• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOGOR"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KABUPATEN BOGOR

Nomor : ……….. Lampiran : 1 (satu) dokumen

TENTANG

PENETAPAN RENCANA STRATEGIS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;

b. bahwa berdasarkan Pasal 97 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Kepala SKPD menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja dalam menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kabupaten Bogor tentang Penetapan Renstra Sat Pol PP Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai pedoman dalam menyusun rancangan Renja Sat Pol PP Kabupaten Bogor.

(2)

Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

(3)

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741):

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817);

(4)

beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7);

(5)

Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12

Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19

Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27

Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5);

M E M U T U S K A N Menetapkan :

KESATU : Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;

KEDUA : Renstra sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam menyusun rancangan Renja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor sampai tahun 2018;

(6)

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada Tanggal : Cibinong : Desember 2014 KEPALA, H. Tb. A Luthfi Syam Pembina Utama Muda NIP. 19630601 199601 1 001

(7)

LAMPIRAN XXXVI PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 Tahun 2014 TANGGAL : 22 Desember 2014

RENCANA STRATEGIS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setiap SKPD wajib menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra). Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Selanjutnya Renstra SKPD akan menjadi pedoman SKPD saat menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun.

Di dalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dinyatakan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dokumen Rencana Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), serta memuat kebijakan, program dan kegiatan.

(8)

Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Adapun alur penyusunan Renstra SKPD Kabupaten adalah sebagai berikut :

PENYUSUNAN RPJMD Persiapan Penyusunan Renstra-SKPD Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tusi Perumusan Strategi dan kebijakan Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD Pengolahan data dan informasi Perumusan visi dan misi SKPD Perumusan Tujuan Perumusan sasaran Rancangan Renstra-SKPD · Pendahuluan · Gambaran pelayanan SKPD

· isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi

· visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan

· rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Perumusan

indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD SPM Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/ Kota SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD dilampiri dengan indikator keluaran program dan PAGU

per SKPD Penelaahan RTRW Verifikasi Rancangan Renstra SKPD dgn Rancangan Awal RPJMD Rancangan Renstra-SKPD

Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda sesuai Tidak sesuai Penyusunan Rancangan RPJMD Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD Penetapan Renstra-SKPD RENSTRA-SKPD Penyesuaian Rancangan Renstra-SKPD berdasarkan hasil verifikasi

PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN

Verifikasi Rancangan Akhir Renstra SKPD Rancangan Akhir Renstra SKPD sesuai Tidak sesuai PERDA ttg RPJMD Penelaahan KLHS Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/ Kota Renstra-KL dan Renstra SKPD Prov

(9)

Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah.

Berdasarkan uraian di atas, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Selanjutnya Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 (lima) tahunan.

1.2.LANDASAN HUKUM

Landasan hukum penyusunan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

(10)

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

(11)

Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741):

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

(12)

Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Polisi Pamong Praja

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 tahun 2006 tentang Ketertiban Umum.

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);

(13)

26.

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 22 tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Satuan polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor.

29. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.

1.3.MAKSUD DAN TUJUAN

Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor.

Tujuan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 untuk dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Renja Satuan Polisi Pamong Praja, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor.

(14)

1.4.SISTEMATIKA PENULISAN

Penyusunan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra Satuan Polisi Pamong Praja. Dalam proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-rapat internal serta melibatkan Stakeholders Satuan Polisi Pamong Praja dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusun Renstra.

Sistematika penulisan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD.

1.2 Latar Belakang

Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD.

1.3 Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan

(15)

lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

1.4 Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD

1.5 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB IIGAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme).

2.2 Sumber Daya SKPD

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional. 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib,

(16)

dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra SKPD Sat. Pol. PP provinsi Jawa Barat, hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan

(17)

pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD Sat. Pol PP Provinsi Jawa Barat.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD Satuan Polisi Pamong Praja

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD SatPol PP

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD Satuan Polisi Pamong Praja

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD SatPol PP dalam lima tahun mendatang.

