Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar tabel iii
Daftar grafik iv
Daftar peta v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Manfaat 2
D. Ruang Lingkup 2
BAB II GAMBARAN UMUM 4
A. Geografi & Topografi 4
B. Demografi 5
BAB III PROGRAM KESEHATAN 8
A. Visi & Misi Pemerintah Daerah 8
B. Visi-Misi Dinas Kesehatan 8
C. Tujuan dan Sasaran 10
D. Kebijakan dan Strategi 12
BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN
20
A. Derajat Kesehatan 20
B. Perilaku Sehat 24
C. Pelayanan Kesehatan 26
D. Lingkungan Sehat 40
E. Sumber Daya 41
BAB V KESIMPULAN 43
Tabel 2.1 Disitribusi Penduduk Menurut Menurut Wilayah Di Kab. Kulon Progo Tahun 2010
7
Tabel 4.1 .
Urutan Penyebab Kematian bayi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2010
21
Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan menurut kualifikasi dan ratio penduduk di Kab. Kulon Progo tahun 2010
Grafik 2.1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2010
5
Grafik 2.2 Distribusi penduduk Menurut golongan Umur di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2010
6 Grafik 4.1
.
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kulonprogo tahun 2010
20
Grafik 4.2 Angka Kematian Ibu per 1000 KH di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2001 - 2010
22
Grafik 4.3 Presentase Status Gizi balita di Kabupaten Kulonprogo tahun 2001-2010
24 Grafik 4.4 Jumlah Kasus DBD berdasarkan bulan di
Kabupaten Kulonprogo tahun 2005-2010
33 Grafik 4.5 Kasus malaria di Kabupaten Kulonprogo tahun
2000-2010
34 Grafik 4.6 Kunjungan Pasien rumah sakit di Kab. Kulon
progo tahun 2010
Peta Kabupaten Kulon Progo 4 Peta Penyebaran Kasus Kematian Bayi Di Wilayah
Puskesmas Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010
21
Peta Penyebaran Kasus Kematian Ibu Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010
23
Peta Pencapaian Target Cakupan K4 Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010
28
Peta Status Desa Dbd Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009 Dan 2010
31
Peta Pencapaian Target Angka Bebas Jentik Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010
32
Peta Penyebaran Kasus Malaria Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010
35
Peta Status Desa Malaria Di Kab. Kulon Progo Tahun 2010 36 Kasus Malaria Di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2000-2010 28 Peta Kasus Malaria Dan Strata Desa Malaria Di Kab. Kulon
Progo Tahun 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
“Membangun Kulon Progo menuju masyarakat yang sehat”. Dinas Kesehatan
selaku SKPD Kesehatan di Kabupaten memposisikan diri sebagai Regulator,
penyedia pelayanan kesehatan yang bermutu, dan pemberdaya masyarakat
dalam bidang kesehatan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan
kesehatan mengacu pada indikator Indonesia Sehat 2010 dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana ditetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008: (1) Indikator Derajat
Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk Mortalitas, Morbiditas,
dan Status Gizi; (2) Indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku
Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3) Indikator-indikator
untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen
Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten
Kulon Progo, disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun
2009 ini. Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi
kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan lingkungan,
situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan.
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2009
ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen
kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan
yaitu “Menjadi institusi yang profesional dalam regulasi, penggerak dan
penyelenggara pelayanan kesehatan menuju masyarakat Kulon Progo yang
sehat, mandiri dan sejahtera” dan selanjutnya dapat digunakan untuk dasar
dan pencapaian Indonesia Sehat 2010
B. Tujuan
Progo dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen secara
berhasil guna dan berdaya guna
2. Khusus
a. Diperolehnya data / informasi pembangunan di lingkungan Kabupaten
Kulon Progo yang meliputi: data lingkungan fisik / biologi, perilaku
kesehatan masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi.
b. Diperolehnya data / informasi tentang upaya kesehatan di Kabupaten
Kulon Progo yang meliputi: cakupan kegiatan dan sumber daya
kesehatan.
c. Diperolehnya data / informasi status kesehatan masyarakat di
Kabupaten Kulon Progo yang meliputi: angka kematian, angka
kesakitan dan keadaan gizi masyarakat.
d. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan
oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di
Puskesmas, Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya.
C. Manfaat
Dengan disusunnya profil kesehatan kabupaten Kulon Progo
diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan dan
unit-unit lain yang memerlukan. Penggunaan terutama dalam rangka tinjauan /
revisi tahunan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo dan
sebagai alat evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan, untuk
menyusun rencana tahunan kesehatan tahun berikutnya.
Manfaat lain adalah memberikan umpan balik / gambaran kegiatan
yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas, RSUD dan RS Swasta yang ada di
Kabupaten Kulon Progo.
D. Ruang Lingkup
1. Jenis Data/Informasi
Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten
Kulon Progo adalah:
b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan
dan data status gizi.
c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat,
meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum,
dan data perilaku hidup sehat.
d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfaatan Rumah
Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan
anak, data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan
Gakin, data penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan
lainnya.
e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan,
data tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta
data pembiayaan kesehatan.
f. Data lainnya.
2. Sumber Data
Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
diperoleh dari:
a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung.
b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten
Kulon Progo
c. Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan
termasuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan.
d. Dokumen Kantor Statistik, Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan
Keluarga Berencana, Bappeda, Dinas Pendidikan, dan Kantor
Pengolahan Data Elektronik, Kepolisian Resort Kulon Progo dan
instansi terkait lainnya.
e. Dokumen Hasil Survei Kabupaten/Kota, Survei Provinsi atau Survei
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Geografi Dan Topografi
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari empat kabupaten
yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang beribukota Wates
dan terletak 30 km sebelah barat kota Yogyakarta dengan luas 586,28 km2. Wilayah Kabupaten Kulon Progo sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Magelang, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul
dan Kabupaten Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra
Indonesia, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo.
Secara administratif Kabupaten Kulon Progo terbagi menjadi 12
kecamatan dan 88 Desa, 930 dusun. Adapun peta wilayah kerja 21
puskesmas di Kulon progo seperti gambar di bawah ini :
Secara umum kondisi Kabupaten Kulon Progo wilayahnya adalah
daerah datar, meskipun dikelilingi pegunungan yang sebagian besar terletak
pada wilayah utara. Luas wilayahnya 17,58% berada pada ketinggian < 7 m
diatas permukaan laut, 15,20% pada ketinggian 8 – 25 m diatas permukaan
laut, 22,85% berada pada ketinggian 26 – 100 m diatas permukaan laut,
33,00% berada pada ketinggian 101 – 500 m diatas permukaan laut dan
11,37% berada pada ketinggian > 500 m diatas permukaan laut. Kab. Magelang
Kab. Purw orejo Kab. Sleman
Kab. Bantul
Secara garis besar wilayahnya di bagi tiga bagian yaitu :
Bagian Utara
Merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500 – 1000 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Samigaluh dan Kalibawang
Bagian Tengah
Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 500 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Nanggulan, Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah
Bagian Selatan
Merupakan dataran rendah dengan ketinggian sampai dengan 100 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Temon, wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah.
Dengan topografi seperti tersebut diatas menempatkan beberapa wilayah
Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah rawan bencana baik bencana banjir,
tanah longsor, kekeringan maupun gempa bumi. Akibat dari bencana itupun
akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan baik kualitas manusia
maupun lingkungannya.
B. Demografi
1. Distribusi Penduduk
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan & Catatan Sipil
Kabupaten Kulon Progo, Registrasi penduduk pertengahan tahun 2010,
sebanyak 486.151 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak
239.967 jiwa (49,15% ) dan perempuan sebanyak 247.184 jiwa (50,85%
). Sex ratio laki-laki : perempuan adalah 97. sedangkan jumlah rumah
tangga sebanyak 138.480 KK. Rata-rata penghuni Rumah tanggga
sebanyak 4 jiwa.
