• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

RIRIN MARINI 08C10404102

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Indonesia merupakanNegara yang

sangatsubursertamenyimpanberbagaipotensi yang

dapatdimanfaatkandandikembangkan.Denganpotensipanjangpantai yang

mengelilingimasing-masingpulau yang tersebar di

negeriinimenjadikanbanyakmasyarakat yang

bermanfaatwilayahtersebutuntuklahanbudidayaikan.

Kondisinelayansecaraumum di Indonesia lainnya yang

matapencahariannyasecaratidaklangsungberhubungandenganpenggunaansumberd

ayalaut.Tingkat kemakmuranmasyarakat Indonesia yang

bergantungkepadaperikanansebagaisumberkehidupanpadaumumnyamasihsangatre

ndah.

Terkaittingkatkemiskinannelayanseringdisebutsebagaimasyarakattermiskind

arikelompokmasyarakatlainnya (the poorest of the poor).Mengenaikemiskinan,

bahwa 108,78 juta orang atau 49 persendari total penduduk Indonesia

dalamkondisimiskindanrentanmenjadimiskin. BadanPusatStasistik (BPS),

denganperhintunganberbedadari bank dunia, mengumumkanangkakemiskinan di

Indonesia sebesar 34,96juta orang (15,42 persen). Angka

tersebutdiperolehberdasarkanukurangaris kemiskinanditetapkansebesar 1,55

Dollar AS. Sebagianbesar (63,47persen) pendudukmiskin di Indonesia di

(3)

Secaraumum, kelompokusahabersamanelayan di seluruh Aceh

membentukkelompokusahabersama (KUB) Propinsi

Aceh.Pembentukanorganisasiitubertujuanuntukmeningkatkankemampuanberusah

asecarabersamagunamendapatkanpendapatandankesejahteraannelayan.Secaraumu

m, denganadanyakelompok usaha

bersamadiharapkandapatmeningkatkanskalaekonomiusahanelayangunameningkat

kanproduktifitasdanefisienusahanelayansertadalampemasaranhasilperikanan.Untu

kmewujudkaninitidakadacara lain agar nelayan Aceh

harusbersatumembangunhubungan sesamanelayan Aceh, dan forum KUB

sertamenjadipenampungdan yang memberimotivasipenyelesaianbagipermasalahan

yang dihadapiolehsetiap KUB yang berada di kerjamasing-masing.

Kondisimasyarakatkualapesisirpadaumumnyamemilikimatapencarianberag

am yang sebagianbesarmenggarapsawah (petani) dansebagiankecil yang

menjadinelayan.

Keluarganelayanadalahkeluargadimanakepalakeluargaatauanggotakeluarg

aterlibatdalam proses produksi ataupengolahanhasilperikanandengantujuansebagai

pendapatankehidupannya. Nelayanbiasaadalahnelayan yang

menjalankanusahaperikanansecaratradisionalbaikuntukpengetahuandanketerampil

an yang perludikembangkan.Nelayanmaju, nelayan yang

menerimaataumenerapkanteknologibaru.

Pendapatannelayan di tengahhargakomoditasperikanan yang

melambungsertamenyumbanginflasikeduatertinggipadabulanjanuari 2012

(4)

terpuruk.Kenaikanhargaikantidakmampudinikmatinelayan di

tengahkesulitanmelautakibatcuacaburukperairan.

Adapunmatapencaharianpendudukdikualapesisirsebagaiberikut :

Tabel 1Karakteristik Mata Pencarian Penduduk di Kuala Pesisir

No Mata Pencarian Persentase (%)

1 Petani Sawah dan Ladang 5%

2 Perkebunan 40%

3 Nelayan 20%

4 Pedagang 8%

5 Karyawan Perusahaan 17%

6 PNS dan ABRI 4%

7 Lain-lain 6%

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Berdasarkanwawancaradenganpetugasstatistikdikualapesisirdiketahuijuml

ahnelayan 20 persen.Ataulebihkurangdari 80 persen,

masyarakatkualapesisir.KeadaanpendudukdalamKecamatan Kuala

PesisirKabupatenNagan Raya padabulanDesember 2010 mencapai 14.965 jiwa

yang terdiridari 7.754 Laki-lakidan 7.211

(5)

Tabel2. Data Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir

No Gampong Jumlahjiwa L P Jumlahpenduduk Jumlah

KK (%)

1. Suakpuntong _ 415 392 807 215 5,39

2. Gamponglhok _ 190 168 358 92 2,39

3. Kuala Baro _ 276 287 563 144 3,76

4. Padang Rubek

_ 618 564 1.182 297 7,90

5. Pulo _ 139 126 265 76 1,77

6. Langkak _ 674 653 1.327 356 8,87

7. Kuala Tuha _ 284 268 552 154 3,49

8. Kubang Gajah

_ 484 474 958 259 6,40

9. Kuala Trang _ 1.290 1.144 2.434 628 16,26

10. Cot Rambong _ 225 205 430 120 2,87

11. Padang Panyang

_ 738 622 1.360 380 9,09

12. Arongan _ 434 397 831 218 5,55

13. Jatirejo _ 424 426 850 247 5,65

14. Purwodadi _ 813 781 1.594 405 10,65

15. LuengT.Ben _ 262 243 505 124 3,37

16 Purwosari _ 488 461 949 257 6,34

Jumlah 7.754 7.211 14.965 3.972 100,00

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Adapunjenis-jeniskapaldikualapesisir, memilikikapal non

mesindanhanyamemilikikapalmesin yang aktif.Jumlahnelayanlebihbanyakterdapat

di DesaLangkakdari pada Desa Padang Rubek.Berdasarkanuraian di

atasmakapenulistertarikuntukmenelitimasalahtersebutdenganjudul“AnalisisPenda

patanRumahTanggaNelayan di Kecamatan Kuala PesisirKabupatenNagan

Raya

1.2 RumusanMasalah

Penelitiandapatdilakukandenganbaikapabilarumusanmasalahnyajelas.Adap

unrumusanmasalahadalah:

1. BagaimanaPendapatanRumahTanggaNelayandi Kecamatan Kuala

(6)

2. Bagaimanadistribusipendapatanrumahtangganelayan di Kecamatan Kuala

PesisirKabupatenNagan Raya?

