• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA. BB Biogen Database Genome. Database SDGP. Tomat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA. BB Biogen Database Genome. Database SDGP. Tomat"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

BB Biogen

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Kementerian Pertanian

2016

Database

Genome

Database

SDGP

T

oma

t

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Kinerja (LAKIN) pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) tahun 2016 dapat diselesaikan.

Laporan ini disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) BB Biogen 2015-2019, Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) BB Biogen 2016, data Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) BB Biogen 2016, Laporan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai DIPA BB Biogen 2016, Laporan kemajuan Indikator kinerja utama BB Biogen 2016, dan laporan realisasi anggaran bersumber data SAI BB Biogen 2016.

Akuntabilitas kinerja BB Biogen 2016 menyajikan (1) Perkembangan pencapaian indikator kegiatan utama, (2) Evaluasi hasil pengukuran kinerja kegiatan, (3) Analisis akuntabilitas kinerja kegiatan dan kinerja sasaran, (4) Analisis akuntabilitas keuangan, (5) Analisis efisiensi pencapaian indikator kinerja utama.

Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2017 Kepala Balai Besar

(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN ix

IKHTISAR EKSEKUTIF xi

I. PENDAHULUAN 1

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 4

II.1. Perencanaan Strategis BB Biogen 2015-2019 4

II.2. Penetapan Kinerja Tahunan (RKT) BB Biogen 2016 12

III.AKUNTABILITAS KINERJA 15

III.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja 2016 16

III.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja 21

III.3. Analisis Akuntabilitas Keuangan BB Biogen 2016 36

(5)
(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel II.1. Indikator kinerja utama penelitian BB Biogen 2016 ... 11 Tabel II.2. Kegiatan Utama BB Biogen Tahun Anggaran 2016 ... 12 Tabel III.1. Capaian akhir indikator kinerja sasaran BB Biogen T.A. 2016 17 Tabel III.2. Evaluasi Pengukuran Pencapaian Target Fisik Kinerja

Indikator Kegiatan Utama BB Biogen tahun 2016 sampai dengan bulan Desember 2016 ... 17 Tabel III.3. Capaian sasaran aksesi SDGP ... 21 Tabel III.4. Capaian sasaran galur unggul harapan tanaman ... 23 Tabel III.5. Peta genetik hasil analisis asosiasi fenotipe-genotipe

komponen hasil pada galur-galur toleran aluminium ... 25 Tabel III.6. Peta keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan sapi PO .... 26 Tabel III.7. Capaian kegiatan kebijakan Kebijakan Pengembangan Biologi

dan Bioteknologi... 33

Tabel III.8. Capaian kegiatan kebijakan Pengembangan Teknologi

Lingkungan dan keanekaragaman hayati... 34 Tabel III.9. Perbandingan capaian akhir Indikator Kinerja Sasaran BB

Biogen Tahun 2015 dan 2016 ... 35 Tabel III.10. Realisasi Anggaran DIPA Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian sampai dengan 31 Desember 2016 berdasarkan DIPA revisi ke-6 ... 37 Tabel III.11. Realisasi dan Efisiensi Penggunaan Anggaran untuk

Pelaksanaan Kegiatan Penelitian guna mencapai Indikator Kegiatan Utama BB Biogen tahun 2016 ... 37 Tabel III.12. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak di BB Biogen Tahun

(7)
(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar III.1. Situs web www.monevbiogen.litbang.pertanian.go.id yang

menyajikan capaian kinerja penelitian BB Biogen untuk informasi publik dalam rangka pelaksanaan e-government ... 20 Gambar III.2. Hasil gus assay pada daun dan akar padi hasil transformasi

immature embrio dengan menggunakan konstruk

pCAM1300int-prN4-gus-tNOS dan pCAM1300int-prN5-gus- tNOS. Organ yang positif mengekspresikan gen gus dapat menampilkan warna biru setelah direndam dengan larutan X-Gluc (β-glucoronidase) ... 27 Gambar III.3 Peta konstruk pCAM1300int-prN4-AlaAT-tNOS (A) dan

pCAM1300int-prN5- AlaAT-tNOS (B) ... 28 Gambar III.4 Aplikasi produk perangkap berferomon untuk pengendalian

hama penggerek batang (S. excerptalis) dan pucuk (C. sacchariphagus) tebu di PT. Perkebunan Nusantara X, Pusat Penelitian Gula, Penataran Jengkol, Plosoklaten, Kediri, Jawa Timur ... 29 Gambar III.5 Pertumbuhan batang atas jeruk keprok yang diregenerasikan

dari sel-sel endosperma pada media MS0 dengan penambahan sukrosa, 6 minggu setelah penyambungan. Lingkaran= tunas samping batang bawah ... 30

(9)
(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Penetapan Kinerja (PK) BB Biogen Tahun 2016 ... 41 Lampiran 2. Formulir Rencana Strategis (RS) BB Biogen Tahun 2015 s/d

(11)
(12)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Badan Litbang Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 33/Permentan/OT.140/03/2013 mempunyai mandat (1) penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian; (2) pelaksanaan penelitian konservasi dan karakterisasi yang meliputi fisik, kimia, biokimia, metabolisme biologis dan biomolekuler sumberdaya genetik pertanian; (3) pelaksanaan penelitian bioteknologi sel, bioteknologi jaringan, rekayasa genetik dan bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian; (4) pelaksanaan penelitian keamanan hayati dan keamanan pangan produk bioteknologi; (5) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan bioteknologi sumberdaya genetik pertanian; (6) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis produk bioteknologi pertanian; (7) pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian; dan (8) Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BB Biogen.

Dalam Rencana Strategis BB Biogen 2015-2019, Visi BB Biogen adalah: Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan bioteknologi dan SDG terkemuka penghasil teknologi dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misinya ialah: 1) Menghasilkan teknologi pertanian modern melalui pengelolaan SDG dan pendekatan bioteknologi; serta 2) Hilirisasi dan masalisasi teknologi berbasis bioteknologi dan bioprospeksi yang memiliki impact recognition. Kegiatan utama BB Biogen adalah Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing melalui Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian.

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan BB Biogen tahun 2016 memberikan capaian target output 176,8%, lebih tinggi dibanding tingkat realisasi output 2015 yang mencapai 119,1%, dengan rincian sebagai berikut: Sasaran 1: Tersedianya SDG yang terkarakterisasi dan terdokumentasi dengan target sebanyak 1.340 aksesi, tercapai sebesar 1.502 aksesi atau 112,1%. Sasaran 2: Tersedianya galur harapan unggul tanaman sebanyak 19 galur, tercapai sebesar 58 galur atau 305,3%; Sasaran 3: tersediannya teknologi berbasis

(13)

Bioteknologi, bioprospeksi, dan kultur in vitro sebanyak 5 teknologi dapat terealisasi 7 teknologi atau 140%; dan Sasaran 4: Kebijakan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian sebanyak 2 rekomendasi dapat tercapai 3 rekomendasi atau 150%. Pagu DIPA BB Biogen Tahun anggaran 2016 sebesar Rp 63.310.653.000,00 setelah mengalami revisi ke 6 ada penambahan hibah dan dapat terealisasi 97,33%.

(14)

BAB 1 :

PENDAHULUAN

(15)

BAB I.

PENDAHULUAN

Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045 masih tetap memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh. Hal ini tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, serta berfungsi strategis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan dan lain-lain). Selanjutnya program NAWA CITA yang mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan ke-daulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan me-menuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Pencapaian swasembada pangan tersebut selanjutnya diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Oleh karena itu, pemerintah berusaha mewujudkan kedaulatan pangan dengan menggulirkan program Upaya Khusus (UPSUS) percepatan swasembada dan peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula, dan daging sapi. Upaya ini tidaklah mudah, berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi semakin berat karena jumlah penduduk Indonesia yang diprediksi akan mencapai hampir 300 juta jiwa pada tahun 2030 (Bappenas, 2013) memerlukan suplai pangan yang lebih banyak dan berkualitas. Usaha untuk meningkatkan produktivitas pangan dan pertanian menghadapi berbagai kendala lingkungan. Ancaman pemanasan global dengan segala konsekuensi perubahan iklim memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap sektor pertanian, seperti kekeringan, kebanjiran, dan ledakan organisme pengganggu tanaman (OPT). Pembangunan pertanian juga mulai bergeser dari lahan subur ke lahan suboptimal (less favorable land) akibat alih fungsi lahan pertanian untuk perumahan dan industri, yang akan memberikan dampak menurunnya produktivitas komoditas pertanian.

Solusi untuk mengatasi masalah dan tantangan yang komplek tersebut perlu dilakukan pendekatan teknologi yang holistic, mulai dari yang bersifat konvensional hingga teknologi terobosan secara inkonvensional. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian dan pengembangan bioteknologi pertanian dan pengelolaan sumber daya genetik (SDG) memiliki peran yang sangat signifikan untuk memberikan solusi dalam pembangunan pertanian di masa depan.

