• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAN MODAL KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAN MODAL KERJA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAN MODAL KERJA

1. Pengertian Modal Kerja

Terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yaitu:

a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (berikutNet Working Capital). Kelebiahan ini merupakan jumlah aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.

b. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancer. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working Capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancer misalnya kas, surat-surat berharga, piutang , dan persediaan.

c. Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (Current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep fungsional yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.

2. Pentingnya Moda Kerja yang cukup.

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.

Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut:

a. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

b. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

c. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.

d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

e. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

f. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.

g. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.

h. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

(2)

Diluar kondisi di atas, yakni adanya modal kerja yang berlebih-lebihan atau terjadinya kekurangan modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

Penyebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah sebagai berikut.

a. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan. b. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali.

c. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar dividen, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lainnya.

d. Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan, tetapi tidak diikuti dengan penempatan kembali.

e. Akumulasi dana sementara mennunggu investasi, ekspansi, dan lain-lain.

Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan surat-surat berharga, tidak mengguntungkan karena laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien.

Penyebab timbulnya kekurangan modal kerja adalah sebagai berikut:

a. Adanya kerugian usaha. Penyebab adanya kerugian usaha adalah (a) volume penjualan yang tidak efisien relative dibandingkan dengan harga pokok penjualan, (b) tekanan terhadap harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualandan biaya usaha, (c) banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak kembali, (d) kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan penjualan/penghasilan, (e) biaya naik sementara penjualan menurun. Kerugian usaha tidak selalu akan mengurangi modal kerja karena ada sementara biaya yang tidak bersifat pengeluaran kas (noncash expense) seperti beban penyusutan, depresi, dan amortisasi. Yang jelas kerugian usaha itu mengurangi laba yang di tahan (retained earnings).

b. Adanya kerugian insidensil seperti turunnya harga pasar dan persediaan barang, karena pencurian, kebakaran, dan lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi.

c. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha atau ekspansi seperti perluasan daerah penjualan, penjualan produk baru, penerapan metode produksi baru strategi penjualan baru, dan sebagainya.

d. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti membali aktiva tetap baru, membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka panjang).

e. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena harapan keuangan terus membaik pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan kebijaksanaan pembayaran dividen seperti tahun-tahun sebelumnya.

f. Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga-harga, perusahaan mengeluarkan jumlah rupiah lebih banyak untuk mempertahankan volume fisik persedian barang dan aktiva tetap serta membelanjai penjualan kredit dalam volume fisik yang sama.

g. Pelunasan utang yang sudah jauh tempo. Manajemen tidak menyisihkan sebagai pendapatan bersih untuk cadangan pelunasan utang jangka panjang.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut. a. Sifat umum atau tipe perusahaan.

(3)

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relatif cepat.

Untuk beberapa perusahaan jasa tertentu malahan langganan membayar di muka sebelum jasa dinikmati, misalnya jasa transport, kereta api, bus malam, pesawat udara, dan kapal laut. Proporsi modal kerja dari total aktiva, pada perusahaan jasa relatif kecil. Berbeda dengan perusahaan industri, investasi dalam aktiva lancar cukup besar dengan tingkat perputaran persediaan dan piutang yang relatif rendah. Perusahaan industri memerlukan modal kerja yang cukup besar, yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Fluktuasi dalam pendapatan bersih dan perusahaan jasa juga relatif kecil bila dibandingkan dengan perusahaan industri dan perusahaan keuangan.

b. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang.

Jumlah modal kerja bukan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja. Modal kerja bervariasi tergantung pada volume pembelian dan harga beli per unit dari barang yang di jual. Misalnya suatu perusahaan yang memproduksi lokomotif kereta api, di samping membutuhkan waktu lama dalam proses produksinya juga membutuhkan modal kerja yang besar (bila dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksi mebel rumah tangga). Juga perusahaan yang membutuhkan sistem pendinginan (ikan laut) dan perusahaan yang mem butuhkan proses pengeringan (tembakau, kayu) akan memerlukan modal kerja yang lebih besar.

c. Syarat pembelian dan penjualan

Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar. Di samping itu, modal kerja juaga dipengaruhi oleh syarat kredit penjualan barang. Semakin lunak kredit (jangka kredit lebih panjang) yang diberikan kepada langganan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan kepada piutang. Untuk mengurangi kebutuhan modal kerja dan mengurangi risiko kerugian karena adanya piutang yang tidak terbayar, biasanya perusahaan memberikan rangsangan potongan tunai (cash discount). d. Tingkat perputaran persediaan.

Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah. Untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan mengurangi risiko kerugian karena penurunan harga, perubahan pemintaan atau perubahan mode, juga menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan (carrying cost) dari persediaan.

e. Tingkat perputaran piutang

Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Apa bila piutang terkumpul dalam waktu pendek

(4)

berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah atau kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubung dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan, serta penagihan piutang.

f. Pengaruh konjungtur (business cycle)

Pada periode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang lebih memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Peningkatan jumlah persediaan membutuhkan modal kerja yang lebih banyak. Sebaiknya dalam periode depresi volume perdagangan menurun, perusahaan cepat-cepat berusaha menjual barangnya dan menarik piutangnya. Uang yang di peroleh digunakan untuk membeli surat-surat berharga, melunasi utang, atau untuk menutupi kerugian.

g. Derajat risiko kemungkinan menurunya harga jual aktiva jangka pendek menurunya nilai riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja. Apabila risiko kerugian ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Untuk melindungi diri dari hal yang tidak terduga dibutuhkan modal kerja yang relatif besar dalam bentuk kas atau surat-surat berharga. h. Pengaruh musim

Banyak perusahan yang penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang di pengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.

i. Credit rating dari perusahaan

jumlah modal kerja, dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga, yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai opersinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas. Penyediaan uang kas ini tergantung pada: (a) credit rating dari perusahaan (kemampuan meminjam uang dalam jangka pendek), (b) perputaran persediaan dan piutang,dan (c) kesempatan mendapatkan potongan harga dalam pembelian.

4. Sumber Modal Kerja

Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut.

a. Bagian modal kerja yang realatif permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.

Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam:

1. Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitasi usahanya.

2. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

b. Bagian modal kerja yang bersifat variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah tergantung pada perubahan keadaan.

Modal kerja variabel ini dapat dibedakan dalam:

(5)

1. Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan dan fluktuasi musim.

2. Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.

3. Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat atau mendadak yang tidak dapat diketahui atau diramalkan terlebih dahulu (Bambang Rianto, 1981:52).

Modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber, yakni sebagai berikut. a. Pendapatan bersih

Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasi-hasil lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Akan tetapi, sebagian dari modal kerja ini harus di gunakan untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya usaha yang telah dikeluarkan untuk memperoleh revenue, yakni berupa biaya penjualan dan biaya administrasi. Jadi, sebenarnya yang merupakan sumber modal kerja adalah pendapatan bersih dan jumlah modal kerja yang diperoleh dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisis laporan perhitungan laba-rugi perusahaan.

Dalam perhitungan laba rugi terdapat dua jenis biaya usaha, yakni (a) pos-pos biaya yang memerlukan penggunaan modal kerja, contohnya pembelian barang dagangan atau bahan baku, pembayaran gaji, upah, dan premi asuransi; (b) pos-pos biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas atau menimbulkan utang yang akhirnya juga tidak memerlukan penggunaan modal kerja, contohnya yaitu beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi. Meskipun biaya-biaya ini diperhitungkan sebagai biaya usaha dalam menentukan pendapatan bersih, tetapi dalam menghitung jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan, biaya-biaya (noncash) tersebut harus dikeluarkan karena biaya-biaya tersebut tidak menggunakan modal kerja. Lain halnya dengan kasus kerugian karena piutang tidak terbayar. Kerugian piutang tidak terbayar akan mengurangi piutang. Sebaliknya penyusunan harus dikurangkan dari aktiva tetap yang tidak ada pengaruhnya terhadap modal kerja.

