PERBANDINGAN MODEL LATIHAN DRIBBLE SLALOM DAN
BERANTING TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN DRIBBLE
PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 COMAL PEMALANG TAHUN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Rian Eska Prihandi NIM. 09601241105
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
MOTTO
1. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh (Confusius)
2. Seorang profesional adalah seseorang yang bisa melakukan pekerjaan
terbaiknya ketika ia tidak merasa menyukainya (Alistair Cooke)
3. Rahmat sering dating kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan
kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya
(Joseph Addison)
4. Kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan berbanding
kurangnya kebijaksanaan atau kemahiran (Flower A. Newhouse)
5. Kerja keras mengalahkan bakat ketika bakat tidak mampu berkerja keras
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
1. Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini
untuk kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Teguh W Rianto dan Ibunda
tercinta Dwi Martantiningsih yang selalu memberikan kasih sayang
sepenuhnya kepada saya dan doa yang terus dipanjatkannya untuk kelancaran
dan kesuksesan saya.
2. Adekku tersayang Prita Aina Savitri dan Muslikha Diawati yang selalu
memberi motivasi dan semangat saya. Terimakasih atas Doa, kasih sayang dan
dukungannya selama ini.
vii
PERBANDINGAN MODEL LATIHAN DRIBBLE SLALOM DAN
BERANTING TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN DRIBBLE
PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 COMAL
PEMALANG TAHUN 2013/2014
Oleh:
Rian Eska Prihandi NIM. 09601241105
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya variasi latihan yang diberikan oleh pelatih maupun guru SMA N 1 Comal serta masih kurangnya tingkat pengetahuan siswa dalam hal men-drible. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model latihan dribble slalom dan latihan dribble beranting terhadap tingkat kemampuan dribble pada siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.
Jenis penelitian ini merupakan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah “Two Groups Pretest-Posttest Design. Subjek dalam penelitian iniyaitusiswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang yang berjumlah16 siswa, semua siswa digunakan sebagai subjek penelitian sehingga disebut penelitian populasi. Instrumen yang digunakan adalah tes dribble dari AAHPERD basketball control dribble. Teknik analisis data menggunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada pengaruh latihan dribble slalom terhadap peningkatan keterampilan dribble siswa ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang, dengan nilai t hitung 3,931 > t tabel 2,36, dan nilai signifikansi 0,006< 0,05. (2) Ada pengaruh latihan dribble
beranting terhadap peningkatan keterampilan dribble siswa ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang, dengan nilai t hitung 4,435 > t tabel 2,36, dan nilai signifikansi 0,003< 0,05. (3) Latihan dribble slalom lebih efektif dari pada latihan dribble beranting terhadap keterampilan dribbling pada siswa ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang, yaitu selisih nilai
posttest sebesar -0,1475 detik.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas
kasih dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul
“Perbandingan Model Latihan Dribble Slalom dan Beranting terhadap Tingkat
Kemampuan Dribble pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolabasket di
SMA N 1 Comal Pemalang Tahun 2013/2014“ dapat diselesaikan dengan lancar.
Selesainya penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr.Rochmat Wahab, M.Pd. MA., Rektor UniversitasNegeri Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di
Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Amat Komari, M.Si., Ketua Jurusan POR, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu,
tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbiak dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Herka Maya Jatmika, M.Pd., Pembimbing Skripsi, yang telah dengan ikhlas
memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya.
5. Dr. Dimyati, Penasehat Akademik yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu
ix
6. Seluruh dosen dan staf jurusan POR yang telah memberikan ilmu dan
informasi yang bermanfaat.
7. Teman-teman POR 2009, terimakasih kebersamaannya, maaf bila banyak
salah.
8. Guru dan Siswa SMA N 1 Comal Pemalang yang telah memberikan ijin dan
membantu penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari sempurna,
baik penyusunannya maupun penyajiannya disebabkan oleh keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Oktober 2015
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
1. Pengertian Bolabasket ... 8
2. Hakikat Latihan ... 9
3. Hakikat Dribble ... 14
4. Ekstrakurikuler Bolabasket di SMA N 1 Comal ... 19
B. Penelitian yang Relevan ... 21
C.Kerangka Berpikir ... 22
xi
BAB III.METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian ... 24
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25
C.Subjek Penelitian ... 26
D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan ... 41
BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 44
B. Implikasi Hasil Penelitian ... 44
C.KeterbatasanHasil Penelitian ... 45
D.Saran-saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Ordinal Pairing ... 26
Tabel 2. Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Dribble... 32
Tabel 3. Deskriptif Statistik Keterampilan Dribbling Kelompok
Eksperimen Dribble Slalom... 33
Tabel 4. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Dribbling
Kelompok Eksperimen Dribble Slalom.. ... 34
Tabel 5. Deskriptif Statistik Keterampilan Dribbling Kelompok Dribble
Beranting.. ... 35
Tabel 6. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Dribbling
Kelompok Eksperimen Dribble Beranting.. ... 35
Tabel 7. Uji Normalitas.. ... 36
Tabel 8. Uji Homogenitas.. ... 37
Tabel 9. Uji-t Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Dribbling
Kelompok Eksperimen Dribble Slalom.. ... 38
Tabel 10. Uji-t Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Dribbling
Kelompok Eksperimen Dribble Beranting.. ... 39
Tabel 11. Uji-tPostest Kelompok Dribble Slalom dengan Kelompok
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Model Latihan Dribble Slalom ... 17
Gambar 2. Model Latihan Dribble Beranting ... 18
Gambar 3. Desain Penelitian ... 24
Gambar 4. Lapangan Control Dribble Test ... 28
Gambar 5. Grafik Pre-Test dan Pos-test Keterampilan Dribbling Kelompok Eksperimen Dribble Slalom ... 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 49
Lampiran2. Lembar Pengesahan ... 50
Lampiran 3. Surat Ijin dari SMA N 1 Comal ... 51
Lampiran4. Surat Permohonan Expert Judgement ... 52
Lampiran 5. Surat Keterangan Expert Judgement ... 53
Lampiran 6. Surat Ijin dari BAPPEDA ... 54
Lampiran 7. Surat Keterangan dari Kesbangpol ... 55
Lampiran 8. Hasil Pretest dan Posttest ... 56
Lampiran 9. Deskriptif Statistik ... 59
Lampiran 10. Uji Normalitas ... 61
Lampiran 11. Uji Homogenitas ... 62
Lampiran 12. Uji t ... 63
Lampiran 13. Tabel t ... 65
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian ... 66
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga bolabasket merupakan salah satu olahraga permainan yang
dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing terdiri dari 5 orang dengan tujuan
mencetak angka ke keranjang lawan dan mencegah regu lawan mencetak angka
dan yang mendapat angka terbanyak menjadi pemenang. Bola dapat dipindahkan
melalui teknik dasar bolabasket seperti: mengoper, menggiring bola dan
sebagainya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Melalui macam-macam teknik
tersebut pemain mendapat kesempatan untuk mengimprovisasi gerakan seperti:
bounce pass, lay up, spin drible, dan behind the back dribble.
Bolabasket adalah olahraga tim, namun penguasaan teknik dasar
individual sangatlah penting. Menurut Hal Wissel (1996: 15) prasyarat untuk
melakukan setiap teknik dasar adalah keseimbangan dan kecepatan, keseimbangan
berarti dapat mengatur seluruh bagian tubuh dalam posisi siap untuk bergerak
dengan cepat sedangkan kecepatan mengacu pada kecepatan gerakan dalam
menampilkan keahlian.
