• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Kabut Asap terhadap keamana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Permasalahan Kabut Asap terhadap keamana"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Permasalahan Kabut Asap terhadap keamanan negara Indonesia dan regional ASEAN

“Potensi konflik yang terjadi antar negara akan timbul dari adanya penurunan kualitas lingkungan (degradasi lingkungan) yang diakibatkan oleh pihak lain maupun diri sendiri yang mengganggu keamanan negara atau stabilitas politik” – Lorraine Elliot (What is Environmental

Security ? A Conceptual Overview)1

Quote dari seorang Lorraine Elliot menjadi pembuka dalam kasus permasalahan kabut asap yang terjadi di Indonesia dan kawasan regional ASEAN. Sangat jelas, hal ini

mengidentifikasikan tentang betapa sangat sensitifnya isu lingkungan dan bencana alam apabila sudah mengganggu stabilitas keamanan nasional suatu negara.

Jalur Khatulistiwa yang membentang diantara negara-negara ASEAN menyebabkan sebagian wilayah ASEAN didominasi oleh luasnya kekayaan hutan yang luar biasa dalam lingkup ASEAN2 sehingga akan menimbulkan potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan oleh negara-negara tersebut agar mengelola sumber daya kehutanan sebagai mesin ekonomi penariknya dengan pengelolaan yang baik dan benar.

Namun, permasalahan yang timbul akibat dari terbukanya potensi yang sangat besar dari keadaan hutan-hutan yang tersebut yaitu: Eksploitasi besar-besaran dan penutupan sebagian hutan untuk membuka kawasan perumahan untuk masyarakat dengan cara penebangan dan pembakaran hutan, sehingga mengakibatkan rusaknya keseimbangan yang telah ada dalam ekosistem hutan.

Dalam hal ini, kabut asap merupakan awal dari permasalahan Indirect yang termasuk kedalam

1 Lorraine Elliot “What Is Enviromental Security? a Conceptual Overview” (Macmillan,London, 1998), chapter 1. Mengutip dari Alan Dupont, The Environmetal Security, What Are The

Linkages? (Canberra.1998), Hlm 8-9

(2)

salah satu bencana alam yang dapat mengakibatkan kerawanan terhadap keamanan negara, dalam hal ini saya membahas tentang negara Indonesia dan dampaknya terhadap regional ASEAN.

Kabut Asap merupakan hasil yang didapatkan oleh pembakaran hutan secara besar-besaran baik yang terjadi secara alamiah/tidak sengaja: musim kemarau panjang, maupun secara sengaja melalui penutupan lahan oleh manusia dengan cara dibakar. Selain hal tersebut, kabut asap3 merupakan salah satu bentuk ancaman paling terlihat nyata terhadap keadaan stabilitas keamanan dan menimbulkan kerugian yang besar di wilayah Asia Tenggara. Mengapa menjadi ancaman paling nyata terhadap stabilitas keamanan suatu negara ? Karena, permasalahan kabut asap ini akan menimbulkan konflik dan perselisihan diantara Indonesia dan negara tetangga yang dilewati oleh asap ini juga yaitu Malaysia dan Singapura. Permasalahan kabut asap ini bukan hanya menggangu penglihatan saja namun juga meganggu kesehatan masyarakat yang dilewati oleh Kabut Asap tersebut, serta merugikan kegiatan perekonomian yang berlangsung

didalamnya4. Sehingga dengan berbagai aspek tersebut jelas sangat menggangu keamanan negara khususnya Indonesia yang bisa saja akibat dari kabut asap yang datang ke negara Malaysia dan Singapura. Siapa yang tahu kalau akibat dari Asap ini bisa menimbulkan perang ? Ini sangat mungkin terjadi walau kecil peluangnya. Lalu dengan adanya kabut asap, siapa yang bisa memastikan wilayah Indonesia aman ? Justru, kehadiran kabut asap ini juga bisa mengganggu wilayah perbatasan kita yang bisa dimasuki oleh warga negara asing, diakibatkan oleh

terhalangnya jarak pandang yang terjadi disana.

