• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN MASSAGE TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPM NY. YENIE IKA SUGIARTI, S.ST. BAKALAN GONDANG MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN MASSAGE TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPM NY. YENIE IKA SUGIARTI, S.ST. BAKALAN GONDANG MOJOKERTO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN MASSAGE TERHADAP PENGURANGAN RASA

NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI

BPM NY. YENIE IKA SUGIARTI, S.ST.

BAKALAN GONDANG

MOJOKERTO

MELINDA EKA ANGGRAENI 1211010024

Subject :massage, nyeri persalinan kala 1fase aktif, ibu DESCRIPTION

Nyeri pada persalinan apabila tidak diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. peningkatan nyeri dan stress berkepanjangan. Penanganan dan pengawasan pada kala 1 fase aktif sangat penting, karena ini sebagai penentu apakah seorang ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau operasi.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh massage tekni effleurage terhadap pengurangan skala nyeri persalinan kala 1 faseaktif.

Penelitian ini deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang menjalani persalinan kala 1 faseaktif.Survey dilaksanakan pada 13 responden. Variable yang diteliti adalah skala nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan massage

teknik effluerage, penelitian dilakukan pada tanggal 23 Maret-30Mei 2015 di BPM Ny. Yenie Ika Sugiarti, S.STBakalanGondang Mojokerto.

Hasil penelitian terhadap 13 ibu bersalin kala 1 fase aktif menunjukkan bahwa sebelum dilakukan massage dengan teknik effleuragesebagian besar ibu mengalami nyeri sangat hebat (7,7%) nyeri hebat (76,9%) nyeri sedang (15,4%) dan setelah dilakukan massage dengan teknik effleurage sebagian besar ibu merasakan nyeri berat (15,4%) nyeri sedang (69,2%) nyeri ringan (15,4).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah massage dengan teknik effleurage

mempunyai manfaat untuk menurunkan tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif. Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk bidan dan ibu bersalin dapat menerapkan metode massage dengan teknik effleurage dalam mengatasi nyeri persalinan kala 1 fase aktif.

ABSTRACT

Pain in labor if not being overcome it will increase the feeling of worry, tension, fear and stress. an increase in pain and prolonged stress. treatment and control of the first stageactive phase is very important, because this is as a determinant of whether aninpartu mother can undergo a normal delivery or surgery. The aim of this study was to describe the effect of effleurage massage technique on reducing scale of pain in first stage active phase of labor.

This research was observational descriptive with quantitative approach . The population in this study was women who were undergoing first stage active phase of labor. Survey was conducted on 13 respondents . Variables studied were

(2)

scale of pain of first stage active phase of labor before and after the efflueragemassage technique applied, research was done on 23 March to 30 May 2015 in BPM Ny. IkaYenieSugiarti, S.ST BakalanGondangMojokerto .

The research revealed that before application of effluerage massage technique, among 13 volunteers have suffered severe pain were (7.7%), major pain were (76,9%) and minor pain were (15,4%) and after the apply of effleurage massage techniquehave suffered major pain were (15,4%) minor pain were (69,2%) and slightly pain were (15,4%).

The conclusion of this research is effleurage massage technique has a benefit to reduce the scale of pain in first stage active phase of labor. It is recommended that midwives and inpartu mother in there can apply the method of effleurage massage technique to overcome the pain in first stage active phase of labor.

Keyword: Massage, pain of first stage active phase of labor. Contributor : 1. Dian Irawati, S.SiT.,M.Kes

2. DhonnaAnggreni, SKM

Date : 10 Juni 2015

Type Material : LaporanPenelitian

Indentifier : -

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat yang paling melelahkan, berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri, dalam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena kegiatan rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi semakin lama, semakin kuat, dan semakin sering yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran darah juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan hingga dapat menyebabkan persalinan lama

(Danuatmadja, 2004).Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting

dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk, 2009).

Menurut WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang (Joseph, 2010). Partus lama di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8 % di Indonesia sebesar 9 %. Dari hasil survei diketahui bahwa partus lama merupakan komplikasi penyebab kematian

ibu yang terbanyak nomor 5 di Indonesia (Amiruddin, 2006). Menurut Penelitian

Handayani (2011) judul “pengaruh massage effleurage terhadap nyeri persalinan primipara fisiologis (Studi Kasus di RSIA Bunda Arif Purwokerto)” membuktikan bahwa massage effleurage dapat mengurangi nyeri dari skala 7,647 menjadi 6,117.

Nyeri pada persalinan apabila tidak diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Peningkatan konsumsi glukosa tubuh pada ibu bersalin yang mengalami stress menyebabkan kelelahan dan sekresi katekolamin

(3)

yang menghambat kontraksi uterus, hal tersebut menyebabkan persalinan lama yang akhirnya menyebabkan cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stress berkepanjangan (bobak, 2004). Massage (pijatan) dapat digunakan selama persalinan dan mungkin merupakan tindakan pereda nyeri yang efektif. Teknik

massage yang umum dilakukan adalah effleurage (bentuk massage dengan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang). Menggosok bagian tubuh apapun, bahkan diantara kontraksi, mungkin dapat berperan untuk meredakan nyeri. Ini tidak hanya mendorong relaksasi, tetapi percobaan dengan stimulasi kutaneus memperlihatkan bahwa tindakan ini dapat bermanfaat dalam waktu lama setelah penggunaannya. (Reeder, dkk, 2011).

Upaya-upaya untuk menanggulangi nyeri pada persalinan telah dilakukan berbagai cara nonfarmakologis dan farmakologis. Metode nonfarmakologis antara lain distraksi, teknik relaksasi, hipnotis, serta mengurangi persepsi nyeri dan farmakologis yaitu dengan penggunaan obat analgetik. Pengendalian nonfarmakologis lebih murah, simpel, efektif dan tanpa efek merugikan. Metode ini juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya (Asmadi, 2008).Bersamaan dengan nyeri persalinan yang dirasakan oleh ibu-ibu yang akan bersalin dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi nyeri pada persalinan yaitu salah satunya dengan menggunakan teknik massage pada punggung bawah, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran pemberian

massageterhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif. METODOLOGI

DesainPenelitian ini deskriptif observasionaldengan pendekatan kuantitatif.Populasidalampenelitianiniadalahibu yang menjalanipersalinankala 1 faseaktif.Survey dilaksanakan pada 13 responden. Variable yang diteliti adalah skala nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan massage

teknik effluerage, penelitian dilakukan pada tanggal 23 Maret-30Mei 2015 di BPM Ny. Yenie Ika Sugiarti, S.STBakalanGondang Mojokerto.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BerdasarkanHasil observasi didapatkan bahwa hampir seluruhnya responden sebanyak 10 responden (76.9%) mengalami nyeri berat sebelum dilakukan massage teknik effluerage.

Massage (pijat) adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu.Massage tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian reseptor yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui system kontrol desenden. Massage dapat membuat pasien lebih nyaman karena Massage membuat relaksasi otot (smeltzer&Bare, 2001).

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor±dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit meilin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kantong empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau

(4)

rangsangan. Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa implus-implus nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut, yaitu serabut A (delta) yang bermielin rapat dan serabut lamban (serabut C) (Uliyah&Hidayat, 2008).

Semakin tinggi tingkat dilatasi, effecament, hodge, semakin sering frekuensi kontraksi dan semakin lama durasi kontraksi maka semakin tinggi tingkat nyeri yang dirasakan ibu inpartu. Nyeri yang dirasakan ibu terjadi karena adanya transmisi implus nyeri melalui syaraf tertentu.

Nyeri persalinan dapat menimbulkan kecemasan serta ketakutan pada pasien sehingga kebutuhan oksigen meningkat, otot menjadi tegang serta tekanan darah meningkat, keadaan ini akan merangsang katekolamin yang dapat menyebabkan terjadinya pada kekuatan kontraksi sehingga mengakibatkan partus lama.

Massage (pijatan) cara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan, sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang dipijat 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah, dan kuat. Banyak bagian tubuh ibu bersalin yang dapat dipijat, seperti kepala, leher, punggung, dan tungkai. Saat memijat, pemijat harus memerhatikan respons ibu, apakah tekanan yang diberikan sudah tepat (dalam Titiharjay, 2007).

Teknik yang digunakan yaitu teknik Effleurage Merupakan teknikpijatan dengan menggunakan telapak jari tangan dengan pola gerakan melingkar pada pinggang bagian bawah. Teknik effleurage massagediatas dapat menurunkan nyeripersalinan kala 1 fase aktif bila dilakukan dengan benar, yaitu dilakukan setiap adanya kontraksi dan dilakukan selama ±20 menit. Ibu bersalin mengatakan bahwa nyeri pada pinggang bagian bawah berkurang setelah dilakukan pijatan tersebut (Danuatmaja, 2004 dalamMarni, 2014).

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri setelah diberi massage effleurage. Salah satu hal yang dapat menurunkan tingkat nyeri adalah massage effleurage pada pinggang bagian bawah sehingga sinyal nyeri dapat terhambat. Stimulasi kulit dengan effleurage ini menghasilkan pesan yang dikirim lewat serabut A-δ, serabut yang menghantarkan nyeri cepat, yang mengakibatkan gerbang tertutup sehingga korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri berubah atau berkurang ( Potter & Perry, 2005 dan Mander, 2003 dalam Marni, 2014). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2011) bahwa Massage effleurage dapat menurunkan intensitas nyeri dengan skala 6,117 yang sebelumnya 7.647.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti berpendapat bahwa rasa nyeri ini bisa dipengaruhi oleh arti nyeri yang dirasakan seseorang, seseorang persepsi nyeri, dan reaksi nyeri yang merupakan respon seseorang terhadap nyeri seperti cemas, takut, gelisah, menangis dan menjerit dan dapat juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan letak daerah yang hampir seluruhnya pasien yang mengalami nyeri berat adalah pasien dengan kehamilan primipara. Nyeri ini dapat diatasi dengan menggunakan massage effleurage. Pasien yang mendapatkan

(5)

massage ini akan merasa tenang, nyaman, rileks, puas dan akan lebih dekat dengan petugas kesehatan yang melayani.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di BPM Ny.Yenie Ika Sugiarti, S.ST Bakalan Gondang Mojokerto dapat dijelaskan bahwa nyeri persalinan sebelum dilakukan massage teknik effleurage hampir seluruhnya ibu merasakan nyeri berat sebanyak 10 responden (76,9%) dan nyeri persalinan sesudah diberi teknik

effleurage massage hampir seluruhnya responden merasakan nyeri sedang 9 responden (69,2%).

REKOMENDASI

1. BagiTenagaKesehatan

Diharapkan dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standart dengan mengaplikasikan massage teknik effleurage pada ibu bersalin.

2. BagiIbu

Diharapkan ibu dapat lebih aktif dalam mencari informasi tentang massage dengan teknik effleurage pada persalinan, sehingga ibu dapat mengerti tentang cara melakukan massage dengan teknik effleurage pada saat persalinan sehingga dapat mengaplikasikannya.

3. BagiInstitusiPendidikan

Institusi dapat mengajarkan kepada mahasiswa dan menjadikan metode

massage seperti teknik effleurage serta sebagai pengurangan nyeri nonfarmakologis kepada ibu bersalin selama kala 1 fase aktif kepada mahasiswa selama praktik.

4. BagiPenelitiSelanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang experimental pengaruh massage terhadap nyeri persalinan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif.

ALAMAT RESPONDEN

Email : melindaanggra76@gmail.com No. Hp : 085258754972

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang mencakup tentang pendidikan karakter yaitu bahwa pendidikan karakter dapat dimulai dari lingkungan terkecil

Selanjutnya dilakukan penyuluhan tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah, antara lain bahwa cairan lindi yang berasal dari pembusukan sampah dapat

Dan dari daya tahan nya juga bermasalah terutama pada � rambut � nya yang sering mudah patah, seringkali menjadi bahan penggangu sistem filtrasi yang lain misalkan pompa.</p>

penambahan konsentrasi 1% mempercepat proses terbentuknya biodisel dari asam lemak, sedangkan tanpa adanya netralisasi asam lemak bebas masih banyak terkandung dalam minyak

Hasil penelitian diperoleh 7 famili dan 46 jenis jamur Badisiomycetes di hutan alam desa Bawan, jamur yang dominan adalah Ganoderma sp dari famili Ganodermataceae

Pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi metode, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (DKT). Hasil penelitian memaparkan bahwa; 1) perasaan jijik,

52 Jumlah pendapatan margin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan dari aktiva produktif lainnya yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan bank,

“Pengaruh Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen KFC Dermaga Point Palembang)” dengan tujuan meneliti ada atau