LAPORAN KINERJA
TAHUN
2017
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI NUKLIR TERAPAN
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
MENGABDI UNTUK NEGERI
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl.Tamansari No.71 Bandung 40132
Telp : (022) 250 3997
Fax : (022) 250 4081
Email : pstnt@batan.go.id
LAPORAN KINERJA
TAHUN 2017
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya
sehingga Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan – Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTNT–BATAN) tahun anggaran 2017, telah dapat diselesaikan tepat pada waktunya yaitu 30 hari setelah tahun anggaran berakhir. Laporan kinerja PSTNT tahun 2017
disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Kepala BATAN Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja.
Laporan kinerja ini merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsi PSTNT serta pencapaian visi, misi dan sasaran kegiatan yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2017 dalam kerangka Renstra PSTNT 2015-2019
sebagai tahun ketiga kegiatan Renstra. Kegiatan di tahun 2017 secara keseluruhan dapat
berjalan meskipun kendala yang terjadi merupakan imbas dari efisiensi anggaran yang
cukup besar di tahun 2017. Oleh sebab itu, kerja keras berbagai pihak di PSTNT dalam
menyusun strategi pencapaian dan solusi atas adanya kendala tersebut menjadi hal yang
sangat penting, khususnya manajemen, penanggung jawab kegiatan dan seluruh pelaksana
kegiatan, maka perjanjian kinerja di tahun ini dapat tercapai.
Laporan kinerja 2017 bermanfaat sebagai indikator progress Renstra 2015-2019,
terutama dalam proses perjanjian kinerja dan perencanaan tahun mendatang, sehingga
target Renstra PSTNT hingga akhir Renstra dapat tercapai dengan optimal. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, berkolaborasi dan
bekerja sama sehingga pelaksanaan kegiatan tahun 2017 dapat diselesaikan dengan baik.
Salam SUCCESS!
Bandung, 30 Januari 2018
Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Dr. Jupiter Sitorus Pane, M.Sc
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR GAMBAR 3
DAFTAR TABEL 4
IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) 5
BAB 1
PENDAHULUAN
7
A. Latar Belakang 7
B. Profil dan Sejarah Singkat Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan 7
C. Tugas dan Fungsi 8
D. Struktur Organisasi 8
E. Isu Strategis 14
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA
15
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
17
A. Capaian Kinerja Organisasi 17
B. Realisasi Anggaran 47
BAB 4
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
PENUTUP
51
LAMPIRAN
1. Capaian Kinerja PSTNT Tahun 2016 52
2. Realisasi keuangan yang terkait langsung dengan pencapaian masing-masing
indikator sasaran kinerja pada Perjanjian Kinerja 54
3. Realisasi keuangan yang tidak terkait langsung dengan pencapaian
masing-masing indikator sasaran kinerja pada Perjanjian Kinerja 56
4. Publikasi Ilmiah 57
5. Pengusulan Paten 60
6. Hasil Sitasi Karya Tulis Ilmiah di PSTNT Tahun 2016 61
7. Rekapitulasi Indeks Kepuasan Pelanggan PSTNT Tahun 2016 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan 9
Gambar 2.Proses bisnis kegiatan di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan 10
Gambar 3.Realisasi Anggaran PSTNT Tahun 2016 dan Perbandingan target terhadap Realisasi Anggaran pada masing-masing Sasaran Kegiatan (SK1 dan
SK2) 47
Gambar 4.Perbandingan Target dan Realisasi anggaran pada Kegiatan Litbang
2015 yang terkait Kinerja PSTNT 48
Gambar 5.Perbandingan Target dan Realisasi Anggaran pada Kegiatan Litbang
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan 10
Tabel 2. Klasifikasi Jumlah Pegawai dalam Jabatan Struktural 11
Tabel 3. Klasifikasi Jumlah Pegawai dalam Jabatan Fungsional 11
Tabel 4. Jumlah Fungsional Peneliti dan Pranata Nuklir berdasarkan Jenjang 12
Tabel 5. SDM PSTNT yang memiliki Surat Izin Bekerja (SIB)/Sertifikasi Personel 12 Tabel 6. Perolehan Akreditasi dan Sertifikasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir
Terapan 13
Tabel 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan 15
Tabel 8. Capaian IK 1.1. Tahun 2017 dan Tahun 2016 18
Tabel 9. Perbandingan Realisasi IK 1.1. terhadap Target Jangka Menengah 18
Tabel 10. Capaian IK 1.2. Tahun 2017 dan Tahun 2016 26
Tabel 11. Perbandingan Realisasi IK 1.2. terhadap Target Jangka Menengah 26
Tabel 12. Capaian IK 1.3. Tahun 2015 s.d. Tahun 2017 30
Tabel 13. Perbandingan Realisasi IK 1.3. terhadap Target Jangka Menengah 31
Tabel 14. Capaian IK 1.4. Tahun 2017 dan Tahun 2016 32
Tabel 15. Perbandingan Realisasi IK 1.4.. terhadap Target Jangka Menengah 32
Tabel 16. Capaian IK 2.1. Tahun 2017 dan Tahun 2016 34
Tabel 17. Perbandingan Realisasi IK 2.1. terhadap Target Jangka Menengah 34
Tabel 18. Capaian IK 2.2. Tahun 2017 dan Tahun 2016 36
Tabel 19. Perbandingan Realisasi IK 2.2. terhadap Target Jangka Menengah 36
Tabel 20. Capaian IK 2.4. Tahun 2017 dan Tahun 2016 41
Tabel 21. Perbandingan Realisasi IK 2.3. terhadap Target Jangka Menengah 42
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Dengan semangat kerja nyata dan reformasi birokrasi, PSTNT telah melaksanakan kegiatan Pengembangan Sains dan Teknologi Nuklir Terapan dan Revitalisasi Reaktor Riset yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja 2017 dengan berorientasi pada capaian kinerja dan efektivitas anggaran.
Melanjutkan kegiatan renstra di tahun sebelumnya, PSTNT telah melaksanakan 2 sasaran kegiatan yaitu (1) meningkatnya hasil litbang sains dan teknologi nuklir terapan yang dapat dimanfaatkan dan (2) beroperasinya Reaktor TRIGA 2000 sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Keberhasilan 2 sasaran kegiatan tersebut diukur melalui 7 indikator kinerja yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja PSTNT tahun 2017. Sebagai tahun ketiga Renstra PSTNT periode 2015-2019, PSTNT menunjukkan pencapaian kinerja terhadap target jangka menengah. Perolehan seluruh indikator kinerja berkategorikan berhasil, dengan capaian minimum sebesar 100% dan efektivitas anggaran bernilai lebih dari 1. Capaian kinerja PSTNT yang dihasilkan pada tahun 2017 berupa 7 data riset, 6 dokumen teknis, 27 publikasi ilmiah dan nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) sebesar 3,20 serta tercapainya jumlah hari kerja selama 365 hari dengan zero accident. Dibandingkan kinerja tahun 2016, jumlah target dan capaian data riset mengalami penurunan dari 8 buah menjadi 7 buah karena adanya penurunan jumlah alokasi pagu anggaran 2017 yang signifikan sejumlah Rp. 4.568.903.000 dibanding tahun 2016. Pada tahun 2017, juga dilakukan efisiensi anggaran yang signifikan, yaitu sebesar Rp. 1.069.739.000, sehingga pagu anggaran yang semula Rp. 29.861.355.000 menjadi Rp. 28.791.616.000. Efisiensi anggaran ini terjadi di bulan Juli, pada saat anggaran banyak dibutuhkan untuk pengadaan bahan penelitian, sehingga berdampak pada terhambatnya kegiatan di PSTNT, namun kendala tersebut teratasi dengan meningkatnya perolehan PNBP melalui layanan jasa iptek nuklir sehingga dapat dipergunakan untuk pengadaan bahan penelitian tersebut. Untuk capaian publikasi ilmiah memang terlihat terjadi penurunan dari 51 publikasi di tahun 2016 menjadi 27 publikasi di tahun 2017, namun penurunan tersebut lebih dikarenakan kebijakan manajemen yang memutuskan jumlah publikasi ilmiah dalam seminar tidak dimasukkan ke dalam capaian, hanya publikasi ilmiah dalam jurnal yang dimasukkan ke dalam capaian. Dibandingkan tahun 2016, jumlah capaian dalam jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional bereputasi mengalami peningkatan dari 17 buah menjadi 27 buah di tahun 2017.
Sasaran kegiatan 1 menghasilkan capaian kinerja sebesar 113% dengan tingkat efektivitas sebesar 1,15. Sasaran kegiatan 2 menghasilkan capaian kinerja sebesar 100% dengan tingkat efektivitas sebesar 1,02. Secara keseluruhan, kedua sasaran kegiatan tersebut telah terealisasi rata-rata sebesar 107,4%.
Peningkatan produktivitas tenaga fungsional khususnya peneliti dapat terlihat pada peningkatan jumlah publikasi ilmiah sebanyak 27 publikasi dari target 18 publikasi di jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional bereputasi. Dimanfaatkannya hasil litbang
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
para peneliti di PSTNT juga terlihat dari jumlah sitasi artikel yang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 sebanyak 127 KTI baik nasional dan internasional melakukan sitasi terhadap 64 KTI yang ditulis oleh tenaga fungsional di PSTNT, meningkat tajam dibanding 88 buah sitasi di tahun 2016 dari 41 KTI yang dihasilkan tenaga fungsional PSTNT.
Indeks kepuasan pelanggan menunjukkan kekuatan layanan dari segi kesopanan dan keramahan petugas layanan, keamanan dan kenyamanan dalam pelayanan. Komponen kecepatan layanan dan kelengkapan informasi akan ditingkatkan di tahun selanjutnya untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan PSTNT terhadap masyarakat. Selain target capaian dalam Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) terpenuhi sebesar 3,20 disisi lain penerimaan PNBP juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 402.150.000 naik 56,86% dibandingkan tahun 2016.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendorong terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sebagai salah satu prasyarat terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya, serta didukung oleh semangat reformasi birokrasi untuk mewujudkan sebuah sistem pemerintahan yang bersih, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, Perpres ini dilengkapi dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan untuk lingkungan internal BATAN dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja.
Laporan Kinerja 2017 ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban pencapaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) dikaitkan dengan anggaran dan Perjanjian Kinerja (PK) PSTNT tahun 2017 serta pencapaian sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra PSTNT Tahun 2015-2019.
B. Profil dan Sejarah Singkat Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
(PSTNT)
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan berada di Kawasan Nuklir Bandung, dibangun pada tahun 1965 yang menempati area sekitar 3 hektar berlokasi di seberang kampus ITB tepatnya di Jalan Tamansari No. 71 dan merupakan tempat dibangunnya reaktor pertama di Indonesia. Reaktor TRIGA 2000 adalah reaktor riset nuklir (non daya) pertama di Indonesia. Peletakan batu pertama dilakukan pada 19 April 1961 dan mulai dibangun pada tanggal 1 Januari 1964 di Kawasan Nuklir Bandung. TRIGA merupakan singkatan dari Training, Research and Isotope production by General Atomics yang berfungsi untuk pendidikan/pelatihan, penelitian dan produksi isotop. Reaktor ini mencapai kekritisan pertama kali pada 16 Oktober 1964 dan diresmikan pada 20 Februari 1965 pada daya 250 kW dengan nama Reaktor TRIGA Mark II Bandung oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Pada tahun 1971, daya reaktor ditingkatkan menjadi 1 MW yang diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pada tahun 1996 dilakukan peningkatan daya yang kedua menjadi 2 MW untuk mendukung Reaktor Serba Guna – GA Siwabessy (RSG-GAS) dalam produksi radioisotop dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI Megawati Soekarno Putri pada
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
tanggal 24 Juni 2000 sehingga berganti nama menjadi Reaktor TRIGA 2000 Bandung. Pada tahun 2016, Bapeten memberikan izin operasi terbatas reaktor TRIGA 2000 Bandung dengan nomor dokumen 493/IO/Ka-BAPETEN/12-II/2016 yang diterbitkan pada bulan Februari tahun 2016. Izin tersebut diberikan sebagai pemenuhan persyaratan untuk mendapatkan izin operasi normal. Izin operasi normal reaktor TRIGA 2000 Bandung diberikan oleh Bapeten dengan nomor dokumen 500/IO/Ka-BAPETEN/29-V/2017 yang diterbitkan pada bulan Mei tahun 2017 dan berlaku hingga 10 tahun kedepan.
C. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional No. 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN, bagian keempat pasal 101 dan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional No. 21 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional, bagian keempat pasal 106 sampai pasal 125, dinyatakan bahwa “Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan dan bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan senyawa bertanda dan radiometri, pemanfaatan teknofisika, dan
pengelolaan reaktor riset”.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101, Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan perencanaan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi serta pelaporan;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang senyawa bertanda dan teknik analisis radiometri;
c. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan teknofisika; d. pelaksanaan pengelolaan reaktor riset;
e. pelaksanaan pemantauan keselamatan kerja dan pengelolaan keteknikan; f. pelaksanaan jaminan mutu;
g. pelaksanaan pengamanan nuklir; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir.
Kehadiran PSTNT di tengah-tengah geliat riset nasional telah memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat. Hasil-hasil riset unggulan sudah banyak dimanfaatkan oleh beberapa stakeholder terkait. Hal ini memberikan andil besar baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan bangsa.
D. Struktur Organisasi
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017 Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Gambar 2. Proses bisnis kegiatan penelitian di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PSTNT didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 134 pegawai per Desember 2017 dengan rincian pendidikan S3, S2, S1/ D4 masing-masing sebanyak 7, 24 dan 43 pegawai serta sisanya 60 orang pegawai berpendidikan Sarjana Muda/D3 ke bawah. Pegawai yang menduduki jabatan struktural sebanyak 15 orang dan jabatan fungsional sebanyak 71orang dari
6 jenis fungsional (peneliti, pranata nuklir, pengawas radiasi, litkayasa, pengendali alam dan lingkungan, dan dokter), termasuk diantaranya satu orang peneliti utama yang telah menduduki jenjang tertinggi sebagai profesor riset. Data SDM di PSTNT ditunjukkandalamTabel 1 sampai dengan Tabel4.
Tabel 1. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Doktor (S3) 7 5,2%
Master (S2) 24 17,9%
Sarjana (S1/D4) 43 32,1%
Sarjana Muda/D3 dan dibawahnya 60 44,8%
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Tabel 2 Klasifikasi Jumlah Pegawai dalam Jabatan Struktural
No Jabatan Struktural Jumlah Keterangan
1 Pimpinan Tinggi Pratama 1 Kepala Pusat
2 Administrator 5 Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bidang Senyawa Bertanda dan Radiometri
Kepala Bidang Teknofisika
Kepala Bidang Reaktor
Kepala Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan
3 Pengawas 9 Kepala Subbagian Persuratan, Kepegawaian
dan Dokumentasi Ilmiah
Kepala Subbagian Keuangan
Kepala Subbagian Perlengkapan
Kepala Subbidang Akuntansi Bahan Nuklir dan Perencanaan Dekomisioning
Kepala Subbidang Operasi dan Perawatan
Kepala Subbidang Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi
Kepala Subbidang Keteknikan
Kepala Unit Pengamanan Nuklir
Kepala Unit Jaminan Mutu
Jumlah 15
Tabel 3. Klasifikasi Jumlah Pegawai dalam Jabatan Fungsional
No Jabatan Fungsional Jumlah
1 Peneliti 33
2 Pranata Nuklir 21
3 Pengawas Radiasi 1
4 Pengendali Alam dan Lingkungan 1
5 Litkayasa 1
6 Dokter 2
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017 Tabel 4. Jumlah Fungsional Peneliti dan Pranata Nuklir Berdasarkan Jenjang
No Jenjang Fungsional Jabatan Fungsional
Peneliti Pranata Nuklir Keahlian
1 Utama 4 (12,12%) -
2 Madya 8 (24,24%) 2 ( 9,52%)
3 Muda 13 (39,40%) 3 (14,29%)
4 Pertama 8 (24,24%) 4 (19,05%)
Jumlah 33 (100%) 9 (42,86%)
Terampil
1 Penyelia 6 (28,57%)
2 Mahir 4 (19,05%)
3 Terampil 2 (9,52%)
4 Pemula -
Jumlah - 12 (57,14%)
TOTAL 33 (100%) 21 (100%)
SDM PSTNT didukung oleh kompetensi yang mumpuni melalui sertifikasi personel dalam lingkup keahlian yang dimilikinya (Tabel 5). Setiap SDM yang terlibat dalam kegiatan litbang dan operasi reaktor, dibekali dengan Surat Izin Bekerja (SIB). Personel di laboratorium telah mengantongi ijin sebagai petugas dan supervisor untuk bekerja dengan zat radioaktif melalui sertifikasi petugas dan supervisor proses radioisotop dan senyawa bertanda serta petugas dan supervisor Analisis Aktivasi Neutron (AAN). SDM yang terlibat dalam pengoperasian reaktor juga telah memiliki SIB operator, supervisor dan teknisi perawatan reaktor TRIGA 2000 Bandung maupun SIB untuk petugas inventori bahan nuklir dan petugas proteksi radiasi (PPR). Peralatan sistem pendukung dalam kegiatan operasi reaktor TRIGA 2000 Bandung, misalnya crane juga telah tersertifikasi oleh Depnaker RI dengan nomor sertifikat 566/5787/PA&A-1158/2013 yang diupdate setiap tahun. Pengoperasian crane tersebut dilakukan oleh dua orang operator crane yang telah memiliki izin bekerja oleh Depnaker RI. Dalam mendukung keselamatan, PSTNT juga memiliki SDM dengan keahlian K3 umum.
