1. 2.
3
4
5.
6.
UjiAktifitas Antimikroba Sari Mentimun ( Cucumis Sativus I.
)
Pefiun-rbuhan Bakteri Escheria ColiEfektifitas Penggunaan Media Power Point Terhadap Keberhasilan Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Kehaniilan pada Mahasiswa Semester IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu 2012
pemb:rian ASI Ekslusif Dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan
Hubungan Pengetah$an Dan Pengalaman Kerja Dengan Pengisian Partograf Oleh Bidan Dalam Asuhan Persalinau Normal di Kota Bengkulu Tahun 20 l3
Hubu'gan Motivasi Dengan prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebiclanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir Mahasiswa Semester III lurusan Kebidanan Poitekkes Provinsi Bengkulu Tahun 2013
Faktr:,r-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Parla lbu Hamil Di Puskesmas Angr-rut Atas Kota Bengkulu Tahun 2014
Hr-rbungan Pemberian Makanan Tambaan Dengan Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Kurang Di Wilayah
Kote Bengkulu Tahun
2t112
r
l.
perrgaruh Hyonother-apy Ter-hadap Penuninan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe -Di Klinik Miftahussyifa Kota Beagkulu Tahun 2014).
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Di Kabupaten Rc!ang Lebong10. Anaiisis Pembelajaran Gugus Kendali Mutu (GKM ) Anggrek di Rumah Sakit
umurn
Dr' M'Yunus BengkuluJurnal Kesehatan Propinsi Bengkulu
,Yo2, No.4
Januari
2015PEI\tELITIAN
l.
Uji
Aktifitas Antimikroba Sari Mentimun ( Cucumis Sativus I. )Pertumbuhan Bakteri Escheria Coli
(Sahidan
)...;...
394-405
2. Efektifitas Penggunaan Media Power Point Terhadap Keberhasilan Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Mahasiswa
Semester
fV
Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu 2012(FeraErnaJuita
)...
406-414
3. Pemberian ASI EkslusifDengan Kejadian Kehamilan Tidak
Diinginkan
4t5
-
4244. Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Kerja Dengan Pengisian Partograf OIeh Bidan Dalam Asuhan Persalinan Normal di Kota Bengkulu Tahun 2013
( Yetti Purnama
)
...
425-
435t
5. Hubungan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dan BayiBaru Lahir Mahasiswa Semester
III
Jurusan Kebidanan Poltekkes Provinsi Bengkulu Tahun 2013(kmaHayati
)...
...436-446
6. Faktor-Falstor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Taablet Besi Folat Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Anggut
Atas
Kota Bengkulu Tahun 2014( Anang Wahyudi
)
.....
447-
4587. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dengan Peningkatan BeratBadan Balita Gizi Kurang
Di
Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2012(
Armailis
, Ria Lestari)
...
8. Pengaruh Hyonotherapy Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
-
2 DiKlinik
Miftahussyifa Kota Bengkulu Tahun 2014
. ,,t ,F
1. .L
( Snwanto, Yusran Hasymi M.Kep. Hasan Husin
) ."...
467-
4949. Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Pe,ncegahan
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Di Kabupaten Rejang Lebong
(H.RustamAji)...
...
.:...
...:...:...
4gs-496
l0.Analisis Pembelajaran Organisasi Gugus Kendali Mutu ( GKM
)
Anggrek di RSt D drJVI. Yunus Bengkulu
( Fitriyah, Saldanis, Setyaningrum
)
...,.
j... ..497
-Sll
l l.Hubungan Pendidikan Dan Pengetahuan
Ibl
Dengan Pemberiany'Immunisasi BSG Pada Bayi
Di
Wilayah Kerja Puskesmas Beringin7
IIUBUNGAN PENDIDIKA}I DAN PENGETAHUAN
IBU
DENGAN
PEMBERIAN
trMUMSASI
BCG PADA
BAYI DI
WILAYAII
KERJA
PUSIGSMAS BERINGIN
RAYA
KOTA
BENGKULU TAHUN
2OI3
Deni
Maryani,
Steb Lestari
ABSTRAK
.