Sumber : Pengolahan data Registrasi Penduduk Pertengahan tahun 2010,
Grafik 2. 1
Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kulonprogo T ahun 2010
laki-laki 4 9 ,1 5 % perempuan
Distribusi penduduk menurut gol umur terlihat seperti grafik berikut :
Sumber : Pengolahan data Registrasi Penduduk Pertengahan tahun 2010, Dinas Dukcapil Kab. Kulon Progo
Gambaran grafik diatas menunjukkan struktur penduduk di
Kabupaten Kulon Progo tergolong produktif, artinya proporsi penduduk
usia 15-64 tahun mempunyai proporsi terbesar (69,07 %). Angka beban
ketergantungan yakni ratio antara jumlah penduduk usia produktif (15-64
tahun) dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 th dan > 65
tahun lebih) adalah 53,08 % yang berarti setiap 100 penduduk usia
produktif menanggung 53 penduduk usia tidak produktif. (Lihat lampiran
Tabel 2)
Grafik 2.2
Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Kabupaten Kulonprogo T ahun 2010
0
Penduduk 27.629 65.187 231.085 104.695 57.555 0- 4 5- 14. 15- 44. 45- 64. 65>
2. Kepadatan penduduk
Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Kulon Progo mencapai
832 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah anggota per keluarga 5 jiwa. Dilihat dari kepadatan penduduk per kecamatan masih terlihat adanya
ketimpangan. Kecamatan Wates yang mempunyai luas wilayah 32 km2 atau 5,64% dari luas Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 54.741 jiwa
atau 11,22 % dari total penduduk Kabupaten Kulon Progo sehingga
rata-rata kepadatan per kilometer persegi di Kecamatan Wates adalah 1.711
jiwa. Sedangkan di Kecamatan Samigaluh yang mempunyai luas wilayah
69,29 km2 atau 11,82% dari total luas Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 35.280 jiwa atau 6,51 % dari total penduduk Kabupaten
Kulon Progo, rata - rata kepadatan 600 jiwa /km2.
Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Kulon Progo mencapai 829
kepadatan penduduk per kecamatan terpadat adalah Kecamatan Wates
yang mempunyai luas wilayah 32 km2 atau 5,46% dari luas Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 54.324 jiwa atau 11,17 % dari total penduduk
Kabupaten Kulon Progo sehingga rata-rata kepadatan per kilometer
persegi di Kecamatan Wates adalah 1.698 jiwa. Sedangkan di
Kecamatan Samigaluh yang mempunyai luas wilayah 69,29 km2 atau 11,82% dari total luas Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 32.215 jiwa
atau 6,63 % dari total penduduk Kabupaten Kulon Progo, rata - rata
kepadatan 465 jiwa /km2. Data lengkapnya seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Disitribusi Penduduk Menurut Menurut Wilayah Di Kab. Kulon Progo Tahun 2010
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH (km2)
JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN PENDUDUK
/km2
1 Temon 36,29 34.255 944
2 Wates 32,00 54.324 1.698
3 Panjatan 44,59 44.225 992
4 Galur 32,91 35.399 1.076
5 Lendah 35,59 41.716 1.172
6 Sentolo 52,65 52.844 1.004
7 Pengasih 61,67 54.725 887
8 Kokap 73,8 41.117 557
9 Girimulyo 54,91 27.305 497
10 Nanggulan 39,61 32.552 822
11 Kalibawang 52,97 35.474 670
12 Samigaluh 69,29 32.215 465
JUMLAH 586,28 486.151 829
BAB III
PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO
A. Visi Dan Misi Pemerintah Daerah 1. Visi - Misi Pemerintah Daerah
Visi :
“Membangun Kulon Progo Dalam Kebersamaan Menuju Penguatan
Ekonomi Lokal Berbasis Ekonomi Kerakyatan Demi Mewujudkan
Masyarakat Kulon Progo Yang Mandiri, Aman, Sejahtera, Dinamis
Berlandaskan Iman Dan Taqwa”
Misi :
1. Meningkatkan kapasitas dan keberpihakan kelembagaan pemerintah
kepada rakyat/masyarakat untuk mencapai tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance).
2. Meningkatkan profesionalisme dan jiwa enterpreneur aparatur.
3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan desa.
4. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
5. Mengembangkan perekonomian rakyat terutama agribisnis dan
pariwisata.
6. Memfasilitasi pengembangan dunia usaha dan investasi daerah.
7. Meningkatkan ketentraman, ketertiban, keimanan dan ketaqwaan.
8. Melestarikan budaya dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.
B. Visi - Misi Dinas Kesehatan, Tujuan, Strategi Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
1. Visi-Misi Visi
Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon
Progo tahun 2006- 2011 ditetapkan Visi Dinas kesehatan adalah:
”Menjadi institusi yang profesional dalam regulasi, penggerak dan
penyelenggara pelayanan kesehatan menuju masyarakat Kulon Progo
Misi
Dalam rangka mencapai Visi, maka Dinas Kesehatan mempunyai Misi
sebagai berikut:
a) Mengembangkan sistim manajemen kesehatan
b) Memantapkan fungsi regulasi bidang kesehatan
c) Meningkatkan upaya Pencegahan, penanggulangan penyakit dan
masalah kesehatan
d) Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan
terjangkau
e) Meningkatkan status gizi dan kesehatan keluarga
f) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat
g) Memberikan Jaminan Pembiayaan kesehatan Bagi Gakin dan
mendorong penyelenggaraan pembiayaan secara pra upaya
2. NILAI –NILAI
Nilai-nilai dari suatu organisasi sangat penting artinya terhadap
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai visinya. Strategi yang
dipilih harus sesuai dengan organisasi dan kebudayaan jika tujuan jangka
panjang akan dicapai. Pimpinan organisasi harus memperlihatkan
dengan kata dan perbuatan sehari-hari, komitmen mereka terhadap nilai
yang dipilih dan meyakinkan bahwa bagian dari perencanaan bukan
merupakan persoalan bentuk tetapi lebih kepada substansi. Nilai individu
dan nilai organisasi memiliki suatu dampak yang penting terhadap
bagaimana misi suatu organisasi dilaksanakan.
Nilai-nilai tersebut harus disepakati oleh seluruh lapisan dalam
organisasi baik pimpinan maupun bawahan sebagai nilai organisasi yang
mempengaruhi aktivitas organisasi dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan. Nilai-nilai yang perlu dikembangkan meliputi :
a. Komitmen
b. Kepentingan rakyat
c. Keadilan
f. Kreatif dan inofatif
g. Transparansi dan akuntabel
h. Bertindak cepat dan tepat
3. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi tingginya.