(16)

Kelimpahan SDG seharusnya dapat menjadi modal penting dan keunggulan komparatif dalam mewujudkan kedaulatan pangan melalui pendekatan bioteknologi untuk menciptakan revolusi hijau jilid ke-2 (impact recognition). Pemanfaatan bioteknologi menggunakan SDG lokal Indonesia juga berpeluang memperoleh pengakuan ilmiah (scientific recognition) internasional dan mendorong pengembangan SDG lokal untuk pangan dunia.

(17)

BAB II :

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

(18)

BAB II.

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

II.1. Perencanaan Strategis BB Biogen Tahun 2015-2019

Renstra BB Biogen 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, serta kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian melalui bioteknologi dan pengelolaan SDG pertanian yang akan dilaksanakan selama lima tahun. Renstra direviu dan direvisi setiap tahun untuk disesuaikan dengan dinamika strategis pembangunan pertanian. Renstra dibuat dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Renstra Kementan, dan Renstra Balitbangtan.

II.1.1. Visi BB Biogen

Mengacu pada Visi Kementerian Pertanian “Terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani” dengan tetap memperhatikan dinamika lingkungan strategis dan perkembangan IPTEK, maka visi BB Biogen adalah “Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan bioteknologi dan SDG terkemuka penghasil teknologi dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”.

II.1.2. Misi BB Biogen

Untuk mewujudkan visi tersebut, secara spesifik misi BB Biogen adalah :

1. Menghasilkan teknologi pertanian modern melalui pengelolaan SDG dan pendekatan bioteknologi

2. Hilirisasi dan masalisasi teknologi berbasis bioteknologi dan bioprospeksi yang memiliki impact recognation

II.1.3. Tujuan Kegiatan BB Biogen

Tujuan utama kegiatan BB Biogen untuk tahun 2015-2019 sebagai berikut:

1. Menghasilkan, mengembangkan, dan memanfaatkan teknologi

rekombinasi DNA, marka molekuler dan informasi genom untuk perbaikan komoditas pertanian.

(19)

2. Mengelola dan memanfaatkan SDG pertanian seperti tanaman dan mikroba untuk menghasilkan informasi tentang bahan baku dan sumber-sumber gen unggul yang dapat digunakan dalam usaha perbaikan potensi genetik komoditas pertanian. 3. Mengembangkan teknik sel dan jaringan untuk perbaikan dan

perbanyakan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

4. Menyebarluaskan hasil penelitian dan pengembangan

bioteknologi dan SDG pertanian berupa publikasi dan produk unggulan.

5. Memelihara dan meningkatkan sistem manajerial yang

terkoordinasi dan transparan.

II.1.4. Sasaran Kegiatan BB Biogen

Sasaran kegiatan BB Biogen untuk tahun 2015-2019 adalah peningkatan inovasi dan adopsi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumber daya genetik (SDG) pertanian untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

II.1.5. Sasaran Utama BB Biogen

Dalam Renstra 2015-2019, BB Biogen mempunyai beberapa sasaran utama, yaitu:

1. Terkonservasi, terkarakterisasi, dan terdokumentasinya SDG 2. Tersedianya varietas dan atau galur unggul hasil bioteknologi 3. Tersedianya teknologi berbasis bioteknologi dan bioprospeksi

(MAS untuk percepatan program pemuliaan, tool kit untuk deteksi dini, teknologi kloning (elemen genetik untuk transformasi tanaman), produk bioprospeksi yang ramah lingkungan, dan teknologi kultur in vitro)

4. Teradopsinya produk dan teknologi berbasis bioteknologi, bioprospeksi, dan kultur in vitro

5. Tersedianya rekomendasi kebijakan bioteknologi dan

pengelolaan SDG.

II.1.6. Strategi Pencapaian Sasaran

Strategi yang akan digunakan untuk pencapaian sasaran kegiatan BB Biogen tahun 2015-2019, yaitu:

(20)

1. Meningkatkan kualitas kegiatan ilmiah, inovasi, dan jejaring sesuai dengan prioritas penelitian yang telah ditetapkan oleh Balitbangtan untuk mendukung program Puslitbang Komoditas. 2. Menumbuhkembangkan kapasitas dan kreativitas seluruh komponen SDM BB Biogen (peneliti, teknisi, staf administrasi, dan staf penunjang) melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan perkembangan IPTEK.

3. Meningkatkan daya guna sarana dan prasarana yang dimiliki dalam upaya membuat terobosan penelitian yang inovatif dan strategis.

4. Menjalankan sistem manajerial yang kredibel dan akuntabel untuk mendukung kelancaran kegiatan penelitian, diseminasi hasil penelitian, dan pengelolaan sumber daya.

5. Mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil penelitian dan inovasi teknologi di bidang bioteknologi dan SDGP.

6. Berperan serta dalam penyusunan kebijakan pembangunan pertanian untuk mendukung terwujudnya pertanian bio-industri berkelanjutan berbasis pada SDGP lokal yang didukung bioteknologi.

II.1.7. Program Kegiatan

Program kegiatan yang direncanakan dalam Renstra 2015-2019 mencakup: (1) Kegiatan pengembangan SDM; (2) Kegiatan peningkatan daya guna sarana dan prasarana penelitian; (3) Kegiatan penelitian dan pengembangan bioteknologi dan SDG pertanian; (4) Kegiatan pendokumentasian dan diseminasi hasil penelitian; (5) Kegiatan analisis kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan yang berbasis SDG lokal yang didukung bioteknologi.

II.1.7.1. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2016, komposisi SDM peneliti sudah sesuai dengan target dalam Renstra 2015-2019 yang terdiri atas 42 orang bergelar S3, 19 orang bergelar S2 dan 12 orang bergelar S1. Peneliti dengan pendidikan S3 hampir tersebar merata di semua Kelti, bahkan rasio

(21)

S3 dibandingkan S2 dan S1 lebih dari 50% kecuali di Kelompok Peneliti Pengelolaan SDG. Dari segi kepakaran, sebagian besar peneliti BB Biogen memiliki kepakaran di bidang Bioteknologi Pertanian sehingga mampu menjalankan tusinya, diikuti oleh Kultur in vitro Tanaman, Hama dan Penyakit Tanaman, Fisiologi Tanaman, Pemuliaan, dan Budidaya Tanaman.

Ketimpangan SDM di BB Biogen terjadi pada SDM pendukung, yaitu kelompok fungsional litkayasa dan administrasi. Pada kedua kelompok ini tidak ada penambahan jumlah tenaga dan tidak ada program peningkatan kapasitas. Bahkan jumlah SDM pendukung terus berkurang sangat banyak dari tahun ke tahun akibat usia pensiun, khususnya tenaga litkayasa. Oleh karena itu, untuk mencapai proporsi yang ideal akan diupayakan: Untuk mengatasi kesenjangan tersebut perlu diupayakan: (1) penerimaan pegawai baru, baik jalur PNS maupun outsourcing, melalui proses seleksi dengan kriteria keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan, (2) realokasi tenaga antar subbagian, dan (3) peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM peneliti dan pendukungnya melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Beberapa peng anugerahan yang telah dicapai oleh SDM BB Biogen yaitu:

(22)

2. Dr. Iswari S. Dewi, dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) yang diselenggarakan di Boyolali Jawa Tengah, mendapatkan penghargaan tingkat nasional di Bidang Pembangunan Pertanian.

3. Dr. Puji Lestari, Publikasi Ilmiah Internasional dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kementerian Keuangan.

II.1.7.2. Kegiatan Peningkatan Daya Guna Sarana dan Prasarana Penelitian

Tantangan BB Biogen untuk menjadi lembaga penelitian dan pengembangan terkemuka adalah melakukan standarisasi hasil-hasil penelitian yang

memberikan jaminan mutu dan mendapatkan

pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses akreditasi/sertifikasi sarana/prasarana penelitian. Akreditasi/sertifikasi laboratorium di BB Biogen akan tercapai jika menerapkan Good Laboratory Practices

(23)

(GLP) dan Quality Management System (QMS) dalam melaksanakan segala kegiatannya. GLP dilaksanakan melalui implementasi sistem akreditasi/sertifikasi dengan dasar acuan standar ISO/IEC 17025: 2005, sedangkan QMS berdasar acuan ISO 9001:2008. Prioritas kebijakan untuk mengimplementasi ISO/IEC 17025: 2005 dan ISO 9001:2008 pada laboratorium di BB Biogen perlu diarahkan untuk pengembangan laboratorium uji produk rekayasa genetik (PRG) dan mutu benih dengan ruang lingkup yang diperluas. Sampai dengan tahun 2015, dari enam laboratorium yang dimiliki BB Biogen, baru 2 laboratorium terakreditasi yaitu Laboratorium Biologi Molekuler Uji Produk PRG dan Laboratorium Uji Mutu Benih. Kedua laboratorium yang sudah terakreditasi tersebut dapat

memperluas ruang lingkupnya untuk bisa

mengakomodir status akreditasi laboratorium lainnya. Sebagai lembaga litbang, pada tahun 2017 BB Biogen juga menargetkan untuk mendapatkan sertifikat Komite

Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan

Pengembangan (KNAPPP).