3. Bagaimanaproduktifitaskapaldanalattangkapnelayan di kecamatan Kuala

PesisirKabupatenNagan Raya?

1.3 TujuanPenelitian

Sesuaidenganrumusanmasalahdiatas, makatujuanpenelitianadalah:

1. Untukmelihatpendapatanrumahtangganelayandi Kecamatan

KualaPesisiKabupatenNagan Raya.

2. Untukmelihatdistribusipendapatan rumahtangganelayan di Kecamatan

Kuala PesisirKabupatenNagan Raya.

3. Untukmelihatproduktifitaskapaldanalattangkapnelayan di kecamatan

Kuala PesisirKabupatenNagan Raya.

1.4 ManfaatPenelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kegunaan

bagi pihak yang berkepentingan, baik bagi nelayan, penulis maupun mahasiswa.

1. Bagi nelayan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan yang

bermanfaat dalam penentuan kebijakan selanjutnya.

2. Bagi penulis sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan

dan pengalaman praktis dunia nelayan.

3. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka dan

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Nelayan

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian dilaut. Para

nelayan di Indonesia biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.

Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut

dan tinggal di desa-desa atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002).

Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari segi sebagai berikut :

a. Dari segi mata pencaharian. Nelayan adalah mereka yang segala aktifitasnya

berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Mereka yang menjadikan

perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

b. Dari segi cara hidup. Komunitas gotong royong. Kebutuhan gotong royong

dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan

yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengarahan tenaga banyak,

seperti pada saat berlayar.

c. Dari segi keterampilan. Meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat

namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan yang sederhana.

Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan

oleh orang tua bukan yang dipelajari secara profesional.

Dari bangunan struktur sosial dimana terdapat komunitas yang heterogen

dan homogen maka masyarakat heterogen adalah mereka yang bermukim di

desa-desa yang mudah dijangkau secara trasportasi darat. Sedangkan pada masyarakat

homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya menggunakan alat-alat

(8)

kesulitan transportasi angkutan hasil pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya

harga hasil laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya.2002).

Berdasarkan jenis teknologi peralatan tangkap yang digunakan dapat

dibedakan dua katagori yaitu, nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan

modern menggunakan teknologi penangkapan canggih dibandingkan dengan

nelayan tradisional. Ukuran modernitas bukan semata-mata karena penggunaan

motor untuk penggerakkan perahu, melaikan juga besar kecilnya motor yang

digunakan serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan. Perbedaan

modernitas tehknologi alat tangkap juga akan berpengaruh pada kemampuan

jelajah operasional mereka. (Imro, 2003 : 68).

Pada umunya, dalam pengusaha perikanan laut terdapat tiga jenis nelayan

yaitu :

a. Nelayan pengusaha.

b. Nelayan campuran, dan

c. Nelayan penuh.

Nelayan pengusaha yaitu pemilik modal yang memanfaatkan penanaman

modalnya dalam penangkapan ikan. Nelayan campuran yaitu seseorang nelayan

yang juga melakukan pekerjaan yang lain di samping pekerjaan pokoknya

sebagai nelayan. Sedangkan nelayan penuh ialah golongan nelayan yang hidup

sebagai penangkap ikan di laut dan dengan memakai peralatan lama atau

(9)

2.2 Faktor Pendidikan Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian Fathoni (2008) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi tingkat pendidikan dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa

beberapa faktor yang dua bagian yaitu faktor internal (keluarga dan orang tua) dan

faktor eksternal (lingkungan serta sarana informasi). Faktor internal terdiri dari

beberapa hal yaitu umur kepala keluarga, tingkat pendidikan, kepala keluarga,

besar keluarga (besar tanggungan), total pendapatan kelurga, total pengeluaran

keluarga, persepsi tentang arti penting sekolah, persepsi tentang biaya pendidikan

dan status usaha kepala kelurga. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan

pemerintah, informasi terhadap pendidikan, sarana pendidikan, serta jarak sarana

pendidikan.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Suryani (2004) yang

menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan adalah

sebagai berikut:

 Faktor internal

Faktor internal yang diduga mempengaruhi terhadap tingkat pendidikan

anak dalam penelitian ini adalah karakteristik personal kepala keluarga dan

perepsepsi kelurga nelayan terhadap pendidikan.

1. Tingkat pendidikan kepala keluarga

Menurut Gunarsa dan Gurnasa didalam Suryani (2004) tingkat pendidikan

secara langsung dan tidak langsung menentukan baik buruknya pola komunikasi

diantara anggota keluarga. Selain itu, dampak pendidikan orang tua

(10)

Menurut heryanto (1998) dengan dasar pendidikan yang relatif memadai

untuk mampu memberikan makna terhadap nilai kegunaan dan pentingnya

pendidikan bagi masa depan anaknya. Sehingga kesungguhan untuk menambah

wawasan dan bekerja keras dengan menyekolahkan anak menjadi cita-cita dan

harapan dalam hidupnya.

2. Umur kepala keluarga

Selain berkaitan dengan tingkat kedewasaan teknis seseorang, usia juga

mempunyai kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologis. Dalam hal ini berarti

semakin lanjut usia seseorang diharapkan akan semakin mampu menunjukan

kematangan jiwa (dalam arti semakin bijaksana ), semakin mampu berfikir secara

rasional dan semakin mampu mengendalikan emosi dan sifat-sifat lainnya yang

menunjukan kematangan intelektual dalam psikologis sehingga semakin tua usia

seseorang, motivasi yang dimiliki akan semakin tinggi. Usia dapat mempengaruhi

cara seseorang berfikir, mempersepsi dan menyikapi sesuatu yang menjadi

objeknya (Heryanto,1998).

