• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Jl. JendralSudirman Timur Nomor 64PemalangTelp/ Fax : 0284)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Jl. JendralSudirman Timur Nomor 64PemalangTelp/ Fax : 0284)"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)

Jl. JendralSudirman Timur Nomor 64PemalangTelp/ Fax : 0284) 324585

DOKUMEN RENCANA PENGADAAN TANAH (RPL)

KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

SKALA KAWASAN KOTA PEMALANG SUB KAWASAN GUMELEM MULYOHARJO

(2)

II - 2 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Puji Syukur kami panjatkan Ke-Hadirat Allah SWT atas tersusunnya dokumen RPL Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan di Kawasan Kota Pemalang, dengan lokasi pada sub kawasan Gumelem (Kelurahan Mulyoharjo), sub Kawasan Pagaran (Kelurahan Pelutan) dan Sub Kawasan Kampung KB (Kelurahan Kebondalem).

Dokumen ini memuat hasil survei dan analisanya, mekanisme pelakasanaan kegiatan sampai dengan rencana tindak kegiatan untuk kemudian dijadikan acuan untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Demikian dokumen ini disusun dengan harapan dapat menjadi arahan didalam pelaksanaan Rencana Penyiapan Tanah (RPL) Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Skala Kawasan Kota Pemalang. Masukan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan materi dan kajian dokumen ini.

Pemalang, 2018

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PEMALANG

Ir. SUDARYONO,CES NIP. 196007221990021001

(3)

II - 3 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018 URAIAN HALAMAN KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI Ii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR VI BAB I PENDAHULUAN I – 1 1.1 Latar Belakang I – 1 1.2 Tujuan Kegiatan I – 2 1.3 Lingkup Kegiatan I – 2 1.4 Keluaran I – 3

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH II – 1

2.1 Kawasan Kumuh Kota Pemalang II – 1

2.1.1 Deliniasi Kawasan Kumuh II – 1

2.1.2 Isu Sosial Ekonomi II – 2

2.1.3 Isu Lingkungan II – 2

2.1.4 Isu Legalitas Tanah II – 4

2.1.5 Rencana Penataan Kawasan II – 4

2.2 Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo II – 6

2.2.1 Isu Sisoal Ekonomi II – 7

2.2.2 Isu Lingkungan II – 7

2.2.3 Isu Legalitas Tanah II – 8

2.2.4 Kegiatan Utama Penataan sub Kawasan Mulyoharjo

II – 9

BAB III KONSEP, VISI DAN RENCANA PENATAAN

SUB KAWASAN GUMELEM KELURAHAN MULYOHARJO

III – 1

3.1 Konsep, Visi dan Penataan Kawasan III – 1

3.1.1 Visi III – 1

3.1.3 Konsep Penataan Kawasan III – 1

(4)

II - 4 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

URAIAN HALAMAN

3.3 Rencana Penataan Kawasan III – 3

3.3.1 Sub Kawasan Gumelem III – 3

BAB IV HASIL KAJIAN WARGA TERDAMPAK PROYEK (WTP) IV – 1

4.1 Sensus WTP dan Aset IV – 1

4.2 Inventarisasi Aset Terdampak IV – 5

4.3 Kajian Sosial Ekonomi IV – 7

4.4 Pengelolaan Dampak Lingkungan IV – 7

BAB V HASIL KAJIAN LEGALITAS TANAH DAN HAK ATAS TANAH V – 1

5.1 Ketentuan dalam Proses Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

IV – 1

5.2 Hasil Kajian Status Legalitas Tanah WTP IV – 6

BAB VI KEGIATAN KONSULTASI PUBLIK VI – 1

6.1 Sosialisasi VI – 1

6.2 Konsultasi publik VI – 9

BAB VII PENILAIAN ASET TERDAMPAK DAN KOMPENSASI VII – 1

7.1 Penilaian Aset VII – 1

7.2 Kompensasi VII – 3

BAB VIII RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI VIII – 1

8.1 Pembongkaran Bangunan Lama VIII – 1

8.2 Pembangunan Kembali dan Perapihan VIII – 1

BAB IX PENGADUAN DAN PENGUNGKAPAN KELUHAN IX – 1

9.1.1 Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) - Penanganan Keluhan di lokasi (Sub-proyek

IX – 2

9.1.2 Tingkat Kabupaten IX – 2

9.1.3 Tingkat Provinsi IX – 3

(5)

II - 5 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

BAB X PEMANTAUAN, EVALUASI & PELAPORAN X – 1

10.1 Pemamtauan selama Proses Kegiatan X – 1

10.2 Evaluasi X – 1

10.3 Pelaporan X - 2

BAB XI RENCANA KERJA PENATAAN KAWASAN MULYOHARJO XI – 1

11.1 Rencana kerja Penataan Sub Kawasan XI – 1

11.2 Penataan Sepadan Saluran Irigasi XI – 1

11.3 Pembangunan Jalan Akses Gumelem-Pasar sayur dan Pembangunan Ipal

XI - 3

(6)

II - 6 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

URAIAN HALAMAN

Tabel 2.1 Isu Lingkungan Kawasan Kumuh Kota Pemalang II – 2 Tabel 2.2 Rencana Penataan Kawasan Kumuh Kota Pemalang II – 5 Tabel 2.3 Isu Lingkungan Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo II – 7 Tabel 2.4 Rencana Kegiatan Penataan Sub Kawasan

Gumelem Mulyoharjo

II – 9

Tabel 2.5 Rencana Kegiatan Penataan Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

II – 10

Tabel 4.1 Profil Sosial WTP VI – 1

Tabel 4.2 Profil Warga Terdampak VI – 3

Tabel 4.3 Profil Gender & Kelompok Rentan VI – 3 Tabel 4.4 Profil Ekonomi WTP sub Kawasan Gumelem

Mulyoharjo

VI – 4

Tabel 4.5 Aset terdampak di sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

VI – 6

Tabel 4.6 Kehilangan tempat usaha dan penghasilan VI – 7

Tabel 5.1 Ketentuan dan Hukum terkait dengan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan

V – 1

Tabel 5.2 Rekapitulasi Status Kepemilikan Tanah WTP V – 6

Tabel 6.1 Rekapitulasi Rembug dan Kesepakatan dengan WTP

VI – 1

Tabel 6.2 Rekapitulasi Sosialisasi, Rembug dan Konsultasi VI – 2 Tabel 6.3 Rencana Kerja Sosialisasi , Rembug dan Konsultasi VI – 3

Tabel 7.1 Penilaian Aset Terdampak VII – 1

Tabel 7.2 Kriteria WTP Penerima Hak VII – 2

Tabel 7.3 Keberhakan Warga Terkena Proyek VII – 2

(7)

II - 7 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Tabel 8.1 Rekapitulasi Pembongkaran Bangunan Lama VIII – 1

Tabel 11.1 Keterpaduan Kegiatan XI – 2

Tabel 11.2 Tahapan Kegiatan XI – 3

(8)

II - 8 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

URAIAN HALAMAN

Gambar 2.1 Peta Deliniasi Kawasan Kumuh Kota Pemalang II – 2 Gambar 2.2 Kondisi Existing Kawasan Kumuh Kota Pemalang II – 4 Gambar 2.3 Peta Kegiatan Penataan Kawasan kota Pemalang II – 6 Gambar 2.4 Peta Deliniasi Sub Kawasan Mulyoharjo (Gumelem) II – 7 Gambar 2.5 Kondisi eksisting Infrastruktur Permukiman Sub

Kawasan Gumelem Mulyoharjo

II – 8

Gambar 2.6 Peta lokasi terdampak Penataan Sub Kawasan Gumelem

II – 10

Gambar 2.7 Rencana Penataan Sub Kawasan Gumelem Mulyharjo

II – 13

Gambar 3.1 Peta Siteplan Penataan Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

III – 3

Gambar 3.2 Site Plan rumah terdampak Penataan Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

III – 4

Gambar 3.3 site plan Rencana Pembangunan Akses Jalan Penghubung Sub Kawasan Gumelem

III – 6

Gambar 3.4 Before after penataan jalan akses Gumelem III – 6

Gambar 3.5 Site Plant RTP Gumelem III – 7

Gambar 3.6 Before After Ruang Terbuka Publik III – 7

Gambar 3.7 Site Plan IPAL III – 8

Gambar 3.8 Desain IPAL III – 9

Gambar 4.1 Peta Kondisi Eksisting rumah terdampak kegiatan penataan ketiga sub kawasan kumuh Gumelem Mulyoharjo

IV – 2

Gambar 5.3 Kepemilikan Tanah WTP V – 7

Gambar 8.1 Detail potongan Jalan Akses Gumelem – Pasar Buah

VIII – 3

Gambar 8.2 Detail potongan Melintang Jalan Akses Gumelem – Pasar Buah

(9)