Sasaran Utama
Sasaran pokok Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon
progo, diuraikan menjadi pencapaian Indikator capaian kinerja jangka
menengah dan tahunan, yang meliputi:
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2007 2008 2009 2010 2011 1 Meningkatnya umur harapan
hidup
Tahun 74,1 74,2 74,3 74,4 74,5
2 Menurunnya angka kematian bayi
per 1.000
KH
17 17 16 15 13
3 Menurunnya angka kematian ibu
per 100.000
KH
104 103 102 101 100
4 Menurunnya Balita KEP Total % 13 12 12 10,5 10
5 Meningkatnya % penemuan penderita TBC Paru
% 63 64 65 66 67
6 Meningkatnya kesembuhan pengobatan penyakit TBC Paru
% 81 82 83 84 85
7 Menurunnya angka fatalitas kasus penyakit DBD
% 0 0 0 0 0
8 Menurunnya kasus malaria API ( Annual Parasit Incident )
%
TARGET CAPAIAN SPM DINAS KESEHATAN TAHUN 2010 DAN 2011 SPM
JENIS PELAYANAN
DASAR INDIKATOR
1. Cakupan Kunjungan Ibu hamil
K4
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
100% 100 %
3. Cak pertolongan persalinan oleh Nakes yang memiliki
kompetensi Kebidanan
99,01% 100,00%
4. Cakupan pelayanan Nifas 92,75% 95 % 5. Cakupan neonatal dengan
komplikasi Yang ditangani
83,21% 85 %
6. Cakupan kunjungan bayi 85,66% 88 %
7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
95 % 100 %
8. Cakupan pelayanan anak balita 68% 70 % 9. Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pd anak usia 6-24 bln Keluarga miskin
100% 100 %
10. Cakupan Balita gizi buruk mendapat Perawatan
100% 100 %
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100% 100 %
12. Cakupan peserta KB aktif 80% 85 %
13. Cakupan penemuan dan
penanganan Penderita penyakit :
a. Penemuan kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 th
100 % 100 %
14. Cakupan pelay kes dasar masyarakat Miskin : a. Cakupan pelayanan kes
rujukan pasien masyarakat miskin
b . Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kes (RS) di Kab /Kota
SPM JENIS PELAYANAN
DASAR INDIKATOR
Epidemiologi & Penanggulangan KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi<24 jam
100 % 100 %
IV. Promosi Kes & Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif 48% 60 %
4. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
a. KEBIJAKAN
Kebijakan dalam mencapai Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan di
Kabupaten Kulon Progo adalah dalam bentuk beberapa Program dan
kegiatan yang dikelompokkan dalam beberapa fungsi yag saling terkait
yang meliputi:
1. Peningkatan akses dan kualitas upaya pelayanan kesehatan , melalui
Pengembangan Sistim Jaminan Kesehatan dengan memprioritaskan
pelayanan masyarakat miskin dan daerah terpencil dan kelompok
rentan (wanita, bayi/anak-anak dan usila)
2. Perlindungan masyarakat terhadap penyebaran penyakit dan
penggunaan obat dan bahan berbahaya lainnya
3. Perningkatan stataus gizi masyarakat
4. Peningkatan kualitas manajemen kesehatan, yang meliputi
peningkatan kuaitas Sumber Daya Manusia, pembiayaan dan
pengembangan sistim informasi kesehatan
5. Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta, yaitu melalui pengembangan
desa siaga dan revitalisasai posyandu
6. Pemantapan Kerja sama lintas sektoral terkait dalam menciptakan
lingkungan sehat
b. STRATEGI
Upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka
dalam periode 2007-2011 pembangunan kesehatan dilaksanakan
1. Akselerasi supply side
a. Meningkatkan kualitas dan kuntitas fasilitas Pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan pendayagunaan tenaga kesehatan
c. Meningkatkan manajemen kesehatan
d. Menerapkan manajemen mutu pelayanan : ISO, Akreditasi, P4K
dan PMKK
e. Meningkatkan tata laksana rujukan (Perbup tentang pedoman
kerja perangkat Daerah bidang kesehatan)
f. Pengembangan sistim informasi kesehatan yang komprehensif
2. Akselerasi Demand side
a. Mengintegrasikan kegiatan pendidikan kesehatan kedalam
kegiatan pendidikan formal
b. Memanfaatkan kelompok potensial kesehatan reproduksi remaja
c. Menyebaran informasi diakan media KIE untuk seluruh lapisan
masyrakat
d. Mengurangi risiko terjadinya penyakit dan dampak bencana
e. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
dalam penanganan masalah kesehatan
3. Akselerasi Perubahan perilaku
a. Mempercepat tercapaianya Desa Siaga b. Revitalisasai pos yandu
c. Meningkatkan PHBS diberbagai tatanan d. Optimalisasi Kadarzi
e. Pendekatan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) sebagai bentuk kesiapan masyarakat
menghadapi kehamilan dan persalinan yang aman
4. Aksi kemitraan dan kerja sama lintas sektoral
a. Mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan
dengan dunia usaha
5. Aksi pembiayaan untuk akselerasi
a. Mendorong alokasi dana pemerintah untuk kegiatan penyediaan fasilitas kesehatan, Upaya Kesehatan Mayarakat (UKM) dan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
b. Mendorong pembiayaan secara pra upaya (Perda tentang kelembagaan, Perda sistem Jamkesda dan Perbup sistim
Jamkesda)
c. Intervensi anggaran untuk kegiatan yang cost efektif
d. Perlunya Penyusunan Peraturan Bupati tentang pengelolaan dana Jamkesmas, Jamkessos dan askes sosial
e. Pengembangan pengelolaan keuangan Puskesmas menuju pengelolaan BLUD
5. PROGRAM/KEGIATAN
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, yang meliputi Kegiatan : a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Indikator Kinerja : Cakupan Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum 5 % pada tahun 2007 menjadi 15 %
pada tahun 2011
b. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di pusk. dan jaringanya
Indikator Kinerja : 100 % penduduk miskin mendapat pelayanan kesehatan
c. Pelayanan Kesehatan Mata
Indikator Kinerja : Cakupan angka kebutaan : 1,47 % pada tahun 2007 menjadi 0,73 pada Ttahun 2011
d. Pengawasan Kesehatan Haji
Indikator Kinerja : terlaksananya pemberian Immunisasi meningitis pada seluruh jamaah haji (100 %) kabupaten Kulon
progo
e. Pelayanan Kesehatan Penunjang (Laborat)
f. Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan Penyakit.tidak
menular
Indikator Kinerja :
Pemantauan dan Sertifikasi Institusi Pelayanan kesehatan swasta
Indikator Kinerja : Terpantauanya semua (100%) saranan pelayanan kesehatan swasta ((RS/BP/Apotik dll.)
2. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak a. Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi
b. Pelayanan kesehatan anak prasekolah dan anak sekolah
c. Penilaian mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak
Indikator kinerja:
1. Cakupan.kunjungan ibu hamil K4 75 % pada tahun 2007 menjadi 95 % di tahun 2011
2. Cakupan .pertolongan persalinanoleh Nakes 100 %
3. Menurunnya angka Kematian ibu dari 100/1000 KH pada tahun 2006 menjadi 75/100.000 KH pada tahun 2011
4. Menurunnya angka Kematian bayi 14,32/1000KH pada tahun 2007 menjadi 13/100.000 KH pada tahun 2011
3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak balita Imunisasi bagi anak balita
Indikator kinerja : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) :100 %
4. Program Penaggulangan dan pemberantasan Penyakit Menular a. Pencegahan penularan penyakit Endemik/Endemik (malaria)
Indikator kinerja:
Desa HCI ( Hight Case Incidence ): ≤2
API ( Annual Parasit Incidence ): ≤ 1
b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan peny.menular DBD
c. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Zoonosis (Flu Burung)
Indikator kinerja : Cakupan Cluster pnemonia Kontak unggas 100%
d. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan peny.menular TB
Paru
Indikator kinerja:
Meningkatnya % penemuan penderita TBC Paru
e. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan peny.menular Diare
Indikator kinerja:
CFR diare pada waktu KLB (Kejadian Luar Biasa) :100%
f. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan peny.menular
HIV/AIDS
Indikator kinerja:
Cakupan klien yg mendapatkan penanganan HIV / AIDS: 100%.
