• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,35 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,35 PERSEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 1

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/

I

NFLASI

K

OTA

B

ATAM

S

EPTEMBER

2016

I

NFLASI

0,35

P

ERSEN

 Pada bulan September 2016 di Kota Batam terjadi inflasi sebesar 0,35 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,34. Tingkat inflasi tahun kalender (September 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 2,28 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 3,14 persen.

 Inflasi di Kota Batam disebabkan naiknya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,94 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,35 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,23 persen; dan kelompok kesehatan 0,02 persen. Sebaliknya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan 1,01 persen; kelompok sandang 0,11 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,03 persen.

 Dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat 19 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,07 persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,68 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bungo sebesar 0,06 persen.

 Secara nasional dari 82 kota IHK tercatat 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota yang mengalami deflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto dan Banyuwangi sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 1,06 persen dan deflasi terendah terjadi di Kendari sebesar 0,01 persen.

 Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain: sewa rumah, cabai merah, tarif pulsa ponsel, rokok kretek filter, kentang, panci, tomat sayur, rokok putih, minyak goreng, sotong, batu bata, udang basah, buncis, kembung, cumi-cumi, tongkol, AC, susu untuk balita, dan selar. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: bayam, kangkung, kacang panjang, telur ayam ras, ketimun, bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, beras, daging sapi, gula pasir, sawi hijau, jeruk, wortel, apel, daging ayam kampung, dan emas perhiasan.

 Jika diurutkan Inflasi tertinggi dari 23 kota IHK di Sumatera, Batam menempati urutan ke-13 dari 19 kota yang mengalami Inflasi dan 4 kota yang mengalami deflasi.

 Jika diurutkan Inflasi tertinggi dari 82 kota IHK Se-Indonesia , Batam menempati urutan ke-21 dari 58 kota yang mengalami Inflasi dan 24 kota yang mengalami deflasi.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam pada September 2016 mengalami kenaikan dari 124,90 Agustus 2016 menjadi 125,34 pada bulan September 2016 atau terjadi Inflasi sebesar 0,35

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 2

persen. Terjadinya perubahan harga pada 99 komoditi kebutuhan masyarakat menjadi pemicu terjadinya inflasi di Kota Batam bulan September 2016. Sebanyak 56 komoditi/jasa diantaranya mengalami kenaikan harga/tarif, antara lain: sewa rumah, cabai merah, tarip pulsa ponsel, rokok kretek filter, kentang, panci, tomat sayur, rokok putih, minyak goreng, sotong, batu bata, udang basah, buncis, kembung, cumi-cumi, tongkol, AC, susu untuk balita, dan selar. Sebaliknya, 43 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga/tarif, antara lain: bayam, kangkung, kacang panjang, telur ayam ras, ketimun, bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, beras, daging sapi, gula pasir, sawi hijau, jeruk, wortel, apel, daging ayam kampung, dan emas perhiasan.

Grafik 1

Perkembangan IHK Kota Batam (2012=100) September 2015 s.d September 2016 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 Sep-15Okt-15 Nop-15

Des-15Jan-16Feb-16Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agust-16

Sep-16

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Grafik 2

Perkembangan Inflasi Kota Batam 2012 s.d 2016 Januari s.d Desember (2012=100)

*) 2007=100

**) Tahun 2016 sampai dengan September

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 3

Inflasi 23 Kota IHK di Sumatera dan Nasional (%)

Kota

September Januari-September Inflasi Tahun ke Tahun* 2015 2016 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meulaboh 2. Banda Aceh 3. Lhokseumawe 4. Sibolga 5. Pematang Siantar 6. Medan 7. Padang Sidempuan 8. Padang 9. Bukit Tinggi 10. Tembilahan 11. Pekanbaru 12. Dumai 13. Bungo 14. Jambi 15. Palembang 16. Lubuk Linggau 17. Bengkulu 18. Bandar Lampung 19. Metro 20. Tanjung Pandan 21. Pangkal Pinang 22. Batam 23. Tanjungpinang Nasional -0,02 -0,36 0,22 -1,85 -0,28 -0,70 -0,82 -0,49 -0,73 -0,38 -0,40 -0,23 -0,21 -1,26 -0,38 -0,16 -0,22 0,02 0,15 1,20 0,84 -0,12 0,68 0,05 0,83 0,78 1,44 1,85 0,29 1,32 0,83 0,58 1,11 -0,22 0,94 0,64 -0,06 -0,17 0,24 0,79 0,07 0,30 0,15 -0,68 0,64 0,35 0,13 0,22 -0,24 0,39 0,41 0,63 0,84 1,72 -0,18 -0,95 0,55 1,38 1,24 2,14 0,12 -0,08 1,03 2,37 2,87 3,23 2,02 2,28 4,33 3,85 2,44 2,24 2,96 2,27 2,71 4,64 2,73 4,48 2,94 3,19 3,03 1,90 1,89 2,57 2,01 2,43 2,49 1,83 4,24 1,02 2,13 2,94 5,49 2,28 2,27 1,97 3,81 3,17 4,79 7,47 5,29 6,13 4,83 5,07 5,33 2,58 3,37 3,07 3,20 3,93 4,54 2,93 4,62 2,41 2,79 1,53 5,82 3,14 2,29 3,07