II - 9 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Gambar 8.3 tampak atas VIII – 4

Gambar 8.4 Detail potongan Amphiteatre VIII – 5

Gambar 8.5 Detail potongan Amphiteatre VIII – 6

Gambar 8.6 Detail potongan Ruang Pertemuan VIII – 7

Gambar 8.7 Detail potongan Playground VIII – 8

Gambar 8.8 desain IPAL VIII – 10

Gambar 8.9 Detail potongan IPAL VIII – 11

Gambar 8.10 Detail potongan Drainase VIII – 13

Gambar 8.11 Detail potongan Drainase VIII – 14

Gambar 8.12 Detail potongan Drainase VIII – 15

(10)

II - 10 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

APBD Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah APBN Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPEDA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BBWS Balai Besar Wilayah Sungai

BKM / LKM Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah

BPN Badan Pertanahan National BPS Badan Pusat Statistik

CDD Community-driven development CHS Complaint Handling System CSP Community Settlement Plan DAK Dana Alokasi Khusus) DED Detailed Engineering Design DG Directorate General

DRM Disaster Risk Management EA Environmental Assessment

EMP Environmental Management Plan

ESIA Environmental and Social Impact Assessment ESMF Environment and Social Management Framework ESMP Environment and Social Management Plan

FPIC Konsultasi Keterbukaan Informasi / Free Prior and Informed Consultations (FPIC) GOI Government of Indonesia

GRM Grievance Redress Mechanism HUNTARA Hunian Sementara HUNTAP Hunian Menetap

IBRD International Bank for Reconstruction and Development IDB Islamic Development Bank

IUIDP Integrated Urban Infrastructure Development Program IPs Indigenous Peoples

(11)

II - 11 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

IP3I Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air ISA Indonesian Society of Appraisers KAT Kelompok Adat Terasing

Keppres Keputusan Presiden KJPP Kantor Jasa Penilai Publik

KOPERBAL Koordinator Perwakilan Balai KSM Kelompok Swadaya Masyarakat

RPL Land Acquisition and Resettlement Action Plan

LARPF Land Acquisition and Involuntary Settlement Policy Framework LC Land Consolidation

LCIP Land Consolidation Implementation Plan LG Local Government

LGDP Local Government Development Program M&E Monitoring and Evaluation

MHA Masyarakat Hukum Adat ND Neighborhood Development NMC National Management Consultant NSUP National Urban Slum Upgrading Program

NUWSP National Urban Water and Sanitation Program OP Operational Procedure

OSP Oversight Service Provider PAD Project Appraisal Document

PAMSIMAS Program Air Minum dan Sanitasi berbasis rnasyarakat PCR Physical Cultural Resources

PDO Project Development Objective PIU Project Implementation Unit PMU Project Management Unit

PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masayarakat Mandiri Perkotaan Pokja PKP Pokja Pengembangan Kawasan Permukiman

(12)

II - 12 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

REKOMPAK Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

ESA Environmental and Social Assessment SA Social Assessment/Penilaian Sosial SIAP Slum Improvement Action Plan SMS Short-text Messaging Services SOP Standard Operational Procedure

SPPL Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (Letter of Environmental Management and Monitoring)

TA Technical Assistance

TMC Technical Management Consultant TOR Terms of Reference

UKL/UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan/ Upaya Pemantauan Lingkungan

UUP3H Undang-Undang tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penebangan hutan . WTP Warga Terdampak Proyek

(13)

II - 13 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan permukiman menjadi persoalan yang terus berkembang dari generasi ke generasi. Pertumbuhan penduduk yang semakin tidak terkendali mendorong tumbuhnya permukiman baru dari satu blok ke blok lain, dari satu kawasan ke kawasan lainnya. Permukiman yang tumbuh tentunya membutuhkan ruang dan tanah sebagai lokus akvititas kegiatan pembangunan.

Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019, terdapat sasaran pembangunan kawasan permukiman secara nasional melalui pencapaian target akses universal untuk memenuhi kebutuhan 100% akses sanitasi, 0 (nol) hektar kumuh, dan 100% akses air minum. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan berbagai program untuk mendukung target nasional tersebut

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.2/PRT/M/2016, tentang Peningkatan Kualitas terhadap Permukiman Kumuh dan Perumahan Kumuh, Direktorat Jenderal Cipta Karya menginisiasi kolaborasi berbagai pihak stakeholder antara lain pemerintah daerah, swasta dan masyarakat untuk mewujudkan permukiman layak huni.

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pemalang mencapai 0,58 % per tahun. Meski tidak tergolong memiliki laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, akan tetapi persoalan permukiman sudah menjadi salah satu isu penting terutama terkait dengan banyaknya permukiman kumuh yang tersebar di berbagai kawasan kota.

Pemerintah Kabupaten Pemalang melakukan pembenahan dan penataan lingkungan permukiman kumuh yang ada seiring dengan target pembangunan daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Pemalang Nomor : 188.4 /412/Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di wilayah Kabupaten Pemalang, luasannya mencapai 326,82 Ha. Kawasan kumuh tersebar di 4 (empat) wilayah kecamatan dan 26 (dua puluh enam) desa, yang terbesar ada di Kecamatan Pemalang (144,33 ha). Rencana aksi penanganan permukiman kumuh Kabupaten Pemalang dituangkan dalam memorandum program Rencana Pencegahan dan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), diantaranya adalah Rencana Penataan Kawasan Pusat Kota I yang meliputi Kelurahan Mulyoharjo,

(14)

II - 14 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

sebesar 67,02 ha. Kawasan Pusat Kota I merupakan kawasan prioritas 1 (pertama) untuk dilakukan penanganan.

Permasatanah utama permukiman kumuh Kawasan Kota Pemalang adalah ketidakteraturan bangunan akibat pertumbuhan permukiman illegal di sempadan dan diatas saluran dan konstruksi bangunan yang tidak sesuai persyaratan teknis. Kawasan ini rentan terjadi bencana banjir dan kebakaran yang disebabkan kepadatan permukiman yang tinggi, akses jalan permukiman belum memadai dan tidak sesuai persyaratan teknis, serta jaringan drainase yang belum berfungsi dengan baik.

Penataan kawasan kumuh Kota Pemalang yakni Kelurahan Kebondalem, kampung Gumelem Kelurahan Muyoharjo. Pendekatan kajian yang dilakukan merujuk pada bagaimana peningkatan dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan dilakukan dengan mengoptimalkan potensi dan daya dukung wilayah yang ada. RPL akan disiapkan untuk mengelola dampak sosial yang terjadi akibat proses pengadaan tanah yang dilakukan, penyusunan RPL disesuaikan dengan persyaratan yang tertuang dalam Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMF). Pengadaan tanah dilakukan di wilayah Kelurahan Mulyoharjo yakni di RW 01 (Kampung Gumelem), hanya penertiban garis sempadan saluran irigasi/ drainase dan penataan hunian.

Melalui kajian RPL Kawasan Kumuh Kota Pemalang akan memberikan nilai tambah terhadap pemulihan dan perbaikan kualitas permukiman dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berjati diri di wilayah Kota Pemalang

1.2. Tujuan Kegiatan Tujuan Kegiatan

Tujuan disusunnya rencana pengadaan tanah dan penataan pemukiman adalah memberikan acuan kepada pemerintah daerah dalam mengelola dampak sosial dari pelaksanaan Penataan Kawasan Kumuh kampung Gumelem sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kebijakan dan Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMF) program NSUP KOTAKU.

1.3. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan, adalah sebagai berikut: (1) Survey sosial ekonomi;(2) Kajian sosial, ekonomi, dan legalitas tanah; (3) Rencana kegiatan konsultasi dan dokumentasi hasil-hasil kesepakatan WTP dengan Pemerintah Kab. Pemalang, dan dokumentasi kegiatan konsultasi, termasuk kesepakatan dan ketidaksepakatan, dan masukan/koreksi dari pihak-pihak terkait termasuk WTP; (4) Rencana konstruksi/pelaksanaan pembangunan; (7) Perkiraan anggaran dan biaya, serta instansi yang terlibat; dan (8) Monitoring dan pengendalian

(15)

II - 15 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

(3)Hasil kajian sosial, ekonomi, dan legalitas tanah; (5) Hasil kegiatan konsultasi publik dan rembug masyarakat;(6) Surat kesepakatan dengan WTP, notulensi pertemuan, topik yang dibahas, poin kesepakatan dan ketidaksepakatan, rencana tindak lanjut dan daftar hadir; dan (7) Dokumentasi kegiatan berupa foto, gambar, dan lain-lain.