Teknik menggiring bola merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
permainan bolabasket. Menggiring bola merupakan senjata penyerangan yang
harus dikuasai oleh setiap pemain. Kemampuan menggiring bola berpengaruh
pada kemampuan tim. Untuk meningkatkan kemampuan teknik menggiring bola,
latihan secara teratur akan membuat pemain mahir menggiring bola, dan dapat
2
perubahan situasi di lapangan. Dalam melakukan penyerangan khususnya seorang
penggiring bola yang ulung merupakan senjata yang akan sangat membantu siasat
permainan, mengacaukan pertahanan lawan, membekukan permainan, dan
bermain tempo.
Permasalahan yang ada di lapangan memperlihatkan bahwa kemampuan
teknik menggiring bola peserta ekstrakurikuler di SMA N 1 Comal Pemalang
masih sangat kurang. Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan
permainan dikarenakan kemampuan menggiring bola mudah ditebak dan mudah
dihentikan pergerakannya. Kurangnya kemampuan atau keterampilan tersebut
bisa dilihat dari banyaknya violation yang sering terjadi saat melakukan
permainan atau pertandingan. Pada waktu pertandingan banyak terjadi
pelanggaran, seperti travelling, dan double dribble. Hal tersebut disebabkan
banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya adalah kurangnya variasi
latihan dari pelatih maupun dari guru yang dapat meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan siswa terutama dalam hal menggiring bola. Dilihat
dari permasalahan yang ada, perlu dicari model latihan yang efektif dan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menggiring bola.
Melihat fakta di lapangan bolabasket di SMA Negeri 1 Comal Pemalang,
masih banyak peserta ekstrakurikuler yang kesulitan saat menggiring bola siswa
masih terlihat kaku dan kebanyakan cara menggiringbolanya masih banyak yang
dipukul-pukul dan pandangan mata masih banyak tertuju pada bola. Seharusnya
bola dipantul-pantulkan dan tidak ada suara dari sentuhan antara tangan dengan
3
selain itu gerakan melindungi bola juga belum nampak. Pada saat bermain
permainan terlihat sangat monoton tidak ada variasi-variasi sedikitpun. Jarang
peserta didik yang berusaha untuk menggiring bola, jadi bolanya hanya
berpindah-pindah dari tim satu ke tim yang satunya dan berputar di area tengah
lapangan saja.
Pada hakikatnya menggiring bola bukan teknik yang pokok yang harus
dikuasai dalam bermain bola basket tetapi menggiring bola mempunyai
keunggulan tersendiri dalam permainan bola basket yaitu untuk memudahkan
serangan fast break (serangan balik cepat setelah posisi terserang), lebih cepat
menuju ke ring lawan, untuk menerobos pertahanan lawan, untuk mengendalikan
permainan, menggiring bola yang bervariatif baik arah dan kecepatannya dan
selanjutnya memasukkan bola ke keranjang lawan bisa dikatakan hal yang
menarik dalam permainan bola basket.
Banyak model latihan dribble / menggiring bola, seperti: dribble dalam
segi empat, dribble sambil melingkar, dribble melawan operan, dribble sambil
menepis bola dan lain sebagainya. Model-model latihan dribble / menggiring bola
yang dilatihkan oleh para pelatih untuk menjadikan pemainnya sebagai penggiring
bola yang baik. Dengan adanya berbagai macam model latihan tersebut, melalui
penelitian yang berjudul efektivitas latihan dribble slalom dengan dribble
beranting terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola para peserta
4 B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan teknik menggiring bola basket peserta ekstrakurikuler di SMA N
1 Comal Pemlalang masih kurang.
2. Kurangnya variasi latihan yang diberikan pelatih ekstrakurikuler di SMA
Negeri 1 Comal Pemalang yang dapat meingkatkan kemampuan dalam hal
menggiring bola.
3. Tingkat kemampuan peserta ekstrakurikuler terutama dalam hal menggiring
bola masih kurang, di lihat dari masih banyak terjadi kesalahan seperti : double
dribble, carying the ball, dan travelling violation.
4. Belum diketahui pengaruh latihan dribble slalom dengan dribble beranting
terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola pada peserta
ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.
5. Belum diketahui manakah yang lebih baik antara latihan dribbleslalom dengan
dribble beranting terhadap tingkat kemampuan menggiring bola pada peserta
ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian menjadi lebih fokus maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah pengaruh model latihan dribble slalom dan latihan dribble
beranting terhadap tingkat kemampuan menggiring bola pada peserta yang
5 D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh latihan dribbleslalom terhadap kemampuan menggiring bola
pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang?
2. Adakah pengaruh latihan dribble beranting terhadap kemampuan menggiring
bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang?
3. Manakah yang lebih baik antara latihan dribble slalom dengan dribble
beranting terhadap kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler
bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh latihan dribble slalom terhadap peningkatan
kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA
N 1 Comal Pemalang.
2. Untuk mengetahui pengaruh latihan dribble beranting terhadap peningkatan
kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA
N 1 Comal Pemalang.
3. Untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan dribbleslalom dengan dribble
beranting terhadap tingkat kemampuan menggiring bola pada peserta
6 F. Manfaat penelitian
Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Latihan dribble slalom dan dribble beranting dapat dibuktikan secara
ilmiah mengenai peningkatan kemampuan menggiring bola pada peserta
ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang. Setelah diketahui hasil
ilmiah tersebut diharapkan dapat membantu guru pendidikan jasmani atau pelatih
dalam menentukan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola bagi peserta didik.
2. Secara praktis
a. Bagi Guru dan Pelatih
Diharapkan dapat dijadikan pedoman bahan perbandingan bagi guru, pelatih, dan
pembinaan olahraga bolabasket SMA N 1 Comal Pemalang dan klub-klub
bolabasket.
b. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk mendukung program-program latihan kegiatan
ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.
c. Bagi Peserta Didik
Supaya mengerti bahwa latihan dribble slalom dan dribble beranting merupakan
suatu bentuk latihan yang bisa menunjang kemampuan teknik dasar menggiring
7
d. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu bahan acuan di masa mendatang berkaitan dengan
perkembangan materi bolabasket ke arah yang lebih baik.
e. Bagi Masyarakat
Dapat menjadi bahan kajian bagi yang berminat mengadakan penelitian yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Bolabasket
Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 1) permainan bolabasket merupakan
jenis olahraga yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan dan
mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin (ke keranjang) lawan,
serta menahan lawan agar jangan memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan
cara lempar tangkap (passing), menggiring (dribble) dan menembak (shooting).
Menurut Danny Kosasih (2008: 2) olahraga permainan bolabasket adalah
permainan yang sederhana, mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna yang
juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan baik (disiplin) dalam rangka
pembentukan kerja sama tim. Permainan ini juga menyuguhkan kepada penonton
banyak hal seperti dribbling yang meliuk-liuk dengan lincah, tembakan yang
bervariasi, terobosan yang fantastik, gerakan yang penuh tipu daya dan silih
bergantinya gol-gol indah dari regu yang bertanding.
Menurut Hal Wissel (1996: 2) bolabasket dimainkan oleh dua tim dengan
5 pemain per tim dan mempunyai tujuan mendapatkan nilai dengan memasukkan
bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa dan bola dapat
diberikan hanya denganpassing(operan) dandribble(menggiring).
Akros Abidin (1999: 45) berpendapat teknik dasar bolabasket menjadi 7
macam yakni (1) Lempar tangkap bola (passing), (2) Memantulkan bola
(Pivot), (5) Olah kaki (Footwork), (6) Melompat atau melompat (Jumping), dan
(7) Gerak tipu dengan bola atau tidak dengan bola (fakes and faints).
Berdasarkan dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
permainan bolabasket merupakan olahraga yang dimainkan oleh 2 regu yang
masing-masing terdiri dari 5 orang dengan tujuan mencetak angka ke keranjang
lawan dan mencegah regu lawan mencetak angka yang mendapat angka terbanyak
menjadi pemenang. Bola dipindahkan dengan cara mengoper, menggiring,
menggelindingkan dan sebagainya sesuai peraturan yang berlaku. Untuk menjadi
sebuah tim yang hebat maka latihan disiplin sangat penting untuk membentuk
kerjasama tim dan melatihskillindividu, fisik, dan emosi.
2. Hakikat Latihan
a. Pengertian latihan
Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk
meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan
berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraga
(Sukadiyanto, 2005:5). Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 11),
latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara “sistematis”
untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental
yang teratur, terarah, meningkat, dan “berulang-ulang” waktunya. Sistematis
tersebut diatas artinya proses pelatihan dilaksanakan secara teratur, terencana
menggunakan pola dan sistem tertentu, metodis, berkesinambungan dari
sederhana menuju yang komplek, dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sedikit
atas artinya setiap gerak harus dilatih secara bertahap dan dikerjakan berkali-kali
agar gerakan yang semula sukar dilakukan, kurang koordinatif menjadi semakin
mudah, otomatis, reflektif gerak menjadi efisien.
Menurut Tudor O. Bompa (1999: 4), latihan merupakan suatu program
pengembangan olahragawan untuk suatu kegiatan khusus, melalui peningkatan
keterampilan dan kapasitas energi, sedangkan menurut Sukadiyanto (2005: 6)
latihan adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang
berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan, sehingga
tujuan dapat tercapai tepat pada waktunya. Penyempurnaan tersebut artinya
meningkatkan keterampilan dari apa yang telah dimiliki oleh atlet atau peserta
didik ke tingkat yang lebih baik, dan pendekatan ilmiah dimaksudkan artinya
dalam suatu proses latihan menggunakan metode yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya secara keilmuan bukan karena faktor kebetulan atau
ketidaksengajaan, sedangkan prinsip pendidikan berarti upaya untuk membawa
peserta didik kepada tingkat kemandirian dan kedewasaan (Djoko Pekik Irinto,
2002: 11-12).
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
latihan merupakan proses penyempurnaan keterampilan (olahraga) yang dilakukan
peserta didik ataupun atlet secara sistematis, terstruktur, berulang-ulang, serta
berkesinambungan, dan bertahap dari bentuk maupun beban latihannya.
b. Tujuan Latihan
Menurut Sukadiyanto (2005: 8) sasaran latihan secara umum adalah untuk
prestasi. Selanjutnya Tudor O. Bompa (1999: 5) menerangkan bahwa tujuan
latihan adalah untuk memperbaiki prestasi tingkat terampil maupun kinerja atlet,
dan diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan.
Sukadiyanto (2005: 9) menjelaskan sasaran latihan dan tujuan latihan
secara garis besar antara lain:
1) meningkatkan kualitas fisik dasar dan umum secara menyeluruh, 2) mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus,
3) menambah dan menyempurnakan teknik,
4) menambah dan menyempurnakan strategi, teknik, taktik, dan pola bermain, dan
5) meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tujuan dan sasaran latihan
adalah untuk memperbaiki dan memyempurnakan keterampilan baik teknik atau
pun fisik olahragawan untuk mencapai prestasi.
c. Unsur-unsur Latihan
Variables of training atau unsur-unsur latihan menurut Tudor O. Bompa
(1999: 79) dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Volumeatau dosis latihan
Dosis latihan bermakna total kuantitas kerja dalam latihan. Dosis latihan juga mengacu pada sejumlah tertentu kerja yang dilakukan pada suatu materi latihan atau tahapan dalam latihan. Jika dosis latihan mengacu pada tahapan latihan berarti menentukan jumlah materi latihan, jumlah jam dan hari latihan, jarak tempuh atau beban yang dingkat setiap waktu, dan jumlah ulangan latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dosis latihan dalam satu minggu sebanyak 3-5 kali. Tes untuk mengevaluasi hasil latihan dapat dilaksanakan setelah 4-6 minggu yaitu 16 kali latihan dari suatu masa siklus latihan mikro.
2) Intensityatau intensitas latihan
Kuatnya rangsang tergantung dari beban, kecepatan gerakan, dan variasi interval atau istirahat antar ulangan. Kuatnya rangsang berpengaruh terhadap kuatnya peningkatan. Intensitas latihan yang baik, yaitu antara 70-80% dari RHM.
3) Densityatau densitas latihan
Densitas atau frekuensi dalam melakukan rangkaian rangsangan harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan. Densitas mengacu pada hubungan yang pernyataan waktu, antara aktivitas dan tahap pemulihan dalam latihan. Keseimbangan densitas tergantung antara aktivitas dan pemulihan. Keseimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan atlet. Frekuensi latihan dilakukan selama 20-60 menit, kontinyu dan melibatkan otot-otot besar.
4) Complexityatau kompleksitas latihan
Kompleksitas latihan menunjukkan tingkat keragaman unsur yang dilakukan dalam latihan.
d. Prinsip-prinsip Latihan
Dalam hal ini guru dan pelatih harus berpedoman pada beberapa prinsip
latihan yang merupakan prinsip-prinsip umum, mendasar, akan tetapi penting
diterapkan pada semua cabang olahraga, karena tanpa berpedoman pada
prinsip-prinsip latihan prestasi atlet akan sulit dapat ditingkatkan dan tujuan dari
pembelajaran itu sendiri tidak tercapai secara optimal.
Menurut Sukadiyanto (2005: 12) prinsip-prinsip latihan memiliki peranan
penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Lebih lanjut
menurut Sukadiyanto (2005: 12-22) prinsip-prinsip latihan yang menjadi pedoman
agar tujuan latihan dapat tercapai, antara lain:
11) tidak berlebihan, dan 12) sistematik.
Menurut Tudor O. Bompa (1994: 29) prinsip latihan adalah suatu
petunjuk/pedoman dan peraturan yang sistematis dan seluruhnya berlangsung
dalam proses latihan. Prinsip-prinsip latihan menurut Tudor O. Bompa (1999:
29-48) adalah: (1) Prinsip partisipasi aktif mengikuti latihan, (2) Prinsip
perkembangan menyeluruh, (3) Prinsip spesialisasi, (4) Prinsip individual, (5)
Prinsip bervariasi, (6) Model dalam proses latihan, (7) Prinsip peningkatan beban.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2002, 42-43), berhubungan dengan
prinsip-prinsip latihan setiap peserta didik atau atlet memiliki sifat dasar manusia antara
lain: multidimensial (beragama), potensi yang berbeda-beda, labil, adaptasi
lingkungan, berdasarkan sifat tersebut ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam proses latihan, meliputi:
1) Prinsip beban berlebih (over load)
Tubuh disesuaikan dan adaptasi terhadap latihan. penyeseuaian tersebut
dilakukan secara bertahap mengarah tingkat yang lebih tinggi yang disebut
superkompensasi.
