• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan\BAB IV 2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keterampilan\BAB IV 2003"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam laporan empiris ini akan penulis uraikan beberapa hal yang berkenaan dengan pelaksanaan penelitian baik sebelum penelitian, selama penelitian maupun setelah penelitian. Kegiatan tersebut terbagi atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyajian data.

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini merupakan suatu langkah awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Tanggal 20 Maret 2012 melakukan studi pendahuluan di MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan

2. Tanggal 14 April 2012, proses bimbingan proposal penelitian

3. Tanggal 17 April 2012 pengesahan proposal penelitian oleh Dekan FKIP, pembimbing I dan pembimbing II

4. Tanggal 25 April 2012, memperoleh surat izin penelitian dari LP3M UNIRA

5. Tanggal 26 April 2012 menyerahkan surat izin penelitian ke MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan sekaligus mendapat persetujuan Kepala MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan

B. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap persiapan. Adapun langkah-langkah pada tahap pelaksanaan ini adalah sebagai berikut:

1. Tanggal 1 Mei 2012 melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

(2)

2. Tanggal 8 Mei 2012, tes siklus I.

3. Tanggal 10 Mei 2012 lanjutan dari siklus I.

4. Tanggal 15 Mei 2012 melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II 5. Tanggal 22 Mei 2012, Tes siklus II.

6. Tanggal 24 Mei 2012, Lanjutan dari siklus II sekaligus pelaksanaan pengisian angket oleh siswa

7. Tanggal 26 Mei 2012, mendapatkan surat keterangan bahwa penelitian sudah dilaksanakan dari Kepala MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan.

C. Tahap Penyajian Data

Tahap ini akan disajikan data yang diperoleh selama penelitian berlangsung pada siswa kelas X MA. Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan. Adapun data selengkapnya sebagai berikut :

1. Hasil Tes Siklus I

(3)

a. Hasil tes

Hasil tes menulis karangan cerpen siklus I ini merupakan data awal setelah diberlakukannya tindakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Peneliti terlebih dahulu menyusun silabus mata pelajaran beserta rencana pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Peneliti mengambil materi tentang menulis karangan cerpen. Selain itu, peneliti juga menyusun tes sebagai refleksi pada siklus I.

Data tes ini merupakan data penentu keterampilan menulis karangan cerpen dengan pendekatan konstruktivisme. Peneliti menggunakan panduan lembar penilaian untuk melakukan penilaian tes keterampilan menulis karangan cerpen siswa. Kriteria penialian pada siklus I ini meliputi 1) tema dan amanat, 2) tokoh dan penokohan, dan 3) latar. Masing-masing aspek dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan.

Secara umum, hasil tes keterampilan menulis karangan cerpen dengan pendekatan konstruktivisme pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Hasil Tes Menulis Cerpen Siklus I

No Kategori Nilai F Jumla

h Nilai Persen(%) Rata-rata Nilai 1

2 3 4

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

85-100 75-84 65-74 0-64

1 10 17 11

87 790 1170 676

2,56 25,64 43,59 28,21

2723 = 39 = 69,82 Kategori cukup

(4)

Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis karangan cerpen siswa pada siklus I secara klasikal mencapai nilai rata-rata 69,82 atau berkategori cukup. Nilai rata-rata tersebut belum dapat dikatakan memuaskan karena hasilnya masih minim sekali dan belum mencapai target pencapaian penilaian yang ditetapkan pada siklus I dan siklus II yaitu 75. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 69,82.

Dari 39 siswa, sebanyak 1 siswa atau 2,56% yang meraih predikat sangat baik. Sebanyak 10 siswa atau 25,64% yang memperoleh nilai baik yaitu antara 75-84, selanjutnya terdapat 17 siswa atau 43,59% yang memperoleh nilai cukup baik yaitu antara 65-74. dan 11 siswa atau 28,21% yang memperoleh nilai kurang baik yaitu antara 0-64.