Tabel 5. SDM PSTNT yang memiliki surat izin bekerja (SIB)/Sertifikasi Personel
No Jenis izin bekerja Jumlah Lembaga yang menerbitkan
1 Operator reaktor 7 BAPETEN
2 Supervisor reaktor 7 BAPETEN
3 Teknisi perawatan reaktor 7 BAPETEN
4 Supervisor perawatan reaktor 1 BAPETEN
5 Pengurus inventori bahan nuklir 3 BAPETEN
6 Pengawas inventori bahan nuklir 3 BAPETEN
7 Petugas proteksi radiasi 7 BAPETEN
8 Petugas proses radioisotop dan senyawa bertanda 10 BATAN
9 Supervisor proses radioisotop dan senyawa bertanda 6 BATAN
10 Petugas Perawat Fasilitas Radioisotop 8 BAPETEN
11 Petugas Analisis Aktivasi Neutron 7 BATAN
12 Supervisor Analisis Aktivasi Neutron 6 BATAN
13 Petugas Proteksi Radiasi 7 BAPETEN
14 Operator crane 4 Depnaker RI
15 Ahli K3 umum 3 Depnaker RI
16 Welding Engineer 1 B4T
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Sebanyak lima sistem manajemen telah disertifikasi oleh Pusat Standardisasi dan Mutu Nuklir (PSMN) BATAN, satu sistem manajemen telah diakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), dan satu sistem manajemen telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Ketujuh sistem manajemen tersebut adalah:
1. Sistem Manajemen Mutu sesuai persyaratan SB 001-SNI-9001:2012.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai persyaratan SB 006 - OHSAS 18001:2008.
3. Sistem Manajemen Lingkungan sesuai persyaratan SB 008-SNI-19-14001:2009. 4. Sistem Manajemen Laboratorium sesuai Persyaratan Umum untuk Kompetensi
Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005) dan SB 77-003-80:2007 / ISO/IEC 17025:2005.
5. Sistem Manajemen Keamanan sesuai persyaratan SB 009-SNI ISO 28000:2010. 6. Sistem Manajemen Kegiatan dan Fasilitas sesuai persyaratan Dokumen Teknis
No. 001/DT/SJM4/2008.
7. Sistem Manajemen Penatakelolaan Pranata Penelitian dan Pengembangan sesuai persyaratan Pedoman KNAPPP 02:2007.
SMT menetapkan kebijakan dan sasaran, serta memiliki sekumpulan prosedur kegiatan terdokumentasi yang saling berinteraksi untuk menjamin kesesuaian dengan persyaratan dalam proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh PSTNT. Dengan terpenuhinya persyaratan tersebut, proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat terjamin mutunya dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.
Dalam melaksanakan layanan jasa iptek nuklir, PSTNT telah memperoleh akreditasi ISO/IEC 17025:2008 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahun 2006. Saat ini Laboratorium Pengujian PSTNT memiliki 5 ruang lingkup pengujian yaitu uji kimia, AAN dan XRF, USB, XRD dan ARL. Lingkup Uji Kimia, AAN dan XRF, telah mendapatkan sertifikat reakreditasi yang ke-5 kali dengan nomor akreditasi LP-311-IDN dan berlaku hingga 19 Mei 2019 oleh KAN, sedangkan lingkup USB, XRD dan ARL berhasil mengantongi Sertifikat SB 003-SNI-17025:2007 No. 09/PSMN/LAB-U/2016 yang berlaku sampai 19 November 2019.
Tabel 6. Perolehan Akreditasi dan Sertifikasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
No Standar Status Akreditasi /
Sertifikasi No Sertifikat
Tanggal Terbit
Berlaku sampai
1 SNI-9001:2012 Sistem Manajemen Mutu SB
001-Tersertifikasi oleh
Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi SB 77-003-80:2007 / ISO/IEC 17025:2005
Terakreditasi oleh
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SB 006 - OHSAS 18001:2008
4. Sistem Manajemen Lingkungan
SB 008-SNI-19-14001:2009
5. Sistem Manajemen Keamanan SB
009-SNI ISO 28000:2010
Tersertifikasi oleh
Persyaratan Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan Pedoman KNAPPP 02:2007
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Pengembangan (KNAPPP)
7.
Persyaratan Umum untuk Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005)
Terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)
LP-311-IDN 20 Mei 2015
19 Mei 2019
E. Isu Strategis
Saat ini pemerintah tengah gencar menjalankan RPJMN 2015 - 2019 untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial, lingkungan hidup, tata kelola serta polhukam. Salah satu titik berat pembangunan berkelanjutan tersebut adalah kebijakan hilirasasi riset berbasis produk dan sinergi SDM dan Iptek dengan industri. Berkaca dari hal tersebut, PSTNT sebagai salah satu unit kerja BATAN yang berbasis pada Iptek nuklir, terus berusaha untuk mewujudkan program hilirisasi riset berbasis produk dan sinergi SDM dan Iptek dengan industri yang nantinya dapat meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Perumusan target kinerja merupakan langkah awal dalam tahapan perencanaan kinerja di PSTNT. Target kinerja tersebut selaras dengan arah dan tujuan PSTNT yang telah ditetapkan. Target kinerja PSTNT tahun 2017 mengacu kepada target yang ditetapkan dalam Renstra PSTNT 2015-2019, serta memperhatikan kebijakan BATAN tahun 2015-2019 (top down). Perjanjian Kinerja PSTNT seperti terlihat pada Tabel 7 di
bawah ini.
Tabel 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
No Sasaran Kegiatan (SK)
Indikator Kinerja
(IK) Target
1 Meningkatnya hasil litbang sains dan teknologi nuklir terapan yang dapat dimanfaatkan
1.1 Jumlah data riset pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan
Data Riset Hasil Karakteristik Time Series Partikulat
Udara di 9 Perkotaan (Pekanbaru, Denpasar, Makassar, Palangka Raya, Medan, Jayapura, Ambon, Mataram dan Menado)
Data Riset Karakteristik Mikronutrisi pada Pangan
Anak Balita di 3 Wilayah Malnutrisi
Data Riset Karakterisasi Fisikokimia Hasil
Penandaan Senyawa Aktif yang Telah Ditandai dengan Radioisotop untuk Tujuan Diagnosis dan Terapi
Data Riset Studi Keberhasilan Pengobatan Kanker
dengan Ekstrak Daun Sirsak
Data Riset Interaksi Farmakokinetik dan Biodistribusi
dari 3 Jenis Obat dengan Radiofarmaka Penyidik Kanker untuk Pencapaian Hasil Optimal dalam Diagnosis Kanker di Kedokteran Nuklir
Data Riset Interaksi Kanamisin, Siprofloksasin,
Amoxisilin dengan 99mTc-Kanamisin untuk
Pencapaian Hasil Optimal dalam Diagnosis Infeksi di Kedokteran Nuklir
6 Data Riset
1.2. Jumlah dokumen teknis pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan
Dokumen teknis pemisahan radiolantanida untuk
terapi berbasis kromatografi kolom (tahap 3)
Dokumen teknis pemisahan radioisotop berbasis
generator untuk aplikasi radioperunut di industri (tahap 2)
Dokumen teknis pemisahan radioisotop diagnostik
berbasis elektrokimia dan ionic liquids (tahap 3),
Dokumen teknis sintesis dan karakterisasi
nanopartikel dari bahan lokal, dan karakterisasi termofisika nanofluida sebagai bahan pendingin reaktor (tahap 3).
4 Dokumen Teknis
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
1.3. Jumlah Publikasi Ilmiah 18 Publikasi Ilmiah
1.4. Indeks Kepuasan Pelanggan 3,15
2 Beroperasinya Reaktor TRIGA 2000 sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku
2.1 Jumlah data riset pengembangan dan pengoperasian Reaktor TRIGA 2000
Data riset remediasi elektrokinetik menggunakan dua
bahan elektrode, ekstraksi kontaminan radioaktif menggunakan senyawa khelat, dan uji fitoremediasi beberapa tanaman (tahap 3)
1 Data Riset
2.2. Jumlah dokumen teknis pengembangan dan pengoperasian Reaktor TRIGA 2000
Dokumen Laporan Analisis Keselamatan (LAK)
Reaktor Berbahan Bakar Pelat dan Persiapan Konstruksi
Dokumen Teknis Revitalisasi Sistem Pendingin
Reaktor TRIGA 2000
2
Dokumen Teknis
2.3 Jumlah hari dengan zero accident 365 Hari
Kegiatan :
Pengembangan Sains dan Teknologi Nuklir Terapan dan Revitalisasi Reaktor Riset
Anggaran : Rp. 28.791.616.000,-
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
A. Capaian Kinerja Organisasi
Dengan segala potensi yang dimiliki, PSTNT berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi semua target yang telah disepakati pada perjanjian kinerja 2017. Pada bagian ini, akan dibahas mengenai capaian, tantangan dan upaya yang telah dilakukan sebagai wujud komitmen atas perencanaan kinerja 2017.
Sasaran Kegiatan 1 (SK 1) – Meningkatnya hasil litbang sains dan teknologi nuklir terapan yang dapat dimanfaatkan
Sasaran Kegiatan yang dimaksudkan adalah kegiatan pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan untuk aplikasi di bidang SDAL, kesehatan dan industri.
Sasaran Kegiatan ini diukur melalui empat Indikator Kinerja (IK) yaitu:
1.1. Jumlah data riset pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan,
1.2. Jumlah dokumen teknis pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan,
1.3. Jumlah publikasi ilmiah, dan
1.4. Indeks kepuasan pelanggan
Selanjutnya uraian atas capaian masing-masing IK yang mendukung sasaran kegiatan ini sebagai berikut.
Jumlah data riset pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan (IK 1. 1)
IK 1.1 bertujuan untuk mengukur kuantitas penghasilan data riset pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan yang berfokus pada bidang SDAL dan kesehatan.
IK 1.1 diperoleh melalui 6 data riset yaitu (a) Data Riset Hasil Karakteristik Time Series Partikulat Udara di 9 Perkotaan (Pekanbaru, Denpasar, Makassar, Palangka Raya, Medan, Jayapura, Ambon, Mataram dan Menado), (b) Data Riset Karakteristik Mikronutrisi pada Pangan Anak Balita di 3 Wilayah Malnutrisi, (c) Data Riset Karakterisasi Fisikokimia Hasil Penandaan Senyawa Aktif yang Telah Ditandai dengan Radioisotop untuk Tujuan Diagnosis dan Terapi, (d) Data riset studi keberhasilan pengobatan kanker dengan ekstrak daun sirsak, (e) Data Riset Interaksi Farmakokinetik dan Biodistribusi dari 3 Jenis Obat dengan Radiofarmaka Penyidik Kanker untuk Pencapaian Hasil Optimal dalam Diagnosis Kanker di Kedokteran Nuklir, dan (f) Data riset interaksi kanamisin, siprofloksasin dan amoksisilin dengan 99m Tc-kanamisin untuk pencapaian hasil optimal dalam diagnosis infeksi di kedokteran nuklir.
Realisasi IK 1.1 ini adalah sebanyak 6 data riset dari target sebanyak 6 data riset, sehingga capaian kinerja IK ini adalah sebesar 100%. Adapun secara rinci, perkembangan capaian IK 1.1 antara tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel 8.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Tabel 8. Capaian IK 1.1. Tahun 2017 dan Tahun 2016
Indikator Kinerja
Tahun 2017 Tahun 2016
Target Realisasi Capaian
Kinerja Target Realisasi
Capaian Kinerja Jumlah data riset
pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan 2016, yaitu ditundanya kegiatan berjudul data riset penyiapan, uji homogenitas dan stabilitas kandidat RM matriks lingkungan (CFA). Target data riset tersebut ditunda akibat adanya pemotongan anggaran dan tidak mungkin dilakukan dengan anggaran terbatas. Pemotongan anggaran juga menyebabkan indikator kinerja pada I.K 1.1 d dan IK 1.1.f masing-masing berjudul data riset studi keberhasilan pengobatan kanker dengan ekstrak daun sirsak dan data riset interaksi kanamisin, siprofloksasin dan amoksisilin dengan 99mTc-kanamisin untuk pencapaian hasil optimal dalam diagnosis infeksi di kedokteran nuklir dikurangi capaiannya karena efisiensi anggaran menyebabkan ada beberapa langkah penelitian yang tidak terpenuhi dengan anggaran yang terbatas, meskipun pada akhirnya seluruh target data riset di IK 1.1 dapat terpenuhi 100% yaitu 6 buah data riset.
Jika dibandingkan dengan target 2019 dalam Rencana Implementasi Renstra Tahun 2015-2019, realisasi tahun 2017 dapat disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan Realisasi IK 1.1. terhadap Target Jangka Menengah
Indikator Kinerja
Jumlah data riset pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan
4 7 6 7 7 17 54,8%
Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat disimpulkan bahwa capaian IK 1.1. sampai dengan tahun 2017 terhadap target jangka menengah PSTNT sudah tercapai sebesar 54,8%.
Adapun hasil yang diperoleh pada tahun 2017, diuraikan sebagai berikut:
a. Data riset hasil karakteristik time series partikulat udara di 9 perkotaan (Pekanbaru, Denpasar, Makassar, Palangka Raya, Medan, Jayapura, Ambon, Mataram dan Menado)
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
yang mampu mendeteksi sebagian besar kandungan berbagai unsur yang terdapat dalam partikulat udara. Teknik analisis nuklir (TAN) merupakan metode karakterisasi yang sesuai karena memiliki kemampuan mendeteksi secara simultan, sensitif, limit deteksi hingga orde nanogram, cepat dan non dekstruktif.
Pengambilan sampel dan karakterisasi partikulat udara dilakukan untuk 10 lokasi perkotaan di Indonesia (Pekanbaru, Balikpapan, Denpasar, Makassar, Palangka Raya, Medan, Jayapura, Ambon, Mataram dan Menado). Kegiatan ini menghasilkan data riset karakteristik time series partikulat udara berupa PM2.5, PM10, BC dan unsur-unsur meliputi Na, Al, Si, S, Ca, TI, Cr, Mn, Fe, Co, Zn dsbnya. Data riset partikulat udara halus yang spesifik untuk masing-masing kota dapat digunakan sebagai baseline data, evaluasi kebijakan dan bahan rekomendasi untuk revisi peraturan baku mutu kualitas udara. Pada kegiatan selanjutnya, hasil kegiatan ini juga akan dimanfaatkan untuk penentuan source apportionment dan transboundary pollution.
Hasil kegiatan ini merupakan salah satu kontribusi BATAN dalam program peningkatan kualitas udara di Indonesia serta dapat dimanfaatkan untuk merumuskan strategi secara tepat dan terarah dalam penanganan permasalahan pencemaran di daerah serta dapat dikontribusikan dalam status lingkungan hidup Indonesia.
Pelaksanaan sampling bekerja sama dengan DLHK Pekanbaru
Pelaksanaan sampling di DLHK Balikpapan
Penyampaian hasil kegiatan di DLHK Balikpapan
Adapun kendala dan beberapa catatan terkait kegiatan ini adalah :
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
2. Kegiatan riset yang dilakukan melibatkan stakeholder lintas institusi dari 10 lokasi perkotaan di Indonesia, sehingga koordinasi secara berkala melalui kegiatan pertemuan teknis, workshop atau rakernis sangat diperlukan. Namun dikarenakan keterbatasan sumber daya hal ini tidak dapat terlaksana.
3. Riset karakteristik dan Jenis Sumber Polutan Udara di Indonesia, mendukung program BATAN. Kegiatan ini dilakukan sebagai implementasi MoU BATAN dan KLHK serta melibatkan DLHK Provinsi/Kota serta mendukung kegiatan regional IAEA RAS7029 dan CRPG42005.
4. Salah satu hasil kegiatan ini berupa long term data PM2.5 dan PM10 telah dikontribusikan dalam menunjang kota Bandung mendapat penghargaan sebagai kota besar dengan kualitas udara paling bersih dan terjaga di ASEAN pada ajang The 4th ASEAN Environmentally Cities Award 2017.
b. Data Riset Karakteristik Mikronutrisi pada Pangan Anak Balita di 3 Wilayah Malnutrisi
Permasalahan malnutrisi pada anak balita di Indonesia saat ini masih banyak ditemukan. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gizi buruk-kurang sebanyak 19.6% dan stunting atau perawakan pendek mencapai 37,2%. Dalam upaya penanganan malnutrisi, PSTNT BATAN berupaya memberikan kontribusi dalam identifikasi kandungan gizi mikro terutama mineral dalam pangan balita di wilayah malnutrisi. Kegiatan riset hingga tahun 2017, telah mendapatkan data kandungan gizi mikro pada pangan balita dari beberapa wilayah malnutrisi di Jawa Timur, Banten dan Jawa Barat serta data asupan gizi mikro anak balita di wilayah malnutrisi tersebut. Diperoleh pula hasil evaluasi angka kecukupan gizi (AKG) anak balita berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) no 75 tahun 2013 untuk kategori usia balita.
Hasil kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu kontribusi BATAN untuk menanggulangi permasalahan malnutrisi di Indonesia, serta data kandungan gizi mikro dalam pangan yang telah dikontribusikan untuk melengkapi Data Komposisi Bahan Makanan Indonesia (DKBMI).
Koordinasi dengan dinas kesehatan terkait Analisis dan pengolahan data
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
1. Keterbatasan dana penelitian menyebabkan berkurangnya target daerah sampling.
2. Keberlangsungan kegiatan perlu didukung kehandalan fasilitas dan peralatan laboratorium. Namun dana perbaikan/pemeliharaan sangat terbatas.
3. Riset yang dilakukan difokuskan pada pemanfaatan teknik AAN untuk karakterisasi sampel sehingga kehandalan operasi reaktor TRIGA 2000 Bandung menjadi salah satu kunci utama kerberhasilan capian kegiatan ini.
4. Riset ini mendukung program BATAN. Kegiatan riset ini dilakukan berkerjasama lintas unit kerja dengan PSTBM dan PAIR dan sedang dirintis kerjasama secara lebih intensif dengan kementerian kesehatan dalam utilisasi pemanfaatan data yang dihasilkan.
c. Data Riset Karakterisasi Fisikokimia Hasil Penandaan Senyawa Aktif yang Telah Ditandai dengan Radioisotop untuk Tujuan Diagnosis dan Terapi
Kuersetin sebagai senyawa aktif antikanker telah berhasil ditandai pada tahun 2016, baik dengan radioisotop teknesium-99m maupun iodium-131. Senyawa bertanda 99m Tc-kuersetin dan 131I-kuersetin ini diharapkan dapat dijadikan radiotracer untuk mengetahui efektivitas senyawa kuersetin sebagai senyawa antikanker pada pengujian in-vivo menggunakan hewan percobaan pada tahun 2018 dan 2019 nanti. Sebagai sediaan baru, maka karakteristik fisikokimia dari 99mTc-kuersetin dan131I-kuersetin perlu diketahui, sebelum dilakukan pengujian in-vivo untuk menjamin keamanan pada saat pemberian. Pada tahun 2017 telah dilakukan analisis karakteristik fisikokimia dari senyawa bertanda 99mTc-kuersetin dan 131I-kuersetin yang meliputi uji organoleptik, lipofilisitas, muatan listrik, pH serta ikatan dengan protein plasma. Selain itu juga dilakukan uji stabilitas sediaan serta pengaruh volume terhadap kemurnian radiokimia sediaan. Dari data karakteristik fisikokimia yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pada uji preklinis.
Senyawa aktif kuersetin yang telah ditandai dengan
99mTc
Pemisahan Ikatan Protein Plasma
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
terdapat sebelumnya. Salah satu contoh pada pengujian ikatan dengan protein plasma, plasma darah yang digunakan adalah plasma darah yang dibeli dari PMI pada tahun 2012 yang dimungkinkan telah mengalami degradasi dalam penyimpanan. Selain itu ada tahapan yang tidak dapat dilakukan yaitu variasi radioaktivitas radioisotop yang digunakan karena tidak dapat melakukan pembelian isotop dengan aktivitas jenis yang tinggi.
Hasil akhir (tahun 2019) dari kegiatan ini adalah dihasilkannya suatu dokumen teknis yang berisi kajian efektivitas dari senyawa bahan alam kuersetin untuk pengobatan kanker.
d. Data riset studi keberhasilan pengobatan kanker dengan ekstrak daun sirsak Pada tahun 2017 telah dilakukan induksi kanker terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) stok Sprague Dawley, terapi kanker dengan Doxorubicin (sebagai obat kemoterapi yang umum digunakan), dan uji patologi anatomi terhadap jaringan kanker yang terbentuk.
Terapi dengan Doxorubicin dilakukan terhadap 7 ekor tikus, sebanyak 2 kali dengan dosis 2,4 mg/kg BB, yang diinjeksi secara intra vena setiap 21 hari sekali. Hasil terapi dengan Doxorubicin menunjukkan adanya ketahanan hidup tikus yang telah memiliki tumor artifisial, yaitu sekitar 2 - 3 bulan. Terapi dengan ekstrak daun sirsak belum dilakukan mengingat adanya pemotongan anggaran, sehingga pengujian baru dilakukan terhadap kelompok hewan kontrol Doxorubicin. Hasil uji patologi anatomi menunjukkan bahwa kanker yang terbentuk merupakan kanker ganas namun belum dapat diketahui apakah kanker tersebut merupakan kanker payudara atau bukan sehingga perlu pengamatan lebih lanjut.
Di tahun ini terdapat kendala diantaranya pemotongan anggaran, sehingga tidak ada pembelian ekstrak daun sirsak. Adapun data riset yang dihasilkan merupakan rangkaian kegiatan dengan bobot sekitar 50% dari rangkaian kegiatan total yang direncanakan. Pembelian ekstrak daun sirsak akan dilakukan di tahun 2018.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Induksi kanker dengan 7,12-dimetilbenzantrasen (DMBA) Uji pre-klinis terapi kanker dengan Doxorubicin
e. Data Riset Interaksi Farmakokinetik dan Biodistribusi dari 3 Jenis Obat dengan Radiofarmaka Penyidik Kanker untuk Pencapaian Hasil Optimal dalam Diagnosis Kanker di Kedokteran Nuklir
Kegiatan ini merupakan kegiatan riset yang dimulai tahun 2015. Penelitian 2015 dan 2016 telah diperoleh data interaksi interaksi farmakokinetik, biodistribusi dan toksisitas kit diganostik penyidik kanker terhadap 3 jenis obat kanker yaitu metotreksat, 5-fluorourasil dan doksorubisin. Pada tahun 2017, penelitian difokuskan pada radiofarmaka penyidik kanker yaitu 99mTc-Glutation (99mTc-GSH) dengan melihat interaksi farmakokinetik dan bioditribusi terhadap 3 jenis obat antikanker menggunakan hewan model kanker. Hewan model yang digunakan adalah hewan model kanker kolon menggunakan mencit Balb/c dengan memeberikan induksi AOM dan DSS. Pada pembuatan hewan model kanker menunjukkan bahwa pemberian AOM+DSS 2,5% (2X dan 3X pemberian) mampu menginduksi kanker kolorektal pada mencit Balb/c. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian obat kanker mampu mempengaruhi profil farmakokinetik dari radiofarmaka 99mTc-GSH. Hasil uji biodistribusi menunjukkan peningkatan akumulasi 99mTc-GSH yang diberikan obat kanker (5FU, Metotreksat dan doksorubisin) khususnya pada usus, lambung, hati, limpa, ginjal, jantung dan paru.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Morfologi usus pada hewan coba yang diberi AOM dan DSS 2,5%
Histologi usus pada hewan coba dengan pemberian AOM + DSS 2,5%
f. Data riset interaksi kanamisin, siprofloksasin dan amoksisilin dengan 99m
Tc-kanamisin untuk pencapaian hasil optimal dalam diagnosis infeksi di kedokteran nuklir.
Penelitian untuk data riset ini dimulai di tahun 2015. Dari hasil penelitian di tahun 2016, diketahui bahwa penggunaan antibiotik levofloksasin, cefixime dan cefotaxim dapat mempengaruhi uptake radiofarmaka pada tubuh pasien. Pada tahun 2017 penelitian dilanjutkan dengan mengamati interaksi radiofarmaka 99mTc-kanamisin dengan antibiotik siprofloksasin, amoksisilin dan kanamisin. Hasil akhir yang dicapai adalah dokumen yang mengidentifikasi interaksi antibiotik dengan radiofarmaka penyidik infeksi/inflamasi.
Hasil akhir (2019) yang akan dicapai adalah dokumen teknis interaksi beberapa antibiotik dengan 99mTc-siprofloksasin. Hasil ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh apa pengaruh penggunaan antibiotik rutin bersamaan dengan radiofarmaka berbasis antibiotik terhadap hasil diagnosis infeksi.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Dokumentasi Hasil MIC Antibiotik Kanamisin dan Siprofloksasinterhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Dalam tujuan meningkatkan capaian kinerja di tahun mendatang, PSTNT akan melakukan strategi :
1. Untuk memperoleh data riset karakteristik dan jenis sumber polutan udara di 10 perkotaan luar Jawa di Indonesia, dilakukan sampling selama 24 jam minimal seminggu sekali dengan melibatkan staf DLHK Provinsi/Kota. Penentuan konsentrasi massa (PM2,5 dan PM10) dilakukan dengan metode gravimetri, BC dengan metode reflektansi dan karakterisasi multi unsur menggunakan teknik analisis nuklir (PIXE, AAN, XRF dan synchrotron) baik menggunakan fasilitas yang ada di Indonesia maupun yang ada diluar negeri. Karakterisasi menggunakan beberapa metode sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang komprehensif. Pemanfaatan fasilitas synchrotron IAEA di Elettra Italia secara signifikan telah membantu meningkatkan kualitas hasil karakterisasi. Untuk menghasilkan data yang berkualitas, dilakukan QA-QC pada semua data yang dihasilkan. Pengolahan data lebih lanjut dilakukan untuk memperoleh korelasi antar unsur source apportionment dan kajian transboundary. Bekerja sama dengan Balai Pengendali Dampak Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dalam melakukan sampling partikulat udara untuk mensiasati minimnya anggaran sampling akibat pemotongan anggaran; 2. Melakukan pengajuan pembelian alat/bahan di awal tahun untuk menghindari tidak
tersedianya bahan karena pemotongan anggaran yang mendadak;
3. Mendukung beroperasinya reaktor TRIGA 2000 yang handal dan selamat sehingga kegiatan AAN dan pengadaan radioisotop dapat dilakukan secara mandiri oleh PSTNT-BATAN;
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Jumlah dokumen teknis pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan (IK 1.2.)
IK 1.2 merupakan indikator jumlah dokumen teknis yang mencakup hasil penelitian berupa pengembangan, penerapan metode pemisahan radioisotop dan sintesis material maju (nanopartikel) untuk pemanfaatan di bidang kesehatan dan industri.
IK 1.2 diperoleh melalui 4 dokumen teknis hasil dari kegiatan penelitian yaitu (a) dokumen teknis pemisahan radiolantanida untuk terapi berbasis kromatografi kolom (tahap 3), (b) dokumen teknis pemisahan radioisotop berbasis generator untuk aplikasi radioperunut di industri (tahap 2), (c) dokumen teknis pemisahan radioisotop diagnostik berbasis elektrokimia dan ionic liquids (tahap 3), dan (d) dokumen teknis sintesis dan karakterisasi nanopartikel dari bahan lokal, dan karakterisasi termofisika nanofluida sebagai bahan pendingin reaktor (tahap 3).
Realisasi IK 1.2 ini adalah sebanyak 4 dokumen teknis dari target sebanyak 4 dokumen teknis, sehingga capaian kinerja IK ini adalah sebesar 100%. Adapun secara rinci, perkembangan capaian IK 1.2 antara tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Capaian IK 1.2. Tahun 2017 dan Tahun 2016
Indikator Kinerja
Tahun 2017 Tahun 2016
Target Realisasi Capaian
Kinerja Target Realisasi
Capaian Kinerja Jumlah dokumen
teknis pengembangan sains dan teknologi nuklir terapan
Berdasarkan Tabel 10 di atas, capaian kinerja IK 1.2 pada tahun 2017 dan 2016 sama sebesar 100%, dengan target dan realisasi pada tahun 2017 serupa dengan tahun 2016, karena kegiatan dengan indikator 4 dokumen teknis ini merupakan kegiatan penelitian berlanjut sampai dengan tahun 2019.
Jika dibandingkan dengan target 2019 dalam Rencana Implementasi Renstra Tahun 2015-2019, realisasi tahun 2017 disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Perbandingan Realisasi IK 1.2. terhadap Target Jangka Menengah
Indikator Kinerja sains dan teknologi nuklir terapan
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat disimpulkan bahwa capaian IK 1.2. sampai dengan tahun 2017 terhadap target jangka menengah PSTNT sudah tercapai sebesar 64,3%.
Adapun hasil yang diperoleh pada tahun 2017 diuraikan sebagai berikut:
a. Dokumen teknis pemisahan radiolantanida untuk terapi berbasis kromatografi kolom (tahap 3)
Pada tahun 2016 telah diperoleh peningkatan efisiensi pemisahan radioisotop 161Tb dari matriks Gd/Tb hasil iradiasi Gd2O3 diperkaya isotop 160Gd (98,4%) berbasis kromatografi ekstraksi menggunakan resin LN sebagai fase diam dengan yield dan kemurnian radionuklida yang tinggi. Dalam upaya mendapatkan metode alternatif pemisahan radioisotop 161Tb dari matriks Gd/Tb hasil iradiasi bahan sasaran Gd2O3 diperkaya isotop 160Gd (98,4%) berbasis kromatografi kolom dengan harga yang lebih ekonomis, maka pada tahun 2017 penelitian pemisahan radioisotop 161Tb dilanjutkan untuk mendapatkan data hasil pemisahannya menggunakan kolom resin penukar ion, baik berupa resin penukar kation maupun penukar anion sebagai fase diam, sehingga pada tahun 2017 ini telah diperoleh data hasil pemisahan radioisotop 161Tb dari matriks Gd/Tb berbasis penukar ion dengan yield yang masih rendah, yaitu sekitar 62% dengan kemurnian radionuklida sebesar 99,91 ± 0,67%. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk pemantapan hasil agar diperoleh yield pemisahan yang lebih tinggi. Pada akhir renstra (tahun 2019), hasil dari penelitian ini diharapkan dikuasai dan diperoleh metode pemisahan radioisotop 161Tb untuk terapi berbasis kromatografi kolom dengan karakteristik fisiko-kimia yang memenuhi persyaratan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai radioisotop spesifik target untuk terapi kanker.
Hasil akhir (2019) dari kegiatan ini direncanakan berupa suatu metode preparasi dan pemisahan radioisotop medis untuk keperluan terapi seperti 161Tb. Radioisotop ini kedepannya dapat dihilirisasi dan sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam dunia kedokteran nuklir dalam terapi penyakit kanker.
Penentuan Koefisien Distribusi Isotop Gd dan Tb Pemisahan 161Tb dari target 160Gd dengan kolom
resin penukar ion
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
b. Dokumen teknis pemisahan radioisotop berbasis generator untuk aplikasi radioperunut di industri (tahap 2)
Dokumen teknis pemisahan radioisotop 113mIn hasil iradiasi neutron Sn (timah) isotop alam dengan sistim kromatografi kolom zirconium oksida adalah hasil yang diperoleh kegiatan tahun ketiga (2017). Hasil akhir kegiatan direncanakan tahun kelima (2019) berupa sebuah metode untuk memenuhi kebutuhan radioisotop khususnya untuk industri dengan sistem generator 113Sn/113mIn yang praktis. Bentuk kimia 113mIn dari generator adalah terutama sebagai kation In3+ dalam konsentrasi klorida encer, sedangkan dalam konsentrasi pekat membentuk kompleks klorida seperti InCl2+ yang dapat dikonversi ke bentuk anionik InCl4-. Dari sifat tersebut radionuklida 113mIn memiliki potensi untuk aplikasi dalam berbagai situasi industri menggunakan sebagai perunut untuk bahan berair, organik atau padat.
Penelitian di tahun 2017 terdapat kendala untuk mendapatkan data penelitian yang maksimal berkaitan dengan fasilitas iradiasi atau reaktor TRIGA 2000 Bandung sering mengalami masalah termasuk waktu iradiasi dan fluks neutron yang rendah. Sementara anggaran untuk melaksanakan iradiasi di Pusat Reaktor Serba Guna GA Siwabessy – serpong dan keperluan bahan kimia mengalami pemotongan. Hal ini berakibat pada pengulangan percobaan untuk memperoleh data yang valid dari 6 kali iradiasi menjadi 2 kali iradiasi.
Kolom berisi Matriks Zirkonium Oksida untuk Generator Radioisotop 113In
Penentuan Kemurnian Radiokimia dengan Kromatografi Kertas Menaik
c. Dokumen teknis pemisahan radioisotop diagnostik berbasis elektrokimia dan ionic liquids (tahap 3)
Pada tahun 2016 telah dihasilkan dokumen teknis pemisahan radioisotop diagnostik 99mTc dari 99Mo berbasis elektrokimia dengan hasil yield pemisahan 99mTc lebih dari 90%
terhadap aktivitas teroritis, namun masih terdapat pengotor 99Mo melebihi batas yang dipersyaratkan. Pada tahun 2017 dilakukan upaya meningkatkan aktivitas jenis dari 99Mo melalui metode reaksi recoil atau szilard chalmers. Pada tahun 2017 telah berhasil
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
molibdenum-ftalosianin, reaksi recoil akan berlangsung dan 99Mo yang dihasilkan akan memiliki aktivitas jenis tinggi sehingga pengotor 99Mo dalam 99mTc hasil pemisahan dapat ditekan.
Adapun kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah pemotongan anggaran yang menyebabkan keterbatasan dana untuk pembelian bahan penelitian dan pengadaan peralatan untuk proses radioisotop.
Penentuan Kemurnian Radiokimia dari 99mTc dengan elektroforesis dan SCA
Senyawa Mo-Ftalosianin hasil Sintesis
d. Dokumen teknis sintesis dan karakterisasi nanopartikel dari bahan lokal, dan karakterisasi termofisika nanofluida sebagai bahan pendingin reaktor (tahap 3) Tahun 2017 telah dihasilkan dokumen teknis tentang sintesis nanopartikel Al2O3 dari bahan lokal bauksit dengan metode self combustion. Serbuk nanopartikel Al2O3 berhasil disintesis. Serbuk precursor Al(OH)3 atau AlOOH diperoleh dari bauksit dengan metode Bayer. Nanopartikel yang diperoleh dimanfaatkan untuk menyiapkan nanofluida. Karakterisasi dari nanopartikel Al2O3 yang diperoleh dilakukan menggunakan XRD, TEM, dan SEM. Untuk sementara analisis XRD dilakukan di luar PSTNT karena peralatan XRD di PSTNT masih mengalami gangguan akibat menurunnya kinerja dari tabung x-ray. Nanofluida yang dibuat dikarakterisasi menggunakan alat ukur zeta potential, pH meter, dan alat ukur CHF (Critical Heat Flux). Data karakteristik korosi nanofluida pada bahan SS dan zirkaloy telah dipelajari menggunakan alat potensiostat dan alat ukur sudut kontak (contact angle). Data perpindahan panas nanofluida juga telah diperoleh dengan memanfaatkan untai uji yang dibuat secara mandiri di PSTNT.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Serbuk nanopartikel Al2O3 dari serbuk self
combustion memakai gula sebagai bahan bakar yang dikalsinasi pada suhu 1200oC selama 1 Jam.
Citra TEM Nanopartikel hasil Proses Self Combustion.
Dalam tujuan meningkatkan capaian kinerja di tahun mendatang, PSTNT akan melakukan strategi :
1. Untuk menghindari kegagalan hasil penelitian pada tahun 2018 dengan biaya penelitian yang masih belum memadai (terbatas), maka pada awal tahun 2018 diajukan pengadaan bahan dan alat yang dibutuhkan lebih awal untuk antisipasi adanya pemotongan anggaran;
2. Memperluas jejaring kerjasama dan melanjutkan Focus Group Discussion dengan pihak universitas/perguruan tinggi yang telah terjalin di tahun 2017 untuk meningkatkan kualitas produk riset yang telah dihasilkan.
Jumlah Publikasi Ilmiah (IK 1.3)
IK 1.3 merupakan ukuran keunggulan litbang PSTNT melalui perolehan karya tulis ilmiah yang berkualitas oleh pelaku litbangyasa di PSTNT, termuat pada jurnal internasional, jurnal nasional, prosiding internasional, prosiding nasional, dan atau seminar.
Realisasi IK 1.3. yang dicapai tahun 2017 sebanyak 27 publikasi ilmiah dari target 18 publikasi ilmiah, sehingga capaian kinerja IK ini adalah sebesar 150%. Publikasi ilmiah ini diperoleh dari jurnal internasional, jurnal nasional terakreditasi, prosiding internasional dan prosiding nasional seperti tercantum pada Lampiran 4. Perbandingan target dan capaian IK 1.3 di tahun 2017, 2016 dan 2015 tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 12. Capaian IK 1.3. Tahun 2015 s.d. 2017
Indikator Kinerja
Tahun 2017 Tahun 2016 Tahun 2015
Target Realisasi Capaian
Kinerja Target Realisasi
Capaian Kinerja
Target Realisasi Capaian Kinerja
Jumlah publikasi ilmiah
18 27 150 % 16 51 318,75 % 6 27 450%
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
yang berpengaruh signifikan adalah pemotongan anggaran yang berdampak pada penurunan keikutsertaan para pejabat fungsional khususnya peneliti dalam kegiatan seminar dan konferensi ilmiah nasional maupun internasional baik di dalam dan luar negeri.
Jika dibandingkan dengan target 2019 dalam Rencana Implementasi Renstra Tahun 2015-2019, realisasi tahun 2017 dapat disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Perbandingan Realisasi IK 1.3. dibandingkan Target Jangka Menengah
Indikator Kinerja
Target Kumulatif Tahun
Realisasi s/d Tahun
2017
Persentase Realisasi s/d 2017 terhadap Target Jangka
Menengah 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Publikasi
Ilmiah 6 22 40 58 76 105 138,16%
Berdasarkan Tabel 13 di atas, dapat disimpulkan bahwa capaian IK 1.3. sampai dengan tahun 2016 telah melebihi target jangka menengah PSTNT dengan capaian sebesar 138,16%. Hasil ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam capaian 3 tahun terakhir, sehingga diprediksi bahwa target jangka menengah akan dapat dicapai bahkan sangat mungkin terlampaui.
Untuk capaian publikasi ilmiah memang terlihat terjadi penurunan dari 51 publikasi di tahun 2016 menjadi 27 publikasi di tahun 2017, namun penurunan tersebut lebih dikarenakan kebijakan manajemen yang memutuskan jumlah publikasi ilmiah dalam seminar tidak dimasukkan ke dalam capaian, hanya publikasi ilmiah dalam jurnal yang dimasukkan ke dalam capaian. Dibandingkan tahun 2016, jumlah capaian dalam jurnal internasional dan jurnal nasional terakreditasi mengalami peningkatan dari 17 buah menjadi 27 buah di tahun 2017.
Berdasarkan hasil ini, PSTNT akan melakukan upaya-upaya peningkatan di periode mendatang, antara lain:
1. Mengadakan Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir di tahun 2019 sebagai agenda rutin dua tahunan dan perlu direncanakan kegiatan kolaborasi dengan universitas maupun organisasi profesi untuk kegiatan sejenis bertaraf internasional; 2. Memberikan penghargaan bagi pegawai yang memiliki pencapaian yang maksimal,
terutama bagi yang menerbitkan KTI dalam jurnal internasional atau seminar internasional;
3. Melakukan pertemuan ilmiah sebagai bentuk transfer knowledge minimal dua bulan sekali dari pegawai senior ke junior untuk meningkatkan kemampuan baik dalam kegiatan litbang maupun dalam menghasilkan KTI pada lingkup nasional dan internasional;
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
5. Memfasilitasi peneliti dalam mengajukan jurnal ilmiah internasional berbayar melalui pengajuan pendanaan dari kemeristekdikti dan anggaran PUI PSTNT.
Indeks Kepuasan Pelanggan (IK 1.4)
IK 1.4 diperuntukkan dalam mengukur keberhasilan kualitas atas layanan PSTNT dalam memenuhi kebutuhan pengguna, berupa layanan jasa, fasilitas dan produk teknologi nuklir. Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) diperoleh melalui survei atas pendapat pengguna dalam memperoleh layanan. IKP yang diukur adalah hasil rata-rata perolehan IKP di bawah koordinasi PSTNT pada tahun terkait.
