• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Permainan Edukatif untuk Pembelajaran Fisika pada Jenjang Pendidikan Dasar - Repository UNRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perancangan Permainan Edukatif untuk Pembelajaran Fisika pada Jenjang Pendidikan Dasar - Repository UNRAM"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2085-9465

PROSIDING

S

S

E

E

M

M

I

I

N

N

A

A

R

R

N

N

A

A

S

S

I

I

O

O

N

N

A

A

L

L

D

D

A

A

N

N

P

P

A

A

M

M

E

E

R

R

A

A

N

N

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

-

-

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

P

P

E

E

N

N

E

E

L

L

I

I

T

T

I

I

A

A

N

N

(DALAM RANGKA DIES NATALIS UNRAM KE 47)

Tema :

“Membangun NTB yang Mandiri dan Berdaya

Saing melalui Pengembangan IPTEKS”

Mataram, 29-30 September 2009

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

ISSN 2085-9465

PROSIDING

S

S

E

E

M

M

I

I

N

N

A

A

R

R

N

N

A

A

S

S

I

I

O

O

N

N

A

A

L

L

D

D

A

A

N

N

P

P

A

A

M

M

E

E

R

R

A

A

N

N

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

-

-

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

P

P

E

E

N

N

E

E

L

L

I

I

T

T

I

I

A

A

N

N

(DALAM RANGKA DIES NATALIS UNRAM KE 47)

Tema :

“Membangun NTB yang Mandiri dan Berdaya Saing melalui

Pengembangan IPTEKS”

Pelindung

:

Rektor

Universitas

Mataram

Penanggung Jawab

: Ketua Lembaga Penelitian Universitas

Mataram

Ketua Redaksi

: Ir. H. Amiruddin, MSi

Wakil Ketua

: Dr. Ir. H. Tarmizi, MP

Penyunting:

Ketua

:

Dr.

Ir.

Kisman,

MSc

Anggota

: Dr. I Wayan Suana, S.Si., M.Si.

dr. Hamsyu Kadriyan, Sp. THT., M.Kes.

Agus Dwi Catur, ST., MT.

Drs. Sukib, M.Si.

Muhammad Ali, S.Pt., Ph.D.

Dr. Muhaimin, SH., M.Hum.

Ir. Sasmito, M.Phil.

Dr. Ir. Bambang Budi Santoso, MScAg

Alamat:

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS MATARAM

Jl. Pendidikan 37 Mataram, Lombok, NTB

Telp./fax. 0370 638265

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………... i

LAPORAN KETUA PELAKSANA SEMINAR... ii

DAFTAR ISI... iii

LATAR BELAKANG, TEMA DAN TUJUAN... 1

PESERTA, TEMPAT DAN WAKTU... 2

MATERI SEMINAR DAN PAMERAN... 2

AKOMODASI, KONSUMSI DAN TRANSPORTASI... 2

TATA TERTIB PERSIDANGAN DAN POSTER SESSION... 2

SUSUNAN PANITIA... 3

SUSUNAN ACARA... 5

MAKALAH UTAMA.. MEMBANGUN NTB DAN MASYARAKAT AKADEMIK YANG BERDAYA SAING MELALUI PENGEMBANGAN IPTEKS Direktur DP2M Dirjen Dikti... 23

PERANAN DEWAN RISET NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN PENELITIAN DI PERGURUAN TINGGI & DAERAH Sekertaris Menristek RI/DRN... 37 MAKALAH PENUNJANG. A. BIDANG SAIN, KEDOKTERAN, PENDIDIKAN MARKONICOV ADDITION OF CHLROSULFONIC ACID TO EUGENOL ISOLATED FROM CLOVE OIL TO FORM NEW CYCLIC SULFONIC DERIVATIVE. I Made Sudarma, Maria Ulfa, Sarkono……… 51

(4)

KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS EXTRA VIRGIN COCONUT OIL YANG DIHASILKAN

Ani Setyopratiwi... 58

FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes), KAYU APU (Pistia stratoites), KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) UNTUK MENURUNKAN KADAR DETERJEN PADA PERAIRAN)

Syarifa Wahidah Al Idrus...

68

IMPLEMENTASI KOPER MATIK DI SDN 44 AMPENAN KOTA MATARAM UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN BERPUSAT PADA SISWA

Sri Subarinah...

83

PROFIL KAPASITAS VITAL PARU ATLET TAEKWONDO

MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SE-NUSA TENGGARA BARAT

Yanna Indrayana, Herpan Syafii Harahap... 95

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PIPERAZIN DAN ALBENDAZOL SEBAGAI ANTIHELMENTIK TERHADAP ASCARIASIS

Herpan Syafii H., Titi Pambudi K., Dyah Purnaning, Adnanto

Wiweko... 106

EFFECTS OF PHYLLANTHUS NIRURI L EXTRACT ON CELLULAR IMMUNITY BALB/C INFECTED BY SALMONELLA TYPHIMURIUM

Ima Arum L, Purwanto AP, Henna Rya……….………... 114

THE PROTECTIVE EFFECTS OF SEA CUCUMBER (Holothuria scabra) AGAINST THE HEPATOTOXICITY OF CARBON

TETRACHLORIDE (CCL4). PHARMACOLOGICAL EXPERIMENTAL

STUDY IN RATS (Rattus norvegicus)

Nurhidayati... 134

ANGKA KESAKITAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN ANAK PADA PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Ardiana Ekawanti... 150

MASS BLOOD SURVEY DAN ACTIVE CASE DETECTION UNTUK PENGENDALIAN MALARIA DI DESA BATUNAMPAR, KECAMATAN JEROWARU, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NTB

Ahmad Taufik S, Didit Yudhanto, Mohammad Rizki, Adnanto Wiweko,

Deasy Irawaty, Seto Priyambodo, Mulyanto,Hisayoshi Mitsuda……... 160

(5)

PROVINSI NTB: KE ARAH PENUNTASAN WAJAR 9 TAHUN

Burhanuddin... 174

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH, FKIP-UNRAM

Johan Mahyudi... 188

PERANCANGAN PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Joni Rokhmat... 209

PERANCANGAN TAMAN EDUKATIF UNTUK PEMBELAJARAN PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Chairunisyah Sahidu, Joni Rokhmat, Nyoman Sridana, Aa

Sukarso………... 223

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MULTIMETODE MATA PELAJARAN SAINS PAKET B PADA PKBM DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Kosim, H. Wahab Juri, Syahrial A., Hikmawati... 236

PEMBELAJARAN BERDASARKAN “SISTEM AMONG” ( Model PMBSA )

Harry Supriyanto... 256

AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK TIGA TANAMAN OBAT TRADISIONAL SUKU SASAK LOMBOK YANG MEMILIKI KESAMAAN FUNGSI

Sukib dan Kusmiyati... 266

PERANCANGAN CHEMISTRY MAGIC DISC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 MATARAM

Yayuk Andayani, I Nyoman Loka dan Yasir Arafat... 277

EVALUASI PROGRAM PENUNTASAN BUTA AKSARA DI NTB

Aos Santosa Hadiwijaya………..……….. 288

B. BIDANG PERTANIAN

DEPOSIT ANTIBODI ANTI-EKSKRETORI/SEKRETORI Ascaridia galli DI DALAM YOLK AYAM PETELUR

Darmawi, Ummu Balqis, dan Muhammad Hambal... 304

(6)

BERBASIS TRIS-KUNING TELUR DAN TRIS-EKSTRAK KEDELAI Chairussyuhur Arman, Maskur, Sri Sulandari, Kertanegara, M. Dohi dan

Mastur... 313

AMPLIFIKASI GEN vp19 DAN vp28 VIRUS BERCAK PUTIH (WHITE SPOT SYNDROM VIRUS) YANG MENGINFEKSI UDANG DI

INDONESIA

Muhamad Ali, Sulaiman N.D., Alis Muhlis, dan Yusuf Akhyar

Sutaryono... 326

PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL UNTUK MENDETEKSI TOKSIN

CLOSTRIDIUM BOTULINUM TIPE B: PENELITIAN PENDAHULUAN PENGEMBANGAN IMUNODIAGNOSTIK

Sulaiman N. Depamede dan Djoko Kisworo... 327

STUDI TENTANG DENSITAS IKAN PELAGIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI OCEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT ALAS

M. Junaidi, A. Mukhlis dan N. Diniarti... 336

PERANAN BANK ZIGOT UNTUK MENJAGA KONTINUITAS PRODUKSI MUTIARA DI INDONESIA

Syachruddin AR... 345

IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA LABUHAN LOMBOK KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR Salnida

Yuniarti... 362

UPAYA EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN BUATAN UNTUK MENEKAN FCR PADA PEMBESARAN IKAN KERAPU BEBEK DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)”

M.Amiri, Imanuddin, Bangun... 368

LAJU PERTUMBUHAN KARANG PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG GILI INDAH LOMBOK*)

Mukhlis... 378

KAJIAN PEMANFAATAN IKAN NILA UNTUK DENDENG BUMBU EKSTRAK

Edy Santoso... 389

STUDY OF PENGANTAP BAY CONDITION FOR THE SUITABLE SITE OF SEAWEED (Eucheuma Cottonii) CULTIVATION

Dewi Nur’aeni Setyowati, Paryono………... 402

(7)

ECOSYSTEM SERVICE (PES) DI KAWASAN KKLD GILI SULAT DAN GILI PETAGAN LOTIM

Sitti Hilyana... 414

PENGARUH EKSTRAK RUMPUT LAUT TERHADAP

PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

Sunarpi, Ahmad Jupri, Nurahman, dan Rina Kurnianingsih... 431

PERANAN PEMULIAAN POHON DAN SILVIKULTUR DALAM PENGEMBANGAN AGROFORESTRY DI LOMBOK BARAT

Indriyatno dan Sitti Latifah... 442

APLIKASI JAMUR Trichoderma koningii Isolat ENDO-02 DAN

Trichoderma harzianum Isolat SAPRO-07 DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN INDUKSI BEBERAPA KLON VANILI TERHADAP PENYAKIT BUSUK BATANG FUSARIUM

I Made Sudantha... 450

PENGGUNAAN VARIASI SOMAKLONAL DAN SELEKSI IN VITRO

UNTUK MENDAPATKAN PLASMA NUTFAH TANAMAN RESISTEN TERHADAP PENYAKIT

A. Farid Hemon ... 465

PENGARUH BIBIT Acacia crassicarpa ASAL BIJI DAN STEK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI

Ni Made Laksmi Ernawati... 478

TINGKAT SERANGAN HAMA PEMAKAN DAUN PADA TANAMAN

Gryrinops versteegii Gilg. Domke PENGHASIL GUBAL GAHARU

Hery Haryanto dan Heykal... 488

UJI ANTAGONIS JAMUR SAPROFIT TERHADAP JAMUR Fusarium oxysporum f.sp. cubense PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN PISANG

Wahyu Astiko... 494

KEMAMPUAN Streptomyces sp. ISOLAT LOMBOK MENGHAMBAT JAMUR DAN BAKTERI PATOGEN TANAMAN SECARA IN-VITRO

Irwan Muthahanas... 511

KELIMPAHAN MUSUH ALAMI LOKAL PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH POLIKULTUR DI SENTRA PRODUKSI PULAU LOMBOK

(8)

C. BIDANG PERTANIAN II

REGULASI DAN LOKALISASI SUBSELLULER EKSPRESI GEN BIOSINTESIS HOMOGLUTATION BINTIL AKAR SPESIES LEGUM TAHAN KEKERINGAN

Sunarpi, Maria Ulfa,Wayan Wangiyana dan Rina Kurnianingsih... 540

PENERAPAN SELEKSI SIMULTAN PADA POPULASI JAGUNG (Zea mays L.) SEBAGAI PENUNJANG PROGSATANJUNG DAN BUMI SEJUTA SAPI DI NTB

I Wayan Sutresna... 555

TOLERANSI GALUR DAN VARIETAS PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

I Gusti Putu Muliarta Aryana……….. 567

KEPADATAN TAJUK POHON SEBAGAI PENGATUR TETESAN AIR HUJAN DALAM SISTEM PERTANIAN LAHAN KERING

MTh. Sri Budiastuti... 578

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA INTERVAL WAKTU PEMBERIAN Fe DAN Mg YANG BERBEDA

Amalia T Sakya, Muji Rahayu, Winda Nawfetrias... 589

PERANAN CROTALARIA JUNCEA L. SEBAGAI SUMBER HARA NITROGEN PADA PERTANAMAN PADI BERAS MERAH

Mulyati, I N Kantun, L. Irasakti... 602

PENGARUH CEKAMAN AIR DAN PUPUK KANDANG TERHADAP FISIOLOGI TANAMAN JAGUNG

B.Tri Ratna E, Awaludin Hipi, dan Tohari... 617

PENURUNAN DAMPAK NEGATIF DEFISIT AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI MELALUI PEMBERIAN SULFUR

Wayan Wangiyana, Apriany Malinda dan Sunarpi... 629

SEKENARIO SISTEM BUDIDAYA TANAMAN YANG DAPAT MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DARI SUMBER AIR TANAH DALAM PADA LAHAN KERING PASIRAN LOMBOK UTARA MENGGUNAKAN SISTEM IRIGASI SPRINCLE BIG GUN

Suwardji... 643

EFFECTS OF SILICATE ROCK-ORGANIC FERTILIZERS (SROFS)

(9)

Joko Priyono……….

PREDICTING SOIL CARBON AND NITROGEN CONCENTRATIONS USING RAPID TECHNIQUE OF PROXIMALLY SENSED SOIL SPECTRAL REFLECTANCE

Bambang Hari Kusumo……….. 665

STUDI KOMPONEN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) EKOTIPE NUSA TENGGARA BARAT SELAMA TIGA TAHUN SIKLUS PRODUKSI

Bambang B. Santoso... 681

KETERSEDIAAN DAN PERMINTAAN BAMBU NUSA TENGGARA BARAT

Taslim Sjah, Markum, Budhy Setiawan... 694

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN BIOGAS ASAL LIMBAH TERNAK SAPI: Study Kasus di Desa Peresak Kabupaten Lombok Barat

I Wayan Suadnya... 702

HASIL DAN KOMPONEN HASIL 24 VARIETAS KEDELAI PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN

Kisman, B. Erna Listiana, Putu Silawibawa, Farid Hemon,

Meidiwarman... 718

D. BIDANG TEKNOLOGI

MAKROMOLEKUL TERINTEGRASI NTO: PENDEKATAN BARU UNTUK PELEDAK TIDAK SENSITIF

Saprizal Hadisaputra... 728

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIPOLAR HOPFIELD UNTUK PENGENALAN POLA CITRA DUA DIMENSI

Triwijoyo Bambang Krismono... 736

DISAIN DAN APLIKASI GASIFIKASI BATU BARA SEMI UPDRAFT SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI UNTUK OVEN TEMBAKAU

Tri Rachmanto, Nazar Susan, Irawan... 748

RANCANG BANGUN PENGENDALI ROBOT 3 DOF BERBASIS FPGA

Tito Yuwono... 757

KEAUSAN KERING KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM DIPERKUAT RhSiC-GRAFIT

Sinarep, Agus Dwi Catur...

(10)

PENGARUH UKURAN BUTIR BATU APUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

Akmaluddin... 781

PENGHITUNGAN KONSUM.SI. ENERGI DAN NILAI LAJU

PENGERINGAN PROSES PENGERINGAN RUMPUT LAUT DENGAN TOTARY DRYER

Nazaruddin dan Kurniawan Yuniarto...

795 SENYAWA ANTIFUNGAL ‘ALKYLRESORCINOL’ DAN AKTIVASI

SISTIM KETAHANAN ALAMI BUAH MANGGA SEBAGAI STRATEGI PENANGANAN PENYAKIT PASCA PANEN YANG RAMAH

LINGKUNGAN

Zainuri, H. Suheri, I. M. Sudarma dan S. Widyastuti... 805

EVALUASI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN ANALISIS ALIRAN DAYA 3 FASA METODE KOMPENSASI ADAPTIF

Agung Budi Muljono……… 816

PENGARUH UKURAN TETESAN TERHADAP

PENJALARAN TETESAN DI ATAS PERMUKAAN PANAS

Yesung Allo Padang... 831

PERBANDINGAN ANALITIS DAN EKSPERIMEN GETARAN TRANSVERSAL BAJA AISI 1018 AKIBAT GAYA TARIK AKSIAL

Achmad Zainuri... 839

POTENSI TANGKAI DAUN NIPAH (Nypa Frutican Wurmb) SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL

FEBRIANA TRI WULADARI... 851

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KETAHANAN IMPACT MATERIAL KOMPOSIT KAIN PERCA DENGAN MATRIK POLYESTER

Nasmi Herlina Sari, Supriono... 863

SISTEM KENDALI SINKRONISASI INVERTER DENGAN JALA-JALA LISTRIK

Warindi... 876

PENGEMBANGAN TURBIN ZERO HEAD TIPE AKSIAL BERTINGKAT

Nur Kaliwantoro... 893

PENGUKURAN CURAH HUJAN DI MATARAM DENGAN RAIN GAUGE UNTUK PEMODELAN KANAL LMDS

(11)

Made Sutha Yadnya, Lilik Hanifah, dan IGN M Arnaya...

BERAT JENIS KOMPOSIT SANDWICH MATRIK POLYESTER

DIPERKUAT SERAT NANAS DAN FILLER FLYASH DENGAN HONEYCOMB CORE DARI KERTAS BEKAS

Agus Dwi Catur, Nazmi Herlinasari...