II.1.7.3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Dalam upaya penciptaan teknologi dan produk unggul berdaya saing melalui penelitian dan pengembangan bioteknologi dan SDGP, kegiatan penelitian dan pengembangan di BB Biogen akan diprioritaskan pada: (1) pemetaan dan eksplorasi gen-gen penting, serta sekuensing dan anotasi gen-genom tanaman, ternak, dan mikroba yang berguna dalam perbaikan genetik komoditas pertanian, (2) aplikasi teknik seluler, mutagenesis, molekuler dan rekayasa genetik dalam perakitan varietas atau galur-galur unggul berpotensi hasil tinggi, berumur genjah, efisien dalam penggunaan pupuk, tahan cekaman biotik, dan

(24)

toleran cekaman abiotik seperti kekeringan, rendaman, salinitas, kemasaman, (3) identifikasi dan produksi senyawa biokimia dari SDGP untuk pengembangan bahan pangan baru, peningkatan nilai tambah,

pengendalian OPT ramah lingkungan, dan

pengembangan bioenergi, (4) pengelolaan SDGP secara

terpadu melalui pelestarian, pengayaan,

pendayagunaan, dan pengelolaan sistem informasinya. Keluaran kegiatan penelitian dan pengembangan bioteknologi dan pengelolaan SDGP yang menjadi indikator kinerja Utama (IKU) BB Biogen tahun 2016 disajikan pada Tabel II.1.

Tabel II.1. Indikator Kinerja Utama penelitian BB Biogen 2016.

Sasaran Indikator Kinerja Utama 2016

Target

Sasaran kegiatan BB Biogen untuk tahun 2015-2019 adalah peningkatan inovasi dan adopsi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumber daya genetik (SDG) pertanian untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani

1. SDG yang terkarakterisasi dan

terdokumentasi 1.340

2. Galur harapan unggul tanaman 19

3. Teknologi berbasis bioteknologi dan

biprospeksi 5

4. Rekomendasi Kebijakan

pengembangan dan pemanfaatan bioteknologi dan SDG

2

II.1.7.4. Kegiatan pendokumentasian dan diseminasi hasil penelitian

Hasil kegiatan penelitian harus didokumentasikan dan dipublikasikan untuk memberikan informasi kepada masyarakat pengguna. Untuk itu, BB Biogen mengelola Jurnal Agrobiogen dan Buletin Plasma Nutfah yang masing-masing mempublikasikan kegiatan penelitian bioteknologi dan SDGP. BB Biogen juga mengelola Warta Biogen dan situs web yang memuat komunikasi singkat capaian kinerja penelitian, agenda kegiatan, dan informasi terkini yang terkait bioteknologi dan SDGP. Hasil penelitian juga akan disebarluaskan melalui

(25)

berbagai media dan kegiatan, seperti leaflet, poster, pameran, open house, seminar, lokakarya, temu lapang, visitor plot, dan bio-contest.

II.1.7.5. Kegiatan analisis kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis SDG lokal yang didukung bioteknologi

Ada dua kebijakan yang menjadi prioritas BB Biogen untuk memberikan rekomendasi, yaitu 1) rekomendasi kebijakan pengelolaan SDG yang tepat dan

bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat secara keseluruhan sesuai dengan SK

Mentan No. 78/Kpts/OT.210/1/2002 tentang

pengelolaan plasma nutfah atau SDG; dan 2) rekomendasi kebijakan pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian secara tepat dan benar tanpa menimbulkan gejolak sosial.

II.2. Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) BB Biogen Tahun 2016

Kinerja BB Biogen tahun 2016 ditetapkan dan diukur berdasarkan kegiatan utama penelitian dalam Renstra BB Biogen 2015-2019 dan rencana kinerja kegiatan utama BB Biogen tahun 2016. Kegiatan dan target utama BB Biogen tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.2. Kegiatan Utama BB Biogen Tahun Anggaran 2016

No. Rincian indikator kinerja kegiatan Satuan Target

1. a. Jumlah aksesi SDG padi terkarakterisasi sifat ketahanan/ toleransinya terhadap hama wereng

Aksesi 350

2 Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang terkarakterisasi sifat toleransinya terhadap cekaman biotik dan abiotik

a. Jumlah aksesi SDG padi terkarakterisasi sifat ketahanan/

toleransinya terhadap hama wereng Aksesi 90

b. Jumlah aksesi SDG jagung yang terkarakterisasi sifat

ketahanan/toleransinya terhadap hama lalat bibit Aksesi 90

c. Jumlah aksesi SDG kedelai terkarakterisasi sifat ketahanan/

toleransinya terhadap hama penggerek polong Aksesi 90

d. Jumlah aksesi SDG kacang hijau terkarakterisasi sifat

(26)

No. Rincian indikator kinerja kegiatan Satuan Target e. jumlah aksesi ubi jalar yang terkarakterisasi sifat ketahanan

terhadap hama lanas/boleng melalui analisa kadar terpenoid ubi Aksesi 90

f. Jumlah aksesi SDG padi terkarakterisasi sifat ketahanan/

toleransinya terhadap penyakit HDB

Aksesi 86

g. Jumlah aksesi SDG padi terkarakterisasi sifat ketahanan/

toleransinya terhadap penyakit Blas

Aksesi 86

h. Jumlah aksesi SDG jagung yang mempunyai sifat ketahanan/ toleransi terhadap penyakit bulai

Aksesi 86

3. Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang terkarakterisasi komponen

fungsionalnya (biokimia):

Aksesi a. Padi hitam, merah dan putih terkarakterisasi kandungan antocianin

dan ubi kayu terkarakterisasi kandungan pati Aksesi 90

4. Aksesi-aksesi ubijalar (192 aksesi) yang terkarakterisasi secara

molekular Inbrida 192

Total 1.340

1. Jumlah galur harapan M8 kedelai berumur genjah-sedang, biji besar dan berdaya hasil tinggi asal iradiasi benih F8 kedelai Jepang x kedelai China sebagai calon varietas unggul baru

Galur 5

2. Jumlah galur mutan M6 cabai toleran virus ChiVMV dan virus cabai

lainnya untuk dilepas menjadi varietas unggul cabai merah. Galur 3

3. Jumlah galur tomat transgenik BC2F3-IC dan F5-IC hasil persilangan ganda yang masing-masing berlatar genetik varietas Intan dan varietas CL6046

Galur 2

4. Jumlah galur transforman T3 padi Nipponbare yang positif mengandung

gen CsNitr1-L, homozigot dan single copy Galur 2

5. Jumlah galur kentang Granola dan/atau Atlantik yang mengandung konstruksi RNAi yang tahan terhadap hawar daun Phytophthora infestans

Galur 1

6. Jumlah galur padi produktivitas tinggi BC1F6, BC1F7, BC2F5, BC2F6, BC3F4 dan BC3F5 turunan Code dan NIL-QTL-hasil ((IR64-NILs-qTSN4[YP9] dan IR64-NILs-qDTH8[YP1]) yang berasal dari tanaman terbaik berdasarkan hasil analisis molekuler dan pengamatan karakter agronomis

Galur 2

7. Jumlah galur padi BC3F2 yang mengandung tiga gen ketahanan (xa5,

Xa7 dan Xa21) terhadap hawar daun bakteri (HDB) berdasarkan seleksi marka molekuler foreground dan background

Galur 2

8. Jumlah galur padi generasi BC3F4 yang mengandung alel gen Bph6

yang tahan terhadap wereng batang coklat berbasis marker assisted back crossing (MABC)

Galur 1

9. Jumlah benih BC3F3 dan BC3F4 Dodokan-Pup1/Alt, Situ Bagendit-Pup1/Alt, dan Batur-Pup1/Alt hasil seleksi molekuler untuk sifat toleransi padi terhadap kahat fosfor dan keracunan alumunium

Galur 1

(27)

No. Rincian indikator kinerja kegiatan Satuan Target

Teknologi berbasis bioteknologi dan biprospeksi Satuan 5 Teknologi

1. Jumlah peta keterpautan fenotipe-genotipe karakter

toleran Al dan komponen hasil kedelai Teknologi (Peta genetik) 1

2. Jumlah peta keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan

sapi terseleksi 2015 menggunakan marka terverifikasi Teknologi (Peta genetik) 1

3. Jumlah konstruk vektor ekspresi yang mengandung

kandidat gen alanin aminotransferase (AlaAT) untuk efisiensi penggunaan N yang berasal dari 2 species tanaman berbeda yang tervalidasi sekuennya

Teknologi Konstruk

(Kloning gen) 1

4. Jumlah formulasi dan teknologi pemanfaatan senyawa

feromon seks untuk pengendalian hama Scirphopaga excerptalis dan Chillo sacchariphagus

Teknologi

(Bioprospeksi) 1

5. Jumlah teknik sambung shoot-tip grafting - STG yang dapat mempercepat pertumbuhan tunas jeruk keprok yang diregenerasikan dari sel-sel endosperma

Teknologi

(Kultur in vitro) 1

No. Rincian indikator kinerja kegiatan Satuan Target

1. Rekomendasi Kebijakan pengembangan dan pemanfaatan

(28)

BAB III :

Akuntabilitas Kinerja

(29)

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

Keberhasilan pencapaian sasaran ditentukan oleh monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan yang ketat, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh komitmen dari peneliti (SDM) dan dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59 persen.