Melihat hal tersebut, ASEAN sebagai badan yang menaungi semua aspek termasuk keamanan dan lingkungan membuat suatu forum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu forum ASEAN Ministerial Steering Committee on Transboundary Haze Pollution atau yang juga biasanya lebih dikenal oleh ASEAN Transboundary Haze Pollution (ATHP) dimana

3 Kabut Asap yang terjadi dari wilayah Indonesia datang dari Provinsi Riau dan Jambi yang memiliki titik api paling besar di Sumatera dan Kalimantan Tengah dengan 1.041 Titik Api berdasarkan situs geospasial.bnpb.go.id/monitoring/hotspot/ dan pergerakan angin yang cukup kuat membuat asap tersebut masuk kedalam kawasan Malaysia dan Singapura.

4 Malaysian Country Report: Haze Episode in Malaysia yang disampaikan dalam pertemuan ke-3 ASOEN- Task Force on Transboundary Haze Pollution di Kuala Lumpur 1997

(3)

menghasilkan perjanjian dan kerjasama diantara negara ASEAN dan telah ditandatangi sebagai komitmen bersama5.

Selain perjanjian tersebut, untuk menyukseskan agenda ASEAN Community 2015, ASEAN juga mencantumkan masalah environmental didalam ASEAN Community Socio-Cultural (ACSC) blueprint6 yang akan menjadi pacuan negara-negara ASEAN untuk menjaga lingkungan dan pelestariannya.

Dari uraian yang telah disampaikan diatas, sangat terlihat bagaimana bencana alam dari

lingkungan juga termasuk salah satu hal yang berpotensi besar untuk merusak tatanan keamanan suatu negara dan jelas sangat membahayakan keamanan negara tersebut serta wilayah

regionalnya, sebagai contoh nyata: Kabut Asap di Indonesia. Ancaman keamanan yang akan timbul dari kabut Asap tersebut adalah Penyelundupan manusia, Terorisme, Konflik antar negara, bahkan bisa menimbulkan perperangan diantara negara-negara tersebut. Pada aspek regional ASEAN, kabut asap tersebut bisa menyebabkan pergesekan anggota bahkan perpecahan didalamnya sehingga dilakukan upaya untuk mendamaikannya.

Hal yang biasanya dianggap remeh seperti Kabut Asap saja mampu membuat keamanan negara menjadi terganggu. Jadi jangan pernah untuk meremehkan hal-hal kecil yang justru bisa

membuat keamanan dan hubungan antar-negara menjadi rusak.

5 Ratifikasi yang sudah dimulai sejak 25 November 2003 dengan Malaysia sebagai negara pertama yang menandatangani Perjanjian Masalah Asap dikarenakan Malaysia yang sangat berpotensi besar menjadi korban Kabut Asap. Indonesia sendiri menjadi negara terakhir yang meratifikasi perjanjian ATHP pada tanggal 16 September 2014 dengan berbagai macam pertimbangan yang telah dilakukan selama +11 Tahun

6 Misi utama yang ingin dicapai oleh pembentukan ASEAN Community 2015 adalah

Referensi

Dokumen terkait

37 Tingginya persentase serangan di dataran rendah maupun tinggi diduga karena letak galur G4 di dataran rendah dan G7 di dataran tinggi berada di bagian tepi pada

Peternak lebih mengerti tentang penyediaan pakan untuk musim kemarau karena dengan adanya program pelatihan pembuatan pakan hijauan fermentasi (silase) yang oleh

Jika sebelum menjabat Pembantu Dekan tugas saya adalah sebagai ketua pelaksana kegiatan perdana Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara (dalam

Hal ini tercermin dari isi puisi secara keseluruhan yang diindikasikan adanya adab dalam berdoa. Pada bait pertama puisi, penyair mengungkapkan seorang hamba yang

Dalam penelitian ini akan dicari dosis dan lama inkubasi pupuk kandang yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas tanah pasir pantai sehingga dapat menunjukkan

(2) Jika Daya Tampung atau Kuota Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tersedia, Dinas menempatkan Calon Peserta Didik baru jalur afirmasi ke Sekolah dalam

oleh tunika muskularis yang terdiri dari otot polos melingkar di bagian dalam dan otot polos longitudinal di bagian luar (Dellmann dan Eurell 1998). Tunika muskularis dibungkus

Adaptasi penglihatan pada hewan nokturnal khususnya terjadi di retina matanya, karena retina merupakan bagian dari mata yang berperan dalam melihat warna.. Dari