• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peranan pekerjaan sangatlah besar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara ekonomis, orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan/uang yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial orang yang memiliki pekerjaan akan lebih dihargai oleh masyarakat dari pada orang yang menganggur. Orang yang bekerja akan mendapat status sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak bekerja. Lebih jauh lagi, orang yang memiliki pekerjaan secara psikologis akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri. Pekerjaan juga dapat menjadi wahana untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.

Pekerjaan yang ditekuni seseorang tidak serta merta merupakan karir. Kata pekerjaan (employment, work, job) lebih mengacu pada setiap proses atau kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa, sedangkan kata karir (career) lebih mengarah pada suatu jabatan atau pekerjaan yang ditekuni seseorang yang telah diyakini sebagai panggilan hidup. Oleh sebab itu, pemilihan karir lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari pada sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya sementara waktu.

(2)

penting untuk mencapai kesuksesan dalam karir. Karir seseorang tidak hanya mencakup pekerjaan apa yang dijalani melainkan juga mempertimbangkan tingkat kesesuaian antara pekerjaan atau jabatan tersebut dengan potensi-potensi yang dimiliki, sehingga seseorang akan merasa puas dengan pekerjaan yang dimilikinya dan akan berusaha meningkatkan kinerja dan prestasinya semaksimal mungkin.

Ginzberg et al. (1951) dalam Riyan Aditya (2008) membagi perkembangan karir menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu: Tahap Fantasi (0 – 11 tahun, masa Sekolah Dasar), Tahap Tentatif (12 – 18 tahun, masa Sekolah Menengah), dan Tahap Realistis (19 – 25 tahun, masa Perguruan Tinggi). Pada tahap realistis, seseorang memasuki tahap di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu, pada tahap realistis seseorang sudah mampu memilih dan membuat perencanaan karir secara lebih rasional dan obyektif.

Mahasiswa akuntansi menghadapi berbagai pertimbangan dalam memilih jenis karir yang akan dijalaninya. Pada umumnya, keinginan mereka adalah menjadi seorang profesional di bidang akuntansi. Untuk karir sebagai akuntan, terdapat empat bidang pekerjaan yang dapat digeluti oleh lulusan akuntansi yaitu menjadi akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, atau akuntan pendidik. Beragamnya pilihan dalam karir tersebut membuat mahasiswa sulit mengambil keputusan dalam memilih. Hal ini akan menimbulkan pertanyaan mengenai pertimbangan apa yang

(3)

mendasari pemilihan karir tersebut serta hal-hal apa yang diharapkan oleh mahasiswa akuntansi terhadap pilihannya itu.

Rahayu et al. (2003) melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih karir yang akan dijalaninya. Faktor-faktor tersebut antara lain penghargaan finasial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir mahasiswa merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Dengan mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi mereka dalam memilih karir, maka setiap mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dalam dunia bisnis dapat dengan tepat memilih karir yang akan dijalankannya. Pendidikan akuntansi juga dapat merencanakan kurikulum yang relevan dengan tuntutan dunia kerja, sehingga mahasiswa akuntansi yang sudah lulus dan siap terjun dalam dunia kerja lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi profesi akuntan pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat, maka kesiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan (Rahayuet al., 2003).

(4)

yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, atau akuntan pemerintah. Dalam memilih karir tersebut, mahasiswa akuntansi mempertimbangkan faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial. Faktor pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan akses lowongan kerja tidak dipertimbangkan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widyasari (2010) menunjukkan bahwa secara keseluruhan ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang dilihat dari keinginan karir akuntan ditinjau dari gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja. Sedangkan dari personalitas disimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi.

Rahayu et al. (2003) meneliti mengenai persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan pemerintah, secara keseluruhan dan menurut perbedaan gender. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mengenai penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja, sedangkan untuk faktor nilai-nilai sosial dan personalitas tidak terdapat perbedaan pandangan.

Berdasarkan gender-nya, maka perbedaan persepsi/pandangan mahasiswa akuntansi terlihat pada faktor pelatihan profesional dan lingkungan kerja, sedangkan untuk faktor penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak terdapat perbedaan pandangan.

(5)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor finansial, latar belakang pendidikan menengah, pengaruh orang lain, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas, dan kebanggaan berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan bagi mahasiswa akuntansi dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Hasanuddin Makassar. Selain itu, peneliti juga ingin membandingkan, apakah terdapat perbedaan pandangan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir tersebut antara mahasiswa akuntansi junior, senior dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) Universitas Hasanuddin Makassar. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul :

“Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan (Studi pada mahasiswa jurusan akuntansi dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Hasanuddin Makassar)”

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah faktor finansial, latar belakang pendidikan menengah, pengaruh orang lain, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas, dan kebanggaan berpengaruh

(6)

mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Apakah terdapat perbedaan pandangan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir tersebut antara mahasiswa akuntansi junior, senior dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) Universitas Hasanuddin Makassar

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor finansial, latar belakang pendidikan menengah, pengaruh orang lain, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas, dan kebanggaan berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan bagi mahasiswa akuntansi dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan Universitas Hasanuddin Makassar. Selain itu, peneliti juga ingin membandingkan, apakah terdapat perbedaan pandangan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir tersebut antara mahasiswa akuntansi junior, senior dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) Universitas Hasanuddin Makassar.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Dari tujuan di atas, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris dan konfirmasi konsistensi dengan hasil penelitian sebelumnya serta sebagai entry pointuntuk penelitian selanjutnya.

(7)

2. Bagi pihak perusahaan atau lembaga yang memerlukan dan mempekerjakan tenaga akuntan dapat mengerti apa yang diinginkan oleh calon akuntan atau akuntannya dalam memilih profesi tersebut.

3. Menambah pengetahuan baik bagi peneliti, maupun lembaga pendidikan, dan untuk menambah kepustakaan yang ada khususnya dibidang akuntansi keperilakuan. Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan pengetahuan mengenai lingkungan kerja akuntan.

4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan digunakan sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan dan menyusun kurikulum pendidikan khususnya di jurusan akuntansi agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan karir mahasiswa dan tuntutan dunia kerja serta dalam rangka meningkatkan mutu lulusan.

Referensi

Dokumen terkait

• Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 (sangat baik), nilai 3 (baik), nilai

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki, dengan lesi terdiri dari beberapa tipe, bervariasi dari ringan, kronis

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Apakah Konseling Gestalt dengan Teknik Kursi Kosong dapat meningkatkan keberanian siswa dalam berpendapat pada siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan SMK

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI