla lbu Hamil Di Puskesmas Angr-rut Atas Kota Bengkulu Tahun 2014

Hr-rbungan Pemberian Makanan Tambaan Dengan Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Kurang Di Wilayah

Kote Bengkulu Tahun

2t112

r

l.

perrgaruh Hyonother-apy Ter-hadap Penuninan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe

-Di Klinik Miftahussyifa Kota Beagkulu Tahun 2014

).

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Di Kabupaten Rc!ang Lebong

10. Anaiisis Pembelajaran Gugus Kendali Mutu (GKM ) Anggrek di Rumah Sakit

umurn

Dr' M'Yunus Bengkulu
(2)

Jurnal Kesehatan Propinsi Bengkulu

,Yo2, No.4

Januari

2015

PEI\tELITIAN

l.

Uji

Aktifitas Antimikroba Sari Mentimun ( Cucumis Sativus I. )

Pertumbuhan Bakteri Escheria Coli

(Sahidan

)...;...

394-405

2. Efektifitas Penggunaan Media Power Point Terhadap Keberhasilan Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Mahasiswa

Semester

fV

Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu 2012

(FeraErnaJuita

)...

406-414

3. Pemberian ASI EkslusifDengan Kejadian Kehamilan Tidak

Diinginkan

4t5

-

424

4. Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Kerja Dengan Pengisian Partograf OIeh Bidan Dalam Asuhan Persalinan Normal di Kota Bengkulu Tahun 2013

( Yetti Purnama

)

...

425

-

435

t

5. Hubungan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dan BayiBaru Lahir Mahasiswa Semester

III

Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu Tahun 2013

(kmaHayati

)...

...436-446

6. Faktor-Falstor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Taablet Besi Folat Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Anggut

Atas

Kota Bengkulu Tahun 2014

( Anang Wahyudi

)

..

...

447

-

458

7. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dengan Peningkatan BeratBadan Balita Gizi Kurang

Di

Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2012

(

Armailis

, Ria Lestari

)

...

8. Pengaruh Hyonotherapy Terhadap Penurunan Kadar Glukosa

Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe

-

2 Di

Klinik

Miftahussyifa Kota Bengkulu Tahun 2014

(3)

. ,,t ,F

1. .L

( Snwanto, Yusran Hasymi M.Kep. Hasan Husin

) ."...

467

-

494

9. Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Pe,ncegahan

Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Di Kabupaten Rejang Lebong

(H.RustamAji)...

...

.:...

...:...:...

4gs-496

l0.Analisis Pembelajaran Organisasi Gugus Kendali Mutu ( GKM

)

Anggrek di RSt D drJVI. Yunus Bengkulu

( Fitriyah, Saldanis, Setyaningrum

)

...,.

j... ..497

-Sll

l l.Hubungan Pendidikan Dan Pengetahuan

Ibl

Dengan Pemberian

y'Immunisasi BSG Pada Bayi

Di

Wilayah Kerja Puskesmas Beringin
(4)

7

IIUBUNGAN PENDIDIKA}I DAN PENGETAHUAN

IBU

DENGAN

PEMBERIAN

trMUMSASI

BCG PADA

BAYI DI

WILAYAII

KERJA

PUSIGSMAS BERINGIN

RAYA

KOTA

BENGKULU TAHUN

2OI3

Deni

Maryani,

Steb Lestari

ABSTRAK

.

]

Perielitian Hubungan Pendidikan

dan

Pengetahuan

ibu

Dengan Pemberian lrnrinisasi BCG Pada Bayi Diwilayah Kerja Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 20L3, bernrjuan urrtuk mengetahui hubungan antara pendiciikan dan pengetahuan

ibu

dengan

pemberian irnunisasi BCG pada

t'ayi

di

wilayah kerja Puskesrnas Beringin Raya Kota

Bengkulu

Tahun 2013. Penelitian

ini

merupakan penelitian survey

analitik

dengan pendekatan Cross Sectional yang dilaicsanakan diwilayah kerja Puskesmas Beringin Raya

Kota

Bengkulu pada

september

2013. Teknis

analisis

data

yang

digunakan pada

penelitian

ini

adalah aji chi square yang disajikan dalam bentuk table dan narasi. Hasil penelitian terhadap

82

responden rnenunjukan ada hubungan

yang signifikan

antara

pendidikan

ibu

dengan pemberian imunisasi BCG

(nilai p

:0,03),

ada hubungan ynng

signifikan antara pengetatruan

ibu

dengan pemberian imunisasi

BCG

(nilai p

:0,00).

Diharapk4n dapat memberikan informasi bagi tempat pelayanan dan tenaga kesehatan

bahwa pendidikan dan pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengakses

pelayanan kesehatan, sehingga

dapat dijadikan

pedoman

dalam

membuat program

pelayanan kesehatan misalnya pemberian pendidikan kesehatan tentang Imunisasi.

Kata

Kunci

:

Pendidikan, Pengetahuan dan Imunisasi BCG

PENDAIIT]LUAN

Pembangunan

Kesehatan

salah

satu prioritasnya adalah pada program

yang

berdarnpak

besar

terhadap

penuman Angka Kernatian Bayi (AKB),

Angka kesakjtan dan kecacatan paria bayi

(Profrl

kesehatan

Indonesi4

2A01). Selama lebih

dari lima

belas

tahun, di

Negara lndonesia tingkat kernatian anak

dan balita menunm

dan 5lo/o menjadi

42Yo, tingkatkematian

bayi dari 42Yo menjadi

3l%

dan tingkat

kematian pasca neonatal

dari

60% menjadi 50%. Dibalik kemajuan tersebu!

ternyata Indonesia

masih

'

memiliki masalah

tertingginya angKa

k-ematian

bayi dan kematian ibu diwilayah ASEAN

@epkes zu.2005).

Lebih

dat'. 12

juta

bayi

dan anak

berusia kurang

dari

5

tahun

yang

meninggal setiap

tahun,

sekitar

2

jfia

disebabkan

oleh

penyakit

yang

dapat

dicegah

dengan

imunisasi.

Serangan

penyakit tersebut akibat status imunisasi

(5)

dasar

yang tidak

lengkap

pada

analg

sekitar

20Yo sebelum anak ulang tahun

yang

pertama.Berdasarkan

data

hasil

survey

demografi

dan

kesehatan

Indonesia

tahun

2012

angka kematian

bayi

sebesar 32/1000 kelahiran hidup.

Angka

ini

turun sedikit

dibandingkan angka lima tahun sebelumnya pada tahun 2007 @epkes RI,2013).

Imunisasi adalah suatu cara untuk

meningkatkan-

kekebalan

seseorang

secara

aktif

terhadap

suatu

penyakit sehingga

jika

kelak

terpapar penyakit

tidak

akan menderita penyakit tersebut.

Tujuan

imunisasi adalah

menurunkan angka kesakitarU kecacatan dan kematian

pada

bayi

akibat penyakit yang

dapat

dicegah

dengan imunisasi

(PD3D (Proverawati, 2010).

Imunisasi harus dilakukan

secara

lengkap dan teratur sesuai

jadwal

yang

telah

diberikan

oleh

dolter.Pemerintah

dan

orang

tua

berkewajiban memberi

upaya

kesehatan

terbaik

dan

tumbuh

kembang

anak.

Imunisasi

merupakan

kegiatan

pencegahan

yang

efektif

terhadap penularan

penyakit Efek

dari

anak

yang

tidak

diberikan

imunisasi adalah anak tersebut akan cepat terkena penyakit (Rezeki, Sri. dklq

ZAID.

Berdasarkan

UU No.

3G

Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 130

dan

132(a), imunisasi

dasar

lengkap merupakan kewajiban pemerintah untuk memberikan sekaligus sebagai

hak

bagi

bayi dan

anak

Indonesia

untuk memperolehnya. tJU No. 23 Tahun 2002

juga

menyebutkan

hak

setiap

anak

Indonesia

untuk

memperoleh pelayanan

kesehatan

dan jaminan sosial

sesuai

kebufuhan

fisik,

mental, spiritual,

dan

sosial termasuk didalamnya memperoleh imunisasi dasar lengkap. Sesuai dengan

keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

No.

l6l1/lvlenKes/SKD(V2005,

maka

imunisasi

wajib

diselenggarakan oleh pemerintah untuk bayi dan balita.

Jenis-jenis imunisai dasar lengkap

pada

bayi yaitu

imunisasi

BCG

DPT,

C*putq

Hepatitis-B,dan

Polio.BCG adalah singkatan dan Beceille

Calmette-Gaerin,

BCG

merupakan

vaksin

yang

terdiri dari

hasil

basil TBC

hidup yang telah dilemahkan kemampuannya dalam menimbulkan penyakig sehingga mampu

merangsairg

sel-sel

imunitas

unfuk

memberikan

kekebalan

terhadap

nfeksllulycobacterium

Tuberculosis,

imunisasai BCG

ini

diberikan pada bayi

usia

0-2

bularU

akan tetapi

biasanya

diberikan

pada

usia 2-3

bulan

yang dilakukan tanpa membuat bayi atau anak

me4iadi sakit (Proverawati, 20 I 0).