(18)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD

(19)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOGOR

2.1.TUGAS, FUNGSI, WEWENANG DAN STRUKTUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOGOR

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor, sebagaimana diatur dalam Perda Kabupaten Bogor Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan Ketertiban Umum dan ketentraman masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi, sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat;

b. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, penyelenggraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat;

c. Pelaksanaan kebijakan Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati;

d. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah;

e. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;

f. Pelaksanaan koordinasi penegakkan Peraturan daerah dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dan/atau aparatur lainnya;

(20)

g. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati;

h. Pengelolaan Kesekretariatan Satuan, dan;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Sedangkan wewenang Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor adalah :

a. Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, apatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/ atau pelaturan kepala daerah; b. Menindak warga masyarakat, apatur, atau badan hukum yang

mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; c. Fasilitas dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan

perlindungan masyarakat;

d. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, apatur, atau badan hukum yanag diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau pelaturan Kepala Daerah; dan

e. Melakukan tindakan Administratif terhadap warga masyarakat, apatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau pelaturan kepala daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor dipimpin oleh Kepala Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati yang mempunyai hubungan koordinatif struktural dengan Sekretariat Daerah dan hubungan koordinatif fungsional dengan organisasi perangkat daerah lainnya. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 3 (tiga) Bidang, 6 (enam) seksi, 3 (tiga) subag, Unit pelaksanaan dan Kelompok Jabatan Fungsional. Adapun struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja adalah sebagai berikut::

(21)

a. Kepala Satuan

b. Sekretaraiat, membawahkan :

1. Sub Bagaian Program dan Pelaporan;

2. Sub Bagaian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pengembangan Kapasitas, membawahkan:

1. Seksi Pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja; dan

2. Seksi Pengembangan Kapasitas Satuan Perlindungan Masyarakat.

d. Bidang Pembinaan dan Pemeriksaan, membawahkan : 1. Seksi Pembinaan Masyarakat; dan

2. Seksi Pemeriksaan.

e. Bidang Pengendalian Operasional membawahkan :

1. Seksi Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja; dan

2. Seksi Pengendalaian Operasional Satuan Perlindungan Masyarakat

f. Unit Pelaksana; dan

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian, Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan Unit Pelaksanaan Satuan dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksanaan Satuan.

Secara lengkap Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.

(22)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor

Tugas pokok dan fungsi masing – masing unsur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja adalah sebagai berikut :

(1)Kepala Satuan mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan.

(2)Sekretariatmempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan dalam melaksanakan pengolahan kesekretariatan Satuan.

Untuk menyalenggarakan tugasnya, Sekretariat mempunyai fungsi:

a. Pengkoordinasikan penyususunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan;

b. Pengolahan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaia; c. Pengelolaan keuangan; dan

(23)

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat di Bantu oleh Sub Bagian program dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan serta Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang masing – masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

A. Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan, penyusunan program dan Pelaporan Satuan

Untuk menyelenggarakan tugasnya, Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai fungsi :

a)Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan;

b)Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat; c)Pengelolaan penyusunan anggaran; dan

d)Pengelolaan situs web.

B. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang memiliki tugas untuk membantu membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Satuan

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a). Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha;

b). Pengelolaan barang/jasa serta srana dan prasarana; c). Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan

organisasi; dan

d). Pengelolaan pelayanan administrasi kepegawaian C. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang kepala Sub

Bagian Keuangan yang mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan keuangan Satuan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

(24)

a). Penatausahaan keuangan; dan b). Penyusunan pelaporan keuangan

(3)Bidang Pengembangan Kapasitas dipimpin oleh seorang kepala bidang, mempunyai tugas untuk membantu Kepala Satuan dalam melaksanakan pengembangan kapasitas Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat..

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis pengembangan kapasitas Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat; dan b. Pembinaan, pendidikan dan pelatihan Polisi Pamong Praja

dan Perlindungan Masyarakat;

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dibantu oleh Seksi Pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja serta Seksi Pengembangan KapasitasSatuan Perlindungan Masyarakat, yang masing – masing dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

A. Seksi Pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengambangan Kapasitas dalam melaksanakan pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi :

a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja;

b). Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja; dan

c). Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan Satuan Polisi Pamong Praja

(25)

B. Seksi Pengembangan Kapasitas Satuan Perlindungan Masyarakat, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengambangan Kapasitas dalam melaksanakan pengembangan Kapasitas Satuan Perlindungan masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Pengembangan Kapasitas Satuan Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi :

a).Penyiapan bahan Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan kapasitas perlindungan masyarakat;

b).Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kapasitas Satuan Perlindungan Masyarakat; dan c). Pelaksanaan pembinaan serta pengembangan

pendidikan dan pelatihan Satuan Perlindungan Masyarakat.