*) September 2016 terhadap September 2015

Inflasi tahun Kalender kota Batam (Januari - September 2016) adalah sebesar 2,28 persen. Laju inflasi 'year on year' (September 2016 dibanding dengan September 2015) di Kota Batam tercatat sebesar 3,14 persen. Dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat 19 kota mengalami Inflasi dan 4 kota mengalami deflasi dan dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,07 persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan 0,68 persen dan deflasi terendah di Kota Bungo 0,06 persen. Kota Batam menduduki peringkat ke 13 dari 19 Kota yang mengalami inflasi di 23 Kota IHK sumatera.

Selanjutnya bila dilihat dari 82 kota IHK di Indonesia, secara nasional ada 58 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan Inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto dan Banyuwangi 0,02 persen. Sedangkan ada 24 kota yang mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Pontianak 1,06 persen dan deflasi terendah di Kota Kendari 0,01 persen. Dari 82 Kota IHK di Indonesia, Kota Batam menduduki posisi ke 21 dari 58 kota yang mengalami inflasi.

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 4

Tabel 2

IHK, Inflasi dan Andil Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran, September 2016

Kelompok Pengeluaran September Indeks 2016 Inflasi September 2016 Andil Inflasi [1] [2] [3] [4] U m u m 1. Bahan Makanan

2. Makanan jadi, minuman, rokok & tembakau

3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

4. Sandang

5. Kesehatan

6. Pendidikan, rekreasi dan olahraga

7. Transpor, komunikasi dan jasa keuangan

125,34 132,34 125,21 117,18 110,30 121,34 115,17 138,84 0,35 -1,01 0,23 1,94 -0,11 0,02 -0,03 0,35 0,35 -0,22 0,04 0,47 -0,01 0,00 0,00 0,07 Grafik 3

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 5

Perkembangan IHK Menurut Kelompok Pengeluaran

Inflasi di Kota Batam disebabkan naiknya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,94 persen; kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,35 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,23 persen; dan kelompok kesehatan 0,02 persen. Sebaliknya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan 1,01 persen; kelompok sandang 0,11 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,03 persen.

1.

Kelompok Bahan Makanan

Pada September 2016 ini kelompok bahan makanan di Kota Batam mengalami penurunan indeks sebesar 1,01 persen, yaitu dari 133,69 persen pada Agustus 2016 menjadi 132,34 pada bulan September.

Penurunan kelompok bahan makanan Kota Batam disebabkan oleh turunnya enam subkelompok pengeluaran bahan makan yaitu: subkelompok sayur-sayuran 12,29 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya turun 2,08 persen; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 1,51 persen; subkelompok buah-buhan 1,10 persen; subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,35 persen; dan subkelompok kacang-kacangan 0,01 persen. Sedangkan tiga subkelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu bumbu-bumbuan 10,02 persen; subkelompok ikan segar 1,33 persen; dan subkelompok lemak dan minyak 0,81 persen. Ada dua subkelompok bahan makanan yang tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok ikan diawetkan; dan kelompok bahan makanan lainnya.

Komoditi kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah cabai merah 0,2943 persen; kentang 0,0145 persen; tomat sayur 0,0114 persen; minyak goreng 0,0096 persen; dan sotong 0,0082 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi adalah bayam 0,1898 persen; kangkung 0,0836 persen; kacang panjang 0,0621 persen; telur ayam ras 0,0427 persen; dan ketimun 0,0395 persen.

Dengan penurunan indeks sebesar 1,01 persen pada bulan ini berarti kelompok bahan makanan telah menghambat terjadinya inflasi di Kota Batam dengan memberikan andil sebesar -0,22 persen.

2.

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau untuk Kota Batam mengalami kenaikan indeks pada bulan ini sebesar 0,23 persen atau naik dari 124,92 persen pada Agustus 2016 menjadi 125,21 persen pada bulan September. Dengan terjadinya kenaikan indeks harga sebesar 0,23 persen berarti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan ini telah mendorong terjadinya inflasi di Kota Batam dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen.

Dari tiga subkelompok yang menyusun kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan ini tercatat subkelompok tembakau dan minuman berakohol mengalami kenaikan indeks 1,28 persen dan subkelompok minuman yang tidak berakohol mengalami penurunan indeks 0,43 persen. Sedangkan subkelompok makanan jadi tidak mengalami perubahan indeks.

Komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah rokok kretek filter 0,0374; rokok putih 0,0097; minuman kesegaran 0,0016; dan rokok kretek 0,0016. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah gula pasir -0,0137.

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 6

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Pada bulan ini di Kota Batam, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks sebesar 1,94 persen atau naik dari 114,95 persen pada bulan sebelumnya menjadi 117,18 persen pada bulan ini. Dengan kenaikan indeks sebesar 1,94 persen berarti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan ini telah mendorong terjadinya inflasi di Kota Batam September 2016 dengan memberi andil 0,47 persen.

Dari empat subkelompok yang menyusun kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, tercatat indeks subkelompok biaya tempat tinggal mengalami kenaikan 3,31 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga naik 0,77 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga naik 0,04 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami penurunan indeks 0,01 persen.

Komoditi untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah sewa rumah 0,4465 persen; panci 0,0127 persen; batu bata 0,0076 persen; AC 0,0044 persen, dan pengharum/pelembut cucian 0,0010 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi adalah dispenser 0,0042 persen; besi beton 0,0018 persen; asbes 0,0012 persen; alat-alat listrik 0,0004 persen; dan kompor 0,0001 persen.

4.

Kelompok Sandang

Pada September 2016 ini Kota Batam kelompok sandang mengalami penurunan indeks 0,11 persen. Berarti kelompok sandang pada bulan ini menghambat terjadinya inflasi di Kota Batam. Subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah barang pribadi dan sandang lainnya 0,42 persen. Sedangkan subkelompok sandang laki-laki, sandang wanita dan sandang anak-anak tidak mengalami perubahan indeks. Kelompok sandang memberikan andil -0,01 persen terhadap inflasi Kota Batam di bulan ini.

Komoditi pada kelompok sandang yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi adalah emas perhiasan 0,0063 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi tidak ada pada kelompok sandang.

5.

Kelompok Kesehatan

Pada bulan ini kelompok kesehatan di Kota Batam tercatat mengalami kenaikan indeks sebesar 0,02 persen. Kenaikan indeks kelompok kesehatan pada bulan ini dikarenakan naiknya indeks subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik naik 0,08 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan; sebkelompok obat-obatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks.

Dengan kenaikan harga indeks harga sebesar 0,02 persen berarti kelompok kesehatan telah mendorong terjadinya inflasi di Kota Batam pada September 2016 dengan memberikan andil yang sangat kecil 0,001 persen.

Komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar untuk kelompok kesehatan adalah komoditi sabun mandi 0,0004 persen; hand body lotion 0,0003 persen; pasta gigi 0,0003 persen; dan sabun mandi 0,0003 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan andil deflasi terbesar adalah shampo 0,0002 persen.

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 7

6.

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Pada bulan ini kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tercatat mengalami penurunan indeks di Kota Batam sebesar 0,03 persen. Dimana dari lima subkelompok pembentuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga ada subkelompok rekreasi yang mengalami penurunan indeks yaitu 0,12 persen. Sedangkan empat subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks yaitu subkelompok pendidikan; subkelompok kursus-kursus/pelatihan; subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan dan subkelopok olahraga.

Dengan mengalami penurunan harga indeks berarti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga menekan terjadinya inflasi di Kota Batam, dengan andil hanya sebesar -0,002 persen. Komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar adalah VCD/DVD player 0,0002 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi adalah televisi bewarna 0,0025 persen.

7.

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kota Batam untuk kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,35 persen atau naik dari 138,36 persen pada Agustus 2016 menjadi 138,84 persen pada bulan September.

Kenaikan indeks harga kelompok ini disebabkan oleh naiknya indeks subkelompok transpor sebesar 0,04 persen dan subkelompok komunikasi dan pengiriman mengalami kenaikan 1,88 persen; serta subkelompok sarana dan penunjang transpor naik sebesar 0,01 persen. Sedangkan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami kenaikan indeks maupun penurunan indeks.

Dengan kenaikan indeks sebesar 0,35 persen pada bulan ini berarti kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan telah mendorong laju Inflasi di Kota Batam pada September 2016 dengan memberikan andil 0,07 persen. Komoditi yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah tarip pulsa ponsel 0,0696 persen; oli 0,0031 persen; sepeda motor 0,0024 persen; dan ban luar motor 0,0002 persen.

(8)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 8

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi 82 Kota di Indonesia September 2016 (Tahun 2012 = 100)

Kota IHK Inflasi

(1) (2) (3) 1. Meulaboh 2. Banda aceh 3. Lhokseumawe 4. Sibolga 5. Pematang Siantar 6. Medan 7. Padang Sidempuan 8. Padang 9. Bukit Tinggi 10. Tembilahan 11. Pekanbaru 12. Dumai 13. Bungo 14. Jambi 15. Palembang 16. Lubuk Linggau 17. Bengkulu 18. Bandar Lampung 19. Metro 20. Tanjung Pandan 21. Pangkal Pinang 22. Batam 23. Tanjungpinang 24. DKI Jakarta 25. Bogor 26. Sukabumi 27. Bandung 28. Cirebon 29. Bekasi 30. Depok 31. Tasikmalaya 32. Cilacap 33. Purwokerto 34. Kudus 35. Surakarta 36. Semarang 37. Tegal 38. Yogyakarta 39. Jember 40. Banyuwangi 124,85 118,94 121,52 129,12 129,51 130,29 123,75 131,16 125,20 129,02 125,12 125,91 123,02 124,65 123,53 122,72 134,05 125,16 133,06 131,70 130,56 125,34 125,04 125,32 124,37 123,99 123,67 120,61 121,86 123,64 123,44 126,96 121,81 129,70 121,43 123,60 121,91 122,33 121,37 121,84 0,83 0,78 1,44 1,85 0,29 1,32 0,83 0,58 1,11 -0,22 0,94 0,64 -0,06 -0,17 0,24 0,79 0,07 0,30 0,15 -0,68 0,64 0,35 0,13 0,18 0,09 0,10 0,14 0,28 0,26 0,37 0,12 0,05 0,02 0,04 0,06 0,13 0,07 -0,16 0,22 0,02

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 9

Kota IHK Inflasi

(1) (2) (3) 41. Sumenep 42. Kediri 43. Malang 44. Probolinggo 45. Madiun 46. Surabaya 47. Tangerang 48. Cilegon 49. Serang 50. Singaraja 51. Denpasar 52. Mataram 53. Bima 54. Maumere 55. Kupang 56. Pontianak 57. Singkawang 58. Sampit 59. Palangka Raya 60. Tanjung 61. Banjarmasin 62. Balikpapan 63. Samarinda 64. Tarakan 65. Manado 66. Palu 67. Bulukumba 68. Watampone 69. Makassar 70. Pare-pare 71. Palopo 72. Kendari 73. Bau-bau 74. Gorontalo 75. Mamuju 76. Ambon 77 Tual 78 Ternate 79 Manokwari 80 Sorong 81 Merauke 82 Jayapura Nasional 121,78 121,58 125,31 122,31 121,65 124,88 131,90 129,06 132,21 133,64 122,15 122,64 129,12 118,41 125,41 133,94 124,95 125,32 121,98 125,24 125,44 129,88 127,49 135,10 124,02 126,24 129,02 120,08 125,50 120,52 123,02 121,65 129,58 120,98 123,94 123,93 137,15 129,78 120,79 127,35 130,76 126,84 125,41 0,04 0,21 0,17 -0,14 0,16 0,18 0,40 -0,12 0,51 0,07 0,26 -0,66 -0,45 1,20 -0,37 -1,06 -0,75 -0,46 0,11 -0,45 0,11 0,21 -0,20 -0,44 -0,68 0,59 0,60 0,30 0,41 -0,50 0,05 -0,01 0,27 -0,40 0,32 -0,11 -0,71 0,09 -0,67 -0,02 0,27 0,55 0,22