]Perielitian Hubungan Pendidikan
dan
Pengetahuanibu
Dengan Pemberian lrnrinisasi BCG Pada Bayi Diwilayah Kerja Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 20L3, bernrjuan urrtuk mengetahui hubungan antara pendiciikan dan pengetahuanibu
denganpemberian irnunisasi BCG pada
t'ayi
di
wilayah kerja Puskesrnas Beringin Raya KotaBengkulu
Tahun 2013. Penelitianini
merupakan penelitian surveyanalitik
dengan pendekatan Cross Sectional yang dilaicsanakan diwilayah kerja Puskesmas Beringin RayaKota
Bengkulu pada
september2013. Teknis
analisisdata
yang
digunakan padapenelitian
ini
adalah aji chi square yang disajikan dalam bentuk table dan narasi. Hasil penelitian terhadap82
responden rnenunjukan ada hubunganyang signifikan
antarapendidikan
ibu
dengan pemberian imunisasi BCG(nilai p
:0,03),
ada hubungan ynngsignifikan antara pengetatruan
ibu
dengan pemberian imunisasiBCG
(nilai p
:0,00).
Diharapk4n dapat memberikan informasi bagi tempat pelayanan dan tenaga kesehatan
bahwa pendidikan dan pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengakses
pelayanan kesehatan, sehingga
dapat dijadikan
pedomandalam
membuat programpelayanan kesehatan misalnya pemberian pendidikan kesehatan tentang Imunisasi.
Kata
Kunci
:
Pendidikan, Pengetahuan dan Imunisasi BCGPENDAIIT]LUAN
Pembangunan
Kesehatan
salahsatu prioritasnya adalah pada program
yang
berdarnpak
besar
terhadappenuman Angka Kernatian Bayi (AKB),
Angka kesakjtan dan kecacatan paria bayi
(Profrl
kesehatan
Indonesi4
2A01). Selama lebihdari lima
belas
tahun, diNegara lndonesia tingkat kernatian anak
dan balita menunm
dan 5lo/o menjadi42Yo, tingkatkematian
bayi dari 42Yo menjadi
3l%
dan tingkatkematian pasca neonatal
dari
60% menjadi 50%. Dibalik kemajuan tersebu!ternyata Indonesia
masih'
memiliki masalahtertingginya angKa
k-ematianbayi dan kematian ibu diwilayah ASEAN
@epkes zu.2005).
Lebih
dat'. 12juta
bayi
dan anakberusia kurang
dari
5
tahun
yangmeninggal setiap
tahun,
sekitar2
jfia
disebabkan
oleh
penyakit
yang
dapatdicegah
dengan
imunisasi.
Seranganpenyakit tersebut akibat status imunisasi
dasar
yang tidak
lengkappada
analgsekitar
20Yo sebelum anak ulang tahunyang
pertama.Berdasarkandata
hasilsurvey
demografi
dan
kesehatanIndonesia
tahun
2012
angka kematianbayi
sebesar 32/1000 kelahiran hidup.Angka
ini
turun sedikit
dibandingkan angka lima tahun sebelumnya pada tahun 2007 @epkes RI,2013).Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan-
kekebalan
seseorangsecara
aktif
terhadap
suatu
penyakit sehinggajika
kelak
terpapar penyakittidak
akan menderita penyakit tersebut.Tujuan
imunisasi adalah
menurunkan angka kesakitarU kecacatan dan kematianpada
bayi
akibat penyakit yang
dapatdicegah
dengan imunisasi
(PD3D (Proverawati, 2010).Imunisasi harus dilakukan
secaralengkap dan teratur sesuai
jadwal
yangtelah
diberikan
oleh
dolter.Pemerintahdan
orang
tua
berkewajiban memberiupaya
kesehatanterbaik
dan
tumbuhkembang
anak.
Imunisasi
merupakankegiatan
pencegahan
yang
efektif
terhadap penularan
penyakit Efek
darianak
yang
tidak
diberikan
imunisasi adalah anak tersebut akan cepat terkena penyakit (Rezeki, Sri. dklqZAID.
Berdasarkan
UU No.
3G
Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 130dan
132(a), imunisasi
dasar
lengkap merupakan kewajiban pemerintah untuk memberikan sekaligus sebagaihak
bagibayi dan
anak
Indonesia
untuk memperolehnya. tJU No. 23 Tahun 2002juga
menyebutkan
hak
setiap
anakIndonesia
untuk
memperoleh pelayanankesehatan
dan jaminan sosial
sesuaikebufuhan
fisik,
mental, spiritual,
dansosial termasuk didalamnya memperoleh imunisasi dasar lengkap. Sesuai dengan
keputusan
Menteri
KesehatanRI
No.l6l1/lvlenKes/SKD(V2005,
makaimunisasi
wajib
diselenggarakan oleh pemerintah untuk bayi dan balita.Jenis-jenis imunisai dasar lengkap
pada
bayi yaitu
imunisasiBCG
DPT,C*putq
Hepatitis-B,dan
Polio.BCG adalah singkatan dan BeceilleCalmette-Gaerin,
BCG
merupakanvaksin
yangterdiri dari
hasilbasil TBC
hidup yang telah dilemahkan kemampuannya dalam menimbulkan penyakig sehingga mampumerangsairg
sel-sel
imunitas
unfukmemberikan
kekebalan
terhadapnfeksllulycobacterium
Tuberculosis,imunisasai BCG
ini
diberikan pada bayiusia
0-2
bularUakan tetapi
biasanyadiberikan
pada
usia 2-3
bulan
yang dilakukan tanpa membuat bayi atau anakme4iadi sakit (Proverawati, 20 I 0).
