• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Petunjuk Umum - DOCRPIJM 85535c3774 BAB VIBAB 6 Keuangan Daerah Buru Sel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6.1. Petunjuk Umum - DOCRPIJM 85535c3774 BAB VIBAB 6 Keuangan Daerah Buru Sel"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI - 1

6.1.

Petunjuk Umum

Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam penyusunan

RIPJM pada dasarnya adalah dalam rangka membuat taksiran dana

yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembelanjaan prasarana

Kabupaten/Kota, yang meliputi:

 Pembelanjaan untuk pengoperasiaan dan pemeliharaan prasarana

yang telah terbangun;

 Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang

telah ada;

 Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.

Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM perlu

memperhatikan hasil total atau produktivitas dan keuntungan yang

diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi masyarakat dan

keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang

menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat

yang menerima hasil adanya kegiatan.

Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang

diperhatikan adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan

yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk

masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat

siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam

(2)

BAB VI - 2

6.1.1 Komponen Penerimaan Daerah

Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan

yang merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan terdiri atas :

(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3)

Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu

subkomponen Pendapatan dan gambaran umum tentang

subkomponen Pendapatan di daerah pada umumnya.

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundangan. PAD bersumber dari :

Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor,

Pajak Kendaraan di atas Air, Pajak Balik Nama, Pajak

Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak

Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir,

dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU

No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang Pajak Daerah.

Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan

Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi

Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir

di Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian

Kendaraan Bermotor, Retribusi Pemadam Kebakaran, dan

lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan

Pemerintah No. 66/2001 tentang Retribusi Daerah.

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

(3)

BAB VI - 3

Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa

giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar,

komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.

b) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan

daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana

Perimbangan terdiri atas :

 Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi

Hasil Bukan Pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil

pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain: Pajak Bumi

Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB), dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi;

sedangkan BHBP atara lain : kehutanan, pertambangan umum,

perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas

bumi, dan pertambangan panas bumi.

Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal”

yaitu selisih antara Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal

ditambah Alokasi Dasar.

 Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan

khusus, misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan

dan kesehatan, dan bencana alam.

6.1.2 Komponen Pengeluaran Biaya

Komponen pengeluaran belanja merupakan pengeluaran belanja

rutin yang terdiri dari:

a) Belanja Operasi

(4)

BAB VI - 4

 Belanja Bunga  Belanja Subsidi  Belanja Hibah

 Belanja Bantuan Sosial

b) Belanja Modal  Belanja Tanah

 Belanja Peralatan dan Mesin  Belanja Gedung dan Bangunan  Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan  Belanja Aset tetap lainnya

 Belanja Aset lainnya

c) Transfer ke Desa/Kelurahan  Bagi Hasil Pajak

 Bagi Hasil Retribusi

 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

d) Belanja Tak Terduga

6.1.3 Komponen Pembiayaan

Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang

baru dalam Sistem Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda

dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan diartikan sebagai dana atau

uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan Pembiayaan

diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam

SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh pinjaman, pinjaman

tersebut diakui sebagai Penerimaan Pendapatan. Selanjutnya,

Penerimaan Pendapatan dari Pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi

atau dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D yang

baru, apabila daerah memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai

Penerimaan Pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila

daerah memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai Pengeluaran

(5)

BAB VI - 5

6.2

Profil Keuangan Kota

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan publik membutuhkan pembiayaan yang

cukup besar, maka Pemerintah Kabupaten Buru Selatan dituntut untuk

secara kreatif mengoptimalkan aset pendapatan yang ada dan berusaha

mencari serta menemukan potensi pendapatan yang bisa

didayagunakan.

Sesuai dengan Permendagri No. 2 Tahun 1987 menjelaskan,

bahwa sebagai konsekuensi dari adanya RUTRK/RDTRK yang telah

disyahkan yang bersifat meningkat, maka kemampuan keuangan perlu

ditingkatkan. Hal ini diusahakan melalui :

a. Jalur Pemerintah Daerah dengan cara mendayagunakan biaya rutin

dan intensifikasi serta ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan asli

daerah dan penertiban penyusunan APBD.

b. Jalur Sektoral dengan cara koordinasi pelaksanaan antar sektoral

secara tertib sehingga tercapai hasil guna dan daya guna hasil-hasil

pembangunan.

Disamping pembiayaan yang berasal dari sumber-sumber

Pemerintah Daerah dan Pusat, maka perlu diusahakan pembiayaan

pembangunan yang berasal dari swadaya masyarakat. Dalam rangka

penyusunan anggaran pembangunan, hendaknya Pemerintah Daerah

senantiasan berpedoman pada program-program, pelaksanaan yang

didasarkan pada Rencana Umum Tata Ruang Kota secara berkelanjutan.