Tersosialisasiunya pencegahan HIV –AID pada remaja
g. Peningkatan Surveilance Epidemiologi dan penanggulangan
wabah
Indikator kinerja : KLB yang ditangani 100%
h. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan peny. Campak
i. Penanggulangan ISPA
Indikator kinerja cakupan balita dengan pneumonia yg ditangani.100 %
j. Penanggulangan Penyakit Cacingan
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat a. Pengawasan kualitas air
b. Pengawasan kualitas lingkungan
c. Pengendalian dampak pencemaran (Pengelolaan Limbah)
d. Jambanisasi
Indikator kinerja :
Cakupan pemilikan air bersih : 80 % pada tahun 2007 menjadi
90% pada tahun 2011;
Terbina dan terpantaunya 40 % TTU,TPM dan Industri RT pada
tahun 2007 menjadi 75 % pada tahun 2011;
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin pada balita bumil dan
bufas
b. Penanggulangan kekurangan enrgi protein(KEP) Anemia Gizi
Besi, Gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A
dan kekurangan zat gizi mikro lainya
c. Monitoring, evaluasi dan pelaporan status gizi
Indikator kinerja :
Cakupan keluarga sadar gizi 69 % pada tahun 2007 menjadi 80 %
pada tahun 2011
Menurunnya balita bawah garis merah (BGM/D) 2,21 pada tahun
2007 menjadi 1 pada tahun 2011
7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan lansia Pelayanan kesehatan usila
Indikator kinerja :
Terbentuknya Puskesmas santun usila : 75 % pada tahun 2011
Pelayanan kesehatan kepada Usila : 100 %
8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
a. Pengadaan obat dan perbekalan Kesehatan
b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pengelolaan obat
Indikator kinerja :
Tersedianya obat dan perbekalan kesehatanyang cukup di 21
Puskesmas dan jaringannya
9. Program Pengawasan Obat dan Makanan
a. Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat dibidang obat
dan makanan
b. Bintek peredaran OMKABA
Indikator kinerja : Terpantauanya peredaran obat, makanan dan penggunaan bahan berbahaya lainnya yang ada di kabupaten
11. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Sertifikasi industri makanan rumah tangga
Indikator kinerja: Meningkatnya Jumlah Industri makanan rumah tangga yang mempunyai sertifikasi dari 35 % pada tahun 2006
menjadi 65 % pada tahun 2011
12. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hisup sehat
b. Pemberdayaan generasi muda
c. Pemberdayaan UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat)
d. Pembinaan sekolah sehat
e. Penyebarluasan Informasi Kesehatan
f. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
g. Pengembangan desa siaga
Indikator kinerja :
Terbentuknya Desa Siaga aktif 100 % pada akhir 2011 Terbentuknya sekolah sehat 75 % pada tahun 2011
Tercapainya Rumah tangga sehat 75 % pada akhir tahun 2011
Terbentuknya pos yandu Purnama 40 pada tahun 2010
13. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin a. Pemantapan komitmen pelayanan Kesehatan Gakin
b. Penguatan jejaring program Yankes bagi Gakin
c. Pelayanan masyarakat miskin
Seluruh (100%) penduduk miskin di Kabupaten Kulon progo
mendapata pelayanan kesehatan
14. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pusk/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
a. Pengembanagan sarana prasarana kesehatan di Puskesmas dan
jaringaannya
Indikator kinerja
75 % Sarana prasarana kesehatan di puskesmas dan jaringannya
15. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
b. Penyelenggaraan penilaian jabatan fungsional tenaga kesehatan
c. Penilaian kinerja dokter dan paramedis
d. Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan
kesehatan.
e. Penilaian mutu pelayanan dan kinerja Puskesmas
f. Penyusunan draf rancangan peraturan perundangan dan
sosialisasi peraturan kesehatan
g. Pengembangan dan pelaksanaan sistim informasi puskesmas
BAB I V
PENCAPAI AN PROGRAM KESEHATAN
A. DERAJAT KESEHATAN
1. Angka kematian
a. Angka Kematian Bayi ( AKB)
Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2004 menunjukkan kecenderungan menurun,
sedangkan mulai tahun 2004 sampai tahun 2007 cenderung
mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebanyak 7,15 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2005 sebanyak 11,80 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2006 sebanyak 14,26 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 19,6 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2008 sebesar 12,8 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2009 sebesar 15,9 / 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2010 sebesar 9,8 / 1.000 kelahiran hidup, walaupun masih dibawah angka nasional.
I nformasi ini menunjukkan bahwa masa bayi merupakan masa yang
rawan terhadap kesehatan walapun angka ini belum menggambarkan
kejadian sebenarnya. (Lihat lampiran Tabel 7).
Sumber : Data terolah
Grafik 4.1
Dari hasil laporan audit tentang kematian bayi tahun 2010 diketahui
bahwa penyebab utama pada kematian bayi yang terjadi adalah
karena Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia serta kelainan bawaan
seperti pada table dibwah ini
Tabel 4.1 .
Urutan Penyebab Kematian bayi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2010
NO PENYEBAB Persen
1 BBLR 25,00%
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga
Adapun penyebaran kematian bayi dapat dilihat pada gambar
dibawah :
PETA PENYEBARAN KASUS KEMATI AN BAYI
b. Angka Kematian Anak Balita
Angka kematian anak balita menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruih terhadap
kesehatan anak balita seperti gizi, penyakit infeksi, dan kecelakaan.
Jumlah kematian anak balita tahun 2010 sesuai dengan hasil pelaporan
adalah 24 jiwa atau sekitar 4 kematian balita per 1.000 balita. (Lihat
lampiran Tabel 7)
c. Angka Kematian I bu Maternal ( AKI )
Angka kematian ibu sejak tahun 2005 sampai 2007 terlihat tetap pada
kisaran 100/ 100.000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2008 mengalami
penurunan yaitu 72,23/ 100.000 kelahiran hidup, Untuk kasus kematian
ibu pada tahun 2001 sebanyak 7 orang ( 109,56/ 100.000 KH), tahun
2002 sebanyak 11 orang (206,0/ 100.000 KH), tahun 2003 sebanyak 12
orang (227,1/ 100.000 KH), tahun 2004 sebanyak 4 orang (76/ 100.000
KH), tahun 2005 sebanyak 5 orang, tahun 2006 sebanyak 6 orang, tahun
2007 sebanyak 6 orang, tahun 2008 sebanyak 4 orang, tahun 2009
sebanyak 10 orang (167,34/ 100.000 KH) dan tahun 2010 sebanyak 4
orang (69,97/ 100.000 KH). (Lihat Lampiran Tabel 7)
Grafik 4.2
ANGKA KEMATI AN I BU (AKI ) KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2001 - 2010
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Berdasarkan gambar diatas dari 4 kematian ibu terdapat di wilayah
puskesmas Nanggulan, Sentolo I , Panjatan 2 dan Pengasih 2
PETA PENYEBARAN KASUS KEMATI AN I BU
DI WI LAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2010
KEM A TIAN IB U
Dari hasil penimbangan di posyandu diperoleh hasil balita yang
ditimbang sebanyak 80,5% , balita yang naik berat badannya
sebanyak 61,19% dan jumlah anak balita bawah garis merah (BGM)
sebanyak 3,0% . Kecamatan bebas rawan gizi adalah kecamatan
dengan angka KEP (Kurang Energi Protein) total Balita dibawah
11,34% .(Lihat lampiran Tabel 44).
Kecamatan bebas rawan gizi adalah kecamatan dengan angka KEP
(Kurang Energi Protein) total Balita dibawah 15% . Tahun 2010 semua
kecamatan bebas rawan gizi.
Hasil pemantauan status gizi (PSG) tahun 2010 jumlah balita yang
diukur sebanyak 22.838 orang. Adapun hasilnya adalah sebagian
besar balita yang diukur status gizinya mempunyai status gizi baik
Grafik 4.3
Persent ase St at us Gizi balit a di kabupat en Kulonprogo Tahun 2001- 2010 Gizi kurang 20,02 18,74 13,35 13,65 11,61 11,68 10,94 10,61 10,21 10,46 Gizi baik 78,68 79,24 84,59 84,09 86,27 85,96 87,03 87,43 87,8 87,58 Gizi lebih 0,38 0,61 0,98 0,97 0,95 1,12 0,36 0,48 1,03 1,09
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 4.3
Persent ase St at us Gizi balit a di kabupat en Kulonprogo Tahun 2001- 2010 Gizi kurang 20,02 18,74 13,35 13,65 11,61 11,68 10,94 10,61 10,21 10,46 Gizi baik 78,68 79,24 84,59 84,09 86,27 85,96 87,03 87,43 87,8 87,58 Gizi lebih 0,38 0,61 0,98 0,97 0,95 1,12 0,36 0,48 1,03 1,09
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa sejak tahun 2007 ada
kecenderungan masalah satus gizi ganda yaitu kecenderungan penurunan
di gizi buruk tetapi peningkatan di status gizi lebih.
b. Bayi dengan Berat badan Lahir Rendah ( BBLR < 2500 gram) Bayi dengan BBLR di Kabupaten Kulon Progo tahun 2010 sebanyak
2579 bayi dari 5.717 kelahiran atau sebesar 4,53% . (Lihat lampiran
Tabel 15).