III.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2016

Capaian akhir kinerja kegiatan dan sasaran utama BB Biogen Tahun 2016 disajikan dalam Tabel III.1, sedangkan secara detail disajikan pada Tabel III.2. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan BB Biogen pada TA. 2016 berhasil mencapai sasarannya, bahkan untuk capaian SDG yang terkarakterisasi dan terdokumentasi, galur harapan unggul tanaman, teknologi berbasis bioteknologi dan bioprospeksi, serta rekomendasi kebijakan melebih sasaran yang ditetapkan, yaitu masing-masing 112,1%, 305,2%, 140%, dan 150%. Rata-rata capaian pelaksanaan fisik kegiatan BB Biogen adalah 176,8% yang menunjukkan kinerja BB Biogen sangat berhasil.

Semua data penetapan kinerja dan capaiannya dapat dilihat dalam web www.monevbiogen.litbang.pertanian.go.id. Laman web ini menyajikan informasi lengkap tentang kinerja BB Biogen tahun 2010-2016. Dengan situs web ini, informasi capaian hasil penelitian dapat diketahui publik. Pembuatan situs web merupakan implementasi pelaksanaan program e-government. Penerapan sistem e-government di Indonesia diatur didalam Inpres RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e- government. Didalam Inpres tersebut diatur bahwa setiap lembaga pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah wajib untuk membuat,

(30)

mengembangkan serta menerapkan konsep e-government pada masing-masing lembaga, terutama berkaitan dengan penyediaan informasi kepada publik.

Tabel III.1. Capaian Akhir Indikator Kinerja Utama BB Biogen Tahun 2016.

Sasaran Indikator Kinerja T.A. 2015

Target Realisasi %

Peningkatan inovasi dan adopsi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumberdaya genetik pertanian (SDGP) untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing produk pertanian

1. SDG yang terkarakterisasi

dan terdokumentasi 1.340 aksesi 1.502 aksesi 112,1

2. Galur Harapan unggul

tanaman 19 galur 58 galur 305,2

3. Teknologi Berbasis Bioteknologi dan

bioprospeksi 5 Teknologi 7 Teknologi 140

4. Rekomendasi Kebijakan pengembangan dan pemanfaatan bioteknologi dan SDG 2 Rekomendasi 3 Rekomendasi 150 Rata-rata realisasi (%) 176,8

Tabel III.2. Evaluasi Pengukuran Pencapaian Target Fisik Kinerja Indikator Kegiatan Utama BB Biogen tahun 2016 sampai dengan b ulan Desember 2016.

No. IKU/Kegiatan Target Realisasi % realisasi

Sasaran: Meningkatnya inovasi dan adopsi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumberdaya

genetik pertanian (SDGP) untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing produk pertanian

1. SDG yang terkarakterisasi dan terdokumentasi

Pengkayaan dan Karakterisasi Fenotipik dan Genotipik Sumber Daya Genetik Pertanian

1.340 aksesi

1.502

aksesi 112,1

1 Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang terkarakterisasi secara morfo-agronomi 350 Aksesi 420 Aksesi 120 2 Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang terkarakterisasi sifat toleransinya terhadap

cekaman biotik dan abiotik

a. Jumlah aksesi SDG padi terkarak-terisasi sifat ketahanan/toleransinya

terhadap hama wereng 90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

b. Jumlah aksesi SDG jagung yang

terkarakterisasi sifat ketahanan/ toleransinya terhadap hama lalat bibit

(31)

No. IKU/Kegiatan Target Realisasi % realisasi c. Jumlah aksesi SDG kedelai

terkarak-terisasi sifat ketahanan/toleransinya terhadap hama penggerek polong

90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

d. Jumlah aksesi SDG kacang hijau terkarakterisasi sifat ketahanan/

toleransinya 90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

e. jumlah aksesi ubi jalar yang terkarak-terisasi sifat ketahanan terhadap hama lanas/boleng melalui analisa kadar terpenoid ubi

90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

f. Jumlah aksesi SDG padi terkarak-terisasi sifat ketahanan/toleransinya

terhadap penyakit HDB 86 Aksesi 100 Aksesi 116,3

g. Jumlah aksesi SDG padi terkarak-terisasi sifat ketahanan/toleransinya terhadap penyakit Blas

86 Aksesi 100 Aksesi 116,3

h. Jumlah aksesi SDG jagung yang

mempunyai sifat ketahanan/toleransi

terhadap penyakit bulai 86 Aksesi 100 Aksesi 116,3

3 Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang terkarakterisasi komponen fungsionalnya (biokimia):

a. Padi hitam, merah dan putih terkarakterisasi kandungan antocianin dan ubi kayu terkarakterisasi kandungan pati

90 Aksesi 90 Aksesi 100

4 Aksesi-aksesi ubijalar (192 aksesi) yang terkarakterisasi secara molekular 192 Inbrida 192 Inbrida 100

2. Galur Harapan unggul tanaman 19 galur 58 galur 305,2

1.

Jumlah galur harapan M8 kedelai berumur genjah-sedang, biji besar dan berdaya hasil tinggi asal iradiasi benih F8 kedelai Jepang x kedelai China sebagai calon varietas unggul baru

5 galur 13 galur 260

2.

Jumlah galur mutan M6 cabai toleran virus ChiVMV dan virus cabai lainnya untuk dilepas menjadi varietas unggul cabai merah.

3 galur 5 galur 166,67

3.

Jumlah galur tomat transgenik BC2F3-IC dan F5-IC hasil persilangan ganda yang masing-masing berlatar genetik varietas Intan dan varietas CL6046

2 galur 2 galur 100

4. Jumlah galur transforman T3 padi Nipponbare yang positif mengandung gen CsNitr1-L, homozigot dan single copy

2 galur 2

galur

(32)

No. IKU/Kegiatan Target Realisasi % realisasi 5. Jumlah galur kentang Granola dan/atau

Atlantik yang mengandung konstruksi RNAi yang tahan terhadap hawar daun

Phytophthora infestans

1 galur 1 galur 100

6. Jumlah galur padi produktivitas tinggi BC1F6,BC1F7, BC2F5, BC2F6,BC3F4 dan BC3F5

turunan Code dan NIL-QTL-hasil ((qTSN4[YP9] dan IR64-NILs-qDTH8[YP1]) yang berasal dari tanaman terbaik berdasarkan hasil analisis molekuler dan pengamatan karakter agronomis

2 galur 12 galur 600

7. Jumlah galur padi BC3F2 yang mengandung

tiga gen ketahanan (xa5, Xa7 dan Xa21) terhadap hawar daun bakteri (HDB) berdasarkan seleksi marka molekuler foreground dan background

2 galur 12 galur 600

8. Jumlah galur padi generasi BC3F4 yang

mengandung alel gen Bph6 yang tahan terhadap wereng batang coklat berbasis marker assisted back crossing (MABC)

1 galur 5 Galur 500

9. Jumlah benih BC3F3 dan BC3F4

Dodokan-Pup1/Alt, Situ Bagendit-Dodokan-Pup1/Alt, dan Batur-Pup1/Alt hasil seleksi molekuler untuk sifat toleransi padi terhadap kahat fosfor dan keracunan alumunium

1 galur 6 galur 600

3. Teknologi berbasis bioteknologi dan

biosprospeksi 5 Teknologi 7 Teknologi 140 1. Jumlah peta keterpautan fenotipe-genotipe

karakter toleran Al dan komponen hasil

kedelai 1 Teknologi 1 Teknologi 100

2. Jumlah peta keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan sapi terseleksi 2015 menggunakan marka terverifikasi

1 Teknologi 1 Teknologi 100

3. Jumlah konstruk vektor ekspresi yang mengandung kandidat gen alanin aminotransferase (AlaAT) untuk efisiensi penggunaan N yang berasal dari 2 species tanaman berbeda yang tervalidasi sekuennya

1 Teknologi

2

Teknologi 200

4. Jumlah formulasi dan teknologi

pemanfaatan senyawa feromon seks untuk pengendalian hama Scirphopaga

excerptalis dan Chillo sacchariphagus

1 Teknologi

2

Teknologi 200

5. Jumlah teknik sambung shoot-tip grafting - STG yang dapat mempercepat

pertumbuhan tunas jeruk keprok yang diregenerasikan dari sel-sel endosperma

1

(33)

Rekomendasi Kebijakan

pengembangan dan pemanfaatan bioteknologi dan SDG 2 Rekome ndasi 3 Rekomen dasi 150

1. a. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Penelitian Tanaman Produk Rekayasa Genetik Pertanian Di Laboratorium, Fasilitas Uji Terbatas Dan Lapang Uji Terbatas

1 2 200

b. Peraturan Menteri Pertanian Tentang

Pengawasan Dan Pengendalian

Tanaman Prg Pertanian Yang Beredar Dan Dimanfaatkan Di Wilayah Republik Indonesia

2. Rekomendasi kebijakan pengelolaan SDG lokal di daerah melalui penerbitan Perda tentang pengelolaan dan pemanfaatan SDG lokal

1 1 100

Gambar III.1. Situs web www.monevbiogen.litbang.pertanian.go.id yang menyajikan capaian kinerja penelitian BB Biogen untuk informasi publik dalam rangka pelaksanaan e-government.

(34)

III.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja BB Biogen tahun 2016 diuraikan per sasaran kegiatan yang telah ditetapkan seperti di bawah ini :

Sasaran 1 : SDG yang terkarakterisasi dan terdokumentasi sebanyak 1.340 aksesi.

Sasaran jumlah aksesi SDGP yang terkarakterisasi dan terdokumentasi sebanyak 1.340 aksesi diukur dengan pencapaian 4 (empat) indikator kegiatan pengelolaan SDG sebagaimana table di bawah ini:

Tabel III.3. Capaian sasaran aksesi SDGP.

No. IKU/Kegiatan Target Realisasi % realisasi

Sasaran: Meningkatnya inovasi dan adopsi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumberdaya

genetik pertanian (SDGP) untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing produk pertanian

SDG yang terkarakterisasi dan terdokumentasi

Pengkayaan dan Karakterisasi Fenotipik dan Genotipik Sumber Daya Genetik Pertanian

1.340 aksesi

1.502

aksesi 112,1

1 Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang

terkarakterisasi secara morfo-agronomi

350 Aksesi

420 Aksesi 120

2 Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang

terkarakterisasi sifat toleransinya terhadap cekaman biotik dan abiotik

a. Jumlah aksesi SDG padi terkarak-terisasi sifat ketahanan/toleransinya terhadap hama wereng

90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

b. Jumlah aksesi SDG jagung yang

terkarakterisasi sifat ketahanan/ toleransinya terhadap hama lalat bibit

90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

c. Jumlah aksesi SDG kedelai terkarak-terisasi sifat ketahanan/toleransinya terhadap hama penggerek polong

90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

d. Jumlah aksesi SDG kacang hijau

ter-karakterisasi sifat ketahanan/

toleransinya

(35)

No. IKU/Kegiatan Target Realisasi % realisasi

e. jumlah aksesi ubi jalar yang

terkarakterisasi sifat ketahanan

terhadap hama lanas/boleng melalui analisa kadar terpenoid ubi

90 Aksesi 100 Aksesi 111,1

f. Jumlah aksesi SDG padi

terkarakterisasi sifat

ketahanan/toleransinya terhadap

penyakit HDB

86 Aksesi 100 Aksesi 116,3

g. Jumlah aksesi SDG padi

terkarakterisasi sifat

ketahanan/toleransinya terhadap

penyakit Blas

86 Aksesi 100 Aksesi 116,3

h. Jumlah aksesi SDG jagung yang

mempunyai sifat ketahanan/toleransi terhadap penyakit bulai

86 Aksesi 100 Aksesi 116,3

3 Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang

terkarakterisasi komponen fungsionalnya (biokimia):

a. padi hitam, merah dan putih

terkarakterisasi kandungan antocianin

dan ubi kayu terkarakterisasi

kandungan pati

90 Aksesi 90 Aksesi 100

4 Aksesi-aksesi ubijalar (192 aksesi) yang terkarakterisasi secara molekular

192 Inbrida

192 Inbrida

100

Indikator kegiatan pengelolaan SDG telah berhasil mengkarakterisasi dan mendokumentasikan 1.502 aksesi SDG atau 302,5% dari target 1.340 aksesi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian sasaran kinerja 1 adalah

sangat berhasil, Realisasi tertinggi dicapai oleh kegiatan Jumlah aksesi SDG tanaman pangan yang terkarakterisasi secara morfo-agronomi yaitu 120%.

Sasaran 2 : Galur Harapan Unggul Tanaman sebanyak 19 galur.

Realisasi sasaran jumlah galur harapan unggul tanaman sebanyak 83 galur diukur dengan 9 indikator kinerja kegiatan. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut:

(36)

Tabel III.4. Capaian sasaran galur harapan unggul tanaman.

2. Galur Harapan unggul tanaman 19 galur 58 galur 305,3

1. Jumlah galur harapan M8 kedelai berumur genjah-sedang, biji besar dan berdaya hasil tinggi asal iradiasi benih F8 kedelai Jepang x kedelai China sebagai calon varietas unggul baru

5 galur 13 galur 260

2. Jumlah galur mutan M6 cabai toleran virus ChiVMV dan virus cabai lainnya untuk dilepas menjadi varietas unggul cabai merah.

3 galur 5 galur 166,67

3. Jumlah galur tomat transgenik BC2F3-IC dan F5-IC hasil persilangan ganda yang masing-masing berlatar genetik varietas Intan dan varietas CL6046

2 galur 2 galur 100

4. Jumlah galur transforman T3 padi Nipponbare yang positif mengandung gen CsNitr1-L, homozigot dan single copy

2 galur 2 galur 100

5. Jumlah galur kentang Granola dan/atau Atlantik yang mengandung konstruksi RNAi yang tahan terhadap hawar daun Phytophthora infestans

1 galur 1 galur 100

6. Jumlah galur padi produktivitas tinggi BC1F6,BC1F7,

BC2F5, BC2F6,BC3F4 dan BC3F5 turunan Code dan

NIL-QTL-hasil ((qTSN4[YP9] dan IR64-NILs-qDTH8[YP1]) yang berasal dari tanaman terbaik berdasarkan hasil analisis molekuler dan pengamatan karakter agrono-mis

2 galur 12 galur 600

7. Jumlah galur padi BC3F2 yang mengandung tiga gen

ketahanan (xa5, Xa7 dan Xa21) terhadap hawar daun bakteri (HDB) berdasarkan seleksi marka molekuler foreground dan background

2 galur 12 galur 600

8. Jumlah galur padi generasi BC3F4 yang mengandung

alel gen Bph6 yang tahan terhadap wereng batang coklat berbasis marker assisted back crossing (MABC)

1 galur 5 Galur 500

9. Jumlah benih BC3F3 dan BC3F4 Dodokan-Pup1/Alt, Situ

Bagendit-Pup1/Alt, dan Batur-Pup1/Alt hasil seleksi molekuler untuk sifat toleransi padi terhadap kahat fosfor dan keracunan alumunium

1 galur 6 galur 600

Berdasarkan data diatas, capaian indikator kinerja sasaran galur harapan unggul tanaman pada tahun 2016 menghasilkan 58 galur atau 305,3% dari target 19 galur. Sehingga kategori keberhasilan pencapaian sasaran kinerja 2 dinyatakan sangatberhasil.

(37)

Sasaran 3 : Teknologi Berbasis Bioteknologi, Bioprospeksi, dan kultur in vitro.

Kegiatan perakitan teknologi berbasis bioteknologi dan bioprospeksi memiliki 5 sasaran utama, yaitu 1. Peta keterpautan fenotipe-genotipe karakter toleran Alumunium dan komponen hasil kedelai; 2) Peta keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan sapi terseleksi 2015 menggunakan marka terverifikasi; 3) Konstruk vektor ekspresi yang mengandung kandidat gen alanin aminotransferase (AlaAT) untuk efisiensi penggunaan N yang berasal dari 2 species tanaman berbeda yang tervalidasi sekuennya; 4) Formulasi dan teknologi pemanfaatan senyawa feromon seks untuk pengendalian hama Scirphopaga excerptalis dan Chillo sacchariphagus; dan 5). Teknik sambung shoot-tip grafting - STG yang dapat mempercepat pertumbuhan tunas jeruk keprok yang diregenerasikan dari sel-sel endosperma.

Sasaran 3a : Peta keterpautan fenotipe-genotipe karakter toleran Alumunium dan komponen hasil kedelai.

Peta keterpautan fenotipe-genotipe karakter toleran alumunium dan komponen hasil kedelai ditunjukkan pada table III.5. Pementaan dilakukan dengan 1940 marka SNP terhadap 159 populasi hasil persilangan RIL B3462 x B3293. Dari hasil analisis peta keterpautan teridentifikasi 17 marka SNP yang memiliki jarak genetik terdekat dengan karakter komponen hasil pada posisi kromosom tertentu. Peta keterpautan komponen hasil kedelai menunjukkan capaian sasaran kinerja 3a sangat berhasil.

(38)

Tabel III.5. Peta genetik hasil analisis asosiasi fenotipe-genotipe komponen hasil pada galur-galur toleran aluminium.

QTL Chromosome SNP markers at the QTL peak Position (cM) LOD score*)

Flowering time (DAP) LG 04 Gm16_31491620_C_T 28.90 5.40

LG 08 Gm09_38927073_A_G 102.60 3.66

LG 10 Gm11_11450492_A_G 86.60 6.83

LG 13 Gm13_35909612_G_A 133.90 3.16

Date of maturity (DAP) LG 01 Gm01_4120447_C_T 49.80 4.17

LG 08 Gm09_38927073_A_G 102.60 4.60

LG 13 Gm13_36261107_T_G 136.20 5.34

LG 20 Gm08_12055669_A_G 101.60 3.50

Plant height (cm) LG 04 Gm16_29720274_A_G 35.80 13.08

LG 10 Gm11_11450492_A_G 86.60 9.27

LG 20 Gm08_12309919_A_G 98.90 3.32

Pod number/plant LG 01 cL.1.loc128 128.00 3.94

LG 06 Gm06_6488212_A_C 146.00 3.06

100 seed weight (g) LG 01 Gm01_402061_A_C 1.04 5.76

LG 13 Gm13_27302662_C_T 89.36 6.87

LG 16 cL.16.loc38 38.00 3.85

Seed yield/plant LG 12 cL.12.loc29 29.00 4.29

*)LOD = log of odd with cut-off value of 3 was used in this study. LOD of 3 means that 1000 times

most likely a QTL exist in the genomic region.

Sasaran 3b : Peta keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan sapi PO menggunakan marka terverifikasi.

Analisis keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan sapi PO dilakukan pada 138 ekor genotyping sapi PO menggunakan 50 marka SNAP terpilih. Hasil analisis mendapatkan 10 marka SNAP berasosiasi dengan bobot badan saat lahir dan karakter pertumbuhan lainnya (Tabel III.5). Secara umum marka SNAP tersebut memiliki kecenderungan multipel asosiasi dengan beberapa karakter, kecuali BvSNAP4.4 untuk bobot badan, BvSNAP18.8 untuk lingkar dada, dan BvSNAP25.4 untuk tinggi bahu. Sejumlah marka SNAP untuk mendeteksi SNP ini

(39)

yang nyata berasosiasi dengan sifat pertumbuhan merupakan indikasi bagus sebagai tahap untuk mengembangkan marka untuk MAS dalam seleksi sapi PO terkait pertumbuhan. Hasil pemetaan karakter pertumbuhan sapi PO telah merealisasikan target output 3b dengan sangat berhasil.

Tabel III.6. Peta keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan sapi PO. No. Marker SNAP Lokus gen Deskripsi gen

Karakter Pertumbuhan Bobot

Badan Lingkar Dada Panjang Badan Tinggi Bahu Tinggi Dada 1 BvSNAP4.2 Hapmap46397-BTA-105989 Bos taurus splA/ryanodine receptor domain and SOCS box

containing 2 (SPSB2) √ √ √ - - 2 BvSNAP4.3 BTB-01538878 Bos taurus uncharacterized LOC100848959

(LOC100848959) √ √ √ - √

3 BvSNAP4.4 Hapmap41620-BTA-70804 No identification √ - - - - 4 BvSNAP4.6 BTB-02028475 Bos taurus VPS50 EARP/GARPII complex subunit

(VPS50) √ √ - - -

5 BvSNAP4.8 BTB-01238565 Bos taurus toll-like receptor adaptor molecule 1 √ √ √ - √ 6 BvSNAP5.1 ARS-BFGL-NGS-90522 Bos taurus SHROOM2 (SHROOM2) gene √ √ - √ √ 7 BvSNAP7.1 BTB-00291042 Bos taurus elongation factor for RNA polymerase II (ELL) √ √ - √ √ 8 BvSNAP18.8 ARS-BFGL-NGS-29923 Bos taurus actinin alpha 4 (ACTN4) - √ - - - 9 BvSNAP25.3 ARS-BFGL-NGS-116071 No identification - √ - √ √ 10 BvSNAP25.4 ARS-BFGL-NGS-34717 No identification - - - √

Sasaran 3c : Konstruk vektor ekspresi yang mengandung kandidat gen alanin aminotransferase (AlaAT) untuk efisiensi penggunaan N yang berasal dari 2 species tanaman berbeda yang tervalidasi sekuennya.

Dua konstruk vector ekspresi gen alanin aminotransferase (AlaAT) menggunakan promote spesifik akar gen NADP telah berhasil dirakit. Fragmen promoter gen NADP berukuran 1000 bp dan 1500 bp dikonstruk untuk menggantikan promoter 5SCaMV pada vektor ekspresi pCAM1300-p35SCaMV-gus-tNOS sehingga menghasilkan konstruk pCAM1300int-prN4-pCAM1300-p35SCaMV-gus-tNOS dan pCAM1300int-prN5-gus-tNOS. Kedua vektor tersebut kemudian diuji spesifikasi

(40)

ekspresinya dengan mentransformasikannya pada tanaman padi Nipponbare menggunakan Agrobacterium tumefaciens. Hasil pengamatan ekspresi gen Gus pada lini transforman menunjukkan bahwa kedua konstruk vector ekspresi terbukti mengekresikan gen Gus hanya di perakaran dibandingkan dengan konstruk vektor ekspresi pCAM1300-p35SCaMV-gus-tNOS (Gambar III.2). Selanjutnya posisi gen Gus diganti dengan gen AlaAT yang terlibat dalam efisiensi penyerapan nitrogen pada tanaman sehingga dihasilkan konstruk pCAM1300int-prN4-AlaAT-tNOS dan pCAM1300int-prN5- AlaAT-tNOS. Kedua konstruk vector ekspresi yang telah merealisasikan target output 3c dengan sangat berhasil. DAUN pCAM1300int-prN4-gus Kontrol CaMV-35S pCAM1300int-prN5-gus AKAR

Gambar III.2. Hasil gus assay pada daun dan akar padi hasil transformasi immature embrio dengan menggunakan konstruk pCAM1300int-prN4-gus-tNOS dan pCAM1300int-prN5-gus- tNOS. Organ yang positif mengekspresikan gen gus dapat menampilkan warna biru setelah direndam dengan larutan X-Gluc (β-glucoronidase).

(41)

Gambar III.3. Peta konstruk pCAM1300int-prN4-AlaAT-tNOS (A) dan pCAM1300int-prN5-AlaAT-tNOS (B).

Sasaran 3d : Formulasi dan teknologi pemanfaatan senyawa feromon seks untuk pengendalian hama Scirphopaga excerptalis dan Chillo sacchariphagus.

Komponen aktif feromon S. excerptalis teridentifikasi sebagai Z-11 dan E-11-16 Ald, sedangkan pada C. sacchariphagus adalah Z-13-18 Ace dan Z-13-18 OH. Formulasi feromon dengan rasio 10 : 90 untuk Z-11 dan E-11-16 Ald dengan kuantitas 250–1000 ug per karet septa sangat aktraktif menangkap serangga jantan S. excerptalis di lapang. Formulasi untuk feromon C. sacchariphagus memiliki rasio 70-90 : 30-10 untuk Z-13-18 Ace dan Z-13-18 OH dengan kuantitas 250 – 1000 ug per karet septa. Kedua jenis feromon tersebut yang diaplikasikan sebanyak 10-15 perangkap per hektar mampu memerangkap serangga 3-15 ekor per hari dengan daya tahan sekitar 1 bulan setelah pemasangan. Produk feromon ini sedangkan diproses pendaftaran merk dagang

dengan nama Fero-PPT dan Fero-PBT. Kedua produk feromon penggerek pucuk

tebu (PPT) danpenggerek batang tebu (PBT) telah merealisasikan target output 3d dengan sangat berhasil.

pCAM1300int-prN4-AlaAT-tNOS

(42)

Gambar III.4. Aplikasi produk perangkap berferomon untuk pengendalian hama penggerek batang (S. excerptalis) dan pucuk (C. sacchariphagus) tebu di PT. Perkebunan Nusantara X, Pusat Penelitian Gula, Penataran Jengkol, Plosoklaten, Kediri, Jawa Timur

Sasaran 3e : Teknik sambung shoot-tip grafting - STG yang dapat mempercepat pertumbuhan tunas jeruk keprok yang diregenerasikan dari sel-sel endosperma.

Teknik shoot-tip grafting (STG) untuk mempercepat pertumbuhan jeruk keprok triploid (seedless) hasil regenerasi sel endosperma telah berhasil di-lakukan secara mikrografting pada batang bawah jeruk Japanche citroen (JC). Teknik ini dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan penyambungan dan memacu pertumbuhan batang jeruk keprok. Teknik STG ini dilakukan pada media MS dengan berbagai konsentrasi sukrosa. Penambahan sukrosa 3% terbukti meningkatkan keberhasilan penyambungan, sedangkan penambahan sukrosa yang lebih tinggi dapat memicu terbentuknya tunas samping dari batang bawah yang dapat menghambat pertumbuhan batang atas. Selanjutnya, tunas hasil mikrografting digunakan untuk teknik minigrafting pada jenis tanaman batang bawah yang sama di polybag. Proses transisi antara teknik mikro- dan mini-grafting telah meningkatkan regenerasi tanaman jeruk seedless hasil kultur endosperma. Kegiatan ini telah merealisasikan target output 3e dengan sangat berhasil.

(43)

Gambar III.5. Pertumbuhan batang atas jeruk keprok yang diregenerasikan dari sel-sel endosperma pada media MS0 dengan penambahan sukrosa, 6 minggu setelah penyambungan. Lingkaran= tunas samping batang bawah.

Rata-rata pertumbuhan Kandungan sukrosa pada media pertumbuhan MS

3% 4% 5% 6%

Jumlah daun batang atas 4,33 4,33 5 3,67

Jumlah buku batang atas 3,67 3,67 4 3

Tinggi tunas batang atas (cm) 4,3 5,87 4,5 4,07

Jumlah tunas samping batang bawah 0.25 0.75 0.75 1.0

Sasaran 4 : Kebijakan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian.

Ada dua kegiatan analisis kebijakan yang dilaksanakan oleh BB Biogen,

yaitu 1) Kebijakan Pengembangan Biologi dan Bioteknologi untuk

mengantisapasi isu di bidang bioteknologi, khususnya produk transgenik. Hal ini terjadi karena masih ada pro dan kontra terkait produk pangan hasil rekayasa genetika (Genetic Modified Food), organisme hasil rekayasa genetika (Genetic Modified Organism), kloning, status sosial dan legal, serta status bioetika baik pada skala nasional maupun internasional. Oleh karena itu, BB Biogen harus berperan aktif melakukan analisis kebijakan dan memberikan rekomendasi untuk pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian secara tepat dan benar tanpa

menimbulkan gejolak sosial. 2) Kebijakan Pengembangan Teknologi

Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati. SDGP sebagai aset yang sangat bernilai sering menimbulkan konflik banyak pihak sehingga keberadaan, hak kepemilikan, pemanfaatan dan pertukarannya perlu dilindungi dengan

(44)

undang-undang yang jelas. BB Biogen berkewajiban memberikan rekomendasi kebijakan pengelolaan SDGP yang tepat dan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Sasaran 4a : Kebijakan Pengembangan Biologi dan Bioteknologi.

Pada tahun 2016, kegiatan analisis kebijakan pengembangan biologi dan bioteknologi menghasilkan dua draft Peraturan Menteri Pertanian, yaitu 1) Draft Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Tanaman PRG Pertanian Yang Beredar Dan Dimanfaatkan Di Wilayah Republik Indonesia; dan 2) Draft Peraturan Menteri Pertanian Tentang Penelitian Tanaman Produk Rekayasa Genetik Pertanian Di Laboratorium, Fasilitas Uji Terbatas Dan Lapang Uji Terbatas (Tabel III.7). Peraturan tentang pengawasan dan pengendalian tanaman produk rekayasa genetik (PRG) pertanian didasarkan pada prinsip kehati-hatian dalam pengembangan dan pemanfaatan tanaman PRG pertanian di Indonesia. Tanaman PRG disamping memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan tanaman yang dikembangkan secara konvensional tetapi juga mungkin akan memunculkan sejumlah resiko yang perlu diwaspadai terhadap kesehatan manusia, hewan, dan lingungan. Oleh karena itu Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, Pasal 25 dan Pasal 26 ayat (1) menegaskan bahwa perlu pengawasan dan pengendalian tanaman PRG pertanian yang beredar dan dimanfaatkan di wilayah Republik Indonesia dengan Peraturan Menteri Pertanian. Tim Pengawas Tanaman PRG Pertanian (TP TPRGP) yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merupakan lembaga non structural yang melaksanakan pengawasan dan pengendalian tanaman PRG pertanian yang beredar dan dimanfaatkan di wilayah Republik Indonesia, serta berfungsi melakukan pengkajian dokumen teknis pelaporan pemantauan dampak dan pengelolaan risiko tanaman PRG pertanian yang diserahkan oleh pelapordan pemberian saran kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terkait hasil pengkajian laporan rutin dan laporan kasus.

Dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, Pemerintah melalui Departemen

Pertanian telah mengeluarkan Keputusan Menteri Pertanian

(45)

Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik, yang kemudian diadopsi menjadi Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura No.

998.1/Kpts/OT.210/9/99; 790.a/Kpts-IX/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1999;

015A/Nmeneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik. Selanjutnya Keputusan Bersama ini diangkat menjadi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21/2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik. Dalam PP No. 21 Tahun 2005, Bab Penelitian dan Pengembangan PRG, Pasal 8 menetapkan bahwa setiap orang yang melakukan penelitian dan pengembangan PRG wajib mencegah dan/atau menanggulangi dampak negatif kegiatannya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa pengujian PRG selama dalam proses penelitian dan pengembangan harus dilakukan di laboratorium, fasilitas uji terbatas (FUT) dan/atau lapangan uji terbatas (LUT). Selanjutnya PRG yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan sebelum diusulkan untuk dilepas/diedarkan harus diuji efikasi dan memenuhi persyaratan keamanan hayati seperti yang tercantum dalam Pasal 10.

Di Indonesia, penelitian dan pengembangan (litbang) perakitan tanaman PRG pertanian untuk perbaikan sifat telah banyak dilakukan di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Penelitian PRG pertanian perlu mengikuti prosedur atau pedoman yang baku untuk menjamin keamanannya baik terhadap peneliti/teknisi yang melakukan penelitian dan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya pedoman baku penelitian PRG pertanian di laboratorium, FUT dan LUT, bahan penelitian terjamin tidak akan terlepas dan masuk dalam rantai makanan (food chain) secara sengaja maupun tidak sengaja. Maksud ditetapkannya Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Penelitian Tanaman Produk Rekayasa Genetik Pertanian Di Laboratorium, Fasilitas Uji Terbatas Dan Lapang Uji Terbatas adalah untuk dijadikan:

1. Acuan bagi pemohon dalam permohonan izin dan pelaksanaan penelitian tanaman PRG pertanian di laboratorium, FUT dan LUT; dan

2. Acuan bagi Komisi Penelitian PRG Pertanian (KP2RGP) dan Tim Teknis Penelitian PRG Pertanian (TTP2RGP) dalam mengevaluasi permohonan izin dan pelaksanaan penelitian tanaman PRG pertanian di laboratorium, FUT dan LUT dari segi lingkungan dan kesehatan manusia, dengan tujuan untuk

(46)

memberi kepastian bahwa dalam pelaksanaan penelitian tanaman PRG pertanian di laboratorium, FUT dan LUT telah menerapkan pendekatan kehati-hatian, sehingga:

a. tidak terjadi perpindahan gen yang diuji dari tanaman PRG atau jasad renik PRG ke tanaman atau jasad renik di sekitarnya, melalui serbuk sari (untuk tanaman) atau konyugasi (untuk jasad renik);

b. bahan PRG pertanian yang belum dinyatakan aman tidak dikonsumsi oleh manusia dan hewan;

c. tidak terjadi perpindahan atau pelepasan PRG pertanian dari lokasi penelitian, laboratorium, FUT dan LUT; dan

d. tidak terjadi tanaman PRG volunteer

Tujuan ditetapkannya Pedoman ialah untuk menjamin pelaksanaan penelitian tanaman PRG pertanian di laboratorium, FUT dan LUT aman dari segi lingkungan dan kesehatan manusia. Dari dua rekomendasi yang disusun ini menunjukkan bahwa kegiatan analisis kebijakan pengembangan biologi dan bioteknologi berhasil merealisasikan target outputnya 200%.

Tabel III.7. Capaian kegiatan kebijakan Kebijakan Pengembangan Biologi dan Bioteknologi.

No. Indikator kegiatan Target Capaian %

Capaian

1 Kebijakan Pengembangan Biologi dan

Bioteknologi 1 2 200

a. Draft Peraturan Menteri Pertanian Tentang

Pengawasan Dan Pengendalian Tanaman PRG Pertanian Yang Beredar Dan Dimanfaatkan Di Wilayah Republik Indonesia

1

b. Draft Peraturan Menteri Pertanian Tentang

Penelitian Tanaman Produk Rekayasa Genetik Pertanian Di Laboratorium, Fasilitas Uji Terbatas Dan Lapang Uji Terbatas

(47)

Sasaran 4b : Kebijakan Pengembangan Teknologi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati.

Kegiatan analisis kebijakan pengembangan teknologi lingkungan dan keanekaragaman hayati membahas surat Menteri Pertanian tertanggal 15 September 2016 tentang pendaftaran varietas local/hasil pemuliaan. Surat tersebut ditujukan kepada seluruh Gubernur/Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk segera mendaftarkan varietas-varietas lokalnya yang berpotensi memiliki nilai ekonomi tinggi untuk kesejahteraan daerah. Keprihatinan yang tinggi terhadap kondisi pengelolaan SDG local di daerah adalah karena tidak adanya paying hukum yang jelas sehingga SDG lokal sebagai aseti tidak dapat dikelola dengan baik. OLeh karena itu, tim analisis kebijakan pengembangan teknologi lingkungan dan keanekaragaman hayati memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk penerbitan Perda tentang pengelolaan dan pemanfaatan SDG lokal. Dengan rekomendasi ini, kegiatan Kebijakan pengembangan teknologi lingkungan dan kenaekaragaman hayati berhasil merealisasikan sasarannya.