(10)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 78/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 10

Tabel 4

Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam Agustus 2016 – September 2016 (Tahun 2012 = 100)

Kelompok/Sub Kelompok Aguatus IHK 2016 % Perub thd Juli 2016 IHK September 2016 % Perub thd Agustus 2016 (1) (2) (3) (4) (5) UMUM I. BAHAN MAKANAN

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya

Ikan segar Ikan diawetkan

Telur, susu dan hasil-hasilnya Sayuran

Kacang-kacangan Buah-buahan Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya

II. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

Makanan jadi

Minuman yang tidak beralkohol Tembakau dan minuman beralkohol

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

Biaya tempat tinggal

Bahan bakar, penerangan dan air Perlengkapan rumah tangga Penyelenggaraan rumah tangga

IV. SANDANG

Sandang laki-laki Sandang wanita Sandang anak-anak

Sandang pribadi dan sandang lainnya

V. KESEHATAN

Jasa kesehatan Obat-obatan

Jasa perawatan jasmani Perawatan jasmani dan kosmetik

VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA

Jasa pendidikan Kursus-kursus/pelatihan

Perlengkapan/peralatan pendidikan Rekreasi

Olah raga

VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN

Transpor

Komunikasi dan pengiriman Sarana dan penunjang transport Jasa keuangan 124,90 133,69 147,21 119,25 119,64 117,10 118,19 184,02 116,93 125,25 156,70 113,91 107,93 124,92 118,76 115,87 151,94 114,95 114,03 114,59 112,11 122,10 110,42 110,94 107,50 110,24 112,58 121,31 145,50 108,55 107,75 111,25 115,20 125,27 102,52 104,22 106,33 109,85 138,36 156,09 102,36 109,59 114,67 -0,34 -1,94 -1,83 -1,45 -1,87 0,00 -0,03 -5,93 -0,12 -0,17 -2,50 -0,84 0,00 0,23 0,00 0,26 0,74 0,01 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,07 0,07 0,02 0,00 0,00 0,00 0,06 0,44 0,72 0,00 0,00 0,19 0,00 0,12 0,02 0,63 0,00 0,00 125,34 132,34 146,69 116,77 121,23 117,10 116,41 161,41 116,92 123,87 172,40 114,83 107,93 125,21 118,76 115,37 153,88 117,18 117,81 114,58 112,97 122,15 110,30 110,94 107,50 110,24 112,11 121,34 145,50 108,55 107,75 111,34 115,17 125,27 102,52 104,22 106,20 109,85 138,84 156,15 104,28 109,60 114,67 0,35 -1,01 -0,35 -2,08 1,33 0,00 -1,51 -12,29 -0,01 -1,10 10,02 0,81 0,00 0,23 0,00 -0,43 1,28 1,94 3,31 -0,01 0,77 0,04 -0,11 0,00 0,00 0,00 -0,42 0,02 0,00 0,00 0,00 0,08 -0,03 0,00 0,00 0,00 -0,12 0,00 0,35 0,04 1,88 0,01 0,00

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penelitian ini adalah pendekatan penelitian komparatif yang membandingkan antara model Altman Z-score , Springate dan

Adalah kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan maupun

Game edukasi merupakan salah satu contoh yang dapat menjadi media peraga digital untuk membantu kegiatan sekolah minggu dalam proses belajar dan mengajar.. Game

Serta pihak-pihak lain yang turut membantu penulis baik secara langsung.. maupun

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian lebih lanjut adalah analisis deskriptif tentang konsep – konsep model RIDEE (Reading, Identify, Define,

Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa, pada menit ke-5 hasil uji disolusi menunjukkan bahwa, bahan aktif yang diuji berupa parasetamol yang terdapat dalam cangkang KK sudah

Model terbaik dihasilkan oleh Gaussian dengan validasi 0.3140, dengan variansi kriging sebesar 0.0251 pada grid 0.05.Dari grid tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebaran

Iktiyanto (2010) menyatakan bahwa Nitrogen merupakan unsur yang paling dominan diantara unsur yang diperlukan oleh tanaman tebu karena berfungsi untuk