• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE"

Copied!
254
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW II MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V B

SD NEGERI ADISUCIPTO 1 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

FITRIA JATI NURJANAH 101134115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku ucapkan terimakasih dari hati yang terdalam kepada Allah SWT atas rahmatNya dan petunjukNya dalam penyusunan skripsi.

Teriring rasa terimakasih dan ketulusan, karya ini kupersembahkan

untuk :

Alm. Ayahnda tercinta Bapak Paiman, S.Pd

Ibunda tercinta Ibu S. Etik Wadiniyati, S.Pd atas curahan kasih sayang

serta doa yang tiada henti

Kedua kakakku tersayang Anik Puji Astuti dan Dwi Untari Kusuma

Sepupu-sepupuku tersayang Galih, Aas, Iis, Ndari, Vita, Ridho, Dimas,

Izza.

Sahabatku Hartati Ari Murti dan Ramdhan Evanadi

Teman-temanku Tessa, Nike, Risty, Melanie

(5)

v MOTTO

Sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan

(QS : AL Insyirah)

Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau

(Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu

(QS : Ali Imran)

Jika Tuhan berkehendak, apapun menjadi mungkin. Untuk itu

mintalah pada Tuhan dan jangan mengemis pada manusia

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Juli 2014 Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Fitria Jati Nurjanah NIM : 101134115

Demi pengembangan ilmu pengembangan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW II MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V B SD NEGERI ADISUCIPTO 1”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 23 Juli 2014 Yang menyatakan,

(8)

viii

Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas V B

SD Negeri Adisucipto 1

Oleh: Fitria Jati Nurjanah (101134115) ABSTRAK

Hasil belajar siswa SD Negeri Adisucipto 1 masih kurang dilihat dari observasi dan wawancara yang dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat dari presentase KKM 2 tahun terakhir mata pelajaran IPS pada kelas V B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, dan (2) apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Adisucipto 1 dengan jumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner/angket untuk mengukur minat belajar dan tes untuk mengukur prestasi belajar. Validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Croncbach. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini adalah: (1) upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) pemberian materi secara keseluruhan, b) pembentukan kelompok asal yang terdiri dari 6 ahli, c) pemberian tugas terhadap tiap-tiap ahli, d) diskusi membahas tugas dalam kelompok ahli, e) ahli melaporkan hasil diskusi pada kelompok asal, f) kelompok asal mempresentasikan dalam pleno, g) evaluasi individual, dan h) pemberian penghargaan (reward), (2) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa, hal ini dibuktikan dari minat belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II serta telah melampaui target keberhasilan. Pada siklus I rata-rata minat belajar siswa kelas V B adalah 71,4 termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II terjadi peningkatan minat belajar siswa sebesar 83,8 termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan (3) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dari rata-rata nilai prestasi belajar pada kondisi awal adalah 69,91; pada siklus I adalah 70,7, dimana dari 31 siswa terdapat 5 siswa (16,1%) yang berada pada kategori tuntas. Sementara itu, nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II adalah 81,9, dimana terdapat 30 siswa (96,8%) yang berada pada kategori tuntas.

(9)

ix

Improving Students’ Learning Interest and Achievement in IPS Using Cooperative Learning Type Jigsaw II on the Material The Struggle for

Defending Indonesian Independence for Class V B Students of SD Negeri Adisucipto 1

By: Fitria Jati Nurjanah (101134115) ABSTRACT

The result of learning at SD Negeri Adisucipto 1 is still inadequate based on the observation and interview that have been conducted. It can be seen from the percentage of KKM in IPS subject of class V B for the last two years. This research is aimed to find out: (1) how to improve the learning interest and achievement for class V B students of SD Negeri Adisucipto 1 on the material The Struggle for Defending Indonesian Independence using cooperative learning type

Jigsaw II, (2) can the implementation of cooperative learning type Jigsaw II

through questionnaire to measure students’ learning interest and test to measure

students’ learning achievement. The validity of the instrument was achieved through correlation product moment formula and the reliability of the instrument was gained through Alpha Croncbach formula. Descriptive analysis technique was used to analyze the data.

The results of this research were: (1) the effort of improving the learning interest and achievement for class V B students of SD Negeri Adisucipto 1 through the implementation of cooperative learning type Jigsaw II was obtained through the following steps: a) providing the overall materials, b) forming home groups which consist of 6 experts, c) giving tasks to each expert, d) discussing the tasks within expert group, e) each expert reported the result of discussion in the home group, f) the home groups presented the result in plenary discussion, g) individual evaluation, and h) giving rewards, (2) The implementation of cooperative learning type Jigsaw II could improve the learning interest for class V B students of SD Negeri Adisucipto 1. It was proved through the improvement of students’ learning interest that increased to 83,8 in cycle II which belongs to “very high” category, (3) the implementation of cooperative learning type Jigsaw II

could improve the learning achievement of class V B students of SD Negeri Adisucipto 1. It was proved through the average score of students’ achievement in cycle I which is 70,7 and the average score of students’ achievement in cycle II which is 81,9.

Keywords: Learning Interest, Learning Achievement, Cooperative Learning Type

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW II MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V B SD NEGERI ADISUCIPTO 1”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapakan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST.,M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A, Ed.D., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A, dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf PGSD yang telah membimbing dan melayani peneliti.

6. Drs. Daryono, Kepala Sekolah Dasar Negeri Adisucipto 1 yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini di kelas V B SD Negeri Adisucipto 1.

(11)

xi

8. Siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 yang bersedia sebagai subjek penelitian.

9. Ibu dan segenap keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan kepada peneliti.

10. Teman-teman PGSD USD angkatan 2010 atas semangat, dukungan, dan kebersamaannya selama berproses dalam kegiatan perkuliahan. 11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang

telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 23 Juli 2014 Peneliti

(12)

xii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 15

(13)

xiii

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 16

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi ... 19

3. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 20

a. Pengertian ... 20

b. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

c. Unsur Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif ... 24

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II ... 25

a. Pengertian ... 25

b. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw I, Jigsaw II, dan Jigsaw III ... 27

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II ... 29

6. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw II pada Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 33

(14)
(15)

xv

d. Refleksi... 97

3. Siklus II ... 99

a. Perencanaan ... 99

b. Pelaksanaan ... 99

c. Observasi (Pengamatan) ... 109

d. Refleksi... 116

B. Pembahasan ... 119

1. Minat Belajar ... 120

2. Prestasi Belajar ... 123

BAB V. PENUTUP ... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Keterbatasan Penelitian ... 128

C. Saran ... 129

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Nilai Siswa Kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 ... 5

Tabel 2.1. Poin Berdasarkan Tingkat Kuis ... 30

Tabel 2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 31

Tabel 3.2. Jadwal Penelitian ... 43

Tabel 3.3. Kisi-kisi Panduan Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 58

Tabel 3.4. Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 59

Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar kuisioner Minat Belajar Siswa ... 60

Tabel 3.6. Pengukuran Skala Likert ... 61

Tabel 3.14. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 68

Tabel 3.15. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 69

Tabel 3.16. Koefisien Reliabilitas ... 70

Tabel 3.17. Hasil Uji Reliabilitas ... 71

Tabel 3.18. Perhitungan PAP II ... 72

Tabel 3.19. Kategori Tingkat Minat Siswa ... 72

Tabel 3.20. Kriteria Keberhasilan Minat Belajar Siswa ... 77

Tabel 3.21. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 77

(17)

xvii

Tabel 4.7. Perbandingan Hasil Siklus II dengan Hasil Siklus I dan

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Literature Map penelitian ... 37

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir ... 39

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan ... 41

Gambar 4.1 Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 121

Gambar 4.2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 124

(19)

xix

Data Pengamatan Minat Belajar Siswa pertemuan II .. 193

Data Afektif pertemuan I ... 194

Data Pengamatan Minat Belajar Siswa pertemuan II .. 203

Data Afektif pertemuan I ... 204

(20)

xx

Rangkuman Nilai Afektif siklus 1 ... 206

Data Psikomotor pertemuan I ... 207

Data Psikomotor pertemuan II ... 208

Rangkuman Nilai Psikomotor siklus 2 ... 209

Hasil Penilaian Prestasi Belajar siklus 2 ... 210

Lampiran 14 Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 211

Lampiran 15 Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran ... 215

Lampiran 16 Hasil Kuesioner Minat Belajar ... 218

Lampiran 17 Hasil Kerja Kelompok ... 219

Lampiran 18 Hasil Evaluasi Siswa Siklus 1 ... 222

Hasil Evaluasi Siswa Siklus 2... 224

Lampiran 19 Daftar Hadir Refleksi Siklus 1 ... 226

Daftar Hadir Refleksi Siklus 2 ... 227

Lampiran 20 Dokumentasi ... 228

Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian ... 230

(21)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab I ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional merupakan usaha nyata yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita proklamasi 1945. Pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap melalui berbagai sektor. Salah satu sektor yang paling penting adalah sektor pendidikan. Melalui sektor pendidikan, pembangunan yang dilakukan itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia, karena pendidikan merupakan usaha pemberian pengetahuan, sikap dan keterampilan oleh pendidik kepada siswa dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah serta masyarakat.

(22)

siswa dalam hidup bermasyarakat untuk berkembang. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi guru untuk mengembangkan kreativitas dalam mengajar karena mengingat perubahan global mengalami perubahan setiap saat. Menghindari masalah yang muncul selama proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran IPS maka guru perlu mengembangkan kreativitas dan kemampuan dalam mengajar. Kreativitas dan kemampuan guru mengajar diharapkan siswa mampu berpikir secara rasional mengenai gejala-gejala sosial yang sedang berkembang di masyarakat Indonesia.

(23)

yang ada dalam diri siswanya dalam kegiatan belajar mengajarnya di kelas, sehingga proses pembelajaran dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuannya baik melalui interaksi dengan teman maupun lingkungan sekitarnya.

