• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendingin absorbsi amoniak-air generator horisontal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pendingin absorbsi amoniak-air generator horisontal - USD Repository"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1

Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin

Diajukan oleh :

ACHILLEUS TRI WIDODO NIM : 06 5214 014

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

AMMONIA-WATER ABSORPTION COOLING SYSTEMS

USING HORIZONTAL GENERATOR

FINAL PROJECT

A partial fulfillment of the requirements to obtain the Sarjana Teknik degree

Mechanical Engineering Study Program Mechanical Engineering Department

By :

ACHILLEUS TRI WIDODO Student Number : 06 5214 014

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)

iii Disusun Oleh:

ACHILLEUS TRI WIDODO NIM : 065214014

Disetujui oleh Tanggal: 8 Oktober 2010 Dosen Pembimbing

(4)

iv

TUGAS AKHIR

PENDINGIN ABSORBSI AMONIAK-AIR

GENERATOR HORISONTAL

Yang dipersiapkan dan disusun oleh : NAMA : ACHILLEUS TRI WIDODO NIM : 06 5214 014

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 30 September 2010

Susunan Dewan Penguji

Anggota Dewan Penguji

Ir. PK. Purwadi, M.T.

Ir. YB. Lukiyanto, M.T.

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Yogyakarta, Oktober 2010 Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Dekan

Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. Pembimbing

(5)

v

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 10 Oktober 2010

(6)

vi ABSTRAK

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia kebutuhan akan sistem pendingin untuk pengawetan/ penyimpanan hasil pertanian atau vaksin dirasakan semakin meningkat. Sistem pendinginan yang ada saat ini kebanyakan bekerja dengan sistem kompresi uap menggunakan energi listrik dan refrijeran sintetik. Tetapi belum semua daerah memiliki jaringan listrik sehingga sistem pendingin sederhana yang dapat bekerja tanpa energi listrik merupakan alternatif pemecahan permasalahan kebutuhan sistem pendingin di daerah seperti ini, selain itu refrijeran sintetik mempunyai dampak negatif pada lingkungan. Salah satu sistem pendingin yang tidak memerlukan energi listrik adalah sistem pendingin absorbsi amoniak-air. Sistem pendingin absorbsi amoniak-air hanya memerlukan energi panas untuk dapat bekerja. Energi panas dapat berasal dari pembakaraan kayu, bahan bakar minyak dan gas bumi, panas buangan proses industri, biomassa, biogas atau dari energi alam seperti panas bumi dan energi surya. Amoniak dan air bukan merupakan refrijeran sintetik sehingga dampak negatif terhadap lingkungan tidak terjadi. Tujuan penelitian ini adalah membuat model pendingin absorbsi sederhana dengan refrijeran amoniak dan mengetahui unjuk kerja dan suhu pendinginan yang dapat dihasilkan.

Alat penelitian ini terdiri dari generator (panjang 30 cm, diameter 10 cm), keran, manometer, kondensor (berfungsi juga sebagai evaporator, dengan panjang 30 cm, diameter 2 in). Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat adalah steinless steel. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu generator (T1), suhu pipa penghubung (T2), suhu evaporator (T3), suhu pendingin evaporator (T4), tekanan evaporator (PE), waktu pencatatan data (t). Untuk pengukuran suhu digunakan termokopel dan untuk pengukuran tekanan digunakan manometer. Variabel yang divariasikan pada penelitian ini adalah dengan memvariasikan kadar amoniak-air, tekanan pada evaporator dan proses pendinginan pada kondensor, dan diamati pengaruhnya terhadap unjuk kerja yang dapat dihasilkan. Sebagai sumber panas pada penelitian ini digunakan pemanas kompor listrik 600 watt.

(7)

vii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Achilleus Tri Widodo

Nomor Mahasiswa : 065214014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENDINGIN ABSORBSI AMONIAK-AIR GENERATOR HORISONTAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 10 Oktober 2010 Yang menyatakan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik, sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas Akhir ini juga dapat dikatakan sebagai wujud pemahaman dari hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti kegiatan perkuliahan selama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dari hati yang terdalam kiranya penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan, saran dan fasilitas serta segala sesuatunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, kepada :

1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T., dosen pembimbing Tugas Akhir, yang telah membimbing penulis dari awal hingga terselesaikannya Tugas Akhir. 4. Bapak Ir. PK. Purwadi, M.T. dan Bapak Ir. YB. Lukiyanto, M.T. selaku

dosen penguji yang telah menguji dan memberikan tambahan banyak pengetahuan kepada penulis.

(9)

ix

7. Bapak J.P. Wariyo dan Ibu Y. Asminah tercinta dan juga kakak - kakak serta adikku yang telah mendoakan dan mamberikan segala sesuatu kepada penulis.

8. Teman – temanku angkatan 2006 yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Saran serta kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dikemudian hari.

Akhir kata, semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi para pembaca.

Yogyakarta, 30 September 2010

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….………. i

TITLE PAGE ………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN……… iii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iv

PERNYATAAN……….. v

ABSTRAK ……….. vi

LEMBAR PERNYATAAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ……….. x

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR TABEL ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 2

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 3

1.4 Manfaat Penelitian ………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori ………... 4

(11)

xi

3.1 Skema Alat ... 8

3.2 Variabel yang Diukur ...………... 9

3.3 Langkah Penelitian ... 9

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Data .…….………... 12

4.2 Pembahasan …...………. 66

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .. ...……...………... 72

5.2 Saran ……….……… 72

DAFTAR PUSTAKA ……… 74

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus pendinginan absorbsi ... 4 Gambar 3.1 Skema alat pendingin absorbsi ...………... 8 Gambar 4.1 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak

22,5%, pendingin air es, generator horisontal …………... 52 Gambar 4.2 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak

22,5%, pendingin air, generator horisontal ………... 52 Gambar 4.3 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak

22,5%, pendingin udara, generator horisontal ………... 53 Gambar 4.4 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak

30%, pendingin air es, generator horisontal …... 54 Gambar 4.5 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak

30%, pendingin air, generator horisontal ………... 54 Gambar 4.6 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak

30%, pendingin udara, generator horisontal ………... 55 Gambar 4.7 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi,

amoniak 22,5%, pendingin air es, generator horisontal ……... 56 Gambar 4.8 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi,

amoniak 22,5%, pendingin air, generator horisontal …………. 56 Gambar 4.9 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi,

(13)

xiii

Gambar 4.11 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 30%, pendingin air, generator horisontal ……... 58 Gambar 4.12 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi,

amoniak 30%, pendingin udara, generator horisontal ... 59 Gambar 4.13 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi,

amoniak 22,5%, pendingin air es, generator horisontal ………. 60 Gambar 4.14 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi,

amoniak 22,5%, pendingin air, generator horisontal …………. 60 Gambar 4.15 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi,

amoniak 22,5%, pendingin udara, generator horisontal ……… 61 Gambar 4.16 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi,

amoniak 30%, pendingin air es, generator horisontal …... 62 Gambar 4.17 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi,

amoniak 30%, pendingin air, generator horisontal ………... 62 Gambar 4.18 Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi,

amoniak 30%, pendingin udara, generator horisontal …... 63 Gambar 4.19 Grafik perbandingan T3 variasi pendingin tekanan 145 psi,

amoniak 22,5%, generator horisontal ……... 64 Gambar 4.20 Grafik perbandingan T3 variasi tekanan, amoniak 22,5%,

(14)

xiv

Gambar 4.21 Grafik perbandingan COP dan T3 terendah variasi konsentrasi amoniak, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal... 65 Gambar 4.22 Grafik perbandingan COP variasi konsentrasi amoniak-air,

tekanan 145 psi, variasi pendingin, generator horisontal …... 66 Gambar 4.23 P-h diagram pendingin absorbsi amoniak-air variasi

(15)

xv

Tabel 4.1 Amoniak 22,5%, pendingin air es, tekanan 65 psi, generator horisontal ... 12 Tabel 4.2 Amoniak 22,5%, pendingin air, tekanan 65 psi, generator

horisontal ... 14 Tabel 4.3 Amoniak 22,5%, pendingin udara, tekanan 65 psi, generator

horisontal ... 15 Tabel 4.4 Amoniak 30%, pendingin air es, tekanan 65 psi, generator

horisontal ... 17 Tabel 4.5 Amoniak 30%, pendingin air, tekanan 65 psi, generator

horisontal ... 19 Tabel 4.6 Amoniak 30%, pendingin udara, tekanan 65 psi, generator

horisontal ... 21 Tabel 4.7 Amoniak 22,5%, pendingin air es, tekanan 105 psi, generator

horisontal ... 23 Tabel 4.8 Amoniak 22,5%, pendingin air, tekanan 105 psi, generator

horisontal ... 25 Tabel 4.9 Amoniak 22,5%, pendingin udara, tekanan 105 psi, generator

horisontal ... 28 Tabel 4.10 Amoniak 30%, pendingin air es, tekanan 105 psi, generator

