KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah Kawasan KAPET, Kawasan Pariwisata, Kawasan Pertambangan dan kawasan Kehutanan. Rencana pengembangan kawasan ekonomi di Kabupaten Penajam Paser Utara antara lain meliputi :
5.1.1 Rencana Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET)
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara berupa kawasan penangkaran rusa sambar atau rusa merah atau rusa api api yang terdapat di sekitar Desa Api Api Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara. Luas kawasan penangkaran rusa tersebut sekitar 50 Ha. Penangkaran rusa ini merupakan salah satu komoditi ekonomi yang sangat besar pengaruhnya bagi Kabupaten Penajam Paser Utara, hal ini disebabkan penangkaran rusa tersebut hanya satu-satunya yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.
5.1.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata
Lokasi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara letaknya cenderung menyebar, sehingga agar memudahkan wisatawan di dalam melaksanakan aktivitas wisata perlu adanya suatu arahan jalur wisata.
Tabel. 5.1 Jenis Obyek Wisata di Kabupaten Penajam Paser Utara
No Basis OW Jenis OW Nama OW Lokasi OW
1 Alam a) Wisata Bahari Pulau Gusung
Pulau Balang
Pulau Kuangan
Pulang
Karang/Gulung
Pantai Tanjung Jumlai
Pantai Nipah-Nipah
Bendungan/Waduk Waru
Bendungan/Waduk Babulu
Kecamatan Penajam
Kecamatan Sepaku
Kecamatan Penajam
Kecamatan Penajam
Kecamatan Penajam
No Basis OW Jenis OW Nama OW Lokasi OW Kecamatan Waru
Kecamatan Babulu b) Wana Wisata,
Perairan, dan Pedalaman
RTH (Hutan Kota) Kecamatan Penajam, Kecamatan Babulu,
Kecamatan Waru, Kelurahan Lawe-Lawe, Kelurahan Nenang
c) Geowisata Goa Kelelawar Kecamatan Sepaku 2 Budaya Budaya
Kehidupan Masyarakat
Pesta Adat
- Pesta Adat Nondoi - Pesta Pantai
Sipakario
- Pesta Pantai Lango - Festival
Layang-Layang
Kesenian Tradisional - Seni Tari
- Seni Suara/Lagu Daerah
Kecamatan Penajam
3 Buatan/Minat Khusus
Wisata Agro Penangkaran Rusa Api-Api
Sentra Penggemukan dan
Pengembangbiakan Sapi Brahman
Hamparan Kelapa Sawit
Agro Wisata
Kecamatan Waru
Kecamatan Sepaku
Kecamatan Sepaku
Kecamatan Waru
Sumber : RIPPDA Kabupaten Penajam Paser Utara
5.1.3 Rencana Pengembangan Kawasan Tambang
Secara umum, Kabupaten Penajam Paser Utara mempunyai sumber daya pertambangan dan penggalian yang cukup beragam, mulai bahan galian industri, bahan galian mineral logam dan energi, serta bahan non migas.
a. Potensi bahan Galian Industri.
b. Potensi bahan Galian Mineral Logam dan Energi c. Potensi bahan non migas :
5.1.4 Rencana Pengembangan Kawasan Kehutanan
Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur yang mempunyai kawasan hutan yang cukup besar. Luas lahan kawasan hutan di Kaupaten sangat besar sekitar 191.233,15 Ha atau 57,33 % dari luas wilayah Kaupaten Penajam Paser Utara. Sumber daya hutan yang ada cukup beragam mulai dari hutan Cagar alam, hutan produksi konservasi, hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas serta kawasan hutan mangrove
1. Hutan Produksi Tetap 2. Hutan Produksi Terbatas 3. Hutan Produksi
Tabel 5.2 Luas Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010
5.1.5 Rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan
Dengan mempertimbangkan aspek disribusi dan peluang pasar yang besar untuk minabisnis perikanan, maka sasaran pokok atau target yang ingin dicapai untuk menjadikan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai sentra pengembangan kawasan minapolitan komoditas perikanan adalah : a. Pembangunan Project Management Unit (PMU) di Desa Babulu Laut,
Kelurahan Api Api dan Kelurahan Waru sebagai institusi yang bertanggungjawab akan keberhasilan pengembangan kawasan minapolitan Kabupaten Penajam Paser Utara yang berkelanjutan. PMU nantinya mengkoordinasikan Kelompok Usaha Bersama (KUB) dalam hal konsultasi manajemen, teknis budaya dan pengolahan, permodalan, kepastian berusaha dan kepastian pemasaran, termasuk upaya ekspor dalam segar maupun olahan, seperti daging fillet.
b. Pengembangan atau pembangunan infrastruktur di kawasan pengembangan minapolitan, terutama di desa prioritas, yaitu Desa Babulu Laut Kecamatan Babulu dan Desa Waru Kecamatan Waru. Sedangkan lokasi kecamatan kawasan pendukung adalah Kecamatan Penajam.
