Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan dalam penelitian adalah sebagai berkut: 1. Survey Pendahuluan;
2. Studi Literatur; 3. Pengumpulan Data;
4. Proses analisa data / Tahap perhitungan.
3.1.1 Survey Pendahuluan
Pada penelitian ini mengambil objek ketersediaan air di Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta. Lokasi yang terpilih dalam penelitian ini terdapat di Waduk Jatiluhur Jatiluhur,Purwakarta Provinsi Jawa Barat pada koordinat 6°35’11″S 107°20’44″E.
Alasan memilih Waduk Jatiluhur sebagai penelitian ketersediaan air sebagai penunjang utama PLTA karena Jatiluhur merupakan waduk/danau terendah tetapi terbesar diatara trilogi waduk buatan di Jawa Barat yaitu Saguling, Cirata, dan Jatiluhur. Benudungan Jatilubur yang dibangun pada sungai Citarum di daerah Kab. Purwakarta, Jawa Barat
merupakan bangunan pengairan paling membanggakan bagi bangsa
Indonesia. Bahkan bukan hanya membanggakan, melainkan juga luhur.
Bendungan Jatiluhur dibangun tahun 1957 saat pemerintah RI belum bisa
dikatakan mampu dalam segi financial. Bendungan ini mulai dioperasikan
tahun 1967. Pemanfaatan utama mula-mula untuk pembangkit tenaga
listrik, namun kemudian konsep pembangunannya diintegrasikan untuk
pemanfaatan segala keperluan sektor-sektor yang menyangkut air. Danau
dengan lokasi tertinggi dan terkecil adalah Saguling. Jadi kalau di urutkan
Air dari Citarum masuk ke Saguling diturunkan ke Cirata baru ke
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
terdapat turbin pembangkit listrik (PLTA) yang menerangi Jawa-Bali.
Bendungan yang luasnya 8.300 ha mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh
kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9
milyar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.
Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang
187 MW.dengan produksi 1000 Kwh/tahun.
Studi literatur meliputi kegiatan mempelajari bagaimana pengoperasian
suatu waduk baik itu dari buku – buku maupun dari pihak yang terkait.
3.1.2 Studi Literatur
Dalam studi literatur ini, ada 2 tahap yaitu studi pustaka dan studi
lapangan, pertama studi pustaka yaitu dengan mencari beberapa referensi
di beberapa tempat seperti perpustakaan Universitas Katolik
Soegijapranata dan Universitas Diponegoro serta beberapa jurnal yang
penulis dapatkan baik jurnal elektronik maupun jurnal penelitian
akademisi dari beberapa sumber. Dan kami mengambil referensi
penelitian terdahulu dari
1. Dessy Dwi Utami (2016) dengan judul “Analisa Ketrsediaan air dengan
menggunakan metode mock dan model tank di DAS Jatiluhur”;
2. Tintin Kartini dan Sulwan Permana (2017) dengan judul “Analisis optimasi operasi Waduk Ir. H. Djuanda Jatiluhur untuk pembangkitan
listrik dengan metode solver”;
3. Jaka Waluya (2010) melakukan penelitian tentang “Pengelolaan Sungai,
Danau, dan Waduk untuk Konservasi Sumberdaya Air”;
4. Saputro (2003) melakukan penelitian di “Waduk Cengklik, Boyolali,
Luas areal irigasi sangat berpengauh terhadap besar nilai keandalan waduk. Nilai keandalan waduk akan naik apabila luas areal layanan irigasinya diturunkan atau dikurangi, sedangka nilai keandalan waduk
46
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
5. Sigit Rustanto (1990) melakukan peneliitian keandalan waduk yang dilakukan untuk analisis operasi satu seri waduk untuk irigasi, pada studi kasus Waduk Gondang, Lamongan, Jawa Timur. Hasil Penelitian berupa tingkat keandalan Waduk Gondang dalam melayani kebutuhan air.
Dari beberapa literatur yang dipelajari dan data-data yang dimiliki
maka dapat menganalisa debit andalan keterdiaan air waduk dengan
model mock. Sedangkan, untuk studi lapangan dengan proses
wawancara, adapun pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara
yaitu:
1. Apa yang menjadi dasar waduk Jatiluhur dijadikan waduk serbaguna,
dan juga sebagai operasional PLTA?
2. Sejak kapan waduk Jatiluhur berdiri, dan bagaimana proses
pembangunannya?
3. Dimana Stasiun hujan dari waduk Jatiluhur?
4. Berapa stasiun hujan di DAS Jatiluhur?
5. Siapa pengelola yang berwenang mengelola dari waduk Jatiluhur?
6. Bagaimana tinggi muka air bendungan Jatiluhur, dan bagaimana
proses masuknya air ke turbin PLTA?
3.1.3 Pengumpulan Data
Dalam penentuan suatu pola operasi PLTA dari suatu waduk, data-data penting sangat diperlukan untuk mendukung suatu hasil yang optimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam tugas akhir ini diperlukan:
3.1.3.1 Data Debit
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
dan Penelitian Sdr Tintin Kartini dan Sulwan Permana dengan judul
“ANALISIS OPTIMASI OPERASI WADUK IR.H DJUANDA
JATILUHUR UNTUK PEMBANGKITAN LISTRIK DENGAN METODE SOLVER”, serta sumber DAS Utama yaitu aliran sungai
Citarum.
