PERSEPSI AKADEMISI TERHADAP DECISION USEFULNESS
DAN UNDERSTANDABILITY LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
Christien Natalia
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Marwata
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
marwata@staff.uksw.edu
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi akademisi terhadap kegunaan dan dapat dipahaminya laporan keuangan berbasis akrual yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus di Kota Salatiga, penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan sejauh mana laporan-laporan keuangan pemerintah daerah berbasis akrual memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang utama yaitu berguna dalam pembuatan keputusan (decision usefulness) dan keterpahaman oleh para pengguna (understandability).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan dan menganalisis persepsi, pemikiran dan pemahaman para anggota akademisi sebagai pihak pengguna eksternal laporan keuangan pemerintah daerah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey dengan alat atau instrumen kuesioner dan wawancara dengan instrumen peneliti sendiri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan berbasis akrual yang disajikan oleh Pemkot Salatiga cukup mudah dipahami. Namun, laporan-laporan keuangan berbasis akrual kurang dapat berguna dalam pengambilan keputusan.
Kata kunci : Laporan keuangan pemerintah daerah, Kegunaan, Keterpahaman, Akademisi, Persepsi.
PENDAHULUAN
Akuntansi pemerintahan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak perubahan-perubahan yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki praktik pelaporan keuangan baik lembaga atau instasi pemerintah pusat maupun daerah sebagai salah satu cara untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Salah satu perkembangan dan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah adalah adopsi praktik akuntansi sektor swasta oleh organisasi pemerintahan yaitu adopsi akuntansi berbasis akrual pada laporan keuangan yang disajikan Pemerintah. Akuntansi basis akrual menuntut adanya pembuatan laporan keuangan baru di lembaga pemerintahan diluar laporan tradisional seperti laporan realisasi anggaran dan laporan realisasi pendapatan dan belanja.
2005 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa lembaga pemerintahan wajib menggunakan basis akuntansi cash towards accrual, untuk menghasilkan neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, laporan kinerja keuangan dan laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan. Ketentuan tersebut diperbarui dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang antara lain menyatakan bahwa lembaga pemerintahan wajib mengadopsi basis akuntansi accrual untuk menghasilkan laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, laporan perubahan SAL, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan, paling lambat tahun 2014.
Respon lembaga pemerintahan terhadap penerbitan PP 71/2010 beragam. Beberapa lembaga pemerintahan sudah bergerak cepat dengan menyajikan sebagian laporan yag dipersyaratkan oleh PP 71 Tahun 2010. Salah satunya adalah Pemerintah kota (Pemkot) Salatiga. Pemkot Salatiga pada tahun 2011 sudah menghasilkan Laporan Keuangan berbasis akrual berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja.
Secara umum, tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu entitas yang akan berguna dalam pembuatan keputusan. Agar memenuhi tujuannya, laporan keuangan harus memiliki sejumlah karakteristik tertentu yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu decision-specif qualities dan user-specific qualities.
Munculnya laporan-laporan baru Pemerintah daerah tersebut menimbulkan pertanyaan sejauh mana laporan-laporan baru tersebut memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang utama yaitu berguna dalam pembuatan keputusan (decision usefulness) dan keterpahaman oleh para pengguna (understandability).
Penelitian mengenai decision usefulness dan understandability laporan-laporan jenis baru di sektor pemerintahan tersebut sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Kober, Ralph.,Lee, Janet.,dan Ng, Juliana, (2010) meneliti kegunaan dan keterpahaman laporan keuangan berbasis akrual pada Pemerintah Australia dengan melakukan survey terhadap pengguna internal maupun eksternal laporan keuangan pemerintah. Hasil penelitian Kober,dkk (2010) menunjukkan bahwa untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah, akuntansi berbasis kas dianggap tidak lagi memadai untuk lembaga pemerintah, basis kas tidak dianggap berguna untuk sebagian besar situasi keputusan. Dalam hal ini laporan akuntansi akrual dinilai lebih dipahami dan berguna oleh para pengguna laporan keuangan sektor publik di Australia. Penelitian ini menggunakkan metode kualitatif dengan menyebarkan kuesioner pada pengguna laporan keuangan sektor publik baik pengguna eksternal maupun pengguna internal. Di dalam kuesioner yang disebarkan oleh Kober terdapat 2 bagian yang ditanyakan. Bagian pertama menanyakan mengenai identitas responden dan bagian yang kedua dibagi lagi menjadi dua pertanyaan. Pertanyaan pertama meminta responden untuk menilai usefulness dari 12 konteks keputusan dilihat dari sistem akuntansi yang berbeda sedangkan pertanyaan kedua meminta responden untuk menilai pernyataan mengenai understandability dari laporan keuangan dilihat dari sistem akuntansi yang berbeda.
Penelitan seperti yang dilakukan oleh Kober, dkk (2010) dan Deaconu,dkk (2011) sampai saat ini belum ada di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan agar diketahui persepsi pengguna di Indonesia mengenai karakteristik kualitatif utama dari berbagai laporan keuangan Pemerintah yang baru yaitu usefulness dan understandability.
Ada banyak pihak yang terkait dengan laporan keuangan sektor pemerintah. Salah satunya adalah akademisi selaku pengguna laporan keuangan eksternal sekaligus sebagai ahli. Akademisi perlu digali pandangannya karena beberapa alasan.
yaitu akademisi adalah kelompok masyarakat yang berpendidikan baik dan berpikiran kritis, akademisi memiliki kapasitas intelektual untuk mengomentari perkembangan dalam masyarakat serta akademisi merupakan kelompok masyarakat yang berperan penting dalam pengembangan dan penyebarluasan praktik akuntansi dan pelaporan keuangan yang baru dalam suatu masyarakat, khususnya akademisi dalam bidang akuntansi. Akademisi dalam penelitian ini adalah akademisi yang bekerja di Universitas Kristen Satya Wacana dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “AMA” Salatiga.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai persepsi akademisi terhadap decision usefulness dan understandability laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga.