Penyakit
Tuberkulosis
(TBC)disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.Sumber penularan melalui
percikan
ludah,batukdahakdan
bersin dari penderita.Bila penyebaran kumannya lewat saluran nafas dan aliran darah akanmengakibatkan radang paru dan radang
selaput
otak
(Meningitis)
yang
dapatmengakibatkan
kematian
atau
cac,at, Tuberkulosispada anak
paling
sering menyerang paru karena kekebalan tubuhbayi dan
anak
belum
sebaik
dewasaselain
itu
kuman
Tuberkulosis
dapatmenyerang
ginjal,
hati
dan
jugausus.Salah
satu
pencegahanTB
parupada bayi, balita dan anak adalah dengan
memberikan
imunisasi
BCG
(BacilleCalmette Guerin).
Tubercolusis
masih
merupakan penyakit yang sangat luas didapatkan di Negeri yang sudah berkembang sepertiIndonesi4 baik pada anak maupun orang
dewasa yang juga dapat menjadi sumber
infeksi.
Tubercolusispada anak
harusdiobati sedini mungkin
dan
setepat-tepatnya untuk menghindari komplikasi
yang
berat dan terinfeksi
pada waktudewasa (Rezeki.Sri, dklq 2011).
Pada tahun 2010
WHOmemperkirakan Indonesia
urutan
ke-4didunia
dari
China,
India dan
Afrika
Selatan dengan kasus TBC-Hal
ini
terjadipenurunan
kasus
bila
dibandingkandengan
tahun
2001
dimana
Indonesia menepati urutan ke-3 didunia dari Chinadan
India
dengan kasusTBC.
PenyakitTB
paru merupakan penyebab kematiankedua
di
lndonesia setelah
penyakit kardiovaskuler, tiap harinya 175 orang diIndonesia meninggal karena
penyakitTuberculosis
(TBC)
(Kemenkes
RI, 2Ot2).Dari
data
Program
Pengendalian Penyakit Provinsi Bengkulu Tahun 2011jumlah kasus TBC
di
Provinsi Bengkulusebanyak
1.770,
dengan
cakupan lmunisasi:BCG
sebesar93%.
Di
KotaBengkulu pada
tahun
2}ll
jumlahpenyakit
Tuberculosis (TBC)mencapai948
orang
dengan cakupan imunisasi 82,lyo. Pada tahun 2012 jumlah penyakitTBC
di
Kota
Bengkulu
sebanyak 862kasus dengan cakupan imunisasi 96,8yo.