Penyakit

Tuberkulosis

(TBC)

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.Sumber penularan melalui

percikan

ludah,batukdahak

dan

bersin dari penderita.Bila penyebaran kumannya lewat saluran nafas dan aliran darah akan

mengakibatkan radang paru dan radang

selaput

otak

(Meningitis)

yang

dapat

mengakibatkan

kematian

atau

cac,at, Tuberkulosis

pada anak

paling

sering menyerang paru karena kekebalan tubuh

bayi dan

anak

belum

sebaik

dewasa

selain

itu

kuman

Tuberkulosis

dapat

menyerang

ginjal,

hati

dan

juga

usus.Salah

satu

pencegahan

TB

paru

pada bayi, balita dan anak adalah dengan

memberikan

imunisasi

BCG

(Bacille

Calmette Guerin).

(6)

Tubercolusis

masih

merupakan penyakit yang sangat luas didapatkan di Negeri yang sudah berkembang seperti

Indonesi4 baik pada anak maupun orang

dewasa yang juga dapat menjadi sumber

infeksi.

Tubercolusis

pada anak

harus

diobati sedini mungkin

dan

setepat-tepatnya untuk menghindari komplikasi

yang

berat dan terinfeksi

pada waktu

dewasa (Rezeki.Sri, dklq 2011).

Pada tahun 2010

WHO

memperkirakan Indonesia

urutan

ke-4

didunia

dari

China,

India dan

Afrika

Selatan dengan kasus TBC-Hal

ini

terjadi

penurunan

kasus

bila

dibandingkan

dengan

tahun

2001

dimana

Indonesia menepati urutan ke-3 didunia dari China

dan

India

dengan kasus

TBC.

Penyakit

TB

paru merupakan penyebab kematian

kedua

di

lndonesia setelah

penyakit kardiovaskuler, tiap harinya 175 orang di

Indonesia meninggal karena

penyakit

Tuberculosis

(TBC)

(Kemenkes

RI, 2Ot2).

Dari

data

Program

Pengendalian Penyakit Provinsi Bengkulu Tahun 2011

jumlah kasus TBC

di

Provinsi Bengkulu

sebanyak

1.770,

dengan

cakupan lmunisasi:

BCG

sebesar

93%.

Di

Kota

Bengkulu pada

tahun

2}ll

jumlah

penyakit

Tuberculosis (TBC)mencapai

948

orang

dengan cakupan imunisasi 82,lyo. Pada tahun 2012 jumlah penyakit

TBC

di

Kota

Bengkulu

sebanyak 862

kasus dengan cakupan imunisasi 96,8yo.

Dari

data tersebut terlihat bahwa angka cakupan imunisasi BCG meningkat dari

tahun

2011

ke

2012,

di

lain

sisi

juga

terlihat bahwa kasus

TBC

di

Kota Bengkulu menurun dari 948 me4iadi 862 kasus @inkes Kota Bengkulu, 2012).

Salah

satu

target

keberhasilan

kegiatan imunisasi

adalah tercapainya

UCI

(Universal

Child

Immunization)

(Profil

Kesehatan

Indonesi4

2006).

Maka

dibentuklah Desa/I(elurahan UCI

(Universal

Child

Immunization) adalah

jumlah

bayi yang ada

di

desa/kelurahan

tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Imunisasi lengkap adalah

bayi

yang mendapatkan

BCG

1x, DPT 3x, Polio 4x, Hepatitis

B

3x, CamPak

lx

@inKes Prov Bengkulu, 2011).

Faktor-faktor

yang

memPengaruhi

ibu

dalam

pemberian imunisasi BCG

pada

bayi

di

Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta

Timur

dengan hasil penyebab rendahnya cakupan imunisasi

BCG

pada

bayi

dikarenakan kurangnya

pengetahuan

dan

pendidikan

ibu

mengenai

imunisasi

BCG,

dan

menyatakan

bahwa

ada

hubungan pendidikan dan pengetahuan

ibu

dengan

pemberian

imunisasi

BCG

pada

bayi (Setiawati, 2011).

Pengetahuan

adalah

faktor

yang

sangat

penting

dalam

membentut

tindakan

seseorang,

selanjutnya

pengetahuan

itu

akan

menimbulkan

kesadaran

yang

akhirnya

akan

menyebabkan

perubahan

perilaku.Perilaku

yang

didasari

oleh pengetahuan

akan

lebih

langgeng dari

pada perilaku yang

tidak

didasari oleh pengetahuan. Sehubungan dengan hal

tersebut

maka

perubahan

perilaku

ini

masih

menjadi masalah, salah satunya

ketidak

lengkapan imunisasi pada anak

sesuai dengan

usianya

(Notoadmodjo, 2007).
(7)

.1

Dalam proses seseorang mengetahui

akan

dipengaruhi

oleh

beberapa faktor

yang

digolongkan

menjadi dua

yaitu

faklor internal dan faktor eksternal. Salah

satu

dari

faktor

eksternal

adalah

pendidikan.Menurut UU RI No.20 Tahun

20A3

@epkes

R[,

2003)

je4iang

pendidikan

terdiri

dari pendidikan dasar

(SD/SMP),

pendidikan

menengah

(SMA/SMK),

pendidikan

tinggi

(program pendidikan

diploma/sarjana).