Nilai tes keterampilan menulis karangan cerpen pada siklus I ini merupakan penjumlahan nilai dari ketiga aspek penilaian keterampilan menulis karangan cerpen yang meliputi 1) tema dan amanat, 2) tokoh dan penokohan, 3) latar.

Agar lebih jelas, perincian hasil tes keterampilan menulis karangan cerpen siswa untuk tiap-tiap aspek pada siklus I juga dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen Aspek Tema dan Amanat

(5)

Tabel 4.2

Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Cerpen Aspek Tema dan Amanat

Siklus I

No Kategori Nilai F Jumlah Nilai

Persen

(%) Rata-rata Nilai 1 2 3 4 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

24 - 30 16 - 23 8 - 15

0 - 7 18 16 5 0 449 329 66 0 46,15 % 41,03 % 12,82 % 0% = 844 1170 x

100

= 72,14 (cukup baik)

Jumlah 39 844 100%

Data pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan cerpen aspek tema dan amanat untuk kategori sangat baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 46,11% dengan nilai 85-100. Kategori baik dengan nilai 75-84 berhasil dicapai oleh 16 siswa atau 72,14%. Kategori cukup baik dengan nilai 65-74 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 12,82%. Kategori kurang baik dengan nilai 0-64 tidak seorang siswa mendapatkannya atau sebesar 0%. Jadi nilai rata-rata secara klasikal menulis karangan cerpen aspek tema dan amanat sebesar 72,14 atau berkategori cukup baik, sehingga perlu diperbaiki lagi untuk penelitian selanjutnya, karena belum mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 75.

2. Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen pada Aspek Tokoh dan Penokohan

(6)

Tabel 4.3

Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen Aspek Tokoh dan Penokohan Siklus I

No Kategori Nilai F JumlahNilai Persen(%) Rata-rata Nilai 1

2 3 4

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

24 - 30 16 - 23 8 - 15

0 - 7 17 20 2 0

428 412 30

0

43,59 % 51,28

% 5,13%

0%

= 870 1170 x

100

= 74,35 (cukup baik)

Jumlah 39 870 100%

Data pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan cerpen aspek tokoh dan penokohan untuk kategori sangat baik dicapai oleh 17 siswa atau sebesar 43,59% dengan nilai 85-100. Kategori baik dengan nilai 75-84 dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 51,28%. Kategori cukup baik dengan nilai 65-74 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 5,13%. Untuk kategori kurang baik dengan nilai 0-64 tidak ada atau sebesar 0%. Jadi nilai rata-rata secara klasikal menulis karangan cerpen tokoh dan penokohan sebesar 74,35 atau berkategori cukup baik.

Pada aspek tokoh dan penokohan, nilai 75-84 adalah nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa dan nilai 0-64 adalah nilai yang paling rendah diperoleh oleh siswa. Siswa yang memperoleh nilai tinggi disebabkan karena Penggambaran tokoh dan penokohan sangat jelas yang digunakan siswa dalam mengarang sudah banyak yang benar dan sesuai.

(7)

Hasil penilaian tes keterampilan menulis karangan cerpen pada aspek latar dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen Aspek Latar Siklus I

No Kategori Nilai F JumlahNilai Persen(%) Rata-rata Nilai 1

2 3 4

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

30 - 40 20 - 29 10 - 19 0 - 9

12 27 0 0

381 628 0 0

43,59 % 51,28

% 0% 0%

= 1009 1560 x

100

= 64,68 (cukup baik)

Jumlah 39 1009 100%

Data pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan cerpen aspek latar untuk kategori sangat baik dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 43,59% dengan nilai 85-100. Kategori baik dengan nilai 75-84 dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 51,28%. Kategori cukup baik dan Kategori kurang baik tidak ada yang siswa satupun yang memperolehnya atau 0%. Jadi nilai rata-rata secara klasikal menulis karangan cerpen aspek latar sebesar 64,68 atau berkategori cukup baik, sehingga diperlukan tindakan kelas selanjutnya.

b. Hasil Nontes 1. Hasil Observasi

(8)

ini meliputi perilaku siswa selama mengikuti proses keterampilan menulis dalam pembelajaran menulis cerpen. Dalam penelitian ini ada dua hasil observasi, yaitu hasil observasi kelas dan hasil lembar observasi aktivitas siswa.