916

ANALISIS ENERGI PADA GASIFIKASI BIOMASSA MENGGUNAKAN TOP LIF UPDRAFT GASIFIER

Tri Rachmanto, Nurchayati... 927

E. BIDANG REVITALISAS BUDAYA, SOSIAL, KEMASYARAKATAN

PETA BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI SITEM INFORMASI BUDAYA INDONESIA

Sri Hastanto... 937

REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA SASAK UNTUK NTB BERIMAN DAN BERDAYA SAING

L. Bayu Windia... 954

REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA SASAK DALAM PENGAMALAN DAN PENEGAKANNYA

H. L. Syafruddin... 967

OPTIMALISASI PARIWISATA KAWASAN SUKUH DAN CETHO KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN MENGGALI POTENSI SENI TRADISI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

Santosa... 981

PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN NEGARA TERHADAP HAK-HAK TRADISIONAL BIDANG PERTANAHAN PASCA AMANDEMEN UUD 1945

Yanis Maladi... 993

REVITALISASI NILAI-NILAI KULTURAL MASYARAKAT MENUJU NTB BERIMAN DAN BERSAING

Mahyuni... 1006

NILAI EKONOMI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN ADAM, KALIMANTAN SELATAN DARI AIR DOMESTIK, WISATA ALAM, DAN

TRANSPORTASI AIR

Mochamad Arief Soendjoto, Suyanto, M. Rusmin Nuryadin... 1019

(12)

Muktasam... 1033

PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGURANGAN KEMISKINAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRO INDUSTRI (STUDI KASUS DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT)

Fauzy Agam... 1046

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA

Diswandi... 1060

TEORI AGLOMERASI: Langkah Strategis Meningkatkan Pemanfaatan Ruko di Mataram

M. Firmansyah... 1077

DAMPAK BANTUAN LANGSUNG TUNAI TERHADAP KESEJAHTERAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA DI PULAU LOMBOK

Tajidan, Ibrahim, Emi Salmah, Sri Wahyulina, dan Ruth Stela Thei ... 1087

MODEL KELEMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA NON MATERIAL UNTUK MENUNJANG PEMBANGUNAN PERDESAAN

Mansur Afifi, Sitti Latifah... 1105

KEMAMPUAN MANAGERIAL PEREMPUAN PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL MAKANAN OLAHAN DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

Taslim Sjah, Rosmilawati, Zainuri... 1120

PEOPLES’ BEHAVIOR ON BIOSECURITY MEASURES FOR HIGHLY PATHOGENIC AVIAN INFLUENZA CONTROL IN BALI AND LOMBOK

Muktasam, A. Ambarati, Suadnya, IW., and A, Toribio, J- ALML,………… 1126

PERLINDUNGAN HUKUM BISNIS ASURANSI SYARI’AH DAN

PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI MATARAM NUSA TENGGARA BARAT

Muhaimin... 1141

ALTERNATIF MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI PULAU LOMBOK

L. Sukardi... 1159

PROFILE OF EXTENSION INSTITUTIONS AND STAFF IN THE WEST, CENTRAL AND EAST LOMBOK

(13)

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KAB. BIMA

Amiruddin... 1191

REVITALISASI BUDAYA NTB MENUJU NTB BERSAING MENYAMBUT TAHUN KUNJUNGAN LOMBOK SUMBAWA 2012

Johan Bachri... 1208

REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA SASAK UNTUK NTB BERIMAN DAN BERDAYA SAING

L. Mujitahid... 1218

ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DAN KETERBUKAAN EKONOMI DAERAH DI INDONESIA

Wahyunadi... 1228

REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM MEMBANGKITKAN SEMANGAT BERSAING

Jalaludin Arzaki... 1245

REVITALISASI NILAI - NILAI BUDAYA SASAK UNTUK NTB BERIMAN DAN BERDAYA SAING

Ramiun... 1253

MAKALAH POSTER

PROFIL PENYAKIT GERIATRI DI LOMBOK

Ahmad Taufik; Ardiana Ekawanti ... 1253

TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS SUARA PERKUTUT

(GEOPELIA STRIATA) MELALUI PEMBERIAN FORMULA MEDICINE HERBAL

Dwi Kusuma Purnamasari... 1262

PERMASALAHAN HUKUM DALAM PENERAPAN PERDA ZAKAT DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Muhaimin... 1278

PELAKSANAAN JAMINAN (COLLATERAL) DALAM PEMBIAYAAN BAGI HASIL BANK MUAMALAT CABANG MATARAM

Muhaimin... 1294

HASIL RUMUSAN DAN REKOMENDASI SEMINAR NASIONAL... 1310

(14)
(15)

KATA PENGANTAR

Seminar Nasional dan Pameran Hasil-hasil Penelitian dalam rangka Dies Natalis Universitas Mataram ke 47 yang bertema ”Membangun NTB dan Masyarakat Akademik yang Berdaya Saing melalui Pengembangan IPTEKS” diharapkan merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Mataram. Kegiatan ini selain bertujuan untuk menginformasikan hasil-hasil penelitian, juga untuk meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian antar perguaruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya di seluruh Indonesia. Hasil seminar ini nantinya dapat dijadikan sebagai saran atau bahan kebijakan dan gagasan inovatif untuk meningkatkan mutu, relevansi dan tatakelola penelitian di Universitas Mataram.

Seminar Nasional ini dijadikan sebagai wahana untuk membahas hasil-hasil penelitian dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga lainnya, dan sebagai bahan evaluasi dan peningkatan mutu penelitian yang diselenggarakan di Lembaga Penelitian Universitas Mataram di masa yang akan datang.

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pembukaan secara seremonial, seminar hasil penelitian, pameran hasil penelitian, bazar dan kunjungan wisata.

Semoga penyelenggaraan seminar ini dapat menambah wawasan para peneliti dan masyarakat pada umumnya serta memenuhi harapan Lembaga Penelitian Universitas Mataram sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

SELAMAT BERSEMINAR

Ketua Lembaga Penelitian Universitas Mataram

Prof. Ir. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D.

(16)

LAPORAN KETUA PANITIA PELAKSANA

Selamat datang di Universitas Mataram NTB. Dalam momentum hari raya Idhul Fitri pada kesempatan ini saya sampaikan Minal Aidin wal faizin wal makbulin semoga kita senantiasa dalam ampunan, ridho dan rachmatNYA.

Dapat dilaporkan bahwa Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pameran yang diselenggarakan tanggal 29-30 September 2009 bertujuan selain untuk menginformasikan hasil-hasil penelitian, juga untuk meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian antar perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya di seluruh Indonesia. Hasil seminar ini nantinya dapat dijadikan sebagai saran atau bahan kebijakan dan gagasan inovatif untuk meningkatkan mutu, relevansi dan tatakelola penelitian di Universitas Mataram.

Peserta seminar berjumlah sekitar 200 orang lebih yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yaitu:

1. Univ. Syah Kuala Banda Aceh - Sumatra.

2. Univ. Lambung Mangkurat - Banjar Baru Kalimantan 3. Univ. Gajah Mada- Yogyakarta

4. Univ. Islam Indonesia - Yogyakarta 5. Univ. Negeri Surakarta – Solo 6. Institut Seni Indonesia – Solo 7. Univ. Negeri Malang – Malang 8. Universitas Mataram

9. Universitas Swasta se NTB. dan

10. Dinas instansi yang ada di Pemda-Prop. NTB.

Kepada peserta yang telah berpartisipasi disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya semoga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan meneliti saudara. Kepada semua panitia juga disampaikan terima kasih atas korbanan fikiran dan waktunya. semoga seminar nasional ini berjalan seperti yang diharapkan.

Kepada seluruh peserta yang nantinya kembali ke tempat kerja masing-masing disampaikan selamat jalan dan kembali berkumpul bersama keluarga dengan selamat.

Amiin

(17)

1

I. LATAR BELAKANG, TEMA DAN TUJUAN

A. Latar Belakang

Semakin meningkatnya tuntutan pada kualitas penelitian baik di tingkat nasional maupun internasional, menghendaki penanganan penelitian yang semakin profesional dan konseptual sesuai dengan kebutuhan global. Hal ini untuk membuka ruang gerak para peneliti untuk mengembangkan penelitian dan hasil penelitiannya. Terkait dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan mutu penelitian sangat penting dan mendesak untuk menghadapi persaingan antar bangsa. Dengan mengekspus hasil-hasil penelitian dan memamerkan berbagai produk hasil pengembangan teknologi diharapkan gerak langkah ke depan materi penelitian semakin maju dan cepat dan dapat menunjang kualitas pendidikan yang diharapkan. Relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi sangat penting guna memenuhi tuntutan dunia kerja, yang didukung oleh tatakelola yang kuat. Masalah tersebut kemudian oleh Depdiknas dijadikan sebagai rencana strategis pembangunan pendidikan nasional pada masa yang akan datang.

Mengacu pada rencana strategis tersebut maka Lembaga Penelitian Universitas Mataram dalam kegiatan seminar nasional dan pameran hasil-hasil penelitian dalam rangka Dies Natalis Universitas Mataram ke 47, mengusung tema “ Membangun NTB dan Masyarakat Akademik yang Berdaya Saing melalui Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”.

Seminar nasional dan pameran tahun 2009 ini akan merupakan agenda rutin sebagai wahana dan wadah menjaring informasi hasil penelitian, pengembangan dan gagasan inovatif yang bermanfaat dalam memberikan bahan acuan atau masukan bagi pengambilan kebijakan pembangunan pendidikan di tingkat pemerintah daerah maupun nasional.

B. Tema

Membangun Nusa Tenggara Barat dan masyarakat akademik yang berdaya saing melalui pengembanga ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

C. Tujuan

1. Menginformasikan hasil-hasil penelitian yang sudah dicapai yang dapat dijadikan dasar kebijakan pembangunan nacional.

2. Menjaring informasi hasil penelitian untuk meningkatkan mutu penelitian 3. Memperkuat jaringan kerjasama penelitian antar perguruan tinggi maupun

(18)

2

II. PESERTA, TEMPAT DAN WAKTU

A. Peserta

Peserta seminar dan pameran hasil penelitian ini adalah peneliti lembaga penelitian perguruan tinggi se Indonesia, Lembaga penelitian pemerintah dan peneliti mandiri.

B. Tempat dan Waktu

Tempat : Gedung Rektorat Universitas Mataram Waktu : Selasa dan Rabu (29-30 September 2009).

III. MATERI SEMINAR DAN PAMERAN

Materi seminar dan pameran meliputi hasil-hasil penelitian, pengembangan dan gagasan inovasi hasil penelitian dari lembaga pengabdian masyarakat dan hasil pengusaha binaan perguruan tinggi dari berbagai bidang, untuk penelitian yang dikelola oleh Lemlit UNRAM dibatasi pada kegiatan penelitian tiga tahun terakhir.

IV. AKOMODASI, KONSUMSI DAN TRANSPORTASI

1. Untuk akomodasi, panitia hanya dapat memberikan informasi beberapa hotel/penginapan di sekitar kota mataram.

2. Konsumsi selama seminar dan seminar kit disediakan oleh panitia untuk semua peserta.

3. Panitia tidak menyediakan transportasi antar jemput, untuk kepentingan wisata panitia menyediakan paket wisata dan seluruh biaya yang diperlukan dibebankan pada peserta sesuai dengan paket yang dipilih.

V. TATA TERTIB PERSIDANGAN DAN POSTER SESSION

A. Persidangan

Sidang dalam seminar adalah sidang pleno dan sidang kelompok yang dikelompokkan berdasarkan disiplin ilmu. Sidang pleno membahas makalah kunci yang dialokasikan pada hari pertama, kemudian dilanjutkan dengan beberapa makalah pendukung., sedangkan makalah pendukung lainnya (sidang kelompok dialokasikan pada hari kedua. Peserta mengikuti sidang kelompok sesuai dengan kelompok yang ditetapkan oleh panitia. Untuk kelancaran penyajian dan pembahasan makalah peserta, penyaji, moderator dan notulen diharapkan sudah berada di ruangan 10 menit sebelum penyajian makalah dimulai.

B. Poster session

(19)

3

khusus/binaan. Peserta yang terlibat dalam poster session agar menyediakan waktu untuk memberi penjelasan pada saat istirahat apabila ada pertanyaan dari pengunjung.

C. Peserta

Untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama acara seminar dan pameran, dianjurkan kepada seluruh peserta agar menggunakan ID card yang disediakan dan datang pada tempat seminar 15 menit sebelum acara dimulai. Akan sangat bijaksana apabila selama sidang berlangsung alat komunikasi (HP) dalam posisi silent

VI. SUSUNAN PANITIA

Kegiatan Seminar Nasional dan Pameran Hasil-hasil Penelitian diselenggarakan oleh sebuah panitia yang dibentuk berdasarkan surat keputusan Rektor Universitas Mataram dengan susunan personalia sebagai berikut:

Pelindung/Penasehat : Rektor Universitas Mataram

Penanggung Jawab : Ketua Lembaga Penelitian Universitas Mataram

Panitia Pengarah :1. Pembantu Rektor I

2. Dekan Fakultas Pertanian 3. Dekan Fakultas MIPA 4. Dekan Fakultas Peternakan 5. Dekan Fakultas Hukum 6. Dekan Fakultas Kedokteran 7. Dekan FKIP

8. Dekan Fakultas Ekonomi 9. Dekan Fakultas Teknik

Panitia Pelaksana :

Ketua : Ir. H. Amiruddin, M.Si. Sekretaris : Dr. Ir. Tarmizi, MP.

Bendahara : Dr. Yayuk Andayani, M.Si.

Seksi-seksi :

1. Seksi Acara/Pembukaan :1. Dr. Ir. Lalu Sukardi, M.Si. (Koordinator) 2. Dr. Syafruddin , MS.

3. Ir. Siti Hilyana, M.Si. 4. Drs. M. Chairul Huda 5. Syahbudin, SP.

2. Seksi Seminar :1. Dr. Ir. Kisman, M.Sc. (Koordinator) 2. Dr. I Wayan Suana, S.Si., M.Si.

(20)

4

4. Agus Dwi Catur, ST., MT. 5. Drs. Sukib, M.Si.

6. Muhammad Ali, S.Pt., Ph.D. 7. Dr. Muhaimin, SH., M.Hum. 8. Ir. Sasmito, M.Phil.

3. Seksi Pameran : 1. Drs. Dedy Suhendra, M.Si., Ph.D (Koordinator) 2. Dr. Ir. Bambang Budi Santoso, M.Sc. Agr.

3. Warindi, ST. M.Eng. 4. Joko Jumadi, SH.

5. Dwi Kusuma Purnamasari, S.Pt., M.Si. 6. Sujita, ST., MT.

7. Ir. M. Junaidi, M.Si. 8. Arba, SH., MH. 9. Drs. Masrun,MM.

4. Seksi Humas/Publikasi &

Dokumentasi :1. Dr. Wahyunadi (Koordinator) 2. Ir. Hermansyah Pane, M.Si.

3. Dr. L wira Pria Suhartana, SH.,M..Hum. 4. H.M. Ilwan, SH., MH.

5. Seksi Perlengkapan dan

Keamanan : 1. Ir. Uyek Malik Yakob, M.Sc.(Koordinator) 2. Drs. I Putu Sumiadha

3. Muhammad Hasan, S.Sos. 4. Mustajib, ST

6. Seksi Hiburan & Bazar : 1. Dra. Emi Salmah, M.Si. (Koordinator) 2. dr. Adriana Ekawati, M.Kes.

3. Dra. Ni Made Novi Suryanti, M.Si. 4. Dra. Hj. Rifkah Moray

7. Seksi Seleksi & Penilai Makalah

dan Penyaji Poster : 1. Prof. Dr. Ir. L Wire Sapta Karyadi, M.Si (Koordinator) 2. Prof. Dr. Ir. Soekardono, SU.

3. Ir. Didi S. Agustawijaya, Ph.D. 4. Prof. Drs. Mahyuni, MA., Ph.D.

5. Prof. Ir. I Made Sudarma, M.Sc., Ph.D. 6. Prof. Ir. H. M. Sarjan, M.Ag.Cp., Ph.D. 7. Prof. Dr. Mahsun, MS.

8. Drs. Rusdan, MM.

(21)

PERANCANGAN PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PEMBELAJARAN

FISIKA PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Joni Rokhmat

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Mataram

Jl. Majapahit 62 Mataram 83125; telp. 0370623873 Hp: 081805738694; email:jrokhmat62@gmail.com

ABSTRAK

Sarana dan Prasarana yang memenuhi standar nasional pendidikan antara lain tersedianya tempat bermain, berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain. Aneka permainan edukatif memberi dukungan langsung terwujudnya sarana dan prasarana tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai alat permainan edukatif, seperti alat permainan yang berbasis permainan kartu,

puzzle, serta permainan popular lainnya juga audio lagu terbukti dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa SD dan SMP, khususnya pada bidang fisika, baik ditinjau dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Implementasi dari media ini sejalan dengan teori belajar konstruktifisme karena siswa terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuannya. Selain itu, implementasi ini relevan dengan karakteristik anak pada jenjang pendidikan dasar, yaitu anak lebih menyukai proses pembelajaran yang berbasis permainan. Dengan demikian, peristiwa ini juga sangat relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, efisien, dan menyenangkan atau PAIKEEM. Media ini juga dapat diimplementasikan baik dalam pembelajaran formal maupun suplemen atau pengayaan. Dua model implementasi ini juga membantu mengatasi rasio kuantitas kompetensi keilmuan terhadap waktu belajar yang semakin membesar..

Kata kunci: permainan edukatif, teori konstruktivisme, PAIKEEM.

ABSTRACT

Means and infrastructures fulfilling the national standard of education include the places for students to play, create and recreation, also other learning sources beside books. The various educative games provide directly the means and infrastructures above. The research results prove that those various educative games which based on the game of card, puzzle, and other popular games also song audio capable to improve learning achievement of the student of elementary and lower secondary schools, especially in Physics, in all aspects, i.e. cognitive, affective, and psychomotor. The implementation is appropriate to the learning theorems of constructivist in which the students are active in constructing their knowledge. Another reason is that this implementation agrees with characteristics of the students at these levels, i.e. the students prefer a game process. Thus, this activity supports the active, innovative, creative, effective, efficient, and joyful learning or AICEEJL. These media implement able as formal and supplement learning. These two models of educative game implementation reduce able the ratio becoming great of knowledge competence quantity to the time for the students to study.

(22)
(23)

A15-209

Perancangan permainan edukatif…

PENDAHULUAN

Dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, antara lain, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau

latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang (Depdikbud, 2003:3).

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

rangka/upaya mewujudkan tujuan nasional, yaitu, (sebagaimana termaktub

dalam alinea IV Undang-undang Dasar 1945): (a) melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (b) memajukan kesejahteraan

umum; (c) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (d) ikut melaksanakan

ketertiban dunia.

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, bab 1, pasal 1, ayat 8 disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan standar sarana dan prasarana adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat

berolah raga, tempat beribadah, perpustakan, laboratorium, bengkel kerja,

tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,

yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi. Berkenaan dengan peraturan ini, pengadaan

tempat bermain, berkreasi, berekreasi, serta sumber belajar adalah termasuk

dalam unsur penting penunjang proses pembelajaran.

Berkenaan dengan definisi pendidikan di atas, Mulayasa (2005)

menyatakan bahwa menciptakan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

menyenangkan, hendaknya tidak membatasi pada pembelajaran klasikal yang

dibatasi oleh empat dinding kelas, tetapi proses pembelajaran dianjurkan

dilakukan dengan variasi situasi, misalnya di laboratorium, halaman sekolah,

kebun, dan sebagainya, bahkan strategi pembelajarannya pun perlu divariasikan

untuk menghindari rasa jenuh siswa. Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu

secara aktif berkembang seiring dengan kemajuan penelitian keilmuan atau

melalui kajian teoritis sehingga kuantitas informasi keilmuan semakin banyak.

Sementara, alokasi waktu belajar formal yang disediakan bagi siswa tidak

berubah, ini menyebabkan adanya kesenjangan rasio jumlah informasi keilmuan

dan alokasi waktu belajar, yaitu terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa

dalam waktu yang relatif singkat.

Prilaku dan gaya mengajar guru dapat menghasilkan perbedaan penting

pada poses belajar siswa (Centra & Potter; McDaniel; Wentzel), dalam Marie at

(24)

A15-210 Joni Rokhmat pada diri siswa. John Dewey dalam teori konstruktivismenya mengatakan bahwa

sebaiknya dalam proses pembelajaran suatu pengetahuan tidak diberikan

kepada siswa secara utuh, tetapi siswa harus terlibat dalam proses menyusun

atau membangaun pengetahuan tersebut, anonim 1(1999). Sementara ahli teori

yang lain, Rutherford dan Ahlgren, berpendapat bahwa siswa sudah mempunyai

idea sendiri hampir dalam semua masalah, anonim 2(1999)

Pernyataan di atas juga didukung oleh Bruner (tanpa tahun), yaitu bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses aktif, siswa membangun ide atau konsep

yang baru berdasarkan pada pengetahuan saat ini dan masa lalu yang

dimilikinya. Siswa atau peserta didik menyeleksi dan mentransfer informasi,

menyusun hipotesis, dan membuat keputusan, selanjutnya meletakkannya

kedalam struktur kognitif, atau skema atau model mental.

George (tanpa tahun): Dalam pembelajaran konstruktivis menganggap

bahwa peserta didik membangun pengetahuannya berbasis pada interaksi

dengan lingkungannya. Ia mengemukakan bahwa terdapat empat asumsi

epistemology, yaitu; 1) pengetahuan secara fisik terbentuk oleh peserta didik

yang terlibat dalam pembelajaran yang aktif, 2) pengetahuan secara simbolis

dibangun oleh peserta didik yang membuat representasi aksinya, 3)

pengetahuan secara sosial dibangun oleh peserta didik yang menyebarkan

pengertiannya kepada peserta didik lain, dan 4) pengetahuan secara teori

dibangun oleh peserta didik yang berusaha menjelaskan kepada mereka yang

kurang mengerti.

Sedangkan Bruner dalam Huitt (2003) mengemukakan tiga prinsip

pembelajaran konstruktivis, yaitu bahwa pembelajaran: 1) harus dikaitkan

dengan pengalaman dan konteks agar peserta didik termotivasi untuk belajar, 2)

harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dikuasai oleh

peserta didik (organisasi spiral), dan 3) sebaiknya dirancang untuk ekstrapolasi

fasilitas dan atau mengisi kesenjangan.

Merujuk pada pemahaman konstruktivisme di atas, ilmu pengetahuan

tidak boleh dipindahkan dari guru kepada peserta didik dalam bentuk yang utuh.

Peserta didik perlu membangung sendiri suatu pengetahuan dengan melibatkan

pengalaman masing-masing. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik

itu sendiri.

Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya 9 tahun dan

diselenggarakan selama 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah

lanjutan tingkat pertama atau pendidikan yang sederajat, (Husain, 1995). Jadi

jika diasumsikan anak masuk sekolah dasar (SD) pada umur 6 tahun, maka usia

anak masa pendidikan dasar adalah 6 s.d. 15 tahun, yang masih tergolong masa

(25)

A15-211

Perancangan permainan edukatif…

Tidak dapat dipungkiri bahwa masa kanak-kanak adalah suatu masa

yang tidak dapat lepas dari “bermain”. Suatu model pembelajaran yang “serius”

tidak mudah untuk diterapkan pada masa kkanak ini, terutama bagi

anak-anak pada jenjang SD. Dalam satu hari, porsi waktu bagi anak-anak-anak-anak tahap ini

lebih banyak digunakan untuk bermain, Bahkan ketika anak-anak ada di sekolah

pun, mereka selalu mencari celah waktu untuk bermain karena ini sudah menjadi

karakteristiknya.

Berlandaskan rasionalisasi di atas, maka melalui tulisan ini ditawarkan

suatu konsep pengembangan permainan edukatif, yaitu suatu sarana atau

wahana atau media yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran berbasis

menyenangkan, agar secara intrinsik siswa tertarik dan memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi tentang keilmuan sehingga pada akhirnya mempunyai motivasi yang

tinggi untuk mempelajarinya. Perlu ditekankan bahwa implementasinya adalah

berbasis pada kegiatan bermain bukan kegiatan belajar, khususnya dalam

pembelajaran suplemen atau pengayaan. Jadi pada proses ini, anak

bermotivasikan bermain, tetapi, karena setiap alat permainan selalu dimuati

dengan materi keilmuan maka permainan tersebut menjadi bersifat edukatif.

Gagasan perancangan aneka permainan edukatif ini telah dirintis oleh

penulis sejak tahun 2001. Cukup banyak tulisan dan penelitian yang telah dan

sedang dilakukan oleh penulis dan beberapa penelitian pelaksanannya dibantu

oleh mahasiswa bimbingan. Permainan edukatif yang telah dikembangkan antara

lain berbasis pada permainan kartu, seperti kartu domino, remi, kuartet,

berpadanan, dan kartu bergambar (wayang), juga berbasis permainan puzzle,

seperti crossword puzzle, one-way puzzle, mission puzzle, multi-mission puzzle,

parallel puzzle, poster puzzle, serta berbasis permainan ular tangga, monopoli,

komik lipat sederhana, kamus sain, buku saku, dan scrabble. Semua permainan

edukatif tersebut terbukti dapat meningkatkan kamampuan kognitif,

menumbuhkan sikap positip, dan meningkatkan keaktifan psikomorik siswa

dalam pembelajaran sain pokok bahasan fisika baik untuk siswa SD maupun

SMP yang implementasinya melalui pembelajaran suplemen maupun

pembelajaran formal .

Jean Piaget (dalam Darmodjo.dkk, 1992) mengklasifikasikan

tingkat-tingkat perkembangan intelektual anak sebagai berikut : Tahap sensori motor (0

– 2 tahun); Tahap praoperasional (2 – 7 tahun); Tahap operasional konkrit (7 –

11 tahun); dan Tahap operasional formal (11 – 14+ beberapa tahun).

Anak pada jenjang pendidikan dasar berada pada tahap praoperasional

dan operasional konkret, hingga operasional formal. Pada usia SD siswa akan

(26)

A15-212 Joni Rokhmat sedikit abstrak selalu harus didahului dengan pengalaman konkret.

Pemahamannya tentang ruang telah berkembang sehingga dapat mengerti

tentang peristiwa yang terjadi masa lalu (misalnya sejarah), memahami peta

kota, langit dengan bintang-bintangnya. Menjelang mengakhiri pendidikan SD,

anak ada pada akhir tahap operasional konkret. Pada tahap ini, mereka telah

dapat memahami tentang perkalian, pembagian, substitusi, analisis

(memisah-misahkan) dan sintesis (penggabungan). Mereka juga sudah dapat menulis dan

berkorespondensi, dan akhirnya mereka mulai dapat berpikir abstrak yang

sederhana misalnya memahami konsep berat, gaya, dan ruang.

Sementara itu, pada usia SMP, yaitu pada tahap operasional formal, anak

sudah mulai dapat berpikir abstrak, terutama pada anak-anak yang cerdas.

Kemampuan berpikir abstrak adalah meliputi semua kemampuan perpikir pada

tahap operasional sebelumnya, ditambah kemampuan untuk mengintegrasikan

dalam struktur berpikir yang baru. Misalnya kemampuan untuk memberi alasan

tanpa mengamati objeknya secara konkret terlebih dahulu. Ia dapat menarik

kesimpulan dari berbagai kemungkinan yang ada tanpa pengamatan nyata

mereka dapat berpikir deduktif dan membuat hipotesis. Dapat berpikir reflektif

(memikirkan kembali apa yang telah dipikir) dan disebut juga berpikir evaluatif.

Dapat mengontrol variable dari berbagai variable yang berpengaruh. Misalnya ia

diberi tugas untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi frekuensi

ayunan bandul dengan menggunakan alat sebuah bandul dengan berbagai

variasi berat bandul dan panjang tali bandul. Jawaban yang diharapkan adalah:

tingginya bandul dilepas, besarnya dorongan yang diberikan, panjang tali dan

berat bandul.

Sesuai dengan judul, maka pada kesempatan ini akan dibahas

bagaimana merancang media berbasis permainan edukatif untuk pembelajaran

fisika untuk SD dan SMP. Yaitu meliputi aneka permainan edukatif berbasis

permainan kartu, puzzle, dan permainan populer lainnya, seperti ular tangga,

monopoli, komik, poster,scrabble.

ISI

Perancangan permainan edukatif pembelajaran pada dasarnya cukup

mudah, namun perlu diperhatikan beberapa hal berikut: 1) pilih jenis permainan

yang sudah populer bagi anak atau setidaknya mudah dipahami dan

dimainkannya, 2) gunakan bahan-bahan yang tidak membahayakan baik secara

fisik maupun secara kimiawi, 3) gunakan bentuk dan/atau sistem pewarnaan

yang menarik, 4) penyajiannya sesuaikan dengan tahap perkembangan anak, 5)

gunakan gambar-gambar yang menarik dan relevan, 6) gunakan kurikulum

sebagai panduan pemuatan materi, 7) lengkapi dengan buku panduan

pemakaiannya, 8) seting permainannya sedemikian rupa agar dapat digunakan

(27)

A15-213

Perancangan permainan edukatif…

Dengan hal-hal di atas, diharapkan alat permainan edukatif yang

dihasilkan akan menjadi media pembelajaran yang sesuai dengan pilar-pilar teori

pembelajaran dan dapat memberi kontribusi yang maksimal dalam mewujudkan

visi departemen pendidikan nasional negara kita. Seting alat permainan edukatif

yang didukung dengan pewarnaan dan asesoris yang menarik diharapkan dapat

secara langsung mendukung terwujudnya pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,

efektif, efisien, dan menyenangkan atau PAIKEEM. Berikut ini deskripsi singkat

dari setiap alat permainan edukatif.

1. Permainan Edukatif Berbasis Kartu a. Kartu Domino

Satu set kartu domino terdiri atas 28 kartu. Setiap kartu mempunyai dua

sisi dan setiap sisinya dapat berisi bulatan merah sebanyak 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6,

(0 berarti tidak terdapat bulatan merah). Apabila angka jumlah 0 s.d. 6 tersebut

dipandang sebagai 7 buah karakter beda, maka dalam setiap kartu domino

terdapat dua karakter dengan kombinasi tertentu. Jadi dalam satu set kartu

domino terdapat 28 kombinasi pasangan yang khas dari karakter 0, 1, 2, 3, 4, 5,

dan 6.

b. Kartu Remi

Kartu remi sebagai alat media pembelajaran terdiri 13 set kartu dan satu

set kartu terdiri atas 4 sub konsep materi yang sepadan sehingga seluruhnya ada

52 kartu. Sedangkan 13 set kartu tersebut diberi indeks, misalnya dengan huruf

kecil di salah satu sudut, untuk menentukan tingkatan dari setiap set tersebut.

Tingkatan ini analog dengan indeks pada kartu remi, yaitu angka 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, J, Q, K, dan A (As). Pada indeks ini secara berturutan dari terendah

hingga tertinggi.

c. Kartu Kuartet

Kartu kuartet terdiri dari sejumlah set kartu dengan setiap set kartu terdiri

atas 4 buah kartu sepadan. Jumlah set kartu tidak tertentu, dapat disesuaikan

dengan keperluan, dan tidak ada indeks untuk menyatakan urutan tingkat.

Dengan mengganti padanan tersebut dengan informasi ilmu fisika, maka kartu

tersebut menjadi alat media pembelajaran fisika berbentuk kartu kuartet.

d. Kartu Berpadanan

Kartu berpadanan lebih sederhana dibandingkan dengan kartu kuartet di

atas karena kartu ini hanya terdiri atas sejumlah set kartu dengan setiap setnya

terdiri atas dua kartu sepadan. Adapun jumlah padanan kartu dalam satu set

tersebut sifatnya bebas, tidak ada ketentuan khusus, jadi dalam satu set dapat

(28)

A15-214 Joni Rokhmat padanan tersebut dengan informasi ilmu fisika, maka permainan kartu ini menjadi

alat media pembelajaran fisika berbentuk kartu berpadanan.

e. Kartu Bergambar (wayang)

Kartu bergambar ini dimaksudkan sebagai jenis permainan kartu yang

biasa dimainkan oleh anak-anak, dan di pulau sumbawa biasa disebut ”wayang” .

Cara memainkan kartu ini, dua anak masing-masing memilih satu kartu

kemudian mereka memegangnya dan saling menabrakkan kartu tersebut

sehingga kartu terhambur dan jatuh dengan posisi salah satu terbuka dan lainnya

tertutup. Kartu yang jatuh dengan posisi tertutup dikatakan kalah sedangkan

yang terbuka disebut menang, tetapi untuk mendapatkan poin pemilik kartu yang

terbuka harus menjelaskan makna dari gambar yang ada pada kartu tersebut.

Dengan mengganti gambar tersebut dengan gambar pengetahuan fisika maka

permainan kartu ini menjadi salah satu media pembelajaran fisika..

2. Permainan Edukatif BerasisPuzzle

Puzzle adalah sebuah permainan konstruksi melalui kegiatan memasang

atau menjodohkan kotak-kotak, atau bangun-bangun tertentu sehingga akhirnya

membentuk sebuah pola tertentu. Apabila kotak atau bangun tertentu tersebut

dimuati dengan konsep-konsep keilmuan sehingga untuk memasangkannya

diperlukan pengetahuan tentang ilmu itu, maka puzzle tersebut menjadi salah

satu alat media pembelajaran yang inovatif dan berbasis pembelajaran aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Jenis permainanpuzzle yang biasa dijumpai telah beredar di masyarakat

antara lain berupa permainan rekonstruksi dari sejumlah bangun yang biasanya

berbentuk unik dan di sisi atas bangun-bangun itu terdapat gambar sedemikian

rupa sehinga saat bermain anak diminta untuk menyusun bangun-bangun itu

berdasarkan kecoocokan bangun yang unik itu serta gambar pada bangun itu

sehingga setelah seluruh bangun-bangun itu tersusun akan terbantuk suatu pola

tertentu.

Adapun jenis media berbasis puzzle yang telah dan sedang

dikembangkan oleh penulis antara lain adalahcrossword puzzle, oneway puzzle,

mission puzzle, multimission puzzle, parallel puzzle,danposter puzzle.

a. Crossword Puzzle

Mengacu pada definisi puzzle di atas, maka crossword puzzle adalah

analog dengan permainan teka teki silang atau TTS tetapi berbasis puzzle. Jadi

sebagai alat media pembelajaran, crossword puzzle terdiri atas kotak-kotak atau

bangun tertentu yang berisi informasi ilmu pengetahuan dan harus disusun

dengan aturan tertentu, dapat secara mendatar atau menurun, dan antara kata

yang satu dan yang lain dapat berpotongan. Sebagai pemandu, disediakan

sejumlah pertanyaan atau pernyataan sedangkan di bagian untuk mencari

(29)

A15-215

Perancangan permainan edukatif…

ditempel pada kotak-kotak kecil untuk disusun menjadi jawaban atau padanan

pernyataan tersebut. Pemandu sekunder dapat pula dipasang denah dari

crossword puzzleini.

b. One-way Puzzle

Pada dasarnya oneway puzzle sama dengan crossword puzzle.

Perbedaannya adalah bahwa kelompok pertanyaan atau pernyataan tersebut

berkorelasi satu-satu dengan kelompok jawaban atau pernyataan yang dapat

berupa kata atau frasa kata. Kelompok pertanyaan atau pernyataan tersebut

dipasang pada papan utama di setiap sel, sedangkan kelompok jawaban, kata,

atau frasa kata dipasang pada bagian bawah dari papan sekunder yang

berbentuk kotak-kotak kecil. Tetapi pemasangan ini sifatnya tidak mutlak, artinya

tempat pemasangannya dapat ditukar atau juga dapat bersifat random. Pada

bagian atas dari papan sekunder tersebut dipasang potongan-potongan gambar

dan apabila seluruh papan sekunder tertentu tersebut sudah dipasang dengan

benar maka akan terbentuk pola tertentu. Pola tersebut dapat berupa gambar

atau sistem pewarnaan tertentu, tetapi yang paling penting adalah bahwa

pewarnaan atau gambar tersebut harus menarik perhatian siswa.

c. Parallel puzzle

Dibandingkan dengan jenis lainnya, parallel puzzle adalah jenis puzzle

yang paling sederhana. Sama dengan dua jenis sebelumnya, puzzle ini terdiri

atas papan utama dan papan sekunder yang dapat berupa lingkaran-lingkaran

dan kotak-kotak kecil. Namun demikian, kegunaannya dalam pembelajaran lebih

luwes karena satu papan utama dapat dipasangkan dengan set papan sekunder

dengan materi pengetahuan atau sub materi yang berbeda-beda.