3. Pendapatan keluarga.

Kondisi ekonomi keluarga dapat diukur dengan tingkat kesejahteraan

keluarga. Salah satu indikator tingkat kesejahteraan keluarga adalah tingkat

pendapatan keluarga. Pendapatan nelayan dapat diperoleh dari usaha perikanan

(usaha penangkapan dan non penangkapan) maupun dari usaha non perikanan

yang dilakukan oleh nelayan. Disatu sisi lain pendidikan formal memerlukan

biaya yang tidak sedikit. Kemiskinan yang melekat erat pada nelayan

mengakibatkan mereka tidak mampu memberikan tingkat pendidikan yang cukup

(11)

4. Jumlah tanggungan.

Banyaknya tanggungan dalam keluarga berimplikasi pada besar kecilnya

pengeluaran dalam satu keluarga berdasarkan penelitian Suryani (2004) bahwa

semakin banyak jumlah tanggungan mengakibatkan persepsi masyarakat nelayan

terhadap pendidikan formal semakin rendah.

5. Nilai anak dalam keluarga

Pada dasarnya semua orang tua menginginkan kondisi anaknya lebih baik

dari kondisi orang tua dalam menjalani kehidupan yang dapat ditujukan dengan

harapan orang tua terhadap masa depan kehidupan anaknya. Hasil penelitian

sukmawan (2000) menunjukan bahwa sebagian besar keluarga nelayan sangat

mengharapkan anaknya dapat menjadi pegawai negeri atau swasta.

6. Status sosial

Status (kedudukan) sosial adalah tempat seseorang secara umum dan

masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan, pergaulan,

hak dan kewajiban. Berdasarkan hasil penelitian suryani (2004) diketahui bahwa

semakin tinggi status sosial nelayan maka presepsi terhadap pendidikan formal

akan semakin tinggi.

2.3 Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang baik berupa uang kontan

maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income seseorang warga

masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang

dimilikinya pada sektor produksi ini “membeli” faktor-faktor produksi tersebut

untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di

(12)

halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,

antara penawaran dan permintaan

Secara singkatincomeseseorang ditentukan oleh

a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada :

 hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu

 warisan atau pemberian

b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

Dalam pengertian umum, pendapatan adalah hasil pencaharian usaha.

Budiono (1992) mengumumkan bahwa pendapatan adalah hasil dari perjualan

faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor produksi. Sedangkan menurut

Winardi (1992) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang

dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.

Berdasar kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan

merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan

usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan

pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan suatu badan usaha

dalam suatu periode tertntu. Dalam akuntansi, pendapatan dan beban dijelaskan

bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal baik selama satu periode yang mengakibatkan kenaikan

(13)

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Dan Pendapatan Nelayan

Beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan pedesaan di indonesia

termasuk adalah pertumbuhan penduduk (chemichokcsky dan Meeso, 1984 ; sigit,

1985 : Firdaussy, 1992 ; dan booth 1992). Pertumbuhan penduduk yang cepat

dipendesaan menjadi faktor utama yang mendorong kemiskinan di pendesaan

Indonesia. Peningkatan penduduk dapat berdampak pada mesalah penyediaan

pendidikan, peningkatan penganguran, dan masalah modal yang rendah.

Selanjutnya, faktor-faktor ini secara keseluruhan memberi pengaruh pada

pendapatan perkapita yang rendah penduduk pendesaan Indonesia.

Kajian Swaminathan (1997) di india yang menggunakan data panel,

dengan variabel pendapatan (log) sebagai variabel bersandar, menunjukkan

koefisien parameter variabel umur 0.023. manakala koefisien parameter variabel

tingkat pendidikan adalah 0.126. kajian yang serupa dilakukan oleh Berdegue et al

(2001), di chile. Menggunakan model OLS dengan variabel bersandar adalah

pendapatan dalam log, menunjukkan bahwa variabel umur tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan. Pada model probit, variabel

keduanya mempunyai signifikan pada derajat 10 persen. Nilai koefisien parameter

variable umur adalah 0,02 dan variabel pendidikan adalah 0.11

Hasil temuan beberapa peneliti seperti Swaminathan (1997), lisa (2000),

Berdegue et al (2001), dan Elbers dan Lanjouw (2001), menunjukkan bahwa umur

mempunyai pengaruh terhadap pendapatan. Pengaruh umur terhadap pendapatan

memang tidak besar (nilai koefisien parameter antara 0.023 hingga 0.106). walau

bagaimanapun umur memang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.

(14)

(Swaminathan, 1991 ; Lisa , 2000 ; Berdegue et al, 2001 ; Elbers dan Lanjouw,

2001 ; dan Naude dan Taylor, 2001). Nilai koefisien parameter variabel

pendidikan antara 0.023 hinnga 0.107, ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan

memang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.

Variabel lain yang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan adalah

jumlah anggota keluarga. Pengkaji-pengkaji seperti Firdassy dan Tisdel (1992)

menggunakan data kerat rentas (cross section) untuk mengkaji pendapatan dan

kemiskinan di tiga pendesaan Bali Indonesia (Gunanto).

2.5 Konsep Pendapatan Dan Pendapatan Distribusi Pendapatan

Menurut Todaro (1995) pembangunan merupakan proses multidimensi

yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

rakyat dan lembaga-lembaga nasional, dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi,

pengurangan kesenjangan (inequity) dan pemberantasan kemiskinan absolut.

Sasaran pembangunan yang dicapai paling tidak mencakup tiga hal pokok yaitu

(1) meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang

kebutuhan pokok seperti pangan, papan, kesehatan dan perlindungan; (2)

meningkatkan taraf hidup yaitu, selain meningkatkan pendapatan, memperluas

kesempatan kerja, pendidikan yang lebih dan juga perhatian yang lebih besar

kepada nilai-nilai budaya dan kemanusian dan keseluruhannya akan memperbaiki

bukan hanya kesejahteraan material tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri

terhadap individu atau sebagai suatu bangsa; (3) memperluas pilihan ekonomi

sosial yang tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan mereka dari

perbudakan dan ketergantungan bangsanya dalam hubungan dengan orang dan

(15)

2.6 Konsep Pendapatan

Menurut Kuznett dalam Sarasutha (1985) suatu perkiraan mengenai

distribusi pendapatan atau distribusi kekayaan menurut aturan kelas antar rumah

tangga atau keluarga-keluarga sangat bermanfaat, karena keluarga atau rumah

tangga unit penerimaan distribusi. Dalam hal ini yang ditekankan adalah keluarga

sebagai penerimaan pendapatan, bukan pada perorangan karena dianggap bahwa

rumah tangga atau keluarga sebagai unit pengambil keputusan dalam memperoleh

pendapatan. Rumah tangga sebagai unit analisis dalam distribusi pendapatan dapat

dipandang tidak hanya sebagai komponen demografi, tetapi juga karakteristik

umum dalam pengukuran.