Observasi kelas dilakukan selama proses keterampilan menulis dalam pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan konstruktivisme berlangsung. Observasi ini dilakukan mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data selengkap mungkin, untuk mengungkap perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen melalui pendekatan konstruktivisme.

(9)

Gambar 4.1 Kegiatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Penjelasan Guru Siklus I

Aspek pengamatan berikutnya, mengenai keseriusan siswa saat mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru. Sebagian besar siswa terlihat kurang serius saat mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru. Hal ini disebabkan, guru yang mengajar bukan guru yang biasa mengajar mereka melainkan peneliti, sehingga siswa merasa asing. Mengenai ketertarikan siswa pada materi pembelajaran, hanya beberapa siswa yang tertarik pada materi. Selebihnya, siswa kurang tertarik pada materi pembelajaran yang diberikan.

Gambar 4.2 Siswa Mendegarkan dan Memperhatikan Penjelasan Guru Siklus I

(10)

kurang meyakinkan dan siswa lain yang mendengarkan kurang responsif, hal ini karena siswa beranggapan bahwa yang mengajar bukan guru bahasa yang setiapkali mengajar.

Gambar 4.3 Siswa Mempresentasikan Tulisan Cerpen Siklus I

Tabel 4.5

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No. Aspek yang Diobservasi Jumlah Persentase

1 Mencatat 8 80.00%

2 Bertanya 3 30.00%

3 Menjawab 1 10.00%

4 Mengamati 11 110.00%

5 Berdiskusi 4 40.00%

6 Mengemukakan Pendapat 1 10.00%

Jumlah / Rata-rata 27 46,66%

Sumber : Hasil Observasi Siklus I

Dari hasil pengamatan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme siklus I, sebagian besar siswa belum memiliki aktivitas sesuai yang diharapkan karena rata-rata aktivitas belajar siswa masih rendah yaitu 46,66%, sehingga guru perlu memberikan motivasi kepada siswa. Dengan memberikan motivasi diharapkan pada siklus berikutnya ada peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa.

2. Hasil Wawancara

(11)

Wawancara terhadap kepala sekolah :

(1) Bagaimanakah sejarah berdirinya sekolah ini ?

(2) Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum di sekolah ini ? (3) Bagaimanakah pelaksanaan KBM sehari-hari?

(4) Bagaimanakah bentuk monitoring dan evaluasi dalam KBM ? (5) Apakah potensi yang dimiliki sekolah ini ?

Wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia : (1) Bagaimanakah proses KBM sehari-hari ?

(2) Kendala apa saja yang dialami ?

(3) Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut ? (4) Bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa ?

(5)Apakah pernah Mencoba menerapkan pendekatan konstruktivisme?

Wawancara dilakukan diluar jam pelajaran yaitu sebelum pembelajaran dimulai peneliti mewawancarai kepala sekolah dan guru mata pelajaran bahasa indonesia hal ini dilakukan sebagai penguat jawaban terhadap permasalahan seberapa besar peningkatan keterampilan menulis siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen melalui pendekatan konstruktivisme.

Dari kedua guru menjawab bahwa pendekatan konstruktivisme belum pernah dilaksanakan karena terkait dengan kurangnya keaktivan siswa dalam menulis sangatlah kurang. Sebelumnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia telah mengajarkan pembelajaran menulis cerpen yang diajarkan di sekolah-sekolah selama ini menggunakan metode konvensional hasilnya siswa tetap kurang aktif dalam menulis.

(12)

Pengisian angket dilakukan oleh seluruh siswa kelas X sebagai sumber data. Pengisian angket dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran melalui pembelajaran GI. Tujuan diadakan angket yaitu untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, guna memperbaiki pembelajaran selanjutnya agar hasil yang diperoleh lebih optimal, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Menulis cerpen dengan Pendekatan Konstruktivisme (Siklus I)

No Pernyataan SS S KS TS

F % F % F % F %

1 Saya senang belajar menulis cerpen

menggunakan pendekatan konstruktivisme

8 20,52 9 23,07 11 28,21 11 28,21

2 Pembelajaran menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme yang saya ikuti menarik.

9 23,0 7 6 15,3 8 13 33,3 3 11 28,2 1 3 Belajar dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme,

memotivasi saya untuk menulis cerpen.

9 23,0 7 6 15,3 8 8 20,5 2 1 6 41,0 3

4 Saya merasa mudah dan terbantu dalam menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme 9 23,0 7 6 15,3 8 8 20,5 2 1 6 41,0 3 5 Pembelajaran menulis

cerpen dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme dapat membantu saya dalam menuangkan ide dan gagasan tentang tokoh dan penokohan 6 15,3 8 10 25,6 4 5 12,8 2 1 8 46,1 5

6 Pembelajaran menulis cerpen dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat membantu saya

menentukan latar dalam

(13)

membuat cerpen 7 Saya lebih senang

pembelajaran seperti ini daripada pembelajaran biasa.

8 20,5

2 9

23,0 7 11

28,2 1 11

28,2 1

Dari jumlah siswa yang memilih SS, S, KS, dan TS pada setiap aspek angket. Pada aspek pertama yang berisi pernyataan " Saya senang belajar menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme", ada 8 siswa atau sebesar 20,52% dari keseluruhan jumlah siswa yang memilih SS (Sangat Setuju), 9 siswa atau sebesar 23,07% memilih S (Setuju), 11 siswa atau sebesar 28,21% memilih KS (Kurang Setuju), dan 11 siswa atau sebesar 28.21% memilih TS (Tidak Setuju). Hal ini berarti masih ada siswa yang tidak setuju dengan cara guru menerangkan tentang menulis cerpen. Oleh karena itu, pada siklus II nanti guru harus berusaha mengatasi kesulitan tersebut, sehingga semua siswa dapat mendengar isi yang disampaikan.

Aspek yang kedua yaitu " Pembelajaran menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme yang saya ikuti menarik". Aspek ini diperoleh 9 siswa atau sebesar 23,07% memilih SS (Sangat Setuju), 6 siswa atau sebesar 15,38% memilih S (Setuju), 13 siswa atau sebesar 33,33% memilih KS (Kurang Setuju), dan 11 siswa atau sebesar 28,21% memilih TS (Tidak Setuju). Hal ini berarti setengah lebih siswa kelas VII-B kurang menyukai isi wawancara, sisanya menyukai.

(14)

Aspek ini diperoleh 9 siswa atau sebesar 23,07% dari keseluruhan jumlah siswa memilih SS (Sangat Setuju), 6 siswa atau sebesar 15,38% memilih S (Setuju), 8 siswa atau sebesar 20,52% memilih KS (Kurang Setuju), dan siswa yang memilih TS 16 siswa atau 41,03%).

Aspek yang keempat berisi, ” Saya merasa mudah dan terbantu dalam menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme". Aspek ini diperoleh 9 siswa atau sebesar 23,07% dari keseluruhan jumlah siswa memilih SS (Sangat Setuju), 6 siswa atau sebesar 15,38% memilih S (Setuju), 8 siswa atau sebesar 20,52% memilih KS (Kurang Setuju), dan siswa yang memilih TS 16 siswa atau 41,03%).

Aspek yang kelima yaitu, " Pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat membantu saya dalam menuangkan ide dan gagasan tentang tokoh dan penokohan". Pada aspek ini diperoleh 6 siswa atau sebesar 15,38% dari keseluruhan jumlah siswa memilih SS (Sangat Setuju), 10 siswa atau sebesar 25,64% memilih S (Setuju), 5 siswa atau sebesar 12,82% memilih KS (Kurang Setuju), dan 18 siswa atau sebesar 46,15% memilih TS (Tidak Setuju).

(15)

(Setuju), 12 siswa atau sebesar 30,77% memilih KS (Kurang Setuju), dan 12 siswa atau sebesar 30,77% memilih TS (Tidak Setuju).

Aspek yang terakhir ketujuh yaitu berisi, " Saya lebih senang pembelajaran seperti ini daripada pembelajaran biasa". Pada aspek ini, diperoleh 8 siswa atau sebesar 23,07% memilih ST (Sangat Setuju), 9 siswa atau sebesar 23,07% memilih S (Setuju), 11 siswa atau sebesar 28,21% memilih KS (Kurang Setuju), dan 11 siswa atau sebesar 28,21% memilih TS (Tidak Setuju).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, respon siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik pendekatan konstruktivisme sangatlah baik dan dapat mendorong siswa dalam melakukan pembelajaran. Dengan adanya perubahan metode yang dilakukan guru terhadap sebuah pembelajaran, tentu dapat mengubah gaya belajar siswa serta memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.

Refleksi Siklus I

(16)

begitu dikuasai. Hal ini disebabkan juga karena siswa masih jarang berlatih menulis cerpen, sehingga pengetahuan mengenai materi menulis cerpen tersebut kurang dikuasai.

Pada data nontes siklus I yang berupa observasi dapat diketahui bahwa siswa senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui pendekatan konstruktivisme. Namun demikian, pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang berperilaku negatif selama pembelajaran berlangsung. Mereka ada yang masih ramai sendiri, melamun, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, masih banyak siswa yang bersikap pasif. Mereka malu dan takut menanggapi. Mereka mau menanggapi kalau ditunjuk saja. Sedangkan data angket tentang respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme sebagian besar siswa kurang setuju dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme.

2. Hasil Penelitian Siklus II a. Hasil tes

(17)

Data tes ini merupakan data penentu keterampilan menulis karangan cerpen dengan pendekatan konstruktivisme. Peneliti menggunakan panduan lembar penilaian untuk melakukan penilaian tes keterampilan menulis karangan cerpen siswa. Kriteria penilaian pada siklus I ini meliputi 1) tema dan amanat, 2) tokoh dan penokohan, dan 3) latar. Masing-masing aspek dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan.

Secara umum, hasil tes keterampilan menulis karangan cerpen dengan pendekatan konstruktivisme pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Hasil Tes Menulis Cerpen Siklus II

No Kategori Nilai F Jumla

h Nilai Persen (%) Rata-rata Nilai 1 2 3 4 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 85-100 75-84 65-74 0-64 10 27 2 0 855 2092 140 0 25,64 69,23 5,13 0 3087 = 39 = 79,15 Kategori baik

Jumlah 39 3087 100

Data pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis karangan cerpen siswa pada siklus I secara klasikal mencapai nilai rata 79,15 atau berkategori baik. Nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan memuaskan karena hasilnya telah mencapai target pencapaian penilaian yang ditetapkan.

(18)

antara 65-74, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai kurang baik atau 0%.

Nilai tes keterampilan menulis karangan cerpen pada siklus I ini merupakan penjumlahan nilai dari ketiga aspek penilaian keterampilan menulis karangan cerpen yang meliputi 1) tema dan amanat, 2) tokoh dan penokohan, 3) latar.

Agar lebih jelas, perincian hasil tes keterampilan menulis karangan cerpen siswa untuk tiap-tiap aspek pada siklus I juga dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen Aspek Tema dan Amanat

Hasil penilaian tes keterampilan menulis karangan cerpen aspek penilaian tema dan amanat dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.

Tabel 4.8

Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Cerpen Aspek Tema dan Amanat Siklus II

No Kategori Nilai F Jumlah Nilai

Persen

(%) Rata-rata Nilai 1 2 3 4 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

24 - 30 16 - 23 8 - 15

0 - 7 29 10 0 0 740 200 0 0 74,36 % 25,64 % 0% 0% = 940 1170 x

100

= 80,34 (baik)

Jumlah 39 940 100%

(19)

kurang baik dengan nilai 0-64 tidak seorang siswa mendapatkannya atau sebesar 0%. Jadi nilai rata-rata secara klasikal menulis karangan cerpen aspek tema dan amanat sebesar 80,34 atau berkategori baik, sehingga tidak perlu diperbaiki lagi untuk penelitian selanjutnya, karena sudah mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 75.

2. Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen pada Aspek Tokoh dan Penokohan

Hasil penilaian tes keterampilan menulis karangan cerpen pada aspek tokoh dan penokohan dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9

Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen Aspek Tokoh dan Penokohan Siklus II

No Kategori Nilai F Jumlah Nilai

Persen

(%) Rata-rata Nilai 1 2 3 4 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

24 - 30 16 - 23 8 - 15

0 - 7 37 2 0 0 950 40 0 0 94,87 % 5,13% 0% 0% = 990 1170 x

100

= 84,16 (kategori baik)

Jumlah 39 990 100%

(20)

3. Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Cerpen pada Aspek Latar Hasil penilaian tes keterampilan menulis karangan cerpen pada aspek latar dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.10

Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen Aspek Latar Siklus II

No Kategori Nilai F Jumlah Nilai

Persen

(%) Rata-rata Nilai 1 2 3 4 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

30 - 40 20 - 29 10 - 19 0 - 9

27 12 0 0 857 300 0 0 66,67 % 33,33 % 0% 0% = 1157 1560 x

100

= 74,17 (cukup baik)

Jumlah 39 1157 100%

Data pada tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan cerpen aspek latar untuk kategori sangat baik dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 66,67% dengan nilai 85-100. Kategori baik dengan nilai 75-84 dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 33,33%. Kategori cukup baik dan Kategori kurang baik tidak ada yang memperolehnya atau 0%. Jadi nilai rata-rata secara klasikal menulis karangan cerpen aspek latar sebesar 74,17.

b. Hasil Nontes 1. Hasil Observasi

(21)

ini meliputi perilaku siswa selama mengikuti proses keterampilan menulis dalam pembelajaran menulis cerpen.

Observasi kelas dilakukan selama proses keterampilan menulis dalam pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan konstruktivisme berlangsung. Observasi ini dilakukan mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data selengkap mungkin, untuk mengungkap perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen melalui pendekatan konstruktivisme.

Dalam siklus II ini, seluruh perilaku siswa selama proses pembelajaran menulis cerpen terdeskripsi melalui observasi. Dari observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis cerpen sudah baik. Saat kegiatan keterampilan menulis cerpen, terlihat siswa semangat dan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru, siswa serius dalam memperhatikan penjelasan/pertanyaan dari guru, siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diajarkan, Siswa membuat catatan mengenai hal-hal yang penting. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar 4.4 Siswa Mendegarkan dan Memperhatikan Penjelasan Guru Siklus II

(22)

diberikan guru, adanya saling interaksi antara siswa satu dengan yang lainnya dalam mengerjakan tugas dari guru, dan Siswa memperhatikan hasil cerpennya dengan memperhatikan isi tema dan amanat, tokoh dan penokohan, dan latar.

Gambar 4.5 Kegiatan keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Menulis cerpen Siklus II

Kegiatan selanjutanya mempresentasikan hasil tulisan cerpen. Salah satu penampilan siswa saat membacakan cerpen dan presentasi hasil diskusi yang terlihat lancar, tidak grogi atau malu dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini.