Ilmu pengetahuan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam puzzle

ini ditempelkan pada papan sekunder. Materi pembelajaran yang disajikan dapat

berupa pasangan pertanyaan dan jawaban. Kelompok pertanyaan ditempel pada

kelompok papan sekunder yang berbentuk lingkaran, sedangkan kelompok

jawaban diuraikan dalam bentuk huruf-huruf dan ditempelkan pada papan

sekunder berbentuk kotak. Berbeda dengan dua jenispuzzlesebelumnya, papan

sekunder, terutama untuk yang berbentuk lingkaran, pada puzzle ini dapat

dibuat lebih banyak dari jumlah celah atau lubang, tidak tembus, yang

disediakannya pada papan utama.

d. Mission puzzle

Sesuai dengan namanya,puzzleini mempunyai suatu misi tertentu. Pada

dasarnya desain puzzle jenis ini dapat bermacam-macam sangat bergantung

pada kreativitas desainermya. Sama dengan tiga jenis sebelumnya, puzzle ini

(30)

A15-216 Joni Rokhmat ini mirip denganoneway puzzletetapi aturan permainannya lebih kompleks, yaitu

untuk memperoleh misinya pemakai (siswa) harus mampu melewati rintangan

yang berupa pencarian jawaban yang cocok dengan pertanyaan atau pernyataan

yang cocok dengan pernyataan yang diberikan secara berjenjang.

e. Multimissions puzzle

Sesuai dengan namanya, puzzleini mempunyai lebih dari satu misi. Pada

dasarnya desain puzzle jenis ini dapat bermacam-macam sangat bergantung

pada kreativitas desainermya. Sama dengan jenis-jenis sebelumnya, puzzle ini

terdiri dari dua bagian, yaitu papan utama dan papan sekunder. Seperti halnya

mission puzzle, multimissions puzzle mirip dengan oneway puzzle tetapi aturan

permainannya lebih kompleks, yaitu untuk memperoleh misinya pemakai (siswa)

harus mampu melewati rintangan yang berupa pencarian jawaban yang cocok

dengan pertanyaan atau pernyataan yang cocok dengan pernyataan yang

diberikan secara berjenjang.

f. PuzzlePoster

Puzzle ini bentuk dan penggunaannya menyerupai poster. Tetapi, bukan

berarti suatu keharusan diperlakukan seperti poster, yaitu dipakai dalam posisi

tegak tergantung atau ditempelkan pada dinding. Jika dipakai seperti lazimnya

kelima jenis puzzle sebelumnya, yaitu pada posisi mendatar, juga tidak menjadi

masalah. Sama dengan jenispuzzle lainnya, desainnya dapat bermacam-macam

sangat bergantung pada kreativitas desainermya.

3. Permainan Edukatif Ular Tangga Berkartu

Permainan ini mengacu pada permainan ular tangga yang sudah populer

di anak-anak. Desain permainan ini untuk pembelajaran, terutama dengan cara

menambah kartu, yang terdiri dari dua paket. Paket pertama terdiri atas

kartu-kartu pertanyaan dan yang kedua terdiri dari kartu-kartu jawaban.

Mekanisme permainannya adalah setiap pemain yang memasuki kotak

yang berisi anak tangga (peluang mendapat keuntungan) atau yang berisi ekor

ular (peluang mendapat kerugian), pemain harus mengambil kartu pertanyaan

yang harus dijawabnya dengan disaksian pemain lain. Kemudian jawabannya

dicocokkan dengan kartu jawaban, jika pemain menjawab benar maka pemain itu

akan mendapat keuntungan atau batal mendapat kerugian, sebaliknya jika

jawabannya salah ia batal mendapat keuntungan atau akan mendapat kerugian.

4. Permainan Edukatif Monopoli

Permainan monopoli adalah sejenis permainan strategi berbisnis. Dalam

permainan ini terdapat beberapa paket kartu, yaitu paket kartu kesempatan dan

paket kartu dana umum serta terdapat beberapa paket usaha seperti perhotelan,

transportasi, dan lainnya yang dilengapi dengan kartu kepemilikannya.

Pemuatan keilmuan dalam permainan ini antara lain dengan mengisi

(31)

A15-217

Perancangan permainan edukatif…

tersebut berkewajiban memberi jawaban dari pertanyaan tersebut sebagai syarat

untuk memperoleh suatu keuntungan dalam permainan itu, seperti syarat untuk

mendapatkan bantuan dana umum atau untuk memiliki paket-paket usaha di

atas, atau untuk mendapatkan diskon ketika masuk hotel atau bebas bea masuk

bandara tertentu. Dengan demikian, permainan monopoli ini menjadi salah satu

media atau sumber dalam pembelajaran yang memiliki unsur-unsur PAIKEM.

5. Permainan Edukatif Komik Lipat Sederhana

Sesuai dengan namanya, komik ini dapat dilipat dan bentuk serta

ukurannya cukup sederhana. Pemuatan materi keilmuan dalam komik ini adalah

dengan cara mebuat cerita yang dikaitkan dengan keilmuan. Misal, mengisi cerita

bertemakan darmawisata bersama teman sekelas menggunakan kendaraan bus,

kemudian dibahas fenomena-fenomena yang terkait dengan bus itu dan

keadaan lingkunan selama di perjalanan dan semua itu dihubungkan dengan

suatu topik keilmuan, misalnya energi dan perubahannya. Dengan demikian,

permainan ini menjadi bersifat edukatif.

6. Permainan Edukatif Poster

Poster adalah suatu bentangan yang cukup besar dan berisi suatu pesan

dan biasa dipajang sedemikian rupa agar mudah dibaca orang lain serta harus

bersifat menarik perhatian. Pengembangan poster untuk media dan sumber

pembelajaran, dapat dilakuan dengan mengisi poster itu dengan materi keilmuan

yang dikemas secara menarik dan poster ini dapat dipajang pada dinding kelas.

Keunggulan poster sebagai media dan sumber pembelajaran adalah

bahwa siswa dapat membaca pesan ilmu secara ”nyaman”, karena tidak harus

diniati untuk belajar tetapi sekedar untuk membaca tanpa beban. Tetapi dengan

harapan bahwa poster ini akan terbaca secara berulang, sehingga akhirnya

pesan ilmu yang termuat di dalamnya, secara sadar ataupun tidak akan dikuasai

oleh siswa tersebut.

7. Permainan EdukatifScrabble

Permainan scrabble sudah populer sebagai permainan edukatif bahasa

Inggris. Pengembangan permainan ini untuk materi pelajaran lainnya pada

dasarnya sama dengan untuk bahasa Inggris. Tetapi, untuk suatu pelajaran lain,

harus dilengkapi dengan kamus istilah untuk pelajaran itu. Pemain bertugas

menyusun kata dengan huruf-huruf yang dimilikinya, tetapi, setelah kata itu

disusun ia harus menjelasan makna atau arti dari kata itu dan kemudian

jawabannya dicocokkan menggunaan kamus istilah.

Bonus bagi pemain yang dapat menjelasan makna atau arti dari kata

yang disusun adalah dalam perhitungan point. Apabila penjelasan benar, maka

(32)

A15-218 Joni Rokhmat sebaliknya jika salah maka point itu diberikan setengahnya atau samasekali tidak

diberikan serta tidak mendapatkan bonus ketika menempatkan suatu huruf pada

papan bonus. Dengan demikian, permainan ini menjadi permainan edukatif yang

mengasikkan.

8. Audio lagu untuk Pembelajaran

Audio lagu untuk pembelajaran sudah banyak dikembangan, tetapi pada

umumnya masih terkonsentrasi pada pengetahuan populer. Desain audio lagu

untuk pembelajaran dapat dilakukan dengan cara mengganti lirik suatu lagu,

usahakan yang populer untuk siswa, dengan materi suatu mata pelajaran.

Dengan demikian, lagu ini menjadi bersifat edukatif dan tentu akan sangat

digemari oleh siswa.

PENUTUP

Simpulan: Perancangan permainan edukatif memiliki landasan normatif

yang kuat, seperti PP nomor 19 tahun 2005, yaitu diperlukannya sarana dan

prasarana yang menjadi tempat bermain, berkreasi dan berekreasi, serta sumber

pembelajaran alternatif bagi siswa, khususnya pada jenjang pendidikian dasar.

