• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

' '

0

.

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERUBAHAN ATAS

PERATURAN GUBERNURJAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Menimbang

Mengingat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah Daerah Provinsi diberikan tambahan kewenangan untuk menyelenggarakan beberapa urusan perizinan bidang energi dan sumber daya mineral serta penz1nan bidang perhubungan, sehingga perlu menambahkan izin dimaksud sebagai perizinan yang dilimpahkan oleh Gubernur kepada Administrator Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu melakukan perubahan terhadap Peraturan Gubernur Noi:11or 77 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu dengan menetapkan perubahannya dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur;

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

(2)

0

0

5. Uhdahg-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Noinor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746);

6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 ten tang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 ten tang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Le~baran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1331 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5059);

10. Undang-Und_ang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

13. Peratunin Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor

165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

(3)

'.'

0

3

-15. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

16. Peraturan Pemerinta:L Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan , (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Barubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia · Nomor 5142);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan U saha Penyediaan

Negara Republik Indonesia Tambahan Lembaran Negara 5281);

Tenaga Listrik (Lembaran Tahun 2012 Nomor 28, Republik Indonesia Nomor 21. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326);

(4)

~ \IW1

0

23. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

24. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 24 Tahun 2012 ten tang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara;

25. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan yang Diusahakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

26. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemberian Izin Khusus di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

28. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Publik;

29. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 1988 tentang Izin Usaha Pengurusan Transportasi (JPT);

30. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2001 tentang Izin Usaha Perusahaan Pelayaran Rakyat;

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2002 tentang Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat (PBM);

31. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1204 K/30/30/MEM/2014 tentang Penetapan Wilayah Pertambangan Pulau Jawa dan Bali;

32. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pemakaian Tanah di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Propinsi

"

Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 4 Seri C);

33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa TLnur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 3 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan' Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Nomor 2 Seri D);

(5)

0

Menetapkan

5

-34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 Nomor 7 Seri D);

35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2011 ten tang Pengelolaan Air Tanah di Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 Nomor

10 Seri D);

36. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan terpadu; 37. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2014

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2010 TENTANG

TERPADU.

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN

Pasall

Beberapa ketentuan dalai'l!: Lampiran Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun ,2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Nomor 78 Seri E), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan pada Kolom 3 Jenis Perizinan, huruf f. Perhubungan dan LLAJ, diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: SEKTOR 2 f Perhubungan dan LLAJ JENIS PERIZINAN 3

1. Izin Trayek Baru Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi

(AKDP).

2. Izin Trayek Perpanjangan Masa Berlaku Surat Keputusan Izin Trayek (SKIT).

3. Izin Trayek Penambahan Armada/ Frekuensi Pelayanan.

(6)

1 2

0

3

4. Izin Trayek Perubahan Trayek.

5. Izin Trayek Pengalihan

Kepemilikan.

6. Izin Trayek Penggantian Surat

Keputusan Izin Trayek Rusak/

Hilang.

7. Izin Trayek Baru Mobil

MPU /Mikrobus An tar Kota

Dalam Provinsi (AKDP).

8. Izin Trayek Pembaharuan

Masa Berlaku Surat Keputusan

Izin Trayek (SKIT).

9. Izin Trayek Penambahan Armada . '(MPU).

10. ,Izin Trayek Perubahan Trayek (MPU).

11. Izin Trayek Pengalihan

Kepemilikan (MPU).

12. Izin Trayek Penggantian Surat

Keputusan Izin Trayek (SKIT)

Rusak/Hilang MPU.

13. Izin Trayek Baru Angkutan

Antar Jemput Antar Kota Dalam Provinsi (AKD P).

14. Izin Trayek Perpanjangan

Masa Berlaku Surat Keputusan

Izin Trayek ( Antar Jemput).

15. Izin Trayek Penambahan

Armada/ Frekuensi Pelayanan

(An tar Jemput).

16. Izin Trayek Perubahan

Trayek (Antar Jemput).

17. Izin Trayek Pengalihan

Kepemilikan (Antar Jemput). 18. Izin Trayek Penggantian Surat

Keputusan Izin Trayek (SKIT)

Rusak/Hilang (An tar Jemput).

19. Izin Operasi Baru Angkutan

(7)

-

7-1 2 3

20. Izin Operasi Pembaharuan Masa Berlaku Surat Keputusan Izin Operasi SKIO (Angkutan Sewa).

21. Izin Operasi Periambahan/

.. ,Pengurangan Armada Angkutan Sewa.

22. 'Izin Operasi Pengalihan

Kepemilikan Angkutan Sewa. 23. Izin Operasi Penggantian Surat

Keputusan Izin Operasi (SKIO) Rusak/Hilang Angkutan Sewa.

24. Izin Operasi Baru Angkutan

Taksi.

25. Izin Operasi Perpanjangan Masa Berlaku Surat Keputusan Izin Operasi (SKIO) Angkutan Taksi.

26. Izin Operasi Penambahan/

Pengurangan Armada Angkutan

Taksi.

27. Izin Operasi Pengalihan

Kepemilikan Angkutan Taksi.

28. Izin Operasi Penggantian Surat Keputusan Izin Operasi (SKIO) Rusak/ Hilang Angkutan Taksi.

29. Izin Trayek Baru Angkutan

Pemadu Moda.

30. Izin Trayek Perpanjahgan

Masa Berlaku Surat

Keputusan Izin Trayek (SKIT) (Pemadu Moda). 31. Izin Trayek Armada/ Frekuensi (Pemadu Moda). Penambahan Pelayanan

32. Izin Trayek Perubahan Trayek (Pemadu Moda).

33. Izin Trayek Pengalihan

Kepemilikan (Pemadu Moda).

(8)

1 2

'

'.l'

3

34. Izin Trayek Penggantian Surat

Keputusan Izin Trayek · (SKIT)

Rusak/Hilang (Pemadu Moda).

35. Izin Perusahaan Ekspedisi

Muatan Kapal Laut.

36. Izin U saha Perusahaan Jasa

37. 38. 39. 40. 41. Pengurusan Transportasi.

Izin U saha Perusahaan Bongkar Muat.

Izin U saha Perusahaan Tally. Izin U saha Depo Peti Kemas.

Izin Pengoperasian Pelabuhan

Regional. Tatanan Pelabuhan Kepelabuhan dan Perijinan Provinsi (Tatanan dan Penetapan pelabuhan Umum).

42. Izin usaha angkutan laut bagi badan usaha yang berdomisili dalam wilayah dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar Daerah kabupatenjkota dalam wilayah Daerah provinsi.

43. Izin usaha angkutan laut

pelayaran rakyat bagi orang perorangan atau badan

yang berdomisili dan

beroperasi pada pelabuhan antar us aha yang lintas Daerah kabupatenjkota dalam Daerah

provinsi, pelabuhan antar

Daerah provinsi, dan pelabuhan in ternasional.

44. ' Izin trayek penyelenggaraan

angkutan sungai dan danau untuk kapal yang melayani

trayek antar Daerah

kabupatenjkota dalam Daerah provinsi yang bersangkutan.

(9)

9

-1 2

' ~· '

3

45. Izin usaha jasa terkait dengan

bongkar muat barang, Jasa

pengurusan transportasi,

angkutan pera1ran pelabuhan,

penyewaan peralatan angkutan

laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut, tally mandiri, dan depo peti kemas.

46. Izin pembangunan dan pengoperas1an pelabuhan pen gum pan regional.

4 7. Izin pelabuhan sunga1 dan

danau yang melayani trayek

lintas Daerah kabupaten/ kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi. 48. Izin usaha badan usaha

pelabuhan di pelabuhan pengumpan regional.

49. Izin pengembangan pelabuhan

untuk pelabuhan pengumpan

regional.

50. Izin pengoperasian pelabuhan selama 24 (dua puluh empat)

51.

52.

untuk pelabuhan pengumpan regional.

Izin pekerj aan pengerukan di

wilayah pera1ran pelabuhan pen gum pan regional.

Izin reklamasi di wilayah perairan pelabuhan pengumpan

regional.

53. IZ'in pengelolaan terminal untuk

kepentingan sendiri (TUKS) di dalam DLKR/DLKP pelabuhan pengumpan regional.

54. Izin U saha Perusahaan Ekspedisi

Udara.

Muatan Pesawat

(10)

~

v

1 2 3

55. Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi U dara.

56. Izin Pembangunan Heliport. 57. Izin Pengoperasian Heliport. 58. Izin Operasi Kapal Angkutan

Penyeberangan Dalam Provinsi. 59. Izin Kegiatan Pengerukan Dan

Reklamasi.

60. Rekomendasi Rencana Induk

Pelabuhan Nasional/

Intemasional Regional.

61. Rekomendasi dan Pengujian DUKS.

2. Ketentuan pada Kolom 3 JGnis Perizinan, huruf o. Energi dan Sumberdaya Mineral, ' diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: 0 SEKTOR 2 Energi dan Sumberdaya Mineral JENIS PERIZINAN 3

1. Mineral dan Batu Bara:

a) Wilayah Izin Usaha

Pertambangan (WI UP).

b) Izin U saha Pertambangan (IUP) Explorasi.

c) Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produk Baru.

d) Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi produksi.

e) Izin U saha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Khusus Pengangkutan dan Penjualan. f) Izin U saha Pertambangan (IUP) ·

Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan Pemumian. g) Izin Usaha Pertambangan (IUP)

Operasi Produksi Untuk

(11)

- 11

-1 2

0

0

3

h) Izin Sementara Untuk

Melakukan Pengangkutan dan

Penjualan.

Izin Usaha Jasa Pertambangan

(IUJP).

Surat Keterangan Terdaftar

(SKT).

k) Izin Gudang Bahan Peledak

w

(Baru dan Perpanjangan).

1) Kartu Izin Meledakan (KIM). --v'"

m) Rekomendasi Pembelian dan

Penggunaan Bahan Peledak.

-=-n) Izin Pertambangan Rakyat

V

(IPR).

@

Izin Usaha Jasa Pertambangan

(IUJP).

@-

Surat Keterangan Terdaftar

(SKT).

@

Izin Usaha

J~sa

_

Pertambangan

(IUJP) .

.@

Surat Keterangan Terdaftar

(SKT).

s) Izin Gudang Bahan Peledak \j·

(Baru dan Perpanjangan).

t) Kartu Izin Meledakan (KIM).

..l.

u) Rekomendasi Pembelian dan

Penggunaan Bahan Peledak.

:::::.-v) Izin Pertambangan Rakyat

J

(IPR).

w) Persetujuan Pertambangan

Minyak Bumi pada Sumur Tua.

2. Geologi/ Air Tanah:

a) Izin Pengeboran Air Tanah.

b) Izin pengambilan Air Tanah.

c) Izin Perpanjangan Pengambilan

Tanah.

d) Izin Peningkatan Debit

Pengambilan Air Tanah.

e) Izin Perubahan Nama, Jenis

Pengusahaan/ Pemakaian Air

Tanah.

(12)

1 2

. ;. .. :

3

3. Ketenagalistrikan:

a) Izin U saha Penyediaan Tenaga

Listrik (IUPTL).

b) Izin Penyewaan Jaringan

Kepada Penyedia Jaringan

Listrik Dalam Daerah Provinsi. c) Izin Operasi.

d) Izin Pemanfaatan Jaringan Untuk Telekomunikasi,

Multimedia dan Informatika

dari Pemegang Ditetapkan Oleh Provinsi Untuk Izin yang Pemerintah Penyangga

dan/ a tau Jalur Sepanjang

Jaringan.