Gambar 4.10

Kegiatan Siswa Mempresentasikan Hasil Menulis cerpen Siklus II

Tabel 4.11

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No. Aspek yang Diobservasi Jumlah Persentase

1 Mencatat 12 120.00%

2 Bertanya 2 20.00%

3 Menjawab 2 20.00%

4 Mengamati 27 270.00%

5 Berdiskusi 7 70.00%

6 Mengemukakan Pendapat 1 10.00%

Jumlah / Rata-rata 51 85,0%

Sumber : Hasil Observasi Siklus II

(23)

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Dengan pendekatan konstruktivisme, sebagian siswa sudah memiliki aktivitas sesuai yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 85,0%. Meskipun demikian, masih diperlukan lagi motivasi agar siswa sedapat mungkin 100% aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Wawancara

Pada Siklus II sasaran wawancara terhadap kepala sekolah dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Wawancara ini mencakup 2 pertanyaan bagi kepala sekolah maupun guru mata pelajaran yakni: Wawancara terhadap kepala sekolah :

(1) Bagaimanakah menurut anda pelaksanaan KBM peneliti ?

(2) Apakah anda akan memotivasi guru untuk menerapkan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar khususnya dibidang studi Bahasa Indonesia?

Wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa indonesia : (1) Bagaimanakah menurut anda setelah peneliti menerapkan

pendektan konstruktivisme dalam proses belajar mengajar siswa? (2) Apakah anda akan menerapkan pendekatan konstruktivisme

dengan mengajak siswa untuk gemar menulis khususnya menulis cerpen ?

(24)

Dari kedua guru menjawab bahwa pendekatan konstruktivisme sangat membantu siswa dalam menuangkan ied/gagasan yang mereka miliki ke dalam cerpen sehingga sangat terbantu dalam membuat cerpen. Dengan mengunakan pendekatan konstruktivisme sisw lebih aktif dalam menulis khususnya menulis cerpen, antusias bertanya dan mencari ide-ide baru. Siswa sudah bisa memahami tema dan memilih judul yang mereka sukai dengan adanya pengalaman mereka masing-masing. Sehingga kepala sekolah dan guru bidang studi merasa senang dengan adanya pendekatan konstruktivisme siswa mengalami peningkatan menulis.

2. Hasil Angket

Pengisian angket dilakukan oleh seluruh siswa kelas X sebagai sumber data. Pengisian angket dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme. Tujuan diadakan angket yaitu untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, guna memperbaiki pembelajaran selanjutnya agar hasil yang diperoleh lebih optimal, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Menulis cerpendengan Pendekatan Konstruktivisme (Siklus II)

No Pernyataan SS S KS TS

F % F % F % F %

1 Saya senang belajar menulis cerpen

menggunakan pendekatan konstruktivisme

32 82,1

5 7

17,9

5 0 0 0 0

2 Pembelajaran menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme

28 71,2 9

11 28,2 1

(25)

yang saya ikuti menarik. 3 Belajar dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme,

memotivasi saya untuk menulis cerpen.

27 69,23 12 30,77 0 0 0 0

4 Saya merasa mudah dan terbantu dalam menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme

26 66,66 13 33,34 0 0 0 0

5 Pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme dapat membantu saya dalam menuangkan ide dan gagasan tentang tokoh dan penokohan

29 74,3

6 10

25,6

4 0 0 0 0

6 Pembelajaran menulis cerpe n dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat membantu saya menentukan latar dalam membuat cerpen

31 79,4

8 8

20,5

2 0 0 0 0

7 Saya lebih senang pembelajaran seperti ini daripada pembelajaran biasa.

30 76,93 9 23,07 0 0 0 0

Dari jumlah siswa yang memilih SS, S, KS, dan TS pada setiap aspek angket. Pada aspek pertama yang berisi pernyataan " Saya senang belajar menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme", ada 32 siswa atau sebesar 82,15% dari keseluruhan jumlah siswa yang memilih SS (Sangat Setuju), 7 siswa atau sebesar 17,95% memilih S (Setuju), sedangkan siswa yang memilih memilih KS (Kurang Setuju) dan memilih TS (Tidak Setuju) tidak ada atau 0%.