(16)

xvi

Tabel 4.11 Amoniak 30%, pendingin air, tekanan 105 psi, generator horisontal ... 32 Tabel 4.12 Amoniak 30%, pendingin udara, tekanan 105 psi, generator

horisontal ... 33 Tabel 4.13 Amoniak 22,5%, pendingin air es, tekanan 145 psi, generator

horisontal ... 35 Tabel 4.14 Amoniak 22,5%, pendingin air, tekanan 145 psi, generator

horisontal ... 39 Tabel 4.15 Amoniak 22,5%, pendingin udara, tekanan 145 psi, generator

horisontal ... 41 Tabel 4.16 Amoniak 30%, pendingin air es, tekanan 145 psi, generator

horisontal ... 44 Tabel 4.17 Amoniak 30%, pendingin air, tekanan 145 psi, generator

horisontal ... 47 Tabel 4.18 Amoniak 30%, pendingin udara, tekanan 145 psi, generator

(17)

1

1.1

Latar Belakang

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, khususnya di daerah

pedesaan atau di daerah terpencil, kebutuhan akan sistem pendingin untuk

pengawetan/penyimpanan bahan makanan, hasil panen, hasil perikanan atau

vaksin imunisasi masal untuk mengontrol wabah penyakit dan keperluan lainnya

dirasakan semakin meningkat. Sistem pendinginan yang ada saat ini kebanyakan

bekerja dengan sistem kompresi uap menggunakan energi listrik dan refrijeran

sintetik seperti : R-11, R-12, R-22, R-134a, dan R-502. Masalah yang ada dengan

sistem pendingin kompresi uap adalah belum semua desa atau daerah terpencil

memiliki jaringan listrik sehingga sistem pendingin sederhana yang dapat bekerja

tanpa adanya jaringan listrik merupakan alternatif pemecahan permasalahan

kebutuhan sistem pendingin di daerah pedesaan atau terpencil seperti ini. Selain

itu refrijeran sintetik mempunyai dampak negatif pada lingkungan seperti

merusak lapisan ozon dan menimbulkan pemanasan global.

Salah satu sistem pendingin yang tidak memerlukan energi listrik adalah

sistem pendingin absorbsi amoniak-air. Sistem pendingin absorbsi amoniak-air

hanya memerlukan energi panas untuk dapat bekerja. Energi panas dapat berasal

dari pembakaraan kayu, bahan bakar minyak dan gas bumi. Tetapi energi panas

(18)

2

alam seperti panas bumi dan energi surya. Amoniak dan air bukan merupakan

refrijeran sintetik sehingga resiko kerusakan alam seperti yang dapat disebabkan

sistem pendingin kompresi uap karena menggunakan refrijeran sintetik tidak

terjadi.

Desain pendingin energi panas untuk negara-negara berkembang

haruslah sederhana dan mudah perawatannya dengan kata lain harus dapat dibuat

dan diperbaiki oleh industri lokal.

1.2

Rumusan Masalah

Temperatur terendah yang dapat dicapai tergantung pada tekanan pada

evaporator, temperatur fluida pendingin kondenser, dan konsentrasi amoniak

dalam generator. Unjuk kerja pendingin tergantung pada unjuk kerja evaporator

dan generator. Unjuk kerja generator selain ditentukan oleh kemampuan

generator dalam menghasilkan uap (pada proses pemanasan) juga tergantung

pada kemampuan generator melakukan penyerapan amoniak dalam air (pada

proses pendinginan). Pada penelitian ini generator juga berfungsi sebagai

absorber. Unjuk kerja evaporator dan generator tergantung pada bentuk

konstruksi evaporator dan generator. Pada penelitian ini sistem pendinginan

kondensor, tekanan tetinggi yang dicapai evaporator dan konsentrasi amoniak

akan divariasikan dan diamati bagaimana pengaruhnya terhadap temperatur

(19)

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu :

a.

Membuat model pendingin absorbsi sederhana dengan bahan yang ada di

pasar lokal dan teknologi yang didukung kemampuan industri lokal.

b.

Mengetahui koefisien prestasi dan temperatur pendinginan yang dapat

dihasilkan.

c.

Membandingkan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian lain.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini :

a.

Menambah kepustakaan teknologi pendingin sistem absorbsi.

b.

Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk membuat

prototipe dan produk teknologi pendingin absorbsi yang dapat diterima

masyarakat/industri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

(20)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Pendingin absorbsi umumnya terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu: (1) absorber, (2) generator, (3) kondensor dan (4) evaporator. Pada penelitian ini model pendingin absorbsi yang dibuat terdiri dari dua komponen karena komponen absorber dan generator disatukan, dan komponen kondensor dan evaporator disatukan.

Gambar 2.1. Siklus pendinginan absorbsi

(21)

dari energi alam seperti panas bumi dan energi surya, untuk kepraktisan pada penelitian ini digunakan pemanas listrik yang dapat diatur dayanya sebagai sumber panas. Energi panas menaikkan temperatur campuran amoniak-air yang ada di dalam generator. Karena amoniak mempunyai titik didih yang lebih rendah dibanding air maka amoniak akan mendidih terlebih dahulu. Uap amoniak ini mengalir dari generator menuju evaporator melalui kondensor. Di dalam kondensor uap amoniak mengalami pendinginan dan mengembun. Cairan amoniak di dalam tabung kondensor (juga berfungsi sebagai evaporator) mengalami ekspansi sehingga tekanannya turun. Karena tekanan amoniak di dalam evaporator turun maka temperaturnya pun turun sampai dibawah 0OC. Evaporator umumnya diletakkan di dalam kotak pendingin. Di dalam kotak pendingin tersebut diletakkan bahan-bahan yang akan didinginkan. Karena mendinginkan bahan maka cairan amoniak dalam evaporator akan menguap dan mengalir kembali ke dalam generator. Di dalam generator uap amoniak tersebut diserap oleh air, proses ini disebut absorbsi. Siklus tersebut akan berlangsung terus selama ada sumber panas. Selama proses desorbsi pendinginan di dalam evaporator tidak dapat terjadi karena seluruh amoniak berada di dalam generator, oleh karena proses pendinginan tidak berlangsung secara kontinyu maka pendinginannya dikatakan berlangsung secara intermitten.

(22)

6

pendinginan (T3) dengan kerja masukan dalam hal ini adalah energi panas (T1). COP dapat dihitung dengan persamaan:

3 1

3

1 2 1

T T

T x T

T T COPAbsorbsi

− −

= (1)

dengan :

COP : Unjuk kerja alat

T1 : Suhu generator (K)

T2 : Suhu Kondensor (K)

T3 : Suhu evaporator (K)

Catatan : dalam penelitian ini evaporator sekaligus berfungsi sebagai kondensor sehingga T2 = T3

2.2 Penelitian Yang Pernah Dilakukan

(23)
(24)

8

BAB III

METODE

3.1 Skema Alat

Alat yang dibuat meliputi beberapa bagian yang bisa dirangkai

menjadi satu. Di bawah ini adalah gambar skema alat yang dibuat.

(25)

Keterangan :

1. Generator yang juga sekaligus sebagai absorber

2. Keran

3. Kondensor sekaligus Evaporator

4. Manometer

5. Saluran untuk menampung amoniak yang akan dimasukkan ke

alat. Bagian ini bisa diganti dengan pentil saat alat akan divakum.

3.2 Variabel Yang Diukur

1. Temperatur generator (T1)

2. Temperatur pipa penghubung (T2)

3. Temperatur evaporator (T3)

4. Temperatur lingkungan sekitar evaporator (T4)

5. Tekanan evaporator (PE)

6. Waktu pencatatan data (t)

Untuk pengukuran temperatur digunakan termokopel dan untuk

pengukuran tekanan digunakan manometer.

3.3 Langkah Penelitian

1. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 3.1.

2. Alat dipasang termokopel pada tempat yang akan diukur suhunya

(26)

10

4. Alat diisi dengan campuran amoniak-air. Konsentrasi amoniak-air

divariasi. Karena amoniak-air yang dijual di pasaran konsentrasinya tidak

jauh berbeda (kurang lebih 30%) maka dilakukan pengenceran dengan

menambahkan aquades pada amoniak-air. Jumlah aquades yang

ditambahkan adalah 250 ml pada amoniak-air 750 ml.

5. Pengambilan data dilakukan dengan memvariasikan jenis fluida pendingin

kondensor (udara, air dan air es), tekanan generator saat proses absorbsi

dimulai dan konsentrasi amoniak. Pada saat proses desorbsi tabung

kondensor berada didalam ember yang berisi air, pendinginan ini berfungsi

untuk mengkondensasi uap amoniak. Setelah proses desorbsi selesai alat

pendingin absorbsi ini kemudian dipindah, tabung generator dipindah

kedalam ember yang berisi air (untuk mendinginkan generator), sedangkan

tabung kondensor dipindah kedalam kotak pendingin (styrofom) kemudian

didinginkan menggunakan fluida pendingin. Fluida pendingin pada tabung

kondensor inilah yang divariasikan (udara, air dan air es).

6. Pengambilan data dilakukan tiap menit dengan mencatat di setiap titik

yang diinginkan.

7. Data yang dicatat adalah temperatur generator (T1), temperatur pipa

penghubung (T2), temperatur evaporator (T3), temperatur lingkungan

evaporator (T4), tekanan generator (P) dan waktu pencatatan data (t).

Pengolahan dan analisa data diawali dengan melakukan perhitungan

pada parameter-parameter yang diperlukan dengan menggunakan persamaan

(27)

1. Hubungan temperatur di bagian-bagian pendingin dengan waktu

pencatatan data untuk semua variasi jenis fluida pendingin kondensor

(udara, air dan air es) dan tekanan evaporator.

2. Hubungan tekanan di evaporator dengan suhu di evaporator untuk semua

variasi jenis fluida pendingin kondensor (udara, air dan air es), tekanan

evaporator dan konsentrasi amoniak-air.

3. Hubungan koefisien prestasi dengan waktu pencatatan data untuk semua

variasi jenis fluida pendingin kondensor (udara, air dan air es), tekanan

(28)

12

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data

Berikut adalah data dari alat pendingin absorbsi dengan variasi tekanan dan pendinginan.

Tabel 4.1. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin air es, generator horisontal

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -10 25 20 21 21 Desorbsi 1 -10 25 21 20 19

2 -10 25 21 19 19 3 -9 25 22 19 19 4 -5 26 22 19 18 5 -2 26 22 19 18 6 -1 27 24 19 17 7 0 27 22 19 17 8 0 28 24 19 16 9 1 30 24 18 16 10 2 30 24 19 16

(29)

Tabel 4.1. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 24 30 51 27 19 13 0,90

25 33 51 27 19 13 0,90 26 36 56 27 20 13 0,89 27 40 54 28 20 13 0,90 28 43 57 28 20 13 0,89 29 45 58 28 20 13 0,89 30 50 57 28 20 13 0,89 31 55 59 28 21 13 0,89 32 55 59 28 21 13 0,89 33 60 64 29 21 13 0,87 34 64 62 29 21 12 0,88 35 65 62 29 22 13 0,88

36 58 59 28 16 5 0,87 Pendinginan 37 55 24 26 12 6 0,96

38 53 22 26 11 8 0,96 39 51 22 24 11 8 0,96 40 50 22 24 11 8 0,96 41 50 24 22 11 8 0,96 42 49 22 22 11 8 0,96 43 48 22 24 11 6 0,96 44 47 22 24 11 6 0,96 45 46 22 22 10 6 0,96

46 5 24 20 6 19 0,94 Absorbsi 47 3 24 20 5 17 0,94 48 1 24 20 6 16 0,94 49 0 24 20 6 16 0,94

50 0 24 20 8 16 0,95 51 0 24 19 8 16 0,95 52 0 24 20 9 17 0,95 53 0 25 21 9 17 0,95 54 0 24 21 10 17 0,95 55 -1 24 21 11 17 0,96

(30)

14

Tabel 4.2. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin air, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -12 26 21 25 25 Desorbsi 1 -12 26 24 25 25

2 -11 26 24 25 25 3 -10 27 24 25 25 4 -10 27 25 25 25 5 -9 27 25 26 25 6 -8 27 25 25 25 7 -5 29 26 25 25 8 -1 29 26 26 25 9 0 29 26 26 25 10 0 32 26 26 25

11 2 34 26 26 25 0,97 12 4 35 27 26 25 0,97 13 5 35 27 26 25 0,97 14 7 37 27 26 25 0,96 15 9 40 27 26 25 0,96 16 10 41 27 26 25 0,95 17 13 43 27 26 25 0,95 18 15 44 28 26 25 0,94 19 18 46 27 26 25 0,94 20 20 49 28 27 25 0,93 21 23 50 28 26 25 0,93 22 25 51 29 27 25 0,93 23 29 52 29 27 24 0,92 24 32 52 29 26 25 0,92 25 35 57 30 27 25 0,91 26 39 59 30 27 25 0,90 27 42 61 30 27 25 0,90 28 45 59 32 27 25 0,90 29 50 59 30 27 25 0,90 30 54 61 32 27 25 0,90 31 56 61 32 27 25 0,90 32 60 62 32 27 25 0,90 33 65 64 33 27 25 0,89

(31)

Tabel 4.2. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 35 61 42 32 27 26 0,95

36 61 35 30 27 26 0,97 37 60 29 29 27 26 0,99 38 60 30 29 27 26 0,99 39 60 28 28 27 26 1,00 40 60 26 28 27 25 1,00 41 60 26 28 27 25 1,00 42 60 28 27 27 25 1,00

43 12 27 27 25 24 0,99 Absorbsi 44 8 26 27 20 22 0,98

45 5 26 26 19 22 0,98

46 5 27 26 19 21 0,97 47 4 26 26 19 21 0,98 48 2 27 26 19 21 0,97 49 1 26 25 19 20 0,98

50 0 26 25 19 21 0,98 51 0 27 25 19 20 0,97

52 0 27 25 19 21 0,97 53 0 26 26 19 21 0,98 54 0 26 26 19 20 0,98 55 0 26 25 20 21 0,98 60 -4 26 26 21 22 0,98 65 -5 26 25 21 22 0,98

COP rata-rata 0,95

Tabel 4.3. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin udara, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -15 25 24 24 24 Desorbsi 1 -15 25 24 24 24

(32)

16

Tabel 4.3. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 6 -11 27 24 24 24

7 -10 27 25 25 24 8 -10 28 25 24 24 9 -9 28 25 24 24 10 -7 30 25 25 24

11 -4 32 26 25 24 0,98 12 -1 35 26 25 24 0,97 13 0 35 26 25 24 0,97 14 1 36 26 25 24 0,96 15 4 38 26 25 24 0,96 16 5 40 26 25 24 0,95 17 6 43 26 25 24 0,94 18 9 43 27 25 24 0,94 19 10 44 27 25 24 0,94 20 13 44 27 26 24 0,94 21 15 45 27 26 24 0,94 22 18 50 27 26 24 0,93 23 20 51 27 26 24 0,92 24 23 51 27 26 24 0,92 25 25 53 27 26 24 0,92 26 29 56 27 26 24 0,91 27 31 58 28 26 24 0,90 28 35 58 27 26 24 0,90 29 38 61 28 27 24 0,90 30 41 61 28 26 24 0,90 31 45 64 29 26 25 0,89 32 48 67 28 26 24 0,88 33 50 68 28 26 24 0,88 34 55 68 28 26 24 0,88 35 59 68 29 26 24 0,88 36 62 67 29 27 24 0,88 37 65 70 29 27 24 0,87

38 59 51 30 28 24 0,93 Pendinginan 39 57 36 29 28 22 0,97

(33)

Tabel 4.3. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 41 54 35 29 28 22 0,98

42 54 33 28 27 22 0,98 43 53 30 28 27 22 0,99 44 52 28 27 27 21 1,00 45 51 26 27 27 22 1,00

46 50 26 27 27 22 1,00 47 50 26 27 27 22 1,00 48 50 26 27 27 22 1,00 49 8 26 26 21 22 0,98 Absorbsi 50 5 25 26 21 22 0,99 51 3 25 25 20 22 0,98

52 2 25 25 20 21 0,98

53 0 25 25 19 21 0,98 54 0 25 25 19 21 0,98 55 0 25 25 19 21 0,98 56 0 25 25 19 21 0,98 57 0 25 24 19 21 0,98 58 0 25 24 19 21 0,98 59 -1 25 25 19 21 0,98 60 -2 25 25 19 21 0,98 65 -5 25 25 19 21 0,98 70 -8 24 25 19 21 0,98 75 -9 25 25 20 21 0,98

COP rata-rata 0,95

Tabel 4.4. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin air es, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -11 22 24 20 22 Desorbsi 1 -10 24 25 22 21

(34)

18

Tabel 4.4. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 6 0 27 26 21 20

7 1 27 26 22 20 8 3 27 26 21 20 9 4 29 26 21 19 10 5 34 26 20 19

11 7 35 26 20 19 0,95 12 8 36 26 20 19 0,95 13 10 38 26 20 19 0,94 14 13 38 26 20 19 0,94 15 15 40 27 20 18 0,94 16 19 41 27 20 18 0,93 17 20 42 27 21 18 0,93 18 24 44 27 21 18 0,93 19 26 46 27 21 18 0,92 20 30 48 27 21 18 0,92 21 34 46 28 22 18 0,92 22 36 46 29 24 18 0,93 23 40 48 29 21 18 0,92 24 44 51 28 21 18 0,91 25 48 58 27 19 18 0,88 26 51 58 27 19 18 0,88 27 55 60 27 19 17 0,88 28 60 61 27 20 18 0,88 29 65 60 27 20 18 0,88

30 55 62 27 19 5 0,87 Pendinginan 31 51 34 26 11 4 0,93

(35)

Tabel 4.4. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 41 43 21 22 10 4 0,96

42 43 21 22 10 4 0,96 43 1 20 22 10 11 0,97 Absorbsi 44 0 20 21 8 11 0,96 45 -1 19 21 8 12 0,96 46 -1 19 21 9 12 0,97 47 -1 19 21 9 13 0,97 48 -2 19 21 10 14 0,97 49 -4 19 21 10 14 0,97

50 -5 19 21 11 14 0,97 51 -5 19 21 11 16 0,97

52 -5 19 22 12 16 0,98 53 -6 19 22 12 17 0,98 54 -8 19 22 13 17 0,98 55 -9 19 22 13 17 0,98 COP rata-rata 0,94

Tabel 4.5. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin air, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -10 22 25 21 22 Desorbsi 1 -10 22 25 20 22

2 -10 22 25 20 22 3 -9 24 25 19 22 4 -7 24 25 19 22 5 -5 24 25 19 21 6 -1 25 25 19 22 7 0 25 26 19 22 8 0 26 26 19 24 9 1 26 26 19 24 10 2 27 26 19 24

(36)

20

Tabel 4.5. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 14 6 29 27 19 24 0,97

15 9 32 27 19 24 0,96 16 11 33 27 19 24 0,95 17 14 34 27 19 25 0,95 18 15 35 27 20 24 0,95 19 19 36 28 20 24 0,95 20 20 37 28 21 24 0,95 21 24 40 29 21 25 0,94 22 25 41 29 22 25 0,94 23 29 43 30 22 25 0,93 24 32 43 30 22 25 0,93 25 36 43 29 22 24 0,93 26 39 44 30 24 24 0,94 27 43 45 30 24 24 0,93 28 46 46 30 24 24 0,93 29 50 48 30 24 24 0,93 30 54 50 30 25 24 0,92 31 58 51 32 25 24 0,92 32 62 52 32 25 25 0,92 33 65 53 32 26 25 0,92

34 46 52 33 28 25 0,93 Pendinginan 35 40 30 29 24 24 0,98

36 37 28 27 20 24 0,97 37 35 27 27 19 24 0,97 38 32 27 27 19 24 0,97 39 30 26 26 18 24 0,97 40 30 26 27 18 24 0,97 41 29 26 26 18 24 0,97

42 6 27 26 24 25 0,99 Absorbsi 43 5 25 26 21 24 0,99 44 4 25 26 20 24 0,98 45 3 26 26 20 24 0,98 46 2 26 26 20 25 0,98

(37)

Tabel 4.5. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 49 0 25 25 20 24 0,98

50 -1 25 26 21 22 0,99 55 -2 25 25 20 22 0,98 60 -2 24 26 21 22 0,99 COP rata-rata 0,96

Tabel 4.6. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin udara, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -3 28 27 27 27 Desorbsi 1 -3 26 27 27 27

2 -1 28 27 27 27 3 0 28 27 27 27 4 0 28 27 27 27 5 0 29 27 27 27 6 1 30 28 27 27 7 2 32 27 27 27 8 4 33 27 27 27 9 5 34 27 27 27 10 6 35 28 27 27

(38)

22

Tabel 4.6. amoniak 30%, tekanan 65 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 25 47 58 30 28 27 0,91

26 50 59 32 28 27 0,91 27 57 60 32 28 27 0,90 28 60 61 32 28 27 0,90 29 64 64 32 28 27 0,89 30 65 62 33 30 27 0,90

31 60 54 32 29 24 0,92 Pendinginan 32 58 48 30 29 22 0,94

33 55 36 30 28 24 0,97 34 55 33 29 28 24 0,98 35 54 32 29 28 24 0,99 36 54 30 29 27 24 0,99 37 52 29 28 27 24 0,99 38 51 29 28 28 25 1,00 39 51 28 28 27 25 1,00 40 50 28 28 27 25 1,00

41 10 27 28 26 25 1,00 Absorbsi 42 7 27 27 24 25 0,99 43 6 27 26 22 24 0,98 44 5 27 26 22 24 0,98 45 5 26 25 21 24 0,98 46 4 26 25 21 24 0,98

47 4 26 26 21 24 0,98 48 4 26 25 21 24 0,98 49 3 26 26 21 24 0,98

50 2 26 25 20 22 0,98 55 1 26 26 21 24 0,98

(39)

Tabel 4.7. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin air es, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -10 27 25 20 18 Desorbsi 1 -10 27 25 19 17

2 -10 27 25 19 16 3 -10 27 25 18 14 4 -5 27 25 18 14 5 0 27 26 18 13 6 0 28 26 17 13 7 0 29 26 17 12 8 1 34 26 17 11 9 2 34 26 17 11 10 4 34 26 17 11

(40)

24

Tabel 4.7. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 34 70 62 33 19 8 0,87 35 74 62 33 19 8 0,87 36 75 65 33 18 8 0,86 37 80 67 33 19 8 0,86 38 81 70 33 19 8 0,85 39 85 72 34 19 8 0,85 40 86 81 30 17 8 0,82 41 88 84 32 17 8 0,81 42 89 84 32 17 8 0,81 43 90 85 33 17 8 0,81 44 90 86 33 19 6 0,81 45 91 89 34 19 8 0,81 46 90 88 40 20 10 0,81 47 90 88 41 20 10 0,81 48 92 89 42 21 9 0,81 49 94 90 42 21 9 0,81

50 94 85 43 21 10 0,82 51 95 89 43 20 9 0,81 52 95 97 43 20 9 0,79 53 93 92 46 21 10 0,81 54 93 83 57 27 11 0,84 55 99 85 56 28 16 0,84 56 101 83 52 28 16 0,85 57 105 83 51 27 16 0,84

58 78 77 50 21 9 0,84 Pendinginan 59 71 37 44 11 9 0,92

(41)

Tabel 4.7. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 69 62 29 33 8 6 0,93

70 61 29 32 6 6 0,92 71 60 27 29 9 6 0,94 72 60 27 29 6 6 0,93 73 60 24 28 6 6 0,94

74 9 17 12 -5 17 0,92 Absorbsi 75 8 17 14 -5 10 0,92

76 6 18 11 -5 6 0,92 77 5 19 13 -5 6 0,92 78 5 19 17 -5 5 0,92 79 5 19 17 -5 5 0,92 80 5 19 19 -5 6 0,92 81 4 19 19 -5 8 0,92 82 4 20 19 -5 8 0,91 83 3 20 20 -5 9 0,91 84 3 20 20 -5 10 0,91 85 3 20 20 -5 10 0,91 90 2 20 20 -5 12 0,91 95 2 20 20 -5 12 0,91 100 2 20 21 -5 13 0,91 105 2 20 20 -5 19 0,91 COP rata-rata 0,89

Tabel 4.8. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin air, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -10 26 26 25 26 Desorbsi 1 -10 26 27 25 26

(42)

26

Tabel 4.8. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 8 -8 30 27 26 26

9 -5 32 27 27 26 10 -3 33 27 27 26

(43)

Tabel 4.8. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 43 95 76 34 32 26 0,87 44 100 75 35 32 26 0,88 45 105 76 35 32 26 0,87 46 97 82 32 28 25 0,85 Pendinginan 47 95 78 30 28 26 0,86 48 94 76 32 27 26 0,86 49 92 38 32 27 25 0,96

50 91 40 32 27 26 0,96 51 91 38 30 27 25 0,96 52 90 32 30 27 26 0,98 53 91 30 29 27 25 0,99 54 90 30 29 27 26 0,99 55 90 28 29 27 26 1,00 56 90 28 28 27 26 1,00 57 90 28 28 27 26 1,00 58 90 28 28 27 25 1,00

59 90 27 27 26 26 1,00 60 88 27 27 26 26 1,00

61 9 26 26 19 25 0,98 Absorbsi 62 5 27 25 14 22 0,96

(44)

28

Tabel 4.9. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin udara, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -14 27 26 26 26 Desorbsi 1 -10 27 26 26 26

2 -10 27 26 26 26 3 -5 27 26 26 26 4 -4 29 27 27 26 5 -2 30 27 27 25 6 0 30 27 27 26 7 0 33 27 27 25 8 1 33 27 27 25 9 3 34 27 27 26 10 5 35 27 27 26

(45)

Tabel 4.9. amoniak 22,5 %, tekanan 105 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 35 80 68 32 32 26 0,89 36 85 70 33 33 26 0,89 37 90 73 33 33 26 0,88 38 94 74 33 33 26 0,88 39 98 75 34 33 26 0,88 40 102 76 34 33 26 0,88 41 105 76 33 33 26 0,88 42 103 51 32 28 22 0,93 Pendinginan 43 100 45 32 28 22 0,95

44 100 44 30 28 22 0,95 45 100 40 30 27 22 0,96 46 100 43 29 27 22 0,95 47 98 30 29 27 24 0,99 48 96 30 28 27 22 0,99 49 96 30 29 27 22 0,99 50 95 29 28 27 22 0,99 51 95 28 28 27 22 1,00 52 95 27 27 26 22 1,00 53 95 27 27 26 22 1,00 54 94 27 27 26 22 1,00 55 94 27 27 26 22 1,00 56 5 27 27 10 22 0,94 Absorbsi 57 4 27 25 9 20 0,94 58 2 27 25 9 20 0,94 59 1 27 25 10 19 0,94 60 0 27 25 10 19 0,94 61 0 27 25 10 19 0,94 62 0 27 25 10 19 0,94 63 0 27 25 11 19 0,95 64 0 27 25 11 19 0,95

(46)

30

Tabel 4.10. amoniak 30%, tekanan 105 psi, pendingin air es, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -4 27 18 19 26 Desorbsi 1 -4 26 19 20 24

2 -4 26 20 21 22 3 -4 26 21 20 22 4 -3 27 21 20 21 5 -2 27 21 19 21 6 -1 27 21 20 20 7 0 27 22 20 20 8 1 28 22 20 20 9 2 29 22 20 19 10 4 30 24 20 19

11 6 30 24 20 19 0,97 12 7 32 25 20 19 0,96 13 9 33 25 20 19 0,96 14 11 34 25 21 19 0,96 15 12 35 26 21 19 0,95 16 16 40 25 19 19 0,93 17 18 36 26 20 19 0,95 18 21 40 26 20 19 0,94 19 24 43 26 19 19 0,92 20 27 45 26 20 19 0,92 21 31 46 27 20 19 0,92 22 34 50 27 20 19 0,91 23 38 51 27 20 19 0,90 24 41 51 27 20 19 0,90 25 45 54 27 20 19 0,90 26 49 57 27 20 19 0,89 27 53 58 27 21 19 0,89 28 57 59 28 21 19 0,89 29 61 60 28 21 19 0,88

30 65 60 29 21 19 0,88 Pendinginan 31 70 60 29 22 19 0,89

(47)

Tabel 4.10. amoniak 30%, tekanan 105 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 35 89 67 30 22 19 0,87

36 93 67 30 22 19 0,87 37 97 72 30 22 19 0,86 38 102 74 30 22 19 0,85 39 105 70 30 24 19 0,87

40 70 43 32 17 6 0,92 Pendinginan 41 69 35 27 11 6 0,92

42 66 32 27 11 6 0,93 43 66 29 26 11 6 0,94 44 66 27 26 11 5 0,95 45 65 26 25 11 6 0,95 46 62 25 25 11 6 0,95 47 62 25 25 11 6 0,95 48 60 24 24 11 5 0,96 49 60 24 24 10 5 0,95 50 60 24 22 10 5 0,95 51 60 22 22 10 5 0,96 52 59 22 22 10 5 0,96

53 4 22 19 3 19 0,94 Absorbsi 54 3 22 17 3 17 0,94

55 2 21 18 3 16 0,94 56 1 22 18 3 14 0,94 57 1 22 19 3 14 0,94 58 0 22 19 3 14 0,94 59 0 22 19 3 14 0,94 60 0 21 19 1 14 0,93 65 -2 21 24 6 14 0,95 70 -4 21 22 13 19 0,97

(48)

32

Tabel 4.11. amoniak 30%, tekanan 105 psi, pendingin air, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -4 27 26 25 26 Desorbsi 1 -3 27 26 26 26

2 -3 27 26 26 26 3 -3 27 27 26 26 4 -1 27 27 26 25 5 -1 27 26 26 26 6 0 27 27 26 26 7 0 28 27 26 25 8 1 28 27 26 25 9 3 29 27 27 25 10 5 30 27 26 26

(49)

Tabel 4.11. amoniak 30%, tekanan 105 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 35 85 64 35 32 25 0,91

36 90 66 35 30 25 0,89 37 95 64 35 32 25 0,91 38 100 67 35 32 25 0,90 39 104 67 34 30 25 0,89 40 105 67 34 28 25 0,89

41 94 59 32 28 22 0,91 Pendinginan 42 90 45 30 27 24 0,94

43 89 41 30 27 24 0,96 44 86 36 29 27 22 0,97 45 85 35 29 27 24 0,97 46 84 29 28 26 22 0,99 47 84 27 28 26 22 1,00 48 83 27 27 26 24 1,00 49 82 27 27 26 24 1,00 50 81 27 27 26 24 1,00

51 9 27 27 21 24 0,98 Absorbsi 52 8 28 22 17 22 0,96

53 6 28 22 14 21 0,95 54 5 28 22 14 21 0,95 55 5 27 22 14 20 0,96 56 4 28 22 13 20 0,95 57 4 27 21 13 20 0,95 58 4 28 22 13 20 0,95 59 4 27 22 14 19 0,96 60 4 27 22 14 19 0,96 65 3 27 22 16 20 0,96 COP rata-rata 0,95

Tabel 4.12. amoniak 30%, tekanan 105 psi, pendingin udara, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(50)

34

Tabel 4.12. amoniak 30%, tekanan 105 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 2 -5 27 24 26 26

3 -4 26 25 25 25 4 -1 26 26 25 25 5 0 27 26 26 26 6 0 27 26 26 25 7 1 27 27 25 25 8 1 29 26 26 26 9 3 30 27 26 26 10 4 32 27 27 26

11 5 34 27 26 25 0,97 12 8 35 27 26 25 0,97 13 9 35 27 27 25 0,97 14 10 37 28 26 25 0,96 15 13 38 27 27 25 0,96 16 15 40 28 27 26 0,96 17 17 42 28 27 25 0,95 18 20 44 29 27 26 0,95 19 23 45 28 27 26 0,94 20 25 48 29 27 26 0,93 21 29 51 29 27 26 0,93 22 32 51 30 27 26 0,93 23 35 51 30 27 26 0,93 24 40 54 30 27 26 0,92 25 43 56 30 27 26 0,91 26 46 54 30 27 26 0,92 27 50 58 32 27 26 0,91 28 55 58 32 27 26 0,91 29 59 59 33 27 26 0,90 30 62 60 33 27 26 0,90

31 65 62 33 27 26 0,90 Pendinginan 32 70 64 33 28 26 0,89

(51)

Tabel 4.12. amoniak 30%, tekanan 105 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 37 94 72 34 27 26 0,87

38 99 72 34 28 26 0,87 39 103 73 35 28 26 0,87 40 105 75 35 28 26 0,86

41 100 46 34 32 22 0,96 Pendinginan 42 96 38 33 30 24 0,97

43 95 37 32 29 24 0,97 44 94 36 33 29 24 0,98 45 93 33 32 28 24 0,98 46 91 32 32 29 24 0,99 47 90 29 30 28 24 1,00 48 90 28 30 27 24 1,00 49 89 28 30 27 22 1,00 50 87 27 29 28 24 1,00

51 13 28 28 27 24 1,00 Absorbsi 52 11 28 26 20 24 0,97

53 10 27 26 19 22 0,97 54 9 27 26 19 22 0,97 55 8 27 26 19 21 0,97 56 7 27 26 18 21 0,97 57 6 27 26 18 21 0,97 58 5 27 25 18 21 0,97 59 5 27 26 18 21 0,97 60 5 27 26 19 21 0,97 65 4 27 25 17 21 0,97 70 4 27 25 18 21 0,97 75 2 26 25 19 20 0,98

COP rata-rata 0,94

Tabel 4.13. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(52)

36

Tabel 4.13. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 2 -10 24 24 18 14

3 -10 26 24 18 14 4 -8 27 25 18 13 5 0 29 25 18 13 6 1 29 25 18 13 7 5 32 25 17 13 8 5 36 26 18 13 9 10 36 26 18 13 10 13 37 26 18 13

(53)

Tabel 4.13. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 37 90 77 34 21 11 0,84 38 93 77 34 21 11 0,84 39 95 81 35 22 11 0,83 40 96 82 35 22 11 0,83 41 99 83 36 24 11 0,83 42 100 84 37 24 11 0,83 43 100 85 38 25 11 0,83 44 101 84 42 26 12 0,84 45 101 89 43 27 11 0,83 46 102 85 48 28 11 0,84 47 100 83 51 29 12 0,85 48 100 86 56 30 14 0,84 49 105 84 54 32 14 0,85

(54)

38

Tabel 4.13. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(55)

Tabel 4.13. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 107 8 21 16 -5 10 0,91 108 8 22 16 -5 10 0,91 109 8 22 16 -5 11 0,91 110 7 24 14 -5 11 0,90 115 6 24 16 -5 12 0,90 120 5 25 16 -5 13 0,90 125 5 25 16 -5 22 0,90

COP rata-rata 0,87

Tabel 4.14. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -15 24 24 25 24 Desorbsi 1 -15 24 25 25 24

2 -15 24 25 25 22 3 -12 24 25 25 22 4 -10 25 25 24 22 5 -8 27 25 25 24 6 -1 27 25 25 24 7 0 29 25 25 22 8 0 32 26 25 24 9 1 34 26 25 24 10 2 35 26 25 24

(56)

40

Tabel 4.14. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 22 25 52 27 27 24 0,92

23 27 53 27 27 24 0,92 24 30 58 28 27 24 0,91 25 34 57 28 27 24 0,91 26 36 59 29 27 24 0,90 27 40 60 29 27 24 0,90 28 44 61 29 27 25 0,90 29 46 61 29 28 24 0,90 30 50 59 29 28 24 0,91 31 53 61 29 28 24 0,90 32 56 61 29 28 24 0,90 33 60 65 29 28 24 0,89 34 65 66 30 28 25 0,89 35 69 66 30 28 24 0,89 36 72 67 30 28 24 0,89 37 75 67 30 28 24 0,89 38 80 73 30 29 24 0,87 39 85 72 30 29 24 0,88 40 89 73 30 29 24 0,87 41 93 75 30 29 25 0,87 42 96 75 30 29 24 0,87 43 101 76 30 29 24 0,87 44 105 80 30 29 25 0,86 45 110 83 32 29 25 0,85

46 114 81 30 29 25 0,85 47 118 84 32 29 25 0,85 48 124 84 32 29 25 0,85 49 127 88 32 29 25 0,84

50 130 86 32 29 25 0,84 51 135 89 33 29 25 0,83 52 139 89 33 29 25 0,83 53 145 89 33 30 24 0,84 54 138 89 30 28 24 0,83 Pendinginan 55 135 81 30 27 24 0,85

(57)

Tabel 4.14. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 57 130 48 29 27 24 0,93

58 126 37 29 27 25 0,97 59 125 34 29 26 25 0,97 60 124 33 28 26 24 0,98 61 123 32 28 25 24 0,98 62 121 32 28 26 24 0,98 63 120 30 28 25 24 0,98 64 119 27 28 25 24 0,99 65 119 27 28 26 24 1,00 66 116 26 28 25 24 1,00

67 29 27 27 19 24 0,97 Absorbsi 68 19 27 22 12 21 0,95

69 15 27 22 10 21 0,94 70 13 27 22 9 20 0,94 71 12 27 22 9 20 0,94 72 11 25 22 10 19 0,95 73 10 24 22 9 19 0,95 74 9 24 22 10 19 0,95 75 8 24 21 9 19 0,95 80 5 24 22 10 19 0,95 85 4 24 22 11 19 0,96 90 2 25 22 12 19 0,96 COP rata-rata 0,92

Tabel 4.15. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin udara, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -12 28 26 26 26 Desorbsi 1 -11 27 27 26 26

(58)

42

Tabel 4.15. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 7 -1 29 27 27 26

8 0 32 27 27 26 9 0 32 27 27 26 10 2 35 27 27 26

(59)

Tabel 4.15. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 42 109 78 35 32 27 0,87

43 114 83 36 33 27 0,86 44 119 80 36 30 27 0,86 45 124 83 37 30 27 0,85

46 128 84 37 32 27 0,85 47 133 88 37 32 26 0,84 48 138 86 38 32 26 0,85 49 142 90 38 33 27 0,84

50 145 91 38 33 27 0,84 51 138 90 33 29 25 0,83 Pendinginan 52 137 57 33 29 24 0,92 53 135 43 33 28 24 0,95 54 134 40 32 28 24 0,96 55 133 36 32 28 24 0,97

(60)

44

Tabel 4.15. amoniak 22,5 %, tekanan 145 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 80 -4 26 22 13 19 0,96 85 -6 27 24 14 19 0,96

COP rata-rata 0,92

Tabel 4.16. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -10 24 25 23 22 Desorbsi 1 -10 24 24 22 22

2 -9 24 25 22 21 3 -5 25 25 22 21 4 -1 25 25 21 20 5 0 27 24 21 20 6 0 27 24 21 19 7 1 28 25 21 19 8 2 29 25 21 19 9 4 30 25 21 19 10 5 32 25 21 19

(61)

Tabel 4.16. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 27 50 56 28 22 19 0,90

28 54 58 27 22 19 0,89 29 58 59 28 22 19 0,89 30 61 59 28 21 19 0,89 31 66 64 28 24 19 0,88 32 70 64 28 22 19 0,88 33 75 66 28 24 19 0,88 34 80 67 28 24 19 0,87 35 85 69 28 22 19 0,86 36 90 69 28 24 19 0,87 37 94 73 29 24 19 0,86 38 98 73 29 24 19 0,86 39 103 75 29 24 19 0,85 40 107 72 29 24 19 0,86 41 113 75 29 24 19 0,85 42 116 76 29 22 19 0,85 43 121 80 29 24 20 0,84 44 126 77 29 25 20 0,85 45 129 82 29 24 19 0,84

46 131 84 29 25 19 0,83 47 134 84 30 26 19 0,84 48 135 89 32 26 19 0,83 49 138 89 32 26 19 0,83

50 136 90 33 26 20 0,82 51 138 81 41 33 19 0,86 52 140 86 38 32 19 0,85 53 139 82 43 35 20 0,87 54 140 81 43 35 20 0,87 55 141 82 44 35 20 0,87

(62)

46

Tabel 4.16. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 62 145 84 51 35 19 0,86 63 83 67 43 24 6 0,87 Pendinginan 64 75 41 40 18 6 0,93 65 71 33 37 17 4 0,95 66 70 30 35 16 5 0,95 67 69 21 35 15 5 0,98 68 66 21 33 14 4 0,98 69 66 21 29 12 5 0,97 70 66 20 27 11 5 0,97 71 66 20 26 11 6 0,97 72 66 20 25 11 5 0,97 73 66 20 24 11 4 0,97 74 11 0 11 -5 14 0,98 Absorbsi 75 10 10 4 -5 18 0,95

76 9 13 6 -5 5 0,94 77 8 17 8 -5 5 0,92 78 6 18 9 -5 5 0,92 79 6 19 10 -5 6 0,92 80 6 19 11 -5 6 0,92 81 5 19 11 -5 6 0,92 82 5 20 11 -5 6 0,91 83 5 20 11 -5 8 0,91 84 5 20 11 -5 8 0,91 85 5 20 11 -5 9 0,91 90 5 20 12 -5 11 0,91 95 4 21 13 -5 19 0,91 100 4 21 16 -5 20 0,91 105 3 21 19 3 19 0,94

(63)

Tabel 4.17. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -15 22 25 25 26 Desorbsi 1 -12 24 26 27 26

2 -10 24 27 26 26 3 -9 25 27 26 26 4 -5 25 27 27 27 5 -3 25 27 27 26 6 -2 26 27 27 26 7 0 27 27 26 27 8 1 28 27 27 27 9 2 29 27 27 27 10 4 30 27 27 27

(64)

48

Tabel 4.17. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 35 87 62 34 29 27 0,90

36 92 66 34 29 27 0,89 37 97 66 33 28 27 0,89 38 101 67 33 29 27 0,89 39 107 69 34 29 27 0,88 40 110 69 34 29 27 0,88 41 116 70 34 29 27 0,88 42 121 72 34 29 27 0,88 43 126 72 35 29 27 0,88 44 131 74 35 29 27 0,87 45 136 75 35 30 27 0,87

46 143 77 35 30 27 0,87 47 145 80 35 30 27 0,86 48 138 50 34 29 27 0,93 Pendinginan 49 136 38 33 29 27 0,97

50 135 35 33 29 27 0,98 51 133 30 32 29 27 1,00 52 132 30 32 29 27 1,00 53 130 30 32 28 27 0,99 54 130 30 32 28 27 0,99 55 130 30 32 28 27 0,99

(65)

Tabel 4.17. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 70 4 26 19 11 17 0,95 71 4 26 19 11 17 0,95 72 3 27 20 13 17 0,95 73 2 27 20 13 17 0,95 74 2 27 21 14 18 0,96 75 1 27 21 16 19 0,96

80 0 27 24 19 20 0,97 85 0 27 25 20 21 0,98

COP rata-rata 0,95

Tabel 4.18. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin udara, generator horisontal t (menit) P (psi) T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 0 -10 25 27 24 24 Desorbsi 1 -7 25 27 24 24

2 -2 26 27 25 24 3 0 26 27 25 24 4 1 27 27 25 24 5 2 27 27 26 24 6 2 27 27 26 24 7 3 27 27 26 24 8 4 27 27 26 24 9 5 28 27 26 24 10 6 29 27 26 24

(66)

50

Tabel 4.18. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 21 33 43 32 29 24 0,96

22 35 43 32 30 24 0,96 23 40 44 32 30 24 0,96 24 44 46 33 32 24 0,96 25 46 48 33 32 24 0,95 26 51 45 33 30 24 0,95 27 55 48 33 33 24 0,95 28 58 50 34 33 24 0,95 29 62 51 34 33 24 0,94 30 67 54 35 34 24 0,94 31 72 53 35 34 24 0,94 32 75 58 35 35 24 0,93 33 80 58 35 35 24 0,93 34 85 58 35 35 25 0,93 35 90 59 35 35 24 0,93 36 94 59 35 35 25 0,93 37 99 59 36 35 24 0,93 38 103 60 36 35 24 0,92 39 108 59 36 35 24 0,93 40 114 64 37 36 24 0,92 41 117 62 37 36 25 0,92 42 123 65 38 37 25 0,92 43 128 67 40 38 28 0,91 44 132 66 40 38 25 0,92 45 136 67 41 38 25 0,91

46 142 67 41 37 24 0,91 47 145 70 42 37 25 0,90 48 128 65 43 49 22 0,95 Pendinginan 49 125 51 38 42 22 0,97

(67)

Tabel 4.18. amoniak 30%, tekanan 145 psi, pendingin udara, generator horisontal ( lanjutan )

t (menit)

P (psi)

T1

(oC) T2

(oC) T3

(oC) T4

(oC) COP Keterangan 56 111 30 32 31 24 1,00 57 110 28 30 33 24 1,02 58 110 27 30 32 24 1,02 59 109 27 29 32 24 1,02 60 108 27 29 32 25 1,02 61 106 27 29 32 25 1,02 62 105 27 29 30 25 1,01 63 105 27 29 30 25 1,01 64 105 27 29 30 25 1,01 65 11 27 28 20 25 0,98 Absorbsi 66 10 25 26 16 25 0,97 67 9 25 26 16 24 0,97 68 8 25 26 16 24 0,97 69 7 25 26 16 24 0,97 70 6 24 26 14 24 0,97 75 5 24 25 16 22 0,97 80 4 25 25 17 22 0,97 85 3 24 25 17 22 0,98 90 2 24 26 17 22 0,98

COP rata-rata 0,96 Keterangan:

t : Waktu ( menit )

T1 : Temperatur di generator ( oC )

T2 : Temperatur di pipa penghubung ( oC )

T3 : Temperatur di evaporator ( oC )

T4 : Temperatur pendingin kondensor ( oC )

(68)

52

Gambar 4.1. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air es, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air es dapat kita lihat pada gambar 4.1.

(69)

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air dapat kita lihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.3. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 22,5 %, pendingin udara, generator horisontal

(70)

54

Gambar 4.4. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 30%, pendingin air es, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 30%, pendingin air es dapat kita lihat pada gambar 4.4.

(71)

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 30%, pendingin air dapat kita lihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.6. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 65 psi, amoniak 30%, pendingin udara, generator horisontal

(72)

56

Gambar 4.7. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air es, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air es dapat kita lihat pada gambar 4.7.

(73)

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air dapat kita lihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.9. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 22,5 %, pendingin udara, generator horisontal

(74)

58

Gambar 4.10. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 30%, pendingin air es, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 30%, pendingin air es dapat kita lihat pada gambar 4.10.

(75)

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 30%, pendingin air dapat kita lihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.12. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 105 psi, amoniak 30%, pendingin udara, generator horisontal

(76)

60

Gambar 4.13. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air es, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air es dapat kita lihat pada gambar 4.13.

(77)

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air dapat kita lihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.15. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 22,5 %, pendingin udara, generator horisontal

(78)

62

Gambar 4.16. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 30%, pendingin air es, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 30%, pendingin air es dapat kita lihat pada gambar 4.16.

(79)

Pada penelitian ini untuk mempermudah dalam membandingkan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 30%, pendingin air dapat kita lihat pada gambar 4.17.

Gambar 4.18. Grafik perbandingan temperatur pada tekanan 145 psi, amoniak 30%, pendingin udara, generator horisontal

(80)

64

Gambar 4.19. Grafik perbandingan T3 variasi pendingin tekanan 145 psi,

amoniak 22,5 %, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah perbandingan T3 variasi

pendingin tekanan 145 psi, amoniak 22,5 %, generator horisontal yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.19.

Gambar 4.20. Grafik perbandingan T3 variasi tekanan, amoniak 22,5 %,

(81)

Pada penelitian ini untuk mempermudah perbandingan T3 variasi

tekanan, amoniak 22,5 %, pendingin air, generator horisontal yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.21. Grafik perbandingan COP dan T3 terendah variasi konsentrasi

amoniak, tekanan 145 psi, pendingin air, generator horisontal Pada penelitian ini untuk mempermudah perbandingan COP dan T3

(82)

66

Gambar 4.22. Grafik perbandingan COP variasi konsentrasi amoniak-air, tekanan 145 psi, variasi pendingin, generator horisontal

Pada penelitian ini untuk mempermudah perbandingan COP variasi konsentrasi amoniak-air, tekanan 145 psi, variasi pendingin, generator horisontal yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.22.

4.2 Pembahasan

Dari data hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa proses pendinginan (absorbsi) telah berlangsung. Hal ini ditunjukkan dengan turunnya temperatur evaporator (T3) pada setiap proses absorbsi. Variasi yang

dilakukan pada penelitian ini adalah dengan memvariasikan kadar amoniak-air, tekanan pada evaporator dan proses pendinginan pada kondensor.

