• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari manusia lain. Dengan adanya bantuan dari manusia lain, maka seseorang dapat mengembangkan kemampuan serta belajar untuk melakukan kerjasama baik di dalam lingkungan keluarga ataupun di lingkungan sosial seperti sekolah, tempat ibadah dan lain-lain. Salah satu cara terpenting untuk dapat membuat hubungan yang baik antar sesama manusia adalah dengan komunikasi.

Menurut William Albig dalam Suprapto (2009), komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan bahasa/lambang yang mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan. “Communication a social process in which individuals

employ symbols to establish and interpret meaning in their environment”.

Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. (West & Turner, 2010)

Menurut Suprapto (2009), kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan atau masyarakat. Jiwanta dalam Suprapto (2009) mengatakan bahwa kemudian seberapa penting komunikasi dalam kehidupan manusia? Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa presentase yang digunakan dalam proses komunikasi adalah sangat besar, berkisar antara 75% samapi 90% dari jumlah waktu kegiatan. Waktu yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10% untuk membaca, 35% untuk berbicara, dan 50% untuk mendengar.

Hal tersebut membuktikan betapa vitalnya komunikasi dalam tatanan kehidupan sosial manusia. Dengan kata lain, komunikasi telah menjadi ‘jantung’ dari kehidupan kita. Komunikasi sudah menjadi bagian dari kegiatan kita

(2)

sehari-hari. Jarang disadari bahwa pada prinsipnya tidak seorang pun dapat melepaskan dirinya dari aktivitas komunikasi. Kegiatan (ber) komunikasi dapat dikatakan bersifat sentral dalam kehidupan bahkan mungkin sejak awal keberadaan manusia sendiri. Nyaris semua kegiatan dalam kehidupan manusia membutuhkan atau setidaknya disertai komunikasi. (Pawito, 2008).

Melalui komunikasi, manusia dapat menyajikan informasi, opini, gagasan, pengetahuan dan sebagainya sehingga terjadi hubungan timbal balik yang menghasilkan sebuah feed-back. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi telah menjadi kebiasaan yang telah mendarah daging yang akan dilakukan setiap harinya dalam setiap aktivitas kehidupan kita, baik secara verbal maupun non-verbal atau secara sadar maupun tidak sadar. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang semakin modern, keefektifan sebuah komunikasi telah menjadi aspek yang sangat penting untuk kelangsungan kebutuhan hidup. Nova (2009), mengungkapkan bahwa komunikasi dikatakan efektif bila pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan pihak penerima pesan dapat memberikan feed back sehingga terjadi komunikasi dua arah.

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam Sihombing (2006), komunikasi yang efektif akan membawa lima hasil yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan nyata. Public

Relations merupakan fungsi manajemen yang membantu tercapainya tujuan suatu

organisasi dengan membina hubungan yang berkelanjutan dengan pihak eksternal dan internal. Public Relations berperan aktif dalam mengembangkan, menjalankan dan mengevaluasi program yang memberikan pemahaman antara organisasi dan publiknya guna menciptakan keseimbangan antara tujuan organisasi dan ekspetasi masyarakat sehingga dapat menciptakan komunikasi yang efektif. (DS, 2010)

Melihat dari adanya hal itu, maka salah satu komunikasi yang dapat digunakan untuk membuat komunikasi menjadi efektif adalah dengan komunikasi persuasif karena seperti yang dikatakan oleh Rumanti (2005), Public Relations dalam fungsinya juga melaksanakan komunikasi persuasif di semua bidang kegiatan dengan maksud memberi motivasi kerja, bertanggung jawab dan produktif. Namun, apabila komunikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan dan makna yang

(3)

ditafsirkan berbeda dengan maksud dari pembicara maka komunikasi tersebut dianggap gagal. Komunikasi yang dianggap gagal dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, dapat dilakukan dengan cara-cara seperti diantaranya adalah pembicara harus bisa komunikatif dengan client, mengerti siapa audience nya dan pembicara harus mengetahui bagaimana cara menyampaikan pesan dengan tepat sehingga pesan dapat diterima dan akhirnya dapat mempengaruhi pendengar sesuai dengan cara berkomunikasi mereka.

Definisi dari persuasi juga diuraikan secara singkat seperti berikut. “Richard Perloff say that persuasion is an activity or process in which a communicator attempts to induce a change in the belief, attitude, or behaviour of another person or group of persons through the transmission of a message in a context in which the

persuadee has some degree of free choice”. (Wilcox & Cameron, 2009). Richard

Perloff dalam Wilcox & Cameron (2009) mengatakan bahwa persuasi adalah aktivitas atau proses dimana komunikator berusaha untuk mendorong perubahan keyakinan, sikap atau perilaku orang lain atau sekelompok orang melalui transmisi pesan dalam konteks dimana persuasi memiliki beberapa derajat kebebasan.