I KBK 180.866,64
a. IUPHHK - Hutan Alam 73.296,60 b. IUPHHK - Hutan Tanaman 82.434,46
c. Hutan Konservasi (Tahura) 6.754,18 - Sesuai SK no. 577/2009
d. Cagar Alam 4.728,40
e. Hutan Mangrove 13.653,00 - 5.685,819 Ha (KBK) - 7.967,171 Ha (KBNK)
II KBNK 145.282,26
Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Penajam Paser Utara
Keterangan Luas (Ha)
c. Pembentukan dan peningkatan peran kelembagaan dalam pembangunan perikanan, yang meliputi KUB yang sudah ada , Kelompok Usaha Bersama Minabisnis (KUBM), Koperasi Pembudidaya /KUD, perusahaan/swasta, Penyuluhan Perikanan.
d. Perbaikan dan peningkatan fasilitas penanganan pasca panen ikan dan sistem pemasaran tradisional.
5.1.6 Rencana Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup
5.1.6.1 Kawasan Hutan Mangrove
Kawasan perlindungan mangrove adalah kawasan tempat tumbuhnya tanaman mangrove di wilayah pesisir/laut yang berfungsi untuk melindungi habitat, ekosistem, dan aneka biota laut, melindungi pantai dari sedimentasi, abrasi dan proses akresi (pertambahan pantai) dan mencegah terjadinya pencemaran pantai. Kawasan pantai berhutan bakau memiliki kriteria sebagai berikut :
Tingkat salinitas 2,5 - 4,0 %
Fluktuasi pasang - surut air laut < 1 meter
Kedalaman laut < 0,5 meter
Kawasan Hutan mangrove di Kabupaten Penajam Paser Utara cukup luas sekitar 13.653,00 Ha yang terletak disepanjang tepi pantai. Kawasan hutan mangrove yang ada terletak disekitar Desa Nipah – Nipah, Desa Gunung Steleng, Desa Penajam dan beberapa Desa yang terdapat di pesisir pantai. Kawasan hutan mangrove membujur dari barat sampai selatan Kabupaten Penajam Paser Utara.
5.1.6.2 Kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Sungai
Kawasan Sempadan Sungai yang dimaksud adalah sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan atau kanal atau saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
5.1.6.3 Kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Pantai
5.1.6.4 Kawasan Perlindungan Hutan Cagar Alam (TAHURA)
Kawasan perlindungan cagar alam (TAHURA) merupakan kawasan pelestarian yang terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa, alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan latihan, budaya pariwisata dan rekreasi.
Berkaitan dengan Kawasan Lindung Sungai Wain, pendeliniasian kawasan lindung yang tegas dan peruntukan lahan serta meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan dan pengaturan.
5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
5.2.1 Visi
Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara periode 2013-2018, adalah: “Mewujudkan masyarakat kabupaten Penajam Paser Utara yang Sejahtera, Berkualitas, Mandiri dalam kehidupan damai, Berkeadilan dan Agamis.” Penjabaran arti dari visi tersebut antara lain: 1. Mewujudkan masyarakat yang Sejahtera adalah: kebutuhan dasar
masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara telah terpenuhi secara lahir dan batin, masyarakat yang telah mencapai kemajuan dalam seluruh aspek kehidupan dan seluruh potensi hidup yang telah berkembang baik dipandang dari aspek materi maupun spritual
2. Mewujudkan masyarakat yang Berkualitas adalah: masyarakat yang memiliki mutu tinggi ditinjau dari segi pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, olah raga, seni budaya dan agama di dukung oleh tata pemerintahan yang baik
3. Mewujudkan masyarakat yang Mandiri adalah: masyarakat yang mampu membiayai sendiri semua kebutuhan dan aktifitas yang dilakukannya, tidak bergantung pada orang lain
4. Mewujudkan masyarakat dalam kehidupan damai adalah: masyarakat yang berada dalam suasana tanpa kekerasan, adanya harmoni, toleransi, saling menghargai dan relasi yang setara antar individu maupun komunitas yang hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu wilayah tertentu pula
6. Mewujudkan masyarakat yang Agamis adalah: kehidupan masyarakat Penajam Paser Utara senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai religiusitas dan budi pekerti yang luhur, masyarakat yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya.
5.2.2 Misi
Misi untuk mencapai cita-cita dalam visi di tuangkan dalam tekad Panca Karya, antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan SDM dengan penguasaan Iptek dan Imtaq Meliputi:
a) Bidang Pendidikan
Untuk meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan dan efisien dengan menyelenggarakan pendidikan gratis serta membangun sarana dan prasarana pendidikan di daerah, yang berbasis kepada standar mutu pendidikan serta pengalaman kerja dalam bidang pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Penajam Paser Utara. Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang pendidikan maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2014 – 2018 adalah:
1. Peningkatan APK tingkat pendidikan SMP dan SMA masing-masing menjadi 100% dan 82.59%;
2. Peningkatan APM tingkat pendidikan SMP dan SMA masing-masing menjadi 84.26% dan 65.92%;
3. Peningkatan nilai rata-rata mata pelajaran bagi peserta Ujian Nasional di semua tingkatan;
4. Terbangunnya sekolah yang memiliki daya saing;
5. Mendorong terbentuknya sekolah akademi/politeknik Perguruan Tinggi;
6. Terbangunnya Balai Latihan Kerja (BLK) kabupaten; 7. Peningkatan kualitas dan pemerataan sebaran guru; 8. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan.
b) Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi Teknologi
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2014 – 2018 adalah:
1. Peningkatan pendidikan keagamaan formal dan non formal;
2. Pembinaan dan pengembangan ragam kesenian daerah berbagai komunitas;
3. Meningkatnya kreatifitas dan inovasi terciptanya teknologi tepat guna dalam segala bidang;
4. Terbangunnya taman pintar; 5. Terbangunnya fasilitas olahraga
2. Menyelenggarakan Tata Kelola Pemerintahan yang baik, Berdaya Guna dan Berhasil Guna, Bebas dari KKN
Meliputi:
a) Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan, diarahkan untuk memantapkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel,taat hukum, transparan serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2014 -2018 adalah
- Terbentuknya organisasi perangkat daerah (OPD) baru / menyesuaikan kebutuhan dan perkembangan daerah ditargetkan sebanyak 13 gedung organisasi perangkat daerah, 10 rumah jabatan, dan 6 UPTD hingga akhir tahun RPJMD.
- Pengembangan teknologi informasi dalam mendukung pelayanan melalui Peningkatan penerapan E-Government di SKPD
- Terbangunnya koneksi database antar seluruh Unit Kerja
- Peningkatan pengendalian potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Optimalisasi potensi Pendapatan Daerah (Dana Perimbangan)
b) Membangun sistem pemerintahan yang berasaskan Good Government sehingga melahirkan pemerintahan transparan dipercaya rakyat
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan sistem pemerintahan yang berasaskan Good Government, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013 -2018 adalah
2. Terselenggaranya transparansi, akuntabilitas dan standarisasi proses penyelenggaraan pemerintahan melalui penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi setiap unit kerja
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman, lebih baik dan lebih terjangkau dengan melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di setiap instansi penyedia layanan
4. Terbangunnya Website instansi pemerintah dalam rangka peningkatan penyediaan informasi
c) Membentuk formasi jabatan berdasar kapasitas profesionalisme, formasi jabatan bukan atas dasar suka dan tidak suka, hal ini dilakukan untuk menghindari munculnya penyalahgunaan wewenang yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah, menekan sekecil mungkin kesenjangan antara pimpinan dan bawahan secara berkeadilan
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan formasi jabatan berdasar kapasitas profesionalisme, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah
1. Tersedianya data pegawai yang mutakhir dan akurat
2. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang dicerminkan dengan peningkatan indeks efektifitas pemerintahan dan indeks pemerintahan yang akuntabel.
3. Terbangunnya sistem rekrutmen, yang terbuka, transparan, akuntabel dan berbasis kompetensi
d) Memperkuat fakta integritas yang dimaksudkan untuk memperkecil peluang aparatur pemerintah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan keuangan Negara.
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang tata kelola pemerintahan yang baik adalah dengan memperkuat fakta integritas formasi jabatan berdasar kapasitas profesionalisme, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah: Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN yang dicerminkan dengan perbaikan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) daerah dan peningkatan Opini audit BPK berpredikat WTP pada tahun 2014
pengembangan nilai-nilai kebangsaan, pendayagunaan dan penguatan kelembagaan antar instansi.
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang politik, hukum dan keamanan maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
a. Meningkatnya keamanan dan ketertiban b. Berkurangnya angka kriminalitas
3. Memelihara, meningkatkan dan membangun infrastruktur daerah
Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah secara adil dan merata
merupakan prioritas dalam misi pembangunan lima tahun ke depan, antara lain:
a) Memberikan keseimbangan pembangunan desa dan kabupaten/kota secara proporsional dengan pola Triangle, yaitu proyek pembangunan desa harus bisa menunjang pembangunan kabupaten/kota begitu pula sebaliknya. Pembangunan infrastruktur di daerah ditujukan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dan mendukung pelaksanaan program MP3EI di wilayah Penajam Paser Utara. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Terbangunnya jalan lingkar Riko – Pantai Lango – Pulau Balang. 2) Terbangunnya jalan Pantai Lango – Gersik – Jenebora – Buluminung 3) Terbangunnya jalan Perkotaan Penajam – Gunung Steleng – Buluminung 4) Peningkatan jalan perkotaan Gunung Makmur - Gunung Intan –
Permukiman Sebakung Jaya
5) Terbangunnya jalan 2 jalur kawasan pariwisata Tanjung Jumlai 6) Peningkatan jalan perkotaan Sepaku – Permukiman Argo Mulyo 7) Peningkatan jalan – jalan lingkungan
8) Terbangunnya jalan 2 jalur ibukota kecamatan 9) Terbangunnya terminal type B
10)Terbangunnya sarana dan prasarana perkantoran bagi dinas/kantor dan lembaga teknis lainnya
11)Terbangunnya Gedung UPTD PU di 4 kecamatan
12)Terbangunnya kompleks rumah jabatan dilingkungan Pemerintah Kabupaten
13)Penyelesaian Pembangunan PelabuhanSupply Basedan Coal Terminal 14) Terbangunnyaprototypepasar Babulu, Waru dan Sepaku
15) Mendorong pembangunan jalan lintas Penajam Paser Utara dan Kutai Barat
pembangunan jalan perkebunan dan pembangunan jalan usaha tani di pedesaan dan sanitasi. Indikator pencapaian tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1) Mendorong percepatan pembangunan Rumah Sakit Pratama di Kecamatan Sepaku
2) Peningkatan puskesmas rawat inap
3) Pembangunan penerangan jalan umum (PJU) di Ibukota Kecamatan dan pusat- pusat pedesaan dan kelurahan.
4) Peningkatan jaringan perpipaan air bersih :
a. Jaringan perpipaan Penajam di Kecamatan Penajam; b. Jaringan perpipaan Waru di Kecamatan Waru;
c. Jaringan perpipaan Babulu di Kecamatan Babulu; dan d. Jaringan perpipaan Sepaku di Kecamatan Sepaku
5) Pembangunan water treatment plan skala lokal untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dengan memanfaatkan sumber air baku yang ada di sekitarnya dan penggunaan teknologi pengelolaan air layak minum.
6) Mewujudkan infrastruktur pertanian untuk mendukung tercapainya ketahanan pangan.
a. Pembangunan jalan usaha tani b. Pembangunan irigasi pertanian
7) Menciptakan pembangunan jalan produksi perkebunan untuk mendukung peningkatan produksi perkebunan
8) Pembangunan sanitasi permukiman
9) Terbangunnya Bendungan sebagai penunjang pertanian maupun air bersih c) Menerapkan prioritas proyek pembangunan berdasarkan kebutuhan riil dalam
masyarakat bukan atas kepentingan pribadi dan kelompok yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Indikator pencapaian tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan water front city;
2. Pengembangan Kawasan Industri Buluminung dan sekitarnya; 3. Pembangunan jembatan Penajam - Balikpapan antar coastal road; 4. Pengembangan Infrastruktur pariwisata:
a. Kawasan Wisata Tanjung Jumlai b. Kawasan Wisata Nipah – nipah
c. Pengembangan obyek wisata Penajam Marina Beach 5. Pengembangan Kawasan Agroforestri dan Agroindustri; 6. Pengembangan Kawasan Agropolitan;
7. Pengembangan Kawasan Minapolitan;
4. Memberdayakan dan meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Beberapa aspek penting dalam Peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat mencakup beberapa bidang antara lain:
a) Bidang kesehatan, dititikberatkan melalui pendekatan preventif terpadu, tidak hanya kuratif, sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dan pencapaian keseluruhan sasaran dalamMillenium Development Goals 2015. Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang kesehatan, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
1. Peningkatan rasio jumlah tenaga dokter tiap 100.000 penduduk hingga 40 dokter;
2. Peningkatan klasifikasi RSUD menjadi tipe B, minimal 6 orang Spesialis dan 2 orang sub spesialis;
3. Peningkatan rasio tenaga medis terhadap jumlah penduduk; 4. Peningkatan usia harapan hidup hingga usia 73 pada tahun 2018; 5. Berkurangnya balita kurang gizi hingga 0% pada tahun 2016; 6. Berkurangnya balita gizi buruk hingga 0% pada tahun 2015;
7. Penurunan angka kematian bayi dan ibu melahirkan hingga 2 kasus kematian pada tahun 2018;
8. Terjadinya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
b) Pemberdayaan ekonomi bidang pertanian dalam arti luas melalui program agropolitan dan minapolitan, serta mendorong penguatan modal pemberdayaan ekonomi bidang industry kecil dan menengah untuk dapat menciptakan lapangan kerja
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang pemberdayaan ekonomi bidang pertanian, peternakan dan perikanan, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
1. Pengembangan kawasan minapolitan di Babulu Laut pada tahun 2014-2016;
2. Peningkatan SDM petani nelayan di Pusritek KKP;
3. Pengembangan kawasan agropolitan di Babulu Darat pada tahun 2014-2015;
4. Pengembangan budidaya lahan kering komoditas singkong gajah hingga tahun 2018;
5. Terbangunnya pasar migropolitan terpadu di Babulu Darat pada tahun 2016; 6. Pengembangan budidaya lahan kering komoditas perkebunan hingga tahun
c) Bidang perekonomian untuk mempercepat pembangunan industri manufaktur, membangun iklim investasi yang sehat, peningkatan kesempatan kerja khususnya tenaga kerja muda, serta peningkatan daya saing koperasi, usaha kecil, mikro dan menengah.
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang perekonomian untuk mempercepat pembangunan industry manufaktur, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
1. Pengelolaan klinik agropolitan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi pedesaan baik yang bertumpu pada sektor pertanian, perkebunan maupun perikanan;
2. Berkembangnya Koperasi aktif sebanyak 78 unit pada tahun 2018; 3. Pengembangan ekonomi produktif;
4. Bertambahnya nilai bantuan Kredit Usaha Rakyat sebesar 5% setiap tahunnya.
d) Bidang kesejahteraan rakyat, dimaksudkan untuk pembangunan bidang agama, pemuda dan olahraga, serta pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak.
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang kesejahteraan rakyat, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
1. Peningkatan pembinaan dan memperkuat pemberdayaan organisasi-organisasi perempuan untuk mendorong peran kaum perempuan dalam pembangunan daerah;
2. Penurunan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) hingga 1.733 jiwa pada tahun 2018;
3. Penurunan tingkat kenakalan remaja;
4. Penurunan tingkat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); 5. Peningkatan peserta KB aktif hingga 31.053 jiwa pada tahun 2018.
e) Peningkatan efektifitas program pengendalian kemiskinan, dimaksudkan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan yang pro rakyat serta perluasan kebijakan yang afirmatif untuk menanggulangi kemiskinan.