(16)

II - 16 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Kawasan Kumuh Kota Pemalang

2.1.1. Deliniasi Kawasan Kumuh

Kawasan kota Pemalang merupakan kawasan strategis yang menjadi pusat aktivitas kegiatan kota di wilayah Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Pusat aktivitas Kawasan Kota Pemalang meliputi 3 (tiga) wilayah administratif kelurahan yakni Kelurahan Kebondalem, Kelurahan Mulyoharjo, dan Kelurahan Pelutan. Ketiga wilayah kelurahan tersebut memiliki karakteristik aktivitas utama yang bervariasi terutama dicirikan oleh aktivitas ekonomi masyarakatnya seperti perdagangan dan jasa, pusat perkantoran, pusat pendidikan dan aktivitas kegiatan lain.

Dari aspek penataan perumahan dan permukiman, di ketiga wilayah ini memiliki tipologi yang sama yakni terdapat kawasan kumuh seperti ketidakteraturan bangunan, kepadatan bangunan, jaringan jalan lingkungan yang buruk tidak memenuhi kualitas pelayanan, kualitas sanitasi lingkungan yang buruk, jaringan drainase yang tidak terkelola dengan baik, potensi proteksi kebakaran yang relatif tidak memadai atau bahkan tidak tersedia sama sekali.

Luas kawasan kumuh kawasan kota Pemalang sebesar 67,02 Ha dengan rincian masing – masing wilayah sebagai berikut (1) Kelurahan Mulyoharjo 39,67 Ha, (2) Kelurahan Pelutan 22,03 Ha, (3) Kelurahan Kebondalem 5,32 Ha.

(17)

II - 17 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Kawasan kumuh Kota Pemalang dihuni oleh 3.651 KK atau 13.026 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut terdapat 48,18 % atau 1759 KK yang tergolong sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kawasan kumuh kota Pemalang tergolong padat penduduk dengan kepadatan rata – rata 194 jiwa/Ha. Jumlah bangunan hunian 2.760 unit diantaranya 699 unit (25,33%) berdiri dengan letak tidak teratur dan 966 unit (35%) tidak sesuai persyaratan teknis dan tidak layak huni.

2.1.3. Isu Lingkungan

Kawasan kumuh Kota Pemalang sering mengalami banjir yang disebabkan drainase permukiman tidak dapat mengalirkan air ke saluran karena elevasi muka air Sungai sudah tidak memadai akibat tersumbat sampah dan sedimentasi disebabkan banyak bangunan yang berdiri diatas saluran. Saat musim penghujan, air dari saluran meluap sampai ke permukiman menyebabkan genangan dalam waktu yang cukup lama lebih dari 2 jam. Kondisi ini menyebabkan kerusakan sarana prasarana dan menimbulkan lingkungan yang kumuh. Kondisi sarana dan prasarana persampahan yang tidak memenuhi standar teknis dan pemeliharaan yang buruk menimbulkan penumpukan sampah di 3.651 rumah tangga. Kondisi kekumuhan Kawasan Kota Pemalang sesuai dengan 7 (tujuh) aspek kumuh dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 2.1. Isu Lingkungan Kawasan Kumuh Kota Pemalang

Volume Satuan Prosen (%)

a. Ketidakteraturan Bangunan 699 Unit 25.33%

b. Kepadatan Bangunan 58 Ha 2.10%

c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 966 Unit 35.00% a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 1,971.00 Meter 6.26% b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 18,119.64 Meter 57.55% Rata-rata Kondisi Jalan

Lingkungan 28.77%

a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 873 KK 23.91%

b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 62 KK 1.70%

a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 06.46 Ha 9.64%

b. Ketidaktersediaan Drainase 15,352.20 Meter 47.93%

c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota 4,086.00 Meter 12.76% d. Tidak terpeliharanya Drainase 15,380.30 Meter 48.02% e. Kualitas Konstruksi Drainase 13,350.50 Meter 41.68% 4. Kondisi Drainase Lingkungan

Aspek Kriteria Kondisi Awal (Baseline)

1. KONDISI BANGUNAN GEDUNG

2. Kondisi Jalan Lingkungan

(18)

II - 18 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Sumber : Data Baseline 2018

Gambar2.2. Kondisi Existing Kawasan Kumuh Kota Pemalang

2.1.4. Isu legalitas tanah.

Pada Kawasan Kumuh Kota Pemalang, terdapat total 3015 unit bangunan diantaranya 728 unit memiliki IMB, 2280 unit tidak memiliki IMB /SHM/Surat yg diakui pemerintah. Pada kawasan kumuh kota Pemalang terdapat 100 unit bangunan yang berdiri diatas tanah sempadan saluran irigasi yang tersebar di Gumelem (30 unit), Pelutan (35 unit) dan Kebondalem (35 unit), Kondisi permukiman illegal ini memberikan dampak negatif terhadap citra Kawasan Kota Pemalang sehingga dibutuhkan penataan permukiman.

Volume Satuan Prosen (%)

a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai

Standar Teknis 1,314.00 KK 35.99%

b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis 1,358.00 KK 37.20% a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai

dengan persyaratan Teknis 2,590.00 KK 70.94%

b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak

sesuai Standar Teknis 2,145.00 KK 58.75%

c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana

Pengelolaan Persampahan 2,802.00 KK 76.75%

a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 816 Unit 29.57% b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 1,272.00 Unit 46.09% 5. Kondisi Pengelolaan Air

Limbah

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan

7. Kondisi Proteksi Kebakaran

(19)

II - 19 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

rencana aksi penanganan kumuh yang dituangkan dalam Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kab. Pemalang. Penanganan kumuh Kota Pemalang melibatkan berbagai instansi pemerintah Kab. Pemalang dan berkolaborasi dengan Pemerintah pusat melalui Program KOTAKU. Rencana penataan Kawasan Kota Pemalang meliputi kegiatan utama, sebagai berikut: (1) pembangunan saluran drainase; (2) Peningkatan akses jalan; dan (3) Pembangunan infrastruktur untuk penanganan banjir di permukiman kumuh; dan (4) Peningkatan kualitas infrastruktur yang tersebar di permukiman kumuh Kawasan Kota Pemalang.

Tabel 2.2.Rencana Penataan Kawasan Kumuh Kota Pemalang

Aspek Kebutuhan Penanggung jawab

Keteraturan Bangunan

Penataan Bangunan (bangunan di atas saluran Gumelem)

KAMPUNG WARNA DINAS PU/PERKIM

RTP Barat/ Belakang Pasar LH

Penataan Bangunan TEPI SAL DRAINASE ( Kampung Warna ) DINAS PU/PERKIM

RTP ( area mck/ipal ) DINAS PU/PERKIM/LH

penataan bangunan ( bangunan diatas saluran RW 2

Kampung KB ) KAMPUNG WARNA DINAS PU/PERKIM

Rehab/perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Aladin) DINAS PU/PERKIM

Peningkatan Kwalitas Jalan Skala

Kawasan

Penataan Jalan Lingkungan Rabat Beton /Paving Gumelem ( RW 1 Mulyoharjo dan sebagian RW 12 Pelutan ) + saluran tepi jalan

Dinas PU/PERKIM

Street Furniture Dinas PU/PERKIM/LH

Peningkatan jalan beton Lingkungan dan saluran tepi (RW 6) Dinas PU/PERKIM Rehabilitasi Peningkatan Jalan Beton+Saluran Tepi ( Kampung

KB ) Dinas PU/PERKIM

Jalan Aspal Hotmix PERKIM

Jalan Paving Block Inspeksi Wirasa Kampung KB PERKIM

Peningkatan Jaringan Drainase

Skala Kota/Kawasan

Rehabilitasi saluran Tersier/Sekunder Pemalang PSDA Drain sisi saluran tersier utara RW 1 Gumelem ke arah

pantura DINAS PU/PERKIM/LH

Pembuatan drainase baru rw 3 ( selatan rel /perhutani/timur

pasar ) ke timur arah kali baros uditch 60x60x120 PU/PERKIM

SUMUR RESAPAN PU/PERKIM

Pengerukan Sedimen Sekunder Pemalang ( Gempol

JENDSUD-STASIUN) PSDA

Reehabilitasi Normalisasi BANGER DAN SRENGSENG PSDA Penutupan Plat Saluran Lintas RW PU/PERKIM

(20)

II - 20 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Rehabilitasi Drainase RW 6_9 PU/PERKIM

Rehabilitasi Normalisasi BANGER DAN MALANG PSDA Pembangunan drain Uditch sisi selatan pantura dari

Perempatan Bangjo ke timur menuju kali Banger 60x80x120 PU/PERKIM Rehabilitasi Drainase Jl. Cisadane sampai dengan sungai

Krasak PU/PERKIM

Pengelolaan Air Limbah IPAL Komunal Skala

Kawasan

IPAL MULYOHARJO dan PERPIPAAN ( rw 3,9,8,..) DINAS PU/PERKIM IPAL KOMUNAL DAN pERPIPAAN ( Kampung KB ) DINAS PU/PERKIM

IPAL KOMUNAL dan PERPIPAAN DINAS PU/PERKIM

Pengelolaan Sampah Skala

Kawasan

Bak sampah 3R LH

Gerobak/Motor Sampah LH

Komposter Sampah/TPS 3R (Peralatan Pengotanah) LH Mitigasi Kebakaran Alat Pemadam Api Ringan (APAR) POL PP

(21)

II - 21 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

sebesar 39,67 Ha. Rencana penataan sub Kawasan Mulyoharjo diprioritaskan di Kampung Gumelem.