Pada dasarnya yang menjadi sumber pembiayaan pembangunan yang

utama di Kabupaten Buru Selatan adalah Iuran Pembangunan Daerah

(IPEDA) disamping bantuan-bantuan dari Pemerintah Propinsi maupun

Pemerintah Pusat. Dalam pelaksanaannya, pembiayaan pembangunan

dapat dilaksanakan dengan menggunakan sumber-sumber pendanaan

sebagai berikut :

(6)

BAB VI - 6

b. Dana yang merupakan bantuan dari Propinsi dan menjadi bagian dari

Anggaran Pendapatan Kabupaten.

c. Dana yang merupakan ganjaran sektoral dari pusat/departemen

berupa proyek-proyek.

d. Dana yang merupakan sumbangan dari sektor swasta dapat berupa

dana membangun materi ataupun proyek kerjasama.

e. Subsidi dari pemerintah pusat.

f. Swadaya masyarakat.

6.2.1. Pendapatan Keuangan Daerah

a. Pembiayaan dari Pemerintah

Mengacu pada UU 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka sumber-sumber

penerimaan daerah adalah :

 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah penerimaan daerah dari hasil

produksi dan pengolahan semua potensi yang dimiliki oleh

daerah termasuk didalamnya adalah pungutan pajak dari segala

kegiatan yang ada di daerah. Sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD) ini terdiri atas :

 Hasil pajak daerah

 Hasil retribusi daerah

 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan

 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

 Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari

penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk

membiayaai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

(7)

BAB VI - 7

 Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), bea perolehan atas tanah dan bangunan dan

penerimaan dari sumber daya alam

 Dana Alokasi Umum; yaitu dana yang berasal dari APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan

keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan

pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

 Dana Alokasi khusus; yaitu dana yang berasal dari APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu

membiayai kebutuhan tertentu

 Pinjaman Daerah

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan

daerah menerima dari pihak lain sejumlah uang atau manfaat

bernilai uang sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban

untuk membayar kembali. Daerah dapat melakukan pinjaman

jangka panjang guna membiayai pembangunan prasarana yang

merupakan aset daerah dan dapat menghasilkan penerimaan

untuk pembayaran kembali pinjaman serta memberikan

manfaat bagi pelayanan masyarakat. Pada pelaksanaannya,

pinjaman daerah ini dilakukan dengan tetap memperhatikan

kemampuan daerah untuk memenuhi kewajibannya serta

dibawah persetujuan DPRD.

 Lain-lain penerimaan yang sah

b. Pembiayaan oleh Swasta

Pada era pembangunan saat ini, mengandalkan pembiayaan hanya

pada pemerintah saja bukanlah langkah yang efisien. Banyak

potensi-potensi daerah yang dapat digali dan dimanfaatkan dengan

melibatkan pihak swasta khususnya di sektor permukiman,

perdagangan, industri dan pariwisata. Pada pelaksanaannya,

pembiayaan oleh swasta ini dapat diterapkan dalam proses

(8)

BAB VI - 8

kegiatan industri dapat disertai dengan persayaratan pembangunan

jalan atau prasarana lain di sekitarnya. Dengan konsep ini maka

peran serta swasta dalam pembangunan kawasan dapat dirasakan

dengan lebih jelas.

c. Pembiayaan oleh Masyarakat

Untuk pembangunan sarana umum berskala lingkungan,

pelaksanaannya dapat dilakukan oleh masyarakat secara

bersama-sama. Contohnya adalah pemeliharaan jalan lingkungan, ruang

terbuka atau pembangunan sarana peribadatan dan lain-lain.

Sumber pembiayaan dari pemerintah umumnya berasal dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sumber lain seperti Dana

Alokasi Umum, Bantuan pihak luar dan sebagainya. Sesuai dengan

perannya, maka pembiayaan pembangunan dari pemerintah

umumnya dimanfaatkan untuk pembangunan sektor-sektor yang

bersifat pelayanan umum bagi masyarakat serta pengembangan

kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan daerah

seperti pembangunan dan pemeliharaan jalan dan sarana

perhubungan lainnya, pengembangan sarana umum dan

sebagainya.

6.2.2. Realisasi Pengeluaran

Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui

sebagai pengurangan riilai kekayaan bersih. Oleh karena itu, berbagai

aktifitas yang dilakukan pada bidang pengelolaan keuangan dilakukan

sesuai dengan prinsip anggaran yaitu ekonomis, efisien, efektif,

transparan dan akuntabel dengan selalu mempertimbangkan kondisi dan

kemampuan daerah termasuk kinerja pelayanan yang telah dicapai

(9)

BAB VI - 9

6.3

Permasalahan dan Analisis Keuangan

6.3.1. Kondisi Keuangan Pemerintah Kota

Kondisi keuangan pada pemerintah Kabupaten Buru Selatan

didasarkan pada hasil analisa berupa perbandingan antara jumlah

penerimaan dan belanja rutin pemerintah. Belum tedapatnya data

secara lengkap sehingga belum dapat digambarkan secara riil kondisi

keuangan di Kabupaten Buru Selatan

6.4

Analisis Tingkat Ketersediaan Dana

6.4.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Analisa terhadap kemampuan daerah yang diperlukan dalam

proses pembangunan adalah terhadap ketersediaan dan Pemerintahan

Kabupaten Buru Selatan yang dapat digunakan dalam pembangunan

RPIJM, misalnya indikasi sumber penerimaan yang harus diperhatikan

yakni sebagaimana yang tertera pada lampiran yang meliputi:

a) Analisa perkembangan masa lalu dengan memperhatikan

kebijaksanaan keuangan pemerintahan berupa proyeksi anggaran

pendapatan dan belanja.