Tingkat

pendidikan

seseorang

akan

berpengaruh

dalam memberi

respon

terhadap sesuatu yang datang

dari

luar.

Orang

yang

berpendidikan

tinggi

akan

memberi respon yang

lebih

rasional

terhadap

informasi

yang datang

akan

berfikir

sejauh mana keuntungan yang

mungkin

akan

mereka peroleh

dari

gagasan'

tersebut

khususnya

tentang

kesehatan. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap

seseorang

terhadap

perubahan

hidup sehat (Notoadmodjo, Z0O7).

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun Z0IZ,

dai20

puskesmas

yang ada

di

Kota

Bengkulu terdapat 1

puskesmas dengan

cakupan

imunisasi

BCG terendah yaitu puskesmas Beringin

Raya sebesar 65,5yo dengan kasus TBC

sebanyak

30

kasus,

sedangkan pada

tahun 201I kasus TBC terdapat 40 kasus.

Berdasarkan

data cakupan

imunisasi

BCG,

cakupan imunisasi

di

puskesmas

Beringin Raya belum

mencapai target

l.tCI (Universal Child Immunization).

Survey

awal

peneliti

melakukan

wawancara dengan

4

orang

ibu

yang

Analisis Univariat

membawa bayi umur 2

bulan-l

tahun ke

Puskesmas

Beringin

Raya

Kota

Bengkulu,Sebanyak

2

orang

ibu

berpendidikan

SMP,

I

orang

ibu

pendidikan

SD, dan

I

orang

Ibu

pendidikan

SMA.

Dari

4

orang

ibu terdapat

I

orang ibu

yang mengetahui

tentang imunisasi

BCG

dan

anaknya

telah

mendapatkan

imunisasi

BCG,

sedangkan

3

diantaranya

dengan

penCidikan

SMP

dan SD

tidak

mengetahui tentang imunisasi

BCG

dan anaknya tidak diberikan imunisasi BCG.

Berdasarkan

uraian diatas

maka

peneliti tertarik

untuk

meneliti

"Hubun ganPendid ikandanpengetahuanlb

udenganPemberianlmunisasi

BCG

PadaBayi

di

Wilayah Kerja

puskesmas

Beringin

Raya

Kota

Bengkulu

Tahun 2013".

METODE PEFIELITIAN

Metode penelitian yang digunakan

dalam

penelitian

ini

secara

survey

analitik

dengan

pendekatan

Cross

Sectional

yaitu

variabel

bebas

(independen)

maupun

variabel

terikat

(dependeQ

yang

dilakukan

secara bersama. Dimana penelitian ini dilakukan

untuk melihat

hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan

ibu

dengan pemberian imrrnisasi BCG pada bayi.

IIASIL PEI\IELITIAN

Setelah dilakukan pengolahan data

yang

diperoleh

maka

dapat

di diskripsikan hasilnya sebagai berikut:

tumol Kesehoton poltekkes provinsi g"rSkA,

(8)

Analisis Univariat

Dilakukan

untuk

mendapatkan

gambaran

Distribusi

Frekuensi

Tingkat

Pendidikanlbu yang Mempunyai Bayi

umur

0-12 bulan di Wilayah PuskesmasBeringin Raya Kota BengkuluTahun 2013

Tabel

l.

Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikanlbu yang Mempunyai Bayi

umur

0-12 bulan di Wilayah PuskesmasBeringin Raya Kota BengkuluTahun 2013

N0

Perdidikan

:

Frekurersi Persentme (%) 1 linggi

2,MenerEah

3 Dmar

Berdasarkan tabel 1 menunjukan

bahwa

mempunyai pendidikan

tingkat hampir sebagian responden

Q6,6yo)

menengah

yang

berarti

tingkat

pendidikan responden tamat SLTA.

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi umur 0-12 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 2013

N0

PerqAdmn Frekuersi Perserhe (%)

34,1

36,6

29,9

n

30 24

1

Brik

2

Cukup

3

Kuraq

41 18

n

50

n

m

Toffi 82 1m

Dari

Tabel

2

menunjukan bahwa

sebagian responden (50%) mempunyai

Pengetahuan

Baik

tentang

imunisasi BCG

Tabel 3.