Gambar 2.4. Peta Deliniasi Sub Kawasan Mulyoharjo (Gumelem)

2.2.1.Isu sosial ekonomi.

Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo Kampung Gumelem dihuni oleh 255 KK dengan jumlah 874 jiwa yang menempati 197 unit bangunan hunian. Terdapat beberapa unit bangunan yang dihuni lebih dari 1 KK. Mata pencaharian warga kampung Gumelem pada umumnya adalah sebagai buruh pekerja harian lepas, Pedagang, PNS, dan Wiraswasta. Terdapat 42 KK yang menempati 30 unit bangunan hunian dengan bangunan tambahan berada diatas tanah milik negara atau saluran irigasi dan ada yang tergolong MBR. 42 Warga yang bermukim di tanah sempadan irigasi adalah penduduk asli kampung Gumelemyang sudah turun temurun.

(22)

II - 22 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Sub Kawasan Gumelem kelurahan Mulyoharjo sering mengalami banjir, drainase permukiman tidak dapat mengalirkan air ke Sungai Srengseng karena saluran irigasi yang berfungsi sebagai saluran drainase mengalami pendangkalan. Pada musim penghujan, air dari saluran meluap sampai ke permukiman menyebabkan genangan dalam waktu yang cukup lama lebih dari 2 jam. Kondisi ini menyebabkan kerusakan sarana, prasarana dan menimbulkan lingkungan yang kumuh. Demikian juga dengan pengelolaan persampahan yang menumpuk disaluran drainase turut memperparah genangan yang terjadi. Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo dinilai dari tujuh aspek kumuh dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 2.3. Isu Lingkungan Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

Aspek Kriteria

Kondisi Awal (Baseline) Numerik Satuan Prosen

(%) Nilai Kondisi

Bangunan Gedung

a.Ketidakteraturan bangunan 258.00 Unit 21.59% 0 b.Kepadatan bangunan 55 Ha 27,97% 0 c. Ketidaksesuaian dengan

persyaratan teknis bangunan 251.00 Unit 21.00% 0

Kondisi Jalan Lingkungan

a.Cakupan pelayanan jalan

lingkungan 1,565.00 Meter 9.34% 0

b.Kualitas permukaan jalan

lingkungan 9,635.14 Meter 57.48% 3

Kondisi Penyediaan Air Minum

a.Ketersediaan akses aman air

minum 346.00 KK 21.88% 0

b.Tidak terpenuhinya kebutuhan

air minum 2.00 KK 0.13% 0 Kondisi Drainase Lingkungan a.Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air 1.52 Ha 3.96% 0

b.Ketidaktersediaan drainase 8,412.00 Meter 51.24% 3 c. Ketidakterhubungan dengan

sistem drainase kota 2,845.00 Meter 17.33% 0 d.Tidak terpeliharanya drainase 6,978.20 Meter 42.51% 1 e.Kualitas konstruksi drainase 6,428.00 Meter 39.16% 1

Kondisi Pengelolaan Air Limbah

a.Sistem pengelolaan air limbah

tidak sesuai standar teknis 600.00 KK 37.95% 1 b.Sarpras pengelolaan air limbah

tidak sesuai standar teknis 623.00 KK 39.41% 1

Kondisi Pengelolaan Persampahan

a.Sarpras persampahan tidak

sesuai standar teknis 622.00 KK 39.34% 1 b.Sistem pengelolaan

persampahan tidak sesuai standar teknis

969.00 KK 61.29% 3 c. Tidak terpeliharanya sarpras

(23)

II - 23 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Aspek Kriteria

Numerik Satuan Prosen

(%) Nilai Kondisi

Proteksi Kebakaran

a.Ketidaktersediaan prasarana

proteksi kebakaran 228.00 Unit 19.08% 0 b.Ketidaktersediaan sarana

proteksi kebakaran 1195.00 Unit

100.00

% 5

2.2.3.Isu legalitas tanah.

Lokasi permukiman sub Kawasan kampung Gumelem kelurahan Mulyoharjo, terdapat 197 unit bangunan, sebagai berikut:

- 167 unit (85%) bangunan berdiri diatas tanah legal dengan status tanah hak milik

- 30 Unit ( 15%) bangunan berdiri di atas tanah legal dengan status tanah hak milik dan ( memiliki )bangunan tambahan yang berada diatas sempadan saluran.

Kondisi permukiman illegal memberikan dampak negatif terhadap citra Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo sehingga dibutuhkan penataan permukiman. Pemerintah Kab. Pemalang berupaya untuk menata pemukiman illegal dan memberikan kenyamanan bermukim bagi masyarakatnya.

Gambar 2.5. Kondisi eksisting Infrastruktur Permukiman Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

(24)

II - 24 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Penataan bangunan di atas saluran drainase, 2) Pembangunan jalan pedestrian kearah barat yang menghubungkan kampung Gumelem dengan kelurahan Pelutan, 3) Normalisasi saluran drainase, 4) Pembangunan RTP, 5) Pembangunan IPAL komunal. Kegiatan pembangunan berpotensi menimbulkan dampak sosial dan lingkungan pada bangunan hunian dan penghidupan warga disekitarnya. Dari rencana kegiatan tersebut menimbulkan potensi dampak terhadap 30 unit bangunan rumah dan 1 petak tanah pertanian dengan jumlah WTP 42 KK. Identifikasi potensi dampak yang terjadi adalah seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.4. Rencana Kegiatan Penataan Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

Uraian Satuan Kegiatan Jumlah Total Penataan Bangunan di sempadan saluran irigasi Pembangunan Jalan Akses ke arah Barat Pembangunan

RTP SaluranDrainase Pembangunan Pembangunan IPAL

Bangunan hunian Unit 29 - - - - 29

Bangunan hunian sebagai tempat usaha unit 1 - - - - 1 Kavling tanah terdampak unit - 1 - - - 1 Jumlah Kepala Keluarga KK 41 1 - - - 42 Jumlah Anggota

(25)

II - 25 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Gambar 2.6. Peta lokasi Warga Terdampak Penataan Sub Kawasan Gumelem 31

3 1

Pengadaan Lahan an. Pak Gesang

(26)

IV - 26 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Rencana Penataan sub Kawasan Gumelem, diarahkan untuk penataan saluran untu mencegah banjir atau genangan dipermukiman. Penataan bangunan di atas saluran drainase dan penanganan sampah dengan tidak membuang sampah ke saluran diharapkan dapat memperlancar aliran pada saluran drainase. Penanganan limpasan/genangan air di kampung Gumelem menjadi prioritas utama dan percontohan penanganan kumuh Kab. Pemalang. Rencana kegiatan penataan permukiman di sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo, dituangkan dalam memorandum program yang telah disepakati oleh Pemerintah Kab. Pemalang dengan berbagai pihak terkait dengan rincian kegiatan, sebagai berikut:

Tabel 2.5. Rencana Keterpaduan Kegiatan Penataan Sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

No Item Kegiatan Volume Perkiraan biaya Penanggung jawab Sumber Dana A Pendanaan Skala Kawasan

1 RTP 120 m x 75 m 3.046.734.000 Satker PKPJateng (KOTAKU) APBN Loan WB 2 IPAL 5 Unit 616.481.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 3 Jalan Lingkungan 669 m’ 203.920.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 4 Jalan Baru ke Pelutan 434 m’ 4.485.203.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 5 Peningkatan Jalan 1 326,5 m’ 845.007.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 6 Peningkatan Jalan 2 175 m’ 265.456.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 7 Peningkatan Jalan 3 130 m’ 74.667.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 8 Pedestrian 3 434 m’ 1.293.118.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 9 Pedestrian 2 125 m’ 83.281.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB

(27)

IV - 27 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

10 Pedestrian 1 310 m’ 933.927.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 11 Saluran Box Culvert 8 m’ 35.006.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB 12 Saluran U-ditch 450 m’ 2.169.643.000 Satker PKP Jateng (KOTAKU) APBN Loan WB

JUMLAH A : 14.052.443.000 B Pendanaan Kolaborasi

1 Penataan Bangunan Diatas Saluran Gumelem

30 unit 166.217.000 PERKIM APBD

2018 2 Rehabilitasi Saluran Tersier / Sekunder pemalang P = 475 L = 0,8 1.362.135.000 DPUPR APBD

3 Drainase RT 01, 02, 03 230.020.000 PUPERKIM APBD

Drainase 133,5 x 0,4 m (kanan – kiri) Tutup saluran 267 x 0,6 m 4 Normalisasi Saluran

Sekunder Pemalang (Kali Gempol, Kali Banger dan Kali Srengseng) Lebar sungai = 4,2 m Endapan = 0,5 Panjang sungai = 335,83 m 4.500.000.000 PSDA BBWS APBD 2018 JUMLAH B : 6.258.372.000 TOTAL JUMLAH : 20.310.815.000

(28)

IV - 28 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

BAB III

KONSEP, VISI DAN RENCANA PENATAAN

SUB KAWASAN GUMELEM KELURAHAN MULYOHARJO

3.1. Konsep, Visi dan Penataan Kawasan 3.1.1. Visi

Visi penataan kawasan dalam Kegiatan Peningkatan dan Pencegahan Kualitas

Permukiman Kumuh Perkotaan Kawasan Kota Pemalang adalah “Terwujudnya

kawasan permukiman yang Nyaman, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan”.