Sejak tahun 2016 IK IKP dipindahkan berada di bawah Sasaran Kegiatan 1 (SK 1) – Meningkatnya hasil litbang sains dan teknologi nuklir terapan yang dapat dimanfaatkan. Realisasi IK 1.4. yang dicapai tahun 2017 sebesar 3,20 dari skala maksimal 4, dengan capaian kinerja sebesar 98,46%. Perbandingan target dan capaian IK 1.4 di tahun 2017 dan tahun 2016 ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 14. Capaian IK 1.4. Tahun 2017 dan Tahun 2016
Indikator Kinerja
Tahun 2017 Tahun 2016
Target Realisasi Capaian
Kinerja Target Realisasi
Capaian Kinerja
Indeks Kepuasan
Pelanggan 3,15 3,20 101,9% 3,1 3,25 104,8%
Berdasarkan Tabel 14 di atas, capaian kinerja IK 1.4 pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 1,54% bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016, terdapat penurunan yang terjadi pada 10 dari 14 komponen layanan. Terdapat 4 komponen yang mengalami peningkatan, dimana peningkatan yang paling tinggi kenaikannya adalah komponen “kewajaran dalam mendapatkan pelayanan” dengan nilai rerata 3,34. Adapun komponen layanan yang paling tinggi penilaiannya adalah “kesopanan dan keramahan petugas dalam
memberikan pelayanan” dengan nilai rerata 3,37. Sedangkan komponen layanan yang paling rendah penilaiannya adalah “keamanan pelayanan” dengan nilai rerata 2,95.
Jika dibandingkan dengan target 2019 dalam Rencana Implementasi Renstra Tahun 2015-2019, realisasi tahun 2017 dapat disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Perbandingan Realisasi IK 1.4. dibandingkan Target Jangka Menengah
Indikator Kinerja
Target
Realisasi s/d Tahun
2017
Persentase Realisasi s/d 2017 terhadap Target Jangka
Menengah 2015 2016 2017 2018 2019
Indeks Kepuasan
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 15, dapat disimpulkan bahwa capaian IK 1.4. terhadap target jangka menengah PSTNT pada tahun 2016 telah sepenuhnya tercapai (100%), namun pada tahun 2017 terjadi penurunan IKP yang menyebabkan realisasi berkurang menjadi 98,5% terhadap jangka menengah. Hal ini dapat menjadi pemicu bagi PSTNT untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan mengingat masih tersedianya waktu selama dua tahun untuk mencapai target jangka menengah tersebut.
Kegiatan IK 1.4 ini tidak terlepas dari beberapa kendala terutama mengenai kecepatan pelayanan, karena masih terdapat pelanggan yang tidak puas terhadap ketidakpastian waktu penyelesaian pengujian pada laboratorium uji PSTNT.
Berdasarkan hasil ini, PSTNT akan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan capaian IK 1.4 di periode mendatang, antara lain:
1. Membuat sistem pengaduan secara online.
2. Meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, terutama mengenai kejelasan dan kepastian jadwal pelayanan.
3. Melanjutkan dan meningkatkan penerapan program 5S (senyum, sapa, salam, santun, sigap) dan 5R (Resik, Rapih, Rajin, Rawat, Ringkas) untuk petugas layanan.
4. Melakukan inspeksi sistem manajemen ke Bagian/Bidang/Unit untuk memastikan bahwa penerapan sistem manajemen sudah dilaksanakan.
5. Melaksanakan kegiatan temu pelanggan untuk menyosialisasikan dan mempromosikan pelayanan pengujian yang dilakukan PSTNT.
Sasaran Kegiatan 2 (SK 2) – Beroperasinya Reaktor TRIGA 2000 sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku
SK 2 bertujuan untuk memastikan reaktor dapat beroperasi dengan selamat serta terpenuhinya persyaratan yang ditentukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pelatihan dan produksi radioisotop.
Sasaran Kegiatan ini diukur melalui empat Indikator Kinerja (IK) yaitu :
2.1 Jumlah data riset pengembangan dan pengoperasian Reaktor TRIGA 2000; 2.2 Jumlah dokumen teknis pengembangan dan pengoperasian Reaktor TRIGA 2000; 2.3 Jumlah hari dengan zero accident
Jumlah IK pada SK 2 di tahun 2017 menjadi 3 buah IK dari awalnya 4 buah IK di tahun 2016, hal ini terjadi karena pergeseran output IK 2.3 di tahun 2016 berupa desain menjadi dokumen teknis di tahun 2017.
Selanjutnya uraian atas capaian masing-masing IK yang mendukung sasaran kegiatan ini sebagai berikut.
Jumlah data riset pengembangan dan pengoperasian Reaktor TRIGA 2000 (IK 2.1)
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
satu data dukung dalam persiapan program dekomisioning reaktor TRIGA yang berfokus pada kegiatan remediasi untuk mendukung program pengendalian lingkungan di tapak reaktor.
IK 2.1 ini diperoleh melalui 1 buah data riset yaitu data riset remediasi elektrokinetik menggunakan dua bahan elektrode, ekstraksi kontaminan radioaktif menggunakan senyawa khelat, dan uji fitoremediasi beberapa tanaman (tahap 3).
Realisasi IK 2.1 ini adalah sebanyak 1 data riset dari target sebanyak 1 data riset, sehingga capaian kinerja IK ini adalah sebesar 100%. Adapun secara rinci, perkembangan capaian IK 2.1 antara tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Capaian IK 2.1. Tahun 2017 dan Tahun 2016
Indikator Kinerja
Tahun 2017 Tahun 2016
Target Realisasi Capaian
Kinerja Target Realisasi
Capaian Kinerja Jumlah data riset
pengembangan dan
Berdasarkan Tabel 10 di atas, capaian kinerja IK 2.1 pada tahun 2017 dan 2016 sama yaitu sebesar 100%.
Jika dibandingkan dengan target 2019 dalam Rencana Implementasi Renstra Tahun 2015-2019, realisasi tahun 2017 dapat disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Perbandingan Realisasi IK 2.1. terhadap Target Jangka Menengah
Indikator Kinerja
Jumlah data riset pengembangan dan pengoperasian Reaktor TRIGA 2000
1 1 1 1 1 3 60%
Berdasarkan Tabel 17 di atas, dapat disimpulkan bahwa capaian IK 2.1. sampai dengan tahun 2017 terhadap target jangka menengah PSTNT sudah tercapai sebesar 60%.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Tahun 2017
dianalisis aktivitasnya dengan MCA. Pada tahun 2016 telah dilakukan penelitian fitoremediasi dengan menambahkan senyawa asam sitrat diperoleh effektifitas penyisihan sebesar 0,16 %. Sedangkan pada tahun 2017 diperoleh Efektifitas penyisihan cesium dengan penambahan EDTA adalah 0,5% sedangkan tanpa penambahan senyawa kimia 0,2%. Pada tanaman yang sedang mengalami pertumbuhan Cs-134 akan terdeposisi pada organ akar tanaman sedangkan pada saat tanaman sudah cukup tua (siap panen) Cs-134 paling banyak terdeposisi pada organ daun tanaman. Tanaman bayam bukan termasuk golongan akumulator dan kurang cocok jika digunakan sebagai tanaman fitoekstraksi
Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah kurangnya tenaga pelaksana dan peneliti karena adanya mutasi pegawai. Dengan demikian, beban kerja SDM bertambah dan membutuhkan alokasi waktu yang lebih. Pemotongan angaran juga memberikan dampak yang besar karena beberapa pengadaan bahan penelitian tidak dapat terlaksana.
Pengukuran sampel tanah hasil remediasi dengan MCA HPGe
Rangkaian Penelitian Metode Fitoremediasi dengan tanaman bayam
Dalam rangka untuk meningkatkan capaian kinerja di tahun mendatang, PSTNT akan melakukan:
1. Mengajukan anggaran di tahun 2018 untuk memenuhi kebutuhan biaya pembelian nitrogen cair selama 1 tahun.
2. Menambah personel baru 1 orang dan melakukan kerjasama antar kelompok penelitian sehingga terjadi sinergi dan saling membantu dalam penelitian.
Jumlah dokumen teknis pengembangan dan pengoperasian Reaktor TRIGA 2000 (IK 2.2)