i
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RISIKO KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN SEREBRAL DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH
SAKIT PROF. DR.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
Disusun Oleh :
IDA DAMAYANTI, S. Kep
A31600896
PEMINATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatak dengan benar.
Nama : Ida Damayanti, S. Kep NIM : A31600896
Tanda Tangan :
v COURSE OF STUDY PROFESSION NERS STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG Scientific Paper, August 2017
Ida Damayanti1), Hj. Herniyatun, S.Kep, M.Kep Sp.Mat2), Siti Suwaibah S.Kep.Ns 3) AN ANALYSIS OF THE CARE OF NURSING IN PATIENTS WITH
FULFILLING BASIC NEEDS RISK PERFUSION CEREBRAL NETWORK INEFFECTIVE IN THE FLAMBOYANT HOSPITAL PROF
.DR.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
ABSTRACT
Background: Risk perfusion tissue cerebral not effective is risky experienced a reduction in circulating brain tissue that can disrupt health.
Objectives: Know the influence of the provision of position head up 15-30’ towards patients peb to the issue of nursing risk perfusi tissue cerebral ineffective. Methods: The research is analysis of 5 patients preeklamsi environmental management scheme to the issue of nursing risk perfusi tissue cerebral ineffective. Results: The results of the provision of the position of head up 15-30’ against 5 patients environmental management with the risk of cerebral tissue perfusi ineffective can be effective in reducing dizzy because of the increased typewriter. Conclusion: The provision of the position of head up 15-30’ effective in reducing dizzy because of the increased information technology on patients preeklamsi to the issue of nursing risk perfusi tissue serbral ineffective.
Keywords: Preeklamsi heavy, Risk perfusi tissue cerebral ineffective, The head up 15-30’ position
1) Bachelor Nursing Student, Muhammadiyan Health Science Institute of
Gombong
2) Lecturer, Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
vi PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG Karya Tulis, Agustus 2017
Ida Damayanti1), Hj. Herniyatun, S.Kep, M.Kep Sp.Mat2), Siti Suwaibah S.Kep.Ns 3)
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RISIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH
SAKIT PROF. DR.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
ABSTRAK
Latar Belakang: Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral adalah berisiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian posisi head up 15-30’ terhadap pasien PEB dengan masalah keperawatan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
Metode: Penelitian ini merupakan analisis dari 5 pasien Preeklamsi kelolaan dengan masalah keperawatan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Hasil: Hasil pemberian posisi head up 15-30’ terhadap 5 pasien kelolaan dengan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral efektif mengurangi pusing karena peningkatan tekanan intra kranial.
Simpulan: Pemberian posisi head up 15-30’ efektif mengurangi pusing karena peningkatan tekanan intra kranial pada pasien preeklamsi dengan masalah keperawatan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serbral.
Kata Kunci : Preeklamsi Berat, Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, Pemberian Posisi Head Up 15-30’
1) Mahasiswa Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong
2) Pembimbing 1 Dosen Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Gombong
3) Pembimbing 2 Pembimbing Lahan Praktek, Rumah Sakit Umum Prof. Dr.
vii
MOTTO
“
Bila anda gagal ACC hari ini, jangan pernah menyerah. Ulangi terus
kegagalan
anda sampai dosen anda menyerah”
- Mahasiswa Tegar-
“
Saat anda gagal mencapai impian anda, jangan pernah berhenti untuk
terus mencoba sampai tak ada lagi kekuatan untuk mencobanya
”
-Mario Tepar-
Kabeh tugas kue gampang, nek ora digarap.
-Mahasiswa Mumet-
Senajan udu Ultramen, aku juga udu Power Rangers, apa maning
Wonder Women, aku hanya Mahasiswa biasa yang tidak sempurna
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir- Ners yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Ilmiah Akhir- Ners ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Isma Yuniar, M. Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan yang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian
2. Hj. Herniyatun, M.Kep, Sp.Mat selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberi arahan, saran, serta motivasi dan koreksi terhadap proposal ini 3. Siti Suwaibah, S.Kep.Ns selaku Pembimbing lahan praktek di RS Prof. dr.
Margono Soekarjo Purwokerto yang telah memberi arahan, saran, serta motivasi dan koreksi terhadap proposal ini
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir- Ners ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir- Ners ini dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dibidang kesehatan.