Tabel III.8. Capaian kegiatan kebijakan Pengembangan Teknologi Lingkungan dan keanekaragaman hayati

No. Indikator kegiatan Target Capaian %

Capaian

1 Rekomendasi kebijakan pengelolaan SDG lokal di

daerah melalui penerbitan Perda tentang pengelolaan

(48)

Tabel III.9. Perbandingan Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran BB Biogen Tahun 2015 dan 2016.

Sasaran Indikator Kinerja T.A. 2015 T.A. 2016

Target Realisasi % Target Realisasi %

Peningkatan inovasi dan adopsi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumberdaya genetik pertanian (SDGP) untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing produk pertanian 1. SDG yang terkarakterisasi

dan terdokumentasi aksesi 1.340 aksesi 1.659 120,8 aksesi 1.340 aksesi 1.502 112,1 2. Galur Harapan unggul

tanaman 18 galur 28 galur 155,6 19 galur 58 galur 305,3 3. Teknologi berbasis

bioteknologi, bioprospeksi

dan kutur in vitro 5 tek 5 tek 100 5 tek 7 tek 140

a. Jumlah peta keterpautan fenotipe-genotipe karakter toleran Al dan komponen hasil kedelai

1 tek 1 tek 100

b. Jumlah peta keterpautan fenotipe-genotipe pertumbuhan sapi menggunakan marka terverifikasi

1 tek 1 tek 100

c. Jumlah konstruk vektor ekspresi yang mengandung kandidat gen alanin aminotransferase (AlaAT) untuk efisiensi penggunaan N yang berasal dari 2 species tanaman berbeda yang tervalidasi sekuennya

1 tek 2 tek 200

d. Jumlah formulasi dan teknologi pemanfaatan senyawa feromon seks untuk pengendalian hama

Scirphopaga excerptalis

dan Chillo sacchariphagus

1 tek 2 tek 200

e. Jumlah teknik sambung

shoot-tip grafting - STG

yang dapat mempercepat pertumbuhan tunas jeruk keprok yang

diregenerasikan dari sel-sel endosperma

1 tek 1 tek 100

4. Kebijakan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik

Pertanian 2 rek 2 rek 100 2 rek 3 rek 150

Rata-rata 119,1 176,8

Pagu anggaran 2015 39,291,930,000

Realisasi anggaran 2015 38,793,162,165

Pagu anggaran 2016 63,310,653,000

(49)

III.3. Analisis Akuntabilitas Keuangan BB Biogen Tahun 2016

Pagu DIPA BB Biogen Tahun anggaran 2016 Nomor DIPA-018.09.2.237221/2016, revisi ke-6 (tanggal 29 November 2016) sebesar Rp 63.310.653.000,00 yang berasal dari dana APBN murni dan Hibah. Keseluruhan dana tersebut dipergunakan untuk membiayai kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian dengan komposisi pembiayaan sebagaimana disajikan pada Gambar III.3. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2016 se-besar Rp. 61,612,915.097,00 (97,33%) atau sisa Rp. 1,689,703.402,00, Dana sisa tersebut sudah termasuk yang di Bintang (*) (Tabel III.4).

(50)

Tabel III.10. Realisasi anggaran DIPA Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian sampai dengan 31 Desember 2016 berdasarkan DIPA Revisi ke-6. Kode

DIPA Program/Kegiatan Pagu

Realisasi Sisa Anggaran (Rp. X 1000)

(Rp.) (%)

'018.09.12 Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing 1798 Penelitan dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya

Genetik Pertanian. 63,310,653 61,612,915 97,33 1,689,703 TOTAL 63,310,653 61,612,915 97,33 1,689,703

III.3.1. Akuntabilitas Keuangan Pada Pelaksanaan Kegiatan Utama BB Biogen Tahun 2016.

Pada T.A. anggaran 2016, Pagu anggaran untuk pelaksanaan kegiatan utama penelitian sebesar Rp. 7,323,398,000,00 dan Realisasi keuangan sebesar Rp. 6,751,361,000,00 atau sebesar 92,2% (Tabel III.11)

Tabel III.11. Realisasi dan Efisiensi Penggunaan Anggaran untuk Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Guna Mencapai Indikator Kegiatan Utama BB Biogen tahun 2016.

No. Kegiatan utama Penanggung

Jawab Target Realisasi Capaian (%) Sumber dana APBN Murni

1. Konservasi, Rejuvenasi, Karakterisasi, dan Dokumentasi Sumberdaya Genetik Pertanian.

Dra. Minantyorini 598.214.000 517.093.120 86,44 2. Pengkayaan dan Karakterisasi

Fenotipik dan Genotipik Sumberdaya Genetik Pertanian.

Dr. Dodin

Koswanudin 992.825.000 920.688.810 92,73 2. Pembentukan Galur Unggul

Komoditas Pertanian Melalui Mutasi, Variasi Somaklonal, dan Kultur Antera

Dr. Asadi 901.243.000 859.777.901 95,40

4. Pembentukan Galur Unggul Padi

Melalui Aplikasi Marka Molekuler. Dr. Reflinur 1.497.074.000 1.380.631.128 92,22 6. Pembentukan GMO Komoditas

Pertanian Toleran Cekaman Biotik dan Abiotik. Output Teknologi

Dr. Tri Joko Santoso 575.502.000 515.114.600 89,51 7. Analisis Genon dan Pemetaan

Genetis Komoditas Pertanian Strategis

Dr. I Made Tasma 1.399.083.000 1.376.216.393 98,37 8. Aplikasi Teknologi In Vitro untuk

Peningkatan Kualitas dan Perbanyakan Tanaman Komoditas Penting Pertanian.

Dr. Mia Kosmiatin 210.100.000 180.441.360 85,88

9. Bioprospeksi Senyawa Bioaktif untuk Pengendalian OPT : Hama Helicoverpa armigera dan Patogen Tanaman.

Dr. I Made Samudra 499.633.000 446.892.649 89,44

10. Pembentukan GMO Komoditas Pertanian Toleran Cekaman Biotik dan Abiotik. Output Galur

Dr. Tri Joko Santoso 649.724.000 554.505.219 85,34

(51)

III.3.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak di BB Biogen tahun 2016.

Perkiraan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BB Biogen pada Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 122.380.000,00,- dengan penerimaan dan penyetoran sebesar Rp. 321.528.025,00,-, (Tabel III.12)

Tabel III.12. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak di BB Biogen Tahun 2016.

Uraian Perkiraan Target

Penerimaan Penerimaan dan Penyetoran % Sisa Target*) (Rp.) Keterangan

1. Umum 480.000 186.503.583 38.854,91 (186.023.583) Setoran lebih besar dari target 2. Fungsional 121.900.000 157.175.000 128,94 (35.275.000) Setoran lebih besar dari target

Jumlah 122.380.000 321.528.025 280,83 (221.298.583)

Gambar

Tabel II.1. Indikator Kinerja Utama penelitian BB Biogen 2016.
Tabel II.2. Kegiatan Utama BB Biogen Tahun Anggaran 2016
Tabel III.2. Evaluasi  Pengukuran  Pencapaian  Target  Fisik  Kinerja  Indikator  Kegiatan  Utama  BB  Biogen  tahun 2016 sampai  dengan  b ulan Desember 2016
Gambar III.1. Situs web www.monevbiogen.litbang.pertanian.go.id yang menyajikan capaian kinerja  penelitian BB Biogen untuk informasi publik dalam rangka pelaksanaan e-government
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kalus tebu klon PS 862, PS 864, PS 881, dan VMC 86-550 pada media MS+1,5 mg/l 2,4-D dimulai dari perlakuan I (induksi kalus tebu selama 3 minggu); S1 (pemeliharaan kalus

[r]

Kristal gips yang terbentuk selama proses pengerasan yaitu berbentuk sperulitik, kristal ini saling menimpa satu sama lain dan mencoba untuk mendorong kristal yang lain agar

Jenis silase ikan rucah apa yang paling baik digunakan sebagai pakan buatan pada produksi biomassa Artemia franciscana..

Belum maksimalnya hasil belajar siswa khususnya untuk jurusan Akuntansi kemungkinan dikarenakan pengelolaan metodologi pembelajaran yang belum di kelola dengan baik

Cobaan yang ketiga dalam peristiwa Yesus dicobai di Padang Gurun oleh setan yaitu : “ semua9. ini akan kuberikan kepadaMu,

Dalam mengatasi masalah multikolinieritas yang terjadi pada model regresi, langkah umum yang ditempuh adalah dengan membuang salah satu variabel dari pasangan variabel yang

TBBM Boyolali merupakan salah satu dari TBBM di area JBT yang menggunakan sistem kontrol PBTS (Pipe Line Batch Tracking System) sebagai bagian dari TAS yang mengendalikan