2) Prinsip kembali asal(reversible)
Adaptasi latihan akan berkurang bahkan hilang apabila latihan tidak
berkelanjutan dan tidak teratur yang berakibat terjadinya penurunan prestasi.
3) Prinsip kekhususan (specifity)
Latihan khusus hendaknya sesuai dengan sasaran yang diinginkan, dan
olahraga, peran olahraga, sistem energi, pola gerak, keterlibatan otot, dan
komponen kebugaran.
3. HakikatDribble
a. PengertianDribble
Menurut Hal Wissel (1996: 95) dribble adalah salah satu cara membawa
bola sambil bergerak dan memantulkannya pada lantai dengan awalan bola harus
dilepas dari tangan sebelum kaki anda diangkat dari lantai. Setiap tim butuh
paling tidak satu penggiring bola ahli yang dapat membawa bola dengan cepat di
lapangan pada suatu terobosan dan melindunginya terhadap penjagaan. Menurut
Danny Kosasih (2008: 38) dribble adalah suatu teknik fundamental dan akan
menjadi sesuatu yang menakutkan jika dipakai hanya untuk menunjukkan
kemampuan personal.Dribbleadalah cara tujuannya untuk membebaskan diri dari
lawan atau mencari posisi bagus untuk mengoper atau menembak bola
(PERBASI, 2006). Menurut Nuril Ahmadi (2007: 17) dribble diperbolehkan
membawa bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan ke lantai, baik
berjalan maupun berlari. Kegunaan dribble adalah mencari peluang serangan,
menerobos pertahanan lawan, ataupun memperlambat tempo permainan.
Berdasarkan dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian dribble merupakan salah satu teknik fundamental, membawa bola
dengan memantulkannya ke lantai baik berjalan maupun berlari.
b. Ragam LatihanDribble
Latihan diberikan untuk membantu para pembina, pelatih, guru olahraga,
dalam membantu mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi,
selain itu juga untuk pengayaan keterampilan berbagai gerak dasar dan dasar
gerak serta dasar-dasar teknik yang benar (Sukadiyanto, 2005: 8). Ada banyak
macam latihan yang diberikan pelatih. Hal ini sama seperti yang diungkapkan
oleh Hal Wissel (1996: 112-119 macam-macam latihandribblesebagai berikut:
1) Dribble Warm-Up(pemanasan sebelumDribble) a) Crossover(menyilang)
b) Figure Eight(angka delapan) c) One Knee(satu lutut)
d) Duduk (sitting)
e) Berbaring (lying down)
2) DribbleSatu Lutut Menyilang (One-Knee Crossover Dribble) 3) Two-Ball Dribble(Dribbledua bola)
a) Bersamaan
b) Bergantian, (Satu bola ke atas dan satu bola ke bawah) c) Menyilang
d) Inside Out
e) Melalui Kaki Anda
f) Side-pull forward and back (dorong dribble ke samping depan dan ke samping belakang)
4) Dribbledengan Dua Bola dengan Bergerak a) Zig-zag
b) Behind-The Back Dribble (DribbleBelakang Punggung)
c) Dribble Mundur,DribbleMenyilang dan Mendribble Vepat (retreat dribble, crossover dribble, and speed dribble)
6) Knock the Ball Out of the Circle 7)Dribble Tag(berkejaran)
8) LatihanOne-Dribble Layup 9)One-Dribble Runner
Menurut Nancy Lieberman (1997: 149-165) macam-macam latihan yakni:
1) LatihanOne Ball Dribbling a) Crab Dribble
b) Sideline Dribble c) Figure Eight
d) High Dribble (ricochet) e) Shooting Off the Dribble 2) LatihanDribbleSatu Lapangan
a) Pemanasan (crab dribble, zig-zag satu lapangan penuh, dribble menyilang, jump stop, spin dribble,dribble belakang tubuh, dribble di antara kaki)
b) Cone Dribble (dribble menyilang, dribble berputar, dribble di belakang tubuh)
c) Pola Latihan Kombinasi
d) Latihan untuk Tangan yang Lemah e) Mendribbledengan Dua Bola 3) LatihanDribbleTambahan
i) Pemanasan denganDribbleTinggi j) High Dribble Wraparound
k) DribbleTinggi di Belakang Tubuh l) DribbleLompatan
m)Figure EightdenganDribbleRendah n) DribbleLaba-laba (spider dribble) o) Low Line Dribble
p) Machine Gun Dribble Low
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 26-30) untuk meningkatkan latihan teknik
mendribbleada bermacam-macam yakni,
1) Dribbledalam Segi Empat 2) Dribblesambil Melingkar 3) Dribbledengan PolaSlalom 4) DribbleMelawan Operan 5) DribbleBeranting
c. Dribble Slalom
1) Tujuan: Melatih kemahiran membawa bola secara berganti-ganti dengan
tangan kanan dan tangan kiri serta membiasakan menggiring bolatanpa melihat
bola.
2) Pelaksanaan: Kursi (pemain) diatur berjejer, dianggap lawan yang mencegah.
Karena itu, menggiring bola harus dilakukan dengan berganti-ganti tangan
supaya bola dilindungi dengan tubuh dari kemungkinan direbut lawan. Latihan
ini bisa dilakukan dengan bentuk perlombaan.
Kelebihan dan kekurangan: Anak akan merasa tertantang karena melewati
rintangan kursi dan menambah kemampuan menggiring bolamenjadi lebih baik,
latihan ini membutuhkan koordinasi dua tangan sambil berlari antara
memantulkan bola, memindahkan bola, serta berlari. Latihan ini baik digunakan
setelah anak mampu melakukandribbledasar.
Gambar 1. Model LatihanDribbleSlalom (Nuril Ahmadi, 2007: 27)
d. DribbleBeranting
b) Pelaksanaan: Pemain dibagi menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya.
Pemain pertama masing-masing kelompok membawa bola dengan tangan
kanan ke seberang ruang, lalu kembali membawa bola dengan tangan kiri.
Penyerahan bola pada pemain berikut harus dilakukan di belakang garis start.
Kelebihan dan kekurangan: Untuk pemula karena pola latihan ini lebih
stabil, bola lebih terkontrol dan irama gerak lebih terasa tetapi, latihan ini
cenderung membosankan atau monoton serta tidak ada tantangan.
Gambar 2. Model LatihanDribbleBeranting (Nuril Ahmadi, 2007: 28)
Komponen biomotor dalam permainan bolabasket khususnya dalam
mendribble bola adalah koordinasi. Koordinasi tersebut adalah mata, tangan,
perasaan terhadap bola, dan timing. Olahraga yang menggunakan bola,
pengenalan pertama dan utama adalah perasaan terhadap bola (ball feeling).
Menurut Sukadiyanto (2005: 140) latihan koordinasi dapat diberikan sejak masa
anak-anak antara usia 8 sampai 12 tahun, sehingga pada usia anak-anak harus
sudah dilatih dengan berbagai bentuk latihan koordinasi. Dalam permainan
Sedangkanmenurut Tudor O. Bompa (1999: 11-12) potensi fungsional seseorang,
kemampuan untuk menyesuaikan ciri terhadap rangsangan tertentu adalah lebih
penting dibandingkan dengan usianya karena perkembangan ketrampilan dan
kemampuan berolahraga pada olahragawan lebih tinggi dibandingkan dengan
orang dewasa.
4. Ekstrakurikuler Bolabasket SMA N 1 Comal Pemalang
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai salah satu lembaga formal
pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya
(Yudha M. Saputra, 2001: 6).
Menurut Moh. Uzer Usman (1993: 22) ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah
maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai
bidang studi.
Menurut Tri Ani Hastuti (2008: 63), bahwa ekstrakurikuler adalah suatu
kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan bahan
kajian dan pelajaran dengan lokasi waktu yang diatur secara tersendiri
pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau
kunjungan studi ke tempat-tempat tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut maka ekstrakurikuler merupakan jenis
kegiatan pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan bakat dan minat siswa terhadap
bentuk-bentuk olahraga.
b. Ekstrakurikuler Bolabasket di SMA N 1 Comal
SMA N 1 Comal adalah salah satu SMA diantara sekian banyak SMA di
Daerah Pemalang. SMA N 1 Comal merupakan salah satu lembaga formal yang
mendidik siswa-siswi dalam dunia pendidikan. Ekstrakurikuler bolabasket di
SMA N 1 Comal dilatih oleh pelatih, yaitu Mas Amir. Latihan dilaksanakan tiga
kali dalam satu minggu, yaitu pada hari Selasa, Kamis, Sabtupukul 16.00-17.30
WIB, dan diikuti oleh 16 siswa putra dan 13 siswa putri.
Prestasi bolabasket yang pernah diraih oleh SMA N 1 Comal yaitu juara 2
antar sekolah se Kabupaten Pemalang tahun 2013, juara 3 antar sekolahse
Kabupaten Pemalang tahun 2012. Selama ini, selama latihan program yang
diberikan oleh pelatih lebih banyak ke game, sedangkan untuk latihan teknik
sangat kurang.
Dalam hal ini ekstrakurikuler bolabasket SMA N 1 Comal merupakan
objek penelitian yang akan diteliti terutama tentang pengaruh latihan
pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. Dalam penelitian
ini peneliti ingin mencoba mencari bentuk latihan yang paling baik untuk
meningkatkan kemampuan teknik dasar menggiringpada permainan bolabasket.
Karena menggiring bola para peserta didik dirasa masih perlu peningkatan.
Adapun latihan-latihan yang diberikan tersebut akan diberikan pada saat
berlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal.
B. Penelitian yang Relevan
Peneletian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang
dilakukan oleh
1. Muhammad Ibrahim (2008) dalam penelitian tentang Kemampuan Menggiring
Bola antara Pemain Posisi Perimeter dan Post dalam permainan Bolabasket
Tingkat SMA Putra di Sleman menyatakan adanya perbedaan kemampuan
menggiring bola pemain posisi perimeter dan post tingkat SMA putra di
Sleman. Hasil analisis menyatakan bahwa rerata dari SMA De Britto pada
pemain posisiperimeter7,64 detik dan pemainpost7,84 detik. Hasil dari SMA
N 1 Depok pada pemain posisi perimeter dan pemain posisi post 8,20 detik,
dari SMA N 1 Sleman pada pemain posisi perimeter 8,32 detik dan pemain
posisi post 8,24 detik, dari SMA Tiga Maret pada pemain posisi perimeter
8,09 detik dan pemain posisipost7,92 detik. Hasil dari SMA N 1 Kalasan pada
pemain posisi perimeter 8,01 detik dan pada pemain posisi post 9.15 detik.
Secara umum dari keseluruhan sekolah yang diteliti pemain posisi perimeter
memperoleh nilai rata-rata sebesar 8,03 detik dan pemain posisi post
2. Penelitian yang dilakukan Amri Muttaqiin (2008). Penelitian ini berjudul
“Pengaruh latihan menggiring crossover terhadap peningkatan kecepatan
menggiring bola dalam permainan bolabasket siswa putri SMA Negeri 11
Yogyakarta”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri SMA Negeri 11
Yogyakarta yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket yang berjumlah 31
siswa. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling jumlah total
sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah 20 siswa. Hasil penelitian dari
hasil perhitungan hipotesis diperoleh bahwa nilai thitungsebesar 10,273, karena
thitung>ttabel (10,273 > 2,093) berarti signifikan. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa terdapat peningkatan kecepatan menggiring bola melalui latihan
menggiringcrossoverpada siswa putri SMA Negeri 11 Yogyakarta.
C. Kerangka Berpikir
Olahraga bolabasket banyak diminati oleh masyarakat, berlomba-lomba
untuk mendapat prestasi dalam bidang olahraga bolabasket. Untuk mencapai
prestasi tersebut diperlukan banyak kesiapan yang harus dipenuhi, misalnya
penguasaan teknik dasar, ketahanan fisik dan kerja sama.
Secara umum teknik bolabasket adalah passing, menerima bola, dribble,
shooting, footwork,danpivot.Dribbleadalah memantul-mantulkan bola ke lantai.
Dribble selalu digunakan dalam suatu permainan bolabasket untuk menerobos
pertahanan lawan, mencari peluang serangan, ataupun memperlambat tempo
permainan.
Banyak model-model latihandribbleyang dilatihkan untuk melatihkan
pelatih bingung memilih model latihan yang sesuai. Hal ini akan menjadi salah
satu masalah yang dapat menghambat suatu tim untuk mencapai prestasi yang
maksimal. Berdasarkan pengertian di atas dirasa perlu mengetahui peningkatan
kemampuan kecepatan menggiring bola pada latihandribblepola slalom dan pola
beranting, serta latihan dribble mana yang lebih efektivitas model latihan dribble
yang sesuai untuk SMA N 1 Comal Pemalang.
D. HipotesisPenelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis yaitu:
1. Ada pengaruh latihandribbleslalomterhadap kemampuanmenggiring bola pada
pesertaekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.
2. Ada pengaruh latihandribble beranting terhadap kemampuan menggiring bola
pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Comal Pemalang.
3. Latihandribbleslalom lebih efektif dari pada latihan dribbleberantingterhadap
kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket di SMA
ODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian
“Two GroupsPretest-Posttest Design”,
pretest posttest
,
( 2007:
64). -
.
:
Gambar 3.
! "
:
Pretest :# dribble
$ : Ordinal pairing
!-1 : ! %
' : ()* +, )- ./0 11234 25 267
73STT0 /0S T E);+AAHPERD (American Alliance for Health Physical Education,
and Dance 1984) basketball controldribble*: @*K)+* D* : @B: - <<+; +- <9GH)K) -<
N )A* D-K)E+L )* )* @)BC)+@: C:; @ : CDHD, E:*+AE)- - +H)+ *G* )H)E )H ),J DBH), -+ H)+
C. Subjek Penelitian
Tabel 1.Ordinal Pairing
stuvwxyz t{y|v}~ v uv y }yxy uv||v } 14 |v uy t{ s t v} 2
t{s tv } }s | -xv } - , 12 |v u y t{ st v}}s| uv s ywv }v sv .
v uv 12 | v uy t{ stv}y }y xyuv||v } 4 | v uy uv sywv} v } zt{ztxvxv { y v y }
-v y}| tu | vv t t{sv
t| s{v|{ y| ut{ sy xv|z v } } s|tuv| |v}uv sywv }v sv .