Pengamatan pembelajaran IPS yang peneliti peroleh di kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 sebenarnya sudah berjalan dengan baik, namun siswa terlihat belum aktif dalam belajar IPS, siswa terlihat asyik bermain sendiri, mengobrol dengan teman yang lain, bahkan tiduran. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang kurang memperhatikan dan belum jelas materi yang diberikan guru di kelas, kebanyakan siswa merasa kesulitan untuk menangkap dan memahami materi yang telah diajarkan guru khususnya materi yang berkaitan dengan IPS, sementara materi yang diajarkan sangat banyak dan padat. Peneliti menduga bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran IPS.

(24)

berikut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran hanya mengandalkan ceramah sebagai salah satu metode utama dan pada umumnya media pembelajaran akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan, sehingga siswa cepat jenuh serta tidak mampu menyerap semua informasi yang disampaikan oleh guru.

Siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 juga masih terlihat takut untuk bertanya. Siswa belum jelas saat pelajaran yang dijelaskan guru, siswa takut untuk bertanya. Ketakutan tersebut membuat siswa menjadi tidak mengetahui jawaban yang ingin ditanyakan. Sosialisasi dengan teman sekelasnya pun juga masih kurang saat pembelajaran. Setiap siswa hanya secara individu mengikuti pelajaran, antara siswa yang satu dengan yang lain interaksinya masih kurang. Interaksi antar siswa saat pelajaran masih kurang sehingga siswa belum menjadi aktif untuk berbicara dan saling mengungkapkan materi yang dipelajari.

(25)

Tabel 1.1

Nilai Siswa Kelas V B SD Negeri Adisucipto 1

Tahun

Sumber : Daftar nilai raport kelas VB siswa SD Negeri Adisucipto 1

Data di atas, dapat dilihat bahwa nilai mata pelajaran IPS siswa masih banyak yang belum tuntas. Oleh sebab itu, mata pelajaran IPS harus ditingkatkan hasil belajarnya.

Minat dan prestasi belajar IPS siswa diharapkan meningkat apabila menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II merupakan salah satu cara mengajarkan materi secara berkelompok dan saling menjelaskan kepada teman lain. Teknik ini dipandang efektif yang sekiranya dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Guru belum pernah menggunakan model pembelajaran dengan siswa berkelompok dan saling mengajarkan kepada teman lain. Belajar kooperatif mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

Penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

(26)

II, setiap siswa akan memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep (scan read) sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi

expert. Siswa akan memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibahas. Akhir kegiatan pembelajaran siswa juga akan mendapatkan penghargaan (reward), untuk merangsang minat belajar siswa.

Peneliti merasa tertarik dan bermaksud melakukan suatu penelitian tindakan tentang “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas V B SD Negeri Adisucipto 1” harapan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II ini dapat membantu meningkatkan prestasi siswa dalam belajar mata pelajaran IPS.

B. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini berfokus hanya pada peningkatan minat dan prestasi belajar pada siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JigsawII dalam pembelajaran IPS materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

C. Rumusan Masalah

(27)

mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 ?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 ?

D. Pemecahan Masalah

(28)

E. Definisi Operasional

Berikut ini merupakan batasan pengertian yang peneliti ambil 1. Minat

Minat adalah ketertarikan terhadap suatu objek yang relatif menetap dan mengandung unsur senang untuk berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang lain.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

3. Model pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

(29)

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II ini setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep (scan read) sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi expert.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah gabungan dari beberapa mata pelajaran ilmu-ilmu sosial yang terorganisir secara rapi dan disajikan secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu.

F. Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1.

(30)

G. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian membahas dua hal inti yaitu secara teoritis dan secara praktis.

1. Secara teoritis :

a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu pendidikan tentang pembelajaran kooperatif Jigsaw II

dalam pembelajaran IPS.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian sejenis.

2. Secara praktis : a. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan menjadi acuan dalam menggunakan teknik pembelajaran.

b. Bagi Guru

Dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan di kelas guna dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

c. Bagi Siswa

(31)

d. Bagi Pihak Sekolah

(32)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini, peneliti menguraikan kajian teori, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. Dalam kajian pustaka akan dijelaskan variabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu penjelasan mengenai minat belajar, prestasi belajar, hakikat IPS, dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

A. Kajian Pustaka 1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

(33)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2010: 2). Djayadisastra, (1989: 8) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan, baik sikap maupun tingkah laku ke arah yang baik, kuantitatif dan kualitatif yang berfungsi lebih tinggi dari semula. Darsono (2000: 64) belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri baik aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap.

Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan gejala psikis yang menstimulus perasaan senang dan ketertarikan pada proses perubahan tingkah laku atau kegiatan dalam mengembangkan diri baik aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap.

b. Ciri-ciri Minat Belajar

(34)
(35)

dalam pembelajaran, yang meliputi: siswa aktif menyampaikan pendapat saat diskusi, siswa bersedia membantu teman lain yang mengalami kesulitan, siswa mampu bekerja sama dalam kelompok, siswa berani mengerjakan tugas, dan siswa mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan secara spontan dari guru.