Dari
data tersebut terlihat bahwa angka cakupan imunisasi BCG meningkat daritahun
2011
ke
2012,di
lain
sisi
jugaterlihat bahwa kasus
TBC
di
Kota Bengkulu menurun dari 948 me4iadi 862 kasus @inkes Kota Bengkulu, 2012).Salah
satu
target
keberhasilankegiatan imunisasi
adalah tercapainyaUCI
(Universal
Child
Immunization)(Profil
Kesehatan
Indonesi4
2006).Maka
dibentuklah Desa/I(elurahan UCI(Universal
Child
Immunization) adalahjumlah
bayi yang adadi
desa/kelurahantersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Imunisasi lengkap adalah
bayi
yang mendapatkanBCG
1x, DPT 3x, Polio 4x, HepatitisB
3x, CamPaklx
@inKes Prov Bengkulu, 2011).Faktor-faktor
yang
memPengaruhiibu
dalam
pemberian imunisasi BCGpada
bayi
di
Puskesmas Kecamatan Jatinegara JakartaTimur
dengan hasil penyebab rendahnya cakupan imunisasiBCG
padabayi
dikarenakan kurangnyapengetahuan
dan
pendidikan
ibumengenai
imunisasi
BCG,
danmenyatakan
bahwa
ada
hubungan pendidikan dan pengetahuanibu
denganpemberian
imunisasi
BCG
pada
bayi (Setiawati, 2011).Pengetahuan
adalah
faktor
yangsangat
penting
dalam
membentuttindakan
seseorang,
selanjutnyapengetahuan
itu
akan
menimbulkankesadaran
yang
akhirnya
akanmenyebabkan
perubahanperilaku.Perilaku
yang
didasari
oleh pengetahuanakan
lebih
langgeng daripada perilaku yang
tidak
didasari oleh pengetahuan. Sehubungan dengan haltersebut
maka
perubahanperilaku
ini
masih
menjadi masalah, salah satunyaketidak
lengkapan imunisasi pada anaksesuai dengan
usianya
(Notoadmodjo, 2007)..1
Dalam proses seseorang mengetahui
akan
dipengaruhioleh
beberapa faktoryang
digolongkan
menjadi dua
yaitufaklor internal dan faktor eksternal. Salah
satu
dari
faktor
eksternal
adalahpendidikan.Menurut UU RI No.20 Tahun
20A3
@epkes
R[,
2003)
je4iangpendidikan
terdiri
dari pendidikan dasar(SD/SMP),
pendidikan
menengah(SMA/SMK),
pendidikan
tinggi(program pendidikan
diploma/sarjana).Tingkat
pendidikan
seseorang
akanberpengaruh
dalam memberi
responterhadap sesuatu yang datang
dari
luar.Orang
yang
berpendidikantinggi
akanmemberi respon yang
lebih
rasionalterhadap
informasi
yang datang
akanberfikir
sejauh mana keuntungan yangmungkin
akan
mereka peroleh
darigagasan'
tersebut
khususnya
tentangkesehatan. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap
seseorangterhadap
perubahanhidup sehat (Notoadmodjo, Z0O7).
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun Z0IZ,
dai20
puskesmasyang ada
di
Kota
Bengkulu terdapat 1puskesmas dengan
cakupan
imunisasiBCG terendah yaitu puskesmas Beringin
Raya sebesar 65,5yo dengan kasus TBC
sebanyak
30
kasus,
sedangkan padatahun 201I kasus TBC terdapat 40 kasus.
Berdasarkan
data cakupan
imunisasiBCG,
cakupan imunisasidi
puskesmasBeringin Raya belum
mencapai targetl.tCI (Universal Child Immunization).
Survey
awal
peneliti
melakukanwawancara dengan
4
orang
ibu
yangAnalisis Univariat
membawa bayi umur 2
bulan-l
tahun kePuskesmas
Beringin
Raya
KotaBengkulu,Sebanyak
2
orang
ibuberpendidikan
SMP,
I
orang
ibupendidikan
SD, dan
I
orang
Ibupendidikan
SMA.
Dari
4
orang
ibu terdapatI
orang ibu
yang mengetahuitentang imunisasi
BCG
dan
anaknyatelah
mendapatkan
imunisasi
BCG,sedangkan
3
diantaranya
denganpenCidikan
SMP
dan SD
tidakmengetahui tentang imunisasi
BCG
dan anaknya tidak diberikan imunisasi BCG.Berdasarkan
uraian diatas
makapeneliti tertarik
untuk
meneliti"Hubun ganPendid ikandanpengetahuanlb
udenganPemberianlmunisasi
BCGPadaBayi
di
Wilayah Kerja
puskesmasBeringin
Raya
Kota
Bengkulu
Tahun 2013".METODE PEFIELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam
penelitian
ini
secara
surveyanalitik
dengan
pendekatan
CrossSectional
yaitu
variabel
bebas(independen)
maupun
variabel
terikat(dependeQ
yang
dilakukan
secara bersama. Dimana penelitian ini dilakukanuntuk melihat
hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuanibu
dengan pemberian imrrnisasi BCG pada bayi.IIASIL PEI\IELITIAN
Setelah dilakukan pengolahan data
yang
diperoleh
maka
dapat
di diskripsikan hasilnya sebagai berikut:tumol Kesehoton poltekkes provinsi g"rSkA,
Analisis Univariat
Dilakukan
untuk
mendapatkan
gambaran
Distribusi
Frekuensi
TingkatPendidikanlbu yang Mempunyai Bayi
umur
0-12 bulan di Wilayah PuskesmasBeringin Raya Kota BengkuluTahun 2013Tabel
l.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikanlbu yang Mempunyai Bayi
umur
0-12 bulan di Wilayah PuskesmasBeringin Raya Kota BengkuluTahun 2013N0
Perdidikan:
Frekurersi Persentme (%) 1 linggi2,MenerEah
3 Dmar
Berdasarkan tabel 1 menunjukan
bahwa
mempunyai pendidikan
tingkat hampir sebagian respondenQ6,6yo)
menengah
yang
berarti
tingkatpendidikan responden tamat SLTA.