e) Izin Pemanfaatan Jaringan

Untuk Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika dari Pemegang Izin yang

ditetapkan oleh Pemerintah

Provinsi Untuk Serat Optik

Pada Jaringan.

f) Izin Pemanfaatan Jaringan

Untuk Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika dari Pemegang Izin yang

ditetapkan oleh Pemerintah

Provinsi Untuk Konduktor Pada

Jaringan.

g) Izin Pemanfaatan Jaringan

U n tuk Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika dari Pemegang Izin yang

ditetapkan oleh Pemerintah

Provinsi Untuk Kabel Pilot Pada

Jaringan.

h) Izin Usaha Jasa Penunjang

' Tenaga Listrik Untuk

Konsultasi dalam Bidang

Instalasi Penyediaan Tenaga

Listrik Untuk Pembangkitan

(13)

.

'

-

13-1 2

0

3 i) Izin U saha J asa

Tenaga Listrik

Penunjang

Untuk

Pembangunan dan Pemasangan

Instalasi Penyediaan Tenaga

Listrik Untuk Pembangkitan

Tenaga Listrik.

j) Izin Usaha Jasa

Tenaga Listrik

Penunjang

Untuk

Pemeriksaan dan Pengujian

Instalasi Tenaga Listrik Untuk

Pembangkitan Tenaga Listrik.

k) Izin Usaha Jasa Penunjang

Tenaga Listrik Untuk

Pengoperasian · Tenaga Listrik

Untuk Pembangkitan Tenaga Listrik.

1) Izin U saha J asa

Tenaga Listrik

Penunjang

Untuk

Pemeliharaan Instalasi Tenaga

Listrik Untuk Pembangkitan

Tenaga Listrik.

m)Izin Usaha Jasa Penunjang

Tenaga Listrik Untuk Penelitian dan Pengembangan.

n) Izin Usaha Jasa Penunjang

Tenaga Listrik Untuk Sertifikasi

· Untuk Peralatan dan

Pemanfaatan Tenaga Listrik.

o) Izin Usaha Jasa Penunjang

Tenaga Listrik Untuk Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik

Ketenagalistrikan Untuk

Pembangkitan Tenaga Listrik.

p) Izin Usaha Jasa Penunjang

Tenaga Listrik Untuk Usaha

J a sa Lain Yang Secara Langsung

Berkaitan Dengan Penyediaan

Tenaga Listrik.

(14)

1 2 3

4. Energi Baru Terbarukan:

a) Izin Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Lintas daerah Kabupaten/ Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi.

b) Penerbitan Surat Keterangan Terdaftar Usaha Jasa Penunjang dalam 1 ( satu) Daerah Provinsi. Izin Kegiatan Usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain.

Pasal II

Peraturan Gubernur 1m mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang myngetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan 3-ubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal6 Pebruari 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd

Referensi

Dokumen terkait

Ketika masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada BTPN Syariah dan keyakinan akan proses pembiayaan yang berjalan secara syariah dan memberikan

Dengan doa dan partisipasi aktif dari semua pihak, melalui serangkaian strategi yang akan dievaluasi pada berbagai tahapannya, diharapkan visi-misi yang dirumuskan dapat tercapai

P3A atau yang disebut petugas pengelolaan dan pembagian air ialah petugas yang mengatur pembagian air ke setiap blok jaringan irigasi pertanian masyarakat desa Linamnutu

Dari ketiga material katode untuk tabung detektor Geiger Mueller mempunyai karak- teristik yang paling baik adalah tabung detektor dengan material katode stainlees steel dengan

Ketika kita cermati, jika dalam sistem pendidikan nasional tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan manusia seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa maka dalam

Puji dan syukur terhaturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya atas rahmat-Nya lah maka tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya sebagai syarat

Ikan nila yang digunakan adalah strain Nirwana, Nila Biru (Oreochromis aureus), persilangan an- tara Nirwana dan Nila Biru (yang kemudian dikenal dengan Nila Srikandi), GIFT dan