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang efektifitas program pengendalian kemiskinan, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
2. Penurunan jumlah keluarga miskin (gakin) sebanyak 500 KK pada tahun 2018.
5. Optimalisasi potensi SDA untuk kesejahteraan masyarakat yang berwawasan lingkungan
Meliputi:
a) Energi, mendukung kebijakan energi nasional yang dapat menjamin kelangsungan pasokan energi di seluruh wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, pembangunan energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi yang tersedia, efisiensi konsumsi, penghematan energi, meningkatnya produksi serta pemanfaatan energi yang bersih dan ekonomis
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang energi, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
1. Rasio elektrifikasi desa/kelurahan
2. Persentase penggunaan energi baru terbarukan 3. Terjalinnya investasi di bidang kelistrikan daerah
4. Terbangunnya sarana prasarana penunjang pemenuhan kebutuhan energy alternatif
b) Pariwisata, menggali potensi pariwisata yang mempunyai nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan potensi pariwisata yang sudah ada dalam usaha membuka dan mengembangkan lapangan pekerjaan
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang pariwisata, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
1. Peningkatan kunjungan wisatawan domestik hingga 25 % 2. Penambahan 1 destinasi wisata di PPU
3. Peningkatan kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD 4. Terciptanya brand pariwisata PPU
5. Peningkatan investasi kepariwisataan
6. Pengembangan obyek wisata budaya bahari
c) Ketahanan pangan, diarahkan untuk meningkatkan penyediaan bahan pangan melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri, terutama padi, jagung, kedelai, kelapa sawit, kelapa dalam, singkong, daging dan ikan, meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan, meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, serta perlindungan pemberdayaan petani dan nelayan
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang ketahanan pangan, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah: 1. Peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB sebesar 20%
2. Berdirinya klinik agropolitan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi pedesaan baik yang bertumpu pada sektor pertanian, perkebunan maupun perikanan
3. Terbangunnya Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BPPTP) pada tahun 2014
4. Peningkatan produktivitas pangan utama hingga 7 ton/ha pada tahun 2014 5. Terbangunnya lumbung pangan padi di setiap desa
6. Peningkatan diversifikasi produk makanan berbasis jenis makanan lokal 7. Peningkatan produktivitas perikanan tangkap dan perikanan darat/budidaya 8. Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura
9. Peningkatan populasi hewan ternak besar dan kecil 10. Peningkatan produksi daging dan telur
11. Peningkatan produksi tanaman perkebunan hingga tahun 2018
d) Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, menekankan daya upaya konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan, serta pengendalian kerusakan lingkungan secara keseluruhan, untuk meningkatkan daya dukung lingkungan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan dan disertai dengan upaya pengelolaan resiko bencana dan dampak perubahan iklim global.
Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, maka target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013-2018 adalah:
1. Peningkatan jumlah perusahaan yang melaksanakan AMDAL 2. Penurunan tingkat pencemaran air, udara dan lingkungan 3. Minimalisasi kerusakan kawasan hutan hutan
4. Minimalisasi ijin penambangan yang tidak berwawasan lingkungan 5. Deteksi dini bencana
6. Penurunan angka resiko bencana
7. Terbangunnya fasilitas pendukung penanggulangan bencana 8. Peningkatan luas konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan
5.2.3 Arah dan Strategi Kebijakan
Tabel 5.3 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Penajam Paser Utara Misi Ketiga
Misi 3 : Memelihara, meningkatkan dan membangun infrastruktur daerah
Tujuan Sasaran
Indikator
Sasaran Strategi Arah Kebijakan Memberikan Unit Pelaksana Teknis Pekerjaan Umum di kecamatan secara adil dan merata sakit / satuan penduduk Jaringan perpipaan di kecamatan
Pembangunan
water treatment planskala lokal
Pengembangan WTP Mobile
Penyediaan air bersih komunal jalan usaha tani
Pengembangan jalan usaha tani
Penyediaan jaringan irigasi pertanian teknis
jalan usaha jalan di ibukota kecamatan
Pengembangan jalan 2 jalur Kecamatan Sepaku - Babulu – Waru lingkar menuju pulau baling
kelembagaan
Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Penajam Paser Utara Misi Keempat
Misi 4: Memberdayakan dan meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Tujuan Sasaran
Indikator
Sasaran Strategi Arah Kebijakan Peningkatan jumlah balita gizi buruk dan kurang gizi per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu
Menurunkan prosentase balita gizi buruk dan kurang gizi
Peningkatan Program untuk mengatasi balita gizi buruk dan kurang gizi
Meningkatkan Kualitas hidup ibu dan anak
Pelayanan kesehatan gratis dan memberikan vitamin dan suplemen gratis untuk ibu hamil/ melahirkan dan
Rasio dokter tiap 100.000 di Kabupaten PPU
melalui program
Jumlah Alsintan Optimalisasi kredit alsintan pihak ketiga dalam pemanfaatan bagi UMKM yang kurang produktif pihak ketiga dalam pemanfaatan cakupan KB aktif
Tersedianya investasi yang lebih bersifat padat
5.3 Arahan Perda Tentang Bangunan Gedung
5.3.1 Fungsi Bangunan Gedung
Berdasarkan Draft Ranperda Bangunan Gedung Kab.Penajam Paser Utara pasal 5 dan pasal 6 sebagaimana tersebut dibawah :
Pasal 5,
(1) Fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalannya serta sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL.
(2) Fungsi bangunan gedung meliputi:
b. Bangunan gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan ibadah;
c. Bangunan gedung fungsi usaha dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha;
d. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya;
e. Bangunan gedung fungsi khusus dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi dan/atau tingkat risiko bahaya tinggi; dan
f. Bangunan gedung lebih dari satu fungsi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati.
Pasal 1,
(1) Bangunan gedung fungsi hunian dengan fungsi utama sebagai tempat manusia tinggal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a dapat berbentuk:
a. bangunan rumah tinggal tunggal; b. bangunan rumah tinggal deret; c. bangunan rumah tinggal susun; dan d. bangunan rumah tinggal sementara.
(2) Bangunan gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan ibadah keagamaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b dapat berbentuk:
a. bangunan masjid, mushalla, langgar, surau; b. bangunan gereja, kapel;
c. bangunan pura; d. bangunan vihara;
e. bangunan kelenteng; dan
f. bangunan keagamaan dengan sebutan lainnya.
(3) Bangunan gedung fungsi usaha dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c dapat berbentuk:
a. Bangunan gedung perkantoran seperti bangunan perkantoran non-pemerintah dan sejenisnya;
b. Bangunan gedung perdagangan seperti bangunan pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, mal dan sejenisnya;
c. Bangunan gedung pabrik;
e. Bangunan gedung wisata dan rekreasi seperti tempat rekreasi, bioskop dan sejenisnya;
f. Bangunan gedung terminal seperti bangunan stasiun kereta api, terminal bus angkutan umum, halte bus, terminal peti kemas, pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan perikanan, bandar udara;
g. Bangunan gedung tempat penyimpanan sementara seperti bangunan gudang, gedung parkir dan sejenisnya; dan
h. Bangunan gedung tempat penangkaran atau budidaya seperti bangunan sarang burung walet, bangunan peternakan sapi dan sejenisnya.
(4) Bangunan gedung sosial dan budaya dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d dapat berbentuk:
a. Bangunan gedung pelayanan pendidikan seperti bangunan sekolah taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, kursus dan semacamnya;
b. Bangunan gedung pelayanan kesehatan seperti bangunan puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, rumah sakit termasuk panti-panti dan sejenisnya; c. Bangunan gedung kebudayaan seperti bangunan museum, gedung kesenian,
bangunan gedung adat dan sejenisnya;
d. Bangunan gedung laboratorium seperti bangunan laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboratorium lainnya, dan
e. Bangunan gedung pelayanan umum seperti bangunan stadion, gedung olah raga dan sejenisnya.
(5) Bangunan fungsi khusus dengan fungsi utama yang memerlukan tingkat kerahasiaan tinggi untuk kepentingan nasional dan/atau yang mempunyai tingkat risiko bahaya yang tinggi.
(6) Bangunan gedung lebih dari satu fungsi dengan fungsi utama kombinasi lebih dari satu fungsi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf f dapat berbentuk:
a. bangunan rumah tinggal dengan toko (ruko); b. bangunan rumah tinggal dengan kantor (rukan);
c. bangunan rumah tinggal dengan sarang burung walet; d bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran; dan
e. bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran-perhotelan; dan sejenisnya.
5.3.2 Persyaratan Bangunan Gedung Pasal 2,
(1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
(2) Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi:
b. status kepemilikan bangunan gedung, dan c. IMB.
(3) Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi:
a. persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang terdiri atas: 1) persyaratan peruntukan lokasi;
2) intensitas bangunan gedung; 3) arsitektur bangunan gedung;
4) pengendalian dampak lingkungan untuk bangunan gedung tertentu; dan 5) rencana tata bangunan dan lingkungan.
b. persyaratan keandalan bangunan gedung terdiri atas: 1) persyaratan keselamatan;
2) persyaratan kesehatan;
3) persyaratan kenyamanan; dan 4) persyaratan kemudahan.
Persyaratan Administratif Bangunan Gedung Paragraf 1
Status Hak Atas Tanah Pasal 3
(1) Setiap bangunan gedung harus didirikan di atas tanah yang jelas kepemilikannya, baik milik sendiri atau milik pihak lain
(2) Status hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam bentuk dokumen sertifikat hak atas tanah atau bentuk dokumen keterangan status tanah lainnya yang sah.
(3) Dalam hal tanahnya milik pihak lain, bangunan gedung hanya dapat didirikan dengan izin pemanfaatan tanah dari pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dengan pemilik bangunan gedung.
(4) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit hak dan kewajiban para pihak, luas, letak, dan batas-batas tanah, serta fungsi bangunan gedung dan jangka waktu pemanfaatan tanah.
(5) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memuat paling sedikit hak dan kewajiban para pihak, luas, letak, dan batas-batas tanah, serta fungsi bangunan gedung dan jangka waktu pemanfaatan tanah
(6) Bangunan gedung yang karena faktor budaya atau tradisi setempat harus dibangun di atas air sungai, air laut, air danau harus mendapatkan izin dari bupati. (7) Bangunan gedung yang akan dibangun di atas tanah milik sendiri atau di atas tanah milik orang lain yang terletak di kawasan rawan bencana alam harus mengikuti persyaratan yang diatur dalam Keterangan Rencana Kabupaten.
Pasal 4,
(1) Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri atas kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.
(2) Kegiatan pembangunan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui proses perencanaan teknis dan proses pelaksanaan konstruksi.
(3) Kegiatan Pemanfaatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan pemeliharaan, perawatan, pemeriksaan secara berkala, perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi, dan pengawasan pemanfaatan bangunan gedung.
(4) Kegiatan pelestarian bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan penetapan dan pemanfaatan termasuk perawatan dan pemugaran serta kegiatan pengawasannya.