1.
TELAAH TEORITIS
2.1
Laporan Keuangan Pemerintah
Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24, 2005).
Menurut PP No. 71 2010, pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
1.
Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban dan ekuitas dana pemerintah;
2.
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah;
3.
Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
4.
Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggarannya;
5.
Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kas nya;
6.
Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintah;
Komponen laporan keuangan menurut PP No. 71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Laporan Realisasi Aggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD dengan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos saldo anggaran lebih awal, penggunaan saldo anggaran lebih, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan, koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain, dan saldo anggaran lebih akhir.
3. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
4. Laporan Operasional (LO)
Laporan operasional ini bermanfaat untuk menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan, dan penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Struktur laporan keuangan terdiri dari pendapatan operasional, beban, surplus/defisit dari operasi, kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit laporan operasi.
5. Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris (penerimaan atau pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan).
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya ekuitas awal, surplus/defisit laporan operasional, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir.
7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)
2.2
Usefulness
dan
Understandability
Laporan keuangan bagi para
pengguna
Laporan keuangan yang ada pada pemerintahan daerah sekarang tidak
hanya digunakan sebagai alat pertanggungjawaban dan pencatatan saja,
namun juga dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan. Karena itu
pemerintah perlu untuk memperhatikan kualitas dari laporan keuangan
tersebut.
Financial Accounting Standard Board (FASB)
dalam
Concept
Statement No. 2
menyebutkan karakteristik-karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi yang memisahkan informasi yang berguna dari yang
tidak begitu berguna untuk tujuan pengambilan keputusan. Dimana menurut
Ghozali dkk (2007) kegunaan
(usefulness)
bagi pengambilan keputusan
dipandang sebagai kualitas informasi yang paling penting, tapi informasi
akan berguna dan terdapat manfaat jika para pengguna laporan keuangan
memahami
(understandability)
laporan keuangan itu.
Informasi barulah dikatakan berguna jika informasi dari laporan
keuangan mempunyai dua kualitas primer yang terhubung dengan tiga
kualitas lainnya yaitu, pertama dikatakan relevan. Relevan merupakan
kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer
atau pemakai laporan lainnya, sehingga keberadaan informasi tersebut
mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau
konsekuensi dari tindakan yang diambil. Informasi dapat dikatakan relevan
jika dapat mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang dan masa akan
datang
(predictive value)
dan menegaskan atau memperbaiki harapan yang
dibuat sebelumnya dan juga harus tepat waktu
(timeliness)
(IAI, 2002)
Selain relevan, informasi barulah dikatakan berguna jika juga memiliki
kualitas primer andal
(reliable),
dimana para pemakai informasi sangat
tergantung dengan kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan bagi
setiap pemakai laporan keuangan juga berbeda-beda tergantung dari
pemahaman
(understandability)
mereka terhadap aturan-aturan dalam
menyajikan informasi. Keandalan memiliki tiga hal yaitu ketika dapat diuji
kebenarannya
(verifiable),
dapat menggambarkan keadaan secara wajar
sesuai peristiwa
(representational faithfulness)
dan juga netral
(neutrality).
Setelah kedua kualitas primer ini, ada juga yang dapat menambah kegunaan
(usefulness)
dari laporan keuangan yaitu dapat dibandingkan dan konsisten
Sumber: SFAC No.2 (FASB 1980) dalam Scott (2009)
Menurut SAK No.1 (2007) kualitas penting yang terkandung dalam
laporan keuangan selain kegunaan
(usefulness)
adalah kemudahannya untuk
dipahami
(understandability)
oleh para pemakainya. Untuk tujuan ini
pemakai diasumsikan mempunyai kemampuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis serta memiliki kemauan untuk mempelajari
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Informasi kompleks
yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat tidak
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit
untuk dipahami pemakai tertentu. Laporan keuangan
understandability
bukan berarti laporan keuangan harus dibuat seringkas mungkin supaya
pihak berkepentingan dapat memahami laporan keuangan, tetapi lebih
kepada dibuat sederhana dan mudah dipahami, sehingga para pihak-pihak
yang berkepentingan dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan
informasi kepada pengguna. Pengguna akan menggunakkan laporan
keuangan jika mereka memandang bahwa laporan keuangan itu memiliki
kegunaan
(usefulness)
dalam proses pembuatan keputusan. Laporan
keuangan berguna jika pengguna dapat memahami
(understandability)
laporan keuangan tersebut. Karena itu, laporan keuangan wajib untuk
memiliki dua kualitas kualitatif utama tersebut, jika laporan keuangan hanya
memiliki satu atau tidak ada sama sekali kualitas kualitatif utama, maka
praktik pelaporan keuangan adalah aktivitas yang sia-sia.
3.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan dan menganalisis persepsi, pemikiran dan pemahaman para anggota akademisi sebagai pihak pengguna eksternal laporan keuangan pemerintah daerah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey dengan alat atau instrumen kuesioner dan wawancara dengan instrumen peneliti sendiri.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang di kumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari obyeknya (Supramono dan Sugiarto, 1993). Data Primer didapat dari kuesioner dan wawancara akademisi dengan memilih responden yang relevan. Populasi dalam penelitian ini adalah akademisi akuntansi dan non akuntansi yang berada di Universitas Kristen Satya Wacana dan STIE “AMA” Salatiga. Jumlah sampel yang digunakan adalah 31 responden. Penentuan sampel menggunakkan metode stratified random sample.