4. Usia Harapan Hidup
Berdasarkan Sensus Penduduk 2000 usia harapan hidup (UHH) di
Kabupaten Kulon progo adalah 70,83 tahun. Untuk UHH perempuan adalah
72,73 tahun sedangkan untuk laki-laki adalah 68,80 tahun
B. PERILAKU SEHAT
Komponen perilaku dan lingkungan sehat merupakan garapan utama
promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah proses memandirikan
masyarakat agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi
1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS)
Hasil Review PHBS tatanan rumah tangga tahun 2010 diperoleh
hasil 62,3% yang telah melaksanakan PHBS dari 16.335 rumah tangga
yang dipantau. (Lihat Lampiran Tabel 61)
2. Pembiayaan Kesehatan masyarakat
Diakui bahwa untuk melakukan perawatan kesehatan atau
pengobatan diperlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu perilaku
untuk menjaga kesehatan, masyarakat melalui kegiatan baik secara
perorangan maupun kolektif telah melakukan penggalangan dana melalui
JPKM maupun jaminan pembiayaan yang lain. Berdasarkan data tahun
2010, penduduk Kabupaten Kulon Progo yang mempunyai jaminan
pemeliharaan kesehatan sebanyak 57,29% yang terdiri dari 9,83%
peserta Asuransi Kesehatan Sosial (PT Askes), 0,7% peserta Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), 29,2% adalah peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), 12,39% peserta Jaminan Kesehatan
Sosial (Jamkesos) Propinsi DI Y, 5,14% peserta Jaminan Kesehatan
Daerah (Jamkesda) Kabupaten Kulon Progo dan 0,1% peserta asuranssi
lainnya (ASABRI , Asuransi Komersial) . (Lihat lampiran Tabel 55)
3. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM)
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar, wujud
nyata bentuk keperansertaan masyarakat antara lain muncul dan
berkembangnya upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
salah satunya adalah Posyandu.
Tahun 2010 jumlah posyandu seluruhnya sebanyak 960 posyandu.
Adapun jumlah posyandu yang telah mencapai strata Posyandu Purnama
sebanyak 315 (32,81% ) dan posyandu mandiri sebanyak 355 (36,98% ).
B. C. PELAYANAN KESEHATAN 1. Sarana Kesehatan
a. Rumah Sakit
Rumah sakit yang ada di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 7
buah yaitu 1 rumah sakit umum pemerintah (RSUD Wates) dan 5
Rumah Sakit Umum swasta (RSU Kharisma Paramedika, RSU Boro,
RSU PKU Muhammadiyah Nanggulan, RSU PKU Muhammadiyah Wates
dan Rizki Amalia Temon,) serta 1 Rumah sakit Khusus (Rizki Amalia
Lendah) (Lihat lampiran Tabel 70).
b. Puskesmas
Tahun 2010 jumlah Puskesmas sebanyak 21 Puskesmas yang
terdiri 5 Puskesmas dengan tempat tidur yaitu Puskesmas Sentolo I ,
Temon I , Galur I I , Samigaluh I I dan Girimulyo I I dan 2 puskesmas
dilengkapi dengan rumah bersalin yaitu Puskesmas Lendah I dan
Panjatan. Jumlah Puskesmas Pembantu yang ada sebanyak 63 buah
yang tersebar di seluruh Kabupaten Kulon Progo. Jumlah tempat tidur
sebanyak 101 buah (Lihat lampiran Tabel 70).
c. Tenaga kesehatan praktek sw asta 1) Dokter umum praktek sw asta
Jumlah dokter umum yang berpraktek dan telah berijin
berjumlah 104 orang. Sedangkan rasio tenaga dokter umum terhadap
penduduk adalah 1 dokter : 4.675 penduduk.
2) Dokter spesialis praktek sw asta
Jumlah dokter spesialis yang berpraktek dan telah berijin
berjumlah 25 orang. Sedangkan rasio tenaga dokter umum
terhadap penduduk adalah 1 dokter spesialis : 19.446 penduduk.
3) Dokter gigi praktek sw asta
Jumlah dokter gigi yang berpraktek dan telah berijin
berjumlah 16 orang. Sedangkan rasio tenaga dokter gigi terhadap
4) Bidan praktek sw asta
Jumlah bidan yang berpraktek dan telah berijin berjumlah
97 orang. Sedangkan rasio tenaga bidan terhadap penduduk
adalah 1 dokter : 5.012 penduduk.
5) Fisioterapi praktek sw asta
Jumlah tenaga fisioterapi yang berpraktek dan berijin
berjumlah 2 orang. Sedangkan rasio tenaga fisioterapi terhadap
penduduk adalah 1 tenaga fisioterapi : 243.076 penduduk.
6) Peraw at praktek sw asta
Jumlah tenaga perawat yang telah berijin untuk praktek
perawat berjumlah 10 orang. Sedangkan rasio tenaga perawat
praktek terhadap penduduk adalah 1 tenaga perawat : 48.615
penduduk. d. Apotik
Jumlah apotik yang ada di kabupaten Kulon Progo sesuai data
tahun 2010 sebanyak 20 buah. Rasio apotik terhadap penduduk
sebesar 1 apotik : 24.308 penduduk. (Lihat Lampiran Tabel 70)
e. Balai Pengobatan ( BP) dan Rumah Bersalin ( RB)
Di Kabupaten Kulon Progo terdapat 8 Balai Pengobatan (BP)
dan 8 rumah bersalin (RB) yang terdiri 7 BP dan RB dengan lokasi
yang sama tetapi melayani Pengobatan dan persalinan. Rasio BP dan
RB terhadap penduduk sebesar 1 BP/ RB : 60.769 penduduk. (Lihat Lampiran Tabel 70)
f. Sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai kemampuan Laboratorium kesehatan dan memiliki 4 spesialis dasar
Di Kabupaten Kulon Progo terdapat 28 sarana yang
mempunyai kemampuan laboratorium kesehatan dasar yang terdiri
dari 7 rumah sakit dan 21 puskesmas. Sedangkan rumah sakit yang
2. Pelayanan Kesehatan dasar a. Kunjungan Puskesmas
Jumlah kunjungan di Puskesmas pada tahun 2010 sebanyak
582.428 orang yang terdiri dari 578.312 orang kunjungan rawat jalan
dan 4.116 orang kunjungan rawat inap. Adapun jumlah rata-rata
kunjungan per hari di Puskesmas pada tahun 2010 sebanyak 111
kunjungan/ Puskesmas/ hari (asumsi hari kerja 250 hari) (Lihat
Lampiran Tabel 58)
b. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan oleh tenaga professional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, dan tenaga
kesehatan). Untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan
standar pelayanan antenatal meliputi 5 T yaitu: timbang berat badan,
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian immunisasi TT,
ukur tinggi fundus uteri, dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet
selama masa kehamilan.
Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
sebanyak 99,4% . Cakupan K1 dan K4 dapat dipantau melalui
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk mengukur akses dan
pelayanan ibu hamil sesuai standar untuk melihat kualitas. Cakupan
K1 tahun 2010 sebesar 98,5 % , sedangkan cakupan K4 mencapai
90,0% . (Lihat lampiran Tabel 28).
CAKUPAN K4 DIB AW AH TARG ET DIATAS TARGET
PETA PENCAPAI AN TARGET CAKUPAN K4 DI WI LAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KULON PROGO
c. Cakupan Pemeriksaan Neonatal ( bayi kurang dari 1 bulan) Cakupan kunjungan Neonatal (KN) adalah persentase neonatal
(bayi kurang dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan
minimal dua kali dari tenaga kesehatan, satu kali pada umur 0 – 7
hari dan satu kali pada umur 8 – 28 hari, hal ini untuk melihat
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan
neonatal pada tahun 2010 di Kabupaten Kulon Progo untuk KN1
sebesar 98,4% . Sedangkan KN 3 (lengkap) sebesar 94,4% (Lihat
lampiran Tabel 36)
d. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi diberikan kepada sasaran rawan kesehatan
khususnya ibu hamil dan balita. Sedangkan program yang
dilaksanakan adalah Penangulangan kekurangan energi protein (KEP),
Pemberian Vitamin A, penanggulangan gangguan akibat kekurangan
iodium (GAKI ) dan penanggulangan anemia gizi besi.