Hal ini sejalan dengan visi Kabupaten Pemalang yang tercantum dalam RPJMD

Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021 yaitu “Terwujudnya Pemalang Hebat Yang

Berdaulat, Berjatidiri, Mandiri Dan Sejahtera”.

Visi penataan kawasan tersebut diatas diwujudkan melalui beberapa misi antara lain:

1. Meningkatkan kualitas akses pelayanan dasar yang berbasis potensi dan kawasan

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas permukiman

dan perilaku hidup bersih sehat indah

3. Mewujudkan tata kelola lingkungan berbasis kearifan lokal

3.1.2. Konsep Penataan Kawasan

Konsep penataan kawasan didasarkan atas konsep penanganan kawasan kumuh

Kabupaten Pemalang yaitu Pengurangan Luasan Kumuh melalui Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Permukiman.

Adapun konsep penataan kawasan pada ketiga lokasi sub kawasan adalah pengembalian fungsi saluran melalui penataan bangunan hunian disepanjang saluran, penyediaan RTP dan penyediaan pelayanan dasar dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh.

3.2.Ketentuan yang melandasi Pelaksanaan Kegiatan

Ketentuan yang melandasi kegiatan penataan di ketiga sub Kawasan kumuh Kota Pemalang adalah Kebijakan dan Ketentuan Perundang - Undangan yang berlaku terkait dengan penataan ruang/Kawasan :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor1Tahun 2011 tentang Perumahan dan

(29)

IV - 29 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

4. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang RTRW Nasional

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

Nomor 28/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau;

6. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2016 Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

permukiman

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Nomor 2 Tahun 2016

Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;

8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Jateng;

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Garis

Sempadan Sungai;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kebersihan,

Keamanan dan Ketertiban;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 23 Tahun 2016 tentang Bangunan

Gedung;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 16 Tahun 2017 tentang Saluran

Irigasi;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2018 tentang RTRW

Kabupaten Pemalang Tahun 2018-2038;

3.3. Rencana Penataan Kawasan 3.3.1. Sub Kawasan Gumelem

Penataan Sub Kawasan Gumelam: 1) Penataan bangunan di atas saluran drainase, 2) Pembangunan jalan pedestrian kearah barat yang menghubungkan kampung Gumelem dengan kelurahan Pelutan, 3) Normalisasi saluran drainase, 4) Pembangunan RTP, 5) Pembangunan IPAL komunal.

(30)

IV - 30 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

(31)

IV - 31 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Gumelem menjadi permukiman yang layak huni dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan warganya. Warga terdampak kegiatan adalah penataan komponen bangunan hunian yang berada diatas saluran irigasi tersier sebanyak 30 unit. Bangunan adalah merupakan bangunan tambahan melengkapi bangunan utama. Bangunan utama berdiri diatas tanah milik warga sedangkan bangunan tambahan diatas saluran menyalahi peruntukan tanah dan merupakan tanah milik irigasi tersier atau pemerintah.

Untuk mewujudkan rencana ini maka Pemerintah Kabupaten Pemalang akan melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :

1) Sosialisasi rencana skala kawasan untuk mengentaskan kumuh di gumelem dengan

Pengembalian fungsi saluran irigasi dengan melakukan penataan bangunan yang berada di sepanjang/diatas saluran;

2) Rembug WTP penyepakatan tidak ada ganti rugi;

3) Rembug WTP penyepakatan siap untuk dibongkar bangunan tambahannya;

4) Menyiapkan kompensasi atas dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penataan

bangunan melalui kesepakatan dengan WTP untuk menentukan bentuk dan jenis kompensasinya.

Dampak pembangunan terhadapa bangunan adalah pemotongan bangunan tambahan yang berada do atas saluran drainase. Bangunan utama yang berdiri diatas tanah hak milik tidak mengalami dampak penataan. Bangunan tambahan yang terdampak terbuat dari bahan kayu, bilik bambu yang difungsikan untuk gudang, dapur, kandang ayam, dll. Pembangunan bangunan tambahan oleh WTP merupakan penanmbahan fungsi ruangan yang ada dalam rumah utama, sehingga setelah pembongkaran fungsi bangunan kembali seperti bangunan fungsi awal bangunan utama. Misalnya dapur yang berada di atas saluran dipindahkan ke ruang dapur bangunan awal.

Pemerintah kabupaten Pemalang memberikan bantuan dana untuk pemotongan bagian bangunan yang berada diatas saluran irigasi dan perbaikan kembali bekas pemotongan. Pembongkaran atau pemotongan dan perapihan akan dilakukan sendiri oleh warga dengan dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang dan menyediakan peralatan angkutan untuk dimanfaatkan untuk membersihkan puing-puing.

(32)

IV - 32 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

2. Pembangunan Jalan Akses Penghubung dari sub Kawasan Kampung Gumelem:

Merujuk pada ESMF dan juklak KOTAKU tentang Pengadaan Tanah, maka pengadaan tanah harus mempertimbangkan prinsip pengadaan tanah, sebagai berikut :

Dengan pertimbangan tersebut pengadaan tanah untuk sub kawasan kampung Gumelem sudah mempertimbangkan seperti di atas.

(1) Akses ke arah Timur (berada di sisi utara permukiman warga). Panjang jalan akses Gumelem - pasar sayur dan buah sepanjang kurang lebih 450 m. Kondisi eksisting status tanah adalah milik Pemda sehingga tidak berpotensi menimbulkan dampak sosial;

(2) Akses ke arah barat (melalui Jalan Angkatan 45 menuju Jl. Nusa Indah Pelutan). Panjang

43 m.

Akses rintisan berupa jalan lingkungan dari RW I (kampung Gumelem) Kelurahan Mulyoharjo menuju RW XII Kelurahan Pelutan sampai dengan Jl Angkatan 45 dan Jalan Nusa Indah Kelurahan Pelutan. Akses jalan baru direncanakan menghubungkan antara kegiatan permukiman di wilayah Kelurahan Pelutan menuju Pasar Kota melewati Kampung Gumelem Kelurahan Muyoharjo dan sebaliknya.

• Proyek sedapat mungkin menghindarkan pengadaan tanah dan relokasi;

• Jika pengadaan tanah tidak dapat dihindarkan, maka proyek akan meminimalkan

kebutuhan pengadaan tanah dan relokasi;

• Pengadaan tanah akan dilakukan melalui proses konsultasi/rembug yang bermakna

dengan WTP

• Proses pengadaan tanah akan dilakukan secara partisipatif, transparan dan adil

• Pengadaan tanah diarahkan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupan serta

kondisi lingkungan yang lebih baik bagi WTP

• WTP yang terkena pengadaan tanah akan diberikan kompensasi dengan berbagai opsi

untuk kehidupan, penghidupan dan kondisi lingkungan yang lebih baik

(33)

IV - 33 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

perkembangannya akses jalan lingkungan ini ditingkatkan menjadi jalan penghubung anatar kelurahan yang memenuhi standar bagi moda transportasi umum terutama kendaraan roda 4 dan roda 2 sehingga dapat memudahkan sirkulasi dan distribusi barang / jasa kegiatan publik serta akses ekonomi dari dan menuju Pasar Sayur dan buah melalui RW 12 Kelurahan Pelutan dan RW I (Kampung Gumelem) Kelurahan Mulyoharjo.

Berdasarkan kondisi tersebut maka Pemerintah Kabupaten Pemalang akan melakukan:

1) Sosialisasi terkait rencana skala kawasan sub Gumelem penghubung Gumelem dan

pelutan;

2) Menyepakati dengan WTP tanah yang akan dijual;

3) Menyiapkan tim Apraisal;

4) Menyepakati harga dengan tim Appraisal;

5) Penyiapan anggaran untuk pembelian/pembebasan tanah warga dan pembangunan

konstruksi yang akan digunakan sebagai jalan akses penghubung kearah barat,

Warga pemilik tanah adalah keluarga Gesang yang belum dibagi-bagi kepada ahli warisnya. Ukuran tanah yang akan dibebaskan lebar 10 meter sepanjang 43 m jadi total luas 430 m2.

Sesuai RTRW tanah Kosong tersebut adalah area permukiman dan digunakan untuk area pertanian, sehingga pemanfaatan tanah untuk jalan tidak bertentangan dengan Tata Ruang Kabupaten Pemalang (Perda No.1 Tahun 2018). Untuk memastikan nilai ekonomis dan pendapatan serta besarnya ganti rugi yang layak kepada pemilik tanah tersebut maka Pemda menentukan nilai pembelian tanah sesuai dengan hasil penilaian dari tim penilai independen.

Gambar 3.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang LOKASI

(34)

IV - 34 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Gambar 3.3 Site Plan Rencana Pembangunan Akses Jalan Penghubung Sub Kawasan Gumelem

Before

Jalan penghubung Gumelem – Jl Angkatan 45

After

Jalan Penghubung Gumelem –Jl Angkatan 45

Before Jalan Gumelem

After Jalan Gumelem Gambar 3.4. Before after penataan jalan akses Gumelem

Lokasi rencana untuk Akses Jalan

(35)

IV - 35 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Guna memenuhi kebutuhan ruang publik di kawasan perkotaan, pembangunan RTP yang memanfaatkan tanah eks lapangan yang berubah menjadi tempat genangan dengan luas ±

11.000 m2. Status Tanah untuk RTP adalah milik pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang

untuk Ijin pemakaian tanah dengan dikeluarkannya Nota Dinas oleh Aset Daerah untuk RTP. Pemerintah Kab. Pemalang bersama program Kotaku melalui Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Propinsi Jawa Tengah dengan sumber dana APBN (Kotaku).

Gambar 3.5. Site Plant RTP Gumelem

(36)

IV - 36 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

4. Pembangunan IPAL komunal

Dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan permukiman sub kawasan Gumelem Mulyoharjo Pemerintah kab. Pemalang akan membangun IPAL komunal sebanyak 5 unit untuk memenuhi 99 kk, yang selama ini masyarakat membuang limbah ke saluran irigasi yang ada. Penempatan IPAL Pada Tanah Sempadan saluran irigasi untuk 4 unit dan 1 unit Pada Jalan Lingkungan. Dimensi IPAL Panjang; 4 m dan Lebar 2 meter tanah yang dibutuhkan 5 x 3 m sehingga untuk 5 unit IPAL membutuhkan Tanah 75 m2Untuk Sistem Jaringan Perpipaan melalui Akses Jalan Lingkungan Eksisting.

Gambar 3.7. Site Plan IPAL

1

2

3

4

(37)

IV - 37 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Gambar 3.8. DESAIN IPAL

5. Rencana pengelolaan sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo pasca penataan Kawasan

dilaksanakan oleh Dinas Perkimtan, Kelurahan Mulyoharjo dan Masyarakat. Untuk pemeliharaan Infrastruktur Kawasan akan dibentuk kelompok pemanfaat dan pemelihara (KPP) dengan melibatkan warga terdampak. Ada Aturan Bersama yang disepakati kelompok pemukim dan dituangkan dalam rencana kerja KPP.

(38)

IV - 38 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

BAB IV

HASIL KAJIAN WARGA TERDAMPAK PROYEK (WTP)

4.1. Sensus Warga Terdampak Proyek (WTP) dan Aset

Sensus WTP yang akan dilakukan mencakup warga Gumelem yang terdampak kegiatan penataan permukiman, pembangunan jalan dan drainase. Kegiatan penataan permukiman yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Pemalang berupa kegiatan Pembangunan Akses jalan Gumelem – pasar sayur dan Buah, Gumelem – Jl. 45 Pelutan, revitalisasi saluran drainase, penataan sanitasi lingkungan IPAL komunal); Pembangunan Ruang Terbuka Publik. Penataan permukiman yang berdampak pada pembongkaran elemen pelengkap bangunan diatas saluran irigasi sebanyak 30 WTP/KK. Dampak yang terjadi hanya berupa pembongkaran bangunan terdampak tidak mengurangi fungsi bangunan utama dan bangunan yang tersisa masih layak huni. Pembangunan jalan Gumelem – Jl. Angkatan 45 berdampak langsung terhadap sebidang sawah milik 1 KRT. Jenis dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penataan Kawasan Gumelem secara lengkap dirangkum dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Profil Sosial WTP

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Penataan Bangunan disempadan saluran Pembangunan Jalan Akses Gumelem-ke arah Barat Penataan Sanitasi Lingkungan Pembangunan

RTP Pembangunan IPAL Komunal

Jumla bangunan

terdampak unit 30 - - 30

Jumlah KK Terdampak KK 41 1 - - 42

Jumlah anggota Keluarga Jiwa 123 3 - - 126

Jumlah anggota rumah tangga perempuan

Jiwa 59 3 - - 62

Jumlah Rumah tangga

dengan KRT lebih dari 1 KK KRT 11 - - - -

Warga KTP kota Pemalang KK 41 1 - - 42

Jumlah KK terdampak dengan status hunian: - Rumah sendiri - Penyewa

- Penggarap tanpa ijin

KK KK KK 30 - - - - - - - - - - - 30 - - Jumlah KK terdampak

dengan status milik tanah: - Hak milik

- Hak pakai

- penggarap tanpa hak

KK KK KK 30 - - 1 - - - - - - - - 31 - -

(39)

IV - 39 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Gambar; 4.1. Peta Kondisi Eksisting rumah terdampak kegiatan penataan ketiga sub kawasan kumuh Gumelem Mulyoharjo

Berdasarkan sensus WTP sejumlah 31 KK (126 jiwa), jika dilihat dari kelompok usia warga terdampak, terdapat 83,87 % (104 Jiwa) tergolong usia produktif, 5,65% ( 7 jiwa) tergolong usia lanjut, 9,68 % (12 jiwa) tergolong usia anak dan 0,81% (1jiwa) tergolong usia balita. Profil warga terdampak dirangkum dalam tabel dibawah ini.

(40)

IV - 40 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Tabel 4.2. Profil Warga Terdampak

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Penataan Bangunan diatas saluran Pembangunan Jalan Akses Gumelem-Pasar Sayur; Gumelem – Jl. Angkatan 45 Penataan Sanitasi Lingkungan Pembangunan RTP

Jumlah bangunan Unit 30 - - - 30

Jumlah KK KK 41 1 - - 42

Jumlah anggota keluarga Jiwa 123 3 - - 126

Jumlah warga terdampak kelompok usia: - usia < 5 tahun - usia 5 - 15 tahun - usia 16 - 64 tahun - usia >64 tahun Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa 1 16 126 11 - 1 2 - - - - - - - - - 1 17 128 11 Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2018

Berdasarkan sensus WTP sejumlah 31 KK yang terdampak (151 jiwa), terdapat 64 jiwa atau 42% berjenis kelamin perempuan dan terdapat 2 perempuan menjadi kepala rumah tangga. Jika dilihat dari kelompok usia warga perempuan terdampak terdapat 84,77% (128 Jiwa) tergolong usia produktif, 7,28% (11 jiwa) tergolong usia lanjut, 11,92 % (18 jiwa) tergolong usia anak. Profil Gender di sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Profil Gender & Kelompok Rentan

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Penataan Bangunan disempadan saluran Pembangunan Jalan Akses Gumelem-Pasar Sayur; Gumelem – Jl. Angkatan 45 Penataan Sanitasi Lingkungan Pembangunan RTP

Jumlah bangunan hunian unit 30 - - - 30

Jumlah perempuan

kepala keluarga Jiwa 2 - - - 2

Jumlah warga

perempuan Jiwa 59 3 - - 62

Jumlah warga terdampak kelompok usia: - usia < 5 tahun - usia 5 - 15 tahun - usia 16 - 64 tahun - usia >64 tahun Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa 1 16 126 11 - 1 2 - - - - - - - - - 1 17 128 11 -Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2018

(41)

IV - 41 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

besarnya penghasilan kepala rumah tangga setiap bulannya terdapat 6 jiwa. Data mata pencaharian dan pengahsilan kepala rumah tangga terdampak dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Profil Ekonomi WTP sub Kawasan Gumelem Mulyoharjo

Uraian Satuan Proyek Jumlah Penataan Bangunan disempadan saluran Pembangunan Jalan Akses Gumelem-Pasar Sayur; Gumelem – Jl. Angkatan 45 Penataan Sanitasi Lingkungan Pembangunan RTP 1. Jenis Pekerjaan: - Buruh/pekerja harian - Dagang - Guru/pegawai tetap - Wiraswasta - Tidak bekerja - Pensiunan - Pelajar Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa 8 5 2 10 2 - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 5 2 11 2 - - 2. Jumlah penghasilan

rumah tangga per bulan: - < Rp 1 Juta - Rp 1 Juta – Rp 2 juta - Rp 2 juta – Rp 3 juta - diatas Rp 3 juta KRT KRT KRT KRT - 20 7 2 - - 1 - - - - - - - - - - 20 8 2 Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2018

Kajian Sosial warga terdampak, secara umum masyarakat terdampak disekitar lokasi proyak adalah warga asli. Disebabkan terbatasnya tanah dan penghasilan rumah tangga yang rendah, tanah sempadan irigasi menjadi lokasi pilihan untuk mendirikan bangunan tambahan. Hubungan kekeluargaan warga begitu erat karena hubungan kekerabatan. Kesamaaan dalam komunitas suku bangsa, hubungan sosial dan budaya mempererat hubungan kekerabatan warga. Keberadaan LKM di kampung Gumelem dapat membangun kebersamaan warga, hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan masyarakat yang dilakukan secara teratur, seperti arisan kaum bapak, arisan kaum ibu/PKK, pengajian, kerja bakti/gotong royong satu bulan sekali, partisipasi warga yang cukup tinggi dalam penyelenggaraan musyawarah warga.

(42)

IV - 42 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

4.2. Inventarisasi Aset Terdampak

Jenis-jenis aset yang terdampak dalam Rencana kegiatan ini berupa tanah, bangunan, tanaman, utilitas dan obyek lain di atas saluran irigasi. Terdapat 30 hunian terdampak, dan 1 petak sawah. 30 Bangunan induk yang memiliki bangunan tambahan diatas Saluran Irigasi yang dibongkar, 3 unit bangunan berfungsi sebagai dapur, 4 unit berfungsi sebagai Gudang, 1unit sebagai dinding teras, 2 unit sebagai Kamar Mandi/WC, 1 unit sebagai Ruang Tamu, 14 Unit sebagai Teras Rumah, 5 unit bangunan akses jalan masuk rumah. Dari 30 unit bangunan terdampak terdiri 28 unit bangunan permanen dan 2 unit bangunan semi permanen. Bagian rumah yang terdampak dengan luas total

483,2 m2 dan Satu petak sawah sebagai akses Gumelem-jL Angkatan 45 dengan luas

430 m2.

Untuk asset utilitas lain berupa jembatan akses masuk sebanyak 4 unit . Aset warga yang terdampak dari kegiatan penataan sub Kawasan Gumelem dirangkum dalam tabel dibawah ini.

(43)

IV - 43 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018 Uraian Satu an Penataan Bangunan diatas Saluran irigasi Akses Gumelem-Pasar Sayur; Gumelem – Jl. Angkatan 45 Lingkungan Penanganan Terdampak

Total Terdampak Sebagian Terdampak Total Terdampak Sebagian Terdampak Total Terdampak Sebagian Terdampak Total Terdampak Sebagian Pindah Pindah Tidak 1. Jumlahbangunan hunian/rumah terdampak: -Permanen - Semi permanen - Tidak permanen Unit Unit Unit .- - - 27 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 27 2 - 2. Bangunan hunian sebagai

tempat usaha: - Permanen - Semi permanen

- Tidak permanen Unit Unit Unit - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - 3. Sarana Bangunan yang

terdampak: - Pagar - Dinding rumah - Teras rumah - Dapur - Gudang m’ m2 m2 m2 m2 - - - - - - 2,5 147,23 20,7 146,02 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4. Tanah sawah M2 - - - 430 - - - - - -

5. Utilitas jembatan unit 4 - - - -

(44)

IV - 44 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Tabel 4.6. Aset Penataan Bangunan diatas saluran Irigasi

No Nama WTP Jenis Aset

Bangunan Ukuran

Asli Bangunan Ukuran Tambahan Luas Bangunan asli dan tambahan Ukuran Terkena Proyek % Ukuran Sisa Bangunan

Kondisi Fungsi Pindah/Tdk

1 H. Kasio 470 88,2 558,2 88,2 16% 470,0 Permanen Gudang Tdk

2 Bambang Hermanto 123,2 18,9 142,1 18,9 13% 123,2 Permanen Plat Jembatan Tdk

3 Supriyanto 24,44 4,7 29,14 4,7 16% 24,4 Semi

Permanen Teras Rumah Tdk

4 Irwan 18,2 3,5 21,7 3,5 16% 18,2 Semi

Permanen Teras Rumah Tdk

5 Rondiyah 77 25,3 102,3 25,3 25% 77,0 Permanen Plat Jembatan Tdk

6 Solikhin 72 6 78 6 8% 72,0 Permanen Kamar mandi dan

WC

Tdk

7 Muhardi (jembatan) 163,2 8 171,2 8 5% 163,2 Permanen jembatan Tdk

8 Wasroni 38,7 10,32 49,02 10,32 21% 38,7 Permanen Teras Rumah Tdk

9 Waroto 99 24,75 123,75 24,75 20% 99,0 Permanen Teras Rumah Tdk

10 Tanuri 45,5 11,7 57,2 11,7 20% 45,5 Permanen Dapur Tdk

11 Endang Wati 45,5 7 52,5 7 13% 45,5 Permanen Kamar Mandi & WC Tdk

(45)

IV - 45 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Ukuran

Asli Bangunan Ukuran Tambahan Luas Bangunan asli dan tambahan Ukuran Terkena Proyek % Ukuran Sisa Bangunan

Kondisi Fungsi Pindah/Tdk

13 Rasidi 143 22 165 22 13% 143,0 Permanen Teras Rumah Tdk

14 Mahroni 60 6 66 6 9% 60,0 Permanen Teras Rumah Tdk

15 Darkono 89,3 32,5 121,8 32,5 27% 89,3 Permanen Ruang Tamu Tdk

16 Danuri 90 17,5 107,5 17,5 16% 90,0 Permanen Teras Rumah Tdk

17 Rois 72 11,78 83,78 11,78 14% 72,0 Permanen Teras Rumah Tdk

18 Maujen 81 11,78 92,78 11,78 13% 81,0 Permanen Teras Rumah Tdk

19 Rosochi 105 7 112 7 6% 105,0 Permanen Dapur Tdk

20 Ruslani 67,5 15,4 82,9 15,4 19% 67,5 Permanen Teras Rumah Tdk

21 M. Aliudin 182 40,32 222,32 40,32 18% 182,0 Permanen Gudang Tdk

22 Darsono 50 12,5 62,5 12,5 20% 50,0 Permanen Teras Rumah Tdk

23 Sumarto 50 15,2 65,2 15,2 23% 50,0 Permanen Teras Rumah Tdk

(46)

IV - 46 POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

No Nama WTP Jenis Aset

Bangunan Ukuran

Asli Bangunan Ukuran Tambahan Luas Bangunan asli dan tambahan Ukuran Terkena Proyek % Ukuran Sisa Bangunan

Kondisi Fungsi Pindah/Tdk

25 Maryono/Johan 73,5 18,2 91,7 18,2 20% 73,5 Permanen Gudang Tdk

26 Asmuni 55,9 12,15 68,05 12,15 18% 55,9 Permanen Plat jembatan Tdk

27 Roipah 40 9 49 9 18% 40,0 Permanen Dapur Tdk

28 Surip 72,46 14 86,46 14 16% 72,5 Permanen Gudang Tdk

29 Rujito 91 7,2 98,2 7,2 7% 91,0 Permanen Teras rumah Tdk

(47)

VIII - 47

POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

Berdasarkan data asset yang terdampak kegiatan, dilakukan penilaian kehilangan asset kurang dari 10% (8unit), 10%-20% (12 unit) 20%- 30%( 10 unit) dari jenis asset warga terdampak kegiatan.

Sedangkan tanah seluas 430 m2 merupakan tanah milik warga yang dfungsikan untuk pertanian bukan sawah beririgasi teknis atau sawah lestari. Sesuai dengan Perda No. 1 Tahun 2018 tentang Tat Ruang Kabupaten Pemalang, tanah yang akan dibebaskan peruntukannya adalah permukiman. Pemilik tanah menggunakan sebagai lahan pertanian (sawah), untuk menambah penghasilan bagi pemiliknya yang bekerja sebagai pegawai Koperasi Simpan Pinjam Swasta.

Pembebasan lahan dilakukan dengan cara jual beli dari pemilik ke pemerintah kab. Pemalang.Nilai ekonomis tanah dan produktivitas lahan pertanian/sawah dilakukan sesuai dengan hasil penilaian tim penilai independen. Pemerintah Kab. Pemalang berkordinasi dengan BPN untuk merekrut tim Penilai independent sesuai dengan peratutan dan ketentuan yang berlaku. Proses penilaian masih berlangsung sampai saat ini, namun telah ada kesepakatan antara pemilik dengan Pemerintah kab. Pemalang. Anggaran pembelian tanah sudah dianggarkan pada melalui APBD Perubahan TA 2019, untuk pembayaran jual beli dilakukan setelah ada hasil penilaian dari Tim Penilai indenpenden.