b) Analisa perkembangan pajak daerah termasuk perkembangan

kontribusi kurang lebih ... %per tahun.

c) Analisa perkembangan PAD ... % per tahun, kontribusi terhadap

penerimaan rata-rata....%

d) Analisa pengeluaran pembangunan berkembang rata-rata....% porsi

rata-rata....% terhadap total pengeluaran , kecenderungan porsi

naik/turun.

e) Analisa terhadap pinjaman yang telah diterima berkembang ....%

(10)

BAB VI - 10

6.5

Rencana Pembiayaan Program

Rencana pembangunan sesuai dengan arahan pada Dokumen Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buru Selatan terdiri dari beberapa sektor

dalam rangka pengembangan kawasan tersebut. Sektor-sektor

pembangunan fisik yang harus dipertimbangkan dalam rencana

pembiayaan adalah :

a. Pembangunan sektor pengangkutan berupa pembangunan dan

perbaikan jalan, pembangunan/pemeliharaan terminal/pelabuhan,

pengadaan/pemeliharaan marka jalan dan tanda-tanda lalu lintas.

b. Pembangunan sektor perdagangan berupa pengadaan/pemeliharaan

sarana perdagangan seperti pertokoan/pasar.

c. Pembangunan sektor sarana dan prasarana permukiman

d. Pembangunan sarana air bersih : berupa perluasan/pemeliharaan

saluran, instalasi air minum dan pengelolaan sumber air bersih.

e. Pembangunan prasarana air buangan : drainase dan air limbah serta

lokasi induk pembuangan/waste water disposal.

6.6

Petunjuk Rencana Peningkatan Pendapatan

Atas dasar uraian kondisi obyektif, target penerimaan serta

proyeksi belanja di atas, maka dalam rangka peningkatan pendapatan

bagi pemerintah Kabupaten Buru Selatan diperlukan strategi-strategi

dan arahan mengenai Kebijakan Anggaran Pemerintah Kabupaten Buru

Selatan pada lima tahun yang akan datang adalah sebagai berikut :

a) Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi sesuai

Kepmendagri Nomor 130-67 Tahun 2000 tentang Pengakuan

Kewenangan Pemerintah Kabupaten dan Kota.

b) Mengoptimalkan pendapatan yang berasal dari hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan (perusahaan milik daerah) serta

lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

c) Mengintensifkan upaya-upaya peningkatan PAD melalui penggalian

(11)

BAB VI - 11

d) Mengoptimalkan pernanfaatan anggaran sesuai konteks kebutuhan

setiap tahapan atau periodesasi pembangunan.

e) Mengintensifkan investasi pembangunan pada sektor-sektor

produktif yang berimplikasi pada peningkatan Pendapatan Asli

Daerah.

f) Mengoptimalkan pengawasan melekat secara intensif terhadap

kebijakan keuangan, perbaikan sistem pelayanan, dan penegakan

aturan dalam rangka meminimalisasi kemungkinan terjadinya

penyimpangan.

g) Mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam seluruh bidang

pembangunan terkait dengan aspek pembiayaan.

Untuk mendukung agar kegiatan tersebut ini dapat dilaksanakan

secara optimal, diperlukan sejumlah prasyarat kondisional sebagai

berikut :

a) Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib melakukan

penyesuaian tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan Arah

Kebijakan Keuangan di atas.

b) Pengadaan regulasi dan atau melakukan deregulasi peraturan

daerah yang mendukung upaya-upaya peningkatan pendapatan

daerah khususnya melalui kerjasama institusional dan

sumber-sumber PAD.

c) Koordinasi lintas intitusional dengan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Provinsi dalam rangka pelimpahan kewenangan.

d) Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pengelola keuangan

pada setiap lini birokiasi Pernerintah Kabupaen Buru Selatan dalam

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan yang pernah mengalami kekerasan dalam pacaran memaknai pemaafan sebagai perubahan sikap terhadap pelaku dari negatif menjadi

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad

Dana Bagi Hasil (DBH) Sumber Daya Alam (SDA) dari Minyak Bumi dan Gas Bumi merupakan bagian dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah dan termasuk pada

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa dengan melakukan penerapan model pembelajaran Integratif dapat meningkatkan hasil belajar Melaksanakan Pekerjaan

Menurut penulis alasan di atas cukup untuk menjelaskan tentang aborsi janin terindikasi penyakit genetik. Kalaupun hal itu dirasa belum cukup untuk menjelaskan maka

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan penerimaan daerah selain pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Lain-lain

Pembaharuan sistem kebijakan Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif

Pembangunan perdesaan melalui sistem pertanian berkelanjutan yang didukung oleh komoditi unggulan dalam pendekatan agropolitan diharapkan dapat memberikau solusi yang