Menurut biro pusat statistik (1980) mendefiniskan pendapatan keluarga

sebagai penjumlah upah, gaji, tingkat suku bunga, pensiun, sewa, keuntungan

usaha dan sebagainya yang diterima oleh semua anggota keluarga. Pendapatan

keluarga dikelompokan menjadi ;

a. Pendapatan pertanian, meliputi penerimaan pertanian, peternakan, perikanan

dan skala rumah tangga; serta

b. Pendapatan bukan pertanian, meliputi pendapatan yang diterima dari seluruh

kegiatan ekonomi yang lain.

Sumber pendapatan dapat berasal dari sektor pertanian maupun sektor non

pertanian. Merujuk dari Nurmanaf (1988) bahwa sumber pendapatan dari sub

sektor perikanan, termasuk penerimaan dari (1) usaha penangkapan, (2) usaha non

penangkapan (termaksud budidaya perikanan dan pengolahan hasil perikanan).

(16)

berdagang, (2) usaha angkutan, (3) industri rumah tangga, dan (4) kegiatan

berburuh di luar usaha perikanan, serta (5) kegiatan usaha pertanian.

2.7 Jenis dan Fungsi Pendapatan

Untuk keperluan manajerial dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis,

yaitu :

a. Pendapatan Total

Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan,Total Revenue

ini adalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan harga jual per

unit (P). Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan matematis : TR = P.Q.

b. Pendapatan Rata-rata atau pendapatan per unit barang dan jasa

Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rata-rata dari setiap unit penjualan, oleh

karena itu maka pendapatan rata-rata (AR) dapat juga dirumuskan sebagai hasil

bagi dari pendapan total dengan unit yang terjual (Q). Bentuk rumusan

matematikanya adalah AR = TR/Q = PQ/Q = P.

c. Pendapatan Tambahan Atau Penerimaan Marginal.

Pendapatan tambahan adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk setiap unit

penjualan atau produksi. Karena tambahan ini dapat terjadi pada setiap tingkatan

produksi. Dengan demikian, maka pendapatan tambahan, atau marginal Revenue

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(17)

2.8 Usaha-Usaha Meningkatkan Pendapatan

Pada umumnya manusia merasakan bahwa penghasilan/pendapatan yang

diterima saat ini masih kurang dan menjadi masalah yang tidak akan pernah

terselesaikan. Secara umum dapat diterangkan bahwa untuk meningkatkan

pendapatan dapat digunakan beberapa cara antara lain :

1. Pemanfaatan waktu luang

Individu mampu memanfaatkan waktu luang yang tersisa dari pekerjaan yang

telah dilakukan sebelumnya menjadi kesempatan yang baru untuk menambah

pendapatan.

2. Melakukan kreatifitas dan inovasi

Individu harus mampu berfikir positif dan inovatif menciptakan

terobosan-terobosan yang berarti untuk dapat mencapai kebutuhan yang dirasakan masih

kurang.

2.9 Pendapatan Dan Beban Sebagai Pertimbangan Kebijakan Produksi

Untuk produksi barang dan jasa dilakukan, diarahkan untuk mencapai

tujuan dalam mendapatkan laba . Laba yang didapat perusahaan diperoleh dari

selisih antara pendapatan (revenue) dengan biaya (cost), oleh karena itu, maka

pertimbangan utama atau parameter utama dalam melakukan produksi adalah

pendapatan (revenue), yang akan diterima dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan

(18)

2.10 Modal Usaha

Salah satu faktor produksi yang tidak kalah penting adalah modal, sebab

dalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan

berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat dibagi sebagai

berikut :

1. Modal Tetap

Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam

jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah

produksi. Modal tetap dapat berupa tanah, bangunan dan mesin yang digunakan.

2. Modalvariabel(bergerak)

Adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, biasa

dalam bentuk bahan baku dan kebutuhan sebagai penunjang usaha berikut.

Dapat dikemukakan pengertian secara klasik, dimana modal mengandung

pengertian sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih

lanjut. Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas,

yaitu modal meliputi baik modal dalam bentuk uang (Geldkapital), maupun dalam

bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan dan lain

sebagainya (Bambang Riyanto dalam suryananto 2005, h.37).

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung

maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output (Irawan

dan suparmoko 2000, h. 93). Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau

(19)

barang-barang dan jasa-jasa baru. Modal merupakan input (faktor produksi) yang sangat

menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor

satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan.

2.11 Biaya Bahan Baku

Bahan baku atau bahan mentah merupakan faktor produksi yang

dibutuhkan dalam setiap proses produksi. Menurut Gunawan Adi Saputro dan

Marwan Asri, 2000, h. 225) bahan mentah atau bahan baku yang digunakan dalam

proses produksi dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Bahan baku langsung (direct material) adalah bahan mentah yang

merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang

dikeluarkan untuk membeli bahan baku ini mempunyai hubungan erat dan

sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.

b. Bahan baku tidak langsung (inderect material) adalah bahan baku yang

ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak

pada barang jadi yang dihasilkan.

Untuk memperoleh bahan baku yang akan digunakan dalam proses

produksi maka diperlukan pengorbanan uang untuk pembelian bahan baku

tersebut. Pengorbanan inilah yang dinamakan dengan biaya.