Kedua, terdapat dukungan teori pembelajaran yang sangat fundamental seperti

teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh John dewey dan J. Bruner, karena

implementasi dari permainan edukatif ini secara nyata melibatkan siswa dalam

membangun pengetahuannya. Adapun perancangan dari alat permainan

edukaatif ini pada dasarnya sangat sederhana, yaitu dengan cara mengganti

muatan atau mengisi alat tersebut dengan suatu materi keilmuan dan dilakukan

modivikasi aturan permainannya, maka alat-alat permainan ini telah berubah

menjadi suatu media pembelajaran yang sangat digemari siswa, khususnya

siswa pada pendidikan dasar. Ketiga, implementasi alat ini, khususnya dalam

pembelajaran suplemen atau pengayaan, akan menambah jam belajar siswa,

tetapi siswa itu sendiri tidak menyadarinya. Terakhir, moto implementasi alat ini

ada dua, yaitu: belajar sambil bermain (untuk pembelajaran formal) dan bermain

sambil belajar (untuk pembelajaran suplemen).

Saran: Alat permainan edukatif dan audio lagu yang dibahas dalam

tulisan ini adalah masih perlu terus dikembangkan. Perancangan alat ini

berpotensi memiliki nilai ekonomis yang cukup signifikan serta dapat

dikembangkan sampai dengan tingkat nasional bahkan internasional. Namun

demikian, penghargaan hak atas karya intelektual (HaKI) harus tetap dijunjung

tinggi agar para peneliti terus termotivasi untuk berkarya dan berinovasi.

Akhirnya, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami perhaatikan

dan semoga pada akhirnya perancangan aneka permainan edukatif ini

(33)

A15-219

Perancangan permainan edukatif…

mewujudkan visi Depdiknas, yaitu terwujudnya Insan Indonesia Cerdas dan

Kompetitif (Insan Kamil / Insan Paripurna) pada tahun 2025 yang akan datang.

REFERENSI

Anonim 1, 1999, Teori Konstruktivisme. Tersedia pada

http://www.teachersrock.net, Diakses pada tanggal 28 Juli 2007.

Anonim 2, 1999. Constructivism. Tersedia pada stein@installdude.com, Diakses pada tanggal 28 Juli 2007

Bruner, J., tanpa tahun, Constructivist Theory. Tersedia pada

http://tip.psychology.org/bruner.html. Diakses pata tanggal 29 Juni 2009.

Conway, J., 1997. Eductional Technology’s Effect on Models of Instruction.

Tersedia padahttp://copland.udel.edu/~jconway/EDST666.htm. Diakses tanggal 3 Agustus 2007.

Dalyono, M, 2001.Psikologi Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta.

Darmadjo, Hendro, 1992.Pendidikan IPA 2. Depdikbud. Jakarta.

Elisabeth K. Wilson, 2006. The Impact of an Alternative Model of Student

Teacher Supervision: View of the participants. Teaching and Teacher

Education 22: Tersedia pada http://www.elsevier.com/locate/tate. Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2006.

George, W. G, Jr, at. All., tanpa tahun, Constructivist Learning Design. Tersedia pada http://www.prainbow.com/cld/cldp.html. Diakses pada tanggal 5 Agustus 2007.

Huitt, W., 2003. Constructivism. Tersedia pada

http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/cogsys/construct.html. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2007.

Hurlock, Elizabeth B, Tanpa tahun.Psikologi Perkembangan.Erlangga. Jakarta.

Husain, A. R., 1995.Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. C.V. Aneka.

Solo.

Jaworski, B, 1996. Constructivist and Teaching – The Sosio-cultural Context.

Tersedia pada http://www.grout.demon.co.uk/Barbara/chreods.htm. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2007.

Khaeruddin, 2002. Remi Fisika sebagai Model Pembelajaran Suplemen di SMP 11Mataram. Sripsi S1. Pendidikan Fisika FKIP Universitas Mataram. Marie-Christine Opdenakker, Jan Van Damme; 2006. Teacher Characteristics

and Teaching Style of Effectiveness Enhancing factors of Classroom

Practice, Teaching and Teacher Education 22: Tersedia pda

http://www.elsevier.com/locate/tate. Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2006

Pakasi, S, 1981. Pelajaran Sain di Taman Kanak-Kanak dan kelas I, II, III SD.

Bharatara Karya Aksara. Jakarta.

Rohani, 2003.Monopoli Fisika sebagai Model Pembelajaran Suplemen di SMPN

7 Mataram.Skripsi S1. Pendidikan Fisika FKIP Universitas Mataram.

Rokhmat, J., 2001, Kartu Fisika sebagai bagian dari Kartu Sain merupakan

Model Pembelajaran suplemen di Tingkat SD dan SMP, Jurnal Ilmu

Pendidikan, Tahun XIV Maret.

Rokhmat, J., 2006,Pengembangan ”Taman Edukatif” Berbasis Permainan untuk

Pembelajaran di TK dan SD, Jurnal Dinamika Pendidikan, Volume 2 No.

1, Mei.

Rokhmat, dkk, 2006, Pengenalan Penggunaan Alat Media Puzzle untuk Pembelajaran Sains Fisika Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 27

Ampenan, Unram: Laporan pengabdian pada masyarakat.

(34)

A15-220 Joni Rokhmat

Edukatif”, Jurnal Pijar MIPA, Volume II No. 1, Maret.

Rokhmat, J.,2007, Pengembangan Prototype Permainan Edukatif Model Kartu

Kuartet Untuk Pembelajaran Sains Fisika Di Sekolah Dasar, Unram:

Laporan Penelitian Pendidikan Dana SPP/DPP, Pebruari.

Rokhmat, J., 2007, Pengenalan Penggunaan Alat Media Puzzle Untuk Pembelajaran Sains Fisika Pada Siswa Kelas 3 Sd Negeri 27 Ampenan,

Unram: Laporan Pengabdian Pada Masyarakat dengan Dana PNBP, Pebruari 2007.

Rokhmat, J., 2007, Pengembangan ”Taman Edukatif” Untuk Pembelajaran Sain

IPA Elementer Pada Siswa Sekolah Dasar, Unram: Penelitian Hibah

Bersaing, Desember.

Rokhmat, J., 2007, Desain Unsur Pendukung “Taman Edukatif” Berupa Media

Edukatif Berbasis Permainan Puzzle dan Kartu, Unram: Makalah

seminar nasional, Juni.

Rokhmat, J., 2008, Desain Aneka Permainan Edukatif dan Audio Lagu Sebagai Pendukung “Taman Edukatif” Tingkat Satuan Kelas Untuk Pembelajaran di Sekolah Dasar, Unram: Makalah seminar nasional, Mei.

Rokhmat, J., 2008, Desain Audio Lagu Sebagai Unsur Pendukung “Taman

Edukatif” untuk Pembelajaran Sains di SD, Unram: Makalah seminar

nasional, Mei.

Rokhmat, J., 2008, Desain Aneka Permainan Edukatif Untuk Pengembangan

“Taman Edukatif”, UPI Bandung: Makalah Seminar Internasional,

Oktober.

Rokhmat, J., 2008, Desain Permainan Edukatif one-way dan Mission Puzzle

untuk Pembelajaran Sain di SD, Unram: Seminar Nasional, Nopember.

Rokhmat, J., 2008, Desain Permainan Edukatif Puzzle untuk Pembelajaran Sain

di SD Kelas Rendah,Unram: Seminar Nasional, Nopember.

Rokhmat, J., 2008, Pengembangan Permainan Puzzle untuk Media Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dalam

Pembelajaran IPA Fisika SD, Unram: Penelitian Dosen Muda,

Desember.

Rokhmat, J., 2009, Perancangan Media berbasis Permainan Edukatif dan Audio

Lagu Untuk Pembelajaran Fisika pada Jenjang Pendidikan Dasar, UPI:

Seminar Nasional, Juli.

Setiawan, D. dkk., 2005. Komputer dan Media Pembelajaran. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.

Skinner, B.F. tanpa tahun. Blockhead Behaviorism: B. F. Skinner and the

Perversion of a Science. Tersedia pada

http://www.homestead.com./flowstead/file/pavlov/jpg.htm. Diakses pada tanggal 28 Juli 2007.

Referensi

Dokumen terkait

e) Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam

Bagi lingkungan: produk dan produk degradasi tidak berbahaya, tetapi dalam jangka panjang memungkinkan terjadinya kerusakan. BESI III AMONIUM SULFAT

Faktor lingkungan dan prilaku yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kecamatan Panyabungan adalah perilaku tidak menggunakan kelambu pada malam hari, tidak

Pengembangan desain taman tradisional Bali, juga bisa dilakukan dengan cara mengkombinasikan (hibrid) konsep filosofi taman tradisional Bali dengan konsep taman dan

[r]

Pada kondisi tanah kering pemasangan kabel dengan susunan berjajar memiliki nilai temperatur konduktor yang lebih baik dari pemasangan trefoil, temperatur kabel tertinggi pada

Berdasarkan pedoman umum gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (Depkes), masyarakat dianjurkan mengkonsumsi air minum minimal 2 liter (setara dengan 8

“Tidak memahami kondisi keuangan Anda dengan baik saat akan pensiun dijamin tidak akan membuat Anda benar-benar mencapai tujuan yang diidamkan nanti,” ujar David