Dishibusi Frekuensi Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi

Umur 0-12 Bulan di Witayah Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 2013

(9)

No lmunfisasiBCG

FEkuerEi Persenhe(%)

1

',Ya

2

,Iidak

59,8

4A,2 49

33

100

82

Dari tabel3 diatas frekuensi pemberian imunisasi BCG pada Bayi

Umur 0-12 bulan di Wilayah kerja

Puskesmas Beringin RayaKota Bengkulu

lebih dari sebagian bayi dari responden

(59,8W

sudah mendapat imunisasi BCG

Analisis

Bivariat

Hasil analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen dapat dilihat

pada tabel-tabel berikut

ini:

Hasil Anarisis

Hubungan.Tingkat;:HIJI*

rbu yang Mempunyai

Bayi

umur

0-r2

*ffi;ffi;TrTlan

imunisasi BCG

di

wilarh

il,skesmas Beringin Raya Kota

lmunisasi

Pendidikan

Tidak

linggi

P Valrc

Menengah Dasar

28 30 24 42,9

23,3 58,3

57,1

12

76,7

7

41,7

14

16

23

10

100

100

0o:

1m

Tohl 59,g

q,2

33

Berdasarkan tabel

4 Dari

tabel 4.4

menurfukan

bahwa

dari

2gresponden

y.ang mempunyai

pendidikan

tingkat

tinggi

ditemukan 16 responden

(sl,iio)

bayinya diimunisasi

BCG

aan-

i

responden

(42,9yo)baynya

tidak

diimunisasi

BCG,

kemudian

dari

30 responden yang mempunyai pendidikan

tingkat

menengah

ditemukan

23

responden (76,7yo) bayinya diimunisasi

BCG

dan

7

responden e3,3yo) bayinya

tidak

diimunisa,si BCG, setardutnya aari

24 responden yang mempunyai

pendidikan

tingkat

dasar ditemukan

l0

responden

(4l,7yo

bayinya diimunisasi

liC

Oan 14 responden (5g,3yo) bayinya

tidak diimunisasi BCG. Hasil

uji

s.a-tisiik

*ir*

menggunakan

chi

square

didapatkan

p

value

:

0,03<q :gO5

artinya

Ho

ditolak dan

Ha

diterima

kesimpulannya

Ada

hubungan

;;

signifikanantara pendidikan

fUu

Oeffi

pemberian

imunisasi

BCG

paOa

nlyi

Umur

0-12 bulan

di

Wilayah

f"iu

Puskesmas

Beringin

Raya

K;

Bengkulu.

turno| Kesehaton polkkkes pro,

(10)

Tabel 5

Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan

Ibu

yang Mempunyai Bayi

Tentang imunisai dengan Pemberian Imunisasi

BCG

di

Wilayah Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 2013

Umur

0-12 bulan

Kerja

Puskesmas

Pengetahuan lmunisasi Total

Ya Iidak P

Value

of to

o/o Yo

Baik Cukup

75,6 55,6

41,7

24,4

M,4

65,2

31

10

I

10

B

15

41

18 23

1m

100

0,00

100

Total 49 59,8 33 40,2 82 1m

Dari tabel 5 menunjukan bahwa dari

4lresponden

yang

mempunyai

pengetahuan

baik

ditemukan

3l

responden (75,6yo) bayinya diimunisasi

BCG dan 10 responden (24,4Yo) bayinya

tidak

diimunisasi

BCG,

kemudian dari

lSresponden

yang

mempunyai

pengetahuan

cukup

ditemukan

l0responden

(55,6Yo)

bayinya

diimunisasi

BCG dan

8

responden

(44,4%) bayinya tidak diimunisasi BCG,

selanjutnya

dari

23

responden yang

mempunyai

pengetahuan

kurang

ditemukan 8 responden (34,8yo) bayinya

diimunisasi

BCG dan

15

responden

(65,2yo) bayinya; tidak diimunisasi BCG.

PEMBAIIASAI\

1.

Hubungan Pendidikan

dengdn

Pemberian

BCG

padaBayiUmur O-lz

bulan

Berdasarkan

uji

statistic diperoleh

nilai kemaknaan p

:

0,03<0

:0,05

artinya

Ho

ditolak

dan Ha

diterima,

kesimpulannya

Ada

hubungan

yang

signifikan antara pendidikan

Ibu

dengan

Hasil

uji

statistik dengan menggunakan

chi

square didapatkan

p

value:

0.00<CI,

:0,05

artinya Ho ditolak dan Ha diterima,

kesimpulannya

Ada

hubungan

yang signifikanantara pengetahuanlbu dengan

pemberian imunisasi

BCG

pada

Bayi

Umur

0-12 bulan

di

Wilayah

Kerja

Puskesmas

Beringin

Raya

Kota Bengkulu.

pemberian imunisasi

BCG

pada

Bayi

Umur

0-12 bulan

di

Wilayah

Kerja

Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu.