Gambar 3.1 Genangan Waduk Jatiluhur
48
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
3.1.3.2 Data Curah Hujan
Data curah hujan di ambil dari stasiun-stasiun penakar hujan yang berpengaruh terhadap daerah studi. Data-data curah hujan diambil dalam jangka waktu 10 tahun (10) tahun terakhir, bermula dari tahun 2006 sampai tahun 2016. Data curah hujan tersebut digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata (R ) yang diambil dari 3 stasiun hujan yang berada di DAS waduk Jatiluhur yaitu:
1. Cirata pada koordinat 107ﹾ34”79’ S 6 ﹾ63”45’ E; 2. Sindanglaya pada koordinat 107ﹾ13”40’ S 6ﹾ38”38’ E; 3. Darangdan pada koordinat 107ﹾ18”42’ S 6ﹾ52”28’.
Berdasarkan data koordinat tersebut dijadikan sebagai titik koordinat digunakan mencari hujan rerata dengan metode polygon thiessen.
3.1.3.3 Data klimatologi
Data Klimatologi sangat penting dalam analisa hidrologi pada suatu daerah aliran, karena klimatologi berhubungan erat dengan karakteristik daerah aliran. Yang termasuk dalam data klimatologi adalah temperatur, kelembapan udara, kecepatan angin, dan presentase penyinaran matahari. Dalam penelitian ini menggunakan data klimatologi pada stasiun Cirata, yang kemudian dibantu aplikasi Cropwat 10 untuk mencari data hasil perhitungan Evapotranspirasi.
3.1.3.4. Data Bendungan dan PLTA
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
Gambar 3.2 Lokasi Bendungan Jatiluhur (sumber:PJT II, 2017)
3.1.3.5 Analisa Data / Tahap Perhitungan
Data-data yang terkumpul ini akan dihitung menjadi data sekunder untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki. Analisa data yang dimaksud meliputi:
1. Menghitung evapotranspirasi potensial diatas permukaan Waduk Jatiluhur;
2. Menghitung curah hujan kawasan dengan metode polygon thiessen; 3. Menghitung debit andalan Q80%;
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 3.2 Bagan Alir Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah dengan studi literatur dan survei dilapangan guna memperoleh data yang akurat, adapun bagan alir untuk menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
3.2.1 Penjelasan proses bagan alir penelitian untuk mencari nilai ketersediaan
air:
a. Studi literatur terdiri dari: - Studi Pustaka; - Studi Lapangan.
b. Data perhitungan: - Data debit outflow maksimum harian waduk; - Parameter model (m, SMC, Koef resesi
aliran,K);
- Data Klimatologi (suhu, kelembapan udara, kec angin, dan presentase sinaran matahari);
- Data rerata curah hujan tengah bulanan); - Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).
c. Model Pennman dari data Klimatologi diolah dengan aplikasi cropwat
menghasilkan data Evapotranspirasi Potensial;
d. Metode polygon thiessen dari data curah hujan rerata tengah bulanan kemudian data titik koordinat stasiun hujan kemudian diolah untuk menghasilkan data hujan kawasan;
e. Penentuan batas DAS menggunakan data Peta RBI dengan memuat kontur sebagai dasar penentuan batas DAS dan dibantu dengan aplikasi Argcis dihasilkan Luas DAS;
f. Setelah diketahui seluruh hasil data Eto, Hujan Kawasan, dan luas DAS, dan parameter model dilakukan perhitungan dengan model mock, yang dibantu dengan Ms. Excel yang mengahsilkan data debit andalan hasil hitungan;
g. Kalibrasi model dilakukan untuk mengetahui RMSE < 1%;
52
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
3.3 Bagan Alir Penentuan Batas DAS
Penentuan batas DAS dalam tugas akhir ini menggunakan aplikasi Arcmap 10, dimana peta RBI yang menampilkan kontur wilayah dan garis sungai dilakukan digitizing secara manual agar mendapatkan ketelitian yang maksimal dalam meentukan titik pertemuan outlet subdas, berikut adalah bagan alir penentuan batas DAS pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Bagan Alir Penentuan Batas DAS Peta RBI
Digitizing Batas DAS
Penentuan Titik Pertemuan Outlet Subdas
Batas DAS dan Luas DAS
Jatiluhur
Selesai KONTUR
DAS
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil
3.4 Bagan Alir Poligon Thiessen
Metode yang digunakan untuk menghitung hujan rerata tengah Arcmap 10, sehingga diperoleh pembagian luasan wilayah stasiun hujan yang yang akurat, berikut bagan alir polygon thiessen pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Bagan Alir Polygon Thiessen Batas DAS dan
Luas DAS Jatiluhur
Memasukkan Titik Koordinat
Menentukan Batas Luasan
Titik Koordinat Stasiun Hujan
Luas Area Pengaruh Poligon
Thiessen
54
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
3.5 Bagan Kalibrasi Model
Kalibrasi model untuk menganalisa hasil hitungan model mock
berdasarkan data debit hitungan dengan catatan data debit lapangan. Dalam proses kalibrasi, koreksi nilai beberapa parameter kalibrasi dilakukan dengan perhitungaan Root Mean Square Error (RMSE) yaitu dibawah presentase 1 % yang menjadi ukuran keberhasilan kalibrasi. Dan berikut proses kalibrasi yang ditunjukan pada Gambar 3.6.
Tugas Akhir Analisis Ketersediaan Air Waduk Jatiluhur Sebagai Dasar Operasi PLTA (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Universitas Katolik Soegijapranata Rumboko Kalbuardhi 13.12.0074 Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Sipil