Metode penelitian yang digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Kober, Ralph,dkk (2010) yang membagi pertanyaan menjadi 3 bagian. Bagian pertama mengenai identitas responden, bagian kedua mengenai kegunaan laporan keuangan dalam 12 konteks keputusan dan bagian ketiga mengenai keterpahaman laporan keuangan (lihat lampiran)
Adapun teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun pertanyaan kuesioner untuk konsep decision usefulness dengan mengacu pada pertanyaan penelitian Kober, Ralph dkk (2010) dan membuat pernyataan untuk konsep understandability terhadap laporan keuangan yang disajikan Pemkot.
b. Meminta responden untuk menilai laporan mana yang berguna untuk 12 konteks keputusan. Laporan keuangan yang disajikan adalah Neraca, LRA, LAK DAN Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja.
c. Menghitung prosentase relevansi terhadap kegunaan laporan keuangan berdasarkan 12 konteks keputusan yang ada. Prosentase akan di rata-rata dan dianalisis berdasarkan karakteristik responden.
d. Meminta responden untuk memberi skor pada konsep understandability menggunakkan skala Likert. Penggunaan skala likert dalam penelitian ini memungkinkan responden menjawab dalam berbagai tingkatan jawaban yang nantinya akan menunjukkan persepsi atau tanggapan responden terhadap keterpahaman pada laporan keuangan yang disajikan oleh pemkot. Skor yang digunakan penulis yaitu dari skala 1 sampai 4, dimana skor 1 menunjukkan skor terendah dan skor 4 menunjukkan skor tertinggi.
Sangat Sulit (diberi bobot 1)
Sulit (diberi bobot 2)
Mudah (diberi bobot 3)
Interval Kelas I = 4 – 1= 0.75 4
Range Kriteria
1,00 – 1,75 Sangat Sulit 1,76 – 2,50 Sulit 2,51 – 3,25 Mudah 3,26 – 4,00 Sangat Mudah
Setelah itu menghitung nilai total skor dengan mengalikan skor dengan jumlah responden (frekuensi responden) yang ada untuk masing-masing kategori.
Total Skor = Skor x Frekuensi Responden
Dilanjutkan dengan mencari rata-rata dari masing-masing variable, skor ini diperoleh dari total skor dibagi dengan jumlah sampel (n)
Rata-rata = ∑x. f n
e. Selain dengan kuesioner peneliti juga melakukan beberapa wawancara dengan pihak yang bersedia dan dianggap kompeten mengenai topik yang diangkat penulis.
4.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran umum responden
Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai data responden, didapat
informasi yang digambarkan dengan Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1
Gambaran Umum Responden
Keterangan Kriteria Jumlah
Responden Presentase
Jenis Kelamin Laki-laki 16 52%
Perempuan 15 48%
Total 31 100%
Tingkat
Pendidikan S1 4 12.90%
S2 20 64.50%
S3 7 22.60%
Total 31 100%
Bidang
Pendidikan Akuntansi 16 51.60%
Lain-lain 6 19.40%
Total 31 100%
Lama Bekerja < 5 Tahun 3 9.70%
5 - 10 Tahun 9 29%
> 10 Tahun 19 61.30%
Total 31 100%
Tempat bekerja Universitas Kristen Satya
Wacana 25 80.60%
STIE "AMA" Salatiga 6 19.40%
Total 31 100%
Sumber : Data Primer, 2013
Dari total 37 kuesioner yang dibagikan, terdapat 33 kuesioner yang
kembali dan hanya 31 kuesioner yang dinilai layak untuk dilibatkan dalam
penelitian. Menurut jenis kelamin, penelitian ini didominasi oleh responden
laki-laki daripada wanita. Menurut usia, penelitian ini didominasi oleh
responden yang berusia di bawah 50 Tahun. Pendidikan terakhir responden
dalam penelitian ini hanya berkisar S1, S2 dan S3 dan didominasi oleh
responden berpendidikan terakhir S2.
4.2 Penilaian responden terhadap item-item di dalam kuesioner
4.2.1 Penilaian repsonden terhadap konsep
decision usefulness
pada
laporan keuangan yang di sajikan oleh Pemkot Salatiga
Berdasarkan penilaian responden terhadap kegunaan
(usefulness)
laporan keuangan yang disajikan, didapat hasil seperti terlihat pada Tabel 2
dibawah ini:
Tabel 2
Sumber: Data Primer, 2013 NO KONTEKS
KEPUTUSAN
Total Skor Prosentase (%)
N LRA LAK LTRPdB N LRA LAK LTRPdB
1 Menilai kinerja
Pemerintah Kota 16 24 13 26 51.61 77.42 41.94 83.87 2 Menilai kinerja program
Pemkot 4 21 6 22 12.90 67.74 19.35 70.97
3
Menilai efektifitas pemkot dalam penyediaan barang / jasa
8 15 13 18 25.81 48.39 41.94 58.06
4
Menilai efisiensi departemen dalam penyediaan barang / jasa
1 17 6 18 3.23 54.84 19.35 58.06
5
Membantu mengelola asset dan liabilitas (kewajiban)
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 2, dapat dikatakan bahwa ke empat
laporan yang disajikan oleh Pemkot Salatiga tidak dianggap berguna untuk
pengambilan 12 konteks keputusan yang ada dalam kuesioner. Hal ini dilihat
dari besarnya rata-rata yang ada pada tabel 2 kurang dari 50% untuk semua
laporan keuangan yang disajikan Pemkot. Jika dilihat secara keseluruhan pun
dapat disimpulkan hal yang sama bahwa laporan keuangan yang disajikan tidak
berguna untuk pengambilan keputusan 12 konteks, dilihat dari rata-rata secara
keseluruhan yang hanya mendapatkan prsentase 44,76%. Hal ini disebabkan
karena berbagai macam hal. Misalnya salah satu responden mengatakan
“…..untuk menilai kinerja program pemkot tidak ada laporan yang da
pat
digunakan, karena dari ke empat laporan tersebut tidak dapat dilihat sama
sekali program-program apa yang dibuat pemerintah, jadi ke empat laporan
tersebut tidak dapat dipakai untuk menilai kinerja pemerintah..…”
Responden lain mengatakan
“….. untuk
mengidentifikasi harga pokok
dibutuhkan laporan keuangan yang lebih detail, dari ke empat laporan
keuangan yang disajikan tidak ada yang dapat digunakan karena dari ke empat
laporan keuangan tersebut tidak terlihat detail-
detail dari pembelian…”
4.2.1.1 Perbandingan hasil persepsi responden yang di bedakan menurut
atribut berdasarkan aspek
decision usefulness
Selain perbandingan data secara keseluruhan, data-data yang telah
didapat dari penelitian ini dapat dibandingkan berdasarkan atribut-atribut
demografis yang dimiliki oleh responden.
6
Membantu pemkot memenuhi kewajiban akuntanbilitas
27 24 18 15 87.10 77.42 58.06 48.39
7 Untuk keputusan alokasi
sumber daya 22 13 13 13 70.97 41.94 41.94 41.94
8
Untuk keputusan belanja modal pemkot yang besar nilainya
18 13 18 16 58.06 41.94 58.06 51.61
9
Untuk mengevaluasi keputusan alokasi sumber daya
15 14 10 18 48.39 45.16 32.26 58.06
10
Menilai kebutuhan sumber daya pemkot masa depan
19 5 9 17 61.29 16.13 29.03 54.84
11
Mengidentifikasi biaya harga pokok untuk barang atau jasa
3 9 6 6 9.68 29.03 19.35 19.35
12 Untuk menilai kebutuhan
arus kas pemkot 7 8 27 8 22.58 25.81 87.1 25.81
4.2.1.2 Perbandingan rata-rata menurut pendidikan terakhir
Berdasarkan penilaian responden terhadap kegunaan
(usefulness)
laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga terhadap 12 konteks
keputusan yang dibedakan menurut pendidikan terakhir, didapat hasil seperti
Tabel 3 dibawah ini :
Tabel 3
NO KONTEKS KEPUTUSAN
< 5 TAHUN (3 responden)
5-10 TAHUN (9 responden)
> 10 TAHUN (19 responden)
N LRA LA K
LTR PdB N
LR A
LA K
LTR PdB N
LR A
LA K
LTR PdB
1 Menilai kinerja
Pemerintah Kota 67 33 33 100 33 78 44 89 58 84 42 79
2 Menilai kinerja
program Pemkot 33 67 0 100 0 67 11 89 16 68 26 63
3
Menilai efektifitas pemkot dalam
penyediaan barang / jasa
67 33 33 67 22 22 44 44 21 63 42 63
4
Menilai efisiensi departemen dalam
penyediaan barang / jasa
0 100 33 67 11 44 11 44 0 53 21 63
5
Membantu mengelola asset
dan liabilitas (kewajiban)
67 33 67 33 10
0 22 22 11 79 21 32 11
6
Membantu pemkot memenuhi kewajiban akuntanbilitas
100 67 67 67 67 89 33 22 89 74 68 58
7
Untuk keputusan alokasi sumber
daya
100 67 67 67 56 22 56 22 74 47 32 47
8
Untuk keputusan belanja modal
pemkot yang besar nilainya
33 0 33 67 67 44 56 33 58 47 63 58
9
Untuk mengevaluasi keputusan alokasi
sumber daya
100 67 33 100 33 44 22 78 47 42 37 42
10
Menilai kebutuhan sumber
daya pemkot masa depan
100 0 33 67 56 11 22 56 58 21 32 47
11 Mengidentifikasi
untuk barang atau jasa
12
Untuk menilai kebutuhan arus kas pemkot
33 33 100 33 0 0 100 11 32 37 79 26
AVERAGE 61.0 8 44.4
41.
6 64 38 39.
67 36.9
2
44.3 3
44. 75
48. 583
41. 25
47.7 5
TOTAL
AVERAGE 211.08 158.92 182.33
Rata-rata
keseluruhan 52.77 39.73 45.58
Sumber : Data Primer, 2013
Dari data yang didapat pada Tabel 3, secara rata-rata keseluruhan,
responden dengan pendidikan S3 memberikan penilaian bahwa laporan
keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga berguna untuk 12 konteks keputusan.
Dalam Tabel 3 dapat dilihat responden dengan pendidikan terakhir S3
memberikan nilai yang paling besar yaitu 58,44. Sedangkan responden dengan
pendidikan S2 memberikan nilai paling sedikit pada laporan keuangan yang
disajikan oleh pemkot. Hal ini mungkin saja terjadi oleh perbedaan tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh responden. Responden S2 mengatakan
“…..untuk keputusan belanja m
odal pemkot yang besar nilainya hanya LRA lah
yang dapat dipakai karena LRA menunjukkan pos belanja yang menjadi pilihan
alokasi pemerintah, dari situ dapat diambil keputusan belanja modal…”
Responden S3 mengatakan
“…..untuk keputusan belanja modal pemkot
yang besar nilainya semua laporan keuangan yang disajikan pemerintah kota
dapat digunakan misalnya saja dilihat dari neraca, di neraca dapat dilihat
apakah asset nya kurang atau kewajibannya yang terlalu banyak, jika di neraca
menunjukkan kewajibannya terlalu banyak dari situ pemkot akan menunda
kegiatan untuk belanja modal….” .
Dari hasil analisis Tabel 3 dapat ditarik
kesimpulan bahwa jika penilaian responden dibedakan menurut pendidikan
terakhir terdapat perbedaan persepsi pada responden.
4.2.1.3
Perbandingan rata-rata menurut bidang pendidikan
Berdasarkan penilaian responden terhadap kegunaan
(usefulness)
Tabel 4 Sumber : Data Primer,2013
N O KONTEK S KEPUTU SAN
Keuangan (9
responden)
Akuntansi (16
responden) Lainnya (6 responden)
N L R A L A K LTR PdB N
LR A
LA K
LTR PdB N
LR A LA K LTR PdB 1 Menilai kinerja Pemerinta h Kota 5
6 67 44 88.9 50 75 50 93.8 50 10 0
33. 3 50
2 Menilai kinerja program Pemkot 1
1 67 11 88.9 6.2 5
68. 8
18.