Banyaknya

bayi yang

diimunisasi

BCG

pada

bayi

urnur 0-12

bulan pada

penelitian

ini

terdapat

pada

responden

yang

memiliki

pendidikan

menengah

Q6,7oA.

halini

dikarenakan responden sudah memanfaatkan fasilitas
(11)

kesehatan terdekat yang sudah disediakan

pemerintah

baik

Puskesmas maupun

Posyandu terdekat,

sedangkan

Yang

memiliki

pendidikan tinggi (57,1%o) lebih banyak memberikan imunisasi BCG pada

bayinya

di

dokter atau

bidan

praktek

swasta dan rumah sakit yang tidak terdata

di register Puskesmas Beringin Raya Kota

Bengkulu.

Banyaknya

baYi

Yang

tidak

imunisasi

BCG

pada

BaYi

Umur

0'12

bulan pada penelitian ini dipengaruhi oleh masih banyaknya Q9,3%) ditemukan ibu

yang

berpendidikan

dasar.

Hasil

penelitian

ini

didukung

oleh

pendapat

Kanuran (1998), yang menyatakan bahwa

pendidikan

ibu

yang tinggi pola

cara

berfftir

dan wawasan

ilmu

pengetahuan

jelas

berbeda dengan

orang

yang

berpendidikan

rendah.

Melalui

ilmu

pengetahuan

ibu

akan

lebih

memiliki

kesadaran dan mudah menerima sesuatu

hal

yang

bermanfaat

untuk

perbaikan dalam dirinya. Semakin tinggi pendidikan

seseorang

makin

banyak

pula

pengetahuan yang

dimiliki

sehingga dapat

menyebabkan mudatr mendapatkan

ide-ide

dan teknologi khususnya pelayanan kesehatarq sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat.

Hal

ini

senada dengan pendapat

Ali

(2003)

dimana

Peningkatan

cakupan

imunisasi melalui pendidikan orang tua telah menjadi strategi popular diberbagai

Negara. Strategi

ini

beramsusi bahwa anak-anak

tidak

akan diimunisasi secara

benar disebabkan orang

tua

tidak

dapat

menjelaskan

yang

baik

atau

karena

memiliki

sikap

yang

buruk

tentang

imunisasi.

Disisi

lain

pendidikan

merupakan

suatu

kebutuhan

Pokok

manusia

kapan

dan

dimanapun, tanPa

pendidikan manusia

tidak

akan tumbuh

dan berkembang dengan

baik.

Manusia diberikan kelebihan akal olehTuhan Yang Maha Esa untuk berfikir dan berkembang

serta

berkebudayaan

yang

tinggi dibandingkan dengan

makhluk

lainnya. Karena itu pendiddikan merupakan upaya untuk memanusiakan manusia

itu

sendiri,

sehingga manusia

itu

tumbuh

dan

berkembang

menjadi makhluk

yang

dianugrahi kelebihan

dibandingkan dengan makhluk lainnya. Peran seofirng

ibu

pada

progam

imunisasi sangatlah

penting.

Karenanya

suafu

pemahaman

tentang program

ini

amat

diperlukan unfuk kalangan tersebut. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap imunisasi

sangat

dipengaruhi

oleh

ting[at

pendidikan ibu.

Penelitian

ini juga

sejalan dengan

pendapat

Notoatmodjo

(2005),

bahwa

pendidikan

dapat

mempengaruhi

seseorang termasuk

juga

perilaku seseorang akan kepafuhannya, terutama dalam sikap untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan.

Makin

tinggi

pendidikan seseorang maka makin mudah

menerima

informasi,

sehingga

makin

banyak

pula

pengetahuan

yang

dimilikinya.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap

seseorang

terhadap

perubahan-perubahan hidup sehat.
(12)

2.Hubungan

Pengetahuan

tentang

Imunisasi dengan Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi Umur 0-12 bulan

Dari tabel 5 menunjukan bahwa dari

23

responden

yang

mempunyai

pengetahuan

kurang tentang

imunisasi BCG terdapat lebih dari sebagian (65,2%)

bayinya

tidak

diimunisasi

BCG

dan

terdapat

4l,7oh

bayinya sudah

di

imunisasi

BCG,

sedangkan

dari

4l

responden yang mempunyai pengetahuan

baik

tentang imunisasi

BCG

ditemukan

24,4yo responden

yang

bayinya

tidak

diimunisasi BCG, hal

ini

senada dengan

pendapat

Nototmodjo

Q007)

bahwa tingkat pengetahuan memiliki 6 tingkatan

diantaranya

tahu

(know),

memahami, aplikasi, analisis, siynthesis dan evaluasi.

Pada penelitian

ini

responden yang

berpengetahuan

baik

(24,4W

belum

mengaplikasikan pengetahuan

yang

mereka

miliki,

baru

sebatas

tahu

dan

memahami

saja.