(26)

Aspek ini diperoleh 28 siswa atau sebesar 71,29% memilih SS (Sangat Setuju), 11 siswa atau sebesar 28,21% memilih S (Setuju), sedangkan siswa yang memilih memilih KS (Kurang Setuju) dan memilih TS (Tidak Setuju) tidak ada atau 0%.

Aspek yang ketiga berisi, ”Belajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, memotivasi saya untuk menulis cerpen". Aspek ini diperoleh 27 siswa atau sebesar 69,23% dari keseluruhan jumlah siswa memilih SS (Sangat Setuju), 12 siswa atau sebesar 30,77% memilih S (Setuju), sedangkan siswa yang memilih memilih KS (Kurang Setuju) dan memilih TS (Tidak Setuju) tidak ada atau 0%.

Aspek yang keempat berisi, ”Saya merasa mudah dan terbantu dalam menulis cerpen menggunakan pendekatan konstruktivisme". Aspek ini diperoleh 26 siswa atau sebesar 66,66% dari keseluruhan jumlah siswa memilih SS (Sangat Setuju), 13 siswa atau sebesar 33,34% memilih S (Setuju), sedangkan siswa yang memilih memilih KS (Kurang Setuju) dan memilih TS (Tidak Setuju) tidak ada atau 0%.

(27)

memilih memilih KS (Kurang Setuju) dan memilih TS (Tidak Setuju) tidak ada atau 0%.

Aspek yang keenam berisi, ”Pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat membantu saya menentukan latar dalam membuat cerpen ". Pada aspek ini diperoleh 31 siswa atau sebesar 79,48% dari keseluruhan jumlah siswa memilih SS (Sangat Setuju), 8 siswa atau sebesar 20,52% memilih S (Setuju), sedangkan siswa yang memilih memilih KS (Kurang Setuju) dan memilih TS (Tidak Setuju) tidak ada atau 0%.

Aspek yang terakhir ketujuh yaitu berisi, "Saya lebih senang pembelajaran seperti ini daripada pembelajaran biasa". Pada aspek ini, diperoleh 30 siswa atau sebesar 76,93% memilih ST (Sangat Setuju), 9 siswa atau sebesar 23,07% memilih S (Setuju), sedangkan siswa yang memilih memilih KS (Kurang Setuju) dan memilih TS (Tidak Setuju) tidak ada atau 0%.

(28)

Refleksi Siklus II

Hasil tes menulis cerpen siklus II mencapai rata-rata 79,15 atau berkategori cukup baik. Peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan karena siswa sudah memahami materi menulis cerpen. Siswa sudah mengetahui cara menulis cerpen yang benar. Aspek tema dan amanat, aspek tokoh dan penokohan, dan aspek latar belum begitu dikuasai. Hal ini disebabkan juga karena siswa berlatih menulis cerpen, sehingga pengetahuan mengenai materi menulis cerpen tersebut kurang dikuasai.

(29)

Gambar

Tabel 4.1Hasil Tes Menulis Cerpen Siklus I
Tabel 4.2
Tabel 4.3Hasil Tes Menulis Karangan Cerpen Aspek Tokoh dan Penokohan
Tabel 4.5Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XII SMA NEGERI 24 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Pengaruh Konsentrasi Organoclay Pada Pendispersian Lapisan silikat Nanokomposit Polipropilen – Organoclay Dengan Compatibilizer PP-g-MA, Thesis Program Pasca sarjana,

(1) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk berwenang melakukan pemeriksaan u n t u k menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan

LIST ALAT SAMPLING YANG

lingkungan juga termasuk salah satu hal yang berpotensi besar untuk merusak tatanan keamanan suatu negara dan jelas sangat membahayakan keamanan negara tersebut serta

Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan tidak akan terlepas dari adanya kebijakan pemerintah yang mampu mengatur disiplin perusahaan hutan, perkebunan negara, dan

nilai delta (δ) maka panjang pilot yang dibutuhkan untuk mencapai konvergensi tidak banyak dan pengaruh terhadap besar error (%) akan semakin kecil. Sehingga,