Kajian Kehilangan Tempat Usaha. Total terdapat 1unit bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat usaha pembuatan roti. Usaha yang dilaksanakan tetap berjalan baik pada masa pembongkaran dan pada saat perbaikan. Pemilik usaha roti adalah warga kampung Gumelem yang tergolong mampu (bukan MBR) dan memiliki tempat /rumah yang cukup besar. Bangunan yang dibongkar adalah bangunan tambahan diatas saluran yang digunakan untuk Gudang peralatan produksi roti dan kamar mandi/WC. Pembongkaran dilakukan setelah penataan ruang dalam rumah untuk penampungan dan pembuatan Kamar madi/WC pengganti selesai, sehingga produksi roti tetap berjalan tidak berpengaruh besar pada pendapatan pemilik usaha.

Tabel 4.6. Kehilangan tempat usaha dan penghasilan Jenis tempat

usaha Tempat usaha

Nilai penghasilan/

bulan (Rp)

Keterangan

- Usaha Roti Unit 1 3.500.000,- Bangunan Yang dibongkar berfungsi sebagai tempat pemanggangan Roti, sebelum pelaksanaan pembongkaran bangunan oven dipindahkan ke Ruang bagian dalam rumah yang telah ditata sebelumnya, sehingga proses produksi roti masih bisa berjalan seperti biasanya.

(48)

VIII - 48

POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

4.4 Pengelolaan Dampak Lingkungan

Untuk meminimalkan dampak lingkungan yang terjadi oleh penataan dan pembangunan jalan akses dan drainase, pembangunan IPAL akan ditangani selama masa persiapan, pelaksanaan dan pasca konstruksi dengan menyusun UKL-UPL yang telah mendapat rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kab. Pemalang.

Saat pelaksanaan pembangunan jalan akses dan drainase, pembangunan IPAL maka wajib dibuat pagar pembatas/pengaman agar batasan wilayah yang dikerjakan jelas, meminimalkan dampak pada bangunan di sekitarnya, warga juga tidak berlalu lalang di lokasi proyek, dan ketentuan teknis yang tertuang di dalam UKL-UPL dilaksanakan dan dimonitor dalam pelaksanaanya. Kehati-hatian dalam pemilihan dan pengggunaan alat berat akan mampu meminimalkan dampak lingkungan yang terjadi. Perlu disiapkan jalur khusus keluar masuk kendaraan proyek, lokasi pembuangan tanah/sampah konstruksi perlu disiapkan dari sekarang, dan yang utama petugas yang bekerja memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk meminimalkan dampak lingkungan yang terjadi.

(49)

VIII - 49

POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

HASIL KAJIAN LEGALITAS TANAH DAN HAK ATAS TANAH

5.1. Ketentuan dalam Proses Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

Rencana penataan pada ketiga lokasi sub Kawasan Gumelem Kelurahan mulyoharjo, yang memerlukan pengadaan tanah adalah kegiatan penataan bangunan jalan akses Gumelem-Pasar sayur dan Gumelem – jalan angkatan 45 Pelutan. Sedangkan kegiatan penataan permukiman menggunakan tanah saluran irigasi di kembalikan fungsi saluran sebagaimana mestinya.

Tanah yang akan digunakan sebagai jalan akses Gumelem – pasar sayur adalah tanah milik Pemda, sedangkan akses Gumelem – jl. Angkatan 45 milik warga. Hunian dibantaran sungai /saluran irigasi adalah milik DPU TR bidang SDA. Kajian hukum legalitas tanah dan hak atas tanah dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 5.1.

Ketentuan dan Hukum terkait dengan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan

No Ketentuan dan Hukum Tentang

1 UU No.2 Tahun 2012, Tentang pengadaan Tanah BagiPembangunan Untuk KepentinganUmum Pasal 7

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan:

a) Rencana Tata Ruang Wilayah;

b) Rencana Pembangunan Nasional/Daerah; c) Rencana Strategis; dan

d) Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah. Pasal 10

Tanah untuk kepentingana umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 digunakan untuk pembangunan …..

o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa;

3 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum

Pasal 2

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui tahapan: a. perencanaan; b. persiapan; c. pelaksanaan; dan d. penyerahan hasil. Peraturan Presiden

Republik Indonesia No. 62 Tahun 2018, tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan

Pasal 1,

2) Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan adalah penanganan masalah social berupa pemberian santunan untuk pemindahan

(50)

VIII - 50

POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

No Ketentuan dan Hukum Tentang

dalam Rangka Penyediaan Tanah untuk Pembangunan Nasional

masyarakat yang menguasai tanah yang akan digunakan untuk pembangunan nasional.

Pasal 7,

Dokumen rencana penanganan Dampak social kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat :

a. Letak tanah dan luas tanah serta kondisi diatas tanah yang dikuasai masyarakat

b. Data masyarakat yang menguasai tanah

c. Gambaran umum situasi dan kondisi masyarakat yang menguasai tanah.

Pasal 8,

3) Besarnya nilai santunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g dihitung berdasarkan penlaian pihak independent dengan memperhatikan :

a. Biaya pembersihan segala sesuatu yang berada diatas tanah b. mobilisasi

c. sewa rumah paling lama 12 bulan; dan/atau

d. tunjungan kehilangan pendapatan dari pemanfatan tanah

Pasal 15,

1) Pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan dampak social kemasyarakatan sebagaimana dimaksud alam Pasal 3 ayat (1) bersumber dari :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dalam hal instansi yang memerlukan tanah adalah kementerian/lembaga;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dalam hal instansi yang memerlukan tanah adalahpemerintah daerah; dan/atau c. Anggaran Perusahaan, dalam hal instansi yang memerlukan tanah

adalah badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah. 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan yang bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan; dan

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.

3. Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b, ditetapkan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diundangkannya Peraturan Presiden ini.

Pasal 16

Barang atau aset yang diperoleh dari Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan yang tidak digunakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah, dapat dihibahkan untuk kepentingan umum sesuai

(51)

VIII - 51

POKJA PKP Kabupaten Pemalang Tahun 2018

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik negara.

Pasal 17

Penetapan gubernur mengenai besaran nilai santunan, daftar penduduk penerima santunan, dan tim yang ditetapkan sebelum diundangkannya Peraturan Presiden ini, dapat dilanjutkan dan dokumen yang telah ada menjadi bagian dokumen Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.

Pasal 18

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2017 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Penyediaan Tanah untuk Proyek Strategis Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 110) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 tentang

Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau

Pasal 1

Garis sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

Pasal 3

(2) Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau bertujuan agar:

b) fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktifitas yang berkembang di sekitarnya; dst.

Pasal 7

Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c, ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

Pasal 22

i. Sempadan sungai hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk: a) bangunan prasarana sumber daya air;

b) fasilitas jembatan dan dermaga; c) jalur pipa gas dan air minum;

d) rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;

e) kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu fungsi sungai, antara lain f) kegiatan menanam tanaman sayur-mayur;

g) bangunan ketenagalistrikan.

ii.Dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat tanggul untuk kepentingan pengendali banjir, perlindungan badan tanggul dilakukan dengan larangan:

a) menanam tanaman selain rumput; b) mendirikan bangunan; dan c) mengurangi dimensi tanggul. 7 Peraturan Daerah No.

16 Tahun 2016 tentang

BAB XV

Gambar

Tabel		 8.1	 Rekapitulasi	Pembongkaran	Bangunan	Lama	 VIII	–	1
Tabel	2.5.	Rencana	Keterpaduan	Kegiatan	Penataan		 Sub	Kawasan	Gumelem	Mulyoharjo
Tabel	4.6.	Aset	Penataan	Bangunan	diatas	saluran	Irigasi
Tabel	7.1.	Penilaian	Aset	Terdampak	 No.	 Lokasi	 Jenis	asset	terdampak	 Jumlah		 Jmlh	Luas
+4

Referensi

Dokumen terkait

 Bagian utara hingga tengah Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan daerah dengan kemampuan lahan dengan tingkat drainase yang rendah sehingga potensi.. terjadi genangan air

3. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dan dokumen perencanaan pembangunan daerah pada lingkup penelitian, pengembangan tata ruang dan infrastruktur, ekonomi

bahwa untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan pencapaian tujuan dan sebagai ikhtisar hasil pelasanaan program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam melakukan perencanaan pembangunan infrastruktur jalan

Untuk melakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPIJM) maka dibutuhkan analisis

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Timur Periode 2012 – 2017 memuat visi dan misi yang dijabarkan ke dalam Rencana Kerja yang menjadi

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu yang mendukung terselenggaranya acara ini, Bappeda yang secara intens mendorong dan