Berdasarkan pertanyaan di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator minat belajar terdiri dari ekspresi perasaan senang, perhatian dalam mengikuti pelajaran, ketertarikan siswa pada materi dan metode guru, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

c. Faktor-faktor uang Mempengaruhi Minat Belajar

Taufani (2008: 38), mengungkapkan ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu:

1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya dorongan untuk belajar dan menimbulkkan minat untuk belajar.

2. Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktifitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya.

(36)

berhubungan dengan objek. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Taufani dalam Sulistyowati (2001: 17) mengatakan bahwa:

Lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap minat belajar. Keluarga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap aktifitas belajar apabila keadaan keluarga harmonis, adanya perhatian orang tua, antara kakak dan adik selalu rukun, kondisi ekonomi berkecukupan. Orang tua dapat member semangat agar anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih kesuksesan dalam belajar.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor dorongan dari dalam, faktor emosional dan faktor motivasi keluarga. Faktor motivasi keluarga mempunyai peranan yang besar karena keluarga merupakan lingkungan dimana seseorang tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

(37)

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi dapat diartikan pula sebagai seberapa jauh hasil belajar siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria (V. Tri Mulyana, 2001: 18).

(38)

umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.

Bloom dan Sudjana (dalam V.Tri Mulyana, 2001: 18) mengklasifikasikan hasil belajar atau prestasi siswa ke dalam tiga ranah, yaitu: (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Pengukuran ranah kognitif dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik dengan tes tertulis, maupun lisan dan perbuatan, (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan interaksi. Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama, (3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek dalam ranah psikomotorik, yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

(39)

prestasi belajar siswa sedangkan ranah afektif dan ranah psikomotor untuk menentukan minat belajar siswa.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi faktor belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2002: 54).

1) Faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor intern tersebut meliputi: (a) Faktor Jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap belajar. Proses belajar akan terganggu apabila kondisi kesehatanya menurun. Keadaan cacat tubuh juga berpengaruh pada proses belajar. Seseorang akan kesulitan mengikuti pelajaran apabila memiliki keadaan cacat tubuh, (b) Faktor Psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan, (c) Faktor Kelelahan meliputi kelelahan jasmani yang mana individu terlihat lemah tubuhnya, dan kelelahan rohani yang mana individu terlihat mengalami kebosanan sehingga menimbulkan minat dan dorongan untuk melakukan sesuatu hilang, 2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar individu dan dapat

(40)

siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, realasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, (c) Faktor masyarakat yang mempengaruhi antara lain kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Kedua faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor intern dan faktor ekstern sangat mempengaruhi proses belajar individu untuk menentukan kualitas hasil kegiatan belajarnya.

3. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian

Suyatno (2009: 51) menyatakan model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Sugiyanto (2010: 37) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

(41)

kelompok tersebut siswa bekerja secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Sanjaya (2006: 242) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Solihatin (2007: 7) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung nilai bahwa suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua atau lebih anggota, dimana keberhasilan kerjasama dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok sendiri.

b. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin dalam (Rismiati dan Susento 2007: 228), terdapat lima tipe model pembelajaran kooperatif, diantaranya:

1) Student Teams Achievement Division (STAD)\

(42)

2) Teams Games Tournament (TGT)

Teknik ini hampir sama dengan STAD. Yang membedakan adalah dalam TGT ini tidak ada kuis, tetapi hasil belajar akan dievaluasi dengan menggunakan permainan akademik seperti cepat tepat. Skor team secara keseluruhan akan ditentukan oleh prestasi kelompok.

3) Learning Together

Teknik ini guru menjelaskan materi pembelajaran. Setelah ini siswa dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri 4 sampai 6 orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa mengerjakan kuis secara individual yang mana kuis tersebut akan dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individu.

4) Group Investigation

Dalam teknik ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa di kelas. Diharapakan untuk menerima tanggungjawab besar untuk menentukan apa yang dipelajari, mengorganisasikan kelompok mereka sendiri tentang bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikannya kepada seluruh siswa di kelas.

5) Jigsaw

(43)

kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok yang lain, kemudian guru mengadakan kuis.

Sugiyatno (2010: 44) terdapat empat tipe pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student Teams Achievement Division), Tipe GI (Group Investigation), Tipe Struktural, dan Tipe Jigsaw.

c. Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

(44)

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan karena dapat memberikan pengaruh positif.

Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan menjadi lebih aktif. Hal tersebut disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih bersemangat, dan berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi (Nur Asma, 2006: 26)

(45)

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II a. Pengertian

Jigsaw dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari adalah yang berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek seperti ilmu sosial, leteratur, sebagian ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajaran lebih kepada pennguasaan konsep daripada penguasaan kemampuan (Robert E.Slavin, 2005: 237)

Teknik Jigsaw I dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan dari Universitas Texas lalu diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan (Sugiyanto, 2009: 45). Slavin (2008: 14) pembelajaran dalam

jigsaw I, siswa saling bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang dengan latar belakang yang berbeda.