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi umur 0-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 2013
N0
PerqAdmn Frekuersi Perserhe (%)34,1
36,6
29,9
n
30 24
1
Brik2
Cukup3
Kuraq41 18
n
50
n
m
Toffi 82 1m
Dari
Tabel
2
menunjukan bahwasebagian responden (50%) mempunyai
Pengetahuan
Baik
tentang
imunisasi BCGTabel 3.
Dishibusi Frekuensi Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi
Umur 0-12 Bulan di Witayah Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 2013
No lmunfisasiBCG
FEkuerEi Persenhe(%)
1
',Ya2
,Iidak59,8
4A,2 49
33
100
82
Dari tabel3 diatas frekuensi pemberian imunisasi BCG pada Bayi
Umur 0-12 bulan di Wilayah kerja
Puskesmas Beringin RayaKota Bengkulu
lebih dari sebagian bayi dari responden
(59,8W
sudah mendapat imunisasi BCGAnalisis
BivariatHasil analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut
ini:
Hasil Anarisis
Hubungan.Tingkat;:HIJI*
rbu yang MempunyaiBayi
umur0-r2
*ffi;ffi;TrTlan
imunisasi BCGdi
wilarh
il,skesmas Beringin Raya Kotalmunisasi
Pendidikan
Tidak
linggi
P Valrc
Menengah Dasar
28 30 24 42,9
23,3 58,3
57,1
1276,7
741,7
1416
23
10
100
100
0o:
1m
Tohl 59,g
q,2
33
Berdasarkan tabel
4 Dari
tabel 4.4menurfukan
bahwa
dari
2grespondeny.ang mempunyai
pendidikan
tingkattinggi
ditemukan 16 responden(sl,iio)
bayinya diimunisasi
BCG
aan-
i
responden
(42,9yo)baynya
tidakdiimunisasi
BCG,
kemudian
dari
30 responden yang mempunyai pendidikantingkat
menengah
ditemukan
23
responden (76,7yo) bayinya diimunisasi
BCG
dan7
responden e3,3yo) bayinyatidak
diimunisa,si BCG, setardutnya aari24 responden yang mempunyai
pendidikan
tingkat
dasar ditemukanl0
responden
(4l,7yo
bayinya diimunisasiliC
Oan 14 responden (5g,3yo) bayinyatidak diimunisasi BCG. Hasil
uji
s.a-tisiik*ir*
menggunakan
chi
squaredidapatkan
p
value
:
0,03<q :gO5
artinya
Ho
ditolak dan
Ha
diterimakesimpulannya
Ada
hubungan
;;
signifikanantara pendidikan
fUu
Oeffi
pemberian
imunisasi
BCG
paOanlyi
Umur
0-12 bulan
di
Wilayah
f"iu
Puskesmas
Beringin
Raya
K;
Bengkulu.
turno| Kesehaton polkkkes pro,
Tabel 5
Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan
Ibu
yang Mempunyai BayiTentang imunisai dengan Pemberian Imunisasi
BCG
di
Wilayah Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 2013Umur
0-12 bulanKerja
PuskesmasPengetahuan lmunisasi Total
Ya Iidak P
Value
of to
o/o Yo
Baik Cukup
75,6 55,6
41,7
24,4
M,4
65,2
31
10
I
10
B
15
41
18 23
1m
100
0,00100
Total 49 59,8 33 40,2 82 1m
Dari tabel 5 menunjukan bahwa dari
4lresponden
yang
mempunyaipengetahuan
baik
ditemukan
3l
responden (75,6yo) bayinya diimunisasi
BCG dan 10 responden (24,4Yo) bayinya
tidak
diimunisasiBCG,
kemudian darilSresponden
yang
mempunyaipengetahuan
cukup
ditemukanl0responden
(55,6Yo)
bayinyadiimunisasi
BCG dan
8
responden(44,4%) bayinya tidak diimunisasi BCG,
selanjutnya
dari
23
responden yangmempunyai
pengetahuan
kurangditemukan 8 responden (34,8yo) bayinya
diimunisasi
BCG dan
15
responden(65,2yo) bayinya; tidak diimunisasi BCG.