8 68.8 33. 3
66. 7
33. 3 50
3 Menilai efektifitas pemkot dalam penyediaa n barang / jasa
3
3 67 44 44.4 18. 8
37. 5
37.
5 68.8 33.
3 50 50 50
4
Menilai efisiensi departeme n dalam penyediaa n barang /
jasa 0 67 7.4 44.4 6.2 5
62. 5
18.
8 68.8 0 16.
7 3.3 50
5
Membant u
mengelola asset dan liabilitas (kewajiba n)
1 0
0 0 22 0
87. 5
31. 25
43.
8 18.75 50 33. 3
16.
7 16.7
6
Membant u pemkot memenuhi kewajiban akuntanbil itas
6
7 67 44 33.3 10 0
87. 5
62.
5 56.25 83. 3
66. 7
7 Untuk keputusan alokasi sumber daya 8
9 33 44 33.3 62. 5
43. 75
43.
8 43.75 66. 7 50
33. 3 50
8 Untuk keputusan belanja modal pemkot yang besar nilainya 8
9 22 56 33.3 37. 5
43. 75
68.
8 56.25 66. 7
66. 7
33.
3 66.7
9 Untuk mengeval uasi keputusan alokasi sumber daya 5
6 33 44 55.6 50 50 31.
3 68.75 33. 3 50
16.
7 33.3
1 0 Menilai kebutuhan sumber daya pemkot masa depan 5
6 11 44 44.4 68. 75
12.
5 25 68.75 50 33. 3
16.
7 66.7
1 1 Mengiden tifikasi biaya harga pokok untuk barang atau jasa 1
1 22 22 0
12. 5
37. 5
18.
8 31.25 0 16. 7
16.
7 16.7
1 2
Untuk menilai kebutuhan arus kas pemkot
3 3 33
10
0 22.2 12. 5
18. 75
93.
8 37.5 33. 3
33.
3 50 0 AVERAGE 5
0 41 40 40.73 42. 71
47. 40
42.
72 56.79 41. 66
48. 62
30.
83 41.68 TOTAL
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4 dapat diambil kesimpulan bahwa laporan
keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga tidak berguna untuk pengambilan 12
konteks keputusan yang ada . Namun jika dilihat secara teliti, responden dengan
latar belakang akuntansi memberikan nilai yang terbesar dengan nilai rata-rata
keseluruhan 47,40. Sedangkan responden dengan latar belakang non akuntansi
memberikan nilai yang lebih kecil kepada 4 laporan keuangan yang disajikan
oleh pemkot. Perbedaan ini mungkin terjadi karena perbedaan latar belakang
pendidikan dan pemahaman terhadap laporan keuangan. Mengingat format dan
isi laporan keuangan yang hampir mirip dengan yang biasa dipelajari dalam
akuntansi, kemungkinan responden yang berlatar belakang akuntansi
memberikan nilai lebih baik kepada laporan keuangan yang ada karena
responden lebih akrab dengan laporan-laporan keuangan yang disajikan oleh
pemkot. Sedangkan responden dengan latar belakang non akuntansi masih baru
dalam pemahaman laporan keuangan sehingga perbedaan pemahaman dan
pengetahuan ini kemungkinan besar menyebabkan perbedaan penilaian
terhadap kegunaan ke empat laporan keuangan tersebut.
4.2.1.4
Perbandingan rata-rata menurut lama bekerja
Berdasarkan penilaian responden terhadap kegunaan
(usefulness)
laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga terhadap 12 konteks
keputusan yang dibedakan menurut lama bekerja, didapat hasil seperti Tabel 5
dibawah ini :
Tabel 5
NO KONTEKS KEPUTUSAN
< 5 TAHUN (3 responden)
5-10 TAHUN (9 responden)
> 10 TAHUN (19 responden)
N LR
A
LA K
LT RPd B
N LR
A LA K
LT RPd B
N LR
A LA K
LT RPd B 1 Menilai kinerja
Pemerintah Kota 67 33 33 100 33 78 44 89 58 84 42 79 2 Menilai kinerja
program Pemkot 33 67 0 100 0 67 11 89 16 68 26 63
3
Menilai efektifitas pemkot dalam penyediaan barang / jasa
67 33 33 67 22 22 44 44 21 63 42 63
Rata-rata
4
Menilai efisiensi departemen dalam penyediaan barang / jasa
0 100 33 67 11 44 11 44 0 53 21 63
5
Membantu mengelola asset dan liabilitas (kewajiban)
67 33 67 33 10
0 22 22 11 79 21 32 11
6
Membantu pemkot memenuhi kewajiban akuntanbilitas
100 67 67 67 67 89 33 22 89 74 68 58
7
Untuk keputusan alokasi sumber daya
100 67 67 67 56 22 56 22 74 47 32 47
8
Untuk keputusan belanja modal pemkot yang besar nilainya
33 0 33 67 67 44 56 33 58 47 63 58
9
Untuk mengevaluasi keputusan alokasi sumber daya
100 67 33 100 33 44 22 78 47 42 37 42
10
Menilai kebutuhan sumber daya pemkot masa depan
100 0 33 67 56 11 22 56 58 21 32 47
11
Mengidentifikas i biaya harga pokok untuk barang atau jasa
33 33 0 0 11 33 22 33 5 26 21 16
12
Untuk menilai kebutuhan arus kas pemkot
33 33 10
0 33 0 0 100 11 32 37 79 26
AVERAGE 61.
08 44.4 41.
6 64 38 39. 67
36.9 2
44.3 3
44. 75
48. 583
41. 25
TOTAL
AVERAGE 211.08 158.92 182.33
Rata-rata
keseluruhan 52.77 39.73 45.58 Sumber : Data Primer, 2013
Dari hasil analisis yang diperoleh pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa
responden dengan lama bekerja lebih dari 5 tahun menilai laporan keuangan
yang disajikan oleh Pemkot Salatiga tidak berguna untuk 12 konteks keputusan.
Berbeda dengan hasil penilaian responden dengan lama bekerja kurang dari 5
tahun. Responden dengan lama bekerja kurang dari 5 tahun menilai bahwa
laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga berguna untuk 12 konteks
keputusan. Perbedaan pendapat ini diperkuat oleh hasil wawancara yang
didapat.
Salah satu responden dengan lama bekerja kurang dari 5 tahun
mengatakan “…..
Untuk menilai keputusan alokasi sumber daya, semua laporan
keuangan yang ada berguna untuk pembuatan keputusan tersebut karena
neraca, LRA ,LAK dan LTRPdB saling berkaitan satu sama lain, dan dari ke
empat laporan keuangan itu dapat dilihat sumber daya yang ada, dapat
kelihatan mana sumber daya yang perlu untuk ditambah atau tidak, jadi semua
laporan keuangan yang ada berguna untuk konteks keputusan tersebut…”
sedangkan responden dengan lama bekerja lebih dari 5 tahun mengatakan
“….Untuk keputusan alokasi sumber daya, hanya LRA saja yang dapat di
gunakan karena di LRA terdapat pos-pos belanja pilihan alokasi
pemerintah…”
4.2.2 Penilaian responden terhadap Laporan keuangan yang di sajikan
oleh pemerintah kota Salatiga berdasarkan aspek
understandability
.
Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap keterpahaman
(
understandability
) laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga,
didapatkan hasil seperti terlihat pada Tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6
KETERPAHAMAN
PILIHAN
JAWABAN TOTAL SKOR
RATA-RATA KATEGORI SS S M SM
LRA 0 8 16 7 92 2.97 Mudah LAK 0 15 14 2 80 2.58 Mudah LTRPdB 0 6 17 8 95 3.06 Mudah
TOTAL 11.42 -
RATA-RATA KESELURUHAN 2.855 Mudah
Sumber : Data Primer, 2013
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemerintah membuat 4
laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pemerintah terhadap
masyarakat. Tujuan dari survey ini adalah untuk mencari tau bagaimana
keterpahaman responden terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh
Pemkot. Dari data yang didapat dapat disimpulkan bahwa responden secara
keseluruhan setuju bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh Pemkot
Salatiga mudah untuk dipahami oleh semua responden. Hal ini menunjukkan
laporan keuangan yang disajikan oleh Pemkot Salatiga sudah memiliki aspek
understandability
.
4.2.2.1 Perbandingan hasil persepsi responden yang di bedakan menurut
atribut berdasarkan aspek
understandability
Selain perbandingan data secara keseluruhan, data yang didapat dari
penelitian ini dapat dibandingkan berdasarkan atribut-atribut demografis
responden
4.2.2.2 Perbandingan penilaian responden berdasarkan pendidikan
terakhir
Berdasarkan
penilaian
responden
terhadap
keterpahaman
(understandability)
laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga menurut
pendidikan terakhir, didapat hasil seperti Tabel 7 dibawah ini :
Tabel 7
KETER PAHA MAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
S1 (4
RESPONDEN) S2 (20 RESPONDEN)
S3 (7
S S S M
S M T ot al Rat a-rata S
S S M S M T o ta l Rat a-rat a S S S M
S M T o ta l Rata -rata
Neraca 0 0 3 1 1 3
3.2
5 0 9 9 2 5 3
2.6
5 0 1 5 1 2 1 3 LRA 0 1 2 1 1
2 3 0 7 1 0 3
5
6 2.8 0 0 4 3 2
4 3.43 LAK 0 1 3 0 1
1 2.7 5 0
1
1 8 1 5
0 2.5 0 3 3 1 1
9 2.71 LTRPd
B 0 1 2 1 1
2 3 0 4 1 2 4
6
0 3 0 1 3 3 2
3 3.29
TOTAL RATA-RATA 12 10.95 12.43
RATA-RATA
KESELURUHAN 3 2.7375 3.1075
KATEGORI
M UD AH
MUDAH MUDAH
Sumber : Data Primer, 2013
Dilihat dari hasil analisis pada Tabel 7, jika responden dibedakan
menurut pendidikan terakhir tidak ada perbedaan yang berarti. Semua
responden setuju bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh Pemkot Salatiga
mudah untuk dipahami oleh responden. Responden dengan latar belakang
pendidikan S3 memberikan rating mudah dengan skor rata-rata keseluruhan
paling banyak yaitu 3,1075. Hal ini terjadi karena akademisi dengan pendidikan
terakhir S3 memiliki lebih banyak pengalaman dan ilmu yang dimiliki sehingga
mudah sekali bagi para responden S3 untuk memahami laporan keuangan yang
disajikan Pemkot. Sedangkan responden dengan pendidikan terakhir S2
memiliki nilai rata-rata keseluruhan yang paling sedikit yaitu 2,7375. Jika
dilihat secara teliti, hasil penilaian yang sedikit ini disebabkan karena
banyaknya responden S2 yang menyatakan bahwa Laporan Arus Kas sulit untuk
dipahami. Dari 20 responden S2, sebanyak 11 responden (55%) menyatakan
bahwa LAK sulit untuk dipahami.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara pada responden S2 yang
mengatakan bahwa
“…Dari semua laporan yang disajikan oleh Pemkot
4.2.2.3 Perbandingan penilaian responden berdasarkan bidang pendidikan
Berdasarkan
penilaian
responden
terhadap
keterpahaman
(understandability)
laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga menurut
bidang pendidikan, didapat hasil seperti Tabel 8 dibawah ini :
Tabel 8
KETE RPAH AMA N PENDIDIKAN TERAKHIRKEUANGAN (9
RESPONDEN)
AKUNTANSI (16 RESPONDEN)
LAIN-LAIN (6
RESPONDEN) PILIHAN JAWABAN
S
S S M S M T O T A L RA TA-RA TA S
S S M S M T O T A L RA TA-RA TA S
S S M S M T O T A L RA TA-RA TA NER
ACA 0 4 4 1 24 2.67 0 4 9 3 47 2.94 0 2 4 0 1
6 2.67 LRA 0 5 2 2 24 2.67 0 3 9 4 49 3.06 0 0 5 1 1
9 3.17 LAK 0 6 2 1 22 2.44 0 7 8 1 42 2.63 0 2 4 0 1
6 2.67 LTRP
dB 0 3 4 2 26 2.89 0 2 9 5 51 3.19 0 1 4 1 1
8 3.00 TOTAL RATA-RATA 10.6
7
11.8
1 11.5 RATA-RATA
KESELURUHAN 2.67 2.95 2.88
KATEGORI
MU DA H
MUDAH MUDAH
Sumber : Data Primer, 2013
dipahami karena kita tidak mengerti arti dari masing-masing pos-pos yang ada
pada laporan keuangan pemkot, pos-pos seperti ini sangat asing sekali bagi
saya, Saya lebih familiar dengan laporan keuangan manajemen keuangan
seperti laporan laba rugi,dll. Jika laporan seperti ini, saya tidak jelas pos-pos
yang ada itu maksudnya apa, jadi menurut saya laporan keuangan yang
disajikan pemkot Salatiga ini sulit untuk dipahami…”
. Sedangkan responden
dengan latar belakang akuntansi memiliki nilai rata-rata keseluruhan yang
paling besar yaitu 2,95. Hal ini terjadi karena para akademisi akuntansi sudah
terbiasa dengan laporan keuangan seperti neraca, laporan arus kas,dll. Jadi lebih
mudah bagi akademisi berlatarbelakang akuntansi untuk lebih memahami
laporan keuangan yang disajikan pemkot. Sedangkan untuk responden dengan
latar belakang lain-lain memiliki nilai rata-rata keseluruhan sebesar 2,88. Hal
ini terjadi karena beberapa responden merasa sudah familiar dengan laporan
keuangan pemkot dan tidak sulit untuk memahami laporan keuangan yang
disajikan Pemkot. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh dosen dengan
latar belakang ilmu hukum mengatakan bahwa
“….laporan keuangan pemkot
mudah untuk dipahami dan tidak membutuhkan pengetahuan akuntansi tingkat
tinggi atau dasar untuk memahaminya, hanya dibutuhkan kebiasaan dan
pembiasaan dalam mencermati detail yang terbagi dari laporan keuangan…”
4.2.2.4
Perbandingan penilaian responden berdasarkan lama bekerja.
Berdasarkan
penilaian
responden
terhadap
keterpahaman
(understandability)
laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga menurut
lama bekerja, didapat hasil seperti Tabel 9 dibawah ini :
Tabel 9
Sumber : Data Primer, 2013 KETE
RPA HAM AN
LAMA BEKERJA < 5 TAHUN (3 RESPONDEN)
5-10 TAHUN (9 RESPONDEN)
>10 TAHUN (19 RESPONDEN)
PILIHAN JAWABAN
S
S S M S M T O T A L RA TA-RA TA S
S S M S M TO TA L RA TA-RA TA S
S S M S M T O T A L RAT A-RAT A NER
ACA 0 1 0 2 10 3.3
3 0 3 5 1 25 2.7
8 0 6 1 2 1
5
2 2.74 LRA 0 0 3 0 9 3.0
0 0 4 3 2 25 2.7
8 0 4 1 0 5
5
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata responden setuju laporan
keuangan yang disajikan oleh Pemkot Salatiga mudah untuk dipahami. Hal ini
mungkin saja terjadi karena responden yang ada adalah para akademisi yang
memiliki pendidikan yang baik dan kapasitas intelektual yang tinggi sehingga
mudah untuk para akademisi memahami laporan keuangan yang disajikan
Pemkot Salatiga. Jadi pada Tabel 9 dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan penilaian jika responden dibagi berdasarkan lama bekerja. Semua
responden setuju bahwa laporan keuangan Pemkot Salatiga mudah untuk dapat
dipahami.
5.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikumpulkan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa secara rata-rata, responden menilai laporan keuangan yang disajikan pemkot
Salatiga kurang dapat berguna untuk pengambilan 12 konteks keputusan yang terdapat
dalam kuesioner, meskipun ada beberapa responden yang menilai laporan keuangan
yang disajikan Pemkot Salatiga dapat berguna untuk pengambilan keputusan 12 konsep
tersebut. Namun hal ini tidak mentutup kemungkinan laporan yang disajikan pemkot
berguna untuk konteks keputusan yang lain diluar dari 12 konteks keputusan yang ada
pada kuesioner.
Untuk aspek
understandability
dapat diambil kesimpulan bahwa laporan
keuangan yang disajikan pemkot dapat dengan mudah dipahami. Meskipun ada
beberapa responden yang menilai laporan keuangan Pemkot Salatiga tidak mudah
untuk dipahami, tetapi lebih banyak yang menilai mudah untuk di pahami. Walaupun
begitu , berdasarkan telaah teoritis dapat dikatakan bahwa laporan keuangan yang
disajikan Pemkot Salatiga belum memenuhi karakteristik kualitatif utama yaitu
usefulness
dan
understandability
. Dalam hal ini pengguna beranggapan bahwa, lebih
banyak dari laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga tidak berguna dalam
pembuatan keputusan untuk 12 konteks keputusan yang disediakan. Dapat dikatakan
bahwa laporan keuangan yang disajikan belum memenuhi tujuan utama dari laporan
keuangan Namun hal ini mungkin saja dapat berbeda hasil jika laporan keuangan
LAK 0 0 3 0 9 3.0
0 0 5 3 1 23 2.5
6 0
1 0 8 1
4
8 2.53 LTRP
dB 0 0 2 1 10 3.3
3 0 3 4 2 26 2.8
9 0 3 1 1 5
5
9 3.11 TOTAL RATA-RATA 12.
67
11.
00 11.42 RATA-RATA
KESELURUHAN
3.1
7 2.75 2.86
KATEGORI
MU DA H
Pemkot Salatiga dinilai kegunaannya
(usefulness)
diluar dari 12 konteks keputusan
yang disajikan pada penelitian ini.
Mengingat penilaian responden yang menganggap bahwa isi yang terdapat dalam laporan keuangan yang disajikan kurang berguna untuk pengambilan keputusan maka langkah yang sebaiknya dilakukan adalah memperjelas pos-pos yang ada pada laporan keuangan Pemkot sehingga pos-pos yang ada dapat lebih dipahami oleh para pengguna. Di dalam melakukan penelitian ini peneliti memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, adanya beberapa responden yang tidak bersedia dan berhalangan dalam pengisian kuesioner maupun proses wawancara, sehingga sampel yang didapat tidak dapat maksimal. Kedua, penelitian ini masih berada dalam taraf deskriptif kualitatif , belum terdapat kajian statistik yang mendalam. Ketiga penelitian ini mengacu pada paenelitian yang dilakukan oleh Kober, dkk (2010) sehingga penelitian ini memiliki ruang batas yang sempit. Untuk penelitian-penelitian yang akan datang sebaiknya dilakukan dengan lebih memperkaya konteks keputusan yang berasal dari literature, serta dapat dilakukan kajian statistik yang lebih mendalam (inferensial) seperti misalnya perbandingan antar atribut,dll sehingga bisa didapatkan hasil analisis yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Deaconu, Adela.,Nistor, Cristina, S.,dan Filip, Crina. 2011. The Impact of Accrual Accounting on Public Sector Management An Exploratory Study for Romania.http://ssrn.com/abstract=1911285. 25 Oktober 2012.
FASB, 1980. Statement of Financial Accounting concepts No. β, “Qualitative Characteristics of Accounting Information”, Stamford, Connecticut
Ghozali Imam dan Chariri Anis. 2007. Teori Akuntansi, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba Empat. Kober, Ralph.,Lee, Janet.,dan Ng, Juliana, 2010, “Mind Your Accruals: Perceived usefulness
Of Financial Information In the Australian Accounting System”, Financial Accountability & Management, 26(3), August 2010, 0267-4424.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Tanggal 22 Oktober 2010, Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, lampiran II.01.
Supramono dan Sugiarto.,1993. Statistika, Andi Offset, Yogyakarta.
LAMPIRAN
PERTANYAAN PANDUAN WAWANCARA
Wawancara ini merupakan wahana untuk menggali informasi mengenai persepsi akademisi mengenai decision usefulness dan understandability dalam laporan keuangan yang disajikan pemkot Salatiga.
1.
IDENTITAS RESPONDEN
Terima kasih atas kesediaan Bapak / Ibu yang telah menyediakan waktu untuk ikut andil dalam penelitian ini dengan memberikan kontribusi dalam hal pengisian kuesioner dan wawancara mendalam. Semoga Tuhan Memberkati.
Peneliti
Christien Natalia
2. KEGUNAAN (USEFULNESS)
Berisi mengenai laporan mana yang berguna untuk konteks keputusan berikut? Petunjuk cara pengisian:
1.
Amatilah pernyataan dengan cermat dan pahami baik-baik setiap pernyataan
2.
Kemudian pilih lah laporan yang menurut Bapak/ Ibu pribadi sesuai dengan
konteks keputusan yang ada,dengan cara member tanda tick mark (√) pada
laporan keuangan yang tersedia. Laporan keuangan yang di beri tanda
centang bisa lebih dari satu tergantung dengan pilihan Bapak/Ibu pribadi.
No Konteks Keputusan Laporan
1.
Nama responden*
: ……….. (*
Boleh
tidak di isi)
2.
Jenis Kelamin
: ………..
3.
Umur*
:
………
(
*Boleh tidak
di isi
)
4.
Pendidikan Terakhir
: ……….., Bidang
……….
: ………
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja
1
Menilai kinerja Pemerintah Kota ( Assess departement
Performance) √ √
3.
Bila saudara ingin mengganti jawaban, berilah tanda dua garis horizontal
(=) pada pilihan jawaban yang salah.
No Konteks Keputusan
Laporan
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja
1
Menilai kinerja Pemerintah Kota ( Assess departement
Performance) √ √
4.
Pernyataan ini bukanlah suatu tes, semua jawaban yang Bapak/Ibu berikan
adalah benar dan tidak ada jawaban yang salah.
No Konteks Keputusan
Laporan
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja
1 Menilai kinerja Pemerintah Kota ( Assess departement Performance)
2 Menilai kinerja program Pemkot (Assess program performance)
3
Menilai efektifitas pemkot dalam penyediaan barang / jasa (Assess departement’s effectiveness in delivery of goods / service)
4
3. KETERPAHAMAN (UNDERSTANDABILITY)
Berisi pernyataan mengenai sejauh mana laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga dapat dipahami oleh Bapak/ Ibu sekalian.
Laporan Keuangan
SS
S
M
SM
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Laporan
Target
dan
Realisasi
Pendapatan dan Belanja
Keterangan: 5
Membantu mengelola asset dan liabilitas (kewajiban) pemkot (To assist in managing departement’s assets and liabilities)
6
Membantu pemkot memenuhi kewajiban akuntanbilitas (To assist in discharging department’s accountability obligations)
7
Untuk keputusan alokasi sumber daya ( For departmental resource allocation decisions)
8
Untuk keputusan belanja modal pemkot yang besar nilainya (For major departmental asset acquisition decisions)
9
Untuk mengevaluasi keputusan alokasi sumber daya pemkot (For evaluating departmental resource allocation decisions)
10
Menilai kebutuhan sumber daya pemkot masa depan (To asses future departmental resource needs)
11
Mengidentifikasi biaya harga pokok untuk barang atau jasa (To identify departmental costs for goods or service provided)
12
SS : Sangat Sulit S : Sulit
M : Mudah