• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESENTASI PPM REG 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRESENTASI PPM REG 2011"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERINTISAN WIRAUSAHA BARU

MAKANAN KUDAPAN BERBASIS PANGAN LOKAL SEBAGAI UPAYA RECOVERY

PASCA ERUPSI MERAPI

Oleh : Sri Palupi, M.Pd.; Sutriyati Purwanti, M.Si dan Prihastuti E, M.Pd.

SEMINAR HASIL

(2)

ANALISIS SITUASI

1. Bencana Erupsi Merapi menyebabkan sebagian besar penduduk di wilayah Pakem, Turi, Cangkringan kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.

2. Mereka ada yang tinggal di shelter penampungan sementara, mereka mengalami kejenuhan dan ketidakpastian.

(3)

Tujuan PPM

a. Meningkatkan pengetahuan memilih bahan pangan lokal yang dapat diolah menjadi produk kudapan yang enak.

b. Meningkatkan ketrampilan mengolah kudapan dengan menggunakan bahan pangan lokal.

c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan menyajikan /mengemas kudapan agar lebih menarik.

d. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan cara menerapkan sanitasi dan higiene dalam pengolahan makanan.

(4)

Kerangka Pemecahan Masalah

 Menyelenggarakan pelatihan intensif dalam hal :

 Pengetahuan tentang konsep dasar, jenis maupun karakteristik bahan pangan lokal.

 Membuat berbagai jenis kudapan menggunakan bahan lokal (kacang telur, talam, bengawan solo, kroket ubi, bitterbalen tempe dan lain-lain)

 Cara penyajian dan pengemasan kudapan agar lebih menarik dan higiene sehingga disukai konsumen.  Penghitungan harga jual makanan kudapan yang

tepat

(5)

KHALAYAK SASARAN

 Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang warga/pengungsi di desa Wonokerto, Kecamatan Turi. Karakteristik yang diutamakan sebagai sasaran adalah kelompok usia produktif (Ibu balita, remaja putri/putra) yang berasal dari Dusun Pulesari, Kopen dan sekitarnya.

(6)

Penyampaian materi

teori

dengan metode

(7)

Metode demonstrasi

untuk menunjukkan

suatu proses kerja

sehingga dapat

memberikan kemudahan

bagi peserta pelatihan

memahami materi

(8)
(9)
(10)
(11)

Hasil pelatihan pembuatan

kudapan dengan

(12)
(13)

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

Faktor Pendukung

1) Adanya kerjasama yang baik antara tim pelaksana dengan perangkat dusun setempat

2) Partisipasi aktif peserta

3) Bahan baku dan peralatan yang tersedia dan mudah didapatkan

Faktor Penghambat

(14)

EVALUASI DAN HASIL KEGIATAN

1.

Evaluasi Pengetahuan

Alat ukur yang digunakan berupa tes lisan

(tanya jawab). Tes terdiri dari lima butir soal.

Indikator keberhasilan ditetapkan apabila

peserta tes dapat menjawab lebih dari 75%

pertanyaan yang disampaikan oleh tim

pengabdi. Hasilnya penguasaan materi kognitif

dikategorikan berhasil baik, peserta dapat

(15)

Evaluasi Praktik

Pembuatan Produk

Hasil

penilaian

dikelompokkan

dalam

tiga

katagori: baik, cukup baik dan kurang baik

(16)

Evaluasi penyajian/pengemasan produk

Hasilnya adalah sebanyak 15 orang (60%)

katagori baik, 7 orang (28%) katagori cukup

baik dan 3 orang (12%) katagori kurang baik.

Adapun rerata tingkat kemampuan peserta

pelatihan

dalam

menyajikan/mengemas

(17)

Evaluasi Minat Peserta untuk Berwirausaha

Pada akhir kegiatan pelatihan, peserta kita berikan

angket untuk mengetahui sejauh mana mereka

berminat untuk berwirausaha dengan bekal

pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki.

Hasilnya adalah:

(18)

SIMPULAN DAN SARAN

a.

Bertambah/meningkatnya pengetahuan peserta

dalam memilih bahan pangan lokal yang dapat

diolah menjadi produk makanan/kudapan yang

enak.

(19)

Lanjutan,

c. Bertambah/meningkatnya

pengetahuan

dan

ketrampilan

dalam

menyajikan

/mengemas

kudapan sehingga lebih menarik.

d. Bertambah/meningkatnya

pengetahuan

dan

ketrampilan dalam menerapkan sanitasi dan

higiene pada pengolahan makanan.

e. Bertambahnya

wawasan

dan

tumbuhnya

(20)

SARAN

1. Pendampingan setelah kegiatan pelatihan sehingga pengetahuan & ketrampilan yang sudah dimiliki benar-benar diimplementasikan.

2. Peserta pelatihan perlu mengembangkan

kudapan yang dibuat sehingga lebih bervariasi dan bisa tetap diterima konsumen (konsumen tidak bosan).

(21)
(22)

Referensi

Dokumen terkait

Penyiapan dan Daya Terima Makanan Kudapan Lokal; dalam Rangka Mendukung kogsam Makauan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) (Studi Kasus di Desa Sukaluyu, Kecamatan Ciomas

Hal ini dapat disimpulkan bahwa makanan cepat saji adalah makanan berbahaya, jika kita mengkonsumsi dalam waktu yang lama. Hal ini menyebabkan kanker, kegemukan, dan

jual. Selain itu, peserta juga diharap- kan memiliki motivasi unhrk men- sosialisasikan manfaat pangan lokal dan pengolahan Pangan local men- jadi aneka makanan ringan

Bahan hasil olahan pangan adalah bahan makanan yang sudah diolah menjadi makanan yang siap saji atau siap untuk dimakan , dalam menyediakan atau membuat olahan

Jagung pulut muda dapat diolah dalam berbagai macam makanan yang cukup digemari oleh masyarakat dalam upaya diversifikasi pangan untuk mendukung kemandirian pangan

Kotler (2005) menyatakan ketersediaan makanan disuatu tempat juga sangat mempengaruhi preferensi pangan, karena dalam memilih atau membeli makanan tertentu dalam hal ini

Tujuan Kegiatan: meningkatkan pengetahuan, pemamaham dan kemampuan peserta dalam mengedukasi pengolahan pangan fungsional berbasis pangan lokal tempe.Metode Kegiatan: Bentuk kegiatan

Kebiasaan makan yang tidak sehat dalam memilih jenis makanan juga dapat berdampak pada masalah status gizi seseorang.Makanan yang bergizi bukanlah suatu makanan yang mahal dan enak