PEMBAIIASAI\
1.
Hubungan Pendidikan
dengdnPemberian
BCG
padaBayiUmur O-lz
bulanBerdasarkan
uji
statistic diperolehnilai kemaknaan p
:
0,03<0:0,05
artinyaHo
ditolak
dan Ha
diterima,kesimpulannya
Ada
hubungan
yangsignifikan antara pendidikan
Ibu
denganHasil
uji
statistik dengan menggunakanchi
square didapatkanp
value:
0.00<CI,:0,05
artinya Ho ditolak dan Ha diterima,kesimpulannya
Ada
hubungan
yang signifikanantara pengetahuanlbu denganpemberian imunisasi
BCG
pada
BayiUmur
0-12 bulan
di
Wilayah
KerjaPuskesmas
Beringin
Raya
Kota Bengkulu.pemberian imunisasi
BCG
pada
BayiUmur
0-12 bulan
di
Wilayah
KerjaPuskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu.
Banyaknya
bayi yang
diimunisasiBCG
padabayi
urnur 0-12
bulan padapenelitian
ini
terdapatpada
respondenyang
memiliki
pendidikan
menengahQ6,7oA.
halini
dikarenakan responden sudah memanfaatkan fasilitaskesehatan terdekat yang sudah disediakan
pemerintah
baik
Puskesmas maupunPosyandu terdekat,
sedangkan
Yangmemiliki
pendidikan tinggi (57,1%o) lebih banyak memberikan imunisasi BCG padabayinya
di
dokter atau
bidan
praktekswasta dan rumah sakit yang tidak terdata
di register Puskesmas Beringin Raya Kota
Bengkulu.
Banyaknya
baYi
Yang
tidakimunisasi
BCG
padaBaYi
Umur
0'12
bulan pada penelitian ini dipengaruhi oleh masih banyaknya Q9,3%) ditemukan ibuyang
berpendidikan
dasar.
Hasilpenelitian
ini
didukung
oleh
pendapatKanuran (1998), yang menyatakan bahwa
pendidikan
ibu
yang tinggi pola
caraberfftir
dan wawasanilmu
pengetahuanjelas
berbeda dengan
orang
yangberpendidikan
rendah.
Melalui
ilmupengetahuan
ibu
akan
lebih
memilikikesadaran dan mudah menerima sesuatu
hal
yang
bermanfaatuntuk
perbaikan dalam dirinya. Semakin tinggi pendidikanseseorang
makin
banyak
pulapengetahuan yang
dimiliki
sehingga dapatmenyebabkan mudatr mendapatkan
ide-ide
dan teknologi khususnya pelayanan kesehatarq sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat.Hal
ini
senada dengan pendapatAli
(2003)
dimana
Peningkatan
cakupanimunisasi melalui pendidikan orang tua telah menjadi strategi popular diberbagai
Negara. Strategi
ini
beramsusi bahwa anak-anaktidak
akan diimunisasi secarabenar disebabkan orang
tua
tidak
dapatmenjelaskan
yang
baik
atau
karenamemiliki
sikap
yang
buruk
tentangimunisasi.
Disisi
lain
pendidikanmerupakan
suatu
kebutuhan
Pokokmanusia
kapan
dan
dimanapun, tanPapendidikan manusia
tidak
akan tumbuhdan berkembang dengan
baik.
Manusia diberikan kelebihan akal olehTuhan Yang Maha Esa untuk berfikir dan berkembangserta
berkebudayaan
yang
tinggi dibandingkan denganmakhluk
lainnya. Karena itu pendiddikan merupakan upaya untuk memanusiakan manusiaitu
sendiri,sehingga manusia
itu
tumbuh
danberkembang
menjadi makhluk
yangdianugrahi kelebihan
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Peran seofirngibu
pada
progam
imunisasi sangatlahpenting.