Penelitian

ini

juga

sejalan dengan Penelitian Rogers (1974)

dalam

Notoadmodjo

(2007)

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku

baru)

didalam

dfui

orang

tersebut

terjadi

proses

yang

berurutan,

yakni:

Awareness

(kesadaran), yakni

orang

tersebut menyadari

dalam

arti

mengetahui

stimulus (objeD,

terlebih dahuln" Interest, yakni orang yang mulai

tertarik

kepada stimulus,

Evaluation (menimbang-nimbang

baik

dan tidaknya

stimulus tersebut

bagi dirinya).

Hal

ini

berarti sikap responden sudah lebih baik

lagi, Trial,

orang telah

mulai

mencoba

perilaku

barq

dan

adaptation, subjek

telah

berperilaku

baru

sesuai

dengan

pengetahun,

kesadaran

dan

sikapnya terhadap stimulus.

Berdasarkan

ujistatistik

diperoleh

nilai kemaknaan p

:

0.00 atau

<

0,05 hal

ini

berarti

terdapat

hubungan

yang bermakna antara pengetahuan Ibu tentang

imunisasi

BCG

dengan

pemberian

imunisasi

BCG

pada

Bayi,pmur

0-12

bulan

di

Wilayah

Kerja

'Puskesmas

Beringin

Raya

Kota

Bengkulu.Hasil

Penelitian

ini

didukung

oleh

pendapat

Green dalam Suliha (2002) bahwa bila seseorang

ibu

memiliki

pengetahuan

tentang

suatu

hal

maka akan

timbul

pemikiran tentang segi positif dan negatif

mengenai

hal

tersebul

pengetahuan

ini

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang sesuai dengan pemikirannyq

kalau

positif

akan

menimbulkan sikap

positif,

demikian

juga

sebaliknya.

Demikian

pula

jika

seorang

ibu

mengetatrui tentang imunisasi BCG maka

ia

akan memberikan bayinya imunisasi BCG.

Hal

ini

senada dengan pendapat

Notoadmodjo (2007) bahwa pengetahuan

atau

kognitif

merupakan domain yang

sangat

penting

untuk

terbentuknya

tindakan

seseoftmg

(over

behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan

lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Penelitian

ini

sejalan

dengan

pendapat

DepKes

RI

(2008)

dimana

Komponen

pendukung

ibu

melakukan

imunisasi dasar

pada

bayi

antara lain

kemampuan

individu

menggunakan pelayanan kesehatan

yang

diperkirakan

berdasarkan

pada

faktor yang

salah

satunya

adalah

pengetahuan,dimana
(13)

I

menurut

Notoaknodjo

e007)

bahwa Pengetahuan

ibu

dapat diperoleh

dari

pendidikan

atau

pengamatan

serta

informasi yang didapat seseorang. Semua aktivitas yang dilakukan para

ibu

seperti

dalam pelaksanaan imunisasi pada bayi tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari

pendidikau

Tingkat

pendidikan

dan

pengetahuan

ibu

sangat mempengaruhi

terlaksananya

kegiatan

pelaksanaan

imunisasi bayi/anak, baik

itu

pendidikan formal maupun non formal.

SARAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan

dan

kesimpulan

maka penulis

akan

memberikan saran:

1. Hasil penelitian

ini

dapat memberikan masukan informasi yang bermanfaaq dan

menjadi

pedoman

dalam

belajar

serta

menambah

literature

di

akademik dan

bagi

tempat

pelayanan

dan

tenaga

kesehatan

bahwa

pendidikan

dan

pengetahuan mempengaruhi

perilaku seseorang

dalam

mengakses pelayanan

kesehatan, sehingga

dapat

dirjadikan

pedoman

dalam

membuat

program

pelayanan kesehatan misalnya pemberian

pendidikan

kesehatan

terutama

masyarakat yang mempunyai pendidikan

dasar

dan

pengetahuan

yang

masih

kurang

tentang

imunisasi

.sehingga

masyarakat

dapat

mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka

miliki.

2.

Hasil

penelitian

ini

diharapkan dapat

menjadi

masukan

bag

peneliti

lain

sehingga dapat dilakukan penelitian pada

faktor-faktor

lain

yang

mempengaruhi

pemberian

imunisasi

BCG

pada

Bayi

Umur 0-12 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Andra.2007. TB padaAna*. Diakses

dari:Httpil

ww.

Edisi

Vm

Farmacia.

Padatan ggal 27 -07 -20

t3

Ali, M.

2003. Pengetahuan Sikap

Don Perilaku

lbu

Bekerja

Dan

Tidah

Bekerja

tentqng imunisasi. Diaksesdari: http/usu.ac.id. Padatang gal 27 -06-2013

Ahmadi,

A.

2003.

Ilmu

Sosial

Dasar. Rineka Cipta.Jakarta

Depkes

RI.