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga

Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan. Penjualan surat-surat berharga menunjukan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos ”surat-surat berharga” menjadi pos ”kas”. Keuntungan yang diperoleh merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaiknya, jika terjadinya kerugian maka modal kerja akan berkurang.

c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya

Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva lancar lainnya yang tidak dipergunakan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar itu menjadi kas yang akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut.

Keuntungan atau kerugian dari penjualan investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya dapat dimasukkan ke dalam pos-pos insidentil (extraordinary item). d. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik

Utang hipotik, obligasi, dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperluakn sejumlah modal kerja, misalnya untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman

(6)

jangka panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu disukai karena adanya beban bunga di samping kewajiban mengembalikan pokok pinjamannya.

e. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya

Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman siklis, keadaan darurat, atau kebutuhan jangka pendek lainnya. Karena ketergantunagn akan kredit bank dan kredit jangka pendek lainnya, makanya adanya credit rating yang tingi tingkatnya bagi perusahaan yang bersangkutan adalah sepenuhnya penting.

f. Kredit dari supplier atau trade creditor

Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang, supplies, dan jasa-jasa biasa di beli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu yang harus di lunasi, perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

5. Penggunaan Modal Kerja

Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar adalah sebagai berikut:

a. Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk utang dividen).

b. Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan dan persekutuan).

c. Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.

d. Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar.

e. Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang. f. Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.

Transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan bentuk aktiva lancar tetapi tidak mengubah jumlah aktiva lancar adalah

a. Pembelian tunai surat-surat berharga. b. Pembelian tunai barang-barang dagangan.

c. Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang lainnya, misalnya dari piutang dagang menjadi piutang wesel.

Apabila didasarkan pada data neraca, perubahan modal kerja (dalam pengertian modal kerja neto) pada prinsipnya karena pengaruh dari perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar (noncurrent accounts).

Perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperbesar modal kerja (neto) adalah:

a. Berkurangnya aktiva tidak lancar. b. Bertambahnya utang jangka panjang. c. Bertambahnya modal saham.

d. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

(7)

Adapun perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperkecil modal kerja (neto)adalah:

a. Bertambahnya aktiva tidak lancar b. Berkurangnya utang jangka panjang c. Berkurangnya modal saham

d. Pembyaran dividen tunai

e. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan.

6. Pengertian Analisis Sumber-sumber dan Penggunaan Dana

Perubahan posisi modal kerja perlu mendapat perhatian dalam membuat analisis tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Sumber modal kerja, penggunaan modal kerja, dan komposisi modal kerja pada akhir periode merupakan faktor-faktor penting dalam membuat penilaian aktvitas perusahaan yang telah lampau dan dalam mempertimbangkan kemungkinan yang dapat dicapai perusahaan pada waktu yang akan datang.

Laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja mempunyai lngkup yang lebih luas bla dbandingkan dengan laporan penerimaan dan penggunaan kas karena laporan penerimaan dan penggunaan kas merngkas sumber-sumber penerimaan kasa, bentuk-bentuk pengeluaran kas.

7. Penyusunan Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Modal Kerja.

Langkah-langkah penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut:

a. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja disusun berdasarkan data neraca yang diperbandingkan dan informasi yang berkenaan dengan perubahan semua rekening tidak lancar dan pos-pos modal sendiri.

b. Berdasarkan data neraca yang dperbandingkan dapat diketahui perubahan neto untuk masing-masing rekening neraca yaitu adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja.Kenakan dalam saldo rekening aktiva, penurunan dalam saldo rekening utang dan penurunan modal dalam saldo rekening modal ditunjukkan dalam kolom debet, sedang penurunan dalam saldo rekening aktiva, kenaikan dalam saldo rekening utang dan kenaikan saldo rekening modal dicantumkan dalam kolom kredit.

c. Perubahan saldo rekening-rekening tersebut kemudian ditarik kedalam dua kolom terakhir. Jumlah debet dari aktva tidak lancar, utang tidak lancar (utang jangka panjang) atau rekening modal pada kolom perubahan neto kemudian ditarik ke dalam kolom rekening, atau rekening modal (pada kolom perubahan neto) kemudian ditarik ke dalam kolom sumber dana.