Karenanyasuafu
pemahamantentang program
ini
amat
diperlukan unfuk kalangan tersebut. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap imunisasisangat
dipengaruhi
oleh
ting[at
pendidikan ibu.Penelitian
ini juga
sejalan denganpendapat
Notoatmodjo
(2005),
bahwapendidikan
dapat
mempengaruhiseseorang termasuk
juga
perilaku seseorang akan kepafuhannya, terutama dalam sikap untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan.Makin
tinggipendidikan seseorang maka makin mudah
menerima
informasi,
sehingga
makinbanyak
pula
pengetahuan
yangdimilikinya.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangansikap
seseorangterhadap
perubahan-perubahan hidup sehat.2.Hubungan
Pengetahuan
tentangImunisasi dengan Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi Umur 0-12 bulan
Dari tabel 5 menunjukan bahwa dari
23
responden
yang
mempunyaipengetahuan
kurang tentang
imunisasi BCG terdapat lebih dari sebagian (65,2%)bayinya
tidak
diimunisasi
BCG
danterdapat
4l,7oh
bayinya sudah
diimunisasi
BCG,
sedangkandari
4l
responden yang mempunyai pengetahuan
baik
tentang imunisasiBCG
ditemukan24,4yo responden
yang
bayinya
tidakdiimunisasi BCG, hal
ini
senada denganpendapat
Nototmodjo
Q007)
bahwa tingkat pengetahuan memiliki 6 tingkatandiantaranya
tahu
(know),
memahami, aplikasi, analisis, siynthesis dan evaluasi.Pada penelitian
ini
responden yangberpengetahuan
baik
(24,4W
belummengaplikasikan pengetahuan
yangmereka
miliki,
baru
sebatastahu
danmemahami
saja.
Penelitian
ini
jugasejalan dengan Penelitian Rogers (1974)
dalam
Notoadmodjo
(2007)
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru(berperilaku
baru)
didalam
dfui
orangtersebut
terjadi
prosesyang
berurutan,yakni:
Awareness
(kesadaran), yakniorang
tersebut menyadari
dalam
artimengetahui
stimulus (objeD,
terlebih dahuln" Interest, yakni orang yang mulaitertarik
kepada stimulus,
Evaluation (menimbang-nimbangbaik
dan tidaknyastimulus tersebut
bagi dirinya).
Hal
ini
berarti sikap responden sudah lebih baiklagi, Trial,
orang telahmulai
mencobaperilaku
barq
dan
adaptation, subjektelah
berperilaku
baru
sesuai
denganpengetahun,
kesadaran
dan
sikapnya terhadap stimulus.Berdasarkan
ujistatistik
diperolehnilai kemaknaan p
:
0.00 atau<
0,05 halini
berarti
terdapat
hubungan
yang bermakna antara pengetahuan Ibu tentangimunisasi
BCG
dengan
pemberianimunisasi
BCG
padaBayi,pmur
0-12bulan
di
Wilayah
Kerja
'PuskesmasBeringin
Raya
Kota
Bengkulu.HasilPenelitian
ini
didukung
oleh
pendapatGreen dalam Suliha (2002) bahwa bila seseorang
ibu
memiliki
pengetahuantentang
suatu
hal
maka akan
timbulpemikiran tentang segi positif dan negatif
mengenai
hal
tersebul
pengetahuanini
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang sesuai dengan pemikirannyqkalau
positif
akan
menimbulkan sikappositif,
demikian
juga
sebaliknya.Demikian
pula
jika
seorang
ibumengetatrui tentang imunisasi BCG maka
ia
akan memberikan bayinya imunisasi BCG.Hal
ini
senada dengan pendapatNotoadmodjo (2007) bahwa pengetahuan
atau
kognitif
merupakan domain yangsangat
penting
untuk
terbentuknyatindakan
seseoftmg
(over
behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuanakan
lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.Penelitian
ini
sejalan
denganpendapat
DepKes
RI
(2008)
dimanaKomponen
pendukungibu
melakukanimunisasi dasar
pada
bayi
antara lainkemampuan
individu
menggunakan pelayanan kesehatanyang
diperkirakanberdasarkan
pada
faktor yang
salahsatunya
adalah
pengetahuan,dimanaI
menurut
Notoaknodjo
e007)
bahwa Pengetahuanibu
dapat diperoleh
daripendidikan
atau
pengamatan
sertainformasi yang didapat seseorang. Semua aktivitas yang dilakukan para
ibu
sepertidalam pelaksanaan imunisasi pada bayi tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari
pendidikau
Tingkat
pendidikan
danpengetahuan
ibu
sangat mempengaruhiterlaksananya
kegiatan
pelaksanaanimunisasi bayi/anak, baik
itu
pendidikan formal maupun non formal.SARAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan
dan
kesimpulan
maka penulis
akanmemberikan saran:
1. Hasil penelitian
ini
dapat memberikan masukan informasi yang bermanfaaq danmenjadi
pedomandalam
belajar
sertamenambah
literature
di
akademik danbagi
tempat
pelayanan
dan
tenagakesehatan
bahwa
pendidikan
danpengetahuan mempengaruhi
perilaku seseorangdalam
mengakses pelayanankesehatan, sehingga
dapat
dirjadikanpedoman
dalam
membuat
programpelayanan kesehatan misalnya pemberian
pendidikan
kesehatan
terutamamasyarakat yang mempunyai pendidikan
dasar
dan
pengetahuanyang
masihkurang
tentang
imunisasi
.sehinggamasyarakat
dapat
mengaplikasikanpengetahuan yang mereka
miliki.