2005. pedoman Teknis Imunisasi Tingkat puskesmas. Jakafia

2006.

Modul

pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi puskesmas.

Pelatihan Tenaga

pelaksana Imunisasi

Puskesmas.Jakarta

2007.

profit

kesehatan

Indonesia

tahun 2006.

Diaksesdari

http/depkes.go.id padatanggal

25

Mei

2At3

2013.

Survey

demogrofikesehatqn

Indonesia

tahun

2012.

Diaksesdari

http/depkes.go.id padatanggal25 Mei 2013

Departemen

pendidikan

Nasional

R[,

2003,

Undang-Undang

RI No

20

tahun 2003

tentang Sistem pendidikan Nasional, Jakarta

Dinas

kesehatan

Kotabengkulu,

2012.

profilKesehatan

Kota

Bengkulu.Tahun 20 I

l.

Bengkulu: Dinkes Kota Bengkulu.

Hidaya! A.2008. Metode penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Salemba

medika.Jakarta.

Israq. 2005. Substonsi dan DeJinisi Pengetohuan (online). Diaksesdari htrp:

lurnal Kesehoton poltekkes provinri A,

(14)

Israq, ordp.or.id.PadaTanggal

20

Mei

2013

Kanuran, 1998.

Buku

Panduan

pendidikan

formal Bagi

Masyarakat.Pt.

Gramedia. Jakarta

Muscari.

2005.

KeperawatanPediahik. Ecc.Jakarta.

Notoatnodjo, S.

2003. Promos iKesehatanTeoriAplikasi.RinekaC ipta.Jakarta

2005.

Ilmu

Prilaku,

2007.

Promosi

Kesehatan

Dan

Ilmu

Prilaku.

Rineka Cipta. Jakarta

.

2008.

Metodologi Penelitian

Kesehatan

RinekaCipta. Jakarta

Nursalam.20O5.

Konsep

dan

penerapan

metodologi penelitian ihnu'

keperawatan. Pedoman skripsi, tesis dan

instrument penelitian

keperawata Salemba medika.

Jakafta

41 PromosiKesehatan Dan

Rineka Cipta.Jakarta

Proverawati,

atikah

dan

setyocitra.2Ol0.

Imunisasi

dan

vaksin.

Nuhamedika. Yogyakart a

Rezeki,

Sri.

Dkk.

2011.

Panduan

Imunisasi analq Mencegah lebih baik dari

pada

mengobati.

Satgas

imunisasi

PP

IDAI

Santoso, Singgih. 2005. Menguasai

Statistik

di

Era

Informasi

Dengan

SPSS.PT.

Alex

Media

Komputindo. Jakarta

Saryono.

2011. Metodologi

penelitian

kesehatan. Mitra Cendikia. Jogiakarta

Saroso. 2007.

Pedoman

tekhnis

imunisosi pada anah

Diaksesdari:

http/www.Idai.go.id padatanggal

25

Mei

20t3

Setiawati. 2011.

Fahor-fahor

yang Mempengaruhi

Ibu

Dalam

Pemberian

Imunisasi BCG Poda

Bryi di

Puskesmas

Jatinegora

Jakarto

Timur.

Diakses

dari:http/digilib.

Tarumanegara

.ac.id

ada tanggal

25Mei2013

Suliha, Herawati, Sumiati.

2002.

Pendidikan Kesehatan

dalam Keperawatan. EGC. J akarta

Gambar

Tabel l.
Tabel 5

Referensi

Dokumen terkait

Relasi yang terjalin antara dokter dan pasien di IGD RSU X termasuk kedalam relasi pasif sebab dokter lebih banyak mengambil peranan dalam proses komunikasi medis. Selain

- White Board desain perkerasan lentur dengan metode MAK dan melakukan analisis perhitungan sesuai dengan parameter desain yang dipilih. Penutup

Latar belakang petani kelapa sawit dan tauke sawit di Desa Buana Makmur Kecamatan Dayun Kabupaten Siak melakukan hubungan ini selain karena faktor kerjasama juga

Demikian cintanya kepada Imam Ghazali, beliau mendirikan Yayasan Islamic Centre (YIC) Al-Ghazali dengan fokus kepada bidang pendidikan dan pengembangan agama Islam dalam

Unsur – Unsur yang terkandung dalam Pasal 10 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam

namun mempunyai arti yang sangat penting dalam sistem tata kelola perusahaan maupun dalam aspek manajerial dan investasi dalam suatu organisasi baik organisasi laba

Selama periode tahun 2010-2016, peningkatan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan menggambarkan peningkatan volume nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan

Melalui kegiatan membaca teks pengumuman tentang binatang yang hilang, siswa dapat mengidentifikasi informasi deskripsi terkait binatang dalam teks tersebut dengan