d. Jumlah debet dalam aktiva lancar dan utang jangka pendek ditarik ke dalam kolom kenaikan modal kerja, sedangkan jumlah kredit kolom aktiva lancar dan utang jangka pendek ditark ke dalam kolom penurunan modal kerja. Apabila dana (modal kerja) yang diperoleh dari perubahan dalam pos-pos tidak lancar dan modal melebihi dana (modal kerja) yang digunakan untuk pos-pos tidak lancar dan modal maka modal kerja berarti bertambah (meningkat) besar selsihnya. Sebaliknya apabila dana yang digunakan atau dipakai melebihi dana yang diperoleh berarti modal kerja menurun sebesar perbedaannya. Saldo pada dua pasang kolom terakhir meringkas pengaruh bersih dari aktivitas perusahaan terhadap besarnya modal kerja.

(8)

8. Penyesuaian yang Diperlukan Dalam Menentukan Jumlah Sumber dan Penggunaan Modal Modal Kerja.

Perubahan netto dari saldo rekening-rekening neraca yang diperbandngkan dperlukan penyesuaian apabila perubahan itu tidak melaporkan jumlah sesungguhnya dari sumber-sumber dan penggunaan dana. Apabila penyesuaian diperlukan, kertas kerja memerlukan sepasang kolom dimana data penyesuaian dapat dicatat. Perubahan dalam saldo rekening setelah direvisi dengan data yang ada pada kolom penyesuaian kemudan ditarik ke dalam kolom sumber dan penggunaan modal kerja.

Penyesuaian yang perlu dibuat pada kertas kerja dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu sebagai berkut:

a. Penyesuaian untuk menghapus perubahan suatu rekening yang tidak mempengaruhi modal kerja. Perubahan rekening tertentu mungkin timbul dari transaksi yang tidak ada hubungannya dengan perubahan dana. Sebagai contoh perubahan yang terjadi karena adanya penilaian kembali terhadap aktiva tetap, penghapusan aktva tidak berwujud dengan membebankannya pada laba ditahan, pemberian deviden yang berupa saham dimana sejumlah laba yang ditahan dipindahkan ke rekening modal saham, suatu aktiva mungkin telah keliru dibebankan sebagai biaya pada periode sebelumnya-kemudian kesalahan diketahui-aktiva tersebut mungkin telah dibebankan dan dikreditkan pada laba yang ditahan. Kejadian tersebut mengakibatkan perubahan dalam saldo rekening, tetapi pada kenyataannya tidak ada pengaruhnya terhadap modal kerja. Penyesuaian perlu dibuat terhadap berbaga perubahan itu, guna menghapus rekening yang bersangkutan dengan cara membuat jurnal pembalikan dari jurnal yang dibuat pada waktu perubahan terjadi.

b. Penyesuaian untuk melaporkan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja secara pilah-pilah (individual) bagi peristiwa di mana beberapa transaksi hanya diringkas pelaporannya dalam satu rekening. Perubahan saldo suatu rekening mungkin menghasilkan adanya beberapa sumber atau penggunaan modal kerja atau merupakan kombinasi dari sumber dan penggunaan modal kerja. Sebagai contoh saldo dari rekening pabrik dan alat perlengkapannya mungkin mencerminkan baik karena adanya pembelian (penggunaan modal kerja) maupun karena adanya penjualan (sumber modal kerja). Saldo rekening investasi (jangka panjang) mungkin mencerminkan pengaruh baik karena adanya pembentukan (penggunaan modal kerja) maupun adanya pelepasan (sumber modal kerja). Penyesuaian perlu dibuat dalam kertas kerja guna melaporkan secara terpisah masing-masing sumber dan penggunaan modal kerja.

c. Penyesuaian guna melaporkan adanya sumber atau penggunaan modal kerja secara tunggal (menjadi satu) terhadap suatu sumber atau pengguanaan modal kerja yang dilaporkan dalam dua rekening atau lebih. Suatu jumlah yang merupakan sumber modal kerja atau penggunaan modal kerja, sebagai hasil dari transaksi tertentu, mungkin telah dicatat dalam dua rekening atau lebih. Misalnya investasi tertentu (jangka panjang berupa surat-surat berharga mungkin telah dijual kembali dengan hasil yang melebihi harga perolehannya. Transaksi akan dicatat dalam rekening kas, rekening investasi, dan rekening laba ditahan. Penyesuaian perlu dibuat untuk menggabungkan keduanya menjadi satu sumber modal kerja yang berasal dari penjualan surat-surat berharga tersebut. Contoh lainnya, penjualan saham diatas harga nominalnya akan dicatat dalam rekening kas, modal saham, dan premium saham atau surplus.