2.12 Perubahan Teknologi Dan Proses Kerja

Sejak pasca perang dunia II, dunia industri Internasional telah mengalami

perubahan mendasar pada teknologi dan proses tenaga kerja, yakni perubahan dari

pendekatan produksi massal menjadi pendekatan produksi fleksibel. Produksi

(20)

Fordisme ditandai dengan adanya lini produksi perakitan yang mengandung

tingkat pembagian kerja demikian tinggi, sehingga mempermudah tugas para

pekerja menjadi operasi rutin yang tidak banyak memerlukan keahlian maupun

pelatihan. Dengan cara semacam ini, ketepatan dan kecepatan pekerjaan di

kendalikan oleh mesin, bukan oleh seorang pekerja (Mudrajad kuncoro 2007,

(21)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha nelayan yang menjadi salah satu

obyek nelayan di Kabupaten Nagan Raya. Penelitian dilakukan pada bulan

Januari–Agustus 2013.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam melaksanakan penelitian

adalah :

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung dan

wawancara dengan masyarakat, kepala desa dan staf pemerintah tingkat desa

di kecamatan kuala pesisir.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan pada data-data yang telah ada pada

instansi terkait dan studi kepustakaan yang terkait dengan topik penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga nelayan yang berada di

desa Kuala pesisir karena di daerah tersebut merupakan salah satu desa yang

melaksanakan pengembangan nelayan di Kab. Nagan Raya. Dari total masyarakat

(22)

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengunakan metode

pengambilan contoh sederhana (Sample Random Sampling) berdasarkan bahwa

seluruh masyarakat elementer dari populasi yang diteliti telah diketahui nama dan

indentitasnya. Pengambilan sampel 30 rumah tangga nelayan dilakukan secara

menyebar proporsional berdasarkan jenis pekerjaan nelayan di desa Kuala pesisir

(Pada Tabel 2).

Tabel. 2 Populasi dan sampel penelitian .

No Populasi Jumlah

1 Pemilik kapal 40 40/90X30 13

2 Awak buah kapal (ABK) 50 50/90X30 17

Jumlah 90 30

Sumber : Data primer (diolah) 2013.

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Analisis Pendapatan

Perhitungan pendapatan dari usaha penangkapan adalah penangkapan bersih

dengan formulasi rumus sebagai berikut:

π = TR –TC

Keterangan :

π

= Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)

TR = Total Penerimaan (Rupiah)

(23)

Sedangkan pendapatan dari usaha non penangkapan dan non usaha perikanan

di peroleh dari pendapatan rata-rata per bulan anggota keluarga yang bekerja di

luar usaha penangkapan dan perikanan. Perhintungan pendapatan rumah tangga

nelayan digunakan formulasi rumus sebagai berikut :

Y = Y1+Y2

Keterangan

Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).

Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).

Y2 = Pendapatan keluarga dari usaha non penangkapan (Rupiah).

3.5.2 Konsep dan Pengukuran

a. Nelayan adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung terlibat

dalam usaha penangkapan ikan dengan status sosial yang berbeda-beda

seperti nelayan pemilik dan pandega (RTP).

b. Nelayan pemilik adalah orang yang memilki armada penangkapan ikan baik

kapal/perahu atau alat tangkap (RTPP).

c. Nelayan pandega adalah orang yang berprofesi sebagai buruh dalam usaha

penangkapan ikan yang memliki ketrampilan (RTPB).

d. Sistem bagi hasil adalah system pembagian hasil usaha penangkapan ikan

antar nelayan pemilik dan nelayan pandega. Sistem bagi hasil pada alat

tangkap adalah 50 persen hasil pendapatan bersih hasil penangkapan untuk

(24)

e. Pendapatan rumah tangga nelayan adalah pendapatan yang diterima oleh

keluarga nelayan yang berasal dari usaha penangkapan, non penangkapan,

maupun usaha non perikanan selama setahun.

f. Pendapatan usaha penangkapan adalah penerimaan usaha yang diterima

setelah dikurang seluruh pengeluaran atau biaya total penangkapan selama

satu tahun. Pendapatan yang termaksud termasuk pendapatan nelayan

pemilik dan nelayan pandega. (Rupiah)

g. Pendapatan usaha non perikanan adalah pendapatan rata-rata per bulan yang

diterima oleh keluarga nelayan selama setahun dari usaha diluar sub sektor

(25)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Wilayah AdministratifKecamatan Kuala Pesisir

Kecamatan Pesisir merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Kuala

pada tahun 2007 dengan ibukotanya Padang Rubek terletak pada garis 030400

-040380 Lintang Utara dan 960110 - 960480Bujur Timur yang luas wilayahnya

mencapai ± 267.39 Km2.

Adanya batasan-batasanya sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Kuala;

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tadu Raya;

- Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kuala;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meureubo dan Samudra

Indonesia

Jumlah penduduk dalam Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

Rayakeadaan bulan Desember 2010 mencapai 14.975 jiwa yang terdiri dari 7.754

Laki-Laki dan 7.211 Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 3.972.

dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel. 3. Komposisi Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir 2010

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase %

1 2 3 4

1 Laki-Laki 7.754 52%

2 Perempuan 7.221 48%

Jumlah 14.975 100

(26)

4.2Karakteristik Responden Pengusaha Kapal dan ABK

Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang

keadaan dan latar belakang responden yang berkaitan dan berpengaruh terhadap

kegiatannya dalam menjalankan usahanya. Responden pada penelitian ini adalah

Pemilik Kapal dan Awak Buah Kapal di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya. Karakteristik dari respondenmeliputi umur, pendidikan, jumlah

anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, jumlah

tenaga kerja luar, lama mengusahakan, status usaha dan alasan usaha.

1. Umur

Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non

produktif antara 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Jumlah dan

persentase responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel.4.Karakteristik Kelompok Umur

No Kelompok Umur (Th) Jumlah

Responden

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah responden yaitu 35

orang yang terdiri dari 28 orang umur produktif dan 7 orang umur non produktif.

Pada usia produktif tersebut, produktivitas kerja pengusaha nelayan penangkapan

ikan masih cukup tinggi sehingga lebih potensial dalam menjalankan usahanya.