Menurut Purwanto (2006), persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan audience untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persuasi memiliki pemahaman yang beragam namun hanya memiliki satu makna yang sama, yaitu persuasi adalah sebuah proses dalam komunikasi yang bertujuan untuk dapat mengubah keyakinan, sikap atau perilaku manusia lain melalui pesan yang disampaikan komunikator yang dilakukan secara sukarela, tanpa adanya paksaan. Komunikasi persuasi sangat penting untuk diterapkan di dalam perusahaan dengan tujuan agar dapat membawa kesuksesan suatu perusahaan atau organisasi dalam melakukan komunikasi dengan karyawan internal maupun dengan publik eksternal (client). Pelaksanaan komunikasi tidak hanya dapat dilakukan dan diterapkan oleh anggota dalam sebuah perusahaan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan antar sesama karyawan, tetapi juga untuk seorang

(4)

Sebagai contoh, Steve Jobs merupakan direktur dari brand terkenal di dunia

(Apple). Ia dianggap sebagai seorang genius dalam bidang teknologi dan juga

dikagumi karena sosoknya yang kharismatik. Setiap ia berbicara, baik diatas panggung acara Apple maupun kesempatan lain, tatapan penonton seakan terhipnotis kepadanya.

Dalam sebuah artikel jurnal berjudul Charismatic leadership and rhetorical

competence: An analysis of Steve Jobs' rhetoric (Heracleous & Klaering, 2014)

dalam (FP, Belajar dari Steve Jobs Tentang Retorika dan Kharisma, 2014), menurut Heracleous & Klaering (2014), Steve Jobs adalah seseorang yang paham benar mengenai seni berbicara yang efektif dan persuasif. Ia tidak menganut satu pakem retorika tertentu, tapi lebih memilih untuk beradaptasi dengan tempat ia berbicara, situasi yang dialami, serta audiensi yang dihadapi. Namun, isi pesan yang ia sampaikan tetap sama di semua kondisi.

Untuk memperkuat pernyataan tersebut, Heracleous juga menyebutkan bahwa Steve Jobs menggunakan tiga pedoman retorika klasik yang diajarkan oleh filsuf kuno Yunani, Aristoteles yaitu: ethos (menunjukkan kredibilitas seseorang),

pathos (melibatkan nilai-nilai dan emosi), logos (berkaitan dengan logika dan

hal-hal bersifat statis dan ilmiah). Dalam hasil risetnya juga dikatakan bahwa “Kami menemukan bahwa faktor pendorong dalam retorika Jobs adalah ethos-nya yang sangat mempengaruhi seberapa besar ia memakai logos dan pathos-nya. Ketika ethos (kredibilitasnya) rendah, Jobs akan meningkatkan pathos (mencoba mengambil simpati peserta sidang) dan menurunkan logos (argumen yang bersifat baku). Jobs enggan menggunakan bahasa-bahasa yang bersifat figuratif (mengawang-awang dan cenderung berlebihan) dalam berpidato. Ia lebih memilih menekankan pesannya dengan gaya bercerita dan memakai metafora. Pasalnya, cara seperti inilah yang akan lebih meninggalkan kesan di benak audiensi daripada hal-hal yang bersifat teknis dan berbau statistika. (diakses pada hari Sabtu, 4 April 2015 pukul 16:00 WIB)

Selain digunakan untuk dapat menarik minat dan menjalin hubungan komunikasi yang kondusif dengan client, komunikasi persuasif juga dapat dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya, seperti saat

(5)

menyampaikan ide dan argumen di dalam sebuah meeting, berbicara dengan client baru, melakukan presentasi dan melakukan kesepakatan kerjasama dengan rekan kerja, dan masih banyak lagi dengan tujuan agar hubungan komunikasi yang terjalin dengan client dapat berlangsung dalam periode waktu yang lama.

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah divisi Public

Relations di dalam PT. Sumberraya Pasada Usaha. PT. Sumber Raya Pasada Usaha

merupakan perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1988 dan bergerak di berbagai bidang bisnis. Namun di dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah tentang strategi persuasif pada Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha yang bergerak di dalam bidang hospitality (resort dan atau villa) yang bernama The

Michael Resorts. Bisnis yang ditawarkan di dalam perusahaan ini adalah jasa

penyewaan venue atau tempat menginap dengan konsep yang berbeda dengan kompetitor lainnya, yaitu dengan konsep alam dan bersifat private. Selain itu, konsep unik lainnya yang dipakai oleh resort dan atau villa ini adalah terdapat pepohonan serta tanaman langka Indonesia yang telah ditata sedemikian rupa sehingga dapat membuat client mempertimbangkan The Michael Resorts untuk destinasi utama untuk kegiatan meeting, gathering atau outbound perusahaan. Hal ini dilakukan dengan cara persuasi melalui telepon, pameran atau melalui media

online agar The Michael Resorts menjadi top of mind client saat akan melakukan

kegiatan-kegiatan tersebut.

Target client yang dituju dibagi menjadi dua (2) yaitu untuk resort, sebagian besar client yang dimaksudkan disini adalah perusahaan (corporate) karena target pasarnya adalah untuk kalangan manajerial yang biasanya mengadakan kegiatan

meeting, gala dinner, gathering dan outbound. Sedangkan untuk villa, target client

yang dijangkau adalah client perseorangan atau keluarga sebab disini juga memiliki tempat-tempat penginapan yang cocok untuk liburan keluarga bahkan cocok untuk pelaksanaan sebuah pernikahan dan foto pre-wedding.

Dalam implementasinya sehari-hari untuk mempublikasikan produk yang dimilikinya, Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha tentu memiliki strategi untuk dapat memasarkan, memperkenalkan produknya dan menjaga komunikasi yang telah terjalin dengan client dengan menggunakan komunikasi persuasif.

(6)

Masalah yang terkadang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam hal jarak karena resorts ini berada di daerah Bogor. Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dipilihlah judul “Strategi Persuasif Pada Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha Dalam Membangun Komunikasi yang Kondusif Dengan Client”.

1.2 Fokus Penelitian

Di dalam sebuah penelitian diperlukan adanya ruang lingkup dengan tujuan agar permasalahan penelitian lebih terarah, sehingga yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah strategi persuasif pada Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha dalam membangun komunikasi yang kondusif dengan client.

1.3Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi persuasif pada Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha dalam membangun komunikasi yang kondusif dengan client?

2. Bagaimana metode yang dilakukan oleh Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha untuk menghadapi hambatan dalam membangun komunikasi yang kondusif dengan client?

1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi persuasif pada Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha dalam membangun komunikasi yang kondusif dengan client. 2. Untuk mengetahui metode yang dilakukan oleh Public Relations PT.

Sumberraya Pasada Usaha untuk menghadapi hambatan dalam membangun komunikasi yang kondusif dengan client

(7)

1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan adalah penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi pemasaran terutama dalam membangun hubungan yang kondusif, seperti komunikasi efektif yang terjadi pihak perusahaan dengan client melalui komunikasi persuasif (tidak memaksa).

2. Manfaat Praktis

Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pihak perusahaan dan dapat berguna bagi pengembangan strategi untuk dapat terus membangun hubungan yang kondusif dengan pihak lain melalui komunikasi persuasif.

3. Manfaat bagi Masyarakat / Umum

Sebagai bahan tinjauan dan bahan pembelajaran bagi masyarakat umum dalam bidang marketing komunikasi, terutama dalam hal membangun komunikasi yang kondusif dengan orang lainmaupun antar pribadi supaya hubungan yang telah terjalin dapat berjalan efektif dan komunikatif (pesan yang disampaikan dan diterima memiliki pemaknaan yang sama) dengan menggunakan komunikasi persuasif yang secara sadar atau tidak sadar selalu terjadi di dalam kehidupan sehari-hari manusia.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dapat dibagi menjadi 5 bab yang dapat secara singkat dijelaskan tentang isi daripada masing-masing bab yaitu:

BAB 1 : Pendahuluan

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan serta manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian sebagai acuan agar hasil yang didapatkan dapat lebih terarah.

(8)

BAB 2 : Landasan Teori

Pada bab ini merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan konseptual dalam penelitian, diantaranya terdapat penelitian terdahulu (state of the art), pengertian komunikasi, pengertian komunikasi antarpribadi, komunikasi persuasif dan kerangka pemikiran.

BAB 3 : Metodologi Penelitian

Pada bab ini akan menjelaskan tentang metodologi yang akan digunakan dalam penelitian. Metodologi yang digunakan antara lain adalah pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, teknik sampling, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data untuk membuktikan hasil penelitian yang dilakukan.

BAB 4 : Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan memberikan penjelasan sejarah dari obyek penelitian yaitu PT. Sumberraya Pasada Usaha, struktur organisasi perusahaan serta hasil penelitian dan pembahasan.

Bab 5 : Simpulan dan Saran

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga saran yang terdiri dari saran akademis, praktis dan sosial yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam rangka menunjang perbaikan regulasi pengusahaan UCG diperlukan litbang UCG di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin yang khusus disediakan dan atau diberikan

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang

Dalam pembelajaran matematika SD diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali), yaitu menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI