• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MODEL LATIHAN DRIBBLE SLALOM DAN BERANTING TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN DRIBBLE PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 COMAL PEMALANG TAHUN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN MODEL LATIHAN DRIBBLE SLALOM DAN BERANTING TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN DRIBBLE PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 COMAL PEMALANG TAHUN 2013/2014."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN MODEL LATIHAN DRIBBLE SLALOM DAN

BERANTING TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN DRIBBLE

PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 COMAL PEMALANG TAHUN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Rian Eska Prihandi NIM. 09601241105

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

1. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh (Confusius)

2. Seorang profesional adalah seseorang yang bisa melakukan pekerjaan

terbaiknya ketika ia tidak merasa menyukainya (Alistair Cooke)

3. Rahmat sering dating kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan

kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya

(Joseph Addison)

4. Kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan berbanding

kurangnya kebijaksanaan atau kemahiran (Flower A. Newhouse)

5. Kerja keras mengalahkan bakat ketika bakat tidak mampu berkerja keras

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

1. Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini

untuk kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Teguh W Rianto dan Ibunda

tercinta Dwi Martantiningsih yang selalu memberikan kasih sayang

sepenuhnya kepada saya dan doa yang terus dipanjatkannya untuk kelancaran

dan kesuksesan saya.

2. Adekku tersayang Prita Aina Savitri dan Muslikha Diawati yang selalu

memberi motivasi dan semangat saya. Terimakasih atas Doa, kasih sayang dan

dukungannya selama ini.

(7)

vii

PERBANDINGAN MODEL LATIHAN DRIBBLE SLALOM DAN

BERANTING TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN DRIBBLE

PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 COMAL

PEMALANG TAHUN 2013/2014

Oleh:

Rian Eska Prihandi NIM. 09601241105

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya variasi latihan yang diberikan oleh pelatih maupun guru SMA N 1 Comal serta masih kurangnya tingkat pengetahuan siswa dalam hal men-drible. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model latihan dribble slalom dan latihan dribble beranting terhadap tingkat kemampuan dribble pada siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.

Jenis penelitian ini merupakan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah “Two Groups Pretest-Posttest Design. Subjek dalam penelitian iniyaitusiswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang yang berjumlah16 siswa, semua siswa digunakan sebagai subjek penelitian sehingga disebut penelitian populasi. Instrumen yang digunakan adalah tes dribble dari AAHPERD basketball control dribble. Teknik analisis data menggunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada pengaruh latihan dribble slalom terhadap peningkatan keterampilan dribble siswa ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang, dengan nilai t hitung 3,931 > t tabel 2,36, dan nilai signifikansi 0,006< 0,05. (2) Ada pengaruh latihan dribble

beranting terhadap peningkatan keterampilan dribble siswa ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang, dengan nilai t hitung 4,435 > t tabel 2,36, dan nilai signifikansi 0,003< 0,05. (3) Latihan dribble slalom lebih efektif dari pada latihan dribble beranting terhadap keterampilan dribbling pada siswa ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang, yaitu selisih nilai

posttest sebesar -0,1475 detik.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas

kasih dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul

“Perbandingan Model Latihan Dribble Slalom dan Beranting terhadap Tingkat

Kemampuan Dribble pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolabasket di

SMA N 1 Comal Pemalang Tahun 2013/2014“ dapat diselesaikan dengan lancar.

Selesainya penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.Rochmat Wahab, M.Pd. MA., Rektor UniversitasNegeri Yogyakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di

Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Amat Komari, M.Si., Ketua Jurusan POR, Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu,

tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbiak dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Herka Maya Jatmika, M.Pd., Pembimbing Skripsi, yang telah dengan ikhlas

memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya.

5. Dr. Dimyati, Penasehat Akademik yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu

(9)

ix

6. Seluruh dosen dan staf jurusan POR yang telah memberikan ilmu dan

informasi yang bermanfaat.

7. Teman-teman POR 2009, terimakasih kebersamaannya, maaf bila banyak

salah.

8. Guru dan Siswa SMA N 1 Comal Pemalang yang telah memberikan ijin dan

membantu penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari sempurna,

baik penyusunannya maupun penyajiannya disebabkan oleh keterbatasan

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Semoga tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Oktober 2015

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

1. Pengertian Bolabasket ... 8

2. Hakikat Latihan ... 9

3. Hakikat Dribble ... 14

4. Ekstrakurikuler Bolabasket di SMA N 1 Comal ... 19

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C.Kerangka Berpikir ... 22

(11)

xi

BAB III.METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian ... 24

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25

C.Subjek Penelitian ... 26

D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 41

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 44

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 44

C.KeterbatasanHasil Penelitian ... 45

D.Saran-saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ordinal Pairing ... 26

Tabel 2. Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Dribble... 32

Tabel 3. Deskriptif Statistik Keterampilan Dribbling Kelompok

Eksperimen Dribble Slalom... 33

Tabel 4. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Dribbling

Kelompok Eksperimen Dribble Slalom.. ... 34

Tabel 5. Deskriptif Statistik Keterampilan Dribbling Kelompok Dribble

Beranting.. ... 35

Tabel 6. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Dribbling

Kelompok Eksperimen Dribble Beranting.. ... 35

Tabel 7. Uji Normalitas.. ... 36

Tabel 8. Uji Homogenitas.. ... 37

Tabel 9. Uji-t Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Dribbling

Kelompok Eksperimen Dribble Slalom.. ... 38

Tabel 10. Uji-t Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Dribbling

Kelompok Eksperimen Dribble Beranting.. ... 39

Tabel 11. Uji-tPostest Kelompok Dribble Slalom dengan Kelompok

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Model Latihan Dribble Slalom ... 17

Gambar 2. Model Latihan Dribble Beranting ... 18

Gambar 3. Desain Penelitian ... 24

Gambar 4. Lapangan Control Dribble Test ... 28

Gambar 5. Grafik Pre-Test dan Pos-test Keterampilan Dribbling Kelompok Eksperimen Dribble Slalom ... 34

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 49

Lampiran2. Lembar Pengesahan ... 50

Lampiran 3. Surat Ijin dari SMA N 1 Comal ... 51

Lampiran4. Surat Permohonan Expert Judgement ... 52

Lampiran 5. Surat Keterangan Expert Judgement ... 53

Lampiran 6. Surat Ijin dari BAPPEDA ... 54

Lampiran 7. Surat Keterangan dari Kesbangpol ... 55

Lampiran 8. Hasil Pretest dan Posttest ... 56

Lampiran 9. Deskriptif Statistik ... 59

Lampiran 10. Uji Normalitas ... 61

Lampiran 11. Uji Homogenitas ... 62

Lampiran 12. Uji t ... 63

Lampiran 13. Tabel t ... 65

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian ... 66

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga bolabasket merupakan salah satu olahraga permainan yang

dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing terdiri dari 5 orang dengan tujuan

mencetak angka ke keranjang lawan dan mencegah regu lawan mencetak angka

dan yang mendapat angka terbanyak menjadi pemenang. Bola dapat dipindahkan

melalui teknik dasar bolabasket seperti: mengoper, menggiring bola dan

sebagainya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Melalui macam-macam teknik

tersebut pemain mendapat kesempatan untuk mengimprovisasi gerakan seperti:

bounce pass, lay up, spin drible, dan behind the back dribble.

Bolabasket adalah olahraga tim, namun penguasaan teknik dasar

individual sangatlah penting. Menurut Hal Wissel (1996: 15) prasyarat untuk

melakukan setiap teknik dasar adalah keseimbangan dan kecepatan, keseimbangan

berarti dapat mengatur seluruh bagian tubuh dalam posisi siap untuk bergerak

dengan cepat sedangkan kecepatan mengacu pada kecepatan gerakan dalam

menampilkan keahlian.

Teknik menggiring bola merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

permainan bolabasket. Menggiring bola merupakan senjata penyerangan yang

harus dikuasai oleh setiap pemain. Kemampuan menggiring bola berpengaruh

pada kemampuan tim. Untuk meningkatkan kemampuan teknik menggiring bola,

latihan secara teratur akan membuat pemain mahir menggiring bola, dan dapat

(16)

2

perubahan situasi di lapangan. Dalam melakukan penyerangan khususnya seorang

penggiring bola yang ulung merupakan senjata yang akan sangat membantu siasat

permainan, mengacaukan pertahanan lawan, membekukan permainan, dan

bermain tempo.

Permasalahan yang ada di lapangan memperlihatkan bahwa kemampuan

teknik menggiring bola peserta ekstrakurikuler di SMA N 1 Comal Pemalang

masih sangat kurang. Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan

permainan dikarenakan kemampuan menggiring bola mudah ditebak dan mudah

dihentikan pergerakannya. Kurangnya kemampuan atau keterampilan tersebut

bisa dilihat dari banyaknya violation yang sering terjadi saat melakukan

permainan atau pertandingan. Pada waktu pertandingan banyak terjadi

pelanggaran, seperti travelling, dan double dribble. Hal tersebut disebabkan

banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya adalah kurangnya variasi

latihan dari pelatih maupun dari guru yang dapat meningkatkan kemampuan,

pengetahuan, dan keterampilan siswa terutama dalam hal menggiring bola. Dilihat

dari permasalahan yang ada, perlu dicari model latihan yang efektif dan dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menggiring bola.

Melihat fakta di lapangan bolabasket di SMA Negeri 1 Comal Pemalang,

masih banyak peserta ekstrakurikuler yang kesulitan saat menggiring bola siswa

masih terlihat kaku dan kebanyakan cara menggiringbolanya masih banyak yang

dipukul-pukul dan pandangan mata masih banyak tertuju pada bola. Seharusnya

bola dipantul-pantulkan dan tidak ada suara dari sentuhan antara tangan dengan

(17)

3

selain itu gerakan melindungi bola juga belum nampak. Pada saat bermain

permainan terlihat sangat monoton tidak ada variasi-variasi sedikitpun. Jarang

peserta didik yang berusaha untuk menggiring bola, jadi bolanya hanya

berpindah-pindah dari tim satu ke tim yang satunya dan berputar di area tengah

lapangan saja.

Pada hakikatnya menggiring bola bukan teknik yang pokok yang harus

dikuasai dalam bermain bola basket tetapi menggiring bola mempunyai

keunggulan tersendiri dalam permainan bola basket yaitu untuk memudahkan

serangan fast break (serangan balik cepat setelah posisi terserang), lebih cepat

menuju ke ring lawan, untuk menerobos pertahanan lawan, untuk mengendalikan

permainan, menggiring bola yang bervariatif baik arah dan kecepatannya dan

selanjutnya memasukkan bola ke keranjang lawan bisa dikatakan hal yang

menarik dalam permainan bola basket.

Banyak model latihan dribble / menggiring bola, seperti: dribble dalam

segi empat, dribble sambil melingkar, dribble melawan operan, dribble sambil

menepis bola dan lain sebagainya. Model-model latihan dribble / menggiring bola

yang dilatihkan oleh para pelatih untuk menjadikan pemainnya sebagai penggiring

bola yang baik. Dengan adanya berbagai macam model latihan tersebut, melalui

penelitian yang berjudul efektivitas latihan dribble slalom dengan dribble

beranting terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola para peserta

(18)

4 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan teknik menggiring bola basket peserta ekstrakurikuler di SMA N

1 Comal Pemlalang masih kurang.

2. Kurangnya variasi latihan yang diberikan pelatih ekstrakurikuler di SMA

Negeri 1 Comal Pemalang yang dapat meingkatkan kemampuan dalam hal

menggiring bola.

3. Tingkat kemampuan peserta ekstrakurikuler terutama dalam hal menggiring

bola masih kurang, di lihat dari masih banyak terjadi kesalahan seperti : double

dribble, carying the ball, dan travelling violation.

4. Belum diketahui pengaruh latihan dribble slalom dengan dribble beranting

terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola pada peserta

ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.

5. Belum diketahui manakah yang lebih baik antara latihan dribbleslalom dengan

dribble beranting terhadap tingkat kemampuan menggiring bola pada peserta

ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian menjadi lebih fokus maka batasan masalah dalam

penelitian ini adalah pengaruh model latihan dribble slalom dan latihan dribble

beranting terhadap tingkat kemampuan menggiring bola pada peserta yang

(19)

5 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh latihan dribbleslalom terhadap kemampuan menggiring bola

pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang?

2. Adakah pengaruh latihan dribble beranting terhadap kemampuan menggiring

bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang?

3. Manakah yang lebih baik antara latihan dribble slalom dengan dribble

beranting terhadap kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler

bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan dribble slalom terhadap peningkatan

kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA

N 1 Comal Pemalang.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan dribble beranting terhadap peningkatan

kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA

N 1 Comal Pemalang.

3. Untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan dribbleslalom dengan dribble

beranting terhadap tingkat kemampuan menggiring bola pada peserta

(20)

6 F. Manfaat penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Latihan dribble slalom dan dribble beranting dapat dibuktikan secara

ilmiah mengenai peningkatan kemampuan menggiring bola pada peserta

ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang. Setelah diketahui hasil

ilmiah tersebut diharapkan dapat membantu guru pendidikan jasmani atau pelatih

dalam menentukan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan

menggiring bola bagi peserta didik.

2. Secara praktis

a. Bagi Guru dan Pelatih

Diharapkan dapat dijadikan pedoman bahan perbandingan bagi guru, pelatih, dan

pembinaan olahraga bolabasket SMA N 1 Comal Pemalang dan klub-klub

bolabasket.

b. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk mendukung program-program latihan kegiatan

ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.

c. Bagi Peserta Didik

Supaya mengerti bahwa latihan dribble slalom dan dribble beranting merupakan

suatu bentuk latihan yang bisa menunjang kemampuan teknik dasar menggiring

(21)

7

d. Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu bahan acuan di masa mendatang berkaitan dengan

perkembangan materi bolabasket ke arah yang lebih baik.

e. Bagi Masyarakat

Dapat menjadi bahan kajian bagi yang berminat mengadakan penelitian yang

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Bolabasket

Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 1) permainan bolabasket merupakan

jenis olahraga yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan dan

mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin (ke keranjang) lawan,

serta menahan lawan agar jangan memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan

cara lempar tangkap (passing), menggiring (dribble) dan menembak (shooting).

Menurut Danny Kosasih (2008: 2) olahraga permainan bolabasket adalah

permainan yang sederhana, mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna yang

juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan baik (disiplin) dalam rangka

pembentukan kerja sama tim. Permainan ini juga menyuguhkan kepada penonton

banyak hal seperti dribbling yang meliuk-liuk dengan lincah, tembakan yang

bervariasi, terobosan yang fantastik, gerakan yang penuh tipu daya dan silih

bergantinya gol-gol indah dari regu yang bertanding.

Menurut Hal Wissel (1996: 2) bolabasket dimainkan oleh dua tim dengan

5 pemain per tim dan mempunyai tujuan mendapatkan nilai dengan memasukkan

bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa dan bola dapat

diberikan hanya denganpassing(operan) dandribble(menggiring).

Akros Abidin (1999: 45) berpendapat teknik dasar bolabasket menjadi 7

macam yakni (1) Lempar tangkap bola (passing), (2) Memantulkan bola

(23)

(Pivot), (5) Olah kaki (Footwork), (6) Melompat atau melompat (Jumping), dan

(7) Gerak tipu dengan bola atau tidak dengan bola (fakes and faints).

Berdasarkan dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

permainan bolabasket merupakan olahraga yang dimainkan oleh 2 regu yang

masing-masing terdiri dari 5 orang dengan tujuan mencetak angka ke keranjang

lawan dan mencegah regu lawan mencetak angka yang mendapat angka terbanyak

menjadi pemenang. Bola dipindahkan dengan cara mengoper, menggiring,

menggelindingkan dan sebagainya sesuai peraturan yang berlaku. Untuk menjadi

sebuah tim yang hebat maka latihan disiplin sangat penting untuk membentuk

kerjasama tim dan melatihskillindividu, fisik, dan emosi.

2. Hakikat Latihan

a. Pengertian latihan

Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk

meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan

berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraga

(Sukadiyanto, 2005:5). Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 11),

latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara “sistematis”

untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental

yang teratur, terarah, meningkat, dan “berulang-ulang” waktunya. Sistematis

tersebut diatas artinya proses pelatihan dilaksanakan secara teratur, terencana

menggunakan pola dan sistem tertentu, metodis, berkesinambungan dari

sederhana menuju yang komplek, dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sedikit

(24)

atas artinya setiap gerak harus dilatih secara bertahap dan dikerjakan berkali-kali

agar gerakan yang semula sukar dilakukan, kurang koordinatif menjadi semakin

mudah, otomatis, reflektif gerak menjadi efisien.

Menurut Tudor O. Bompa (1999: 4), latihan merupakan suatu program

pengembangan olahragawan untuk suatu kegiatan khusus, melalui peningkatan

keterampilan dan kapasitas energi, sedangkan menurut Sukadiyanto (2005: 6)

latihan adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang

berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan, sehingga

tujuan dapat tercapai tepat pada waktunya. Penyempurnaan tersebut artinya

meningkatkan keterampilan dari apa yang telah dimiliki oleh atlet atau peserta

didik ke tingkat yang lebih baik, dan pendekatan ilmiah dimaksudkan artinya

dalam suatu proses latihan menggunakan metode yang dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya secara keilmuan bukan karena faktor kebetulan atau

ketidaksengajaan, sedangkan prinsip pendidikan berarti upaya untuk membawa

peserta didik kepada tingkat kemandirian dan kedewasaan (Djoko Pekik Irinto,

2002: 11-12).

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas peneliti menyimpulkan bahwa

latihan merupakan proses penyempurnaan keterampilan (olahraga) yang dilakukan

peserta didik ataupun atlet secara sistematis, terstruktur, berulang-ulang, serta

berkesinambungan, dan bertahap dari bentuk maupun beban latihannya.

b. Tujuan Latihan

Menurut Sukadiyanto (2005: 8) sasaran latihan secara umum adalah untuk

(25)

prestasi. Selanjutnya Tudor O. Bompa (1999: 5) menerangkan bahwa tujuan

latihan adalah untuk memperbaiki prestasi tingkat terampil maupun kinerja atlet,

dan diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan.

Sukadiyanto (2005: 9) menjelaskan sasaran latihan dan tujuan latihan

secara garis besar antara lain:

1) meningkatkan kualitas fisik dasar dan umum secara menyeluruh, 2) mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus,

3) menambah dan menyempurnakan teknik,

4) menambah dan menyempurnakan strategi, teknik, taktik, dan pola bermain, dan

5) meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tujuan dan sasaran latihan

adalah untuk memperbaiki dan memyempurnakan keterampilan baik teknik atau

pun fisik olahragawan untuk mencapai prestasi.

c. Unsur-unsur Latihan

Variables of training atau unsur-unsur latihan menurut Tudor O. Bompa

(1999: 79) dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Volumeatau dosis latihan

Dosis latihan bermakna total kuantitas kerja dalam latihan. Dosis latihan juga mengacu pada sejumlah tertentu kerja yang dilakukan pada suatu materi latihan atau tahapan dalam latihan. Jika dosis latihan mengacu pada tahapan latihan berarti menentukan jumlah materi latihan, jumlah jam dan hari latihan, jarak tempuh atau beban yang dingkat setiap waktu, dan jumlah ulangan latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dosis latihan dalam satu minggu sebanyak 3-5 kali. Tes untuk mengevaluasi hasil latihan dapat dilaksanakan setelah 4-6 minggu yaitu 16 kali latihan dari suatu masa siklus latihan mikro.

2) Intensityatau intensitas latihan

(26)

Kuatnya rangsang tergantung dari beban, kecepatan gerakan, dan variasi interval atau istirahat antar ulangan. Kuatnya rangsang berpengaruh terhadap kuatnya peningkatan. Intensitas latihan yang baik, yaitu antara 70-80% dari RHM.

3) Densityatau densitas latihan

Densitas atau frekuensi dalam melakukan rangkaian rangsangan harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan. Densitas mengacu pada hubungan yang pernyataan waktu, antara aktivitas dan tahap pemulihan dalam latihan. Keseimbangan densitas tergantung antara aktivitas dan pemulihan. Keseimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan atlet. Frekuensi latihan dilakukan selama 20-60 menit, kontinyu dan melibatkan otot-otot besar.

4) Complexityatau kompleksitas latihan

Kompleksitas latihan menunjukkan tingkat keragaman unsur yang dilakukan dalam latihan.

d. Prinsip-prinsip Latihan

Dalam hal ini guru dan pelatih harus berpedoman pada beberapa prinsip

latihan yang merupakan prinsip-prinsip umum, mendasar, akan tetapi penting

diterapkan pada semua cabang olahraga, karena tanpa berpedoman pada

prinsip-prinsip latihan prestasi atlet akan sulit dapat ditingkatkan dan tujuan dari

pembelajaran itu sendiri tidak tercapai secara optimal.

Menurut Sukadiyanto (2005: 12) prinsip-prinsip latihan memiliki peranan

penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Lebih lanjut

menurut Sukadiyanto (2005: 12-22) prinsip-prinsip latihan yang menjadi pedoman

agar tujuan latihan dapat tercapai, antara lain:

(27)

11) tidak berlebihan, dan 12) sistematik.

Menurut Tudor O. Bompa (1994: 29) prinsip latihan adalah suatu

petunjuk/pedoman dan peraturan yang sistematis dan seluruhnya berlangsung

dalam proses latihan. Prinsip-prinsip latihan menurut Tudor O. Bompa (1999:

29-48) adalah: (1) Prinsip partisipasi aktif mengikuti latihan, (2) Prinsip

perkembangan menyeluruh, (3) Prinsip spesialisasi, (4) Prinsip individual, (5)

Prinsip bervariasi, (6) Model dalam proses latihan, (7) Prinsip peningkatan beban.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002, 42-43), berhubungan dengan

prinsip-prinsip latihan setiap peserta didik atau atlet memiliki sifat dasar manusia antara

lain: multidimensial (beragama), potensi yang berbeda-beda, labil, adaptasi

lingkungan, berdasarkan sifat tersebut ada beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan dalam proses latihan, meliputi:

1) Prinsip beban berlebih (over load)

Tubuh disesuaikan dan adaptasi terhadap latihan. penyeseuaian tersebut

dilakukan secara bertahap mengarah tingkat yang lebih tinggi yang disebut

superkompensasi.

2) Prinsip kembali asal(reversible)

Adaptasi latihan akan berkurang bahkan hilang apabila latihan tidak

berkelanjutan dan tidak teratur yang berakibat terjadinya penurunan prestasi.

3) Prinsip kekhususan (specifity)

Latihan khusus hendaknya sesuai dengan sasaran yang diinginkan, dan

(28)

olahraga, peran olahraga, sistem energi, pola gerak, keterlibatan otot, dan

komponen kebugaran.

3. HakikatDribble

a. PengertianDribble

Menurut Hal Wissel (1996: 95) dribble adalah salah satu cara membawa

bola sambil bergerak dan memantulkannya pada lantai dengan awalan bola harus

dilepas dari tangan sebelum kaki anda diangkat dari lantai. Setiap tim butuh

paling tidak satu penggiring bola ahli yang dapat membawa bola dengan cepat di

lapangan pada suatu terobosan dan melindunginya terhadap penjagaan. Menurut

Danny Kosasih (2008: 38) dribble adalah suatu teknik fundamental dan akan

menjadi sesuatu yang menakutkan jika dipakai hanya untuk menunjukkan

kemampuan personal.Dribbleadalah cara tujuannya untuk membebaskan diri dari

lawan atau mencari posisi bagus untuk mengoper atau menembak bola

(PERBASI, 2006). Menurut Nuril Ahmadi (2007: 17) dribble diperbolehkan

membawa bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan ke lantai, baik

berjalan maupun berlari. Kegunaan dribble adalah mencari peluang serangan,

menerobos pertahanan lawan, ataupun memperlambat tempo permainan.

Berdasarkan dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian dribble merupakan salah satu teknik fundamental, membawa bola

dengan memantulkannya ke lantai baik berjalan maupun berlari.

b. Ragam LatihanDribble

Latihan diberikan untuk membantu para pembina, pelatih, guru olahraga,

(29)

dalam membantu mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi,

selain itu juga untuk pengayaan keterampilan berbagai gerak dasar dan dasar

gerak serta dasar-dasar teknik yang benar (Sukadiyanto, 2005: 8). Ada banyak

macam latihan yang diberikan pelatih. Hal ini sama seperti yang diungkapkan

oleh Hal Wissel (1996: 112-119 macam-macam latihandribblesebagai berikut:

1) Dribble Warm-Up(pemanasan sebelumDribble) a) Crossover(menyilang)

b) Figure Eight(angka delapan) c) One Knee(satu lutut)

d) Duduk (sitting)

e) Berbaring (lying down)

2) DribbleSatu Lutut Menyilang (One-Knee Crossover Dribble) 3) Two-Ball Dribble(Dribbledua bola)

a) Bersamaan

b) Bergantian, (Satu bola ke atas dan satu bola ke bawah) c) Menyilang

d) Inside Out

e) Melalui Kaki Anda

f) Side-pull forward and back (dorong dribble ke samping depan dan ke samping belakang)

4) Dribbledengan Dua Bola dengan Bergerak a) Zig-zag

b) Behind-The Back Dribble (DribbleBelakang Punggung)

c) Dribble Mundur,DribbleMenyilang dan Mendribble Vepat (retreat dribble, crossover dribble, and speed dribble)

6) Knock the Ball Out of the Circle 7)Dribble Tag(berkejaran)

8) LatihanOne-Dribble Layup 9)One-Dribble Runner

(30)

Menurut Nancy Lieberman (1997: 149-165) macam-macam latihan yakni:

1) LatihanOne Ball Dribbling a) Crab Dribble

b) Sideline Dribble c) Figure Eight

d) High Dribble (ricochet) e) Shooting Off the Dribble 2) LatihanDribbleSatu Lapangan

a) Pemanasan (crab dribble, zig-zag satu lapangan penuh, dribble menyilang, jump stop, spin dribble,dribble belakang tubuh, dribble di antara kaki)

b) Cone Dribble (dribble menyilang, dribble berputar, dribble di belakang tubuh)

c) Pola Latihan Kombinasi

d) Latihan untuk Tangan yang Lemah e) Mendribbledengan Dua Bola 3) LatihanDribbleTambahan

i) Pemanasan denganDribbleTinggi j) High Dribble Wraparound

k) DribbleTinggi di Belakang Tubuh l) DribbleLompatan

m)Figure EightdenganDribbleRendah n) DribbleLaba-laba (spider dribble) o) Low Line Dribble

p) Machine Gun Dribble Low

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 26-30) untuk meningkatkan latihan teknik

mendribbleada bermacam-macam yakni,

1) Dribbledalam Segi Empat 2) Dribblesambil Melingkar 3) Dribbledengan PolaSlalom 4) DribbleMelawan Operan 5) DribbleBeranting

(31)

c. Dribble Slalom

1) Tujuan: Melatih kemahiran membawa bola secara berganti-ganti dengan

tangan kanan dan tangan kiri serta membiasakan menggiring bolatanpa melihat

bola.

2) Pelaksanaan: Kursi (pemain) diatur berjejer, dianggap lawan yang mencegah.

Karena itu, menggiring bola harus dilakukan dengan berganti-ganti tangan

supaya bola dilindungi dengan tubuh dari kemungkinan direbut lawan. Latihan

ini bisa dilakukan dengan bentuk perlombaan.

Kelebihan dan kekurangan: Anak akan merasa tertantang karena melewati

rintangan kursi dan menambah kemampuan menggiring bolamenjadi lebih baik,

latihan ini membutuhkan koordinasi dua tangan sambil berlari antara

memantulkan bola, memindahkan bola, serta berlari. Latihan ini baik digunakan

setelah anak mampu melakukandribbledasar.

Gambar 1. Model LatihanDribbleSlalom (Nuril Ahmadi, 2007: 27)

d. DribbleBeranting

(32)

b) Pelaksanaan: Pemain dibagi menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya.

Pemain pertama masing-masing kelompok membawa bola dengan tangan

kanan ke seberang ruang, lalu kembali membawa bola dengan tangan kiri.

Penyerahan bola pada pemain berikut harus dilakukan di belakang garis start.

Kelebihan dan kekurangan: Untuk pemula karena pola latihan ini lebih

stabil, bola lebih terkontrol dan irama gerak lebih terasa tetapi, latihan ini

cenderung membosankan atau monoton serta tidak ada tantangan.

Gambar 2. Model LatihanDribbleBeranting (Nuril Ahmadi, 2007: 28)

Komponen biomotor dalam permainan bolabasket khususnya dalam

mendribble bola adalah koordinasi. Koordinasi tersebut adalah mata, tangan,

perasaan terhadap bola, dan timing. Olahraga yang menggunakan bola,

pengenalan pertama dan utama adalah perasaan terhadap bola (ball feeling).

Menurut Sukadiyanto (2005: 140) latihan koordinasi dapat diberikan sejak masa

anak-anak antara usia 8 sampai 12 tahun, sehingga pada usia anak-anak harus

sudah dilatih dengan berbagai bentuk latihan koordinasi. Dalam permainan

(33)

Sedangkanmenurut Tudor O. Bompa (1999: 11-12) potensi fungsional seseorang,

kemampuan untuk menyesuaikan ciri terhadap rangsangan tertentu adalah lebih

penting dibandingkan dengan usianya karena perkembangan ketrampilan dan

kemampuan berolahraga pada olahragawan lebih tinggi dibandingkan dengan

orang dewasa.

4. Ekstrakurikuler Bolabasket SMA N 1 Comal Pemalang

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai salah satu lembaga formal

pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran

sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk

memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran,

menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya

(Yudha M. Saputra, 2001: 6).

Menurut Moh. Uzer Usman (1993: 22) ekstrakurikuler adalah kegiatan

yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah

maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai

bidang studi.

Menurut Tri Ani Hastuti (2008: 63), bahwa ekstrakurikuler adalah suatu

kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan bahan

kajian dan pelajaran dengan lokasi waktu yang diatur secara tersendiri

(34)

pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau

kunjungan studi ke tempat-tempat tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut maka ekstrakurikuler merupakan jenis

kegiatan pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran di

sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai bagian dari kegiatan

pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan bakat dan minat siswa terhadap

bentuk-bentuk olahraga.

b. Ekstrakurikuler Bolabasket di SMA N 1 Comal

SMA N 1 Comal adalah salah satu SMA diantara sekian banyak SMA di

Daerah Pemalang. SMA N 1 Comal merupakan salah satu lembaga formal yang

mendidik siswa-siswi dalam dunia pendidikan. Ekstrakurikuler bolabasket di

SMA N 1 Comal dilatih oleh pelatih, yaitu Mas Amir. Latihan dilaksanakan tiga

kali dalam satu minggu, yaitu pada hari Selasa, Kamis, Sabtupukul 16.00-17.30

WIB, dan diikuti oleh 16 siswa putra dan 13 siswa putri.

Prestasi bolabasket yang pernah diraih oleh SMA N 1 Comal yaitu juara 2

antar sekolah se Kabupaten Pemalang tahun 2013, juara 3 antar sekolahse

Kabupaten Pemalang tahun 2012. Selama ini, selama latihan program yang

diberikan oleh pelatih lebih banyak ke game, sedangkan untuk latihan teknik

sangat kurang.

Dalam hal ini ekstrakurikuler bolabasket SMA N 1 Comal merupakan

objek penelitian yang akan diteliti terutama tentang pengaruh latihan

(35)

pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. Dalam penelitian

ini peneliti ingin mencoba mencari bentuk latihan yang paling baik untuk

meningkatkan kemampuan teknik dasar menggiringpada permainan bolabasket.

Karena menggiring bola para peserta didik dirasa masih perlu peningkatan.

Adapun latihan-latihan yang diberikan tersebut akan diberikan pada saat

berlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal.

B. Penelitian yang Relevan

Peneletian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang

dilakukan oleh

1. Muhammad Ibrahim (2008) dalam penelitian tentang Kemampuan Menggiring

Bola antara Pemain Posisi Perimeter dan Post dalam permainan Bolabasket

Tingkat SMA Putra di Sleman menyatakan adanya perbedaan kemampuan

menggiring bola pemain posisi perimeter dan post tingkat SMA putra di

Sleman. Hasil analisis menyatakan bahwa rerata dari SMA De Britto pada

pemain posisiperimeter7,64 detik dan pemainpost7,84 detik. Hasil dari SMA

N 1 Depok pada pemain posisi perimeter dan pemain posisi post 8,20 detik,

dari SMA N 1 Sleman pada pemain posisi perimeter 8,32 detik dan pemain

posisi post 8,24 detik, dari SMA Tiga Maret pada pemain posisi perimeter

8,09 detik dan pemain posisipost7,92 detik. Hasil dari SMA N 1 Kalasan pada

pemain posisi perimeter 8,01 detik dan pada pemain posisi post 9.15 detik.

Secara umum dari keseluruhan sekolah yang diteliti pemain posisi perimeter

memperoleh nilai rata-rata sebesar 8,03 detik dan pemain posisi post

(36)

2. Penelitian yang dilakukan Amri Muttaqiin (2008). Penelitian ini berjudul

“Pengaruh latihan menggiring crossover terhadap peningkatan kecepatan

menggiring bola dalam permainan bolabasket siswa putri SMA Negeri 11

Yogyakarta”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri SMA Negeri 11

Yogyakarta yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket yang berjumlah 31

siswa. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling jumlah total

sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah 20 siswa. Hasil penelitian dari

hasil perhitungan hipotesis diperoleh bahwa nilai thitungsebesar 10,273, karena

thitung>ttabel (10,273 > 2,093) berarti signifikan. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa terdapat peningkatan kecepatan menggiring bola melalui latihan

menggiringcrossoverpada siswa putri SMA Negeri 11 Yogyakarta.

C. Kerangka Berpikir

Olahraga bolabasket banyak diminati oleh masyarakat, berlomba-lomba

untuk mendapat prestasi dalam bidang olahraga bolabasket. Untuk mencapai

prestasi tersebut diperlukan banyak kesiapan yang harus dipenuhi, misalnya

penguasaan teknik dasar, ketahanan fisik dan kerja sama.

Secara umum teknik bolabasket adalah passing, menerima bola, dribble,

shooting, footwork,danpivot.Dribbleadalah memantul-mantulkan bola ke lantai.

Dribble selalu digunakan dalam suatu permainan bolabasket untuk menerobos

pertahanan lawan, mencari peluang serangan, ataupun memperlambat tempo

permainan.

Banyak model-model latihandribbleyang dilatihkan untuk melatihkan

(37)

pelatih bingung memilih model latihan yang sesuai. Hal ini akan menjadi salah

satu masalah yang dapat menghambat suatu tim untuk mencapai prestasi yang

maksimal. Berdasarkan pengertian di atas dirasa perlu mengetahui peningkatan

kemampuan kecepatan menggiring bola pada latihandribblepola slalom dan pola

beranting, serta latihan dribble mana yang lebih efektivitas model latihan dribble

yang sesuai untuk SMA N 1 Comal Pemalang.

D. HipotesisPenelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis yaitu:

1. Ada pengaruh latihandribbleslalomterhadap kemampuanmenggiring bola pada

pesertaekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.

2. Ada pengaruh latihandribble beranting terhadap kemampuan menggiring bola

pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.

3. Latihandribbleslalom lebih efektif dari pada latihan dribbleberantingterhadap

kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA

(38)

ODE PENELITIAN

A. DesainPenelitian

“Two GroupsPretest-Posttest Design”,

pretest posttest

,

( 2007:

64). -

.

:

Gambar 3.

! "

:

Pretest :# dribble

$ : Ordinal pairing

!-1 : ! %

(39)

' : ()* +, )- ./0 11234 25 267

73STT0 /0S T E);+AAHPERD (American Alliance for Health Physical Education,

and Dance 1984) basketball controldribble*: @*K)+* D* : @B: - <<+; +- <9GH)K) -<

N )A* D-K)E+L )* )* @)BC)+@: C:; @ : CDHD, E:*+AE)- - +H)+ *G* )H)E )H ),J DBH), -+ H)+

(40)

C. Subjek Penelitian

Tabel 1.Ordinal Pairing

(41)

stuvwxyz t{y|v}~ v uv€‚ ƒ „ …ƒ †y }yxy uv|‡|v } 14 |v uy ˆt{ s t€ ‡v}‰ 2

ˆt{s t€‡v }‡ }s‡ |Š‚ ƒ-ƒ‹xv }ŠŒ ‹-ƒ ‹, 12 |v u y ˆt{ st€ ‡v}‡}s‡| uv s ywv }v sv‡‚ ƒ „ …ƒ †.

v uv€ 12 | v uy ˆt{ st€‡v}y }y xyuv|‡|v } 4 | v uy uv sywv} v } Ž zt{ztxvxv { y€ v y }Ž

-€v  y}Ž| tu€ ˆ| ‡ ˆvvˆ t t{sv

t|  s{v|‡{ y| ‡ ut{ sy xv|z v }‡ } s‡|€tuv|‡ |v}uv sywv }v sv‡‚ ƒ„ …ƒ†.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

‘t| }y| ˆt}Ž‡€ˆ‡ uv } xv s v xyuv|‡|v } xt}Žv } ’v{v uv }Ž‡ } Ž €t} Žv€ v sy x y

uv ˆv } Žv } xt} Žv } €tuv| ‡|v } st~ ‘t xv } ˆ t} Ž‡ |‡{v } “‚ ”••–ƒ v }Ž xyŽ‡ }v| v }

v xv uv w AAHPERD Basketball Control Dribble Test. —v uyx ysv  s t  tz tv{ 0.37 –

0.91” dan Reliabilitas tes sebesar 0.88 – 0.95’. Tes ini bertujuan untuk mengukur

kemampuan dribble pemain dan sebagai alat ukur untuk melihat perkembangan

kemampuan dribble pemain (Safrit, 1986: 205). Pelaksanaan tes kemampuan

dribblesebagai berikut:

a. Menggunakansetengahlapangan bola basket

b. Dilakukan di daerahkey hole

c. Testmenggiring bola denganmelewati 6 buahpancang/kursisecepatmungkin.

Keempatbuahpancangberbentuk 4 persegi, pancangberdimensipanjang 19

feetdanlebar 12 feet, danmempunyaisebuahpancang (pancangkelima)

sebagaititiktengahpersegipanjangtersebut

d. Pancangkeenamataupancangtempatmemulaipelaksanaan,

sejajardenganpancangtengahtapiberadapersis diluargaris.

(42)

e. Untuk orang kidalposisinya disebelahkananpancang A

f. Waktudicatatsampaisepersepuluhdetik. Nilai total

adalahjumlahnilaidarikeduapelaksanaantes

g. Ketentuankhusus: (1) untukpelanggaran bola (˜™ š›œž Ÿ ¡ ¢£¤ ¥œ ¢ ™ž¥¥œ,

dansebagainya). Hentikanpelaksanaantes, kembalikegarisawal,

ulangilagidariawal, (2) jikapelaksanaanatau bola salahdalammelewatipancang

(menggiringlewatsisidalampancangataumelewarigarispancang),

hentikanpelaksanaandanmulaidariawalkembali, (3)

Jikapelaksanaangagaluntukmelewatisalahsatutitikdimanakehilangankontrol,

hentikanpelaksanaandanmulaidariawallagi.

Gambar 4. Lapangan¦£Ÿ˜™£ §™ ž ¥¥ œ¨œ©˜

Sumber: (AAHPERD basketball tests, 1984)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes

pengukuran. Tes pengukuran ini untuk mengetahui tingkat kemampuan

menggiring bola. Tes pengukuran dilakukan setelah masing-masing kelompok

(43)

Masing-masing kelompok pemain baik latihan ª« ¬­­® ¯° ®±® ²³ maupun ª« ¬­­®¯ beranting

melakukan ´« ¯-µ ¯° µ terlebih dahulu setelah diberi perlakuan dilanjutkan dengan

melakukan ´²°µ-µ¯°µ yaitu pemain diberikan kesempatan untuk menggiring bola

secepat-cepatnya.

E. Teknik Analisis Data

Sebelumdilakukanpengujianhipotesis, makaperludilakukanujiprasyarat.

Pengujian data hasilpengukuran yang

berhubungandenganhasilpenelitianbertujuanuntukmembantuanalisis agar

menjadilebihbaik.

Untukitudalampenelitianiniakandiujinormalitasdanujihomogenitas data.

1. UjiPrasyaratAnalisis

a. UjiNormalitas

Ujinormalitastidak lain sebenarnyaadalahmengadakanpengujianterhadap

normal tidaknyasebaran data yang akandianalisis.

Pengujiandilakukantergantungvariabel yang akandiolah.

Pengujiannormalitassebaran data menggunakan¶²® ³ ²·²« ²¸-¹ ³ ¬ «º²¸

» ¯°µdenganbantuan SPSS 16. Jika nilai p > dari 0,05 maka data normal, akan

tetapi sebaliknya jika hasil analisis menunjukkan nilai p < dari 0,05 maka data

tidak normal. Menurut Sugiyono (2011:107) dengan rumus:

= ( − )

Keterangan : : Chi Kuadrat

(44)

b. UjiHomogenitas

Disampingpengujianterhadappenyebarannilai yang akandianalisis,

perluujihomogenitas agar yakinbahwakelompok-kelompok yang

membentuksampelberasaldaripopulasi yang homogen.

Homogenitasdicaridenganuji F dari data ¼½¾¿¾À¿dan¼ÁÀ¿ ¿¾À ¿

denganmenggunakanbantuan program SPSS 16. Uji homogenitas dilakukan

dengan mengunakan ujiÂà ÁÄ ¿¾À ¿, jika hasil analisis menunjukkan nilai p > dari

0.05, maka data tersebut homogen, akan tetapi jika hasil analisis data

menunjukkan nilai p < dari 0.05, maka data tersebut tidak homogen (Sugiyono,

2011:125):

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 16

yaitu yaitu dengan membandingkan žÂà antara kelompok 1 (¼½ ¾¿¾ À¿) dan

kelompok 2 (¼ÁÀ ¿¿¾À ¿).Apabila nilai thitung< dari ttabel, maka Ha ditolak, jika thitung>

besar dibanding ttabelmaka Ha diterima. Menurut Sugiyono (2011: 122) rumus

uji-tadalah sebagai berikut:

= ̅ − ̅

+ − 2

√ √

Keterangan:

̅ : rata-rata sampel 1

̅ : rata-rata sampel 2

: simpangan baku sampel 1 : simpangan baku sampel 2 : varians sampel 1

: varians sampel 2

(45)

Untuk mengetahui persentase peningkatan setelah diberi perlakuan

digunakan perhitungan persentase peningkatan dengan rumus sebagai berikut

(Sutrisno Hadi, 1991: 34):

Persentasepeningkatan =ÆÇÈÉÊË Ì ÌÇÍÇ ÉÎx 100%

ÆÇ ÈÉÏÍ Ç ÎÇÐÎ

(46)
(47)

P ! "# $% &''( )

1. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribble Slalom

(48)

Tabel 4. RSTUVWX T H K M

Jumlah 8 100.00% 8 100.00%

kX\lW[\ mWn\oX

2. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribbleBeranting

H\ TW [ X SvS[WnW\v

Jumlah 8 100.00% 8 100.00%

XW [U \v m\ [\o lSvnuU |V \{W U_ y\TW[ pƒ

v ||WVWv| lZ[\ X\m\ XST SVn\ SU TnV\UuVW Uu[SV lZ[\

M N PSo\ [\v | US[ ZoX ZU SU TX SVWoSv Šƒ† †‡t r‡€‡q

nX\m\|\ol\VmWl\‹\yWvWŒ

Gambar 5. U ‚ƒt„ trs m\v ‚qr„st rsKSo\oXu\v M

KS[ ZoX ZU…U TXSVWoSvDƒ††‡tˆ‡€‡q‰

2. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribbleBeranting

H nSV T Slu n mWmSTUVWX TWU\v oSv ||uv\U\v \v\ [W

Uun, uvnuU y\ TW [ pƒts t rs vW [\W oWvWo\ [ } ] ,

, \n\-V\n\ (‰t €) } ] ^_da, mSv|\v TWoX \v| (

D ) , v|U \vu vnuUp qrs st rsvW [\WoWvWo\ [}]e_e^, vW[\

21,672 ≤ 21,044–21,671 20,416–21,043 19,788–20,415 ≤ 19,787 37,5%

Jumlah 8 100.00% 8 100.00%

ƒtst rs m\v

2. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribbleBeranting

(49)

‘ ’“”• –, —˜™ ˜-—˜™˜ (š ›œ) ‘ ’ž”Ÿ,  ¡¢ £˜¢ ¤ ¥¦ §˜¢£ ¨ ˜©ª («¬ ­® D›¯° œ¬ ° ±) ‘ ž” Ÿ².

Jumlah 10 100,00% 10 100,00%

É §˜¨¥ ³˜  ¥™ ˜¦§¥³© ˜¢  ˜³˜¦ ¨¡¢™ ª© £— ˜¸¥ ©” µ ˜¤ ¥³ Ǽ›¬› «¬  ˜¢

DZ«¬¬ ›«¬©¡™ ¡—˜¦ §¥³ ˜¢ ­¼° ½½¾°Ñ §˜ ˜ ¤¥¤ Ì ˜ §ª™ —˜ ´˜¢ £ ¦ ¡¢ £¥©ª™ ¥ ¡©¤ ™ —˜© ª—¥©ª³ ¡—

¨» ³ ˜¨˜¤©¡™  ¥ ¹MÉ N “ Ê »¦ ˜³ P¡¦ ˜³˜¢ £ ©¡³»¦ §» © ¡©¤ § ¡—¥¦¡¢ ­¼°½½¾ ›

(50)

Gambar 5. Ò ÓÔÕÖ× K M

21,672 ≤ 21,044–21,671 20,416–21,043 19,788–20,415 ≤ 19,787

(51)

H

Kelompok df1 df2 Sig, Keterangan

,-./.0 /

a. Perbandingan Pretest dan PosttestKemampuan Menggiring Bola Kelompok EksperimenDribble Slalom

%40 /C/.0 /DApabila hasil analisis menunjukkan perbedaan yang signifikan maka

latihan ;-<==>. 0>?>4@memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan

menggiring bola peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal

Pemalang. Kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel

dan nilai0<Elebih kecildari 0,05 (Sig < 0,05).Berdasarkan hasil analisis diperoleh

(52)

Tabel9.Uji-t Hasil FG HIJ HK L dan FMK L IJ HK LKemampuan Menggiring

BolaKelompok EksperimenDGNOOP HQP RP MS

Kelompok Rata-rata

t-test for Equality of means

t ht ttb Sig, Selisih %

FG HLHK L 21,1088

3,931 2,36 0,006 0,9987 4,73%

FMK L LHK L

20,1100

Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa t hitung 3,931dan t tabel 2,36 (df

7)dengan nilai signifikansi p sebesar0,006. Oleh karena t hitung 3,931> t tabel

2,36, dan nilai signifikansi 0,006< 0,05, makahasil ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang

berbunyi“Ada pengaruh latihan TG NOO P HKPRP MS terhadap peningkatan kemampuan

menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal

Pemalang”, diterima. Artinyalatihan TG NOO P HKPRP MSmemberikan pengaruh yang

signifikan terhadapkemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler

bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.Dari data UG HLHKL memiliki

rerata21,11 detik, selanjutnya pada saat UMKL LHK L rerata mencapai 20,11

detik.Besarnya peningkatankemampuan menggirig bolatersebut dapat dilihat dari

perbedaan nilai rata-rata yaitu sebesar 0,99 detik, dengan kenaikan persentase

sebesar4,73%.

b. Perbandingan Pretest dan PosttestKemampuan Menggiring Bola Kelompok EksperimenDribbleBeranting

Hipotesis yang keduaberbunyi“Ada pengaruh latihan TG NOOPHberanting

terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler

bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang”, berdasarkan hasil UG HIL HKL dan

(53)

latihanWXY ZZ[\berantingmemberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan

menggiring bola peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal

Pemalang. Kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel

dan nilai]Y ^lebih kecil dari 0,05 (Sig < 0,05).Berdasarkan hasil analisis diperoleh

data sebagai berikut.

Tabel 10. Uji-t Hasil _ X\`a\ ]b dan _c ]b` a\ ]bKemampuan Menggiring

BolaKelompok EksperimenDXYZZ[\Beranting

Kelompok Rata-rata

t-test for Equality of means

t ht t tb Sig, Selisih %

_ X\b\ ]b 21,2562

4,435 2,36 0,003 0,696 3,28%

_c ]b b\ ]b

20,5600

Dari hasil uji-b dapat dilihat bahwa t hitung 4,435dan t tabel 2,36 (df 7)

dengan nilai signifikansi p sebesar 0,003. Oleh karena t hitung 4,435> t tabel 2,36,

dan nilai signifikansi 0,003< 0,05, maka hasil ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang

berbunyi“Ada pengaruh latihan WXYZZ[\berantingterhadap peningkatan

kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di

SMA N 1 Comal Pemalang”, diterima. Artinyalatihan

WXY ZZ[ \berantingmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal

Pemalang. Dari data dX \b \]b memiliki rerata21,26 detik, selanjutnya pada saat

dc ]bb \]b rerata mencapai 20,56 detik. Besarnya peningkatan kemampuan

menggiring bolatersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata yaitu sebesar

(54)

c. Perbandingan PosttestKelompok DribbleSlalomdengan Kelompok DribbleBeranting

Hipotesis yang ketigaberbunyi “Latihan ef ghhi j ki li mn lebih efektif dari

pada latihanefghhij berantingterhadap kemampuan menggiring bola pada peserta

ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang”, dapat diketahui

melalui o mk pp jk p antara kelompok eksperimen efghhij k ilimndengan o mkp p jk p

kelompok efghhij beranting.Berdasarkan hasil analisis diperoleh data sebagai

berikut. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran 12 halaman 66.

Tabel 11.Uji p q mk p jk p Kelompok Dfghhij rili m ndengan Kelompok

DfghhijBeranting

Kelompok Rata-rata t-test for Equality of means t ht t tb Sig, Selisih

Dari tabel hasil ujip di atas dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,382 dan

t-tabel (df =14) = 2,14, sedangkan besarnya nilai signifikansi p 0,708. Karena t

hitung 0,382< t tabel = 2,14 dan sig, 0,708> 0,05, berarti tidak ada perbedaan

yang signifikan antara o mk pp jk p kelompok ef ghhi j k i li mn dengan o mkp p jkp

kelompokefghhijberantings

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai rerata selisih o mk p jk p kelompok

efghhij k ilimn sebesar 21,11 detik, nilai rerata o mkp p jk p kelompok ef ghhij

beranting sebesar 21,26 detik, dilihat dari selisih nilai o mk ppjkpsebesar -0,1475

detik. Dengan demikian menunjukkan bahwa “Latihanef ghhi jk i li mn lebih efektif

dari pada latihan efghhij berantingterhadap kemampuan menggiring bola pada

(55)

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis uji t yang dilakukan maka dapat diketahui beberapa

hal untuk mengambil kesimpulan apakah ada peningkatan kemampuan

menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal

Pemalang setelah mengikuti latihanuvw xxyz {y |y } ~danuvwxxyzberantingselama 12

kali pertemuan. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 26-30) untuk meningkatkan latihan

teknik menggiring bola ada bermacam-macam yakni,

1. uvwxxyzdalam segi empat

2. uvwxxyzsambil melingkar

3. uvwxxyzdengan pola{ y|y}~

4. uvwxxyzmelawan operan

5. uvwxxyzberanting

6. uvwxxyzsambil menepis bola

Komponen biomotor dalam permainan bolabasket khususnya dalam

menggiring bola adalah koordinasi. Koordinasi tersebut adalah mata, tangan,

perasaan terhadap bola, dan t w ~w €. Olahraga yang menggunakan bola,

pengenalan pertama dan utama adalah perasaan terhadap bola (x|y y zzyw €).

Menurut Sukadiyanto (2005: 140) latihan koordinasi dapat diberikan sejak masa

anak-anak antara usia 8 sampai 12 tahun, sehingga pada usia anak-anak harus

sudah dilatih dengan berbagai bentuk latihan koordinasi. Dalam permainan

bolabasket menggiringdapat diberikan sejak usia 7 sampai 8 tahun. Hasil

penelitian selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Peningkatan KelompokD‚ ƒ„„ …†‡ …ˆ …‰Š

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung 3,931 > t tabel

(56)

bahwalatihan ‹Œ ŽŽ‘ ’ “”dapat meningkatkan kemampuan menggiring bola

pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.

Bentuk latihan ‹Œ ŽŽ  ‘ ’ “” gerakannya yaitu dengan membawa bola

secara berganti-ganti dengan tangan kanan dan tangan kiri serta membiasakan

menggiring tanpa melihat bola. Pemain diatur berjejer, dianggap lawan yang

mencegah. Karena itu, menggiring bola harus dilakukan dengan berganti-ganti

tangan supaya bola dilindungi dengan tubuh dari kemungkinan direbut

lawan.Kelebihan dan kekurangan‹ŒŽŽ ‘ ’ “ ”menurut Nuril Ahmadi (2007: 27)

yaitu anak akan merasa tertantang karena melewati rintangan kursi dan menambah

kemampuan menggiring bola menjadi lebih baik, latihan ini membutuhkan

koordinasi dua tangan sambil berlari antara memantulkan bola, memindahkan

bola, serta berlari. Latihan ini baik digunakan setelah anak mampu melakukan

menggiring boladasar.

2. Peningkatan KelompokD

• –—— ˜™Beranting

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung 4,435 > t tabel

2,36, dan nilai signifikansi 0,003< 0,05, maka hasil ini menunjukkan bahwa

latihan ‹ŒŽŽberantingdapat meningkatkan kemampuan menggiring bola pada

peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.

Bentuk latihan ‹Œ ŽŽ beranting yaitu pemain dibagi menjadi dua

kelompok yang sama jumlahnya. Pemain pertama masing-masing kelompok

membawa bola dengan tangan kanan ke seberang ruang, lalu kembali membawa

bola dengan tangan kiri. Penyerahan bola pada pemain berikut harus dilakukan di

(57)

Ahmadi (2007: 27) untuk pemula karena pola latihan ini lebih stabil, bola lebih

terkontrol dan irama gerak lebih terasa tetapi, latihan ini cenderung membosankan

atau monoton serta tidak ada tantangan.

3. Perbedaan Latihan D›œžŸ  ž¡ž¢£denganD›œ žŸBeranting

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa latihan¤¥ ¦§§ ¨©ª ¨« ¨¬­lebih

efektif dari pada latihan ¤¥ ¦§§ ¨© berantingterhadap kemampuan menggring bola

pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang, yaitu

selisih nilai® ¬ª ¯¯©ª ¯sebesar -0,1475 detik.

Menggiring bola selalu digunakan dalam suatu permainan bolabasket

untuk menerobos pertahanan lawan, mencari peluang serangan, ataupun

memperlambat tempo permainan. Banyak model-model latihan menggiring bola

yang dilatihkan untuk melatihkan kemampuan individual atlet. Karena terlalu

banyak model latihan tersebut, banyak pelatih bingung memilih model latihan

yang sesuai. Hal ini akan menjadi salah satu masalah yang dapat menghambat

suatu tim untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Kelompok eksperimen dengan latihan¤¥ ¦ §§ ¨©ª¨« ¨ ¬­lebih efektif dari pada

latihan¤¥ ¦ §§ ¨©beranting, karena pada kelompok ¤¥ ¦§§ ¨©ª¨« ¨¬­ gerakannya lebih

menyerupai tes menggiring bola yang digunakan, yaitu melewati rintangan kursi

dan menambah kemampuan menggiring bola menjadi lebih baik, latihan ini

membutuhkan koordinasi dua tangan sambil berlari antara memantulkan bola,

memindahkan bola, serta berlari, sedangkan pada kelompok latihan ¤¥ ¦§§ ¨©

beranting latihan cenderung membosankan atau monoton serta tidak ada

(58)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan

pembahasan, dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Ada pengaruh latihan dribble slalom terhadap peningkatan kemampuan

menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1

Comal Pemalang, dengan nilai t hitung 3,931 > t tabel 2,36, dan nilai

signifikansi 0,006 < 0,05, maka Ha diterima.

2. Ada pengaruh latihan dribble beranting terhadap peningkatan kemampuan

menggiring bola peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal

Pemalang, dengan nilai t hitung 4,435 > t tabel 2,36, dan nilai signifikansi

0,003 < 0,05, maka Ha diterima.

3. Latihan dribble slalom lebih efektif dari pada latihan dribble beranting

terhadap kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket

putra di SMA N 1 Comal Pemalang, yaitu selisih nilai posttest sebesar -0,1475

detik.

B.Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini berimplikasi yaitu:

Jika peserta ekstrakurikuler dan pelatih tahu bahwa latihan dribble slalom dan

dribble beranting mampu meningkatkan kemampuan menggiring bola, maka

latihan ini dapat digunakan untuk variasi bentuk latihan agar peserta

(59)

45

C.Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dengan semaksimal mungkin, namun tidak

terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ada, yaitu:

1. Sampel tidak di asramakan, sehingga kemungkinan ada yang berlatih sendiri di

luar perlakuan.

2. Dalam penelitian ini subjek yang diteliti masih sangat sedikit, sebatas pada

peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.

3. Peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin

mempengaruhi hasil tes kemampuan menggiring bola, seperti kondisi tubuh,

faktor psikologis, faktor nutrisi, dan kondisi lapangan.

D.Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat

disampaikan yaitu:

1. Bagi guru untuk memberikan latihan yang lebih bervariasi lagi sebagai upaya

untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola basket.

2. Para guru olahraga pada umumnya supaya lebih kreatif untuk menciptakan

model-model latihan atau metode-metode latihan, khususnya menggiring bola

basket.

3. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti selanjutnya

(60)

46

DAFTAR PUSTAKA

Amri Muttaqin. (2008). Pengaruh Latihan Menggiring Crossover terhadap Peningkatan Ketepatan Menggiring Bola dalam Permainan Bolabasket Siswa Putri SMA Negeri 7 Yogyakarta. Skripsi: UNY.

Akros Abidin. (1999). Bolabasket Kembar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bompa T.O. (1999). Theory and Metodology of Training (Terjemahan). Bandung: Universitas Padjajaran.

Danny Kosasih. (2008). Fundamental basketball Firs Step to Win. Semarang: CV. Elwas offset.

Dedy Sumiyarsono. (2002). Teori dan Metodologi Melatih Fisik Bolabasket. Yogyakarta: FIK UNY.

Djoko Pekik Irianto. (2002). Diktat: Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY.

Lieberman, Nancy. (1997). Panduan Lengkap Bola Basket untuk Wanita. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moh.Uzer Usman. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad Ibrahim. (2008). Kemampuan Menggiring Bola antara Pemain Posisi Perimeter dan Post dalam Permainan Bolabasket Tingkat SMA Putra di Sleman. Skripsi: UNY.

Nuril Ahmadi. (2007). Permainan Bolabasket. Surakarta: ERA INTERMEDIA.

PERBASI. (2006). Bola Basket untuk Semua. Jakarta: JMR.

Safrit, Margaret J. (1986). Introduction to Measurement in Physical Education and Exercise Science. St. Louis Missouri: Times Mirror/Mosby College Publishing.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

_______. (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(61)

47

Tri Ani Hastuti. (2008). Konstribusi Ekstrakurikuler Bolabasket Terhadap Pembibitan Atlet dan Peningkatan Kesegaran Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani (Nomor 1 tahun 2008). Hlm. 63.

Wissel, Hal. (1996). Basketball steps to success (Bagus Pribadi. Terjemahan). USA: Human Kinetics Publisher. Inc.

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

Gambar

Gambar 6. Model Latihan Dribble Slalom Minggu Kedua
Gambar 7. Model Latihan Dribble Slalom Minggu Ketiga
Gambar 10. Model Latihan Dribble Beranting Minggu Kedua
Gambar 12. Model latihan dribble berantng minggu ketiga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian SDM pegawai yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo cukup memadai dalam mengelola dan mengembangkan obyek wisata Taman

pengguna merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Atribut-atribut kualitas jasa Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten. Karanganyar yang masuk dalam

Kesimpulan yang didapat dari pemberian tepung koro pedang dalam bakso ayam menunjukan bahwa hasil yang berbeda sangat nyata (P&gt;0.01) pada perlakuan K4 untuk

Kajian ini perlu dilakukan khususnya di tempat kajian yang telah ditentukan oleh pengkaji kerana terdapat beberapa masalah yang berlaku di tempat kajian sebelum ini

Hambatan yang Dihadapi Ibu Berprofesi Ganda dalam Pembentukan Pendidikan Karakter Sosial dan Spiritual Anaknya Setiap harinya ibu yang mempunyai anak memiliki dua peran

KEMAHIRAN 11.5 : Menambah sebarang nombor dua digit tanpa mengumpul semula (lingkungan 50) secara lazim.. KEMAHIRAN11.6 : Menambah sebarang nombor dua digit dengan nombor

Nilai ICER pada antibiotik meropenem terdapat pada kuadran II, yaitu dengan biaya minimal yang diperoleh efektivitas terapi tinggi sedangkan antibiotik seftazidim dan

Berbeda dengan penelitian Nuringsih (2005) yang menyebutkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen karena laba yang diperoleh