(27)

memungkinkan usaha nelayan penangkapan ikan masih dapat terus dikembangkan

karena para pengusaha masih memiliki produktifitas dan kemampuan bekerja

yang tinggi.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk responden dalam

hal menerima dan menerapkan teknologi baru, disamping kemampuan dan

keterampilan dari nelayansendiri. Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir

nelayan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan pengambilan keputusan dalam

pemasaran Ikan tangkap yang dihasilkannya. Selain itu pendidikan juga akan

mempengaruhi nelayan dalam menyerap informasi terbaru yang dapat diterapkan

dalam kegiatan usahanya.

Tabel. 5.Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Kuala Pesisir.

Sumber : Data primer diolah februari 2013.

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

adalah tamat SD sebanyak 11 orang (31%). Hal ini menunjukkan tingkat

pendidikan masih rendah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi

modal bagi nelayandalam menjalankan usahapenangkapan ikan, dapat

(28)

memasarkan hasil tangkapan ke luar daerah dan yang paling penting nelayan tidak

dapat dibohongi oleh pedagang yang membeli untuk mengecer sehingga tidak

terjadi kerugian.

3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat

dilihat padaTabel 6.

Tabel.6.Jumlah Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

No Anggota Keluarga Jumlah

Sumber : Data primer diolah februari 2013.

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

jumlah anggota terbanyak yaitu berkisar 2-4 orang sebanyak 18 orang atau 51 %.

Berdasarkan data tersebut diketahui seluruh responden mempunyai anggota

keluarga lebih dari 2 orang. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini

berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga nelayan, terutama tenaga kerja

yang berasal dari anggota keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan nelayan

penangkapan ikan.

4. Modal Nelayan

Modal adalah biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh pemilik usaha

(29)

nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir adalah Rp 15.455.000.dapat dilihat rincian

pada.

Tabel 7.Modal yang diperlukan oleh Nelayan Penangkap Ikan

No Keterangan Jumlah Harga Satuan Harga

(Rp)

1 2 3 4 4

1 Kapal motor 1 15.000.000 Unit 15.000.000

2 Operasional BBM 30 6.500 Liter/ hari 195.000.

3 Jaring lingkar 4 60.000. Unit/untuk

3 bulan 240.000

4 Box/lainnya 5 50.000. Unit/untuk

3 bulan 250.000

Jumlah Total Modal 15.685.000 250.000

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Dari data padaTabel 7, dapat disimpulkan bahwa rata-rata modal yang

diperlukan oleh nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

bahwa jumlah total yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan

sebesar Rp 15.685.000. dimana Rp 195.000. untuk operasional BBM per hari, Rp

240.000. untuk jaring lingkar, Rp 250.000.untuk box/lainnya dan biasanya

masyarakat Kecamatan Pesisir dalam melakukan penangkapanikan di laut itu

dilakukan Per-Trep nya menghabiskan waktu 4 (empat) samapai 5 (lima) hari.

4.3Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1Analisis Pendapatan

Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

(30)

dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan

suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

1. Keuntungan Nelayan

Berikut rata-rata keuntungan nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir di

sajikan dengan rumus sebagai berikut.;

π = TR –TC

Keterangan :

π

= Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)

TR = Total Penerimaan (Rupiah)

TC = Total Biaya (Rupiah)

Tabel.8.Keuntungan Nelayan Kecamatan Kuala Pesisir No Total Rata-Rata

1 2.000.000 666.667 1.333.333 5.333.333 64.000.000

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari 30 responden di Kecamatan Kuala

Pesisir, rata-rata penerimaan pemilik kapal penangkapan ikan sebesar Rp

2.000.000,- sementara biaya operasional yang digunakan dalam usaha

penangkapan ikan tersebut sebesar Rp 666.667 dan keuntungan yang didapat dari

(31)

setiap pemilik kapal penangkapan ikan mampu memperoleh keuntungan sebesar

Rp 5.333.333dan setiaptahunnya sebesar Rp 64.000.000.

Tabel 9. Keuntungan ABK Nelayan Kecamatan Kuala Pesisr No Total Rata-Rata

1 678.667 678.667 2.714.667 32.576.000

Sunber : data primer di olah februari 2013

PadaTabel 9,diketahui bahwarata-rata penerimaan ABK usaha

penangkapan ikan Rp.678.667 sementara untuk biaya operasional ditanggung oleh

pemilik kapal, keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh ABK Per-Trep nya

sebesar Rp 678.667 dan jika dikalikan perbulannya, maka ABK mampu

memperoleh hasil dari penangkapan ikan sebesar Rp.2.714.667selanjutnya jika

dikalikan pertahunnya rata-rata penerimaan sebesar Rp.32.576.000.

Perhintungan pendapatan rumah tangga nelayan digunakan formulasi

rumus sebagai berikut :

Y = Y1+Y2

Keterangan

Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).

Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).

(32)

Tabel.10.Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Dari Tabel 10, dapat di lihat rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan

di Kecamatan Kuala Pesisir menunjukkan tingkat kesejahteraan nelayan

penangkapan ikanyang semakin membaik. Dapat dilihat rata-rata pendapatan

rumah tangga nelayan pemilik kapal yaitu sebesar Rp.6.433.333/bulan dimana

pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.5.333.333 sementara dari hasil usaha

non penangkapan ikan sebesar Rp.1.100.000. perbulannya.

Tabel.10.Pendapatan Rumah Tangga ABK di Kecamatan Kuala Pesisir No Rata-Rata Pendapatan

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Rata-rata pendapatan rumah tangganelayan perbulannya sebesar

Rp.3.411.333 dimana pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.2.714.667 dan

dari usaha non nelayan sebesar Rp.696.667usaha non nelayan berasal dari

kegiatan usaha yang tidak termasuk kedalam usaha penangkapan ikan, yang

(33)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Wilayah Administratif Kecamatan Kuala Pesisir

Kecamatan Pesisir merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Kuala

pada tahun 2007 dengan ibukotanya Padang Rubek terletak pada garis 030400

-040380 Lintang Utara dan 960110 - 960480 Bujur Timur yang luas wilayahnya

mencapai ± 267.39 Km2.

Adanya batasan-batasanya sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Kuala;

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tadu Raya;

- Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kuala;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meureubo dan Samudra

Indonesia

Jumlah penduduk dalam Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

Rayakeadaan bulan Desember 2010 mencapai 14.975 jiwa yang terdiri dari 7.754

Laki-Laki dan 7.211 Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 3.972.

dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel.3. Komposisi Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir 2010

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase %

1 2 3 4

1 Laki-Laki 7.754 52%

2 Perempuan 7.221 48%

Jumlah 14.975 100

(34)

4.2 Karakteristik Responden Pengusaha Kapal dan ABK

Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang

keadaan dan latar belakang responden yang berkaitan dan berpengaruh terhadap

kegiatannya dalam menjalankan usahanya. Responden pada penelitian ini adalah

Pemilik Kapal dan Awak Buah Kapal di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya. Karakteristik dari responden meliputi umur, pendidikan, jumlah

anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, jumlah

tenaga kerja luar, lama mengusahakan, status usaha dan alasan usaha.

1. Umur

Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non

produktif antara 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Jumlah dan

persentase responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel.4. Karakteristik Kelompok Umur

No Kelompok Umur (Th) Jumlah

Responden

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah responden yaitu 35

orang yang terdiri dari 28 orang umur produktif dan 7 orang umur non produktif.

Pada usia produktif tersebut, produktivitas kerja pengusaha nelayan penangkapan

ikan masih cukup tinggi sehingga lebih potensial dalam menjalankan usahanya.

(35)

memungkinkan usaha nelayan penangkapan ikan masih dapat terus dikembangkan

karena para pengusaha masih memiliki produktifitas dan kemampuan bekerja

yang tinggi.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk responden dalam

hal menerima dan menerapkan teknologi baru, disamping kemampuan dan

keterampilan dari nelayan sendiri. Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir

nelayan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan pengambilan keputusan dalam

pemasaran Ikan tangkap yang dihasilkannya. Selain itu pendidikan juga akan

mempengaruhi nelayan dalam menyerap informasi terbaru yang dapat diterapkan

dalam kegiatan usahanya.

Tabel. 5. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Kuala Pesisir.

Sumber : Data primer diolah februari 2013.

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

adalah tamat SD sebanyak 11 orang (31%). Hal ini menunjukkan tingkat

pendidikan masih rendah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi

modal bagi nelayan dalam menjalankan usaha penangkapan ikan, dapat

(36)

memasarkan hasil tangkapan ke luar daerah dan yang paling penting nelayan tidak

dapat dibohongi oleh pedagang yang membeli untuk mengecer sehingga tidak

terjadi kerugian.

3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel.6. Jumlah Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

No Anggota Keluarga Jumlah

Sumber : Data primer diolah februari 2013.

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

jumlah anggota terbanyak yaitu berkisar 2-4 orang sebanyak 18 orang atau 51 %.

Berdasarkan data tersebut diketahui seluruh responden mempunyai anggota

keluarga lebih dari 2 orang. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini

berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga nelayan, terutama tenaga kerja

yang berasal dari anggota keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan nelayan

penangkapan ikan.

4. Modal Nelayan

Modal adalah biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh pemilik usaha

(37)

nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir adalah Rp 15.455.000. dapat dilihat rincian

pada.

Tabel 7. Modal yang diperlukan oleh Nelayan Penangkap Ikan

No Keterangan Jumlah Harga Satuan

Harga (Rp)

1 2 3 4 4

1 Kapal motor 1 15.000.000 Unit

15.000.000

2 Operasional BBM 30 6.500 Liter/ hari 195.000.

3 Jaring lingkar 4 60.000.

Unit/untuk

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Dari data pada Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa rata-rata modal yang

diperlukan oleh nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

bahwa jumlah total yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan

sebesar Rp 15.685.000. dimana Rp 195.000. untuk operasional BBM per hari, Rp

240.000. untuk jaring lingkar, Rp 250.000. untuk box/lainnya dan biasanya

masyarakat Kecamatan Pesisir dalam melakukan penangkapan ikan di laut itu

dilakukan Per-Trep nya menghabiskan waktu 4 (empat) samapai 5 (lima) hari.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Pendapatan

Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

(38)

dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan

suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

1. Keuntungan Nelayan

Berikut rata-rata keuntungan nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir di

sajikan dengan rumus sebagai berikut.;

π = TR –TC

Keterangan :

π

= Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)

TR = Total Penerimaan (Rupiah)

TC = Total Biaya (Rupiah)

Tabel. 8. Keuntungan Nelayan Kecamatan Kuala Pesisir

No

1 2.000.000 666.667 1.333.333 5.333.333 64.000.000

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari 30 responden di Kecamatan Kuala

Pesisir, rata-rata penerimaan pemilik kapal penangkapan ikan sebesar Rp

2.000.000,- sementara biaya operasional yang digunakan dalam usaha

penangkapan ikan tersebut sebesar Rp 666.667 dan keuntungan yang didapat dari

(39)

setiap pemilik kapal penangkapan ikan mampu memperoleh keuntungan sebesar

Rp 5.333.333 dan setiap tahunnya sebesar Rp 64.000.000.

Tabel 9. Keuntungan ABK Nelayan Kecamatan Kuala Pesisr

No

1 678.667 678.667 2.714.667 32.576.000

Sunber : data primer di olah februari 2013

Pada Tabel 9, diketahui bahwa rata-rata penerimaan ABK usaha

penangkapan ikan Rp.678.667 sementara untuk biaya operasional ditanggung oleh

pemilik kapal, keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh ABK Per-Trep nya

sebesar Rp 678.667 dan jika dikalikan per bulannya, maka ABK mampu

memperoleh hasil dari penangkapan ikan sebesar Rp.2.714.667 selanjutnya jika

dikalikan pertahunnya rata-rata penerimaan sebesar Rp.32.576.000.

Perhintungan pendapatan rumah tangga nelayan digunakan formulasi

rumus sebagai berikut :

Y = Y1+Y2

Keterangan

Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).

Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).

(40)

Tabel.10. Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Dari Tabel 10, dapat di lihat rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan

di Kecamatan Kuala Pesisir menunjukkan tingkat kesejahteraan nelayan

penangkapan ikan yang semakin membaik. Dapat dilihat rata-rata pendapatan

rumah tangga nelayan pemilik kapal yaitu sebesar Rp.6.433.333/bulan dimana

pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.5.333.333 sementara dari hasil usaha

non penangkapan ikan sebesar Rp.1.100.000. per bulannya.

Tabel.10. Pendapatan Rumah Tangga ABK di Kecamatan Kuala Pesisir

No

Sumber : Data primer di olah februari 2013

Rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan per bulannya sebesar

Rp.3.411.333 dimana pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.2.714.667 dan

dari usaha non nelayan sebesar Rp.696.667 usaha non nelayan berasal dari

kegiatan usaha yang tidak termasuk ke dalam usaha penangkapan ikan, yang

(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya total rata-rata operasional nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir

adalah sebesar Rp. 666.667 sementara keuntungan rata-rata pemilik kapal

Per-Trep nya sebesar Rp. 1.333.333 sedangkan ABK mendapat

keuntungan Per-Trep nya sebesar Rp.678.667 sedangkan

pendapatan/keuntungan rata-rata pemilik kapal perbulanya sebesar Rp.

5.333.333 dan Pendapatan ABK perbulanya sebesar Rp. 2.714.667. Jika

dilihat hasil yang didapat dari usaha nelayan baik pemilik kapal dan ABK

berarti usaha ini menjanjikan dan menguntungkan.

2. Pendapatan rumah tangga nelayan di Kecamatan kuala pesisir, kalau

dilihat rata-rata pendapatan rumah tangga pemilik kapal nelayan di

Kecamatan Kuala pesisir per bulanya sebesar Rp.6.433.333 hasil ini di

dapat dari penjumlahan antara penerimaan keuntungan dari usaha nelayan

di tambah dengan jumlah penerimaan dari non nelayan. Sedangkan

pendapatan rata-rata rumah tangga nelayan ABK per bulannya sebesar

Rp.3.411.333 dan penerimaan pendapatan non nelayan per bulanya sebesar

Rp. 696.667 pendapatan ini didapat dari berbagai kegiatan non nelayan,

(42)

3. Usaha nelayan di Kecamatan Kuala pesisir, hasil yang didapat cukup

signifikan, jika dikelola dengan baik maka ini akan berdampak positif

bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan demi

kemajuan usaha nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir antara lain sebagai berikut:

1. Sebaiknya pengusaha nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir melakukan

kerja sama dengan investor untuk memperbaiki kualitas produk ikan yang

didapat dari usaha nelayan sehingga bisa diekspor diberbagai daerah,

didalam dan diluar negeri.

2. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya hendaknya memberikan perhatian

yang lebih kepada para pengusaha nelayan di Kecamatan Kuala pesisir

agar pengusaha ini menjadi lebih sejahtera. Perhatian dari pemerintah

antara lain dalam wujud kemudahan memperoleh kredit, pelatihan

manajemen dan lain-lain, sehingga para pengusaha nelayan di Kecamatan

(43)

Budiono, 2004 (1992 : 180)Pendapatan, ), diakses 16 maret 2012.

Checmichokscky dan meeso, 1984 : Sigit, Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dan pendapatan nelayan.

Dumairy. 1997.Perekonomian Indonesia.Erlangga. Jakarta. 10 hal

Eriza di acu dalam suryani 2004, Anak-anak Terutama Pendidikan Formal.

Jakarta : bumi aksara.

Fathoni, 2008.Faktor Mempengaruhi tingkat Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Firdaus, Muhammad 2008.Manajemen agribisnis. Jakarta : Bumi Aksara.

Gunarsa dan Gunarsa, Suryani 2004tingkat pendidikan secara langsung. Jakarta : Bumi Aksara

Heyanto, 1998Dengan Dasar Pendidikan yang Relatif Menandai. Jakarta : Bumi Aksara.

Imro, 2003 : 63. Perbedaan Modernitas Tehnologi Alat Tangkap. Diakses 05 maret 2012.

Irawan dan suparmako, M. 2000. Ekonomi pemabangunan edisi ke tiga. BPFE UGM. Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajat. 2007.Ekonomika Industri Indonesia.Menuju Negara Industri Baru 2030.ANDI Yokyakarta

Mukhtar, A. Pi. M. Si. Alat Penangkapan Ikan. ), diakses 16 maret 2012.

Rafni Rita. 1998 Analisis Distribusi Pendapatan Rumah tangga Nelayan Bagan Perahu dan Pancing Tonda.

Rusli,dkk. 1994. Metodologi Indefikasi Golongan dan Daerah Miskin, Suatu Tinjauan dan Alternatif. Grasindo. Jakarta. 10 Hal

Sastrawidjaya. 2002.Ciri Komunitas Nelayan. Yogyakarta.

Sukmawan, 2004Nilai Anak.), diakses 15 maret 2012.

Suryani 2004, diDesa Karang Jaladri Ciamis. (), diakses 15 maret 2012.

(44)

Gambar

Tabel 1Karakteristik Mata Pencarian Penduduk di Kuala Pesisir
Tabel. 2 Populasi dan sampel penelitian .
Tabel. 3. Komposisi Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir 2010
Tabel. 5.Jumlah dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

diskusi meningkatkan penguasaan materi getaran dan gelombang; (2) Pelaksanaan proses pembelajaran dengan memberikan arahan, memotivasi dan melibatkan siswa dalam

Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract dalam dunia keuangan merupakan suatu kontrak standar yang diperdagangkan pada bursa

 Normal : Menampilkan secara lengkap outline presentasi, isi slide dan catatan pada slide tersebut Slide Sorter : Menampilkan secara keseluruhan dari slide yang Anda buat dalam

siswa menunjukkan hasil kompetensi kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hal itu menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sehingga terdapat

Fail Bank Rakyat Ipoh. Menurut jadual 4.7 di atas dapat dilihat bahawa produk perbankan Islam yang ditawarkan oleh Bank Rakyat dengan prinsip musyārakah hanya ada dalam

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa variabel pengembangan sumber daya manusia di uji secara parsial terhadap kinerja pegawai

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, skripsi dengan judul “ Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual,

[r]