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
t| }y| t} uv } xv s v xyuv||v } xt}v } v{v uv } } t} v v sy x y
uv v } v } xt} v } tuv| |v } st~ t xv } t} |{v } v } xy }v| v }
v xv uv w AAHPERD Basketball Control Dribble Test. v uyx ysv s t tz tv{ 0.37 –
0.91” dan Reliabilitas tes sebesar 0.88 – 0.95’. Tes ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan dribble pemain dan sebagai alat ukur untuk melihat perkembangan
kemampuan dribble pemain (Safrit, 1986: 205). Pelaksanaan tes kemampuan
dribblesebagai berikut:
a. Menggunakansetengahlapangan bola basket
b. Dilakukan di daerahkey hole
c. Testmenggiring bola denganmelewati 6 buahpancang/kursisecepatmungkin.
Keempatbuahpancangberbentuk 4 persegi, pancangberdimensipanjang 19
feetdanlebar 12 feet, danmempunyaisebuahpancang (pancangkelima)
sebagaititiktengahpersegipanjangtersebut
d. Pancangkeenamataupancangtempatmemulaipelaksanaan,
sejajardenganpancangtengahtapiberadapersis diluargaris.
e. Untuk orang kidalposisinya disebelahkananpancang A
f. Waktudicatatsampaisepersepuluhdetik. Nilai total
adalahjumlahnilaidarikeduapelaksanaantes
g. Ketentuankhusus: (1) untukpelanggaran bola ( ¡ ¢£¤ ¥ ¢ ¥¥,
dansebagainya). Hentikanpelaksanaantes, kembalikegarisawal,
ulangilagidariawal, (2) jikapelaksanaanatau bola salahdalammelewatipancang
(menggiringlewatsisidalampancangataumelewarigarispancang),
hentikanpelaksanaandanmulaidariawalkembali, (3)
Jikapelaksanaangagaluntukmelewatisalahsatutitikdimanakehilangankontrol,
hentikanpelaksanaandanmulaidariawallagi.
Gambar 4. Lapangan¦££ § ¥¥ ¨©
Sumber: (AAHPERD basketball tests, 1984)
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes
pengukuran. Tes pengukuran ini untuk mengetahui tingkat kemampuan
menggiring bola. Tes pengukuran dilakukan setelah masing-masing kelompok
Masing-masing kelompok pemain baik latihan ª« ¬® ¯° ®±® ²³ maupun ª« ¬®¯ beranting
melakukan ´« ¯-µ ¯° µ terlebih dahulu setelah diberi perlakuan dilanjutkan dengan
melakukan ´²°µ-µ¯°µ yaitu pemain diberikan kesempatan untuk menggiring bola
secepat-cepatnya.
E. Teknik Analisis Data
Sebelumdilakukanpengujianhipotesis, makaperludilakukanujiprasyarat.
Pengujian data hasilpengukuran yang
berhubungandenganhasilpenelitianbertujuanuntukmembantuanalisis agar
menjadilebihbaik.
Untukitudalampenelitianiniakandiujinormalitasdanujihomogenitas data.
1. UjiPrasyaratAnalisis
a. UjiNormalitas
Ujinormalitastidak lain sebenarnyaadalahmengadakanpengujianterhadap
normal tidaknyasebaran data yang akandianalisis.
Pengujiandilakukantergantungvariabel yang akandiolah.
Pengujiannormalitassebaran data menggunakan¶²® ³ ²·²« ²¸-¹ ³ ¬ «º²¸
» ¯°µdenganbantuan SPSS 16. Jika nilai p > dari 0,05 maka data normal, akan
tetapi sebaliknya jika hasil analisis menunjukkan nilai p < dari 0,05 maka data
tidak normal. Menurut Sugiyono (2011:107) dengan rumus:
= ( − )
Keterangan : : Chi Kuadrat
b. UjiHomogenitas
Disampingpengujianterhadappenyebarannilai yang akandianalisis,
perluujihomogenitas agar yakinbahwakelompok-kelompok yang
membentuksampelberasaldaripopulasi yang homogen.
Homogenitasdicaridenganuji F dari data ¼½¾¿¾À¿dan¼ÁÀ¿ ¿¾À ¿
denganmenggunakanbantuan program SPSS 16. Uji homogenitas dilakukan
dengan mengunakan ujiÂà ÁÄ ¿¾À ¿, jika hasil analisis menunjukkan nilai p > dari
0.05, maka data tersebut homogen, akan tetapi jika hasil analisis data
menunjukkan nilai p < dari 0.05, maka data tersebut tidak homogen (Sugiyono,
2011:125):
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 16
yaitu yaitu dengan membandingkan žÂà antara kelompok 1 (¼½ ¾¿¾ À¿) dan
kelompok 2 (¼ÁÀ ¿¿¾À ¿).Apabila nilai thitung< dari ttabel, maka Ha ditolak, jika thitung>
besar dibanding ttabelmaka Ha diterima. Menurut Sugiyono (2011: 122) rumus
uji-tadalah sebagai berikut:
= ̅ − ̅
+ − 2
√ √
Keterangan:
̅ : rata-rata sampel 1
̅ : rata-rata sampel 2
: simpangan baku sampel 1 : simpangan baku sampel 2 : varians sampel 1
: varians sampel 2
Untuk mengetahui persentase peningkatan setelah diberi perlakuan
digunakan perhitungan persentase peningkatan dengan rumus sebagai berikut
(Sutrisno Hadi, 1991: 34):
Persentasepeningkatan =ÆÇÈÉÊË Ì ÌÇÍÇ ÉÎx 100%
ÆÇ ÈÉÏÍ Ç ÎÇÐÎ
P ! "# $% &''( )
1. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribble Slalom
Tabel 4. RSTUVWX T H K M
Jumlah 8 100.00% 8 100.00%
kX\lW[\ mWn\oX
2. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribbleBeranting
H\ TW [ X SvS[WnW\v
Jumlah 8 100.00% 8 100.00%
XW [U \v m\ [\o lSvnuU |V \{W U_ y\TW[ p
v ||WVWv| lZ[\ X\m\ XST SVn\ SU TnV\UuVW Uu[SV lZ[\
M N PSo\ [\v | US[ ZoX ZU SU TX SVWoSv t rq
nX\m\|\ol\VmWl\\yWvW
Gambar 5. U t trs m\v qrst rsKSo\oXu\v M
KS[ ZoX ZU U TXSVWoSvDtq
2. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribbleBeranting
H nSV T Slu n mWmSTUVWX TWU\v oSv ||uv\U\v \v\ [W
Uun, uvnuU y\ TW [ pts t rs vW [\W oWvWo\ [ } ] ,
, \n\-V\n\ (t ) } ] ^_da, mSv|\v TWoX \v| (
D ) , v|U \vu vnuUp qrs st rsvW [\WoWvWo\ [}]e_e^, vW[\
21,672 ≤ 21,044–21,671 20,416–21,043 19,788–20,415 ≤ 19,787 37,5%
Jumlah 8 100.00% 8 100.00%
tst rs m\v
2. PretestdanPosttestKelompok EksperimenDribbleBeranting
, - ( ) , ¡¢ £¢ ¤ ¥¦ §¢£ ¨ ©ª («¬ ® D¯° ¬ ° ±) ².
Jumlah 10 100,00% 10 100,00%
É §¨¥ ³ ¥ ¦§¥³© ¢ ³¦ ¨¡¢ ª© £ ¸¥ © µ ¤ ¥³ Ǽ¬ «¬ ¢
DZ«¬¬ «¬©¡ ¡¦ §¥³ ¢ ¼° ½½¾°Ñ § ¤¥¤ Ì §ª ´¢ £ ¦ ¡¢ £¥©ª ¥ ¡©¤ © ª¥©ª³ ¡
¨» ³ ¨¤©¡ ¥ ¹MÉ N Ê »¦ ³ P¡¦ ³¢ £ ©¡³»¦ §» © ¡©¤ § ¡¥¦¡¢ ¼°½½¾
Gambar 5. Ò ÓÔÕÖ× K M
21,672 ≤ 21,044–21,671 20,416–21,043 19,788–20,415 ≤ 19,787
H
Kelompok df1 df2 Sig, Keterangan
,-./.0 /
a. Perbandingan Pretest dan PosttestKemampuan Menggiring Bola Kelompok EksperimenDribble Slalom
%40 /C/.0 /DApabila hasil analisis menunjukkan perbedaan yang signifikan maka
latihan ;-<==>. 0>?>4@memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
menggiring bola peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal
Pemalang. Kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel
dan nilai0<Elebih kecildari 0,05 (Sig < 0,05).Berdasarkan hasil analisis diperoleh
Tabel9.Uji-t Hasil FG HIJ HK L dan FMK L IJ HK LKemampuan Menggiring
BolaKelompok EksperimenDGNOOP HQP RP MS
Kelompok Rata-rata
t-test for Equality of means
t ht ttb Sig, Selisih %
FG HLHK L 21,1088
3,931 2,36 0,006 0,9987 4,73%
FMK L LHK L
20,1100
Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa t hitung 3,931dan t tabel 2,36 (df
7)dengan nilai signifikansi p sebesar0,006. Oleh karena t hitung 3,931> t tabel
2,36, dan nilai signifikansi 0,006< 0,05, makahasil ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang
berbunyi“Ada pengaruh latihan TG NOO P HKPRP MS terhadap peningkatan kemampuan
menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal
Pemalang”, diterima. Artinyalatihan TG NOO P HKPRP MSmemberikan pengaruh yang
signifikan terhadapkemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler
bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.Dari data UG HLHKL memiliki
rerata21,11 detik, selanjutnya pada saat UMKL LHK L rerata mencapai 20,11
detik.Besarnya peningkatankemampuan menggirig bolatersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rata-rata yaitu sebesar 0,99 detik, dengan kenaikan persentase
sebesar4,73%.
b. Perbandingan Pretest dan PosttestKemampuan Menggiring Bola Kelompok EksperimenDribbleBeranting
Hipotesis yang keduaberbunyi“Ada pengaruh latihan TG NOOPHberanting
terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler
bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang”, berdasarkan hasil UG HIL HKL dan
latihanWXY ZZ[\berantingmemberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
menggiring bola peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal
Pemalang. Kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel
dan nilai]Y ^lebih kecil dari 0,05 (Sig < 0,05).Berdasarkan hasil analisis diperoleh
data sebagai berikut.
Tabel 10. Uji-t Hasil _ X\`a\ ]b dan _c ]b` a\ ]bKemampuan Menggiring
BolaKelompok EksperimenDXYZZ[\Beranting
Kelompok Rata-rata
t-test for Equality of means
t ht t tb Sig, Selisih %
_ X\b\ ]b 21,2562
4,435 2,36 0,003 0,696 3,28%
_c ]b b\ ]b
20,5600
Dari hasil uji-b dapat dilihat bahwa t hitung 4,435dan t tabel 2,36 (df 7)
dengan nilai signifikansi p sebesar 0,003. Oleh karena t hitung 4,435> t tabel 2,36,
dan nilai signifikansi 0,003< 0,05, maka hasil ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang
berbunyi“Ada pengaruh latihan WXYZZ[\berantingterhadap peningkatan
kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di
SMA N 1 Comal Pemalang”, diterima. Artinyalatihan
WXY ZZ[ \berantingmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal
Pemalang. Dari data dX \b \]b memiliki rerata21,26 detik, selanjutnya pada saat
dc ]bb \]b rerata mencapai 20,56 detik. Besarnya peningkatan kemampuan
menggiring bolatersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata yaitu sebesar
c. Perbandingan PosttestKelompok DribbleSlalomdengan Kelompok DribbleBeranting
Hipotesis yang ketigaberbunyi “Latihan ef ghhi j ki li mn lebih efektif dari
pada latihanefghhij berantingterhadap kemampuan menggiring bola pada peserta
ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang”, dapat diketahui
melalui o mk pp jk p antara kelompok eksperimen efghhij k ilimndengan o mkp p jk p
kelompok efghhij beranting.Berdasarkan hasil analisis diperoleh data sebagai
berikut. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran 12 halaman 66.
Tabel 11.Uji p q mk p jk p Kelompok Dfghhij rili m ndengan Kelompok
DfghhijBeranting
Kelompok Rata-rata t-test for Equality of means t ht t tb Sig, Selisih
Dari tabel hasil ujip di atas dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,382 dan
t-tabel (df =14) = 2,14, sedangkan besarnya nilai signifikansi p 0,708. Karena t
hitung 0,382< t tabel = 2,14 dan sig, 0,708> 0,05, berarti tidak ada perbedaan
yang signifikan antara o mk pp jk p kelompok ef ghhi j k i li mn dengan o mkp p jkp
kelompokefghhijberantings
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai rerata selisih o mk p jk p kelompok
efghhij k ilimn sebesar 21,11 detik, nilai rerata o mkp p jk p kelompok ef ghhij
beranting sebesar 21,26 detik, dilihat dari selisih nilai o mk ppjkpsebesar -0,1475
detik. Dengan demikian menunjukkan bahwa “Latihanef ghhi jk i li mn lebih efektif
dari pada latihan efghhij berantingterhadap kemampuan menggiring bola pada
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis uji t yang dilakukan maka dapat diketahui beberapa
hal untuk mengambil kesimpulan apakah ada peningkatan kemampuan
menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal
Pemalang setelah mengikuti latihanuvw xxyz {y |y } ~danuvwxxyzberantingselama 12
kali pertemuan. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 26-30) untuk meningkatkan latihan
teknik menggiring bola ada bermacam-macam yakni,
1. uvwxxyzdalam segi empat
2. uvwxxyzsambil melingkar
3. uvwxxyzdengan pola{ y|y}~
4. uvwxxyzmelawan operan
5. uvwxxyzberanting
6. uvwxxyzsambil menepis bola
Komponen biomotor dalam permainan bolabasket khususnya dalam
menggiring bola adalah koordinasi. Koordinasi tersebut adalah mata, tangan,
perasaan terhadap bola, dan t w ~w . Olahraga yang menggunakan bola,
pengenalan pertama dan utama adalah perasaan terhadap bola (x|y y zzyw ).
Menurut Sukadiyanto (2005: 140) latihan koordinasi dapat diberikan sejak masa
anak-anak antara usia 8 sampai 12 tahun, sehingga pada usia anak-anak harus
sudah dilatih dengan berbagai bentuk latihan koordinasi. Dalam permainan
bolabasket menggiringdapat diberikan sejak usia 7 sampai 8 tahun. Hasil
penelitian selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
1. Peningkatan KelompokD
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung 3,931 > t tabel
bahwalatihan dapat meningkatkan kemampuan menggiring bola
pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.