Gombong, 15 Agustus 2017
ix
B. Tujuan Penelitian. ... 5
C. Manfaat Penelitian. ... 5
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan. ... 7
1. Pengertian. ... 7
2. Faktor risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. ... 7
B. Pre Eklampsia Berat. ... 8
1. Pengertian. ... 8
2. Tanda dan gejala... 9
3. Patofisiologi Preeklamsi berat. ... 9
4. Komplikasi ... 10
5. Pathway ... 12
C. Tekanan Intrakranial. ... 13
x
5. Perhatian khusus ... 21
6. Komplikasi ... 21
7. Pendidikan pasien ... 22
E. Konsep Dasar Asuhan keperawatan Bedasarkan Teori ... 22
1. Fokus pengkajian... 22
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan. ... 24
3. Penyusunan perencanaan keperawatan (Intervensi). ... 24
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan (Implementasi) ... 27
5. Evaluasi ... 27
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN A. Profil Lahan Praktik. ... 29
1. Visi dan Misi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. ... 29
2. Gambaran Ruangan Rumah Sakit Tempat Praktik. ... 31
3. Jumlah kasus. ... 32
B. Ringksan Proses Asuhan Keperawatan. ... 34
1. Ringkasan Proses Pengkajian. ... 34
2. Diagnosa Keperawatan. ... 39
3. Rencana Asuhan Keperawatan. ... 39
4. Implementai ... 40
5. Evaluasi ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Pasien ... 43
B. Analisis Masalah Keperawatan ... 44
C. Analisis Salah Satu Intervensi Yang Dikaitkan Dengan Konsep dan Hasil Penelitian Terkini ... 46
D. Inovasi Tindakan Keprawatan Untuk Pemecahan Kasus ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral adalah berisiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan (Herdman, 2015). Tekanan darah tinggi atau hipertensi dalam kehamilan merupakan tanda awal komplikasi sebelum menjadi preeklamsi dan eklampsi (Anggie, 2007). Preeklamsi adalah suata sindrom khas kehamilan berupa penurunan perfusi organ akibat vasopasme dan pengaktifan endotel. Dalam hal ini, proteinuria adalah adanya 300 mg atau lebih protein urine per 24 jam atau 30mg/dl(1 + pada dipstik) dalam smpel urin acak. Derajat proteinuria dapat sangat berfluktuasi dalam periode 24 jam, bahkan pada kasus yang parah (Manuaba, 2012).
Preeklampsia Berat (PEB) juga dikenal sebagai texomia kehamilan yang ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinuria (protein dalam urin), oedema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. preeklampsia Berat (PEB) dapat di identifikasikan pada masa kehamilan dengan memantau tekanan darah, tes protein urin, dan pemeriksaan fisik, deteksi dini pengelolaan preeklampsia Berat dapat mencegah perkembangannya menjadi eklampsi (Juliarti, 2014). Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui.tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan mollahidatidosa. Bertambahnya frekuensi dan makin tuanya kehamilan, dapat menyebabkan terjadinya kematian janin dalam uterus. Timbulnya hipertensi, oedema, proteinuria, kejang dan koma (Sukarni, 2014).
2
meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas (WHO, 2014). Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2013 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian Ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah tinggi (preeklampsia/eklampsi saat hamil, persalinan dan nifas serta persalinan macet dan komplikasi keguguran). Salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menurunkan AKI adalah memberikan pelayanan pada ibu hamil dan ibu bersalin secara cermat dan tepat. Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu, pemerintah menerapkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS) mempunyai visi agar kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan sehat (Kemenkes RI, 2015).
3
elevasi (30’) terhadap tekanan intrakranial menyatakan bahwa terapi head
up/elevasi 30’ efektif terhadap penurunan TIK.
Penanganan pada pasien risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral salah satunya adalah melakukan pengontrolan peningkatan tekanan intrakranial dengan memberikan posisi head up 15-30’. Pemberian head up kepala 15-30’ yaitu untuk bentuk tindakan keperawatan yang rutin dilakukan pada pasien stroke, cedera kepala, hipertensi intrakranial. Pemberian posisi head up dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan venus drainage dari kepala selain itu elevasi kepala dapat menyebabkan penurunan darah sistemik dan dapat dikompromi oleh tekanan perfusi serebral. Teori yang mendasari elevasi kepala ini adalah peninggian anggota tubuh diatas jantung dengan vertical axis, akan menyebabkan cairan serebro spinalis (CSS) terdistribusi dari kranial ke ruang sub arachnoid spinal dan memfasilitasi venus return serebral (Sunardi, 2011). Penelitian yang dilakukan Satariyah (2012), didapatkan hasil bahwa ada perbedaan bermakna antara tekanan darah dan nadi sebelum dan sesudah pemberian posisi kepala head up 15-30’ pada pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial. Pemberian posisi ini membutuhkan pemantauan yang ketat terhadap adanya perubahan tekanan intra kranial (nyeri kepala, tingkat kesadaran, denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh).
4
(Suadoni, 2009) yaitu peningkatan volume otak (odema, perdarahan), cairan cerebrospinal (peningkatan produksi, penurunan absorbsi, ketidak adekuatan cirkulasi) dan juga disebakan oleh darah (vasodilatasi, obstruksi vena kapa superior, gagal jantung dan trombosis di vena serebral). Peningkatan tekanan tinggi intrakranial secara klasik ditandai dengan suatu trias, yaitu nyeri kepala, muntah-muntah dan papil edema.
Masalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pada PEB dapat teratasi dengan baik tetapi tidak menutup kemungkinan masalah itu akan muncul kembali sehingga memerlukan perawatan dan pengawasan lebih lanjut (Prawirohardjo, 2011). Komplikasi yang terjadi pada kasus Preeklamsia Berat (PEB) yang terjadi pada ibu yaitu berupa sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated, Liver, Enzime, Low, Platetet). Oedema paru-paru, gangguan ginja, perdarahan, solusio plasenta bahkan kematian ibu dan komplikasi pada janin, dapat berupa kelahiran premature, gawat janin, berat badan lahir rendah, atau Intra Uterine Fetal Death (IUFD) (Pudiastuti, 2012). Selama masa nifas dihari ke 1-28, ibu harus mewaspadai munculnya gejala preeklamsia. Apabila keadaanya bertambah berat bisa terjadi eklamsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah akan meningkat tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi edema pada paru-paru yang memicu batuk berdarah (Anggraini, 2010).
5
potensi, termasuk potensi terhadap ketidakefektifan perfusi jaringan serebral karena peningkatan TIK. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektifitas posisi head up 30o pada pasien post partum dengan preeklampsia berat dalam meningkatkan perfusi serebral di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis asuhan keperawatan pasien preeklamsia berat dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien preeklamsia berat dengan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
b. Memaparkan hasil rumusan diagnosa preeklamsia berat dengan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
c. Memaparkan hasil intervensi pada pasien preeklamsia berat dengan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
d. Memaparkan hasil implementasi pada pasien preeklamsia berat dengan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
e. Memaparkan hasil evaluasi pada pasien preeklamsia berat dengan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
f. Menganalisis salah satu intervensi dengan inovasi terbaru
C.Manfaat Penulisan
1. Manfaat Keilmuan
a. Manfaat untuk penulis
6
b. Manfaat untuk institusi pendidikan
Sebagai referensi untuk mahasiswa dengan melakukan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada pasien preeklamsia berat.
2. Manfaat aplikatif
a. Manfaat untuk pasien dan keluarga
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pasien dan keluarga tentang cara menangani gangguan rasa aman nyaman : nyeri akut pada pasien preeklamsia berat.
b. Manfaaf untuk instansi kesehatan
Dapat menambah ilmu pengetahuan cara menangani nyeri kepala tanpa menggunakan obat .
3. Manfaat metodologis
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogyakarta: Ar-Ruzzmedia
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Bahrudin,moh dkk 2008. Posisi Kepala Dalam Stabilitas Tekanan Intrakranial.
http://www.greenbookee.com/keperawatan-pada-orang-dewasa/ diakses
pada tanggal 09 Maret 2017.
Batticaca Fransisca, C. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Black&Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical Managemen for Positife Outcames Elsever Sauders
Deswani. (2009). Asuhan Keperawatan Dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika
Herdman, T. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klarifikasi. Jakarta: EGC
Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika
Hutahaean. (2010). Konsep dan dokumentasi keperawatan edisi 3. Jakarta: Trans Info Media
Ibnu, S. (2008). Askeb Preeklampsia Ibu Hamil. Http//www.Preeklampsiaibu hamil.com. Diakses Tanggal 20 November 2015.
Maglaya, A. S. (2009). Nurshing Practice In The Community. Marikina City: Argonauta Corp
Manuaba, I. B. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Persarafan Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika
Murwani. (2007). Asuhan keperawatan keluarga konsep dan aplikasi kasus. Jogyakarta: Mitra Cendekia Press
Naveen, S. (2010). Managemen Of Raised Intracranial Pressure. Indian pediatr 77:1409-1416
Nursalam. (2009). Proses dan dokumentasi keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan Edisi Empat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Pudiastuti, R. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Patologi, Yogyakarta: Nuha Medika
Rosjid, C. H., & Nurhidayat, S. (2014). Buku Ajar Peningkatan Tekanan Intrakranial & Gangguan Peredarah Darah Otak. Yogyakarta: Gosyen PublishingTarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Suadoni, M. T.( 2009). Raised intracranial pressure: Nursing observations and interventions. Nursing Standard, 23(43), 35-40. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/219853790?accountid=25704
Sunardi. Nelly. (2011). Pengaruh Pemberian Posisi Kepala Terhadap Tekanan
Intra Kranial Pasien Stroke Iskemik Di RSCM Jakarta.
http:/ejurnal.poltekesjakarta3.ac.id/wpcontent/uploads/2013/11/NellyVo110 Complete.pdf. diakses pada tanggal 11 Juli 2016
Sukarni. (2014). Patologi Kehmilan Persalinan Nifas dan Neonatus risiko tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika
Vincent, Thamburaj. (2009). Intracranial Pressure.
http://www.Rhamburaj.com/assited_ventilation-in-neurosurgery.htm/
diakses pada tanggal 09 Maret 2017.
Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardji