• Tidak ada hasil yang ditemukan

2011 PERTANIAN SEBAGAI INDUSTRI YANG BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2011 PERTANIAN SEBAGAI INDUSTRI YANG BERKELANJUTAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 1

MENGEMBALIKAN FUNGSI PERTANIAN

SEBAGAI INDUSTRI YANG BERKELANJUTAN

(1)

Judul asli:Making Agriculture A Sustainable Industry.

Oleh: Brady, N.C

Alih Bahasa oleh : Parlindungan Lumbanraja

(2)

Semakin bertambahnya kesadaran bahwa sitem pertanian harus mampu memenuhi kebutuhan manusia bukan hanya untuk saat ini saja, tetapi harus juga memikirkan apa yang harus disediakan bagi generasi berikuitnya satu dekade atau bahkan satu abad kemudian dari sekarang. Pertanian berkelanjutan menjadi suatu topik yang sedang di idam-idamkan orang saat ini. Limapuluh tahun yang lalu mungkin pertanian berkelanjutan ini bukanlah merupakan suatu topik yang mendapat perhatian dari masyarakat, sebab pada masa-masa tersebut belumlah terlihat adanya gejala penggunaan yang berlebihan atau tidak terkendali dari sumberdaya lahan dalam memproduksi kebutuhan manusia. Barulah kira-kira pada era 1960an para ahli sudah mulai mempertimbangkan bagaimana akan mengatasi, mencegah terjadinya kelaparan besar yang mereka perkirakan pasti akan timbul, (Brady, 1990).

(2)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 2 Saat ini, keberlanjutan pertanian sudah menjadi issu utama secara Internasional. Sejumlah pakar dan orang awam sekalipun sudah mulai menunjukkan kecenderungannya untuk menekankan keperdulian terhadap pola pertanian yang menerapkan konservasi sumberdaya lahan maupun lingkungan.

Sebagian dari mereka menyoroti tentang penggunaan pupuk kimia dan pestisida; sebagian lagi menunjukkan keperduliannya terhadap konservasi tanah dan air. The Rodale Institute and the Soil and Water Conservation Society telah menyuarakan dengan berbagai cara mereka tentang masalah ini beberapa tahun terakhir, dengan konsep pertanian regeneratifnya, sehingga tidak dapat dielakkan bahwa memang kita telah mengetahui akan hal ini.

Saat ini , walaupun masih banyak perdebatan tentang efektivitas pengurangan pola pengolahan tanah, namun lebih kurang empatpuluh persen dari petani tanaman pangan di Amerika telah menerapkan pola ini, dengan pengakuan bahwa mereka memang termotovasi untuk mengadopsinya karena berbagai penjelasan yang telah mereka terima. Namun mereka mengakui pula bahwa kemunculan faktor-faktor konservasi kepada masyarakat petani dengan pola mekanisasi seperti di Amerika dan negara-negara maju lainnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak, dan tersedianya herbisida untuk mengatasi permasalahan gulma. Karena penggunaan herbisida ini dapat mengurangi penggunaan mesin-mesin alat berat yang dijalankan diatas tanah pertanian mereka melalui penerapan pola pengolahan tanah minimum, sehingga selain menghemat bahan bakar minyak, pengaruh lain adalah terjadinya penurunan pemadatan tanah dan yang diikuti juga penurunan erosi tanah dan aliran permukaan secara drastis. Namun demikian mereka juga mulai mempertimbangkan efek jangka panjang dari penggunaan herbisida dalam usaha pertanian dan aliran permukaan.

(3)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 3 yang telah terbukti merupakan sumber karbondioksida terbesar yang diketahui. Seperti diutarakan olah (Brady, 1990) diperkirakan bahwa lebih dari tigaratus juta orang diseluruh dunia menjalankan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara pembukaan lahan tebang bakar hutan-hutan tropika hanya untuk menghasilkan sejumlah kecil tanaman pangan yang mereka butuhkan. Setelah problem yang ditimbulkan pola tebang bakar ini menjadi permasalahan global, mulailah timbul kesadaran yang membawa kepada pemikiran yang serius bahwa peningkatan produksi tanaman pangan haruslah diusahakan dari lahan pertanian yang sudah ada bukannya dari pertanaman pada lahan baru yang akan dibuka.

Kita akui bahwa pernah kita berfikir bahwa hutan tersedia dan siap dibuka untuk keperluan pertanian seolah-olah bahwa hutan itu sendiri tidak mempunyai fungsi penting yang sangat urgen. Cara berfikir demikian sedah mulai berubah. Dan kita secara mengejutkan mulai menyadari bahwa masalah lingkungan yang sangat serius timbul ketika vegetasi hutan mulai dibersihkan hanya untuk mengubahnya menjadi pertanian. Kita harus mendapatkan cara meningkatkan produksi bahan makanan dengan tanpa menggantungkan harapan kepada perluasan lahan. Hal ini pernah dibuktikan olah pertanian Amerika Serikat yaitu pada tahun 1985-1987 mereka mengalami surplus pangan. Namun demikian beberapa waktu kemudian kebijakan dari Agency for International Development (AID) Amerika Serikat ini mendapat kecaman dari kongres Amerika Serikat sendiri sebagai akibat dari program bantuan yang mereka lakukan untuk memampukan beberapa negara berkembang dalam memajukan pertanian mereka seperti Indonesia, India, Philipphin dan berbagai negara lainnya yang memang terbukti karena bantuan ini mereka menjadi mampu meningkatkan produksi bahan pangan mereka, yang mengakibatkan negara-negara berkembang tersebut tidak lagi membeli produk pertanian dari Amerika.

(4)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 4 Ada dua hal yang dianggap paling menentukan yang sangat dibutuhkan dan sangat menentukan dalam keberhasilan dalam upaya mempertahankan / menjadikan pertanian berkelanjutan.

Yang pertama adalah situasi jumlah penduduk, dan yang kedua adalah pola fikir yang menyadari bahwa lahan yang saat ini tidak tanami dengan tanaman pangan harus tetap dijaga agar tidak ditanami, jadi manusia tidak boleh secara otomatis berpindah-pindah dan memulai pembukaan lahan tersebut melalui penebangan dan pembakaran sebagai mana kebiasaan yang mereka lakukan sebelumnya, walaupun dulu Amerika sendiripun pada awalnya melakukan hal yang demikian.

Ledakan pertambahan penduduk era tahun 1940-an – 1960-an belum berarti apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di dunia pada tahun 1987, yang mana pada tahun itu saja 120 juta bayi lahir kedudia dan 95 juta diantaranya adalah di negara-negara yang sedang berkembang. Coba perhatikan prakiraan pertambahan penduduk hingga tahun 2100 nanti, (Population Reference Bureau, 1986).

Tabel 1. Prakiraan Jumlah Penduduk Dunia pada Tahun 1986, 2000 dan 2100 dalam Milliard (Population Reference Bureau, 1986) dalam

Brady, 1990.

Tahun 1986 2000 2100

Jumlah Penduduk Negara Maju 1,2 1,3 1,4

Jumlah Penduduk Negara Sedang Berkembang. 3,8 4,9 9,0

(5)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 5 Pembukaan hutan untuk pertanaman akan hanya memperbesar pengrusakan terhadap sumberdaya ini yang memang pada dasarnya telah berada dalam kondisi yang telah membahayakan kekayaannya yang tak ternilai, yaitu berupa spesies unik dari daerah tersebut yang pada dasarnya merupakan kekayaan biologi yang yang tidak tergantikan. Atas dasar penelusuran yang dilakukan olah United Nations Food and Agriculture Organization (FAO) yang menyarankan kepada sebagian besar Negara-Negara Afrika yang mengusahakan lahan-lahan mereka melebihi daya dukung lahan tersebut agar mulai bertindak sebaliknya. Amerika Tengah juga mempunyai pengalaman pembalakan hutan yang sangat ekstrim. Karena daerah ini pernah mengalami penghancuran hutan mereka hanya dalam waktu kurang lebih tiga dekade seluruh hutan padat yang pernah menutupi daerah ini habis dibabat (USAID Country Environmental Profiles; Nations and Komer, 1983)

Pendekatan United States Agency for International Development (USAID) untuk Pertanian Berkelanjutan

Para pakar dari The U.S Agency for International Development (AID) secara resmi mengambil garis kebijakan yang tegas akan hal ini, dalam keadaan pertanian dunia yang sedang terancam ini, mereka menawarkan ada tiga hal penting yang menurut mereka mutlak perlu dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Pertama adalah peningkatan pendapatan terutama bagi mereka yang miskin. Kedua adalah memperluas ketersediaan pangan dan konsumsi, yang berarti memperbanyak persediaan pangan melalui hasil produksi dan meningkatkan pemasarannya. Ketiga adalah perlindungan dan perbaikan terhadap sumberdaya alam.

Peningkatan Penghasilan

(6)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 6 pertanian lainnya. Penetapan suatu perubahan yang mendasar, tetapi jika tidak disertai oleh kebijakan yang tidak memadai akan bisa menjadi sangat menimbulkan resiko yang besar pada negara-negara berkembang dan hal ini merupakan suatu arena tersulit dalam upaya menawarkan bantuan dari lembaga donor yang berminat untuk hal tersebut. Namun demikian US-AID telah dapat meyakinkan pemerintahan negara Africa bahwa dengan sifat yang lebih terbuka keadaan ekonomi negara ini akan dapat dipaksa naik hanya dengan syarat membuka sistem perekonomian mereka lebih terbuka dan berorientasi pasar. Petani akan mendapatkan harga yang lebih tinggi, keterbukaan jalan untuk mendapatkan input pertanian yang lebih efisien dan mudah dan berbagai perangsang lainnya yang berguna untuk pertumbuhan tanaman usaha juga untuk memproduksi lebih banyak lagi tanaman pangan apabila pemerintah mengurangi tekanan dengan aturan-aturannya.

USAID secara khusus meyakinkan pemimpin negara-negara agar mau mempertimbangkan kebijakan alternatif yang mampu untuk meningkatkan produktivitas dan penghasilan para petani skala kecil dan penduduk pedesaan.

Antara tahun 1980 dan 1986, sebagai contoh USAID telah bekerja sama dengan pemerintah Zimbabwe melalui suatu program bantuan yang dikenal dengan Agricultural Sector Assistance Programs. Dalam hal ini lembaga ini mendukung pemerintah Zimbabwe dengan cara bantuan teknologi yang dapat membantu untuk peningkatan penghasilan para petani, misalnya dengan pemberian bibit jagung varietas hibrida, dan disandingkan dengan penerapan teknologi yang telah mereka teliti penerapannya kurang-lebih 15 tahun.

(7)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 7 Haykin, (1987) ternyata memang hasilnya dapat meningkat sampai lebih tiga kali lipat yaitu dari hasil sekitar 400.000 – 500.000 metric tons pertahun pada tahun 1970-an menjadi 1,6 juta metric tons pada tahun 1985. Dan ini membuat negara Zimbabwe salah satu negara yang berhasil memproduksi jagung sampai pada tingkat yang melebihi kebutuhan mereka dan bahkan dapat dijual ke negara lain.

Hasil lain yang didapati di Zambia, dengan peningkatan teknologi yang digunakan dan harga yang lebih tinggi membawa negara ini mendapat peningkatan sampai 65% jumlah produksi jagung mereka yang sampai ke pasar yaitu antara tahun 1983-1984 dan 1985-1986, dan sumbangan partisipasi peningkatan produksi jagung yang sampai ke pasar dari petani skala kecil meningkat dari 20% menjadi 60% (Haykin, 1987).

Penghapusan subsidi dan berbagai pembatasan terhadap usaha pertanian di Somalia juga menghasilkan berbagai hasil peningkatan yang serupa, karena ternyata pertanian jagung skala kecil dangan irigasi mampu meningkatkan produksi dari 107.000 metric tons pada tahun 1970-an menjadi 280.000 metric tons pada tahun 1985-an (Haykin, 1987). USAID degan inisiatifnya ini telah membawa keberhasilan diberbagai negara diseluruh dunia.

(8)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 8 bisnis, perbankan, para kreditor suasta, konsultan manajemen, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya yang dianggap dapat memberi kontribusi dalam usaha memajukan perusahaan skala kecil. Yang pada akhirnya rumusan petuntuk yang mereka hasilkan meliputi beberapa hal seperti: ukuran bisnis, target perusahaan, besarnya pinjaman, jumlah wanita pemegang perusahaan, keterbukaan terhadap program pinjaman, penguatan institusi untuk promosi bisnis lokal dan kebutuhan pelatihan maupun bantuan fasilitasi kebutuhan tim ahli.

Pusat bantuan proyek, seperti Assistance to Resource Institution for Enterprise Support (ARIES), yang sedang berjalan , dan Growth and Equity Through Microenterprise Support (GEMINI), yang akan dijalankan secara bersama pada akhirnya sangat membantu dalam mendisain, mengimplementasi dan mengevaluasi perusahaan-perusahaan kecil dalam melaksanakan usaha mereka dan bertindak sebagai pemasok utama bagi keperluan bahan dan informasi usaha untuk mendapatkan data tentang permasalahan yang dihadapi pada daerah yang akan terpengaruh (manfaat ataupun dampak) dalam usaha peningkatan penghasilan mereka. Peningkatan pendapatan yang dipacu oleh perubahan kebijakan, perbaikan teknologi pertanian, dan berbagai alternatif usaha ekonomi memampukan masyarakat meningkatkan taraf hidup mereka dalam berbagi hal. Yang paling jelas adalah bahwa pendidikan primer dan fasilitas kesehatan menjadi lenih dapat dijangkau.

Ketersediaan Pangan dan Kebutuhan

(9)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 9 Pada suatu konferensi yang dispo sori oleh USAID’s Asia / Near East Bureau, para ahli ekonomi menyuarakan suatu catatan peringatan: You

cannot say that foot production is no longger a problem in Asia. Disini

masih ada banyak manusia kelaparan bahkan melebihi jumlah dari yang terjadi di Africa, dan kalau dulu ada beberapa negara di wilayah ini yang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sekarang ini tidak lagi demikian sebagai akibat dari kejadian alam seperti kekeringan akibat dari perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi. Indonesia telah membeli beras untuk mengganti persediaannya yang mulai menipis. India sudah mengkonsumsi kembali kelebihan produksi jagung dan padi mereka. Perjuangan untuk ketersediaan pangan di Asia dan bahkan dimana-mana sudah pasti tidak akan pernah berakhir, dan kita harus tetap berusaha melakukan berbagai hal untuk tetap berusaha dalam mengatasi kesulitan ini.

(10)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 10 masyarakat maupun pemerintah memahami bagaimana pinjaman, pemasaran dan kebijakan publik juga dapat mempengaruhi prosuksi pangan.

Pemanfaatan teknologi maju terutama teknologibio (biotecnology) secara khusus sangat dibutuhkan dalam upaya untuk mendapatkan varietas-varietas baru yang dapat resisten terhadap kekeringan, penyakit dan tanah asam adalah sangat menentukan. Dengan demikian bahwa sebenarnya penelitian dengan teknologi maju ini sungguh lebih urgen bagi pertanian pada negara-negara sedang berkembang dibandingkan terhadap pertanian di negara-negara maju seperti Amerika Serikat sendiri. Jika tanah kita asam, kita akan melakukan pengapuran. Tetapi kenyataannya jika tanah di Afrika asam, mereka hanya akan menanam tanaman usaha mereka apa adanya dengan tanaman yang mampu tumbuh pada tanah tersebut dengan hasil apa adanya saja. Tanaman lime-bean, kedelai, ataupun cowpea yang pada dasarnya toleran terhadap tanah asam akan mengakibatkan perbedaan yang sangat besar pada lingkungan tersebut. Seorang yang bekerja di The International Raice Research Institute (IRRI), setiap bertemu dengan koleganya yang bekerja disebuah perusahaan pestisida, orang pestisida tersebut selalu berseloro kepada peneliti IRRI tersebut bahwa ia berusaha mematikan perusahaan dimana ia bekerja hanya karena peneliti IRRI tersebut sedang meneliti varietas yang unggul terhadap belalang hijau, namun ia menjawab bahwa peneliti tersebut hanya mencoba menolong orang miskin yang sebagai petani ia tidak mampu membeli pestisida dalam mengusahakan pertaniannya.

(11)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 11 hal yang esensial. Jaringan kerja sama antara Universitas-Universitas di Amerika dengan para ilmuwan di negara sedang berkembang adalah salahsatu program yang sedang dijalankan saat ini dalam kerjasama melalui Collaborative Research Support Programs (CRSPS).

Dengan jalan usaha kerjasama ini dimanfaatkan teknologi bioteknologi untuk menyelidiki berbagai jalan pemecahan atas berbagai permasalahan pertanian maupun lingkungan yang sangat mendesak di negara-negara sedang berkembang. Beberapa contohnya meliputi:

 Colorado State University misalnya dengan program kerja kultur jaringannya telah mampu mernghasilkan varietas padi yang toleran terhadap berbagai masalah seperti tanah asam, tanah bergaram, panas dan juga terhadap kekeringan. Setelah melalui tes uji lapangan penanaman yang dilakukan di IRRI barulah hasil ini disebarkan kemana-mana.

 U i ersity of Ha aii’s elalui kordi asi kerjasa a de ga

duapuluhan Universitas di Amerika, bekerjasama dengan beberapa pusat lembaga penelitian internasional dalam bidang pertanian dalam upaya meningkatkan efisiensi organisma pemfiksasi nitrogen dan produksi, distribusi, dan digunakan hampir di 30 negara sedang berkembang.

 Dll.

Konservasi Sumberdaya Alam

(12)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 12 sejauh mana, industri, pertanian dan kegiatan lainnya menghasilkan bahan buangan yang mengganggu terhadap lingkungan. Tentunya berbagai negara lainnya akan juga mengalmi manfaat serupa untuk masa-masa yang akan datang.

Perlindungan terhadap sumberdaya alam haruslah merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. Pengrusakan hutan tropis hanyalah akan mengakibatkan berkurangnya diversivikasi biologi, membuka lahan kepada perusakan erosi, dan pada akhirnya mengakibatkan penumpukan karbondioksida pada atmosfer bumi.

Mengingat bahwa karena lahan dengan hamparan tanaman hutan mempunyai karakteristik yang berbeda dari lahan dengan pola pengusahaan dengan tanaman pangan, maka hendaklah para pakar dari mssing-masing pengelolaan kedua macam lahan tersebut diatas memberi pertimbangan pada porsi yang setara sesuai dengan keahlian masing-masing. Tujuan akhirnya hanya satu, yaitu untuk mencoba mendapatkan manakah spesies atau metoda manakah yang terbaik untuk dilangsungkan pada daerah tersebut. Sebagai contoh baiknya, misalnya sebagaimana yang ditemukan oleh para peneliti di The International Center for Research in Agroforestry (ICRAF), di Afrika, yang mereka identifikasi bahwa tanaman pohon yang cepat tumbuh akan dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang sangat beragam karena kemampuannya untuk tumbuh pada berbagai macam tanah dan keadaan iklim yang beragam pula. Sehingga mereka menyarankan atas dasar sifat tersebut tanaman ini dapat digunakan sebagai komoditi penghutanan kembali bagi daerah yang mengalami kerusakan atau pengrusakan hutan, ataupun sebagai sumber bahan lain yang diperlukan petani atau masyarakat setempat seperti sumber pupuk hijau, makanan ternak , ataupun sebagai kayu bakar.

(13)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 13 penanaman dengan kontur, pengolahan tanah minimum, dan berbagai pola konservasi tanah dan air lainnya juga dapat diadopsi untuk pengolahan lahan-lahan yang relatif datar dengan maksut untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik.

USAID’s Soil Ma age e t Colla orati e Resear h Support Progra , ya g

dikenal dengan lebih baik dengan istilah TropSoils- suatu program penting dalam usaha ini- merupakan prgogram yang diasuh oleh North Carolina State University. TropSoil sudah banyak menerbitkan publikasi mereka dalam hal keberhasilan menangani berbagai lahan bermasalah dan mengembalikannya kepada keadaan yang sehat kembali di negara-negara yang sedang berkembang. Laporan hasil kerja merka menyatakan bahwa setiap pengusahaan lahan seluas satu acre secara permanen untuk lahan pertanaman tanaman pangan di daerah tropika basah mampu mencegah pembukaan lima acres lahan hutan hujan tropis pertahun. Prisnsip yang serupa juga dilakukan dalam pengelolaan lahan padang rumput dan lahan miring juga dengan lahan kering di daerah Sahel Africa. Laporan lainnya menekankan bagaimana tanaman legum mampu memberi kontribusi terhadap perbaikan kesuburan tanah, keefektifan aplikasi mulsa dan pengolahan tanah untuk menstabilkan kembali lahan hutan hujan yang terlantar serta bagaimana pola pemanenan hujan dengan cara strip dapat mengurangi kehilangan air hujan.

Sebagai dampak dari rapuhnya sumberdaya alam Africa membuat sebagian besar daerah dari benua ini sangat rentan jika dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan berbagai masalah lingkungan yang mungkin akan timbul sebagai akibat pengubahan fungsi lahan tersbut. USAID menekankan penerapan konservasi sumberdaya alam dan pelestarian keanekaragaman hayati di benua tersebut. Untuk tujuan ini dalm program Development Fund for Africa (DFA) untuk tahun fiscal 1989 saja USAID menyediakan 55 juta dollar.

(14)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 14 Ada beberapa hal yang merupakan tantangan untuk Universitas-Universitas yanga ada di Amerika untuk kerjasama dalam situasi yang saling mendukung dalam pencapaian sistem pertanian berkelanjutan.

Tantangan pertama adalah pemahaman yang sesungguhnya

tentang hakekat pertanian berkelanjutan di daerah negara-negara yang sedang berkembang. Adalah sangat tidak mungkin untuk secara langsung dapat mentransfer teknologi dan cara pertanaman di America misalnya sebagai akibat dari kelemahan yang serius dari negara-negara penerima tersebut. Sebagai contoh bahwa cara mekanisasi yang sudah sangat lazim di amerika dengan berhasil peneranpannya disana, tetapi akan gagal dengan hasil yang sangat menyedihkan jika diterapkan pada negara yang pola pertaniannya merupakan pemilikan lahan yang relatif kecil, biasanya hanya dilakukan pengolahan dengan cara dan alat yang sangat sederhana seperti cangkul. Demikian juga halnya dengan pencegahan kerusakan lingkungan hanya dengan mengandalkan pembuatan hukum yang mengatur hal tersebut juga tidak akan dapat berhasil. Akan lebih bagus jika kita juga mengajar diri kita untuk hal-hal seperti biological, sosial, ekonomi, dan politik lingkungan hidup dari negara-negara berkembang.

Tantangan kedua, bekerja dengan negara sedang berkembang

dalam menciptakan pengingkatan dan pengembangan teknologi dan sitsim yang menolong mereka untuk menaikkan penghasilan mereka sendiri, menghindari kelaparan, sekaligus mengkonservasi sumberdaya alam. Sudah barang tentu bahwa mentransfer secara langsung apa yang dilakukan di pertanian Amerika ke negara berkembang tidaklah mungkin. Baik teknoligi atau sistem yang paling mutakhir sekalipun haruslah disesuaikan dengan kebutuhan dari negara berkembang tersebut atas dasar keadaan kebutuhan pengembangan pertanian yang dapat dilakukan maupun keadaan lingkungannya.

Tantangan ketiga, menciptakan kondisi atau keadaan ekonomi dan

(15)

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011; (2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas

Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah. Page 15 penampungannya dalm hal ini pasar. Universitas dan sektor suasta lainnya sangat memegang peran kunci dalam hal ini untuk mendapatkan analisis perubahan ke arah mana yang sebenarnya diperlukan oleh negara tersebut untuk diimplementasikan.

Tantangan keempat, menstabilkan hubungan atau relasi kerjasama

antara Amerika dengan negara asuhannya di negara berkembang dalam hal hubungan para ahli antar negara tersebut maupun institusinya dalam menjalankan kerjasama tersebut. Dalam hal inilah keberlanjutan pertanian menjadi benar-benar suatu tantangan dan tanggungjawab bersama bagi negara maju dan negara sedang berkembang secara sekaligus menjadi kesempatan secara internasional.

Perjuangan akan pertanian yang berkelanjutan di negara sedang berkembang baru saja mulai. Sumberdaya seperti tulisan ini sangat membantu untuk menyadari lebih baik bagaimana kita mencapai keberlanjutan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah secara deskriptif adalah 1) seberapa jauhkah pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam kegiatan pembelajaran di SD Perum- nas Condongcatur; 2) seberapa

Instrumen yang digunakan adalah Pembelaja- ran Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembeleajaran kooperatif tipe TGT, yang disampaikan dalam bentuk panduan be-

Secara amnya, jika dilihat purata min bagi setiap bahagian seperti dalam jadual 7, dapat digambarkan bahawa persepsi pelajar terhadap aktiviti kokurikulum berada dalam

Penyelesaian sengketa tapal batas wilayah antar daerah otonom di Indonesia, khusus di Propinsi Riau dilakukan melalui keputusan pejabat/badan tata usaha negara berwenang dan

Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 13 Tahun 2015.. Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

ke arah agribisnis berbasis kehutanan, perkebunan dan pertanian, perikanan dan peternakan; (ii) peningkatan/pengembangan transportasi yang dapat meningkatkan

Bagi menilai keberkesanan keseluruhan program dakwah yang telah dijalankan oleh SPI JPS terhadap guru Pendidikan Islam, dapatan kajian menunjukkan daripada seramai 242

Hasil akhir dari aplikasi ini adalah sistem yang menampilkan calon pembeli dengan menggunakan baju virtual yang melekat pada badannya sesuai dengan