(4)Bidang Pembinaan dan Pemeriksaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Satuan dalam melaksanakan pembinaan masyarakat serta pemeriksaan pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan dan Pemeriksaan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis pembinaan masyarakat serta pemerksaan pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum;

b. Pelaksanaan kegiatan pembinaan masyarakat serta pemeriksaan pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum;

c. Pemeriksaan dalam lingkup tugas dan wewenang polisi pamong praja;

d. Pelaksanaan upaya pro-yustisia;

e. Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dalam lingkup wewenang Polisi Pamong Praja;dan

(26)

f. Pengelolaan hubungan yudisial dengan lembaga kepolisian dan kejaksaan dalam upaya upaya penyelidikan, pemeriksaan, penyidikan, penindakan, serta penyelesaian dan penyerahan berkas perkara.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala Bidang Pembinaan dan Pemeriksaan dibantu oleh Seksi Pembinaan Masyarakat dan Seksi Pemeriksaan yang masing – masing dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

A. Seksi Pembinaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan mempunyai tugas untuk membantu kepala bidang Pembinaan dan Pemeriksaan dalam melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Pembinaan Masyarakat mempunyai fungsi :

a).Penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis pembinaan masyarakat ;

b).Penyuluhan dan upaya penyadaran hukum kepada masyarakat yang berkaitan dengan penegakan Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Bupati; dan c). Pembinaan ketentraman dan ketertiban umum secara

berkesinambungan.

B. Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh seorang kepala seksi, mempunyai tugas untuk membantu Kepala Bidang Pembinaan dan Pemeriksaan dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap dugaan Pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Pemeriksaan mempunyai fungsi :

a).Penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis Pemeriksaan;

(27)

b).Pelaksanaan upaya pemeriksaan awal mengenai dugaan adanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati;

c). Pelimpahan hasil pemeriksaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil kepada Penyidik Kepolisian apabila ditemukan bukti awal adanya pelanggaran terhadap Peraturan daerah dan Peraturan Bupati;dan

d).Penyelenggaraan hubungan koordinasi dengan kepolisian dalam upaya-upaya melakukan tindakan penyelidikan, penyidikan dan penindakan serta penyelesaian dan pnyerahan berkas perkara.

(5)Bidang Pengendalian Operasional dipimpin oleh seorang kepala bidang, mempunyai tugas untuk membantu Kepala Satuan dalam melaksanakan pengelolaan pengendalian operasional Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Linmas.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Operasional mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis pengendalian operasional Satuan Polisi Pamog praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat;

b. Penyusunan rencana program pengendalian operasional Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat; dan

c. Pengelolaan pembinaan operasional Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala Bidang Pengendalian Operasional dibantu oleh Seksi Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja serta Seksi Pengendalian Operasional satuan Linmas yang masing – masing dipimpin oleh Kepala Seksi dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

A. Seksi Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Prajai dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan

(28)

mempunyai tugas untuk membantu Kepala Bidang Pengendalian Operasional dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional Satuan Polisi Pamong Praja.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Prajamempunyai fungsi :

a).Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengendalian operasional Satuan Polisi Pamong Praja;

b).Pengkoordinasian operasional Satuan Polisi Pamong Praja;

c). Pengendalian kegiatan operasional Satuan Polisi Pamong Praja;

d).Mobilisasi Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban dan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

B. Seksi pengendalian Opereasional Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala seksi, mempunyai tugas untuk membantu Kepala Bidang Pengendalian Operasional dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional perlindungan masyarakat..

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :

a).Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengendalian operasional Satuan perlindungan Masyarakat;

b).Pengkoordiansian, fasilitasi dan pelaksanaan Satuan Perlindungan Masyarakat; dan

c). Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Satuan Perlindungan Masyarakat.

(6)Pada Satuan dapat dibentuk Unit Pelaksana Satuan untuk melaksanakan sebagian Tugas Satuan.

(29)

(7)Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam kelompok sesuai Bidang keahlian.

Secara garis besar tugas pokok dan fungsi unsur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor

Tabel 2.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA SATPOL PP

NO ORGANISASI URAIAN TUGAS UNSUR

ORGANISASI

1 KEPALA SATUAN Membantu Bupati dalam

memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan.

2 SEKRETARIAT Membantu dan bertanggung

jawab kepada Kepala Satuan dalam melaksanakan pengolahan kesekretariatan Satuan.

SUB BAGIAN PROGRAM DAN

PELAPORAN membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan,

penyusunan program dan Pelaporan Satuan

SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN Membantu membantu Sekretaris dalam melaksanakan

pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Satuan

SUB BAGIAN KEUANGAN Membantu Sekretaris dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan Satuan.

3 BIDANG PENGEMBANGAN

KAPASITAS Membantu Kepala Satuan dalam melaksanakan

pengembangan kapasitas Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat

SEKSI PENGEMBANGAN

KAPASITAS SATPOL PP Membantu Kepala Bidang Pengambangan Kapasitas dalam

melaksanakan pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja

(30)

SEKSI PENGEMBANGAN

KAPASITAS SATLINMAS Membantu Pengambangan Kapasitas dalam Kepala Bidang

melaksanakan pengembangan Kapasitas Satuan Perlindungan masyarakat.

4. BIDANG PEMBINAAN DAN

PEMERIKSAAN Membantu Kepala Satuan dalam melaksanakan

pembinaan masyarakat serta pemeriksaan pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum.

SEKSI PEMBINAAN

MASYARAKAT Membantu Pembinaan dan Pemeriksaan kepala bidang

dalam melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

SEKSI PEMERIKSAAN Membantu Kepala Bidang

Pembinaan dan Pemeriksaan dalam melaksanakan

pemeriksaan terhadap dugaan Pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

5 BIDANG PENGENDALIAN

OPERASIONAL Membantu dalam Kepala melaksanakan Satuan

pengelolaan pengendalian operasional Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Linmas.

SEKSI PENGENDALIAN

OPERASIONAL SATPOL PP Membantu Kepala Bidang Pengendalian Operasional

dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional Satuan Polisi Pamong Praja

SEKSI PENGENDALIAN

OPERASIONAL SATUAN LINMAS

Membantu Kepala Bidang Pengendalian Operasional dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional perlindungan masyarakat

(31)

2.2.SUMBER DAYA PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 1.Kondisi Umum Pegawai

Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor per Februari 2014 adalah sebanyak 193 orang PNS

TABEL 2.2 KONDISI SUMBER DAYA APARATUR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA SAMPAI DENGAN TAHUN 2013

2.Kondisi Umum Anggaran

Anggaran Belanja Daerah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tahun 2014 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, dan dituangkan lebih lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yaitu sebesar Rp. 21.407.648.100. Besarnya anggaran belanja yang telah ditetapkan setiap tahunnya mengalami peningkatan.

3. Kondisi Umum Sarana Kerja

Sarana kerja yang ada di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tergolong cukup memadai ini bisa terlihat dalam tabel di Bawah ini :

NO GOL.

TINGKAT PENDIDIKAN (ORANG)

JML. SD/

SEDERAJAT SEDERAJAT SMP/ SEDERAJAT SMA/ D1 D2 D3 S1/D4 S2 S3

1. I 8 14 22

2. II 2 3 118 3 126

3. III 7 1 28 5 41

4. IV 1 3 4

(32)

Tabel 2.3 Kondisi Aset SKPD Satuan Polisi Pamong Praja Sampai dengan Tahun 2013

No. Jenis Aest Total Kondisi (jumlah) Keterangan Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat 1. Golongan Tanah TanahKantor 0

2. Golongan Peralatan dan Mesin

Alat-alat besar 1 1 DumpTruck

Alat-alat Angkutan 65 59 1 1 4

Alat Bengkel dan alat ukur 8 8

Alat Pertanian 4 4

Alat Kantor dan Rumah Tangga 1074 1004 4 66

Alat Studio dan Alat Komunikasi 349 349

Alat-alat kedokteran 0

Alat Laboratorium 30 30

Alat-alat persenjataan/keamanan

3. Golongan Gedung dan bangunan

Bangunan Gedung Kantor 1 1 2286 M²

Bangunan Gedung Lainnya 2 2 180 M²

4. Golongan Jalan, Irigasi dan Jaringan

Jalan Jembatan

Bangunan/Irigasi

Instalasi

Jaringan

5. Golongan Aset Tetap lainnya

Buku dan Perpustakaan 150 150

7. Golongan Konstruksi dalam Pengerjaan 0

(33)

2.3.KINERJA PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Indikator Kinerja pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya terlihat dalam tabel 2.4 (terlampir),sedangkan anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan SKPD satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor terlihat pada tabel 2.5 (terlampir).

(34)

2.4.TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang penegakkan peraturan daerah dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor. Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan penegakkan peraturan daerah dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum adalah bahwa dinamika pembangunan daerah serta dinamika masyarakat yang bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari, seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi, hal ini tentu berimplikasi pula terhadap peraturan dan kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor agar adanya sinergi dan kesesuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Dalam analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan ). Sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang)dan Ancaman Threaths (ancaman). Adapun Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut :

1. Lingkungan Internal KEKUATAN (S):

1). Tersedianya SOTK yang mengatur tentang tugas, fungsi, dan kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja,

(35)

2). Adanya dukungan dari Pimpinan daerah

3). Tersedianya Program Kerja dan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja.

4). Tersedianya anggaran dari APBD untuk pembiayaan pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja.

5). Terbentuknya Unit SatPolPP di Kecamatan-kecamatan KELEMAHAN (W):

1). Masih rendahnya personil Satuan Polisi Pamong Praja dan Sat.Linmas baik secara kuantitas maupun kualitas.

2). Belum memadainya sarana dan prasarana yang dimiliki

2. Lingkungan Eksternal PELUANG (O):

1). Tersedianya akses koordinasi dengan instansi/lembaga pemerintah lainnya.

2). Adanya keinginan masyarakat untuk hidup dalam suasana tertib, tenteram, damai, dan tegaknya supremasi Perda dan/Peraturan kepala daerah.

3). Adanya partisipasi masyarakat dan anggota Linmas untuk ikut serta dalam menciptakan suasana tertib, tenteram, dan penegakan Perda

ANCAMAN (T):

1). Banyaknya perusahaan serta masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap Perda dan peraturan kepala daerah (Khususnya masalah perijinan).

2). Banyaknya penyerobotan terhadap tanah negara/Pemkab.

3). Makin maraknya Pedagang Kaki Lima (PKL).

4). Banyaknya usaha warung remang-remang, prostitusi, perjudian, dan peredaran narkoba.

(36)

6). Adanya gelandangan, pengemis dan anak jalanan yang berkeliaran di pertigaan-pertigaan jalan.

Adapun permasalaha SKPD Satuan Polisi Pamong Praja hinggga tahun 2013 (Internal) terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.6 Permasalahan SKPD hingga tahun 2013 (Internal)

No Indikator Permasalahan

1 Organisasi (pelayanan) Belum terbentuknya Perbup tentang Petunjuk Pelaksanaan SOP Satpol PP Belum terbentuknya Perbup tentang Uraian Tugas Jabatan SatPol PP

2 SDM Belum meratanya tingkat pengetahu an

dan ketrampil an SDM Sat.Pol.PP -Formasi Rekruitment anggota Sat.Pol.PP oleh BKPP (Badan

Kepegawaian) belum sesuai kebutuhan.

3 SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang ada saat ini kurang dan kualitasnya menurun

disebabkan karena umur sarana dan prasarana

(37)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KIERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

Dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, program dan kegiatan dikategorikan kedalam Program/Kegiatan lokalitas SKPD, Program/ Kegiatan Lintas SKPD dan Program/kegiatan Kewilayahan. Berikut disajikan Program dan Kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tahun 2013-2018. Program/ kegiatan SKPD adalah sekumpulan rencana kerja suatu SKPD. Program Lintas SKPD adalah sekumpulan rencana kerja beberapa SKPD. Program Kewilayahan dan Lintas Wilayah adalah sekumpulan rencana kerja terpadu antar-Kementerian/Lembaga dan SKPD mengenai suatu atau beberapa wilayah, Daerah, atau kawasan.

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor 2013-2018 Tabel 5.I (terlampir).

(38)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Peran perencanaan dalam pembangunan sangatlah penting, untuk itu, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor harus berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD yang ditunjukan dengan indikator kinerja sebagai berikut:

SIN

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Penegakan PERDA 15,37 72,09 76,51 82,72 87,92 93,13 93,13 2 Cakupan patroli petugas Satpol PP 1460 1460 1460 1460 1460 1460 7300 3 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 15,37 74,83 86,22 90,06 93,89 97,73 97,73

(ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten

4 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 18 18 20 22 24 26 26 5 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 8,55 12,74 16,98 21,23 25,47 29,72 29,72 6 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di

Kabupaten Bogor 0,09 0,13 0,17 0,21 0,25 0,30 0,30 7 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000

penduduk 0,39 0,39 0,59 0,68 0,78 0,88 0,88

8 Angka kriminalitas yang tertangani 3,70 4,25 4,89 5,63 6,47 7,44 7,44 9 Angka kriminalitas 8,02 6,82 5,80 4,93 4,19 3,56 3,56

10 Jumlah demo 22 27 16 14 12 10 79

11 Cakupan Penegakan Peraturan daerah dan

peraturan kepala daerah 72,09 76,51 82,72 87,92 93,13 93,13 12 Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat 4,10 4,10 4,10 4,10 4,10 21 13 Cakupan rasio petugas Linmas 0,28 0,42 0,56 0,70 0,84 0,84

Tabel 6.I

Indikator Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

No Indikator Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada

akhir periode RPJMD Kondisi Kinerja

pada awal periode RPJMD

(39)

Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan periode 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor serta disusun dengan memperhitungkan seluruh potensi dan kebutuhan (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan).

Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam penyusunan Renja Satuan Polisi Pamong Praja yang menjadi dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor.

Pelaksanaan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor ini sangat memerlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari seluruh aparatur, karena akan menentukan keberhasilan pencapaian kinerja program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian, Renstra ini tidak hanya menjadi dokumen administrasi saja, karena secara substansial merupakan pencerminan aspirasi pembangunan yang memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.

Plt. BUPATI BOGOR

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja  Kabupaten Bogor
Tabel  2.1.  TUGAS  POKOK  DAN  FUNGSI  SKPD  SATUAN  POLISI  PAMONG  PRAJA  BERDASARKAN  PERDA  KABUPATEN  BOGOR  NOMOR  22  TAHUN  2011  TENTANG  PEMBENTUKAN,  ORGANISASI DAN TATA KERJA SATPOL PP
TABEL 2.2  KONDISI SUMBER DAYA APARATUR SATUAN  POLISI PAMONG PRAJA SAMPAI DENGAN TAHUN 2013
Tabel 2.3  Kondisi Aset SKPD Satuan Polisi Pamong Praja Sampai  dengan Tahun 2013
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sapriya, Pengajaran IPS, Konsep dan Pengajaran (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2011) hal 87.. secara langsung belajar di lingkungan sekitarnya dan kemudian dihubungkan dengan

Hasil kreasi Memuat gambar, keterangan gambar, tulisan tentang cara kerja peredaran darah manusia, dan sesuai dengan materi atau teori Hanya memuat 3 dari 4 hasil yang

Hal ini disebabkan oleh suhu pengeringan yang rendah dapat menghasilkan kualitas bubuk Sargassum polycystum yang terbaik, karena apabila pada proses pemanasan

Dari beberapa uraian diatas penulis ingin meneliti beberapa pertemuan antara pasangan Spanyol Carolina Marin dan Cina Li Xuerui dengan cara menganalisis

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih

Pada dasarnya sistem sumbangan ini merupakan suatu bentuk aktifitas tolong menolong dari masyarakat yang berupa bantuan baik berupa benda maupun biaya (uang) untuk pihak yang

Benih merupakan biji yang telah dipersiapkan untuk ditanam, telah melalui proses sleksi sehingga diharapkan memiliki daya tumbuh yang besar. Pada penelitian ini

Sistem dilengkapi dengan baterai kontrol unit, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan pengisian antara solar module dan baterai ketika telah mencapai batas ambang