(9)

Tugas:

Buatlah sheet dalam file PT. MARGAJAYA HUTAMA dengan Nama: Lap-Modal Kerja dengan format dan kolom sebagai berikut:

Laboratorium Pengembangan Akuntansi      22  LEMBAR KERJA UNTUK LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2002

SALDO

PERUBAHAN

NETTO DANA MODAL KERJA

NAMA REKENING

2001 2002 DEBET CREDIT PENGGUNAAN SUMBER NAIK TURUN

AKTIVA - - AKTIVA LANCAR - - kas dan Bank

54,672,142,822 53,774,060,828 Piutang Usaha - - Pihak Hubungan Istimewa 262,738,500 380,623,500 Pihak Ketiga 31,487,378,387 37,750,005,888 lain-lain 22,217,955,930 13,745,768,772 Persediaan 122,818,710,663 178,248,734,644

Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka

2,931,663,372

2,801,562,977

Biaya dibayar di muka

2,438,188,764

9,516,163,177

Aktiva Lancar lainnya

2,036,845,416

5,917,428,116

Total Aktiva Lancar

238,865,623,854 302,134,347,902 AKTIVA TIDAK LANCAR - - Pihak Hubunga Istimewa

119,972,186

50,175,610

Aktiva Pajak Tangguhan - bersih 164,809,595 183,083,013 Aktiva Tetap: - - Aktiva Tetap - Harga

Perolehan 442,084,342,934 442,084,342,934 Akumulasi penyusutan aktiva tetap (110,114,477,087) (129,330,477,430) Aktiva yang tidak

digunakan dalam Usaha

15,130,956,068 12,959,469,000 Biaya ditangguhkan - Bersih 2,364,099,263 1,850,049,782 lain-lain 2,574,311,862 2,429,033,523 Total Aktiva Tidak

Lancar 352,324,014,821 330,225,676,432 TOTAL AKTIVA 591,189,638,675 632,360,024,334 KEWAJIBAN DAN EKUITAS - - KEWAJIBAN LANCAR - - Hutang bank 44,547,064,912 50,762,527,096

(10)

Hutang Usaha - - Pihak Hubungan Istimewa 8,613,726,223 14,647,150,122 Pihak Ketiga 171,276,448,000 181,244,674,127 Lain-lain 23,712,468,856 24,390,763,163 Biaya masih harus

dibayar 12,406,556,052 13,042,756,339 Hutang Pajak 2,706,864,444 1,716,924,335

Bagian hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo 1 tahun

2,145,287,528

2,842,341,840 Total Kewajiban Lancar

265,408,416,015 288,647,137,022 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - - Hutang pihak hubungan

istimewa 28,201,249,446 24,266,818,162 Kewajiban pajak tangguhan - bersih 3,624,441,545 1,163,763,056 Hutang sewa guna usaha

- setelah dikurangi yang jatuh tempo 1 tahun

2,796,754,346

799,361,965

Total Kewajiban tidak lancar 34,622,445,337 26,229,943,183 HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI 351,216,858 304,399,844 EKUITAS - - Modal Saham-nom Rp

500/saham modal dasar -1.260.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh 468.000.000 234,000,000,000 234,000,000,000

Tambahan Modal disetor

2,783,867,217

2,793,857,217 Selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas sepengendali 1,222,902,201 1,222,902,201 Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan (230,753,341) (230,758,341) Saldo Laba 53,031,544,388 79,392,543,208 Total Ekuitas 290,807,560,465 317,178,544,285 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 591,189,638,675 632,360,024,334

Kenaikan Modal Kerja

(11)