Pembelajaran Jigsaw I anggota kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi dalam kelompok ahli dan saling membantu bekerja sama dengan topik yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok lain tentang apa yang telah dipelajari pada kelompok ahli.

(46)

Lie (dalam Rusman, 2011: 218), pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Rusman (2011: 218) menjelaskan bahwa pembelajaran Jigsaw yaitu dimana siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan dan komunikasi. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari sehingga mampu menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Suprijono (2009: 89) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II yaitu pembelajaran yang diawali dengan pengawalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru dapat menuliskan topik yang dipelajari pada papan tulis, penayangan power point, dan sebagainya.

(47)

b. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I, Jigsaw II, dan Jigsaw III

1) Jigsaw I

Suprijono (2009: 89) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I diawali dengan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru selanjutnya menuliskan topik atau materi yang akan dipelajari pada papan tulis. Jigsaw I terdapat dua kelompok yaitu kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal merupakan gabungan dari kelompok ahli. Kelompok ahli merupakan kelompok siswa yang terdiri dari kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan mempelajari sesuatu topik tertentu serta diminta untuk mengerjakan tugas sesuai dengan topiknya kemudian setelah selesai dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Jigsaw I anggota kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi dalam kelompok ahli dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Setelah selesai siswa kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok lain mengenai hal yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.

2) Jigsaw II

Trianto (2010: 75) menjelaskan bahwa :

(48)

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa secara teknis pelaksanaan Jigsaw II hampir sama dengan Jigsaw I, tetapi dalam Jigsaw II siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari keseluruhan materi. Selain itu yang membedakan dalam Jigsaw I dan Jigsaw II yang dijelaskan Knight dan Bohlomeyer (dalam Huda, 2012: 121) yaitu dalam

Jigsaw I tidak ada reward khusus yang diberikan atas individu maupun kelompok yang mampu menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan mengerjakan kuis. Jigsaw II lebih terlihat persaingan yang jelas sebab penghargaan (reward) akan diberikan berdasarkan performa individu masing-masing anggota.

3) Jigsaw III

Kagan dalam Huda (2012: 121) menjelaskan bahwa Jigsaw III

diterapkan pada kelas-kelas bilingual. Sangat berbeda dengan tipe Jigsaw I dan Jigsaw II sebelumnya. Huda (2012:121) menjelaskan bahwa bilingual diartikan sebagai kelas yang di dalamnya terdapat para pembelajar bahasa Inggris dari daerah. Oleh karena itu pelaksanaannya dalam pembelajaran menggunakan bahasa Inggris mulai dari materi, lembar kerja maupun evaluasinya.

Penelitian ini peneliti memilih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II karena dalam langkah-langkah proses pembelajaran yang lebih kompleks dibandingkan dengan tipe Jigsaw I.

(49)

expert. Siswa dapat memperoleh gambar seluruh konsep yang dipelajarinya. Siswa akan memperoleh penghargaan (reward) pada akhir pembelajaran.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Slavin (2005: 237) menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II sebagai berikut: (1) Para siswa bekerja dalam kelompok heterogen. Kelompok mewakili seluruh bagian di dalam kelas. Contoh: tingkat prestasi, jenis kelamin, warna kulit. Pembagian yang rat dan adil sangat dibutuhkan, siswa tidak diperbolehkan memilih anggota sendiri, (2) Para siswa mendapatkan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca, (3) Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda yang fokus topik yang sama

bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka sekitar

(50)

bekerja keras dan berusaha menjadikan kelompoknya menjadi kelompok yang terbaik.

d. Penghargaan (reward) Kelompok

Slavin (2005: 159) menjelaskan bahwa setelah melakukan kuis, guru harus menghitung skor kemajuan individual kemudian memberikan penghargaan berbentuk sertifikat atau penghargaan lainnya untuk tim yang mendapatkan skor tertinggi.

1) Poin kemajuan

Sebelum menghitung skor kemajuan penilaian pertama kepada siswa. Pertama melakukan penilaian dengan memberikan soal untuk mendapatkan skor awal. Kemudian guru memberikan soal evaluasi dan dihitung poin kemajuannya. Berikut poin kemajuan melakukan kuis memberikan poin berdasarkan keberhasilan kuis yang didapatkan siswa :

Tabel 2.1

Poin berdasarkan Tingkat Kuis

No. Skor Kuis Poin

Kemajuan 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

2. 10-1 poin di bawah skor awal 10

3. Sampai 10 poin di atas skor awal 20 4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 5. Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

2) Skor Kelompok

(51)

dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.

Tabel 2.2

Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok No Rata-rata Skor Kualifikasi

1. 0 ≤ N ≤ 5 -

2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang baik (Good Team)

3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang sangat baik (Great Team)

4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang sangat istimewa (Super Team)

3) Pemberian Hadiah dan Pengakuan Kelompok

Rusman (2011: 216) menyatakan bahwa setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2003: 424) ilmu pengetahuan sosial diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial (seperti sejarah, ekonomi, geografi).