(5) Kegiatan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan pembongkaran dan pelaksanaan pembongkaran serta pengawasan pembongkaran.
(6) Di dalam penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyelenggara bangunan gedung wajib memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis untuk menjamin keandalan bangunan gedung tanpa menimbulkan dampak penting bagi lingkungan.
(7) Penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan oleh perorangan atau penyedia jasa di bidang penyelenggaraan gedung.
7.3.4 Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung Pasal 5,
Peran Masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dapat terdiri atas: a. pemantauan dan penjagaan ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung; b. pemberian masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam
penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang bangunan gedung;
c. penyampaian pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang terhadap penyusunan RTBL, rencana teknis bangunan tertentu dan kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan;
d. pengajuan gugatan perwakilan terhadap bangunan gedung yang mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum.
Pasal 6,
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan : a. dilakukan secara objektif;
b. dilakukan dengan penuh tanggung jawab;
c. dilakukan dengan tidak menimbulkan gangguan kepada pemilik/pengguna bangunan gedung, masyarakat dan lingkungan;
d. dilakukan dengan tidak menimbulkan kerugian kepada pemilikpengguna bangunan gedung, masyarakat dan lingkungan.
(3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, atau organisasi kemasyarakatan melalui kegiatan pengamatan, penyampaian masukan, usulan dan pengaduan terhadap:
a. Bangunan gedung yang ditengarai tidak laik fungsi;
b. Bangunan gedung yang pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan/atau pembongkarannya berpotensi menimbulkan tingkat gangguan bagi pengguna dan/ atau masyarakat dan lingkungannya;
c. Bangunan gedung yang pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan/atau pembongkarannya berpotensi menimbulkan tingkat bahaya tertentu bagi pengguna dan/atau masyarakat dan lingkungannya.
d. Bangunan gedung yang ditengarai melanggar ketentuan perizinan dan lokasi bangunan gedung.
(4) Hasil pantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan secara tertulis kepada Pemerintah Daerah secara langsung atau melalui TABG.
(5) Pemeritah daerah wajib menanggapi dan menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan melakukan penelitian dan evaluasi secara administratif dan secara teknis melalui pemeriksaan lapangan dan melakukan tindakan yang diperlukan serta menyampaikan hasilnya kepada pelapor.
Pasal 7,
(1) Penjagaan ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 152 huruf a dapat dilakukan oleh masyarakat melalui: a. pencegahan perbuatan perorangan atau kelompok masyarakat yang dapat
mengurangi tingkat keandalan bangunan gedung;
b. pencegahan perbuatan perseorangan atau kelompok masyarakat yang dapat menggangu penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya.
(2) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masyarakat dapat melaporkan secara lisan dan/atau tertulis kepada :
a. Pemerintah Daerah melalui instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keamanan dan ketertiban, serta
b. pihak pemilik, pengguna atau pengelola bangunan gedung.
Pasal 8,
(1) Obyek pemberian masukan atas penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 152 huruf b meliputi masukan terhadap penyusunan dan/atau penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang bangunan gedung yang disusun oleh Pemerintah Daerah.
(2) Pemberian masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan menyampaikannya secara tertulis oleh:
a. perorangan;
b. kelompok masyarakat; c. organisasi kemasyarakatan; d. masyarakat ahli; atau
e. masyarakat hukum adat.
(3) Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun dan/atau menyempurnakan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang bangunan gedung.
Pasal 9,
(1) Penyampaian pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang terhadap penyusunan RTBL, rencana teknis bangunan tertentu dan kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 huruf c bertujuan untuk mendorong masyarakat agar merasa berkepentingan dan bertanggungjawab dalam penataan bangunan gedung dan lingkungannya.
(2) Penyampaian pendapat dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh:
a. perorangan;
b. kelompok masyarakat; c. organisasi kemasyarakatan; d. masyarakat ahli, atau
e. masyarakat hukum adat.
(3) Pendapat dan pertimbangan masyarakat untuk RTBL yang lingkungannya berdiri bangunan gedung tertentu dan/atau terdapat kegiatan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dapat disampaikan melalui TABG atau dibahas dalam forum dengar pendapat masyarakat yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus difasilitasi oleh Pemerintah melalui koordinasi dengan Pemerintah Daerah.
5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
5.4.1 Rencana Sistem Pelayanan
Dengan memperhatikan pada pola pelayanan eksisting, wilayah pelayanan sistem penyediaan air bersih Kabupaten Penajam Paser Utara secara umum terbagi menjadi 3 (tiga) tipe wilayah pelayanan, yaitu :
a. Tipe - 1, Daerah yang sudah terlayani sistem air bersih PDAM (system perkotaan) meliputi 6 desa di Kecamatan Penajam dan 1 Desa di Kecamatan Sepaku. Di wilayah ini rencana pengembangan sistem diarahkan pada peningkatan cakupan pelayanan dengan sumber air eksisting (optimalisasi dan uprating kapasitas produksi), identifikasi kebocoran pipa dan sarana penunjang lainnya.
b. Tipe - 2, Daerah sudah terlayani sistem air bersih perdesaan (dengan air tanah dalam), dimana untuk wilayah ini rencana pengembangan diarahkan untuk memaksimalkan potensi air tanah yang ada dengan teknologi pengolahan sederhana dan pengembangan sumber air baru.