PT. MARGAJAYA HUTAMA Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Sumber Modal Kerja:

Hasil Operasi Perusahaan

Pendapatan Netto dan Pos-Pos

Insidentil per laporan laba rugi

Ditambah:

Pihak Hubunga Istimewa

Aktiva Pajak Tangguhan - bersih

Aktiva Tetap - Harga Perolehan

Akumulasi penyusutan aktiva tetap

Aktiva yang tidak digunakan dalam Usaha

Biaya ditangguhkan - Bersih

lain-lain

Hutang pihak hubungan istimewa

Kewajiban pajak tangguhan - bersih

Hutang sewa guna usaha - setelah dikurangi yang jatuh tempo 1 tahun HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI

Modal Saham-nom Rp 500/saham modal dasar -1.260.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh 468.000.000

Tambahan Modal disetor

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan +

Penggunaan Modal Kerja: Pihak Hubunga Istimewa Aktiva Pajak Tangguhan - bersih Aktiva Tetap - Harga Perolehan Akumulasi penyusutan aktiva tetap Aktiva yang tidak digunakan dalam Usaha Biaya ditangguhkan - Bersih

lain-lain Hutang pihak hubungan istimewa

Kewajiban pajak tangguhan - bersih

Hutang sewa guna usaha - setelah dikurangi yang jatuh tempo 1 tahun HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI

Modal Saham-nom Rp 500/saham modal dasar -1.260.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh 468.000.000

Tambahan Modal disetor

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan

-

Kenaikan Modal Kerja

(12)

PT. MARGAJAYA HUTAMA Perhitungan Kenaikan Modal Kerja

Modal Kerja

Unsur Modal Kerja 2001 2002

Naik Turun

Aktiva Lancar:

kas dan Bank

54,672,142,822

53,774,060,828

Pihak Hubungan Istimewa

262,738,500 380,623,500 Pihak Ketiga 31,487,378,387 37,750,005,888 lain-lain 22,217,955,930 13,745,768,772 Persediaan 122,818,710,663 178,248,734,644

Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka

2,931,663,372

2,801,562,977

Biaya dibayar di muka 2,438,188,764

9,516,163,177

Aktiva Lancar lainnya

2,036,845,416

5,917,428,116 +

Kenaikan dan Penurunan Aktiva Lancar

Hutang lancar: Hutang bank 44,547,064,912 50,762,527,096 Hutang Usaha - -

Pihak Hubungan Istimewa

8,613,726,223 14,647,150,122 Pihak Ketiga 171,276,448,000 181,244,674,127 Lain-lain 23,712,468,856 24,390,763,163

Biaya masih harus dibayar

12,406,556,052 13,042,756,339 Hutang Pajak 2,706,864,444 1,716,924,335

Bagian hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo 1 tahun

2,145,287,528

2,842,341,840

Kenaikan dalam unsur modal kerja

Penurunan dalam unsur modal kerja -

1. Buatlah Sheet baru dengan nama: LAP_MODAL KERJA

2. Buatlah format lembar kerja Laporan Modal Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series mulai tahun 2016 sampai 2018 meliputi harga produsen kentang tingkat di Indonesia, Jawa Barat,

PERANAN MALCOLM X D ALAM PERJUANGAN HAK-HAK SIPIL ORANG KULIT HITAM D I AMERIKA SERIKAT TAHUN 1957-1965.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Liquid organic fertilizer from rabbit’s urine was fermented by aerobic process for 8 days. It must be examined for physical analysis every day. The result of physical analysis can

Biasanya media majalah dibaca sambil bersantai, berbeda dengan media cetak lain yang dibaca agak tergesa-gesa, sehingga peluang sebuah iklan untuk dibaca dan diamati lebih

Hasil perbandingan dari para peneliti terdahulu ada kesenjangan dalam perbedaan penelitihan terdahulu, misalnya penelitian pada Bank Syariah di Indonesia oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang diajar dengan model pembelajaran Based Learning yaitu sebesar 68% dan berada pada

runan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan yang dikembangkan telah valid dan layak digunakan dalam pembelajaran di sekolah yang ditunjukkan oleh rata-rata