Bentuk latihan gerakannya yaitu dengan membawa bola
secara berganti-ganti dengan tangan kanan dan tangan kiri serta membiasakan
menggiring tanpa melihat bola. Pemain diatur berjejer, dianggap lawan yang
mencegah. Karena itu, menggiring bola harus dilakukan dengan berganti-ganti
tangan supaya bola dilindungi dengan tubuh dari kemungkinan direbut
lawan.Kelebihan dan kekurangan menurut Nuril Ahmadi (2007: 27)
yaitu anak akan merasa tertantang karena melewati rintangan kursi dan menambah
kemampuan menggiring bola menjadi lebih baik, latihan ini membutuhkan
koordinasi dua tangan sambil berlari antara memantulkan bola, memindahkan
bola, serta berlari. Latihan ini baik digunakan setelah anak mampu melakukan
menggiring boladasar.
2. Peningkatan KelompokD
Beranting
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung 4,435 > t tabel
2,36, dan nilai signifikansi 0,003< 0,05, maka hasil ini menunjukkan bahwa
latihan berantingdapat meningkatkan kemampuan menggiring bola pada
peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.
Bentuk latihan beranting yaitu pemain dibagi menjadi dua
kelompok yang sama jumlahnya. Pemain pertama masing-masing kelompok
membawa bola dengan tangan kanan ke seberang ruang, lalu kembali membawa
bola dengan tangan kiri. Penyerahan bola pada pemain berikut harus dilakukan di
Ahmadi (2007: 27) untuk pemula karena pola latihan ini lebih stabil, bola lebih
terkontrol dan irama gerak lebih terasa tetapi, latihan ini cenderung membosankan
atau monoton serta tidak ada tantangan.
3. Perbedaan Latihan D ¡¢£denganD Beranting
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa latihan¤¥ ¦§§ ¨©ª ¨« ¨¬lebih
efektif dari pada latihan ¤¥ ¦§§ ¨© berantingterhadap kemampuan menggring bola
pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang, yaitu
selisih nilai® ¬ª ¯¯©ª ¯sebesar -0,1475 detik.
Menggiring bola selalu digunakan dalam suatu permainan bolabasket
untuk menerobos pertahanan lawan, mencari peluang serangan, ataupun
memperlambat tempo permainan. Banyak model-model latihan menggiring bola
yang dilatihkan untuk melatihkan kemampuan individual atlet. Karena terlalu
banyak model latihan tersebut, banyak pelatih bingung memilih model latihan
yang sesuai. Hal ini akan menjadi salah satu masalah yang dapat menghambat
suatu tim untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Kelompok eksperimen dengan latihan¤¥ ¦ §§ ¨©ª¨« ¨ ¬lebih efektif dari pada
latihan¤¥ ¦ §§ ¨©beranting, karena pada kelompok ¤¥ ¦§§ ¨©ª¨« ¨¬ gerakannya lebih
menyerupai tes menggiring bola yang digunakan, yaitu melewati rintangan kursi
dan menambah kemampuan menggiring bola menjadi lebih baik, latihan ini
membutuhkan koordinasi dua tangan sambil berlari antara memantulkan bola,
memindahkan bola, serta berlari, sedangkan pada kelompok latihan ¤¥ ¦§§ ¨©
beranting latihan cenderung membosankan atau monoton serta tidak ada
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan
pembahasan, dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Ada pengaruh latihan dribble slalom terhadap peningkatan kemampuan
menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1
Comal Pemalang, dengan nilai t hitung 3,931 > t tabel 2,36, dan nilai
signifikansi 0,006 < 0,05, maka Ha diterima.
2. Ada pengaruh latihan dribble beranting terhadap peningkatan kemampuan
menggiring bola peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal
Pemalang, dengan nilai t hitung 4,435 > t tabel 2,36, dan nilai signifikansi
0,003 < 0,05, maka Ha diterima.
3. Latihan dribble slalom lebih efektif dari pada latihan dribble beranting
terhadap kemampuan menggiring bola pada peserta ekstrakurikuler bolabasket
putra di SMA N 1 Comal Pemalang, yaitu selisih nilai posttest sebesar -0,1475
detik.
B.Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini berimplikasi yaitu:
Jika peserta ekstrakurikuler dan pelatih tahu bahwa latihan dribble slalom dan
dribble beranting mampu meningkatkan kemampuan menggiring bola, maka
latihan ini dapat digunakan untuk variasi bentuk latihan agar peserta
45
C.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan dengan semaksimal mungkin, namun tidak
terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ada, yaitu:
1. Sampel tidak di asramakan, sehingga kemungkinan ada yang berlatih sendiri di
luar perlakuan.
2. Dalam penelitian ini subjek yang diteliti masih sangat sedikit, sebatas pada
peserta ekstrakurikuler bolabasket putra di SMA N 1 Comal Pemalang.
3. Peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin
mempengaruhi hasil tes kemampuan menggiring bola, seperti kondisi tubuh,
faktor psikologis, faktor nutrisi, dan kondisi lapangan.
D.Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan yaitu:
1. Bagi guru untuk memberikan latihan yang lebih bervariasi lagi sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola basket.
2. Para guru olahraga pada umumnya supaya lebih kreatif untuk menciptakan
model-model latihan atau metode-metode latihan, khususnya menggiring bola
basket.
3. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti selanjutnya
46
DAFTAR PUSTAKA
Amri Muttaqin. (2008). Pengaruh Latihan Menggiring Crossover terhadap Peningkatan Ketepatan Menggiring Bola dalam Permainan Bolabasket Siswa Putri SMA Negeri 7 Yogyakarta. Skripsi: UNY.
Akros Abidin. (1999). Bolabasket Kembar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bompa T.O. (1999). Theory and Metodology of Training (Terjemahan). Bandung: Universitas Padjajaran.
Danny Kosasih. (2008). Fundamental basketball Firs Step to Win. Semarang: CV. Elwas offset.
Dedy Sumiyarsono. (2002). Teori dan Metodologi Melatih Fisik Bolabasket. Yogyakarta: FIK UNY.
Djoko Pekik Irianto. (2002). Diktat: Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY.
Lieberman, Nancy. (1997). Panduan Lengkap Bola Basket untuk Wanita. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moh.Uzer Usman. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad Ibrahim. (2008). Kemampuan Menggiring Bola antara Pemain Posisi Perimeter dan Post dalam Permainan Bolabasket Tingkat SMA Putra di Sleman. Skripsi: UNY.
Nuril Ahmadi. (2007). Permainan Bolabasket. Surakarta: ERA INTERMEDIA.
PERBASI. (2006). Bola Basket untuk Semua. Jakarta: JMR.
Safrit, Margaret J. (1986). Introduction to Measurement in Physical Education and Exercise Science. St. Louis Missouri: Times Mirror/Mosby College Publishing.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
_______. (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
47
Tri Ani Hastuti. (2008). Konstribusi Ekstrakurikuler Bolabasket Terhadap Pembibitan Atlet dan Peningkatan Kesegaran Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani (Nomor 1 tahun 2008). Hlm. 63.
Wissel, Hal. (1996). Basketball steps to success (Bagus Pribadi. Terjemahan). USA: Human Kinetics Publisher. Inc.