• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut, contoh kerugian operasi yang signifikan dan berlangsung secara terus menerus sehingga menimbulkan keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan (Foroghi, 2012).

Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar tetap bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi tidak stabil, para investor mengharapkan auditor memberikan informasi akan kegagalan keuangan perusahaan (Irfan dan Muid, 2012).

Auditor mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Opini yang diberikan auditor merupakan salah satu pertimbangan bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi. Pemberian opini going concernoleh auditor merupakan dampak keraguan perusahaan untuk dapat melanjutkan kelangsungan usahanya (Astuti dan Darsono, 2012). Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor harus bertanggungjawab untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya.

(2)

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan entitas atau badan usaha. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek (Hani et al., 2003 dalam Kartika 2012). Goingconcern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (countrary information).Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagaian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain (PSAK No. 30). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa opini audit going concerndilakukan dengan melihat internal suatu perusahaan seperti reputasi KAP, disclosure, ukuran perusahaan dan likuiditas.

Reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik) dianggap memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern. KAP dengan reputasi big-four dianggap memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non big-four. Rudyawan dan Badera (2009) menyatakan bahwa reputasi KAP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.Junaidi dan Hartono (2010) dalam penelitiannya membuktikan bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap opini audit going concern yang diberikan auditor.

(3)

Disclosure merupakan salah satu faktor yang dianggap berkaitan dengan penerimaan opini audit going concern terhadap perusahaan. Haron et al., (2009) menemukakan bahwa disclosure berpengaruh terhadap opini going concern. Disclosure laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi auditor, misalnya, pengungkapan informasi keuangan mengenai konsistensi penggunaan metode akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, kebijakan-kebijakan perusahaan, kerjasama perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa perusahaan, serta kejadian setelah tanggal neraca dalam hal pemberian opini going concern. Disclosure yang memadai atas informasi keuangan perusahaan tersebut menjadi salah satu dasar auditor dalam memberikan opininya atas kewajaran laporan keuangan perusahaan.Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Junaidi dan Hartono, 2010) dan Ardiani (2013) bahwa disclosure berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.Penelitian Haron et al., (2009) memperoleh hasil disclosure berpengaruh signifikan pada pengungkapan opini audit going concern. Berbeda dengan Muthahiroh (2013) serta Savitry (2013) yang menemukakan disclosure tidak berpengaruh pada opini audit going concern.

Ukuran perusahaan dapat ditunjukkan dari total aktiva, perusahaan dengan total aktiva yang relatif besar dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan, karena arus kas perusahaan bernilai positif dan dianggap perusahaan memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu panjang. McKeown et al., (1991) dalam Arga (2007), menyatakan bahwa perusahaan besar lebih banyak menawarkan fee audit tinggi dari pada yang ditawarkan oleh

(4)

perusahaan kecil. Menurut Mutcher (1985) dalam Warnida (2011) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan kecil. Dari hasil penelitian yang dilakukan menurut Warnida (2011) serta Ria (2010), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sejalan dengan hasil penelitian menurut Arga dan Linda (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan menurut Wibisono (2013), serta Prima (2011), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sejalan dengan hasil penelitian menurut Werastuti (2013), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan dihitung berdasarkan jumlah total aktiva yang dimiliki perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan audit going concern.

Rasio likuiditas merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajban jangka pendek yang dibebankan kepada kreditor jangka pendek (Warnida, 2011).Untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan biasanya digunakan dengan rasio modal kerja, Current ratio, acid test/Quick Ratio, perputaran piutang dan perputaran persediaan.Namun secara umum penelitian terdahulu menggunakan angka Current Ratio dan Quick Ratio.Current ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor dengan membandingkan antara total aktiva lancar dan hutang lancar suatu perusahaan. Penelitian (Yulius, 2009) yang meneliti di

(5)

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2005-2008, yang menyatakan bahwa rasio likuiditas diukur berdasar Current Ratio dan Quick ratio, keduanya tidak mempengaruhi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Sejalan dengan penelitian dari (Sudarso,2012) serta (Susanto,2012), menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap going concern audit report, dihitung dengan menggunakan Current ratio. Namun tidak sejalan dengan hasil yang diteliti menurut (Juandini,2010) serta (Arma,2013) yang meneliti diperusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009, yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta adanya ketidakseragaman hasil penelitian, peneliti ingin meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Karina (2011), penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2011. Variabel yang digunakan oleh Karina yaitu pengaruh audit tenure, reputasi KAP, disclosure, ukuran perusahaan klien, dan opini audit sebelumnya. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Karina (2011) adalah terletak pada periode 2011-2014, variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, reputasi KAP, disclosure, ukuran perusahaan dan likuiditas. Obyek penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Adapun alasan pemilihan perusahaan manufaktur adalah untuk menemukan fenomena terbaru mengenai penerimaan opini audit going concern, memperoleh sampel yang lebih besar dan untuk menghindari adanya pengaruh industri.

(6)

Peneliti beranggapan bahwa penilitian mengenai opini audit going concern di Indonesia masih menjadi obyek penelitian yang penting dan menarik dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going concern suatu badan usaha merupakan salah satu hal yang mendasari para investor dalam pengambilan keputusan investasi dan juga para kreditor dalam meminjamkan dananya dengan tujuan untuk memperoleh laba dari aktivitas entitas tersebut. Selain itu, opini audit going concern sering dihubungkan dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk lebih mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh, reputasi KAP, disclosure, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi wacana informasi bagi peneliti-peneliti sejenis di masa yang akan datang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reputasi KAP, disclosure, ukuran perusahaan dan likuiditas. Adanya beberapa variabel yang sama dengan penelitian sebelumnya memiliki tujuan untuk menguji konsistensi hasil yang diperoleh.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah reputasi KAP berpengaruh positif terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern ?

(7)

2. Apakah disclosure berpengaruh negatif terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern ?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern ?

4. Apakah likuiditas berpengaruh negatif terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern ?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dilakukan tidak terlalu banyak faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern, oleh sebab itu perlu ada pembatasan penelitian yang meliputi :

1. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern meliputi reputasi KAP, disclosure, ukuran perusahaan, dan likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel pada perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai 2014.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang :

1. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh positif reputasi KAP terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

(8)

2. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh negatif disclosure terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

4. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh negatif likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

1.5Manfaat atau Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) : 1. Investor atau bagi para pengambil keputusan

Memperoleh informasi yang lebih jelas untuk menilai kinerja dan potensi suatu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan pertimbangan dalam membuat keputusan berinvestasi oleh investor dengan melihat prospek keberlangsungan sebuah perusahaan di masa-masa yang akan datang.

2. Bagi akademik

Dapat digunakan sebagai bahan pedoman dan pertimbangan sebagai referensi dalam penelitian sejenis pada waktu yang akan datang dan dapat dijadikan sumber bacaan yang dapat menambah wawasan baru sebagai sumber pengetahuan.

(9)

3. Bagi perusahaan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan agar perusahaan mampu meningkatkan kinerja perusahaan dan untuk mencapai tujuan perusahaan dan memperoleh hasil yang diharapkan sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.

Referensi

Dokumen terkait

(2) bentuk- bentuk program kerja ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang berupa kegiatan yang berhubungan dengan sosial masyarakat dan bentuk kegiatan

pengamatan umur 21 dan 28 hst; 2) perlakuan faktor tunggal pemberian dosis pupuk Supernasa Granule dengan 60 kg/ha pada tanaman gambas terjadi pengaruh nyata

10 Karang Baru Selatan 41 Pejeruk Barat 11 Marong Jamak Utara 42 Pejeruk Timur.. 12 Marong Pekarangan 43

Hasil pengujian pada kelima ekstrak metanol jamur yang diperoleh dari tanah persawahan, pekarangan rumah, tepian sungai bengawan solo, tempat pembuangan akhir sampah

Terdapat dua variabel yang secara bersama- sama berpengaruh terhadap perilaku pelayanan kontrasepsi IUD yaitu motivasi bidan dan ketersediaan sumber daya, namun yang

Perumusan Masalah Pengembangan Penelitian Perencanaan Produksi yang lebih baik Hubungan Tingkat Error dengan Total Cost...

62 3004909300 [Obat] (tidak termasuk barang dari pos 30.02,30.05 atau 30.06) terdiri dari produk campuran atau tidak untuk keperluan terapeutik atau profilaktik, disiapkan dalam

Orang tua memiliki tanggung jawab kepada anak-anaknya agar dapat membentuk akhlak terpuji sebagaimana cara lukman yang di abadikan dalam Alquran membentuk anaknya