(83)

kondensor maka semakin banyak pula uap amoniak yang terkondensasi di evaporator. Sehingga amoniak yang berhasil terdesorbsi menuju evaporator semakin banyak. Hal ini menyebabkan semakin banyak kalor yang terserap oleh uap amoniak saat proses absorbsi berlangsung. Kalor yang diserap semakin banyak, karena kalor yang diserap digunakan untuk merubah fase amoniak dari cair menjadi uap (kalor laten) dan juga untuk menaikkan temperatur uap amoniak (kalor sensibel). Jika uap amoniak tidak berubah fase manjadi cair maka kalor yang diserap hanya untuk menaikkan temperatur uap amoniak, sehingga temperatur evaporator menjadi rendah. Dalam penelitian kali ini temperatur terendah yang dapat dihasilkan adalah -50C dengan menggunakan pendingin air es. Hal ini dikarenakan tekanan maksimal yang digunakan hanya 145 psi (10 bar). Pada tekanan 10 bar, temperatur yang dihasilkan uap jenuh amoniak sekitar 10-150C, karena itu perlu suhu lebih rendah lagi agar uap amoniak dapat terkondensasi. Jika ingin menggunakan pendinginan udara dan air agar temperatur yang dihasilkan menjadi rendah, maka tekanan yang digunakan adalah 20 bar. Pada tekanan 20 bar, temperatur yang dihasilkan uap jenuh amoniak berkisar antara 20-250C. Temperatur evaporator (T3) yang dihasilkan dari setiap variasi pendingin pada tekanan

145 psi, amoniak 22,5% dapat dilihat pada gambar 4.19.

(84)

68

banyak pula uap amoniak yang terdesorbsi menuju evaporator. Semakin banyak amoniak yang terdesorbsi menyebabkan semakin banyak kalor yang terserap oleh uap amoniak saat proses absorbsi berlangsung, sehingga temperatur evaporator menjadi rendah. Perbandingan temperatur evaporator (T3) yang dihasilkan dari setiap variasi tekanan dengan pendingin air,

amoniak 22,5% dapat dilihat pada gambar 4.20.

Variasi lain yang dilakukan adalah dengan memvariasikan kadar amoniak-air yang digunakan sebagai refrijeran. Karena amoniak yang dijual di pasaran memiliki kadar yang hampir sama (sekitar 30%), maka ditambahkan aquades untuk mendapatkan variasi kadar amoniak. Pada percobaan ini digunakan amoniak-air pekat (amoniak 30%) dan amoniak air encer (amoniak 22,5%). Amoniak-air encer diencerkan dengan menambahkan 250 ml aquades ke dalam 750 ml air. Semakin encer kadar amoniak-air maka jumlah amoniak-air atau absorber akan semakin banyak. Jumlah absorber ini akan mempengaruhi kecepatan proses absorbsi. Semakin cepat uap amoniak diserap oleh absorber, maka semakin rendah temperatur evaporator (T3) yang

dihasilkan. Perbandingan COP dan T3 terendah variasi konsentrasi amoniak,

(85)

penelitian kali ini cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena absorber (air) yang digunakan pada penelitian ini mampu mengabsorbsi uap amoniak dengan baik.

Pada siklus absorbsi ini berlangsung dalam beberapa proses yaitu: 4.2.1. Proses desorbsi yaitu proses pelepasan amoniak dari absorber (air)

pada saat generator dipanaskan.

4.2.2. Proses kondensasi yaitu proses pendinginan dan pengembunan uap amoniak yang terdesorbsi menjadi amoniak cair. Amoniak cair yang dihasilkan berada di evaporator.

4.3.3. Proses absorbsi yaitu proses penyerapan amoniak oleh absorber (air). Saat proses absorbsi berlangsung, kalor di sekitar evaporator akan terserap. Proses penyerapan kalor ini akan menyebabkan temperatur evaporator turun.

(86)

70

Gambar 4.23. P-h diagram pendingin absorbsi amoniak-air variasi tekanan 145 psi, amoniak 22,5 %, pendingin air, generator horisontal (Kroschwitz, 1992)

Keterangan :

1. Amoniak (superheated) di generator 89oC 2. Amoniak (saturated liquid) di kondensor 26oC 3. Amoniak (saturation) di evaporator 9oC

4. Amoniak (superheated) keluar dari evaporator 12oC

Pada proses absorbsi yang berlangsung di P-h diagram di atas terdapat 4 proses yang berlangsung yaitu :

1 →2 : proses kondensasi uap amoniak di dalam tabung evaporator.

qout

qin

(87)

2 → 3 : proses ekspansi

3 → 4 : proses absorbsi uap amoniak di dalam tabung evaporator oleh absorber (air) di dalam generator

4 → 1 : proses desorbsi, pemanasan amoniak-air di generator sehingga uap amoniak berpindah ke tabung evaporator. Pada gambar P-h diagram diatas proses absorbsi pada alat pendingin absorbsi ini telah berjalan. Hal ini dapat dilihat dari temperatur yang dihasilkan pada evaporator (T3) menjadi rendah pada saat absorbsi, ini

(88)

72

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal.

1. Dengan percobaan ini, telah berhasil dibuat sebuah model pendingin

absorbsi amoniak-air sederhana yang mudah di buat dengan kemampuan

industri lokal.

2. Temperatur evaporator terendah yang bisa dihasilkan adalah -5oC, pada

tekanan 105 psi dan 145 psi dengan menggunakan pendingin air es.

3. COP yang dihasilkan pada penelitian ini cukup tinggi (0,96) jika

dibandingkan dengan COP pada penelitian yang lain.

5.2 Saran

Berangkat dari penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat

memberikan beberapa saran.

1. Proses pendinginan sistem absorbsi membutuhkan tekanan yang tinggi (20

bar). Untuk itu dapat dibuat alat pendingin absorbsi yang tahan tekanan

(89)

2. Bagi peneliti lain yang akan meneliti siklus pendingin absorbsi. Penelitian

pendingin absorbsi bisa juga diteliti dengan memvariasikan laju

pemanasan pada generator dan jumlah amoniak yang digunakan.

3. Untuk penelitian pendingin absorbsi yang lain bisa juga meneliti

perbandingan konstruksi generator horisontal dengan kontruksi generator

(90)

74

DAFTAR PUSTAKA

Grenier, Ph. (1983), Experimental Result on a 12 m3 Solar Powered Cold Store Using the Intermittent Zeolite 13x-Water Cycle. Solar World Congress, Pergamon Press, pp. 353-358, 1984

Hinotani, K. (1983), Development of Solar Actuated Zeolite Refrigeration System. Solar World Congress, Vol.1, Pergamon Press, pp. 527-531.

Kreussler, S (1999), Experiments on Solar adsorption refrigeration Using Zeolite and Water. Laboratory for Solar Energy, university of Applied Sciences Germany.

Kroschwitz, J. I. (Ed.). (1992). Kirk Othmer Encyclopedia of Chemical Technology. 2 , 4. New York: John Wiley & Sons.

Meunier A., Francis (2004), Experimental Performance Of An Advanced Solar-Powered Adsorptive Ice Maker. Proceedings of the 10th Brazilian Congress of Thermal Sciences and Engineering (Nov.29 – Dec.03, 2004), Rio de Janeiro, Brazil.

Pons, M. (1986), Design of solar powered solid adsorption ice-maker. ASME J. of Solar Engineering, 108, 332-337, 1986.

Ramos A., Miguel (2003), Evaluation Of A Zeolite-Water Solar Adsorption Refrigerator. ISES Solar World Congress (June, 14-19, 2003), Goteborg, Sweden

Stoecker, Wilbert F. ( 1987 ), Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Erlangga, Jakarta.

(91)
(92)
(93)
(94)

Gambar

Gambar 3.1. Skema alat pendingin absorbsi
Tabel 4.1. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin air es, generator horisontal ( lanjutan )
Tabel 4.2. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin air, generator
Tabel 4.3. amoniak 22,5 %, tekanan 65 psi, pendingin udara, generator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada  pembelajaran  Siklus  II  ini terdapat  peningkatan  keaktifan  siswa yang semuala 59,25% menjadi 96,26%. Hal ini dikarenakan dalam demonstrasi guru 

Pemberian kredit dari Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima Ambarawa kepada debitur menggunakan penjaminan secara fidusia, akan tetapi jaminan fidusia tersebut tidak

Para pemimpin "Islam mapan", baik di pemerintah, MPR/DPR, partai politik, ataupun perhimpunan lain dinilai kurang tegas menegur para pimpinan "Islam jalanan" yang

Hasil dari penelitian ini adalah: (i) tipe-tipe pertanyaan yang digunakan oleh guru-guru bahasa inggris di SMA Negeri 1 Kayen Pati tahun pelajaran 2014/2015

Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian kewenangan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana profesionalisme auditor BUMN, bagaimana kualitas laporan hasil pemeriksaan BUMN dan sejauh mana pengaruh dari

Berdasarkan analisa diatas, maka didapatkan pengukuran performansi supply chain berdasarkan nilai aktual, scorring system dengan normalisasi, nilai performansi supply

Berdasarkan uraian dan hasil analisa yang telah dilakukan, diketahui bahwa perangkat pencacah RIA IP.8 dengan Teknik Radioimmunoassay kit RIA dapat digunakan