(52)

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar.

b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut KTSP (2007: 237) meliputi berbagai aspek, antara lain : (1) Manusia, tempat, lingkungan; (2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3) Sistem sosial dan budaya; (4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah materi IPS kelas V semester 2. Materi tersebut berdasarkan Kurikulum Tingkat Sekolah Dasar Pendidikan. Dalam materi ini membahas mengenai perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Berikut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar kelas V Sekolah Dasar :

1. Standar Kompetensi: 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.

2. Kompetensi Dasar: 2.4 Menghargai perjuangan tokoh dalam memperjuangan kemerdekaan.

c. Tujuan IPS

(53)

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir dan kritis, rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun global.

6. Penerapan Model Kooperatif Teknik Jigsaw II pada Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Slavin (2005: 237) mengungkapkan bahwa Jigsaw II dapat digunakan jika materi yang akan dipelajari dalam bentuk narasi tertulis.

Jigsaw II ini sangat cocok untuk pembelajaran IPS. Metode ini sesuai untuk subjek-subjek seperti ilmu sosial, literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep daripada penguasaan kemampuan. Dari penjelasan tersebut maka model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

(54)

kemerdekaan Indonesia, Kompetensi Dasar: 2.4 Menghargai perjuangan tokoh dalam memperjuangan kemerdekaan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada empat hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini. Peneliti akan memaparkan beberapa penelitian yang relevan. Pertama, penelitian dari Ujang Isnandar, (2012) dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw II Materi Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada

Siswa kelas VB SD Karitas Ngaglik Yogyakarta Tahun pelajaran 2011/2012”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar. Peningkatan minat ditunjukkan dengan kondisi awal skor rata-rata minat belajar sebesar 37,87 dan termasuk dalam kategori minat belajar sedang. Pada siklus I skor rata-rata minat belajar sebesar 64,42 dan termasuk dalam kategori minat belajar sedang. Pada siklus II skor rata-rata minat belajar sebesar 76,50 dan termasuk dalam kategori minat belajar tinggi. Sedangkan peningkatan prestasi belajar ditunjukkan dengan kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 58,90 dan sebanyak 29,3% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus I rata-rata ulangan siswa sebesar 66,04 dan sebanyak 62,5% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa sebesar 79,17 dan sebanyak 83,3 % siswa sudah mencapai ketuntasan.

Kedua, penelitian dari Rizky Dwi Putranto, (2012) dengan judul

(55)

Kooperatif tipe Jigsaw bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Traji”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Traji. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai dari sebelum tindakan hingga siklus II. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 54,7 dengan siswa yang tuntas berjumlah 15 dan yang belum tuntas berjumlah 20. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas yang meningkat menjadi 71,2 dengan siswa yang tuntas berjumlah 25 dan yang belum tuntas berjumlah 10. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa semakin meningkat menjadi 80,3 dengan siswa yang tuntas berjumlah 32 dan yang belum tuntas berjumlah 3 siswa.

Ketiga, penelitian dari Afif Cahaya Praditama, (2012) dengan judul

“Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan Perkembangan Teknologi

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Siswa Kelas IV

SD N Tinatar II Kecamatan Punung Pacitan”. Hasil penelitian ini menunjukkan

(56)

atau mencapai nilai ketuntasan dengan nilai rata-rata 72,9. Siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan atau belum lulus ada 6 siswa atau sebesar 40%. Pada pelaksanaan tindakan siklus II terdapat sebanyak 12 siswa atau sebesar 80% siswa yang dinyatakan lulus atau mencapai nilai ketuntasan. Siswa yang belum lulus ada 3 siswa atau 20% dengan nilai rata-rata sebesar 73,8.

Keempat, penelitian dari Setra Fitriyani, (2012) dengan judul “ Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa Kelas IV SD Negeri 01 Sugihan Kecamatan

Toroh Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”.

(57)

Berikut Litelatur map yang peneliti ambil:

Gambar 2.1. Literature Map penelitian

C. Kerangka Berpikir

Seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Guru seringkali berperan dominan dalam proses pembelajaran dan mengabaikan minat belajar siswa. Masalah-masalah sering terjadi dalam

“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Materi Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Siswa kelas

VB SD Karitas Ngaglik Yogyakarta

Tahun pelajaran 2011/2012”

Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada materi koperasi dengan Model Kooperatif tipe Jigsaw bagi siswa kelas IV SD Negeri

2 Traji”

“Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan Perkembangan Teknologi

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Siswa Kelas IV SD N

Tinatar II Kecamatan Punung Pacitan”.

“Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa Kelas IV SD Negeri 01 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester

Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Kooperatif tipe

Jigsaw II materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V B SD

(58)

proses pembelajaran di kelas. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang abstrak dan selalu berkembang yang membuat siswa kesulitan memahami materi apabila disampaikan dalam satu arah. Siswa malas dalam mengikuti pelajaran, sehingga menjadi pasif, tidak ada interaksi antar siswa maupun antar siswa dan guru sehingga prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Peneliti mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Solusinya adalah menciptakan pembelajaran yang membuat siswa aktif, siswa diminta untuk belajar secara berkelompok agar terbiasa berinteraksi dengan teman. Kelancaran pembelajaran yang membuat siswa aktif maka guru perlu untuk menentukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran dipilih setelah guru melakukan identifikasi agar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II merupakan salah satu cara yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan yang telah terjadi pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V B SD Negeri Adisucipto 1. Penggunaan Model Kooperatif Tipe Jigsaw II diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa-siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1. Model Kooperatif tipe Jigsaw II memiliki kelebihan yang dapat mendukung untuk mengatasi permasalah dan meningkatkan prestasi belajar belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelebihan Jigsaw

(59)

melatih siswa agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu sehingga siswa dapat saling berinteraksi dengan teman lain.

Skema kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Skema Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis bahwa :

(60)

tiap-melaporkan hasil diskusi pada kelompok asal, f) kelompok asal mempresentasikan dalam pleno, g) evaluasi individual, dan h) pemberian penghargaan (reward).

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1.

(61)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab III ini, peneliti menguraikan metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumen penelitian, teknik analisis data, dan kriteria keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Kemmis dan Mc. Taggart (1998) dalam Masnur Muslich (2009: 8) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Kemmis dan Taggart (dalam Wiraatmaja, 2005: 66) menyatakan tahapan PTK sebagai berikut:

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Observasi

Refleksi

Observasi

(62)

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menguraikan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan tiap siklus.

2. Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran sesuai dengan hal-hal yang sudah direncanakan dalam pembelajaran.

3. Observasi (Pengamatan)

Pengamatan yang dilaksanakan secara langsung (pengamatan dimana seorang guru atau pengamat mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diamati) atau tidak langsung (menggunakan instrumen pengamatan) dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat.

4. Refleksi

Bagian yang penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi akibat adanya tindakan yang dilakukan.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

(63)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto1 tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 siswa.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1 semester II tahun ajaran 2012/2013 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada bulan Januari-Mei 2014. Adapun jadwal yang direncanakan sebagai berikut :

Tabel 3.2. Jadwal Penelitian

No. Uraian kegiatan Bulan

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

(64)

C. Rencana Tindakan

Peneliti merencanakan 2 siklus dalam penelitian ini dan satu siklus terdiri dari dua pertemuan dengan lama tatap muka 1-2 jam pelajaran. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Persiapan

Pada tahap pra penelitian, langkah-langkah yang dilakukan adalah : a. Meminta ijin kepada Kepala SD Negeri Adisucipto 1 untuk

melakukan kegiatan penelitian.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas V B untuk memperoleh gambaran mengenai minat dan prestasi belajar siswa.

c. Melakukan wawancara dengan guru kelas dan sebagian siswa kelas V B SD Negeri Adisucipto 1.

d. Mengidentifikasi dan mengalisis masalah yang dihadapi siswa di kelas.

e. Menyusun proposal penelitian.

f. Mengkaji standar kompetensi, kompetesi dasar, dan materi pokok g. Menyusun silabus pembelajaran, RPP, LKS, lembar evaluasi,

(65)

2. Rencana Tindakan tiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut :

a. Siklus I 1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS, Lembar observasi, lembar kuisioner, soal evaluasi, dan alat peraga/ media yang akan digunakan.

2) Pelaksanaan siklus 1 Pertemuan 1 Kegiatan awal : a) Salam pembuka b) Doa pembuka

c) Motivasi : menyanyikan salah satu lagu perjuangan d) Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas.

Elaborasi

(66)

b) Membentuk kelompok asal.

Kelompok asal A Kelompok asal B Kelompok asal C

Kelompok asal D Kelompok asal E Kelompok asal F

c) Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan mengenai latar belakang dan tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa: Pertempuran di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

d) Siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan. Dalam LKS tersebut siswa diminta menjawab soal-soal tersebut.

e) Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS. f) Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru.

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2A 2B 2C 2D 2E 2F

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 3A 3B 3C 3D 3E 3F

(67)

g) Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya secara bergiliran.

Konfirmasi

a) Setelah siswa selesai berdiskusi, perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan. Guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

Kegiatan Penutup

a) Siswa dan guru menyimpulkan materi.

b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya c) Siswa diberikan pekerjaan rumah

d) Siswa melakukan refleksi e) Doa penutup

Pertemuan 2 Kegiatan awal a) Salam pembuka b) Doa

(68)

Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 anggota.

b) Membentuk kelompok asal

Kelompok asal A Kelompok asal B Kelompok asal C i.

Kelompok asal D Kelompok asal E Kelompok asal F

c) Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan mengenai latar belakang dan tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa: Pertempuran di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

d) Siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan. Dalam LKS tersebut siswa diminta menjawab soal-soal tersebut.

e) Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS.

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(69)

f) Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru. Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

g) Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya secara bergiliran.

h) Kelompok ahli yang mampu membagikan informasi secara lengkap dan benar mendapatkan penghargaan (reward).

Konfirmasi

a) Perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan.

b) Kelompok lain dapat memyampaikan tanggapan.

c) Guru menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

d) Guru memberikan penguatan mengenai pembelajaran hari ini.

e) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai materi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua ini dikerjakan secara individu.

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 2A 2B 2C 2D 2E 2F 3A 3B 3C 3D 3E 3F

(70)

Kegiatan penutup

a) Siswa dan guru menyimpulkan materi.

b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. c) Siswa melakukan refleksi.

d) Doa penutup.

3) Observasi (pengamatan)

Melakukan observasi untuk mengamati dan mengumpulkan data mengenai minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Pengamatan tersebut menggunakan rubric pengamatan minta yang siisi oleh peneliti dan kuisioner diisi oleh siswa pada siklus I.

4) Refleksi

a. Mengevaluasi pelakasanaan siklus I yang telah dilakukan mengenai kendala, hambatan dan berhasil atau tidaknya pembelajaran tersebut. b. Membandingkan hasil tes dan observasi yang telah dicapai dengan

target akhir setiap siklus pada indikator keberhasilan.

(71)

b. Siklus II 1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS, Lembar observasi, lembar kuisioner, soal evaluasi, dan alat peraga/ media yang akan digunakan.

2) Pelaksanaan siklus II Pertemuan 1

Kegiatan awal a) Salam pembuka b) Doa

c) Menyanyikan lagu sebagai motivasi. d) Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas.

Elaborasi

a) Siswa dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 anggota.

b) Membentuk kelompok asal

(72)

Kelompok asal D Kelompok asal E Kelompok asal F c)

d) Siswa diberikan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan.

e) Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan waktu kapan terjadinya dan tokoh yang terlibat pada peristiwa: Pertempuran di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

f) Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS.

g) Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru.

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

h) Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya secara bergiliran.

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 2A 2B 2C 2D 2E 2F 3A 3B 3C 3D 3E 3F

4A 4B 4C 4D 4E 4F 5A 5B 5C 5D 5E 5F

(73)

Konfirmasi

a) Perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan. Guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

b) Siswa dapat memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi yang dipresentasikan oleh temannya.

c) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa mengenai materi pada hari ini.

d) Guru memberikan penguatan mengenai pembelajaran hari ini.

Kegiatan penutup

a) Siswa dan guru menyimpulkan materi.

b) Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. d) Siswa melakukan refleksi.

Pertemuan 2

Kegiatan awal a) Salam pembuka b) Doa

(74)

Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa memperhatikan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dibahas.

Elaborasi

a) Siswa kembali berkelompok yang anggotanya seperti pada pertemuan sebelumnya.

Kelompok asal A kelompok asal B Kelompok asal C

Kelompok asal D Kelompok asal E Kelompok asal F

b) Siswa diberikan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan.

c) Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan mengenai isi perjanjian-perjanjian dan hasil perundingan. (perjanjian Linggarjati, Roem-Royen, Renville, serta KMB)

d) Siswa mempelajari materi mengenai cara menghargai perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia.

e) Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS.

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Gambar

Tabel 4.9. Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II .......     123
Gambar 2.1. Literature Map penelitian ...........................................       37
Tabel Uji Validitas Soal Siklus II ...............................      184
Tabel 2.1 Poin berdasarkan Tingkat Kuis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil gambaran dan analisis system yang telah berjalan di atas, yang ditinjau melalui use case dan Activity diagram dapat digambarkan beberapa

Dengan demikian, melalui proses pendidikan yang memanusiakan manusia melalui pembinaan kemampuan berfikir ilmiah, sentuhan hati yang beretika, dan pengembangan kejernihan jiwa

Kalaulah sunnah fajar saja lebih baik dari dunia dan seisinya, berupa harta, istana, sungai-sungai, istri-istri dan lain-lain baik segala kebutuhan yang disenangi manusia

Adapun kelayakan usaha Aspek-aspek yang akan dikaji dalam pengembangan usaha pada Yoyok Fish Farm meliputi aspek non finansial yang meliputi aspek teknis, aspek manajemen,

Berdasarkan Penetapan Pemenang Penyedia Jasa Konstruksi Nomor : 049 /7/POKJA I KONSTRUKSI/2013 Tanggal 16 Mei 2013 terhadap Calon Penyedia Jasa Pemborongan Pekerjaan Pembangunan

Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk membuat suatu Sistem Informasi Wisma dan Reservasi Kamar berbasis web yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan

Pentingnya program S.T.A.B.L.E dalam upaya menurunkan angka kesa kitan dan kematian bayi serta masih terbatasnya penelitian tentang stabilisasi bayi pasca resusitasi

Hasil Simulasi Geometri Rekahan Setelah Operasi Mini Frac Pada Masing-Masing Stage.... Hasil Main Frac Pada Masing-Masing