2.
Hasil
penelitianini
diharapkan dapatmenjadi
masukan
bag
peneliti
lainsehingga dapat dilakukan penelitian pada
faktor-faktor
lain
yang
mempengaruhipemberian
imunisasi
BCG
pada
BayiUmur 0-12 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Andra.2007. TB padaAna*. Diakses
dari:Httpil
ww.
Edisi
Vm
Farmacia.Padatan ggal 27 -07 -20
t3
Ali, M.
2003. Pengetahuan SikapDon Perilaku
lbu
Bekerja
Dan
TidahBekerja
tentqng imunisasi. Diaksesdari: http/usu.ac.id. Padatang gal 27 -06-2013Ahmadi,
A.
2003.
Ilmu
SosialDasar. Rineka Cipta.Jakarta
Depkes
RI.
2005. pedoman Teknis Imunisasi Tingkat puskesmas. Jakafia2006.
Modul
pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi puskesmas.Pelatihan Tenaga
pelaksana ImunisasiPuskesmas.Jakarta
2007.
profit
kesehatanIndonesia
tahun 2006.
Diaksesdarihttp/depkes.go.id padatanggal
25
Mei
2At32013.
Surveydemogrofikesehatqn
Indonesia
tahun2012.
Diaksesdari
http/depkes.go.id padatanggal25 Mei 2013Departemen
pendidikan
NasionalR[,
2003,
Undang-UndangRI No
20tahun 2003
tentang Sistem pendidikan Nasional, JakartaDinas
kesehatan
Kotabengkulu,2012.
profilKesehatan
KotaBengkulu.Tahun 20 I
l.
Bengkulu: Dinkes Kota Bengkulu.Hidaya! A.2008. Metode penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Salemba
medika.Jakarta.
Israq. 2005. Substonsi dan DeJinisi Pengetohuan (online). Diaksesdari htrp:
lurnal Kesehoton poltekkes provinri A,
Israq, ordp.or.id.PadaTanggal
20
Mei2013
Kanuran, 1998.
Buku
Panduanpendidikan
formal Bagi
Masyarakat.Pt.Gramedia. Jakarta
Muscari.
2005.KeperawatanPediahik. Ecc.Jakarta.
Notoatnodjo, S.
2003. Promos iKesehatanTeoriAplikasi.RinekaC ipta.Jakarta2005.
Ilmu
Prilaku,2007.
PromosiKesehatan
Dan
Ilmu
Prilaku.
Rineka Cipta. Jakarta.
2008.Metodologi Penelitian
KesehatanRinekaCipta. Jakarta
Nursalam.20O5.
Konsep
danpenerapan
metodologi penelitian ihnu'
keperawatan. Pedoman skripsi, tesis dan
instrument penelitian
keperawata Salemba medika.Jakafta
41 PromosiKesehatan DanRineka Cipta.Jakarta
Proverawati,
atikah
dansetyocitra.2Ol0.
Imunisasi
dan
vaksin.Nuhamedika. Yogyakart a
Rezeki,
Sri.
Dkk.
2011.
PanduanImunisasi analq Mencegah lebih baik dari
pada
mengobati.
Satgasimunisasi
PPIDAI
Santoso, Singgih. 2005. Menguasai
Statistik
di
Era
Informasi
DenganSPSS.PT.
Alex
Media
Komputindo. JakartaSaryono.
2011. Metodologi
penelitiankesehatan. Mitra Cendikia. Jogiakarta
Saroso. 2007.
Pedoman
tekhnisimunisosi pada anah
Diaksesdari:http/www.Idai.go.id padatanggal
25
Mei20t3
Setiawati. 2011.
Fahor-fahor
yang MempengaruhiIbu
Dalam
PemberianImunisasi BCG Poda
Bryi di
PuskesmasJatinegora
Jakarto
Timur.
Diaksesdari:http/digilib.
Tarumanegara
.ac.idada tanggal
25Mei2013
Suliha, Herawati, Sumiati.
2002.Pendidikan Kesehatan
dalam Keperawatan. EGC. J akarta