c. Tipe - 3, Daerah yang potensial untuk dilayani, dimana untuk wilayah ini rencana pengembangan sistem diarahkan untuk pilot proyek pengelolaan sistem penyediaan air bersih mandiri dengan pengelola Dinas Teknis Kabupaten Penajam Paser Utara (marketable area), interkoneksi sistem jaringan perkotaan. Rencana zona pelayanan untuk sistem penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan, ditentukan oleh hal – hal berikut :
a. Batas administrasi
b. Batas wilayah perencanaan yang telah ditentukan c. Masalah teknis ekonomis yang mempengaruhi sistem d. Pengembangan Kabupaten
e. Jarak terhadap sumber air dan kondisi topografi
f. Daerah yang potensial dan merupakan prioritas pengembangan sesuai pemanfaatan ruang dalam rencana ruang Kabupaten. Dengan mempertimbangkan berbagai kecenderungan pertumbuhan segala sektor di Kabupaten Penajam Paser Utara, maka ditentukan sejumlah wilayah yang perlu dilayani dalam setiap zona.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan zona ini adalah : a. Wilayah dengan tingkat pelayanan masih rendah
b. Wilayah yang sudah terjangau pelayanan air bersih, namun membutuhkan operasi dan pemeliharaan yang intensif
c. Wilayah yang potensial untuk berkembang
Peta 5.1 Peta Zona Pelayanan
5.5 Tujuan, Sasaran, Dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Tabel 5.4. A: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan limbah domestik tahun 2015
Berkurangnya praktek Buang air besar sembarangan dari 40 % menjadi 10% tahun 2015
Tidak ada penduduk yang melakukan Praktek BAB di tahun 2015
Meningkatkan akses layanan air limbah komunal bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan
Mengembangkan dan menggerakkan
pembangunan berwawa san kesehatan
Terwujudnya mutu lingkungan hidup yang sehat
Persentase Keluarga yang memiliki jamban
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
komunal bagi masyarakat miskin
yang berkelanjutan
Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih dan pengelolaan air limbah
Mengembangkan
paradigma
perencanaan
pengelolaan air
limbah secara
terpadu di daerah
CBD melalui
sistem terpusat
Pelaksanaan pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
Menyusun Perda
air limbah
disesuaikan
dengan aturan di
atasnya
Terkelolanya air minum dan air limbah
Mengoptimalkan
peran seluruh
stakeholders
untuk mereplikasi
pengelolaan air minum dan air limbah domestik
berbiaya rendah
5.6 Tujuan, Sasaran, Dan Strategi Pengembangan Persampahan
Tabel 5.5 B: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup
Meningkatnya kualitas pelayanan sampah
Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Meningkatkan
cakupan pelayanan
sampah secara terancana dan
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Tersedianya
5.7 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Tabel 5.6 C: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Terkelolanya pengendalian banjir
Meningkatnya porsi belanja fisik sub sektor drainase dari 1% hingga
10% pada akhir tahun 2018
Persentase belanja fisik sub sector drainase
Optimalisasi dan
sinkronisasi
usulan/perencanaan
sanitasi yang sesuai
dengan pusat dan
propinsi
Tersedianya sarana dan prasarana drainase lingkungan
Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi
baik dari 70% menjadi 90% pada akhir tahun 2018
SKPD terkait dalam
pemeliharaan saluran
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Pengutamaan penerapan
dari 30% menjadi 50% pada akhir tahun 2018
Meningkatnya
Diterapkannya SPM untuk layanan drainase
lingkungan
Menurunnya tinggi genangan rata-rata dari 30 cm menjadi 5 cm pada akhir tahun 2018
Penurunan tinggi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara terus menerus di sub drainase lingkungan
Tersedianya Regulasi drainase lingkungan pada tahun 2018
Tersusunnya media dan masyarakat dalam penyadaran
perilaku hidup bersih dan sehat pada akhir tahun
5.8 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Tabel 5.7D : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah
Tangga
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatnya intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat secara terus menerus di sektor sanitasi
Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang
Perilaku Hidup Bersih dan sehat dari kalangan SKPD dan kader kesehatan lingkungan sebesar 10% pada akhir tahun 2018
Bertambahnya persentaserumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat(PHBS)
Advokasi dan
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatnya keterlibatan seluruh stakeholder (pemangku
kepentingan) dalam mengefektifkan Pola Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Meningkatnya kapasitas SKPD terkait tentang higiene sanitasi pada
akhir tahun 2018
Meningkatnya Persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air yang layak untuk dikonsumsi sebanyak 15% dari jumlah
warga Kelurahan di setiap Kelurahan pada akhir tahun 2018
Meningkatnya Akses
antar dan internal
dinas terkait
Berperannya kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) laki- laki
dan perempuan di 54 desa / kelurahan dalam penyadaran higiene pada
akhir tahun 2018
Meningkatnya lokal) di lokasi
prioritas dalam
penyadaran berperilaku hidup bersih dan sehat pada
akhir tahun 2018
Meningkatnya Persentase tempat-tempat umum sehat
Optimalisasi sosialisasi
dan promosi dengan
mengembangkan
sarana dan prasarana
yang tepat sasaran
Meningkatnya Persentase rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di Perkotaan dan di Pedesaan
Meningkatkan peran
Tujuan
Sasaran
Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
pedesaan
Meningkatnya Persentase rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak di perkotaan dan di pedesaan
Meningkatkan alokasi anggaran khusus