Pelayanan gizi pada ibu hamil salah satunya adalah pemberian
tablet besi. Pemberian tablet besi pada ibu hamil dapat dibedakan
menjadi Fe1 yaitu yang mendapat 30 tablet atau 1 bungkus dan Fe3
yaitu yang mendapat 90 tablet atau 3 bungkus selama masa
kehamilan. Hasil cakupan Fe1 dan Fe3 sebesar 94,48 % dan 86,56% .
(Lihat lampiran Tabel 30)
Pelayanan gizi pada balita dengan pemberian Vitamin A yang
diberikan setiap bulan Februari dan Agustus. Adapun hasil cakupan
pemberian kapsul vitamin A bayi adalah sebesar 99.83% dan untuk
anak balita sebesar 99.82% . (Lihat lampiran Tabel 32)
Dalam rangka menanggulangi KEP diberikan pemberian
Makanan Pendamping Air Susu I bu (MP ASI ) dengan sasaran semua
bayi berumur 6 – 11 bulan. (Lihat lampiran Tabel 42)
Pemantauan terhadap pelaksanaan ASI Ekslusive diperoleh hasil
cakupannya sebesar 34,7% . (Lihat lampiran Tabel 41) Adapun kriteria
ASI ekslusive adalah bayi yang tidak diberi makan selain ASI sampai
e. Keluarga Berencana ( KB)
Jumlah peserta KB baru sebanyak 6.461 akseptor (9,7% )
dengan metode kontrasepsi yang terbanyak adalah suntik (51,8% ).
Sedangkan peserta KB Aktif sebanyak 50.234 akseptor (75,8% )
dengan metode kontrasepsi yang terbanyak adalah suntik (43,1% ).
Adapun metode kontrasepsi yang tidak dipilih adalah obat vagina
(Lihat lampiran Tabel 33,34,35)
f. I munisasi
Program imunisasi merupakan salah satu program prioritas dari
Depkes yang mempunyai nilai efektifitas yang tinggi dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi.
Jumlah bayi sebanyak 5.827 bayi. Cakupan imunisasi BCG
sebesar 96,2% , DPT+ HB1 (Combo) sebesar 97,2% , Polio 3 sebesar
96,3% , Campak mencapai 98,1% , DPT+ HB3 (Combo) sebesar
95,8% . Sedangkan angka DO Rate sebesar -1 % . (Lihat lampiran
Tabel 39, 40)
Tahun 2010 semua desa yang telah mencapai Universal Child
I munization (UCI ). (Lihat lampiran Tabel 38)
Sedangkan imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil yaitu TT1
samapai TT5 serta TT2+ cakupannya adalah TT1 sebesar 9,0 % dan
TT2 sebesar 10,6% , TT3 sebesar 15,0% , TT4 sebesar 11,3% , TT5
sebesar 5,4% dan TT2+ sebesar 42,4% (Lihat lampiran Tabel 29)
g. Pemberantasan penyakit 1) Penyakit Diare
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan
masih fluktuatif. Diare pada balita merupakan hal yang sangat
berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian. Adapun hasil
penemuan penderita diare pada balita adalah sebanyak 8.714
2) Demam Berdarah
Demam berdarah di Kabupaten Kulon Progo tahun 2010
terdapat kasus sebanyak 470 kasus dengan 3 kematian.
Puskesmas yang paling banyak kasusnya adalah di wilayah
puskesmas Nanggulan sebanyak 73 kasus (Lihat lampiran Tabel 23)
Sampai dengan tahun 2010 terdapat daerah endemis
sebanyak 37 desa, daerah sporadis sebanyak 59 desa, daerah
potensial/ bebas sebanyak 2. Ada penunuranan desa bebas yang
tahun sebelumnya terdapat 7 desa bebas.
Desa yang paling banyak kasusnya adalah Desa
Banjararum , Kalibawang dengan kasus sebanyak 30 kasus. (Lihat
lampran tambahan 1).
Stat us Desa bebas sporadis endemis
Stat us Desa bebas sporadis endemis St atus Desa
Bebas Sporadis Endem is
TAHUN 2010 Status Desa
Bebas Sporadis Endemis Status Desa
Bebas Sporadis Endemis
St atus Desa Bebas Sporadis Endem is
TAHUN 2009
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada
pergeseran wilayah kasus terbanyak. Sebelumnya yang tertinggi
adalah daerah Wates sekarang bergeser ke arah utara yaitu di
wilayah Nanggulan dan desa di wilayah Kalibawang
Dalam rangka menanggulangi kasus Demam Berdarah di
Kabupaten Kulon Progo telah dilaksanakan upaya antara lain
fogging resting dan PSN dengan melibatkan lintas sektoral.
Sedangkan angka bebas jentik yang diperoleh dari kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah sebesar 84,26% .
Hal ini masih dibawah target yaitu 95% . (Lihat lampiran 63) Hanya
satu puskesmas yang telah mencapai target yaitu puskesmas
Samigaluh I seperti terlihat pada peta di bawah ini :
PETA PENCAPAI AN TARGET ANGKA BEBAS JENTI K
DI WI LAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2010
0 20 40 60 80 100
bulan
k
a
s
u
s
2005 1 3 4 2 0 1 0 4 5 2 0 1
2006 24 17 2 10 7 7 1 1 0 0 2 0
2007 7 9 18 5 1 3 5 3 4 7 11 13
2008 13 13 21 19 17 24 2 0 3 10 22 13
2009 31 27 11 30 12 31 25 17 22 15 25 46
2010 52 56 77 57 50 37 20 19 27 11 31 35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
GRAFI K JUMLAH KASUS DBD BERDASARKAN BULAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2005 S.D 2010
3) HI V AI DS
Penyakit HI V AI DS merupakan penyakit yang sangat perlu
diwaspadai karena mempunyai fenomena gunung es. Yaitu kasus
yang ditemukan sedikit tetapi kenyataanya lebih banyak jumlah
yang menderita. Dari hasil survey yang dilakukan diperoleh hasil
positif HI V sebanyak 1 orang dan kasus AI DS 3 orang. (Lihat
lampiran Tabel 14)
4) Tuberkulosis
Penyakit TB Paru di kabupaten Kulon Progo masih menjadi
masalah kesehatan karena :
1) Menyerang pada semua kelompok
2) Prosentase kasus tertinggi pada kelompok umur produktif
3) Penemuan penderita TB dengan Basil Tahan Asam (BTA)
Tahun 2010 dari data puskesmas ditemukan 125 kasus
baru dan 11 kasus lama dengan prevelansei sebesar 27,97 per
100.000 penduduk. (Lihat lampiran Tabel 10)
Sedangkan pencapaian indikator program TB diperoleh
hasil case detection rate 42,6 % . Kesembuhan 67%
(berdasarkan 100 penderita yang diobati tahun 2009 sebanyak 67
orang sembuh)
5) AFP ( Acute Flacide Paralisis)
Penyakit AFP merupakan penyakit yang tidak mematikan tetapi
bisa menimbulkan kecacatan. Merupakan indikator adanya virus
folio liar. Pada tahun 2010 ditemukan 5 kasus AFP (Lihat lampiran
Tabel 9)
6) Malaria
Kasus malaria di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2000
sampai dengan 2008 mengalami penurunan sedangkan pada
tahun 2009 menunjukkan ada peningkatan jumlah kasus. Trend
jumlah kasus dari tahun 2000 sampai dengan 2010 seperti pada
grafik di bawah ini.
3
Tahun 2010 terdapat 12.038 sedian darah yang diambil
dengan 32 positif malaria. (Lihat lampiran Tabel 24)
Dari 32 sampel 1 penderita berasal dari Purworejo. Kasus
tertinggi di wilayah Puskesmas Samigaluh 1 (Desa Ngargosari),
dan Puskesmas Kokap I I (Desa Hargotirto) seperti terlihat pada
peta di bawah ini :
Kasus malaria tertinggi terjadi pada kelompok umur
produktif yaitu > 15 tahun, sedangkan terendah pada kelompok
umur 5- 9 tahun. Jenis parasit terbanyak ditemukan jenis vivax.
Tahun 2010 Annual Parasite I ncident (API ) sebesar
0,030/00. Sedangkan status desa malaria untuk desa HCI sudah tidak ada. Ada 1 desa HCI dan 13 desa LCI . desa lainnya (74
desa) bebas malaria.
Adapun penyebarannya dapat dilihat pada peta di bawah
h. Pelayanan kesehatan keluarga miskin
Pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin merupakan
kewajiban pemerintah. Oleh karena itu maka pemerintah telah
membuat kebijakan tentang pelayanan kesehatan keluarga miskin
yang pelaksanaannya dilakukan oleh PT ASKES (Jamkesmas) dan
Bapel Jaminan Kesehatan Sosial (Jamkesos) Propinsi D.I
Yogyakarta. Dan Jamkesda Kabupaten Kulon Progo Adapun
sasaran masyarakat miskin di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan
SK Bupati sebesar 221.128 jiwa. Sedangkan yang sudah tercakup
oleh Jamkesmas, Jamkesos dan Jamkesda sebanyak 222.893
jiwa. Sedangkan kunjungan rawat jalan masyarakat miskin ke
rumah sakit 14.337 jiwa (6,3% ). Sedangkan untuk kunjungan
rawat inap ke puskesmas sebanyak 1.748 jiwa (0.8% ) untuk
rawat inap ke rumah sakit 3.454 jiwa (1,5% ). (Lihat lampiran Tabel
55, 56, 57)
i. Pelayanan Kesehatan Kerja pada pekerja formal
Pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal merupakan
keharusan bagi unit usaha/ perusahaan yang memliki tenaga kerja.
Salah satunya dengan mengikuti asuransi. Hal ini berguna untuk
melindungi para pekerja dari kecelakaan kerja dan pekerja dapat
terjamin kesehatan dan keselamatannya selama bekerja maupun
setelah pulang dari kerja.
Adapun sasaran pekerja formal pada tahun 2010 yang
telah mengikuti Jamsostek sebanyak 3.371 orang sedangkan
peserta PT Askes yaitu Pegawai Negeri Sipil sebanyak 47.770
peserta. (Lihat lampiran Tabel 55)
2. Pelayanan Kesehatan Rujukan a. Kunjungan
Jumlah kunjungan rumah sakit baik rumah sakit umum
maupun rumah sakit khusus sebanyak 213.818 orang. Kunjungan
tertinggi berasal dari RSUD Wates sebanyak 106.997 orang,
sedangkan yang paling rendah dari RSU PKU muhammadiyah Wates
sebanyak 3.359 orang. Adapaun Kunjungan rawat jalan seluruhnya
sebanyak 189.932 orang. Kunjungan tertinggi berasal dari RSUD
Wates sebanyak 91.365 orang, sedangkan yang paling rendah dari
RSU PKU muhammadiyah Wates sebanyak 3.446 orang. Sedangkan
kunjungan rawat inap seluruhnya sebanyak 23.886 orang. Kunjungan
tertinggi berasal dari RSUD Wates sebanyak 15.692 orang, sedangkan
yang paling rendah dari RSU PKU muhammadiyah Wates sebanyak
GRAFI K KUNJUNGAN PASI EN RUMAH SAKI T DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2010
0 1 0 .0 0 0 2 0 .0 0 0 3 0 .0 0 0 4 0 .0 0 0 5 0 .0 0 0 6 0 .0 0 0 7 0 .0 0 0 8 0 .0 0 0 9 0 .0 0 0 1 0 0 .0 0 0
RSUD t es
Rizki A Lendah
Rizki A Temon
PKU Nanggulan
Kharisma RSU Boro PKU Wat es Wa
Rawat Jalan Rawat I nap
b. BOR ( bed operation rate = angka penggunaan tempat tidur) BOR salah satu indikator rawat inap rumah sakit yang
menunjukan seberapa banyak tempat tidur yang digunakan. Jumlah
pemanfaatan tempat tidur di RSUD Wates sebesar 70,5% dari 176
tempat tidur yang ada, RSU Boro sebesar 12% dari 50 tempat tidur
yang ada, RSU PKU Muh Nanggulan sebesar 33% dari 29 tempat
tidur yang ada, RSU Rizki Amalia Temon sebesar 21,5% dari 54
tempat tidur yang ada, RSU Kharisma Paramedika sebesar 38,1% dari
51 tempat tidur yang ada dan RSK Rizki Amalia Lendah sebesar 52%
dari 32 tempat tidur yang ada (Lihat lampiran Tabel 60)
Angka BOR yang rendah di rumah sakit menunjukan
kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
masyarakat.
ALOS salah satu indikator rawat inap rumah sakit yang
menunjukan seberapa berapa lama rata-rata hari rawat pasien. Lama
hari rawat di RSU Boro, RSUD Wates dan RSU Kharisma Paramedika
selama 4 hari, RSK Rizki Amalia Lendah dan RSU Rizki Amalia Temon
adalah selama 3 hari, RSU PKU Muh Nanggulan adalah selama 2 hari.
LOS ideal 3- 12 hari. (Lihat lampiran Tabel 60)
d. TOI ( Turn Over I nterval)
TOI untuk RSUD Wates selama 2 hari, RSU PKU Muh
Nanggulan dan RSU PKU Muh Wates selama 4 hari, RSU Kharisma
Paramedika selama 6 hari, dan RSU Rizki Amalia Temon selama 10
hari dan RSU Boro selama 32 hari serta RSK Rizki Amalia Lendah
selama 3 hari. (Lihat lampiran Tabel 60). TOI idealnya 1 – 3 hari, TOI
yang tinggi berarti kunjungan rawat inap oleh masyarakat masih
kurang.
e. GDR ( Gross Grade Rate)
GDR untuk melihat rate dari jumlah pasien yang meninggal
dibandingkan pasien yang keluar. GDR untuk RSUD Wates adalah
sebesar 43 permil, RSU Boro sebesar 20 permil; RSU Rizki Amalia
Temon sebesar 13 permil; RSU PKU Muh Nanggulan sebesar 9 permil;
RSU Kharisma Paramedika adalah sebesar 11 permil, RSK Rizki Amalia
Lendah adalah sebesar 9 permil. I dealnya kurang dari 45 permil (Lihat
lampiran Tabel 59)
f. NDR ( Netto Grade Rate)
NDR untuk melihat rate dari jumlah pasien yang meninggal
setelah dirawat lebih dari 1 hari dibandingkan pasien yang keluar.
NDR untuk RSU Boro sebesar 12 permil, RSUD Wates adalah sebesar
21 permil, RSU PKU Muh Nanggulan sebesar 3 permil; RSU Rizki
Amalia Temon sebesar 2 permil dan RSU Kharisma Paramedika adalah
sebesar 7 permil¸ RSK Rizki Amalia Lendah adalah sebesar 3 permil.
D. LI NGKUNGAN SEHAT 1. Penyediaan Air Bersih
Pada tahun 2010 dari 122.066 KK, yang diperiksa sebanyak
18,8% . Jenis sarana/ sumber air minum yang banyak digunakan adalah
sumur gali lubang (SGL) sebanyak 62,1% . (Lihat lampiran Tabel 64) 2. Rumah Sehat dan Sanitasi Dasar
Dari 20.171 rumah yang diperiksa sebanyak 61,3.% adalah rumah
sehat (Lihat lampiran Tabel 62)
Dari 23.417 KK yang diperiksa yang memiliki jamban sebanyak
88,1% dan yang sehat sebanyak 78,7% . Yang memiliki tempat sampah
sebanyak 92,1% dan yang sehat sebanyak 68,4% . Yang memiliki
pengolahan air limbah sebanyak 57,9 % dan yang sehat sebanyak
64,1% . (Lihat lampiran Tabel 66)
3. Pemantauan Tempat- Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Tempat-tempat umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) yang
ada di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2010 sebanyak 3.163 buah.
Dari TUPM yang ada sebanyak 35,78% diperiksa dan 65,23% nya
termasuk tempat-tempat umum sehat. (Lihat lampiran Tabel 67)
Hotel yang ada di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 3 buah
semuanya memenuhi syarat kesehatan. Jumlah pasar yang ada sebanyak
57 pasar. Dari jumlah tersebut yang diperiksa sebanyak 38 dan 47,37%
nya memenuhi syarat kesehatan. (Lihat lampiran Tabel 67)
Warung makan/ restoran yang diperiksa sebanyak 142 dan
73,24% nya memenuhi syarat kesehatan. (Lihat lampiran Tabel 67) 4. I nstitusi Dibina
Sarana kesehatan yang ada sebanyak 174 buah dan yang dibina
sebanyak 76,4% . Sarana pendidikan 673 buah dan yang dibina sebanyak
52,2% . Sarana ibadah yang ada sebanyak 1.817 buah dan yang dibina
sebanyak 45,7% . Sarana perkantoran yang ada sebanyak 199 buah dan
E. Sumber Daya
1. Tenaga Kesehatan
I nformasi ketenagaan diperlukan bagi perencanaan kebutuhan
tenaga serta pengelolaan kepegawaian. Kesulitan memperoleh data
ketenagaan kesehatan yang valid antara lain karena sifat data
ketenagaan yang setiap waktu mengalami perubahan-perubahan. Jumlah
tenaga kesehatan di Kabupaten Kulon Progo tahun 2010 sebanyak
1.285 orang yang tersebar disarana kesehatan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta. Distribusi ketenagaan berdasarkan sarana
pelayanan kesehatan sebagai berikut :
1. Dinas kesehatan = 56 orang
2. Puskesmas = 576 orang
3. Rumah Sakit/ BP/ RB = 597 orang
4. Apotek/ laboratorium/ optik = 56 orang
Sedangkan jumlah tenaga kesehatan menurut kualifikasinya
serta rasio terhadap penduduk adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 . Jumlah Tenaga kesehatan menurut kualifikasi dan ratio penduduk Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2010
KUALI FI KASI JUMLAH RASI O THD
100.000 PENDUDUK
Dokter spesialis 50 10,3
Dokter umum 114 23,4
Dokter gigi 29 6,0
Apoteker 39 16,32
Kesehatan masyarakat 44 18,4
Perawat 474 97,8
Bidan 230 47,3
Gizi 47 20,92
Sanitasi 39 16,3
Teknisi medis 98 20,1
Untuk mengetahui lebih jelas tentang ketenagaan kesehatan di
Kabupaten Kulon Progo dapat di lihat pada lampiran Tabel 75 s.d Tabel
78.
2. Anggaran
Pelaksanaan pembangunan kesehatan diwujudkan dengan
adanya program-program atau proyeksi sektor kesehatan dan program
bantuan pembangunan kesehatan. Jumlah anggaran kesehatan dari
semua anggaran sebesar Rp 50.854.142.849,-. Adapun prosentase APBD
kesehatan terhadap total APBD kabupaten sebesar 5,67% . Angka ini
masih kurang dari standar yaitu sebesar 15 % . Sedangkan anggaran
BAB V KESI MPULAN
Keberhasilan dan kekurangberhasilan pembangunan kesehatan
mempunyai posisi sebagai kontributor sebanding bidang-bidang lain. Sedangkan
untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh jajaran
kesehatan lebih banyak tercermin dari beberapa indikator sensitif tiap-tiap
program dan kegiatan. Dalam pencapaiannya tidak ditentukan oleh urusan
kesehatan semata, misalnya proporsi persalinan oleh tenaga kesehatan yang
juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan budaya, menyangkut perilaku
dan pemberdayaan.
Beberapa hal yang perlu disampaikan bahwa dalam mengatasi masalah
kesehatan tidak hanya ditentukan oleh sektor kesehatan semata. Berdasar teori
Bloom, derajat kesehatan tidak hanya dipengaruhi oleh mutu pelayanan
kesehatan, namun juga faktor perilaku, lingkungan, dan faktor
keturunan/ kependudukan. Beberapa determinan itu sendiri juga dipengaruhi
oleh banyak faktor. Upaya pencarian dan pemanfaatan fasilitas kesehatan juga
sangat dipengaruh keadaan lingkungan dan perilaku. Perilaku juga dipengaruhi
oleh keadaan sosial, lingkungan fisik, ekonomi sosial dan budaya setempat.
Beberapa masalah kesehatan yang masih membebani Kabupaten
Kulonprogo antara lain:
1. Kematian bayi dan kematian ibu yang mempunyai trend menurun
2. Penyakit menular DBD meningkat dan terdapat kasus kematian.
3. Penyakit Malaria, tahun ini mengalami penurunan tetapi mengingat penyakit
ini pernah menjadi KLB di Kab. Kulon Progo, maka kewaspadaan harus
dipertahankan.
4. Kunjungan penyakit tidak menular cukup tinggi
5. Terjadinnya masalah gizi ganda yatu meningkatnya kasus gizi lebih dan masih
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 586 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 88 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 238.967 247.184 486.151 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,5 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
829 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 53,1 Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 96,7 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 12,8 15,0 35,1 % Tabel 4
9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan
tertinggi SMP+ 47,3 47,2 47,3 % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 0 0 5.717 Bayi Tabel 6
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 0,0 0,0 2,96 per 1.000 KH Tabel 6
12 Jumlah Bayi Mati - - 56 Bayi Tabel 7
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0,0 0,0 9,80 per 1.000 KH Tabel 7
14 Jumlah Balita Mati 0 0 80 Balita Tabel 7
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0,0 0,0 13,99 per 1.000 KH Tabel 7
16 Jumlah Kematian Ibu 4 Ibu Tabel 8
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 70,0 per 100.000 KH Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan
18 AFP Rate (non polio) < 15 th 5,39 per 100.000 pend <15thn Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru 14 17 25,71 per 100.000 penduduk Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru 15 20 27,97 per 100.000 penduduk Tabel 10
21 Angka kematian akibat TB Paru 1 0 0,62 per 100.000 penduduk Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) 0,00 0,00 26,16 % Tabel 11
23 Success Rate TB Paru 0,00 0,00 83,58 % Tabel 12
24 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 0 0 4,06 % Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV 0 0 1 Kasus Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 3 Kasus Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 0 Kasus Tabel 14
28 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 14
29 Donor darah diskrining positif HIV 0,11 0,00 0,11 % Tabel 15
30 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 42,37 % Tabel 16
31 Jumlah Kasus Baru Kusta(Pausi Basiler) 0 0 - Kasus Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta(Multi Basiler) 0 0 1 Kasus Tabel 17
33 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0 0 0,21 per 100.000 penduduk Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 0,00 0,00 % Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 0,00 0,00 % Tabel 18
36 Angka Prevalensi Kusta 0,00 0,00 0,00 per 10.000 Penduduk Tabel 19
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 20
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 - 100,00 % Tabel 20
39 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 21
40 Case Fatality Rate Difteri 0,00 % Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0,00 % Tabel 21
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 21
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0,00 % Tabel 21
46 Jumlah Kasus Campak 2 2 4 Kasus Tabel 22
47 Case Fatality Rate Campak 0,00 % Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 1 Kasus Tabel 22
50 Incidence Rate DBD 0,00 0,00 96,68 per 100.000 penduduk Tabel 23
51 Case Fatality Rate DBD 0,00 0,00 0,64 % Tabel 23
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence 0,00 0,02 0,07 per 1.000 penduduk Tabel 24
53 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24
54 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 25
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No.